BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia di peroleh melalui
mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
Pengetahuan yang dicakup dalam domain menurut Notoatmodjo, 2003:129)
mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini mengingat kembali (kecuali)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek yang
dipelajari.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
4. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis
Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu stimulus atau objek, misalnya dapat membandingkan antara
yang cukup gizi dengan yang tidak.
2.1.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman -pemahaman baru.
Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa faktor yang memengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu :
1. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal
yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan.
2. Mass media / informasi.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam – macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3. Sosial budaya dan ekonomi.
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi iniakan memengaruhi pengetahuan
seseorang.
4. Lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
5. Pengalaman.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Umur.
Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia
madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2.2 Sikap
2.2.1. Defenisi Sikap
Sikap yaitu suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat positif maupun
kecendrungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek
psikologi.
2.2.2. Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan :
a. Menerima (Receiving) : bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diperhatikan (objek).
b. Merespon (Responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan
menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuting) : mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
d. Bertanggung jawab (Responsible) : bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
(Notoatmodjo, 2003)
2.2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap
Menurut Azwar (2005), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi
pembentukan sikap pada manusia, antara lain :
1. Pengalaman pribadi.
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang
yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat
kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti
khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Pengaruh kebudayaan.
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita.
4. Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam arti individu.
6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman
pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran
7. Umur dan Jenis Kelamin
BKKBN (2008) mengidentifikasi adanya perbedaan yang bermakna sikap
remaja tentang kesehatan reproduksi ditinjau berdasarkan umur dan jenis
kelamin dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
2002-2003.
8. Pola Asuh orang tua
Menurut Koentjaraningrat (1997) dalam Tarmizi (2010), bentuk-bentuk pola
asuh orangtua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan
sikap anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan
unsur-unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih -
benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa ia
masih kanak-kanak.
2.3 Remaja
Remaja atau “ adolescence” (inggris), berasal dari bahasa latin “
adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud
adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis. (widyastuti, 2009)
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 – 14 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 – 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun. (Widyastuti, 2009)
yang cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan selanjutnya.
(Sibagariang, 2010)
2.3.1 Ciri – ciri Perkembangan Remaja
Menurut ciri perkembangannnya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
1. Masa remaja awal ( 10 – 12 tahun) 2. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun) 3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)
(Depkes RI, 2008)
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja
ada tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal ( 10 – 12 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
b. Tampak dan merasa ingin bebas
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)
2. Masa remaja tengah ( 13 – 15 tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
e. Berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan seksual 3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun )
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak
(widyastuti , 2009)
2.3.2 Perubahan Fisik Pada Remaja
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan
organ – organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya :
1. Tanda – tanda seks primer
Berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja
puteri/menarche dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki laki )
2. Tanda – tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki – laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada
lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di
sekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri: pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina,
payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan
(pubis)
2.3.3 Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja
Perubahan – perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah :
1. Perubahan emosi
a. Sensitif, seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa
tertawa tanpa alasan yang jelas
b. Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar
yang mempengaruhinya
c. Ada kecendrungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih suka pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal dirumah
2. Perkembangan intelegensia
a. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik
b. Cenderung ingin mengetahui hal –hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba – coba . (Widyastuti, 2009)
2.4 Kesehatan Reproduksi
2.4.1 Defenisi Kesehatan Reproduksi
Kesepakatan ICPD pada tahun 1994, kesehatan reproduksi di tingkat
internasional disepakati sebagai suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya.
2.4.2 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Sebenarnya sangat luas , sesuai dengan defenisi yang tertera diatas, karena
mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian
tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan
pendekatan siklus hidup, sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan
dapat dilaksanakan.
Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat
komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pencegahan penyakit
menular seksual, termasuk HIV/AIDS. (Depkes, 2008)
2.4.3 Hak –hak Reproduksi
Hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi Intenasional
Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi
individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi :
1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk
perlindungan dari perkosaan, kekerasan , penyiksaan, dan pelecehan
8. Hak untuk mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10.Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11.Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan
berkeluarga dan kehidupan reproduksi
12.Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
2.4.4 Organ, Fungsi dan Proses Reproduksi Perempuan dan Laki-laki
a. Organ Reproduksi Perempuan
1. Ovarium (indung telur)
Yaitu organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran fimbrae
(umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul. Indung telur berfungsi mengeluarkan sel
telur (ovum) satu bulan satu kali dan hormon-hormon (estrogen dan progesteron).
