HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT
KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
(Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gunungtanjung Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2014)
Indi Septiani Putri
1)Novianti
2)Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Reproduksi
1)Universitas Siliwangi (
septiani_indy@yahoo.com
)
Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan
2)Universitas Siliwangi
ABSTRAK
Kecemasan adalah suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan, kondisi ini dapat dikatakan oernah dialami oleh semua orang walaupun dengan taraf yang berbeda-beda seberapa besar pengaruh dan bagaimana individu menghadapinya tergantung pada kondisi individu tersebut. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, kehamilan di kelompokkan menjadi trimester I, trimester II dan trimester III. Kecemasan yang dialami ibu hamil dibagi kedalam kategori graviditas, umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan. Metode penelitian menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 70 orang dari 71 orang populasi.
Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chis Square. Instrument yang digunakan adalah Zung Selft-Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang mengalami cemas dalam menghadapi persalinan sebesar (55.7%) responden yang tidak cemas dalam menghadapi persalinan sebesar (44.3%). Kesimpulan dari 4 variabel ter dapat 2 variabel tidak ada hubungan yaitu variabel umur p>0.05 (p=0.709) dan variabel pekerjaan yaitu p>0.05 (p=0.209). 2 variabel lainya yaitu variabel graviditas p<0.05 (p=0.013) dan variabel pendidikan p>0.05 (0.000) terdapat hubungan. Saran kepada petugas kesehatan memberikan konsultasi secara intens bagi ibu hamil untuk dapat mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Kepustakaan
: (1998 – 2014)
RELATIONSHIP CHARACTERISTIC III TRIMESTER PREGNANT WITH ANXIETY IN THE FACE OF LABOR
(Study In Work Area UPTD Health Center Gunungtanjung Tasikmalaya 2014)
ABSTRACT
Anxiety is a state or condition of unpleasant emotions, the condition can be said to be experienced by everyone, although with varying degrees depending on how much influence and how individuals deal with it depends on the condition of certain individuals. Pregnancy can be a source of anxiety stressor, trimester of pregnancy can be classified into I trimester, II trimester and III trimester. Anxiety experienced by pregnant women were divided into categories age, gravidity, education level and employment). Purpose of this study was to determine the relationship of the characteristics of third trimester pregnant women with a level of anxiety in the face of labor. Methods using analytical survey with cross sectional sampel of 70 people from 71 populations. Analysis is performed through univariat analysis using frequency distribution and bivariat analysis using chis-square test. Instruments used Zung Selft-Rating Anxiety Scale
(ZSAS) to measure the level of anxiety pregnant women in the face of labor. Results showed that respondents who experience anxiety in the face of labor (55.7%) and respondents who had not anxious in the face of labor (44.3%). Concluasion of the 4 variables are two variables do not have a relationship of variable age p>0.05 (p=0.709) and variable employment p>0.05 (p=0.209). two others variables gavidity p<0.05 (p=0.013) and variables education level p>0.05 (0.000) there is a relationship. Advice to health works provide intens consiltasions for pregnant women to be able to cope with anxiety in the face of labor.
Reference
: (1998 – 2014)
Pendahuluan
Salah satu upaya pelayanan kesehatan yang terpenting adalah meningkatkan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), yang salah satunya menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, misalnya dengan Program gerakan Sayang Ibu (GSI). GSI
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya manusia,
khususnya pada saat kehamilan dengan merencanakan kehamilan yang sehat dan
direncanakan dengan baik (Depkes RI, 1999).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010, sebanyak 536.000
perempuan meninggal akibat persalinan, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau persalinan terjadi di Negara-negara berkembang, dengan rasio kematian
ibu paling tinggi yaitu sebesar 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup (Hasuki,
2010). Rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil survei Demografi dan Kesehatan
Indosesia (SDKI), 2007 yang mencapai 228 per 100.000 per 100.000 (SDKI, 2012).
Persalinan lama merupakan salah satu penyebab tingginya AKI di Indonesia.
Beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya persalinan lama antara lain power atau kekuatan ibu saat melahirkan tidak efektif, bayi yang terlalu besar, ketidaksesuaian ukuran
panggul dengan kepala bayi dan psikologis ibu yang tidak siap menghadapi persalinan
(Viebeck, 2012).
