PROBLEMATIKA HUKUM ATAS PERNYATAAN
PUTUS HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA ANGKAT
DAN ANAK ANGKAT
TESIS
Oleh
M A L I S A
107011076/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PROBLEMATIKA HUKUM ATAS PERNYATAAN
PUTUS HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA ANGKAT
DAN ANAK ANGKAT
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
M A L I S A
107011076/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PROBLEMATIKA HUKUM ATAS PERNYATAAN
PUTUS HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA
ANGKAT DAN ANAK ANGKAT Nama Mahasiswa : MALISA
Nomor Pokok : 107011076
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum) (Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 09 Agustus 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
2. Notaris Dr. H. Syahril Sofyan, SH, MKn
3. Chairani Bustami, SH, SpN, MKn
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MALISA
Nim : 107011076
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PROBLEMATIKA HUKUM ATAS PERNYATAAN
PUTUS HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA ANGKAT DAN ANAK ANGKAT
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
i
ABSTRAK
Anak merupakan harapan bagi sebuah keluarga sebagai penerus keturunan, tetapi terkadang kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketika keturunan berupa seorang anak yang diinginkan tidak diperoleh maka dilakukan dengan cara mengangkat anak orang lain untuk menjadi anak kita. Selanjutnya anak tersebut dimasukkan kedalam anggota keluarganya sebagai pengganti anak yang tidak bisa diperoleh secara alami tersebut. Cara memperoleh anak dengan cara ini, dalam istilah hukum Perdata Barat lazim disebut sebagai adopsi yang dalam tulisan ini disebut penulis sebagai pengangkatan anak.
Menurut ketentuan dalam Staatsblad 1917 No. 129 bahwa pengangkatan anak bagi golongan Warganegara Indonesia keturunan Tionghoa hanya mengangkat anak laki-laki untuk meneruskan keturunannya. Pengangkatan ini akan mengakibatkan putusnya hubungan keperdataan antara anak yang telah diangkat dengan orang tua kandung, dan kedudukan anak angkat disamakan dengan kedudukan anak kandung oleh orang tua angkatnya, dan anak angkat berhak mewarisi harta kekayaan dari orang tua angkatnya saja selama anak angkat tersebut melakukan hak dan kewajibannya sebagai anak. Lain halnya apabila seorang anak angkat yang bersifat durhaka terhadap orang tua angkatnya, maka dapat dilakukan pemutusan hubungan hukum terhadap anak tersebut. Akibat dari pemutusan orang tua angkat dengan anak angkatnya tersebut akan berakibat dikembalikannya anak angkat tersebut ke orang tua kandungnya. Didalam pengembalian anak angkat tersebut haruslah dilakukan melalui posedur yang telah ditetapkan oleh hukum. Pemutusan hubungan antara orang tua angkat dan anak angkatnya tersebut dapat terjadi apabila anak angkat tersebut sudah dewasa dan sama sekali tidak menuruti nasehat-nasehat orang tua angkatnya misalnya: pemboros, penjudi, dan kelakuannya sama sekali tidak mencerminkan harapan orang tua angkatnya.
ii
ABSTRACT
A child is of a great value for a family as the next generation even though the reality does not always the same as what has been expected. When a married couple does not have a child, they usually adopt a child who is regarded as their own child although not as a biological child. To get a child in this way, in the term of the Western Civil Law, is called adoption which is the main topic of the research.
The provision in the Staatsblad No. 129/1917 states that adopting a child in the Chinese ethnic group, Indonesian citizens, is intended to continue their descendant. The consequence of an adoption is that there will be the civil law severance of an adopted child from his biological parents, and his position is considered the same as the biological child of his adopting parents. He has the right to inherit the property of his adopting parents as long he carries out the right and obligation as a child. On the contrary, if an adopted child is unfaithful to or betrays his adopting parents, his relationship with them can be broken off. In consequence, he will be returned to his own biological parents, but the process should be through a legal procedure. However, the severance of the relationship between adopting parents and their adopted child occurs when the latter is grown up and he does not comply with his parents’ counsels; in this case, he is, for examples, a spendthrift, a gambler, and his behavior does not reflect what his adopting parents have expected.
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Peneliti panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Tesis ini dengan
judul : ”PROBLEMATIKA HUKUM ATAS PERNYATAAN PUTUS
HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA ANGKAT DAN ANAK ANGKAT”.
Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai jenjang studi
S-2 pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
Tesis ini dapat terlaksana berkat dukungan, bantuan serta bimbingan para
pihak sehingga pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati saya
menyampaikan ribuan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dan tulus
kepada berbagai pihak yang memberi kesempatan dan bantuan kepada saya untuk
menyelesaikan tugas akademik dengan menyelesaikan penelitian Tesis ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara;.
2. Bapak / Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara I, II, III, IV, dan V,
beserta staf dan jajarannya;
3. Bapak Prof, Dr. Runtung, SH, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara;
4. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN., selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan
dalam kapasitas beliau sebagai Ketua Komisi Pembimbing;
5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., M.Hum., selaku Anggota Komisi
Pembimbing I, yang juga adalah Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
6. Bapak Notaris Dr. H. Syahril Sofyan, SH., M.Kn., selaku Anggota Komisi
iv
7. Ibu Chairini Bustami, SH., SpN, M.Kn, selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan kritikan kepada peneliti;
8. Ibu Notaris Rosniaty Siregar, SH., M.Kn, selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan kritikan kepada peneliti;
9. Bapak / Ibu dosen / Staf pengajar Program Studi Magister Kenotariatan pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
10. Segenap staf administrasi dan umum di Program Studi Magister Kenotariatan
pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
11. Kedua orang tua Peneliti, Papa dan Mama tercinta
12. Kakak-kakak senior maupun adik-adik junior, yang tidak akan mungkin dapat
Peneliti sebut namanya satu persatu; dan
13. Segenap pihak yang belum Peneliti sebut disini.
Selain itu, Peneliti sebelum dan sesudahnya juga memohonkan maaf atas
segala kesilapan atau kesalahan yang tidak disengaja. Akhir kata, terima kasih atas
segala perhatian yang telah diberikan, Semoga karya ini sedikit banyak dapat
bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan hukum di Nusantara tercinta.
Medan, Agustus 2014. Penulis
v
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Malisa
Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 09 November 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Buddha
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Selam I No 70F Kel. Tegal S. Mandala I
Kecamatan Medan Denai
II. PENDIDIKAN:
1. Sekolah Dasar dari SD Swasta Sutomo Medan (1991-1997), keterangan TAMAT.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari SLTP Swasta Sutomo Medan (1997-2000), keterangan TAMAT.
3. Sekolah Menengah Atas dari Yayasan Perguruan Kristen SMA Swasta Andreas
Sunggal – Deli Serdang (2000-2004) ,keterangan LULUS.
4. Fakultas Hukum DharmaWangsa (2004-2008), memperoleh gelar SARJANA HUKUM (S.H.).
5. Fakultas Manajemen STIE IBBI (2005-2009), memperoleh gelar SARJANA HUKUM (S.E.).
6. Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2010-2014), memperoleh gelar MAGISTER KENOTARIATAN (M.Kn.).
III. KELUARGA
Ayah : Sutikno Wongso
Ibu : Elly Gunawan
Saudari kandung : Stephanie Andreana
Saudara kandung : Jackson Wongso
IV. TUJUAN HIDUP
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR SINGKATAN ... ix
DAFTAR ISTILAH ASING ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Keaslian Penelitian ... 9
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 11
1. Kerangka Teori ... 11
2. Konsepsi ... 13
G. Metode Penelitian ... 15
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 16
2. Sumber Data... 16
3. Teknik Pengumpulan data... 17
4. Analisis Data ... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19
A. Pengertian Pengangkatan Anak (Adopsi) ... 19
B. Hukum Adat Tionghoa di Indonesia ... 24
vii
b. Latar Belakang Sejarah Masyarakat Tionghoa di
Indonesia ... 26
c. Pengangkatan Anak Dalam Tradisi Tionghoa di Indonesia ... 29
C. Pengangkatan Anak Menurut Peraturan Perundang-Undangan ... 34
D. Tujuan dan Syarat- syarat dalam Pengangkatan Anak... 37
E. Prosedur Pengangkatan Anak yang Sah Dalam Penetapan Pengadilan Negeri ... 45
1. Menurut Staatsblad No. 129 tahun 1917... 45
