• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peluang dan Tantangan Timor Leste Menjad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peluang dan Tantangan Timor Leste Menjad"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELUANG DAN TANTANGAN TIMOR LESTE

MENJADI ANGGOTA

ASSOCIATION OF SOUTHEAST

ASIAN NATIONS

(

ASEAN)

Dewa Gede Sudika Mangku1 Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

ABSTRAC

Timor Leste akan menjadi sejarah dunia jika bergabung menjadi anggota ASEAN selanjutnya. Peluang itu terbuka lebar sebab berada dalam suatu kawasan Asia

Tenggara karena dulunya Timor Leste mantan bagian dari Indonesia, dan Indonesia mendukung secara penuh bergabungnya Timor Leste ke dalam tubuh ASEAN sesuai dengan Pasal 6 Piagam ASEAN ini merupakan suatu peluang terbuka bagi mereka, tantangan yang akan dihadapinya adalah walaupun

Indonesia dan Kamboja memberikan dukungannya, akan tetapi jika salah satu negara anggota ASEAN absen dan tidak bersedia menerima Timor Leste untuk menjadi anggota baru di ASEAN tentu negara demokrasi termuda tersebut sangat sulit untuk mewujudkan mimpinya. Upaya dan usaha harus terus dilakukan oleh Timor Leste untuk menyakinkan hal tersebut bahwa mereka tidak akan membuat dan memperberat beban ASEAN kedepannya dan mampu berperan serta menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

1

(2)

2

1. Pendahuluan

Dalam pidato pembukaan Bali Democracy Forum III di Nusa Dua Bali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dalam waktu dekat Timor Leste dapat bergabung ke dalam ASEAN, mengingat pada tahun 2011 Indonesia menjadi pemimpin ASEAN. Tentu saja hal ini menjadi angin segar bagi Timor

Leste, karena momen inilah yang ditunggu-tunggu oleh mantan provinsi termuda Indonesia itu. Tentu hal ini tidaklah mudah bagi Timor Leste, mengingat sejak memisahkan diri dari Indonesia melalui referendum dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kemudian menjadi negara merdeka pada tahun 2002 tentu pengalaman dalam berorganisasi serta perekonomian yang jauh di bawah kesepuluh negara anggota ASEAN lainnya.

Tetapi bukan berarti Timor Leste tidak bisa menjadi anggota ASEAN berikutnya, sejak diberlakukannya ASEAN Charter di kawasan Asia Tenggara pada tanggal 15 Desember 2008 dalam Pasal 6 disebutkan penerimaan keanggotaan baru dalam tubuh ASEAN harus memenuhi kriteria seperti letak geografis suatu negara diakui berada di wilayah Asia Tenggara. Tentu saja kriteria ini modal dasar yang kuat dimiliki oleh Timor Leste yang dulunya merupakan bagian dari Indonesia. Tentu ada hal lebih penting lagi yang harus dipikirkan oleh negara demokrasi termuda tersebut, yaitu tanpa adanya pengakuan dari keseluruh anggota ASEAN kriteria pertama diatas tidak ada artinya. Dengan kembali terpilihnya Indonesia memimpin ASEAN yaitu pada tahun 1967 dan 2011, Timor

Leste dapat meminta bantuan Indonesia untuk menyakinkan kesembilan negara anggota ASEAN lainnya untuk menerima Timor Leste menjadi anggota yang kesebelas.

Ada yang menganggap bahwa menerima Timor Leste menjadi anggota

(3)

3 teguh pada prinsip tidak mencampuri urusan negara lain ASEAN tetap mengusahakan cara-cara damai dalam menghadapi konflik internal Myanmar. Demikian juga, jika tidak secepatnya menerima Timor Leste ke dalam keanggotaan ASEAN ditakutkan malah menjadi tugas yang berat dikemudian hari jika keanggotaan Timor Leste ditunda.

