• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen dan Kepemimpinan dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen dan Kepemimpinan dalam Islam "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Entrepreneurship”

Disusun Oleh :

Muhammad Farihan S. (10615014)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... 1

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 3

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen ... 4

2.2. Proses Manajemen dalam 3D ... 7

2.2.1 Proses manajemen oleh Alec R. Mackenzie ... 10

2.3. Tujuan dan Karakteristik Teori Manajemen ... 11

2.3.1. Karakteristik Teori Manajemen dalam Islam ... 12

BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1. Pijakan Konsep dasar Manajemen ... 13

3.2. Manajemen Bisnis dalam Islam ... 14

3.3. Manajemen Syariah sebagai bagian dari sistem sosial ... 17

3.4. Manajemen Syariah bekerja memenuhi ... 18

3.5. Kepemimpinan Manajemen berperikemanusiaan ... 19

3.2.2. Etika Kepemimpinan dalam Berbisnis ... 20

BAB IV : KESIMPULAN ... 24

(3)

ABSTRAK

Manajemen merupakan hal yang penting dan mempengaruhi hampir seluruh

aspek kehidupan manusia. Dengan manajemen manusia mampu mengenali

kemampuannya dan mengurangi hambatan-hambatan dalam mencapai suatu

tujuan. Dalam konteks bisnis Islam, manajemen merupakan sebuah keharusan

sebagai counter dari sistem manajemen konvensional yang terbukti gagal dalam

menciptakan manusia yang berpihak kepada kejujuran, kebahagiaan, dan

memanusiakan manusia. Kebanyakan manajemen bisnis konvensional saat ini

berorientasi laba, sehingga miskin nilai atau makna dan miskin moral spiritual.

Manajemen bisnis Islam merupakan sebuah sistem yang berjalan berdasarkan

koridor nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam dengan mengacukepada al-Qur‟an

dan sunnah sebagai pedoman. Panduan Islam dalam mengatur aktivitas bisnis

antara lain; planning, organization; coordination, controling, motivation, dan

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan hal terpenting yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sama halnya dengan icon sosial yang menyatakan bahwa kita tak bisa hidup sendiri atau dengan kata lain kita butuh orang lain dalam menjalankan segala kegiatan dalam hidup kita. Manajemen membantu kita para manusia dalam menjalankan segala aspek kehidupan agar hidup kita lebih teratur dan nyaman untuk kita jalani. Keberadaan manajemen dalam kehidupan ini sangatlah penting. Tidak berlebihan kiranya apabila dikatakan bahwa tanpa manajemen ,maka kita akan menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Tak terlepas dari manajemen umum yang kita terapkan, kita sebagai umat muslim patut menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan kita dalam manajemen sehari-hari maupun manajemen bisnis agar sesuai dengan syariat islam sebagaimana tertulis di dalam Al-Qur‟an terdapat penjelasan mengenai manajemen, yaitu Q.S Ash Shaff ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur

seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.

Kokoh di sini maksudnya adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Jika hal ini terwujud akan menghasilkan suatu (pencapaian tujuan) yang maksimal. Dengan demikian dapat disumpulkan: a) manajemen merupakan bagian dari syariat Islam dan b) manajemen Islam identic atau sama dengan manajemen syariah, paling tidak untuk pemahaman kita di Indonesia. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan:

(5)

Itqan disini maksudnya arah/tujuan pekerjaan itu jelas, landasannya mantap, dan cara mendapatkannya transparan. Ini merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah SWT.

Kemudian dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang lain disebutkan pula;

“Allah mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala seseuatu” (HR. Muslim)

Ihsan disini melakukan sesuatu pekerjaan secara maksimal dan optimal sehingga hasilnya juga maksimal dan optimal.

Memperhatikan ayat Al-Qur‟an dan Hadis tersebut di atas jelaslah manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan terarah merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam ajaran Islam.

Saya mengambil dalil ini karena saya sangat mengagumi sosok Rasulullah SAW dalam memanajemen atau mengatur para pasukan Islam dalam peperangan melawan kaum kafir dengan ilmu manajerial yang sangat hebat. Dan saya yakin hal yang beliau lakukan bisa diterapkan pada diri kita sendiri atau bahkan pada bisnis yang sedang kita jalani.

Dan mengapa saya menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan dalam hal manajemen hidup atau bisnis, itu bisa dilihat dari bagaimana cara beliau memimpin pasukannya dengan sifat-sifat mulianya yang diantaranya yaitu sifat Amanah, Fathonah, Shidiq dan Tabligh.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penelitian ini adalah agar masyarakat lebih mengetahui cara memanajemen khususnya pada saat berbisinis sesuai dengan yang dianjurkan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist.

Manfaatpenelitian.

(6)

1. Bagi Penulis. Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan selama menjadi mahasiswa agar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbisnis.