2. Tuba Falopi (saluran telur)
Yaitu saluran di kiri dan kanan rahim yang dilalui oleh sel telur (ovum)
setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi) dan tempat pembuahan (konsepsi).
3. Fimbrae (umbai-umbai)
Yaitu ujung dari tuba falopi yang dapat dianalogikan dengan jari-jari
tangan. Umbai -umbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dikeluarkan
4. Uterus (rahim)
Yaitu tempat calon bayi dibesarkan, bentuknya seperti buah alpukat
gepeng dan berat normalnya antara 30 – 50 gram. Ukurannya kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
5. Cervix Uteri (leher rahim)
Yaitu bagian bawah rahim dan mempunyai saluran yang berfungsi sebagai
tempat untuk keluarnya darah menstruasi dan akan terbuka pada saat persalinan
sebagai jalan keluarnya janin.
6. Vagina (lubang senggama)
Yaitu sebuah saluran berbentuk silinder bersifat elastis dan bergelombang
yang berfungsi sebagai jalan keluarnya darah menstruasi maupun bayi serta
sebagai lubang senggama.
b. Organ Reproduksi Laki-Laki
1. Penis
Yaitu suatu organ yang berbentuk silindris berfungsi sebagai alat
senggama dan sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma dan air seni. Pada
keadaan biasa, panjang penis adalah ± 6-8 cm. Ketika terangsang secara seksual
darah banyak dipompakan ke penis sehingga panjangnya menjadi sekitar dua kali
dari panjang sebelumnya. Keadaan ini disebut ereksi.
2. Glans
Adalah bagian depan atau kepala penis yang banyak mengandung
pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi bagian glans disebut foreskin
3. Uretra (saluran kencing)
Yaitu saluran yang terdapat dalam penis yang berfungsi untuk
mengeluarkan air seni dan air mani.
4. Vas Deferens (saluran sperma)
Adalah saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat.
Panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 mm.
5. Epididimis
Adalah saluran-saluran yang lebih besar dari vas deferens. Bentuknya
berkelok - kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang dihasilkan
oleh testis akan berkumpul di epididimis.
6. Testis (pelir)
Adalah organ yang berfungsi memproduksi hormon testosteron dan
sperma setiap hari. Berbentuk bulat telur (avoid) yang berjumlah dua buah.
7. Skrotum (kantung pelir)
Adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan
berlipat-lipat, sebagai tempat bergantungnya testis.
8. Kelenjar Prostat
Terletak di bawah kandung kencing, bentuknya seperti buah kenari.
Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berfungsi untuk
mempertahankan hidup sperma. Cairan tersebut merupakan bagian dari semen (air
9. Vesikula Seminalis
Yaitu kelenjar yang berupa kantung, berbentuk seperti huruf S
berkelok-kelok (sambung menyambung) berfungsi menghasilkan sekaligus menampung
cairan mani sebagai media pengantar sperma.
c. Proses Reproduksi
Kehamilan merupakan proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan
sel telur perempuan dengan sel sperma laki-laki yang membentuk suatu sel
(embrio) dimana merupakan cikal bakal janin, dan berkembang didalam rahim
sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi.
2.4.5 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Masalah kesehatan reproduksi remaja selain berdampak secara fisik, juga
dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi dan
kesejahteraan sosial dalam jangka panjang.
Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang
tidak aman dan komplikasinya
2. Kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan
kematian ibu dan bayi
3. Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
4. Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan
Keadaan merisaukan lainnya yang sulit dipisahkan dari kesehatan
reproduksi remaja adalah meningkatnya masalah kertergantungan napza
(narkotika, pshikotropika, dan zat adiktif lainnya, termasuk merokok) pada
remaja. Ketergantungan napza ini sering diikuti dengan hubungan seksual di
luar nikah, dengan berganti – ganti pasangan , sehingga meningkatkan risiko penularan PMS , termasuk HIV/AIDS, sementara pemakaian alat suntik secara
bergantian juga menimbulkan resiko tersebut. (Depkes, 2008)
2.4.6 Hubungan Seks Pranikah pada Remaja
Hubungan seks pranikah pada remaja bukan hanya berpengaruh bagi
pasangan, khususnya remaja perempuan, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan
masyarakat.
1. Akibat bagi remaja
a. Menambah resiko tertular penyakit menular seksual ( PMS) ,antara lain:
1. Gonore / GO (Kencing Nanah), disebabkan bakteri Neisseria
Gonnoreae dengan masa inkubasi antara 2 – 10 hari setelah masuk kedalam tubuh.
