• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

8

Dalam kajian teori akan diuraikan tentang pembelajaran Examples non Examples yang berisi tentang Model pembelajaran Examples non Examples, pengertian Examples non Examples, dan sintaks Examples non Examples. Kaitan antara pembelajaran Examples non Examples dengan hasil belajar serta kelemahan dan kelebihan dari Examples non Examples. Selain Examples non Examples juga

akan diuraikan tentang hasil belajar, pentingnya penilaian hasil belajar, prinsip penilaian hasil belajar, pengukuran hasil belajar dan factor yang mempengaruhi hasil belajar dan yang terakhir akan diuraikan tentang Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1 Examples non Examples

Afrisanti Lusita (2010) mengemukakan bahwa Examples non Examplesadalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan.

Examples non Examples adalah salah satu teknik yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam Examples non Examples komponen utama adalah digunakannya media gambar dalam mendukung proses pengajaran. Model ini terdiri atas dua komponen yaitu Examples non Examples. Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non Examples merupakan contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga peserta didik dituntut untuk mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar.

Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajaribdiluar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui

(2)

Examples dan non Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklafikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Examples non Examples

Pengertian Model pembelajaran Examples non Examples adalah model

pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk dianalisis oleh siswa dan menghasilkan deskripsi singkat dari suatu materi pelajaran menekankan kemampuan siswa untuk menganalisis sebuah konsep dari contoh dan non contoh yaitu dari materi yang dibahas dan bukan contoh dari suatu materi yang akan dibahas.

(3)

2.1.1.2 Keuntungan Model Pembelajaran Examples non Examples

Menurut Buehl (Depdinas, 2007:219) mengemukakan keuntungan Model Examples non Examples, yaitu:

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (Penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman

dari Examples dan non Examples.

3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karateristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.

2.1.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples non Examples

a) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Examples non Examples dalam Afrisanti Lusita (20011:83) adalah:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP/In

Focus.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa yang untuk memperhatikan/menganalisa gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya. 6. Mulai dari dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

(4)

Kebaikan Model Examples non Examples adalah:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar

2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar 3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

Kekurangan Model Examples non Examples adalah:

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar 2. Memakan waktu yang lama

b) Langkah-langkah pembelajaran Examples non Examples dalam Agus

Suprijono (2011:125) adalah sebagai berikut:

1. persiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi

2. Sajikan gambar ditempel atau pakai OHP 3. Dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian 4. Diskusi kelompok mengenai gambar yang disajikan 5. Presentasi hasil kelompok

6. Bimbingan kesimpulan 7. Evaluasi

8. Refleksi

Berdasarkan langkah-langkah model Examples non Examples dalam pembelajaran yang dijelaskan oleh kedua ahli secara keseluruhan belum dikelompokan tentang kegiatan pada tahap persiapan, pada tahap pelaksanaan dimana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk tahap persiapan sudah jelas dari kedua pendapat bahwa pada tahap ini merupakan pemilihan alat peraga yang akan digunakan yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap pelaksanaan meliputi keterampilan siswa dalam menganalisa sebuah konsep dengan

(5)

Tahap persiapan, meliputi:

a. Memilih SK, KD dan Indikator sesuai dengan kurikulum yang digunakan

b. Menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi, menyiapkan instrument dalam format RPP

c. Mempersiapkan alat peraga sesuai materi pembelajaran

Tahap pelaksanaan, meliputi:

a. Kegiatan Awal

1. Guru memberi salam, berdoa, dan mengabsen siswa

2. Pengkondisian kelas dan memberikan apersepsi dan motivasi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

5. Guru membagikan gambar kepada masing-masing kelompok b. Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari

2. Guru memberikan gambar-gambar kepada kelompok untuk dianalisi 3. Guru meminta siswa berdiskusi

4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan membacakan hasil diskusi didepan kelas

5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan dari hasil kegiatan diskusi yang telah dilakukan

6. Mulai dari computer/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

c. Kegiatan Akhir

1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang

telah dilakukan

2. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran 3. Siswa mengerjakan evaluasi

(6)

2.1.2 Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu yang diadakan, diciptakan, dibuat, dan dijadikan dengan usaha pikiran. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan hasil tes atau angka yang diberikan oleh guru. Winkel (2004:34) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap atau tingkah laku anak melalui proses belajar. Suprijono (2009:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar siswa menurut Sudjana (2011:3) pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Horward Kingsley dalam Sudjana (2011:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009:5) hasil belajar dapat berupa: (a) Infomasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap ransangan spesifik. (b) Keterampilan Intelektual yakni kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. (c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

(7)

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2003:54) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua. Dua factor tersebut akan dijelaskan dengan penjelasan sebagai berikut:

a) Faktor-faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor intern ini terbagi menjadi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor Jasmaniah

Pertama adalah faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kedua adalah cacat tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.