Namun, bagaimana pun juga bergabungnya Timor Leste ke dalam ASEAN akan membuat organisasi yang dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 tersebut akan menjadi tambah solid dan mampu memberikan sumbangan untuk menciptakan ketertiban, keamanan serta stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Perdana Menteri Xanana Gusmao menyatakan bahwa saat ini Timor Leste dalam keadaan stabil dengan keamanan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Dengan situasi itu, mendorong motivasi masyarakat Timor Leste untuk berpartisipasi lebih aktif lagi dalam forum kerja sama regional agar mendatangkan investasi lebih besar ke negaranya.2

Semangat Timor Leste untuk menjadi bagian dari ASEAN patut diacungi jempol, hal ini ditunjukkan sejak digulirkannya Bali Democracy Forum yang pertama tahun 2008 Timor Leste tidak pernah absen dari perhelatan tersebut. Sesungguhnya Indonesia memegang peran yang sangat penting dalam keanggotaan Timor Leste mendatang di ASEAN, kecuali Timor Leste tidak mampu mendekati Indonesia untuk meminta bantuannya membujuk kesembilan negara anggota lainnya menerima Timor Leste sebagai anggota penuh di ASEAN,

tentu hal ini bisa membawa citra positif di dunia internasional jika Indonesia mampu membantu Timor Leste. Maka dari itu, tidaklah mustahil pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan November 2011 menjadi sejarah baru bagi negara Timor Leste dan mampu

mengangkat pamor ASEAN di dunia internasional.

Seperti apa yang pernah diutarakan oleh Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri, Tengku Faizasyah, Indonesia akan membantu Timor Leste menjadi anggota ASEAN,"Indonesia mendukung secara penuh keanggotaan

(4)

4 Timor Leste ke dalam ASEAN dan akan menggunakan masa keketuaan Indonesia di ASEAN untuk mengarahkan agar Timor Leste dapat diterima sebagai anggota

ASEAN”. Sementara itu Presiden Republik Indonesia akan melakukan upaya

diplomasi dan berupaya memastikan bahwa tetangga Indonesia berusia muda itu bisa bergabung dalam ASEAN.3 Dalam hal ini akan dibahas tentang

bagaimanakah peluang dan tangan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN?

II. Pembahasan

2.1 Sejarah Lahirnya Timor Leste

Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas koloni portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi yang pernah menjadi bagian Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur dianeksasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. Wilayah provinsi ini meliputi bagian timur pulau Timor, pulau Kambing atau Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di Timor Barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur. Setelah merdeka, namanya berubah

menjadi Republik Demokratik Timor Leste (Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur. Negara ini adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di

Timor Barat. Timor Leste dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka.4

Secara geografis, Timor-Leste membentang dari 1230 25’ – 1270 19’ Bujur

Timur dan berada di 80 17’ – 100 22’ Lintang Selatan. Menempati hampir

3

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/, 2012, Home > Internasional > Global, Indonesia akan Bantu Timor Leste Masuk ASEAN, diakses pada tanggal 7 Agustus 2012.

4

(5)

5 separuh wilayah Timur Laut Pulau Timor. Berbatasan langsung dengan Indonesia dan Australia. Jumlah penduduk Timor-Leste hasil Sensus Penduduk 2010 mencapai hampir 1,1 juta jiwa. Republik Democratik Timor-Leste memiliki sistem pemerintahan parlementer dengan menganut unicameral legislature system. Kepala Negara dipimpin oleh seorang Presiden, sedangkan Perdana Menteri

memimpin Pemerintahan. Salah satu persyaratan menjadi pemilih adalah berusia 18 tahun ke atas.

Secara administratif, Timor-Leste terbagi dalam 13 distrik (setingkat kabupaten) meliputi Distrik Lautem, Baucau, Viqueque, Manatuto, Manufahi, Ainaro, Dili, Aileu, Ermera , Liquica, Bobonaro, Covalima dan Oecusse. Sebagian besar Timor-Leste merupakan wilayah pegunungan dimana hanya sedikit wilayah yang relatif mendatar, terutama di sepanjang pantai. Kondisi topografi ini menyebabkan sulitnya pengelolaan lahan secara optimal terutama untuk kepentingan pertanian dan akses transportasi antar wilayah. Padahal, lebih dari 90 persen rumah tangga dan desa di Timor Leste mengandalkan pertanian subsisten sebagai mata pencaharian utama. Kesulitan akses ke pasar menyebabkan perkembangan pembangunan di hampir seluruh distrik cenderung lambat, dimana aktifitas dan penduduk sebagian besar terkonsentrasi di Ibukota Dili.5

