• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat di alami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kita mengalami kondisi cemas ketika menghadapi hal-hal di luar rutinitas atau kebiasan aktivitas sehari-hari, atau ketika menghadapi sesuatu yang datang tiba-tiba, misalnya ujian pindah rumah, atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008).

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994), kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Pada kadar yang rendah, kecemasan membantu individu untuk bersiaga mengambil langkah-langkah mencegah bahaya atau untuk memperkecil dampak bahaya tersebut (Fausiah, 2008).

Menurut Hawari (2011), seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain :

a) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.

b) Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir).

(2)

d) Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain. e) Tidak mudah mengalah, suka “ngotot”.

f) Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah.

g) Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir berlebihan terhadap penyakit.

h) Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil (dramatisasi).

i) Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu. j) Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang. k) Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris.

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifat nya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresi atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas.

Menurut Pieter (2010), Reva Rubin mengatakan bahwa, selama periode kehamilan hampir sebagian ibu hamil sering mengalami kecemasan. Namun tingkat kecemasannya berbeda-beda dan tergantung pada sejauh mana ibu hamil itu memersepsikan kehamilannya. Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil biasanya berhubungan dengan kondisi:

a) Kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan. b) Pengalaman keguguran kembali (teroma).

c) Rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan. d) Penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua. e) Sikap memberi dan menerima kehamilan.

(3)

g) Support keluarga dan tenaga medis. 2. Respon fisiologis terhadap kecemasan

Menurut Hawari (2011), respon fisiologis terhadap kecemasan antara lain:

a) Kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) ditandai dengan takikardi (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri didada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap).

b) Gejala respiratori (pernafasan) ditandai dengan rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendek/sesak.

c) Gejala gastrointesnital (pencernaan) ditandai dengan sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar diperut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan berat badan.

d) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) ditandai dengan sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan (tidak datang haid), darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang, impotensi.

e) Gejala autonom ditandai dengan mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit, bulu-bulu berdiri.

(4)

Rasa cemas berlebihan dengan sendirinya menyebabkan ibu sakit. Hal ini bisa menimbulkan bentuk penyakit lain bermunculan yang sebelumnya telah dideritanya. Kemudian, perasaan cemas berkepanjangan dapat membuat ibu hamil tak bisa berkonsentrasi baik dan hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa ibu penderita cemas berat menghabiskan waktunya dengan merasakan kecemasan sehingga mengganggu aktivitasnya. Gejala-gejala cemas ibu hamil terlihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut atau diare, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan.

3. Alat ukur kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala-gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya adalah:

Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan) 1 = gejala ringan

2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali

(5)

dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Total Nilai (score): <14 = tidak ada kecemasan 14-20 = kecemasan ringan 21-27 = kecemasan sedang 28-41 = kecemasan berat 42-56 = kecemasan berat sekali

Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimasudkan untuk menegakkan diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater), sedangkan untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur HRS-A (Hawari, 2011).

B. Periode Kehamilan

Dengan menggunakan metode kelender, rumus Naegle adalah: +7 hari, - 3 bulan, + 1 tahun.

1. Dipakai bila menstruasi teratur. 2. Rumus tidak dapat digunakan jika:

a) Ibu dengan riwayat menstruasi tidak teratur, b) Ibu hamil, saat menyusui dan belum menstruasi,

c) Ibu hamil post-pil KB belum menstruasi lagi (Dewi, 2011).

(6)

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu:

1) Trimester I: konsepsi s/d 12 minggu

Dimulai dari masa konsepsi spermatozoa menembus dinding corona radiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan tersebut biasanya terjadi di daerah ampulla tubae. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut disebut zyangote. Inti sel telur dan inti sel spermatozoa cromosom dari kedua inti bercampur hingga telur mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang. Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi sehingga terjadi blastomer.

Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung mundur dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai tingkat pertumbuhan dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut ovum, 3-5 minggu sebut embrio (mudigah) pada saat ini belum bisa dibedakan, tetapi pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi. Sedangkan umur kehamilan lebih dari 5 minggu disebut feotus yang mana janin sudah mempunyai bentuk manusia akhir.