2. Bagi pihak lain. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang penulis terutama dibidang manajemen dan kepemimpina dalam islam agar dapat diimplementasikan pada kehidupan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen

Istilah manajeman yang berasal dari bahasa inggrisnya yaitu “managemant” dan berasal dari beberapa bahasa seperti : (1) bahasa Latin, yakni “managiere” yang artinya melakukan, melaksanakan, mengurus sesuatu, (2) bahasa Italia, yakni “meneggiare” artinya melatih kuda atau secara harfiah berati mengendalikan; (3) bahasa Perancis, yakni “ menege” atau “menege” artinya tindakan membimbing, memimpin, mengemudikan, mengurus, memerintah; (4) bahasa Inggris, yakni “managemant” yang bentuk infinitifnya adalah to manage yang berarti menangani, mengendalikan, menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu.

(7)

mana seseorang menjadi laki-laki. Secara historis, laki-laki memang memegang tanggung jawab utama untuk mengelola bisnis keluarga serta seluruh kewajiban keluarga selain bisnis. Manajemen juga bisa diartikan sebagai seni karena menjadi pemanfaat dan organisator dari bakat manusia (the art getting things done through people). Manajemen selain disebut sebagai seni, juga bisa disebut sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan yang terorganisasi dalam mempraktikkan manajemen (Amin dan Tim FEBS FEUI, 2010: 46).

Sedangkan secara terminologis, Manajeman adalah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk mencapai tujuan. Sumber disini mencakup orang-orang alat media, bahan, uang, sarana yang akan diarahkan dan dikoordinasikan agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan.

Sedangkan dalam perspektif Islam, manajemen merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan dalam memudahkan implementasi Islam pada kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu, manajemen sering dianggap sebagai ilmu sekaligus teknik (seni) kepemimpinan. Akan tetapi secara umum tidak ada pengertian baku apa yang disebut sebagai manajemen Islami. Kata manajemen dalam bahasa Arab adalah Idara yang berarti “berkeliling” atau “lingkaran”. Dalam konteks bisnis bisa dimaknai bahwa “bisnis berjalan pada siklusnya”, sehingga manajemen bisa diartikan kemampuan manajer yang membuat bisnis berjalan sesuai dengan rencana (Amin dan Tim FEBS FEUI, 2010: 66).

(8)

mengikuti ketentuan – ketentuan syariah Islam. Oleh karena itu, praktiknya dalam Islam itu bersifat universal, artinya semua negara dapat melakukan atau mengadopsi sistem bisnis Islam dalam hal sebagai berikut :

a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan masyarakat sehubungan dengan pemberian jasa yang dipercayakan kepadanya.

b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan jasa kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja.

c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim dilakukan oleh bisnis Islami.

Weihrich dan Koontz mendefinisikan dan menjelaskan Manajemen dalam buku mereka Management edisi kesepuluh Management : A Global Perspektive. Menurut mereka “Manajemen adalah proses merancang dan memeihara suatu lingkungan individu, bekerjasama dalam kelompok, agar efisien mencapai tujuan yang dipilih.”

Definisi ini diperluas:

1. Sebagai manager, orang melakukan fungsi manajerial dariperencanaan, pengorganisasian, personalia, memimpin, dan mengendalikan

2. Manajemen berlaku untuk semua jenis organisasi 3. Berlaku untuk manajer disemua tingkatan organisasi

4. Tujuan dari semua manager adalah sama untuk membuat kelebihan 5. Mengelola apa yang berkaitan dengan produktivitas mencapai efektivitas

(9)

2.2 Proses Manajemen dalam 3D menurut ALEC R. MACKENZIE :

A. IDEA

Tugas : pemikiran terkonsep = merumuskan gagasan

Fungsi : menganalisis masalah = memgumpulkan fakta, memastikan penyebab, mengembangkan solusi alternatif

Urutan Fungsi : Plan (rencana) = memastikan suatu tindakan aktivitas :

1. Perkiraan/peramalan : memperkirakan hal apa saja yang akan terjadi 2. Menetapkan tujuan : menentukan tujuan akhir yang diinginkan 3. Mengembangkan strategi : memutuskan bagaimana cara untuk

mencapai tujuan

4. Program : membangun urutan prioritas dan urutan langkah kerja 5. Anggaran : mengalokasi sumber daya

6. Prosedur : membuat prosedur standar

7. Mengembangkan kebijakan : membuat keputusan yang tetap dari masalah penting yang berulang

(10)

Tugas : Administrasi = meneglola urusan dengan rinci

Fungsi : membuat keputusan = sampai pada keputusan dan penilaian Urutan fungsi : organize (mengatur) = mengatur pekerjaan yang terkait untuk mencapai prestasi yang efektif dari tujuan

Aktivitas :

1. membangun strutur organisasi : menyusun struktur organisasi

2. menggambarkan hubungan : mendefinisikan garis penghubung untuk memudahkan koordinasi

3. membuat deskripsi posisi : mendefinisikan ruang lingkup hubungan, tanggung jawab dan wewenang

4. membangun kualifikasi kedudukan : menentukan kualifikasi untuk setiap kedudukan

C. PEOPLE

Tugas : pemimpin = mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan yang diingankan

