• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEBERADAAN GRANT SULTAN SAAT INI SEBAGAI BUKTI HAK ATAS TANAH A. Sejarah lahirnya atau diterbitannya Grant Sultan di Deli Sumatera Utara - Peranan Grant Sultan Sebagai Alat Bukti Kepemilikan Tanah Dikaitkan Dengan Konversi Hak Atas Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KEBERADAAN GRANT SULTAN SAAT INI SEBAGAI BUKTI HAK ATAS TANAH A. Sejarah lahirnya atau diterbitannya Grant Sultan di Deli Sumatera Utara - Peranan Grant Sultan Sebagai Alat Bukti Kepemilikan Tanah Dikaitkan Dengan Konversi Hak Atas Tanah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEBERADAAN GRANT SULTAN SAAT INI SEBAGAI BUKTI HAK ATAS TANAH

A. Sejarah lahirnya atau diterbitannya Grant Sultan di Deli Sumatera Utara

Di jaman kuno dimasa hidupnya Aristoteles, dia telah menyatakan bahwa

dalam suatu negara selalu terdapat mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat,

danmereka yang berada ditengah-tengahnya. Uraian yang dikemukakan

Aristoteles itu membuktikan bahwa dimasa itu telah dikenal sistem lapis-berlapis

dalam masyarakat dan besar kemungkinan dijaman sebelumnya orang sudah

mengenal adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat yang mempunyai

kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah keatas.17

Begitu juga kiranya bangsawan Melayu Serdang sebagai salah satu bagian

dari lapis-berlapis dari masyarakat Melayu yang ada di Serdang mempunyai

kedudukan lebih tinggi sedikit dari masyarakat Melayu di Serdang oleh karena

adanya semacam ―kontrak sosial‖ yang dilakukan penduduk setempat dengan Tuanku Umar Johan Pahlawan Alamsyah bergelar Kejeruan junjongan

(1703-1782) yang tidak berhasil merebut haknya atas tahta Deli dalam perebutan dengan

saudaranya Panglima Gandar Wahid sewaktu terjadinya perang suksesi sekitar

tahun 1720. Maka ia bersamaibundanya Tuanku Puan Sampali pindah dari

Sampali dan mendirikan Kampung Besar (Serdang) disekitar tahun 1723.

Kampung besar yang mereka dirikan itu dalam perkembangan selanjutnya

menjadi negara dan mendaulatkan mereka sebagai bangsawan Serdang. Namun

(2)

beberapa abad kemudian bangsawan Melayu Serdang itu dipaksa melepaskan

kekuasaannya atas warisan berkuasa yang mereka terima secara turun – temurun dari pendahulu terdahulunya melalui suatu revolusi.18

Revolusi itu bermula dari kejatuhan imprealisme Jepang kemudian disusul

olehadanya pendeklarasian kemeredekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Deklarasikemeredekaan inilah yang dikenal sebagai awal dari revolusi Indonesia.

Dalam perkembangan selajutnya revolusi Indonesia di Sumatera Timur ini tidak

hanya menuntut pembentukan pemerintahan nasional tetapi juga mengarah kepada

―pemebersihan‖ antek – antek Belanda. Pembersihan antek – antek Belanda ini

lebih mengarah kepada bangsawan – bangsawan Melayu yang juga imabsan

―pembersihan‖ itu diarahkan juga kepada bangsawan Melayu Serdang. Bagian

dari pembersihan ini secara resminya lebih dikenal dengan sebagai ―Maret

Kelabu‖ atau revolusi sosial 1946 di Sumatera Timur tersebut.

Berbeda dari penulisan sejarah – sosial ekonomi di jurusan sejarah pada fakultas sastra USU , penulisan sejarah revolusi kurang begitu banyak

dibandingkan dengan penulisan sejarah sosial–ekonomi tersebut. Padahal menurut keyakinan bahwa pengkajian sejarah itu tidak hanya menganalisa tentang sejarah

sosial ekonomi saja ,tetapi ada semacam yang terlupa oleh kita bahwa ilmu

sejarah yang mengkhususkan.19

Grant Sultan pada mulanya dikenal di masa pemerintahan Kolonial

Belanda dimana pada saat itu daerah Singaraja mempunyai hak pemerintahan

sendiri. Sedangkan daerah Singaraja adalah meliputi daerah Sumatera Timur yang

18Ibid

(3)

terdiri dari kerajaan-kerajaan melayu. Oleh sebab itu dapat dilihat dahulu sejarah

kerajaan melayu di Sumatera Timur.