2. Faktor Psikologis

Sekurangnya ada tujuh yang tergolong ke dalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktoritu adalah: (a) Intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep-konseop yang abstrak secara efektif, mengetahui

(8)

mengenang beberapa kegiatan. (d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. (e) Motif harus diperhatikan agar dapat belajar dengan baik harus memiliki motif atau dorongan untuk berfikir dan memusatkan perhatian saat belajar. (f) Kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan seseorang. (g) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

3. Faktor Kelelahan

Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat praktis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b) Faktor-faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, ralasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Sekolah harus menciptakan suasana yang kondusif bagi pelajaran, hubungan dan komunikasi perorang disekolah

(9)

3. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ini meliputi: (a) Kegiatan siswa dalam masyarakat yaitu misalnya siswa ikut dalam organisasi masyarakat, kegiatan-kegiatan social, keagamaan dan lain-lain, belajar akan terganggu, lebih-lebih jika jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. (b) Multi media misalnya: TV, Radio, Bioskop, Surat kabar, Buku-buku, Komik dan lain-lain. (c)

Teman bergaul, (d) Bentuk kehidupan masyarakat.

Dari uraian yang dikemukakan oleh Slameto, maka salah satu factor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari sekolah diantaranya adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas.

2.1.2.2 Pentingnya Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar penting dilakukan, karena penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2011:3) berfungsi sebagai: (a) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. (b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. (c) Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Sejalan dengan fungsi penelitian diatas maka tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk:

a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskrisian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya. b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran

(10)

c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.

d) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

2.1.2.3 Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang dimaksud menurut Sudjana (2011:8) antara lain adalah sebagai berikut:

a) Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. b) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses

pembelajaran. Artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

c) Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara seimbang.

d) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan

(11)

2.1.2.4 Pengukuran Hasil Belajar

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam menurut Sudjana (2011:5) yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Dalam penilaian ini penilaian yang dilakukan adalah penilaian formatif yaitu penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan

secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, dan lain-lain.

2.1.3 Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Samatowa (2010:1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences, yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi,mineralogy, meteorology, dan fisika sedangkan life sciences meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, dan seterusnya). Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural sciences, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sciences artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sciences dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang di ala mini.

(12)

harfiah dapat disebut sebagai Ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehinga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi eserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yng mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan pemgetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Sedangkan IPA menurut Fisher dalam Widyastyanto (2012:1) dalah salah satu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalamnya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

(13)

Menurut Depdiknas (2006:13) mata pelajaran IPA/SDMI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI menurut Depdiknas (2006:14) secara garis besar terinci menjadi empat kelompok yaitu:

1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

3. Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

(14)

2.1.3.1Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Markhrus, dkk (2008:5) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh kemampuan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang diajarkan dari kelas I sampai kelas VI. Mata pelajaran IPA bersifat pengetahuan, melalui pengamatan keterampilan mengenai berbagai jenis perangai lingkungan alam serta lingkungan buatan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang di dalam penggunaannya secara umum terlintas pada gejala-gejala alam.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanatkan bahwa mata

(15)

dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain IPA juga merupakan bekal dasar harus merupakan bekal dasar untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar merupakan fondasi bagi pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, proses awal ini harus benar-benar kuat.

2.1.3.2 Fungsi Pembelajaran IPA di SD

Fungsi pengajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut (Tn, 2001:3).

1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan

alam dan lingkungan buatan dalam kaitanya dengam pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan keterampilan proses.

3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi, dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

5) Mengembangkan keterampilan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum KTSP relative sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasib Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terinci lingkup materi yang terdapat

(16)

(3) Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta meliputi: Tanah, bumi, tata surya, benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksnaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2.1.3.3 Hasil Belajar IPA

Iskandar (2001:12) , Menarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPA berupa fakta-fakta, hokum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil belajar

IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, cara kerja memperoleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berpikir.

Beberapa pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat dari nilai rapot. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapakn.

1) Pembelajaran IPA

Suyitno (2004:2) Menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar, dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan social.