Fungsi : komunikasi = memastikan pemahamannya Urutan dan aktivitas

1. staff = memilih orang yang kompeten untuk tiap posisi

a. memilih = merekrut orang yang memenuhi syarat untuk setiap posisi

b. orientasi = membiasakan orang-orang baru dengan situasinya c. melatih = membuat mahir dengan instruksi dan praktik

d. mengembangkan = membantu meningkatkan pengetahuan, sikap & keterampilan

2. direct = menghasilkan tindakan terarah menuju tujuan yang diinginkan

a. mengutus = menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk hasil yang tepat

b. motivasi = membujuk dan menginspirasi orang untuk mengambil tindakan yang diingankan

(11)

d. mengelola perbedaan = mendorong independen berfikir dan menyelesaikan konflik

e. mengelola perubahan = merangsang kreativitas dan tujuan inovasi

3. control = memastikan kemajuan objek sesuai rencana

a. membangun sistem laporan = memerlukan apa yang diperlukan data penting nanti dan sekarang

b. mengembangkan standar = mengatur kondisi yang akan ada ketika tugas utama dilakukan dengan baik

c. mengukur hasil = memastikan sejauh mana penyimpangan demi tujuan dan hasil

d. mengoreksi tindakan = menyesuaikan rencana untuk mencapai standar rencana dan siklus berulang

e. penghargaan = pujian,menggaji dan disiplin

Dalam lingkungan yang ter-manajemen, seorang Manajer dapat mempengaruhi seluruh fase dalam organisasi, seperti manejer pabrik melakukan oprasi pabrik untuk menghasilkan pakaian, makanan,dan kendraan/mobil. Manajer penjualan mempertahankan tingkat penjualannya, manajer personalia melingkupi organisasi dengan angkatan kerja yang produktif kompoten. Hal ini menunjukan bahwa dengan kekuatan yang ada manajer mampu memimpin organisasi sebagai sebuah kebutuhan hidup. Yang kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut dapat kita dipenuhi sebagian besar dalam organisasi.

Keberadaan manajemen dalam kehidupan ini sangatlah penting. Tidak berlebihan kiranya apabila dikatakan bahwah tanpa manajemen ,maka kita akan menghadapi kesulitan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dan dari hal tersebutlah yang kemudian keberadaan pentingnya manajemen itu berkembang menjadi sebagai salah satu cabang ilmu yang dipelajari oleh banyak orang terutama di dalam perguruan tinggi.

(12)

banyaknya teori-teori yang lahir dari para ahli . maka demikian pula untuk merefleksikan perbedaan dari opini dan semantik , (itu umumnya datang untuk para pembaca) gambar diagram tersebut bukanlah untuk memberikan informasi baru , tetapi untuk membantu meringkas .

Peta dari " proses manajemen" tersebut dimulai dari 3 elemen dasar dengan seorang manajer yang menentukan : ide,alat,dan manusia. Dari 3 elemen manajemen ini langsung berhubungan kepada konsep berfikir (dari yang direncanakan adalah sebuah bagian dasar),administrasi,dan kepemimpinan. 2.2.1 Proses manajemen oleh Alec R. Mackenzie

Diagram menunjukkan perbedaan elemen , fungsi dan aktivitas bagian dari proses manajemen . pada pusat orang-orang , ide dan sesuatu, untuk ini adalah komponen dasar dari setiap organisasi dimana manajer harus bekerja. Ide menciptakan kebutuhan untuk konsep berfikir ; barang untuk administrasi ; manusia untuk kepemimpinan

Kemudian Tiga fungsi – analisis permasalahan – pengambilan keputusan,dan komunikasi – yang penting pada setiap saat dan di dalam semua aspek dari pekerjaan manajer; dan hal itu ,mereka terbukti terserap dalam proses kerjanya. Namun, Fungsi lain yang mungkin terjadi dalam urutan di prediksi ; yaitu , perencanaan , pengorganisasian , staffing , pengarahan dan pengendalian . Seorang manajer salah satu dari mereka tergantung pada berbagai factor , termasuk posisinya dan tahap penyelesaian dari proyek yang paling diutamakan. Menurut Alec seorang manajer selalu merasakan denyut nadi organisasinya. Karena merupakan Kegiatan yang paling penting baginya sebagaimana dia berkonsentrasi .

(13)

pemerintah yang mungkin untuk dapat menjadi seorang manajer yang luar biasa yang tetapi tidak mampu memimpin orang tetapi , jika ia mengakui kekurangannya untuk mengkompensasi itu maka ia bisa menjadi manajer dan pemimpin yang luar biasa. atau contoh lain seorang pengusaha mungkin memiliki pemimpin karismatik , namun mungkin tidak memiliki kemampuan administrasi yang efektif secara keseluruhan maka dia tentu harus menutupi kekurangan tersebut dengan membuat staff.

Fungsi yang dijelaskan dan di catat alec dalam diagram ini dipilih berdasarkan penelitian yang cermat dari karya karya banyak penulis terkemuka dan guru. Dan menurut Alec keuntungan prospektif dari diagram tersebut yaitu :

1. merupakan konsep terpadu fungsi dan kegiatan manajerial .

2. Sebuah cara yang tepat untuk bersama semua kegiatan yang berlaku umum dari manajemen .

3. Identifikasi dan hubungan darikegiatan seperti analisis masalah , manajemen perubahan ,dan manajemen perbedaan

4. Membantu untuk para pemula manajemen dalam melihat batas-batas dari rata-rata dan merasakan hubungan berurutan dari orang lain .