Akhir 1 bulan badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah. Saluran yang akan menjadi jantung sudah terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar tractus digestivus sudah Nampak, permulaan kaki dan tangan terbentuk tonjolan.

(7)

2) Trimester II : 12 s/d 28 minggu

Pada bulan ke 4 panjang janin mencapai 10-17 cm, beratnya 100 gr, alat kelamin sudah dapat ditentukan jenisnya, kulit ditumbuhi rambut yang halus (Lanugo). Pada akhir bulan ini pergerakan janin sudah dapat dirasakan ibu.

Akhir bulan ke 5 panjang janin 18-27 cm, beratnya 300 gr, bunyi jantung janin sudah dapat didengar.

Akhir bulan ke 6 panjang janin 28-36 cm, beratnya 600 gr, kulit keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit, dan kulit tertutup oleh caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.

3) Trimester III : 28 s/d 40 minggu

Bulan ke 7 panjang janin mencapai 35-38 cm, beratnya 1000 gr, kalau lahir dapat hidup didunia luar, walaupun kemungkinannya hidup sangat kecil.

Akhir bulan ke 8 panjangnya mencapai 42,5 cm, beratnya mencapai 1700 gr, permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orang tua. Akhir bulan ke 9 panjangnya mencapai 46 cm dan beratnya 2500 gr kulit sudah berisi.

(8)

C. Trimester III

Trimester III sering kali disebut periode menunggu atau penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.

Pada periode ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan, perhatian, ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkannya pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera, dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggap membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayinya, menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa bayinya (Indrayani, 2011).

Menurut Febri (2011), banyak hal dan banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan. Organ reproduksi wanita dan payudara merupakan organ yang paling berfungsi selama proses kehamilan. Organ reproduksi wanita yang biasa disebut traktus genitalis terletak dalam rongga panggul, terbagi atas organ genetalia eksterna dan interna.

(9)

Payudara (mamae) sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati adalah sebagai berikut:

1) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat. 2) Dapat terba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjer alveoli. 3) Bayangan vena-vena lebih membiru.

4) Hiperpigmentasi pada areola dan putting susu.

5) Kalau diperas akan keluar air susu (kolostrum) berwarna kuning.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada payudara selama kehamilan salah satunya terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormon esterogen, progesteron. Selain itu, juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin untuk produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.

Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron, somatomamotropin.

1. Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk memberikan ASI, antara lain sebagai berikut:

a. Esterogen

1) Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara

2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air, serta garam sehingga payudara tampak makin besar.

3) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

b. Progesteron

(10)

c. Somamotropin

1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.

2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara. 2. Perubahan payudara pada ibu hamil

a) Payudara menjadi lebih besar.

b) Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.

c) Glandula Montgomery makin nampak menonjol di permukaan area mamae. d) Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu keluar cairan putih jernih

(kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mungkin bereaksi.

e) Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan oleh Prolactine Inhibiting Hormone (PIH).

f) Setelah persalinan, dengan dilahirkannya plasenta, maka pengaruh esterogen, progesteron, dan somamotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.

Menurut Sulistyawati (2013), perubahan psikologis trimester III (periode penantian dengan penuh kewaspadaan) yaitu:

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

(11)

6) Merasa kehilangan perhatian. 7) Perasaan mudah terluka (sensitif). 8) Libido menurun.

D. Konsep Dasar Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi di samping itu bersama keluarga memberikan batuan dan dukungan pada ibu bersalin (Rukiyah, 2011).

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus-menerus dan penatalaksanaan yang terampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan (Nugraheny, 2010).

a. Sebab-sebab mulainya persalinan 1) Penurunan kadar progesteron

(12)

2) Teori Oxcytosin

Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena ini timbul kontraksi otot-otot rahim.

3) Peregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehinggan timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.

4) Pengaruh janin

Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena itu pada anchepalus kelahiran sering lebih lama.

5) Teori prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.

Secara mikroskopis perubahan-perubahan biokimia dalam tubuh wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan hormone estrogen dan hormone progesterone. Seperti kita ketahui bahwa hormone estrogen merupakan penenang bagi otot-otot uterus, menurunnya hormone ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai (Rukiyah, 2011).

b. Tanda-tanda persalinan Lightening

(13)

Penyebab dari proses ini adalah sebagai berikut: 1. Kontraksi Braxton Hicks.