Grant Sultan diberikan kepada kaula Swapraja.20 Pada mulanya orang

tidak memerlukan surat, sebab tanah banyak dan luas. Setelah datangnya

perusahaan-perusahaan perkebunan, yang memerlukan tanah yang luas dan

kepastian tentang batas-batas tanah, yang diserahkan kepada mereka maka timbul

sesuatu faktor baru dalam penguasaan tanah, yaitu, orang tidak lagi dapat bebas

bertualang, berpindah-pindah secara bebas menggarap tanah yang disukainya.

Dengan demikian, kebiasaan berpindah-pindah mulai berkurang dan diambil

tempatnya oleh keinginan menetap diatas sebidang tanah tertentu dan serentak

dengan itu timbul pula keinginan, supaya hak atas tanah itu mendapat penetapan

atau pengakuan dari penguasa,21 terlebih-lebih lagi berhubung dengan

bertambahnya peristiwa-peristiwa jual-beli tanah, disebabkan kedatangan

orang-orang dari daerah lain yang memerlukan pertapakan rumah.

Berdasarkan fakta-fakta tertera diatas, pada mulanya oleh Kepala-Kepala

Urung dikeluarkan surat keterangan yang diberi nama ―Grant-Datuk‖ atau ―Surat

Kampung‖ yang berisikan pengakuan Kepala Urung yang bersangkutan, bahwa ia

mengetahui seseorang A adalah menguasai sebidang tanah tertentu.

Kadang-kadang surat keterangan semacam itu dibuat dibagian bawah dari sesuatu surat

jual-beli.

20Mahadi, Sedikit ― Sejarah Perkembangan Hak-Hak Suku Melayu Atas Tanah Di

Sumatera Timur‖ (Tahun 1800-1975), Badan Pembinaan Hukum Nasional, diedarkan Penerbit Alumni, Bandung, 1976,hal.256

(4)

Baru kira-kira dalam tahun 1890 Sultan Deli mengeluarkan surat

keterangan penyerahan tanah kepada seseorang sebagai ―Kurnia‖, ditulis tangan

dengan mempergunakan huruf Arab. Dalam surat-surat keterangan itu

ditambahkan ketetapan, bahwa hak yang diberikan itu akan gugur, apabila tanah

tidak dipergunakan dengan baik dan bahwa pengalihan hak kepada orang lain

harus dengan seizing Sultan.22

Grant Sultan diurung-urung, sepanjang mengenai bagian Melayunya,

dikeluarkan oleh Kepala-Kepala Urung (XII Kota, Serbanyaman, Sukapiring dan

Senembah Deli). Setelah ditanda-tangani oleh Kepala Urung dan diberi cap Grant

dikirim kepada Sultan untuk diberi tanda tangan Sultan dan cap.23

Didaerah-daerah dimana dahulunya terdapat Kerajaan-Kerajaan Melayu

seperti Percut Sungai Tuan, Padang dan Bedagai, prosedur yang serupa diikuti

juga. Didaerah-daerah yang diperintah langsung oleh Sultan seperti disekitar

Medan (Kota Matsum, P. Brayan, Titipapan, Glugur, Labuhan dan daerah Medan

Sendiri). Grant Sultan langsung ditanda-tangani oleh Sultan Deli.

Dari Uraian tertera diatas, Nampak, bahwa daerah Kota Madya Medan

sekarang berasal dari :

a. Urung XII Kota, misalnya Medan Baru.

b. Urung Serbanyaman (sesudah Medan mendapat perluasan).

c. Urung Sukapiring, misalnya bidang tanah yang terletak diantara Sungai

Deli dengan Sunga Babura, Kampung baru.

d. Urung Senembah, sesudah Medan mendapat perluasan.

22Ibid,hal.258

(5)

e. Percut.

f. Daerah yang langsung diperintah oleh Sultan (Kota Matsum, Glugur, P.