5. Menjelaskan perbedaan anatara pimpinan , administrasi dan perencanaan strategis dari manajemen .

2.3 Tujuan dan Karakteristik Teori Manajemen

Teori manajamen bertujan untuk menetapkan program trestruktur bagi aktifitas dan perilaku manusia dengan penjelasan yang detail sehingga bisa memberikan kepuasan bagi pihak lain seperti halnya falsahah kehidupan

Teori manajemen juga bertujuan untuk menjelaskan , mengambarkan dan meluruskan aktivitas manusia dalam sebuah organisasi .keberhasilan organisasi manajemen bergantung kepada kemampuan untuk menjelaskan perilaku manajemen, menerangkan variable variable yang secara langsung memengaruhi prilaku manusia dalam sebuah organisasi

(14)

Tokoh manajemen juga melihat bahwa ilmu manajemen teteap membutuhkan teori yang komprehensif(grand theory) teori yang mendirikan solusi universitas bagi persoalan masyarakat tertentu

Secara faktual grand teory merupakan teori sociologi (sociological theory) yang di pandang sebagai sistem manjemen yang terbuka (open system) dan merupakan bagaian dari sistem sosial secara luas ( social system) grand theory bertalian saling erat dengan kondisi lingkungan eksternal , kondisi sosial masyarakat yang saling memngaruhi satu sama lain manajemen merupakan sub sistem yang mengatut pada sistem sosial dalam waktu tertentu yang di jadikan sebagai dasar penetapan teori

2.3.1 Karakteristik Teori Manajemen dalam Islam

Telah dijelaskan bahwa dalam teori manajemen modern terdapat derajat yang berbeda dalam menjelaskan teori yang komprehensif dan sempurna. Menjelaskan, menafsirkan dan menjalakan perilaku manajemen dalam sebuah organisasi yang pada akhirnya bertujuan untuk menghadirkan solusi praktis bagi persoalan kegiatan produksi, hubungan dalam dunia industri dan pendelegasian wewenang untuk menyempurnakan aktivitas manajemen.

Di antara karakteristik yang membedakan teori manajemen dalam islam dengan teori lain adalah fokus dan konsen teori islam terhadap segala variabel yang berpengaruh (infuence) terhadap aktivitas manajemen dalam dan di luar organisasi (perusahaan, negara), dan hubungan perilaku individu terhadap faktor-faktor sosial yang berpengaruh. Teori islam memberikan injeksi moral dalam manajemen,yakni mengatur bagaimanaseharusnya individu berperilaku. Manajemen syariah memiliki karakteristik sebagai berikut:

 Teori manajemen syariah merupakan teori yang konsen dan terkait dengan

falsafah sosial masyarakat muslim.

 Manajemen syariah konsen terhadap variabel ekonomi dan motif materi.  Memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual serta memuliakan

manusia untuk berpartisipasi dalam aktivitas manajemen.

(15)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pijakan konsep dasar Manajemen

Pada zaman Rasulullah Saw. Pemikiran dan mekanisme kehidupan politik di negara Islam bersumber dan berpijak pada nilai-nilai akidah. Serangkaian nilai –nilai layaknya sebuah sistem kehidupan yang menyentuh perilaku individu dan rangkain hubungan sosial di anatar mereka yang beragam. Alquran merupakan sumber petunjuk utama bagi kehidupan Muslim, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Alquran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia

dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (jibril), ke alam hatimu (Muhammad) agar

kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, denagn bahasa Arab yang jels” (Al-Syu‟ara 26: 192-195)

Rasulullah adalah utusan yang membacakan ayat Alquran yang diturunkan kepadanya kepada para sahabat, dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafalkannya, menuliskannya dalam mushaf agar bisa dibaca oleh orang lain.

Konsep dasar dan aturan global itu berupa kewajiban menegakkan keadilan, konsep syura (musyawarah), meringankan beban, menolak kemadharatan, menjaga pemilik hak-hak, menunaikan amanah kepada ahlinya, dan mengembalikan segala persoalan hidup kepada orang yang ahli dan berkompetensi, serta konsep dasar lain yang bertujuan untuk mewujudkan masalah dan menolak kerusakan dan dosa”.

Karena Alquran datang denagn konsep dan aturan global, maka Al-Sunnah diposisikan sebagai penyempurna dan penjelas Alquran. Dr.Khomis menyatakan: “Dalam perspektif ini, kita berkewajiban untuk memisahkan antara sunnah yang bersifat mengikat dan tidak mengikat. Apa yang keluar dari rasuullah dalam kapasitasnya sebagai utusan, Rasul yang menyampaikan risalah ilahiyah di posisikan sebagai bentuk pesyariaatan (norma syariah) yang tidak boleh ditentang dan dilanggar.

(16)

masyarakat menggunakan metode yang ditawarka Rasulullah, namun, pohon kurma tidak bisa berkembang secara sempurna. Kaum Muslimin kemudian mengadukan persoalan tersebut kepada Rasulullah, lalu Rasulullah bersabda: „kalian lebih mengetahui persoalan hidu dunia kalian”.