(17)

a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk

IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.

b. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan diantaranya adalah:

a) Mengamati

b) Mengukur

c) Menarik kesimpulan

d) Mengendalikan variabel

e) Membuat Grafik dan Tabel Data

f) Membuat Defini Operasional

g) Melakukan Eksperimen

c. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap

IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu:

a) Objektif terhadap fakta

b) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan

(18)

d) Berhati terbuka

e) Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat f) Ingin menyelidiki

Pembelajaran IPA dapat didefinisikan yaitu sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep

pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang bisa membuat anak merasa tertarik yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Examples non Examples dengan materi proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Salatiga.

2) Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan PERMEN No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

(19)

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Tujuan yang tertuang dalam PERMEN NO. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dirumuskan untuk mencapai kompetensi Lulusan yang memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Dapat melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

2) Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan

tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya dan interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya.

3) Memahami bagian-bagian tubuh manusia, hewan dan tumbuhan serta fungsinya dan perubahan pada mahluk hidup.

4) Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunannya, perubahan wujud benda dan kegunaannya.

5) Memahami berbagai bentuk energy, perubahan dan kemanfaatannya. 6) Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan

permukaan bumi dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Adi Kusuma, Sofyan, 2011; dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model Examples non Examplesterhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Blotongan 03 kecamatan Sidorejokota Salatiga semester II Tahun pelajaran 2010/2011”. Program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu

(20)

siswa kelas III SD Negeri Blotongan 03 dengan menggunakan Model Examples non Examples dengan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Negeri Blotongan dengan model ceramah, maka treatment yang diberikan dapat berpengaruh signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, penggunaan alat metode Examples non Examples pada dasarnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara berkah. Hal itu menunjukan adanya perubahan pada hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar siswa yang menyajikan materi pembelajaran guru

dengan menggunakan model Examples non Examples. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelum peneliti muncul suatu pertanyaan apakah penggunaan alat peraga pada pembelajaran itu menunjukan perubahan yang signifikan karena yang dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara bertahap (bersiklus) sampai benar-benar meningkat, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian eksperiment dan pengujian apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model Examples non Examples dalam penelitian ekperimen.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada proses belajar mengajar IPA di SDN Kutowinangun 05 pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional ( ceramah ) dimana guru hanya menyampaikan materi tanda adanya keterlibatan atau unjuk kerja siswa dari siswa kemudian memberikan soal kepada siswa. Pembelajaran seperti mengakibatkan siswa pasif, bosan, jenuh dan terlebih siswa jarang memperhatikan guru tetapi malah bercanda dengan teman sebangkunya, tidak dapat dipungkiri hasil belajar siswapun rendah dan belum mencapai KKM. Dalam upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar diperlukan model dengan

(21)

Examples siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok sehingga siswa lebih aktif, tidak merasa bosan serta lebih focus untuk mengikuti pembelajaran. Memiliki model pembelajaran Examples non Examples siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan siswa akan manangkap pembelajaran dengan lebih mudah. Jika model pembelajaran Examples non Examples ini diterapkan dan berhasil maka hasil belajar siswapun akan mengalami peningkatan.

Meskipun dengan menggunakan mosel pembelajaran Examples non Examples sudah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05 masih perlu adanya pemantapan yang harus dilakukan. Untuk memantapkannya yaitu dengan memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), alat peraga, serta melengkapi materi dan menyempurnakan proses pembelajaran dikelas untuk mendapatkan peningkatan yang lebih baik lagi.

2.4 Hipotesis Tindakan

Gambar

gambar tersebut dicatat pada kertas.
gambar. Langkah-langkah

Referensi

Dokumen terkait

Circuit Switching atau dalam bahasa Indonesia disebut sambungan sirkuit menurut wikipedia.com adalah jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit (atau kanal) yang dedicated di

If the REIT Subsidiary receives interest income with respect to a mortgage loan that is secured by both real property and other property and the highest principal amount of the

Musyarakah adalah akad kerjasama atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan

Jika nilai X 2 hitung > X 2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model. bebas dari masalah serial

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Dalam sistem koordinat Polar kedudukan sebuah titik P dapat dinyatakan sebagai kombinasi (r,  ) dimana r adalah jarak antara titik P terhadap titik acuan dan  adalah sudut

Penelitian pengembangan media pembelajaran ini menggunakan pendekatan kualitatif didukung dari data kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan atau sering

Media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) media permainan Gasik