Sejarah Timor Leste dari tahun ke tahun :6

 Abad ke-16: Kedatangan kaum Portugis

 1902: Pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara

definitif

 1975: Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi

Anyelir

 1976: Bergabung dengan Indonesia, menjadi Provinsi Timor Timur

 1976 - 1980: Perang saudara; konon sekitar 100.000 - 250.000 orang

tewas

 1991: Insiden Santa Cruz

5

Sonny Harry B. Harmadi, 2012, Timor-Leste Menatap Masa Depan, diakses pada tanggal 10 Agustus 2012 dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2012/03/120316_timor.

6

(6)

6

 1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan presiden B. J.

Habibie

 1999: Kerusuhan besar-besaran antara pro- dan anti-kemerdekaan dan

pengungsian warga Timor Timur

 2002: Terbentuknya negara Timor Leste

 2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor Leste memberontak

menuntut keadilan; pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer

Kepala Negara Republik Timor Leste adalah seorang presiden, yang dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang. Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan.

Parlemen Timor Leste hanya terdiri dari satu kamar saja dan disebut

Parlamento Nacional. Anggotanya dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65. Undang-Undang Dasar Timor Leste didasarkan konstitusi Portugal. Angkatan Bersenjata Timor Leste adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (Polícia Nacional Timor-Leste).7

Perekonomian Timor Timur diklasifikasi sebagai ekonomi dengan

pendapatan menengah ke bawah oleh Bank Dunia. Berada di peringkat 158 dalam daftar HDI, ini menunjukkan rendahnya tingkat perkembangan manusia. 20% penduduk menganggur, dan 52,9% hidup dengan kurang dari US $ 1,25 per hari. Sekitar setengah dari penduduk buta huruf. Negara ini terus menderita akibat

dampak setelah perjuangan kemerdekaan selama puluhan tahun melawan Indonesia, yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur dan banyaknya ribuan pengungsi warga sipil. Walaupun telah merdeka, Timor Leste masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako

(7)

7 sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur.

Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih

menjadi provinsi Indonesia. Pada November 2007, terdapat sebelas kecamatan dimana kebutuhan makanan harus dipasok oleh bantuan internasional. Tidak ada hukum perlindungan hak cipta di Timor Leste.

Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration

Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut. Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun 1976. Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian Celah Timor pada tahun 1989. Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: ANZ National Bank, Banco Nacional Ultramarino yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal Caixa Geral de Depósitos, dan Bank Mandiri.8

Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste

memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja. Dalam praktek keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa

Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka,

(8)

8 Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.

Di bawah pemerintahan Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa

kalangan muda berpendidikan. Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.9

2.2 Peluang Timor Leste Menjadi Anggota ASEAN

Sejak Timor Leste memutuskan berpisah dengan Indonesia, mantan provensi termuda yang pernah menjadi bagian dari Indonesia tersebut dihatui persoalan multidimensi seperti politik, sosial dan ekonomi. Tentu ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat sulit tentunya yang akan dihadapi oleh pemerintahan

pertama yang akan memimpin Timor Leste. Salah satu alternatif untuk mengangkat derajat negara termuda ini dalam kancah dunia internasional adalah dengan mengikatkan diri atau bergabung bersama salah satu organisasi internasional, hal yang sangat sulit memang sebab berpredikat sebagai negara

baru merdeka dan belum memiliki inprastruktur yang bagus dan masih tertatih-tatih dan dengan kondisi yang belum stabil tentu mustahil hal tersebut dapat terwujud.

Salah satu organisasi internasional yang tepat untuk Timor Leste adalah ASEAN, hal ini berkaitan erat dengan historis yang dimiliki oleh negara tersebut

(9)

9 yang pernah dipimpin oleh Xanana Gusmao tersebut. Tetapi bukan berarti Timor Leste tidak bisa menjadi anggota ASEAN berikutnya, sejak diberlakukannya

ASEAN Charter pada tanggal 15 Desember 2008 dalam Pasal 6 disebutkan penerimaan keanggotaan baru dalam tubuh ASEAN harus memenuhi kriteria seperti letak geografis suatu negara diakui berada di wilayah Asia Tenggara.