Penjelasan ini berusaha memberikan gambaran bahwa sesungguhnya Rasulullah dalam kapasitasnya sebagai pemimpin dan atau imam berusaha memberikan metode, tata cara atau solusi bagi kemaslahatan hidup umatnya, dan yang dipandangnya brelavan dengan kondisi zaman yang ada. Bahkan, terkadang Rasulullah bermusyawarah dan meminta pendapat dari para sahabat atas persoalan yang tidak ada keentuan wahyunya. Rasulullah mengambi pendapat mereka walaupun mungkin bertentangan dengan pendapat pribadinya.

Proses dan sistem manajamen yang diterapkan Rasulullah bersifat tidak mengikat bagi para pemimpin dan umat setelahnya,. Persolan hidup terus berkembang dan berubah searah denagn putaran waktu dan perbedaan tempat. Yang dituntut oleh syariah adalah para pemimpin dan umatnya harus berpegang teguh pada asas manfaat dan maslahah, serta tidak menyia-nyiakan ketentuan nash syari‟i.

3.2 Manajemen bisnis dalam Islam

Kita sudah lama terjebak pada pandangan bahwa business is business atau business is as usual. Akibatnya, kita memisahkan urusan bisnis dari spiritualitas

dan nilai-nilai. Kita menganggap bahwa bisnis dan spiritualitas adalah dua entitas yang tidak mungkin disatukan. Selain itu, memasukkan unsur spiritualitas atau relegiusitas dalam bisnis dapat menyebabkan benturan dan ketidakluwesan dalam berbisnis. Sebagian lagi ada yang menganggap bahwa spiritualitas atau relegiusitas tidak ada hubungannya dengan kegiatan bisnis. Agama hanya seperangkat aturan yang membahas hal-hal yang bersifat ibadah ritual (ibadah mahdhah) seperti upacara kelahiran, kematian, pernikahan, dan ritual ibadah

sehari-hari. Agama hanya ada di tempat-tempat ibadah saja bukan di sentra-sentra bisnis.

(17)

kegiatan hidup membutuhkan dukungan ekonomi. Sebaliknya, bisnis tanpa nilai-nilai keagamaan atau spiritualitas menyebabkan ketidakpuasan yang berlarut-larut dan kebingungan terhadap arah yang akan dituju. Pencapaian-pencapaian target bisnis yang fantastis tidak juga kunjung mendatangkan kebahagiaan (Antonio, 2008: 17-18).

Kehidupan umat manusia ditandai dengan gerak untuk selalu berubah. Aktivitas bisnis adalah gerak dinamis yang tiada henti, sumber daya bisnis akan berkembang karena dikelola dan diputar. Kondisi ini memacu manusia sebagai agama untuk merumuskan manajemen. Islam memberikan panduan kepada manusia dalam melakukan aktivitas bisnis antara lain;

Pertama, Planning, yaitu melakukan perencanaan/gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan dilakukan dengan waktu dan metode yang sudah ditentukanm. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan , dilakukan secara itqan

(tepat, tearah, jelas, tuntas). (HR. Thabrani). Begitu juga dalam Al-Qur‟an Surah Al-Insyirah [94] ayat 7-6; “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap”.

Kedua, Organization; melakukan pengorganisasian tentang fungsi setiap

orang, hubungan kerja baik secara vertikal atau horizontal. Allah SWT berfirman; “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan…”. (QS. Ali- Imran [3]: 103).

Ayat di atas menunjukkan bahwa dalam aktivitas bisnis, manusia dilarang bermusuhmusuhan. Hendaknya bersatu-padu dalam bekerja dan memegang komitmen untuk menggapai cita-cita yang diinginkan sejalan dengan aturan-aturan syariah. Allah SWT berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan)

yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 286).

Ketiga, Coordination. Melakukan pengaturan sebagai upaya untuk

(18)

bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan. Allah berfirman; “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkahlangkah setan,

karena setan itu musuhmu yang nyata.” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).

Keempat, Controling, yaitu; senantiasa melakukan pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia lakukan akan efektif. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?.”

(QS. Ash-Shoff [61]: 1).

Kelima, Motivation, yaitu; menggerakan kinerja semaksimal mungkin

dengan hati sukarela, ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT. Allah SWT berfirman: “Dan bahwasanya manusia tiada memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm [53]: 39).

Keenam, Leading, yakni; melakukan pengaturan, memimpin segala

aktifitas kepada tujuan. Allah SWT berfirman; “Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya sebagaian kamu atas

sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu tentang semua yang diberikannya kepadamu.” (QS. Al-An‟am; [6]: 165).

Keenam panduan tersebut merupakan fondasi utama bagi setiap muslim dalam melakukan aktivitas bisnis. Tujuannya agar aktivitas bisnis yang dilakukan sejalan dengan aturan-aturan syariah dan menghasilkan maslahah bagi setiap manusia. Selain itu, setiap kaum muslim harus menyakini bahwa Allah SWT menjadikan dan menyediakan bumi dengan segala isinya untuk dikelola sebagai investasi umat manusia. Allah SWT tidak membedakan akidah, warga negara maupun jenis kelamin untuk memberikan tingkat kemajuan bagi semua manusia yang mempunyai semangat untuk berusaha dan bekerja (QS. Al-A‟raf [7]: 10).