2. Ketegangan dinding perut.

3. Ketegangan ligamentum rotundum.

4. Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus.

Masuknya kepala janin ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang. 2. Di bagian bawah terasa penuh dan mengganjal.

3. Kesulitan saat berjalan. 4. Sering berkemih

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara kelima P, yaitu: tenaga (power), janin dan plasenta (passenger), jalan lahir (passage), psikis ibu bersalin, penolong. Pada multipara gambarannya menjadi tidak sejelas pada primigravida, karena masuknya kepala janin ke dalam panggul terjadi bersamaan dengan proses persalinan.

Terjadinya His Permulaan

(14)

permulaan. His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa nyeri ringan di bagian bawah. 2. Datang tidak teratur.

3. Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan. 4. Durasi pendek.

5. Tidak bertambah bila beraktivitas (Nugraheny, 2010). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Tenaga (power)

(15)

2. Janin dan plasenta (passenger)

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.

3. Jalan lahir (passage)

Tulang panggul dibentuk oleh dua tulang koksa (terbentuk dari fusi tiga tulang: os pubis, os iskium, dan os ilium) yang masing-masing membatasi bagian samping rongga panggul. Tulang koksa berkonvergensi ke anterior untuk menyatukan kedua sisi simfisis pubis, dan di posterior disatukan oleh sakrum melalui sendi sakroiliaka. Bentuk rongga panggul pada dasarnya menyerupai tabling, tetapi jalan lahir sedikit melengkung ke depan pada ujung kaudalnya, membentuk sudut sekitar 90 sehingga digambarkan sebagai “saluran berbentuk “J” atau “L” bila dipandang dari bidang sagital.

4. Psikis ibu bersalin

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota keluarganya yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi, dapat membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi.

5. Penolong

(16)

dalam menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi serta pendekomentasian alat bekas pakai (Rukiyah, 2011).

E. Beberapa karakteristik ibu hamil yang terkait dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan

Adapun karakteristik ibu hamil yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan:

a. Umur

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Kategorik Umur menurut Depkes RI (2009):

1. Masa balita = 0 – 5 tahun

2. Masa kanak – kanak = 5 – 11 tahun 3. Masa remaja awal = 12 – 16 tahun 4. Masa remaja akhir = 17 – 25 tahun 5. Masa dewasa awal = 26 – 35 tahun 6. Masa dewasa akhir = 36 – 45 tahun 7. Masa lansia awal = 46 – 55 tahun 8. Masa lansia akhir = 56 – 65 tahun 9. Masa manula = 65 – sampai atas

(17)

dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi yang belum matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan. Menurut Stone (2012), usia ibu yang semakin tua juga dapat berisiko mengalami komplikasi penurunan persalinan normal.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kesibukan yang dilakukan seseorang terutama untuk menunjang kehidupannya dank keluarganya sehingga menghasilkan suatu penghasilan uang. Pekerjaan dapat penghasilan yang akan menambah keuangan keluarga, sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk menghadapi persalinannya nanti (Narbuko, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tersebut diperoleh bahwa penelitian yang dilakukan oleh Mustafa (2011) belum membahas peranan persamaan aljabar Riccati pada kasus sistem dinamik untuk

Untuk mencari nilai rata-rata dari n bilangan yang diinputkan, maka secara otomatis kita perlu langkah-langkah atau yang bisa disebut dengan algoritma.. Sedangkan hasil

tan kokain setiap tahun, dalam pada masa yang sama menjadi pembekal kepada pasaran dadah. AS iaitu bernilai lebih daripada $60

(2) Perlindungan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan

The scientific method as a method of intervention to improve the character education of elementary school students is more directed to the affective domain in the field of

Membedakan teks adalah kegiatan membandingkan dua teks atau lebih untuk mencari perbedaan masing-masing teks. Dua buah teks atau lebih biasanya dapat memiliki perbedaan baik

Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk menciptakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengenali kalimat dalam bahasa Indonesia, yang berfungsi untuk

xi PENGARUH KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT. WAHANA ABADI RAYON PURBALINGGA).. Muhammad Yopie Wibisosno 1