Gejala pada wanita: keputihan berwarna kekuningan, rasa nyeri di
rongga panggul, dan dapat juga terjadi tanpa gejala.
Gejala pada laki – laki : rasa nyeri pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, dan ujung penis agak merah dan agak
bengkak.
Komplikasi yang dapat timbul antara lain : radang panggul,
kemandulan, infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan dapat
2. Sifilis (Raja Singa)
Penyebabnya kuman Treponema Pallidum dengan masa tanpa gejala
antara 3 – 4 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh.
Gejala antara lain: luka pada kemaluan tanpa nyeri, bintil, bercak
merah pada tubuh, kelainan syaraf, jantung dan pembuluh darah /
kulit.
Komplikasi jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan berat
pada otak dan jantung, bayi dalam kandungan dapat tertular,
keguguran atau lahir cacat, dan memudahkan penularan HIV.
3. Herpes Genitalis
Penyebabnya berupa virus Herpes simplex dengan masa inkubasi
antara 4 – 7 hari setelah virus berada dalam tubuh.
Gejala antara lain: bintil berair dan nyeri pada kemaluan, luka akibat
pecahnya bintil – bintil.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: rasa nyeri pada syaraf,
dapat menular pada bayi dan terlihat saat lahir berupa bintil berair,
infeksi berat, abortus, kematian janin, dan memudahkan penularan
HIV.
4. Trikomonas Vaginalis
Penyebabnya protozoa thricomonas vaginalis yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Gejalanya antara lain : keputihan encer, berwarna
kekuningan, berbusa dan bau busuk, vulva membengkak kemerahan
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : lecet pada kulit sekitar
vulva, kelahiran prematur, dan dapat menularkan HIV
5. HIV / AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya
daya tahan tubuh. Pada awalnya penderita HIV positip sering
menampakkan gejala sampai bertahun – tahun ( 5 – 10). Hal yang perlu diketahui tentang HIV / AIDS :
1. Sekali virus HIV masuk ke dalam tubuh, virus tersebut akan
menetap dalam tubuh untuk selamanya
2. Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan dalam jalan
lahir
3. Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan
seksual, disamping penularan melalui jarum suntik dan
transfusi darah serta penularan dari ibu kepada janinnya
4. Perempuan 5 kali lebih mudah tetular HIV/AIDS karena
bentuk alat kelamin perempuan lebih luas sehingga mudah
terpapar oleh cairan mani yang tinggal dalam tubuh
5. Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan
HIV karena jaringan anus lebih lembut
Pencegahan penularan HIV/AIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan
IMS , yaitu:
B : Be faithful – saling setia dengan pasangannya
C : Condom – Menggunakan kondom secara konsisten dan benar D : Drugs – tolak penggunaan NAPZA
E : Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama (Muadz, 2008)
b. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan,
pengguguran kandungan (aborsi ) yang tidak aman yang dapat
mengakibatkan perdarahan hingga kematian, kemandulan, infeksi organ
reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau
keracunan kehamilan
c. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa
depan), remaja laki – laki jadi tidak perjaka, remaja perempuan tidak perawan
d. Melahirkan bayi yang kurang / tidak sehat
1. Akibat bagi keluarga
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan (ejekan)
masyarakat di lingkungannya
2. Akibat bagi masyarakat
a. Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat
menurun
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, sehingga derajat kesehatan
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan
masyarakat menurun. ( Depkes RI, 2008)
2.5 Promosi Kesehatan
Menurut (green dan Ottoson,98) promosi kesehatan adalah kombinsai
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(Syafrudin, 2009)
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan menurut
(Notoatmodjo, 2002b) adalah :
1. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan.
2. Metode Diskusi Kelompok, adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah
dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran)
dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat, adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh
masing–masing peserta, dan evaluasi atas pendapat–pendapat tadi dilakukan
kemudian.
4. Metode Panel, adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung
atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
5. Metode Bermain Peran, adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai
sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan
alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
7. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 -5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode Seminar, adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang menguasai
bidangnya.
Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara.
Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Media menurut Heinich
(1982) mengemukakan bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi
antara sumber ke penerima. Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran. (Setiawati, S. 2008)
Menurut Machfoedz, dkk., (2005), alat bantu pendidikan adalah alat-alat
yang digunakan oleh pendidik dalam penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini disebut “alat peraga” karena berfungsi untuk membantu dan
memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Semakin banyak
tersebut menjadi 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas
tiap-tiap alat tersebut dalam suatu kerucut pada gambar 5 berikut yaitu :
Gambar 2.1 : Kerucut Edgar Dale
Gambar kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar
adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa
dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi
untuk mempersepsikan bahan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan
penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau
intensitasnya paling rendah.