Kehamilan itu sendiri dikelompokan menjadi tiga trimester, yaitu trimester I
(0-3bulan), trimester II (4-6 bulan), dan trimester III (7-9bulan). Pada trimester I, biasanya
seorang ibu mudah mengalami depresi, yang disebabkan oleh meningkatnya frekwensi
berkemih, morning sickness, kelelahan, dan keletihan. Ketika usia kehamilan memasuki
usia kehamilan di trimester II, hal seperti ini akan berhenti, dan akan kembali kembali lagi
Adapun pada trimester III, kecemasan menjelang persalinan akam muncul.
Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan
terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan semakin sering
muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi
pokok pembicaraan para wanita (Hasuki, 2007). Oleh karena itu, banyak calon ibu yang
muda mendapat kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas (Maramis, 2005).
Dengan makin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju
pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu
selama hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Aprianti, 2007). Hal senada
juga diungkapkan Kartoni (1992) bahwa pada usia kandungan 7 bulan ke atas, tingkat
kecemasan ibu hamil semakin akut dan intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi.
Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami
ibu selama hamil (Lestiaringsih, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2005) mengenai faktor-faktor penyebab
kecemasan ibu hamil, dari 50 responden diperoleh 46% mengalami kecemasan ringan, 50%
kecemasan sedang, dan 4% kecemasan berat. Sedangkan penelitian Yiliana (2008),
mengalami kecemasan pada ibu hamil trimester III, kecemasan yang dialami dibagi ke
dalam kategori jenis kehamilan (graviditas), usia dan tingkat pendidikan, dari 51 responden
yang diteliti diperoleh 49% tidak mengalami kecemasan (normal), 47.1% kecemasan ringan,
3.9% kecemasan sedang, dan tidak ada yang mengalami kecemasan berat. Dan penelitian
oleh (Asri wanda, 2014), mengalami kecemasan pada ibu hamil trimester III, dimana
kecemasan yang dialami dibagi ke dalam kategori pekerjaan, graviditas, tingkat pendidikan
dan umur. Dari 50 responden yang diteliti 7.5% cemas ringan, cemas sedang 30%, cemas
berat 27.5% dan panik 35%.
Selama periode kehamilan sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang
mengatasi kecemasan, akibat kecemasan pada saat akan persalinan dapat menyebabkan
persalinan lama hal tersebut akan semakin membuat ibu semakin cemas, pada saat ini
dibutuhkan dukungan suami atau orang terdekat. Tidak semua ibu menyadari bahwa aspek
fisik dan psikis adalah dua hal yang terkait saling mempengaruhi. Jika kondisi fisiknya
kurang baik, maka proses berfikir, suasana hati, tindakan yang bersangkutan dalam
kehidupan sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. Suasana hati yang tidak menentukan
dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah,
produksi adrenalin, aktifitas kelenjar keringat, reaksu asam lambung, seperti marah, gelisah
dan merasa malas (Al-Atiq, 2007).
Didapatkan data bahwa pada bulan oktober 2014 jumlah pasien yang memeriksakan
kehamilan sebanyak 351Orang. Berdasarkan status kesehatan, pasien yang datang sangat
beragam. Ada ibu yang tergolong kelompok resiko tinggi memiliki penyakit seperti anemia,
hipertensi, gangguan pada jantung, diabetes mellitus, dan letak janin yang lintang atau
sungsang. Jumlah ibu yang status kesehatannya baik sebanyak 85% dan ibu yang beresiko
tinggi 25%.