Tentu saja kriteria ini modal dasar yang kuat dimiliki oleh Timor Leste yang dulunya merupakan bagian dari Indonesia. Tentu ada hal lebih penting lagi yang harus dipikirkan oleh negara demokrasi termuda tersebut, yaitu tanpa adanya pengakuan dari keseluruh anggota ASEAN kriteria pertama diatas tidak ada artinya. Dengan kembali terpilihnya Indonesia memimpin ASEAN yaitu pada tahun 1967 dan 2011, Timor Leste dapat meminta bantuan Indonesia untuk menyakinkan kesembilan negara anggota ASEAN lainnya untuk menerima Timor Leste menjadi anggota yang kesebelas.

Para Menteri Luar Negeri ASEAN pernah berkumpul dalam suatu pertemuan untuk bersepakat membentuk kelompok kerja yang akan membahas semua aspek mengenai kesiapan Timor Leste memenuhi kriteria sebagai anggota

ASEAN. Menurut pengakuan Menteri Luar Negeri Indonesia yaitu “Apakah memenuhi kriteria Pasal 6 Piagam ASEAN”. Dalam Pasal 6 Piagam ASEAN

menyebutkan kriteria untuk menjadi anggota ASEAN yakni letaknya secara geografis berada di kawasan Asia Tenggara, pengakuan oleh seluruh negara anggota ASEAN, kesepakatan untuk terikat dan tunduk pada Piagam, dan

kesanggupan dan keinginan untuk melaksanakan kewajiban keanggotaan. Di pasal 6 ayat 3 Piagam ASEAN menyebutkan, penerimaan anggota baru wajib diputuskan secara konsensu oleh Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN berdasarkan rekomendasi Dewan Koordinasi ASEAN. Selain membentuk kelompok kerja,

para Menteri Luar Negeri ASEAN menyambut baik permohonan Timor Leste menjadi anggota ASEAN. Namun, Menteri Luar Negeri Indonesia enggan menjelaskan tentang permohonan tersebut diterima atau ditunda, tentu istilah

(10)

10 Natalegawa.10 Ia menekankan bahwa sikap ASEAN yang menyambut baik permohonan Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN sepatutnya digunakan sebagai peluang besar bagi Timor Leste menjadi anggota ASEAN.

Secara resmi Menteri Luar Negeri Timor Leste yaitu Leste Zacarias Albano da Costa, telah menyampaikan aplikasi untuk menjadi menjadi anggota

perhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara itu. Menlu Timor Leste juga telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beliau sangat mendukung aplikasi Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN. Tentu hal ini menjadi angin segar bagi Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN yang kesebelas, sebab Indonesia merupakan negara pendiri sekaligus negara yang paling berpengaruh di ASEAN tentu dengan kondisi ini Timor Leste dapat memanfaatkan memontum ini sebaik-baiknya. Indonesia bahkan telah bekerja sama menyusun road map menuju keanggotaan Timor Leste dalam ASEAN. Road map tersebut meliputi tiga bidang, yakni politik, ekonomi, dan sosial budaya. Road map ini akan dibawa ke kabinet Timor Leste.11

Tidak saja Indonesia mendukung Timor Leste untuk bergabung ke dalam tubuh ASEAN, negara yang pernah bersengketa dengan Thailand untuk memperebutkan Kuil Preah Viearh yaitu Kamboja pun memberikan dukungan kepada Timor Leste untuk segera mendapatkan status keanggotaan penuh ASEAN sehingga dapat mendukung integrasi ekonomi regional atau Asean Economic

Community (AEC) pada 2015. Dalam konfrensi persnya, Perdana Menteri

Kamboja Hun Sen menyatakan keanggotaan Timor Leste merupakan hal yang patut didukung dalam KTT Asean ke-18 di Jakarta.12

10

Anonim, http://www.tempo.co/read/news/2011/11/16/118366931/ASEAN-Bentuk-Kelompok-Kerja-Bahas-Timor-Leste diakses pada tanggal 10 Agustus 2012.