(19)

ada larangan mengambil profit (QS. Al-Nisa‟ [4]: 29) dan jual beli merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan (QS. Al-Baqarah [2]: 275). Lebih lanjut, setiap muslim diminta untuk memperhatikan kualitas, baik output maupun proses (QS. Al-Mulk [67]: 2) dengan cara senantiasa meneliti ulang produk yang dihasilkan, hingga diyakini tidak terjadi lagi kesalahan (zero defec) (QS. Al-Mulk [67]: 3-4).

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan berinteraksi dalam suatu komunitas sosial dengan cara yang teratur. Manusia menggunakan manajemen untuk mengatur diri sendiri dan kelompok agar terjadi interaksi yang harmonis. Manusia mempunyai ciri khas yang disebutkan dalam al-Qur‟an seperti; suka bekerja sama, suka beramal atau bekerja, memiliki program hidup (QS. Al-Baqarah [2]: 210), makhluk beragama (QS. Ar-Rum [30]: 30), memiliki kehendak dan dituntut tanggungjawab (QS. Ath-Thur [52]: 21). Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia tidak boleh terlepas pada hakikat manusia yang diciptakan Allah SWT sebagai pemimpin di muka bumi (QS. Al-Baqarah [2]: 30) (Rivai, Amiur Nuruddin, dan Faisar Ananda Arfa, 2012: 199).

3.3 Manajemen Syariah sebagai Bagian dari Sistem Sosial

Islam telah menetapkan tujuan adanya penciptaan alam raya ini, bagaimana menjaga keseimbangan antara individu, masyarakat dan alam semesta. Individu dan masyarakat merupakan bagian dri kehidupan alam raya ini.

Hal pertama yang harus diwujudkan oleh sistem sosial dalam masyarakat Islam adalah menciptakan suasana kondusif bagi individu untuk beribadah kepada Allah di muka bumi, menerapkan hukum dan syariah yang telah diturunkan dalam alquran dan hadis Nabi Saw. Menjalankan ibadah dalam pemahaman yang luas – segala ucapan, tindakan, transaksi, hubungan dengan manusia lain sesuai dengan ketentuan Syariah Islam, tidak mungkin dilakukan individu tanpa adanya sistem sosial yang mengatur mekanisme kehidupan individu sesuai dengan konsep Islam. Proses ini diawali dengan pembentukan keluarga (faktor utama pembentuk masyarakat), kemudian sistem ekonomi, politik dan manajemen pemerintahan, akhirnya tercipta sebuah sistem Islam yang sempurna.

(20)

merealisasikan itu semua, maka harus berhubungan dengan konsep dasar dan falsafah masyarakat Muslim. Manajemen harus terkait dengan lingkungan dan pribadi Muslim yang berpegang teguh pada nilai-nilai Syariah Islam pada setiap kondisi dan tempat, baik ketika dirumah, tempat perniagaan, perkebunan, perusahaan dan lainnya.

Ketika lingkungan sosial Islam telah terbentuk, diharapkan, dalam lembaga manajemen pemerintahan terdapat pejabat, pegawai, pemimpin yang beriman, bertaqwa, takut kepada allah, menyembahnya, menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya ketika menjalankan tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan kepada mereka.

3.4 Manajemen Syariah Bekerja Memenuhi Kebutuhan Manusia yang Bersifat Materi

Manajemen Syariah memandang bahwa tugas merupakan amanah dan tanggung jawab pribadi yang harus ditunaikan sebagaimana mestinya. Konsep amanah menuntut bahwa tugas dan tanggung jawab harus diwakilkan kepada orang-orang yang berkopenten dan dapat dipercaya. Hal ini senada dengan firman Allah,”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: „‟Ya bapakku ambillah dia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (Al-Qashas [28]:26). Sebagaimana allah menginginkan muslim untuk menjalankan tugas dengan penuh keikhlasan dan berdasarkan kompetensi teknis.

Ketika tugas dan tanggung jawab telah ditunaikan dengan amanah dan ikhlas, maka seorang pejabat atau pegawai berhak medapatkan upah berdasarkan kinerjanya. Islam memberikan wasiat bahwa upah harus jelas dan diketahui jumlahnya oleh pekerja. Islam juga menuntut agar upah dibayarkan secara langsung, ketika pekerjaan telah usai dilakukan, Rasul bersabda: „‟Berikanlah hak pekerja (upah) sebelum keringatnya kering.‟‟

(21)

tidak akan ditemukan pertentangan antara serikat pengusaha (pemerintah), dengan paraserikat buruh dalam islam, karena masing-masing menerima hak dan kewajiban yang sesuai.

Islam memberikan perhatian terhadap karyawan (pekerja) yang tidak bisa menunaikan pekerjaan, karena sakit atau telah tua renta. Negara memiliki kewajiban menanggung segala kebutuhan mereka dalam kehidupan, sebagai realisasi konsep „al-takaful alijtima‟i‟ (solidaritas sosial). Hal ini tercermin dari sifat khalifah umar bin khattab terhadap seorang tua renta yang datang meminta-minta kepada khalifah.