2. Menurut Penetapan Pengadilan... 46
F. Prosedur Pengangkatan Anak dan Penerapan Staatsblad 1917 No. 129 di Pengadilan Negeri Kelas IA, Medan ... 50
BAB III PENYEBAB TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN ANTARA ORANG TUA ANGKAT DAN ANAK ANGKATNYA... 54
A. Dasar Pemutusan Hubungan antara Orang tua Angkat dan Anak Angkatnya ... 54
B. Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Pemutusan Hak Seorang Anak Angkat ... 57
BAB IV KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM PEMBAGIAN WARISAN... 63
A. Kedudukan Anak Angkat Di dalam Hukum Waris ... 63
B. Pembagian Hak Mewarisi oleh Seorang Anak Angkat... 70
C. Akibat Hukum dalam Pengangkatan Anak ... 84
D. Hak dan Kewajiban Anak Angkat... 87
E. Akibat Hukum Pemutusan Hubungan Antara Orang tua Angkat dan Anak Angkat... 97
a. Pemutusan Hubungan Hukum Orang tua Angkat Terhadap Anak Angkatnya ... 97
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 102
ix
DAFTAR SINGKATAN
KUH Perdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
SEMA : Surat Edaran Mahkamah Agung
BW : Burgerlijke Wet Boek (Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata)
UU : Undang-Undang
VOC : Vereenigde Oost-Indische Compagnie
KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UUD 1945 : Undang-Undang Dasar tahun 1945
MA : Mahkamah Agung
KHI : Kompilasi Hukum Islam
PP : Peraturan Pemerintah
TKI : Tenaga Kerja Indonesia
SMP : Sekolah Menengah Pertama
WNI : Warga Negara Indonesia
STMD : Surat Tanda Melapor Diri
RI : Republik Indonesia
KTP : Kartu Tanda Penduduk
KK : Kartu Keluarga
DKI Jakarta : Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Orsos : Organisasi Sosial
PIPA : Pertimbangan Izin Pengangkatan Anak
x
DAFTAR ISTILAH ASING
Clan : Sekumpulan manusia yang mempunyai
hubungan kekeluargaan
Adoption/Adoptie/Adopt : Suatu cara untuk mengadakan hubungan antara
orang tua dan anak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Fear of extinction of family : Rasa takut bahwa keluarga yang bersangkutan akan punah
Fear of diving childless : Rasa takut akan meninggal tanpa mempunyai
and so suffering the keturunan dan sangat kuatir akan hilangan garis
axtinction of the line keturunannya
of descent
Adoption of child : Pengangkatan anak
Uniformitif : Bersifat seragam dalam banyak hal dan faktor
dalam kehidupannya.
Indeferensiasi : Tidak mengenal perbedaan atau pemisahan yang
tegas terhadap berbagai jenis kegiatan.
Konservatif : Mempertahankan segala kehidupan yang sudah
ada
Kosmis religio : Percaya pada kekuatan gaib sebagai suatu
magis/sacral kekuatan yang menguasai alam semesta dan
seisinya dalam keadaan keseimbangan yang mantap.
Asosiatif : Proses sosial yang mengarah pada bentuk
kerja sama dan menciptakan kesatuan
Genealogis : Garis keturunan manusia dalam hubungan
keluarga sedarah
Adatrecht : Tingkah laku yang oleh dan dalam suatu
masyarakat (sudah, sedang, akan) diadakan
Unstatutory law : Hukum yang tidak tertulis di dalam
peraturan-peraturan legislative
Hokkien (Hokkian), : Bahasa-bahasa suku Tionghoa yang ada di
Tiu Chiu (Teo-Chiu), Indonesia
Hakka (Khek)dan
xi
Voorouder verering : Sistem pengabdian kepada leluhur
In samenloop met : Tidak disertai
Inter country adoption : Pengangkatan anak warga Negara asing oleh
orang tua angkat Warganegara Indonesia
Private adoption : Pengangkatan anak yang langsung dilakukan
antara orang tua kandung dengan orang tua angkat
Single parent adoption : Pengangkatan anak yang dilakukan oleh seorang
yang tidak terikat dalam perkawinan sah/belum menikah
Constitutif : Bersifat Mutlak
Criminal law application : Penerapan hukum pidana
Prevention without : Pencegahan tanpa pidana
Punishment
Influencing views of : Mempengaruhi pandangan masyarakat
Society on crime and mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat
Punishment/mass media media massa
Testament : Surat wasiat
Hereditatis petition : Hak yang tidak diturunkan dari pewaris,
melainkan hak ahli waris sendiri yang diberikan oleh undang – undang, lembaga mana yang berasal dari Hukum Romawi
Onwardig : Tidak patut
Legitieme portie : Hak atas bagian mutlak
Vruchtgenot : Orang tua yang menjalankan kekuasaan orang
tua berhak menikmati hasil atas harta kekayaan si anak
Hoogstpersoonlijke rechten : Hak-hak yang sangat pribadi
Vruchtgebruik : Suatu hak kebendaan untuk menarik