Dari survei awal yang telah dilakuakan dari 10 responden 70% ibu hamil yang
mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Serta 30% ibu hamil yang tidak
merasa cemas saat akan mengadapi persalinan. dapat disimpulkan bahwa masih banyak
ibu hamil yang merasa bingung, takut, cemas dan khawatir terhadap kehamilan dan proses
persalinan nanti. Hal ini terutama bagi primigravida dan ibu yang mengalami komplikasi
pada kehamilan, data yang diperoleh pada bulan September-Oktober 2014 ibu hamil
trimestret III sebanyak 71 orang.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti “hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di
Metode Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan menggunakan
rancangan cross sectional. Tempat penelitian dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Gunungtanjung kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya. pada bulan
September-Oktober 2014. Polupasi dalam penelitian ini berjumlah 71 ibu hamil trimester III
dengan teknik pengambilan sampel total sampling dan dengan adanya faktor eklusi jumlah
sampel menjadi 70 orang.
Instrument yang digunakan adalah Zung Selft-Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukut tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan.
Yang terdiri dari 20 pertanyaan yang berkaitan denga kecemasan.
Analisis univariat dilakukan untuk melihat frekuensi, distribusi karakteristik
responden dari masing-masing variabel independen (karakteristik ibu hamil trimester III) dan
variabel dependen (tingkat kecemasan ibu hamil trimester III). Analisis bivariat dilakukan
untuk melihat ada tidaknya hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Gunungtanjung.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Analisis univariat
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kecemasan
No Cemas Frekuensi F Persentase (%) 1 Tidak Cemas 31 44.3 2 Cemas Ringan 35 50.0 3 Cemas Sedang 4 5.7 Jumlah 70 100.0
Hasil penelitian diatas menunjukan responden mengalami kecemasan ringan
sebesar (50.0%) yaitu sebanyak 35 orang.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori
No Kategori Umur Frekuensi
F Persentase (%)
1 < 20 thn, >35 thn 31 44.3
2 20-35 thn 39 55.7
Jumlah 70 100.0
Sumber: Data Primer, 2014
Dari hasil diatas menunjukan bahwa sebagian responden merupakan umur 20-35
tahun sebanyak 55.7%. sebanyak 39 orang.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori Graviditas
No Kategori Graviditas Frekuensi
F Persentase (%)
1 Primigravida 18 25.7
2 Multigravida 52 74.3
Jumlah 70 100.0
Data: Sumber Primer, 2014
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden merupakan
multigravida sebanyak (74.3%) 52 orang.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori Tingkat Pendidikan
No Kategori Pendidikan Frekuensi
F Persentase (%)
1 Dasar 47 67.1
2 Tinggi 23 32.9
Jumlah 70 100.0
Sumeber : Data Primer, 2014
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori Pekerjaan
No Kategori Pekerjaan Frekuensi
F Persentase (%)
1 Bekerja 15 21.4
2 Tidak Bekerja 55 78.6
Jumlah 70 100.0
Sumber: Data Primer, 2014
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden merupakan tidak
bekerja sebanyak (78.6%) 55 orang.
b. Analisis Bivariat
Tabel 4.12 Hubungan KecemasanTerhadap Umur
No Kategori Umur
Kecemasan
Total p
value OR
Cemas Tidak Cemas
F % F % N %
1 <20 thn, >35 thn 16 51.6 15 48.4 31 100.0
0.709 0.742
2 20-35 tahun 23 59.0 16 41.0 39 100.0
Jumlah 39 55.7 31 44.3 70 100.0
Sumber: Data Primer, 2014
Distribusi kecemasan berdasarkan umur menunjukkan bahwa proposi ibu hamil yang
mengalami kecemasan antara ibu yang cemas lebih banyak yang berumur (20-35
tahun) (59.0%) disbanding yang berumur <20 thn dan >35 thn (51.6%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.709, dimana nilai p value lebih dari 0.05, yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinana.
Tabel 4.13 Hubungan KecemasanTerhadap Graviditas
No Kategori Graviditas
Kecemasan
Total p
value OR
Cemas Tidak Cemas
F % F % N %
1 Primigravida 5 27.8 13 72.2 18 100.0
0.013 0.204
2 Multigravida 34 65.4 18 34.6 52 100.0
Jumlah 39 55.7 31 44.3 70 100.0
Distribusi kecemasan berdasarkan graviditas menunjukan bahwa proposi ibu hamil
yang mengalami kecemasan hampir sama antara primigravida (27.8%) dan
multigravida (65.4%) hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh nilai p=0.013, dimana nilai p value kurang dari 0.05 yang berarti ada
hubungan bermakna antara graviditas dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan. Nilai OR= 0.204 yang berarti respnden yang multigravida memiliki resiko
terjadinya kecemasan sebesar 0.204kali dibanding dengan primigravida.