3.5 Kepemimpinan Manajemen Berperikemanusiaan

Manajemen Islam mengakui kontribusi anggota organisasi, menghormati anak cucu Adam, dan menjaga kemuliaannya. Hal ini bersinggungan dengan fungsi kepemimpinan dalam manajemen, dan bagaimana para Khulafaur Rasyidin menjalankan peran ini.

(22)

3.6 Etika Kepemimpinan dalam Berbisnis

Menurut Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula dalam bukunya syariah marketing (2006: 67-93) setidaknya ada 9 etika yang harus menjadi prinsip-prinsip dasar bagi para pelaku usaha dalam memanajemen bisnisnya, yakni sebagai berikut :

1. Memiliki kepribadian spiritual (taqwa).

Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam suasana mereka sedang sibuk beraktivitas. Ia hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh Allah. Kesadaran akan Allah ini hendaklah menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala tindakan. Misalnya saja, ia harus menghentikan aktivitas bisnisnya saat datang panggilan shalat, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban yang lain. Semua kegiatan bisnis harus selaras dengan moralitas dan nilai utama yang digariskan oleh al-Qur‟an. Al-Qur‟an menegaskan bahwa setiap tindakan dan transaksi hendaknya ditujukan untuk tujuan hidup yang lebih mulia (QS. At-Taubah [9]: 38, Al-Rum [30]: 7, An-Nisa‟ [4: 47, al-Syura‟ [42]: 20). Umat Islam diperintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan cara menggunakan nikmat yang Allah karuniakan kepadanya dengan jalan yang sebaik-baiknya (QS. Al-Qashash [28: 76-77).

(23)

2. Berprilaku baik dan simpatik (Shidq)

Berprilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi dan mencakup semua sisi manusia. Sifat ini adalah sifat yang harus dimiliki kaum muslim. Banyak ayat dalam al-Qur‟an dan hadis-hadis Rasulullah yang memerintahkan kaum muslim untuk memiliki sifat tersebut, seperti QS. Al-Hijr [15]: 88 yang mengajarkan manusia untuk senantiasa berwajah manis, berprilaku baik dan simpatik, QS. Luqman [31]: 18-19 yang mengajarkan untuk senantiasa rendah hati dan bertutur kata yang manis, QS. Al-Imran [3]: 159 dan Al-Anbiya [21]: 107, yang mengatakan bahwa Rasulullah adalah manusia yang sangat pengasih dan murah hati.

Bahkan Al-Qur‟an juga mengharuskan umatnya untuk berlaku sopan dalam setiap hal, termasuk ketika melakukan transaksi bisnis dengan orang-orang yang bodoh (sufaha‟), tetapi harus berbicara dengan ucapan dan ungkapan yang baik (QS. An-Nisa‟ [4]: 5 dan 8), serta kaum muslimin diharuskan untuk berlaku manis dan dermawan terhadap orang-orang miskin, dan jika dengan alas an tertentu ia tidak mampu memberikan uang kepada orang-orang yang miskin itu, setidak-tidaknya memperlakukan mereka dengan kata-kata yang baik dan sopan dalam pergaulan

(QS. Al-Isra‟ [17]: 28).

3. Berlaku adil dalam berbisnis (Al-Adl)

Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap pergaulan dagang dan kontrak-kontrak bisnis. Al-Qur‟an berkali-kali menyatakan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil dan membenci orang-orang yang berbuat zalim, (QS. Hud [11]: 18), adil harus terhadap setiap orang termasuk yang tidak seagama denganmu (QS. Asy-Syura‟ [42]: 15), dan perintah berbuat adil bagi setiap manusia (QS. An-Nisa‟ [4: 28, Al-Maidah [5]: 42, Al-Hujurat

(24)

4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)

Sikap melayani dan rendah hati merupakan sikap utama dari seorang pebisnis. Tanpa sikap melayani dan rendah hati, yang melekat pada kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pebisnis. Rasulullah bersabda bahwa salah satu cirri orang beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lain pun mudah bersahabat dengannya. Al-Qur‟an juga memerintahkan dengan sangat ekspresif agar kaum muslim bersifat lembut dan sopan santun manakala berbicara dan melayani pelanggan (QS. Baqarah [2]: 83 dan QS. Al-Isra‟ [17]: 53).

5. Menepati janji dan tidak curang

Menepati janji atau amanah dalam Islam merukan sifat dan sikap utama yang harus dimiliki kaum muslim. Al-Qur‟an dan hadis-hadis Rasulullah banyak menyatakan pentingnya menjaga amanah, seperti perintah untuk selalu menjaga amanah Allah, rasul-Nya, dan amanat-amanat lainnya (QS. Al-Anfal [8], Al-Nisa‟ [4]: 58, Al-Maidah [5: 92, Al-A‟raf [7]: 62, Al-Qalam [68], Hud [11]: 57, dan An-Nahl [16]: 35), pertanggungjawaban amanah di hadapan Allah sangat berat (QS. Al-Ahzab [33]: 72, dan Al-Ma‟arij [70]: 32).