Menurut Santrock model dasar dari proses informasi berjalan dari Proses
yang akan dijelaskan secara umum sebagai berikut.
Gambar 2.2 . Alur Proses Informasi
KEJADIAN PERHATIAN MEMORI PROSES
BERPIKIR
Alur informasi di awali dengan kejadian-kejadian yang diperoleh dari
lingkungan maupun media. Kejadian ini biasanya terklasifikasi menjadi dua
bentuk-bentuk dasar dari informasi yaitu kata-kata dan gambar. Bentuk-bentuk
dasar informasi tersebut akan diterima oleh sensory memory melalui indra
penglihatan dan pendengaran. Indra-indra tersebut akan memilah kata yang
berbentuk suara maupun cetak dan gambar yang berbentuk cetak. Keberadaan
indra mempunyai implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus
memberikan perhatian pada informasi kalau mereka ingin mengingatnya. Kedua,
diperlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu
singkat ke dalam kesadaran.
Pemilahan pada sensory memory akan diteruskan ke memori kerja. Proses
perpindahan dari sensori memori inilah terjadinya persepsi. Persepsi merupakan
penafsiran seseorang tentang rangsangan.
Pada memori kerja informasi akan dipilah menjadi yang berbentuk suara dan
gambar. Informasi yang berbentuk suara mengorganisir kata menjadi model
verbal sedangkan informasi yang berbentuk gambar langsung diorganisir menjadi
model pictorial. Kedua model ini akan berintegrasi. Dilakukan penyimpanan jika
diperlukan pada memori jangka panjang.
Keberhasilan proses penerimaan informasi dilakukan dengan pengujian
terhadap respon dari penerimaan informasi. Proses penerimaan informasi
merupakan domain kognitif, Bloom dalam taksonominya menyatakan bahwa
kognitif, meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual yang
terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi. Dari
memahami. Aspek pengetahuan merupakan pengingatan kembali atas data atau
informasi. Aspek ini terdiri dari pengurutan dan penghubungan. Sedangkan aspek
pemahaman merupakan pemahaman tentang makna terjemahan, dan penafsiran
dari perintah dan masalah. Pemahaman terdiri dari mengklasifikasikan, dan
menunjukkan.
Manfaat media dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz antara lain:
1. Fungsi atensi yaitu bahwa media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian
peserta didik.
2. Fungsi afektif yaitu bahwa media mempengaruhi sikap dan emosi peserta
didik.
3. Fungsi kognitif yaitu bahwa gambar atau simbol-simbol lain yang digunakan
dalam sebuh media akan mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran,
mengingat lambang yang jelas akan mempermudah proses pikir penerima
pesan.
4. Fungsi kompesatori yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi
informasi. Media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan peserta didik
yang lemah dan lambat menerima isi pesan yang disajikan melalui teks atau
disajikan verbal.
(Setiawati, S. 2008)
Dalam penyuluhan kesehatan dikenal beberapa alat bantu peraga yang
sering digunakan atau disebut juga AVA (Audio Visual Aids). Alat peraga ini
kegunaannya adalah untuk lebih memudahkan kedua belah pihak dalam kegiatan
Dilihat dari jenisnya media dibagi menjadi:
1. Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok
untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dengan pendengaran.
2. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip , slides, foto
gambar atau lukisan, cetakan. ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol - simbol bergerak seperti film bisu, film kartun.
3. Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar, media ini dibagi menjadi audiovisual diam dan audiovisual gerak.
Dilihat daya liputnya, media dibagi dalam:
1. Media dengan daya liput luas dan serentak, penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik
yang banyak dalam waktu yang sama
2. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti
film, sound slide, dan lain-lain
3. Media untuk pengajaran individual, media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui computer
Berdasarkan bahan pembuatannya, media dibagi dalam:
1. Media sederhana, media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya
2. Media komplek, media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta mahal harganya , sulit pembuatannya, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. (Mubarak, W.
2007)
Berdasarkan perkembangan teknologi media dikelompokkan ke dalam
beberapa bagian, yaitu:
1. Teknologi cetak, media ini dihasilkan melalui proses percetakan mekanis dan
fotografis. Media cetak diantaranya:
- Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan dalam bentuk
buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
- Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk gambar
atau kalimat maupun kombinasi.
- Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
- Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk kertas dengan ukuran kira-kira 25x30 cm yang
berisi suatu program tertentu. Biasanya tulisan terletak di lembar balik
dan gambar yang ada pada lembar depan.
- Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu
masalah kesehatan
- Poster ialah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk
mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada obyek materi
yang diinformasikan atau untuk mempengaruhi seseorang untuk
Cara penggunaan :
- Poster-poster tersebut sebaiknya ditempel diruang tunggu Puskesmas,
atau ruang periksa secara menarik
- Dapat digunakan untuk alat bantu peragaan saat melakukan ceramah
penyuluhan yang dilakukan
- Poster bisa digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu
kesempatan tertentu
- Biasa ditempel ditempat-tempat umum dimana orang sering
berkumpul
2. Teknologi Audio Visual, yaitu media dihasilkan melalui proses mekanik dan
elektronik dengan menyajikan informasi atau pesan secara audio dan visual.
Media ini antara lain:
- Televisi, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media
televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato, dan
sebagainya.
Kelebihan televisi antara lain yaitu sifatnya langsung dan nyata, merupakan
medium yang menarik, dapat perhatian penonton. Sedangkan kelemahan
televisi antara lain: harga televisi relativ mahal, sifat komunikasinya hanya
satu arah, jadwal siaran dan jadwal pelajaran sekolah sulit disesuaikan,
program diluar kontrol guru, dan besarnya gambar relativ kecil.
- Radio , penyampaian informasi atau pesan kesehatan melaui radio juga
dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan, sandiwara radio,
Kelebihan media radio antara lain harga relativ murah, mudah
dipindahkan, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita,
mengembangkan daya imaginasi, merangsang partisipasi aktif pendengar.
Sedangkan kelemahan radio antara lain komunikasi satu arah, penjadwalan
pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
- Video, penyampaian informasi atau pesan kesehatan dapat melalui video.
Merupakan media audio visual yang semakin popular dalam masyarakat.
Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif yang bisa bersifat
informativ, edukatif maupun instruksional.
- Slide, slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kesehatan
- Film strip, dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.
a. Media Cetak (Leaflet)
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu
masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.
Bentuk leaflet:
1. Tulisannya terdiri dari 200 – 400 huruf dengan tulisan cetak, biasanya juga diselingi gambar – gambar.
2. Isi leaflet harus dapat dibaca sekali pandang
3. Ukuran biasanya 20 x 30 cm
Penggunaan leaflet:
1. Untuk mengingatkan kembali tentang hal-hal yang pernah diajarkan/
2. Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setelah selesai
pelajaran/ceramah, atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye
untuk memperkuat ide yang disampaikan.
Keuntungan leaflet :
1. Dapat disimpan lama, kalau lupa bisa dilihat kembali. Dapat dipakai
sebagai bahan bacaan rujukan
2. Isi dipercaya karena dicetak atau dikeluarkan oleh instansi resmi
3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain
4. Jika perlu dicetak ulang
5. Dapat dipakai untuk bahan diskusi, pada kesempatan berbeda
Kerugian leaflet:
1. Bila cetakannya tidak menarik, orang enggan menyimpannya
2. Kebanyakan orang enggan membacanya, apalagi bila hurufnya terlalu
kecil dan susunannya tidak menarik
3. Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar
membaca atau buta huruf. (syafrudin,2009)
b. Media Elektronik (Video)
Video merupakan media penyampaian informasi atau pesan kesehatan
yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif yang bisa bersifat informatif,
edukatif maupun instruksional.
Kelebihan video :
2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari ahli – ahli / spesialis.
3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga
pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya
4. Kontrol sepenuhnya ditangan guru
5. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang – ulang
6. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar
Kelemahan video :
1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan
2. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain
3. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna
2.6 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian PRE TEST
Pengetahuan dan Sikap Remaja
tentang Kesehatan Reproduksi
Kelompok Eksperimen II
Intervensi
Penyuluhan dengan
Media Elektronik (Video) Kelompok
Eksperimen I
Intervensi Penyuluhan dengan
Media Cetak (leaflet)
Kelompok
Kontrol
POST TEST
2.7 Hipotesis Penelitian
5. Adanya perbedaan rerata selisih skor pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media leaflet
di SMA N 1 Bagan Sinembah
6. Adanya perbedaan rerata selisih skor pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media
elektronik (video) di SMA N 1 Bagan Sinembah
7. Adanya perbedaan rerata selisih skor sikap tentang kesehatan reproduksi
sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media leaflet di SMA N 1
Bagan Sinembah
8. Adanya perbedaan rerata selisih skor sikap tentang kesehatan reproduksi
sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan dengan media elektronik