11

Anonim, SBY Setujui Timor Leste Gabung ASEAN,

http://www.jpnn.com/read/2011/03/04/85733/SBY-Setujui-Timor-Leste-Gabung-ASEAN, diakses pada tanggal 7 Agustus 2012.

12 Algooth Putranto & Diena Lestari,

(11)

11

2.3 Tantangan Timor Leste Menjadi Anggota ASEAN

Sejak secara resmi memperoleh kedaulatannya pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang tidak mudah. Aspek sosial, ekonomi, dan politik serta keamanan dan penegakan hukum di Timor Leste masih menjadi pekerjaan rumah yang terus bermunculan layaknya

sebuah negara baru. Selama 5 tahun pertama kemerdekaan, Timor Leste masih

menghadapi berbagai “turbulensi” secara terus menerus dan capaian

pembangunan dapat dikatakan relatif rendah, terutama dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin dan berbagai gangguan keamanan akibat konflik horisontal. Meskipun demikian, perlahan namun pasti, berbagai institusi yang dibutuhkan untuk menunjang pembangunan di Timor Leste terus dibentuk dan mulai berfungsi dengan baik. Institusi menjadi penentu awal capaian pembangunan yang efektif dan efisien. Satu hal yang perlu diingat bahwa pembangunan selalu membutuhkan proses untuk dapat menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi penduduknya, termasuk di Timor Leste.13

Melihat kondisi ini membuat sebuah tantangan tersendiri buat Timor Leste, mengejar ketertinggalan dalam perekonomian sungguh sangat memerlukan tenaga ekstra bagi para pemimpin negeri itu. Jika hal ini tidak segera diperbaiki dan dilakukan perubahan, tentu membuat jalan terjal untuk bergabung bersama ASEAN sebab untuk mengejar ketertinggalan di dalam bidang ekonomi dari negara-negara anggota ASEAN membutuhkan waktu yang cukup lama. Tentu hal

ini sandungan yang besar bagi Timor Leste, bisa jadi niat baik Timor Leste untuk bergabung dengan ASEAN dapat berubah menjadi beban berat bagi ASEAN kedepannya nanti.

Keinginan Republik Demokratik Timor Leste bergabung menjadi anggota

ASEAN tahun ini sepertinya belum akan terwujud. Satu negara anggota ASEAN sampai saat ini masih keberatan dengan bergabungnya bekas provinsi ke-27 RI itu ke dalam ASEAN. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seusai bertemu Menteri Luar Negeri Timor Leste Zacarias Albano da

13 Sonny Harry B. Harmadi, Timor-Leste Menatap Masa Depan,

(12)

12 Costa di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri Ke-16 Gerakan Nonblok di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali. Menurut Marty, mayoritas negara anggota ASEAN sudah menyetujui bergabungnya Timor Leste menjadi anggota ke-11 perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara tersebut. Namun, masih ada satu negara anggota ASEAN yang keberatan dengan rencana tersebut. Ia hanya

mengatakan, negara tersebut adalah salah satu negara besar di ASEAN.14

Ini akan kembali kepada Timor Leste sendiri, bagaimana mereka mampu meyakinkan negara anggota ASEAN yang belum setuju mereka bergabung ketubuh ASEAN. Setelah Indonesia dan Kamboja memberikan keterangan secara terbuka menudukung Timor Leste menjadi anggota baru di kawasan Asia Tenggara. Sebab jika ada salah satu anggota ASEAN tidak setuju Timor Leste berlabuh ke ASEAN tentu hal ini sangat di sayangkan melihat usaha negara termuda di Asia Tenggara sungguh sangat luar biasa.

III. PENUTUP

Bagaimana pun juga bergabungnya Timor Leste ke dalam ASEAN akan membuat organisasi yang dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 tersebut akan menjadi tambah solid dan mampu memberikan sumbangan untuk menciptakan ketertiban, keamanan serta stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Perdana Menteri Xanana Gusmao menyatakan bahwa saat ini Timor Leste dalam keadaan stabil dengan keamanan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Dengan situasi

itu, mendorong motivasi masyarakat Timor Leste untuk berpartisipasi lebih aktif lagi dalam forum kerja sama regional agar mendatangkan investasi lebih besar ke negaranya.