Lawan dari menjaga amanah adalah curang (tatfif) merupakan sikap yang sangat dibenci Allah. Sikap curang, serakah, dan sikap tidak adil ini – demi memperoleh keuntungan yang lebih besar, bisa muncul dalam menentukan harga, takaran, ukuran, timbangan. Oleh karenanya, Allah berulang-ulang memerintahkan ini untuk memenuhi takaran dan timbangan secara adil (QS. Al- An‟am [6]: 152, Al-Syu‟ara [26]: 181-182, An-Nahl [16]: 90, dan QS. Al-Isra‟ [17]: 35), Allah menurunkan ancaman keras kepada orang-orang yang curang (QS. Al-Muthafiffin [83]: 1-6).

6. Jujur dan terpercaya (Al-Amanah)

(25)

7. Tidak suka berburuk sangka (Su‟uzh-zhann)

Islam sangat melarang pelaku usaha berburuk sangka terhadap pelaku usaha lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis (QS. Hujurat [49]: 12, dan Al-Ahzab [33]: 58).

8. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah)

Menjelek-jelekkan (Ghibah) merupakan salah satu penyakit hati yang harus dihindari pelaku usaha. Allah melarang perbuatan tersebut dalam firman-Nya : “Dan janganlah sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain” (QS. Al-Hujurat [49]: 12).

Sehubungan dengan itu, Nabi Muhammad SAW juga mewanti-wanti umatnya dengan hadis berikut : “Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal. Allah

meridhai kalian untuk hanya beribadah kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya

dengan sesuatu pun, dan engkau selalu berpegang teguh kepada tali Allah dan

tidak bercerai-berai. Sebaliknya, Allah membenci banyak bicara (ghibah), banyak

bertanya (yang tidak bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Muslim). 9. Tidak melakukan suap (risywah)

Menyuap (risywah) merupakan perbuatan haram dan termasuk dalam kategori makan harta orang lain dengan cara batil. Memberikan sejumlah uang dengan maksud agar dapat memenangkan tender suatu bisnis, atau memberikan sejumlah uang kepada hakim atau penguasa agar dimenangkan suatu perkara atau di ringankan hukuman merupakan tindakan berkategori suap (risywah).

(26)

BAB IV KESIMPULAN

Pengertian manajemen yang paling sederhana “adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Adapun sarana-sarana manajemen adalah “Men, Money, Material, Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya.” Dari lima sarana tersebut atau disebut dengan 5 M saling terkait. Manajemen memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan pencapaian tujuan. Planning (perencanaan), Organization (pengorganisasian), Coordination (Koordinasi), Motivating (motivasi), Controling (pengawasan).

Islam telah mengatur bahwa dalam menjalankan aktivitas bisnis harus berpatokan kepada prinsip-prinsip syariah Islam, dengan mengacu kepada Al-Qur‟an dan hadis. Dan Pemimpin yang lurus (benar dan jujur) adalah pemimpin yang menjadi idaman semua orang. Pemimpin yang benar dan jujur adalah pemimpin yang setara antara ucapan dan perbuatan (dapat membuktikan yang diucapkannya), karena rakyat (orang-orang yang dipimpinnya) itu perlu bukti bukan janji.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Al Hadist dengan bimbingan Dr. H. Mashudi. S, MAg. *Ustad dekat rumah

Muhammad SAW is A Great Entrepreneur. 2008. Penerbit: MIC. Muslim Kelana

Rasulullah Business School. 2013. Penerbit: Ikhwah Rasulullah. Kang Monif, Phd dan Prof. Laode, Phd.

Sirah Nabawiyah : AR-RAHIQ AL-MAKHTUM. 2015. Penerbit :Qisthi Press. Syekh Shafiyurrahman al-Mubarkfuri.

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga sampaikan terima kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu pimpinan instansi, pemilik dan atau pihak manajemen perusahaan, pembimbing di lapangan dan di kampus serta semua pihak

Hasil analisis Merkuri (Hg) terhadap sisik/sirip, daging dan tulang ikan sapu-sapu di Kabupaten Wajo menunjukkan bahwa ikan sapu- sapu mengandung Merkuri dengan

Yang dimaksud dengan file exe, adalah file yang dapat dijalankan langsung dari run tanpa harus membuka program flash mx, karena file bertype exe sudah menjadi file

[ Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan ] ( 2012 ) Pasca Sarjana Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Mataram (

“Adakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia flashcard terhadap kemampuan mengenal huruf TK Belia Kreatif Karangpilang Surabaya?” Tujuan yang ingin

Terkait dengan PKE, Bank Mandiri Syariah telah meluncurkan produk BSM Cicil Emas, yang menggunakan akad murabahah dengan jaminan diikat dengan rahn (gadai). Dari hasil

blockholder manajemen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Aset takberwujud yang dimiliki perusahaan dapat membuat perusahaan memiliki keunggulan

Secara hukum, sengketa-sengketa tanah (termasuk tanah adat) hanya bisa diselesaikan melalui Pengadilan Negeri dalam rumpun perkara perdata. Putusan- putusan