Tabel 4.14 Hubungan KecemasanTerhadap Pendidikan
No Kategori Pendidikan
Kecemasan
Total p
value OR
Cemas Tidak Cemas
F % F % N %
1 Dasar 37 78.7 10 21.3 47 100.0
0.000 38.850
2 Tinggi 2 8.7 21 91.3 23 100.0
Jumlah 39 55.7 31 44.3 70 100.0
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukan bahwa proposi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu
berpendidikan Tinggi dan PT (8.7%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu
berpendidikan dasar (78.7%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.000, dimana nilai p value kurang dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan. Nilai OR=38.850 yang berarti ibu berpendidikan dasar memiliki resiko
kecemasan 38.850kali dibanding responden yang berpendidikan menengah.
Tabel 4.15 Hubungan KecemasanTerhadap Pekerjaan
No Kategori Pekerjaan
Kecemasan
Total p
value OR
Cemas Tidak Cemas
F % F % N %
1 Bekerja 11 73.3 4 26.7 15 100.0
0.209 2.652
2 Tidak Bekerja 28 50.9 29 49.1 55 100.0
Jumlah 39 55.7 31 44.3 70 100.0
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kecemasan berdasarkan pekerjaan
menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu
hamil yang bekerja (73.3%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (50.9%) hampir
seimbang. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.209, dimana nilai p value lebih dari 0.05, yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pekerjaan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
Simpulan
1. Proporsi kejadian kecemasan dalam menghadapi persalinan sebesar 39orang
(55.7%) dan responden yang tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan sebanyak 31orang (44.3%).
2. Gambaran variabel menurut karakteristik ibu hamil trimester III yaitu:
a. Menurutumur, ibu yang tergolong high risk (<20 tahundan>35 tahun)
sebanyak 44.3% dan low risk (20-35 tahun) sebanyak 55.7%.
b. Menurut graviditas yaitu primigravida (25.7%) dan multigravida (74.3%).
b. Menurut tingkat pendidikan, ibu dengan pendidikan dasar/rendah
(SD-SMP/SLTP) sebanyak 67.1%, pendidikan tinggi (SMA -PT) sebanyak 32.9%.
c. Menurut pekerjaan yaitu ibu hamil yang tidak bekerja (78.6%) dan ibu hamil
yang bekerja (21.4%).
Saran
1. Bagi Puskesmas
Agar menyediakan konsultasi dengan bidan/petugas kesehatan setempat yang
bermanfaat bagi ibu hamil untuk dapat informasi resiko cemas dalam
menghadapi persalinan. Meningkatkan peran serta perawat/bidan dalam
memberikan promosi kesehatan kepada ibu hamil pada saat antenatal care
2. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan cara meneliti
varibel lain seperti promosi kesehatan, pengetahuan, dukungan keluarga,
perubahan fisiologi, dan psikologis yang kemungkinan berhubungan erat dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Serta perlu adanya penelitian lebih
lanjut tentang kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan
dengan desain yang berbeda misalnya kohort.
Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Astria, Y. (2009). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Yuliana, S. (2008). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di UPT Ibrahim Adjie Kota Bandung (Jurnal). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran: Bandung.
Wanda, A. Dkk. (2014). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di Poli KIA Puskesmas Tuminting (Jurnal). Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Hasuki, L. 2009. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Ibu dan Anak. EGC: Jakarta.
Zung, W.W.K. Rating Anxiety For Anxiety disorder physchosmatic. USA: Mosby
Company, 1997.
Simkin, Penny. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Edisi Revisi. Jakarta: Arca, 2007.
Stuart, G.W and Sundeen, S.J; Alih Bahasa Roman, dkk. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC, 1998.
Adapted From zung WWK. A rating instrument for anxiety. Psychosomatic.
1971;XII:371-379. Reprinted with permission from Psychosomatsics. 1971.