Semangat Timor Leste untuk menjadi bagian dari ASEAN patut diacungi

jempol, hal ini ditunjukkan sejak digulirkannya Bali Democracy Forum yang pertama tahun 2008 Timor Leste tidak pernah absen dari perhelatan tersebut. Sesungguhnya Indonesia memegang peran yang sangat penting dalam keanggotaan Timor Leste mendatang di ASEAN, kecuali Timor Leste tidak

14

Dahono Fitrianto, Satu Negara Keberatan Timor Leste Gabung ASEAN,

(13)

13 mampu mendekati Indonesia untuk meminta bantuannya membujuk kesembilan negara anggota lainnya menerima Timor Leste sebagai anggota penuh di ASEAN, tentu hal ini bisa membawa citra positif di dunia internasional jika Indonesia mampu membantu Timor Leste. Maka dari itu, tidaklah mustahil pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan dilaksanakan di Jakarta

(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

Algooth Putranto & Diena Lestari,

http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/kamboja-dukung-timor-leste-gabung-asean, diakses pada tanggal 10 Agustus 2012.

Anonim, http://www.embassyofindonesia.org , 2011, PM. Xanana Gusmao Hadiri Resepsi Keketuaan Indonesia untuk ASEAN di KBRI Washington D.C.

diakses pada tanggal 13 Agustus 2012.

Anonim, http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/, 2012, Home > Internasional > Global, Indonesia akan Bantu Timor Leste Masuk ASEAN, diakses pada tanggal 7 Agustus 2012.

Anonim, http://www.tempo.co/read/news/2011/11/16/118366931/ASEAN-Bentuk-Kelompok-Kerja-Bahas-Timor-Leste diakses pada tanggal 10 Agustus 2012.

Anonim, SBY Setujui Timor Leste Gabung ASEAN,

http://www.jpnn.com/read/2011/03/04/85733/SBY-Setujui-Timor-Leste-Gabung-ASEAN, diakses pada tanggal 7 Agustus 2012.

Fitrianto, Dahono, Satu Negara Keberatan Timor Leste Gabung ASEAN, http://internasional.kompas.com/read/2011/05/23/21010161/Tak.Setuju.Timor.Jad i.Anggota.ASEAN, diakses pada tanggal 21 Agustus 2012.

Freitas Amaral, Helder Olivio, 2011, Rencana Bergabungnya Timor Leste Menjadi Anggota Asean Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Bilateral Antara

Australia-Timor Leste, UNIKOM, Bandung.

Harmadi, 2012, Sonny Harry B, Timor-Leste Menatap Masa Depan, diakses

pada tanggal 10 Agustus 2012 dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2012/03/120316_timor.

Harmadi, Sonny Harry B, Timor-Leste Menatap Masa Depan,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/ diakses pada tanggal 10 Agustus 2012.

Piagam ASEAN

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel di atas dan hasil wawancara peneliti dengan pengurus BAZNAS Kota Palangka Raya dapat disimpulkan bahwa BAZNAS Kota Palangka Raya untuk tahun 2019

Adapun hasil yang diperoleh yaitu (1) pada aspek kognitif Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga metode pembelajaran pair check memberikan pengaruh terhadap hasil

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage,

Berdasarkan hail analisis data menunjukan koefisien -0,044834 yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal, dimana semakin besar ukuran

Ada yang konsep dirinya positif yakni menerima dengan baik segala keputusan dari pihak perusahaan, sambil menunggu panggilan kembali dari pihak perusahaan,

Seleksi pada sapi Aceh di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Aceh Indrapuri dapat dilakukan pada umur 1 tahun dan 1.5 tahun, sedangkan nilai heritabilitas

[r]

Lampiran 4.Data Pengamatan Parameter Rataan N total tanah pada perlakuan TKKS dan jumlah lubang biopori.. Perlakuan Blok Total