Brayan dll)

B. Pengertian Grant Sultan

Grant Sultan berasal dari kata grant yang berarti diperuntukkan perizinan

hak tanah bagi pembangunan rumah.24 Grant sultan diberikan kepada hamba

sahaya raja-raja pribumi terkait dengan hak—hak pribumi atas pertanahan. Dasa utama hak atas tanah ini adalah tanah itu milik seluruh suku dan pada prakteknya

penduduk sebuah desa.25 Secara pengertian, Grant Sultan adalah hak milik untuk

mengusahakan tanah yang diberikan oleh sultan kepada para kaula swaparaja.26

Sendangkan menurut Abdul Rahim Lubis, Grant sultan adalah bukti hak atas

tanah yang dilaksanakan kepada kaula swaparaja yang diterbitkan oleh Sultan

yang ada diwilayah sumatera timur termasuk Sultan Deli yang diberikan kepada

kaulanya. Umumnya untuk tanah kebun dan ladang.27

Grant sultan merupakan hak yang dapat dikonversikan menjadi hak milik,

hak guna usaha atau hak guna bangunan, sesuai dengan subjek hak dan

peruntukannya.28 Sehingga grant Sultan dapat disimpulkan sebagaisurat

keterangan tentang hak-hak atas tanah yang dapat dipunyai oleh warga pribumi

24Gerard Jansen, Hak-Hak Grant di Deli, (Oostkust Van Sumatra: Oostkiust Van Sumatra-Instittuut, 1925), hal. 3

25Ibid, hal. 34

26H. Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria (Pertanahan Indonesia), Jilid 1. (Jakarta: Pustaka, 2004) hal.129

27Wawancara dengan Abdul Rahim Lubis, Kepala sesksi hak tanah dan pendaftaran tanah di kabupaten asahan sekaligus staf pengajar pada program Mkn di USU.

(6)

atas izin, pemberian, maupun pengakuan sultan terhadap hak-hak atas tanah yang

diberikan kepda kaulanya.

Pada tahun 1889 oleh gubernamen Belanda telah ditetapkan satu contoh

akta yang kemudian disebut Grant. Kemudian pada tahun 1890, dikeluarkan surat

keterangan oleh Sultan tentang pemberian sebidang tanah yang disebut sebagai

kurnia, yang artinya sultan menyerahkan sebidang tanah kepada kaulanya sebagai

suatu hadiah pemberian kepada kaulanya.29

Jadi Grant Sultan, sebagai bukti kepemilikan, yaitu bukti-bukti hak-hak

atas tanah. Pada masa kesultanan, grant diperlukan terutama dalam hal peralihan

hak atas tanah. Awal mulanya bukti hak atas tanah tidak terlalu dipermasalahkan,

disebabkan tanah yang tersedia masih sangat luas, dikarenakan jumlah penduduk

masih sangat sedikit, sehingga orang tidak terlalu mempermasalahkan bukti

hak-hak atas tanah seiring dengan bertambahnya penduduk maka tanah grant sultan

banyak dipermasalahkan terutama bagi perusahaan perkebunan asing di daerah

Swapraja, maka kebutuhan akan lahan baik untuk perkebunan maupun

permukiman penduduk semakin bertambah, karena dirasa perlu untuk menetapkan

bentuk hak-hak atas tanah, jika terjadi peralihan hak atas tanah.

Pembagian golongan penduduk yang termasuk kaula Swapraja maupun

yang termasuk kaula Gubemenen Belanda, agar dapat dengan jelas dibedakan

yang termasuk kaula Sultan Deli adalah:

1. Pribumi Deli sendiri

2. Pribumi dari Swapraja lain di Sumatera Timur yang tinggal di Deli

(7)

3. Keturunan dari imigrasi yang sudah tercampur dengan pribumi itu sedemikian

rupa sehingga mereka dianggap sudah berbaur ke dalamnya.30

Sedangkan yang termasuk kaula Gubermenem Belanda adalah :

1. Golongan Eropa

2. Golongan Timur Asing

3. Pribumi bukan kaula raja Sultan31

Grant Sultan pada dasarnya diterbitkan untuk 4 (empat) golongan, yaitu:32

1. Putra Deli

2. Bangsa Minangkabau

3. Bangsa Jawa

4. Bangsa Mandailing

Tidak ada klasifikasi tertentu terkait dengan untuk siapa grant sultan ini

diberikan karena grant sultan diterbitkan bagi penduduka pribumi sebagai bukti

kepemilikan atas sebidang tanah yang telah dikuasai masyarakat tersebut. Adapun

tujuan dari diterbitkannya grant sultan adalah sebagai bukti kepemilikan tanah

bagi masyarakat pribumi. Luas wilayah grant sultan adalah sekitar wilayah pinggir

kota medan di luar wilayah yang telah diperjanjikan antara pemerintah Hindia

Belanda dengan Sultan Deli.33

Sebagai lampiran dari bagian ini diikutkan satu contoh Grant Sultan

sebagai berikut:

30Dikutip dari Tesis Aprilliyani, Op.cit. hal.80 31Ibid, hal.259

(8)

SRIPADOEKA TOENKAO SULTAN DELI

GERAN, JAITOE MENENTOEKAN HAK KEBOEN

NOMBER (125)

1. Bahwa kita Sripadoeka Toenkoe Sultan Maamoen Alrasjid Perkasa

Alamsjah jang bertachta kerajaan didalam negeri Deli serta daerah djadjahan

rantau ketaaloekkannja telah member perizinan kepada ini kepada seorang Islam

bernama (Oedjoeng) bangsa (Melajoe Deli) jang mempoenjai hak satoe keboen

dikampong (Gloegoer), terhak itoe dengan sebab dibelinya kepada SImpit yang

bertanggal kepada (13 hari boelan Januari Tahoen 1897). Maka peringgan itoe

keboen berikoet sebagaimana jang diterangkan dibawah ini :

Peringgan sebelah Selatan (Keboen Ahmad).

pandjangnja Selatan Oetara sebelah Barat (78.60) meter;

Peringgan Sebelah Oetara (keboen Hadji Ismail),

pandjangnya Selatan Oetara sebelah Timoer (83.50) meter;

Peringgan sebelah Barat (seongei Deli),

pandjangnja Barat Tiomer sebelah Selatan (110.30) meter;

Peringgan sebelah Timoer (pasar besar),

pandjangnja Barat Timoer sebelah Oetara (121.30) meter;

2. Maka adapoen kita member izin ini kepada jang empenja hak misti

menoeroet perintah dari pada kita atau wakil kita,

3. Siapa jang menerima ini soerat mendjadi keterangan dan hak kepadanja.

Selama beloem teroebah ganti peratoeran dari pada kita terletaknja keboen itoe

(9)

atas kadar jang ditentoekan masa itoe maka berlakoelah atoeran itoe sepanjangnja.

Dan manakala hak ini maoe dipindahkan dengan sebab djoeal atau gadai dan

lain-lain tiada boleh kalau beloem lebih dahoeloe menerangkan kepada kita atau wakil

kita. Demikianlah baroe sah tiap-tiap kali berpindah hak itoe.

4. Sjahdan jang poenja hak ini soedah mengakoe mengerjakan tanah itoe

dengan bersih selamanja, lagi bertanam pokok-pokok boeah-boehan. Serta

tambahan poela kalau jang poenja hak kemana-mana wadjib baginja

meninggalkan gantinja akan memliharakan haknja itoe. Manakala hak itoe

tertinggal seberapa tanah kosong anam boelan atau satoe tahoen, atau tiada

menoeroet sebagaimana kenjataan perizinan ini, maka kita memindahkan hak

seberapa tanah kosong itoe kepada barang siapa jang boleh meneria pengakoean

ini. Dan kerab kali mereka itoe jang mempoenjai hak melanggar atoeran ini maka

mereka itoe dapat hoekoeman dari pada kita. Didalam halat perwatasan jang

terseboet ditinggalkan lima depa dari djalan besar. Maka itoe tanah selama beloem

digoenakan negeri boleh djoega jang empoenja hak didalam perwatasannja

bertanam pohon-pohon, tetapi manakala ada pergoenannja maka termilik koeasa

negeri djoe dengan tiada mengganti keroegian kepada jang empoenja oesaha

adanja.

Termaktoeb di Medan, pada (30 hari boelan Juli 1923). Perlu dibuat catetan,

bahwa syarat-syarat dibawah ini selalu dicantumkan dalam Grant Sultan:

1. Tahan yang bersangkutan harus dikerjakan, jika tidak, haknya dicabut.

2. Kadang-kadang ditentukan, bahwa sipemegang hak harus membuat rumah.

(10)

Izin yang dimaksud misalnya dituangkan dalam suatu formula sebagai

berikut :34

―Adalah dari tanah yang tersebut disebelah kanan ini terang dari pada kita Padoeka Sri Tengkoe Besar Negeri Deli berpindah hak kepada‖ seorang

bangsa Melajoe

Nama ……… dengan sebab djoeal dengan

………..

………Pada………hari

boelan………..tahoen………

Tanda tangan memindahkan

hak

………

Kita yang membenarkan pindahan ini

Padoeka Sri Tengkoe

Besar Negeri Deli,

Tanda tangan saksi-saksi

_________________________

_________________________

_________________________

(11)

C. Kedudukan Tanah Grant Sultan dalam Hukum Tanah Indonesia

Sejak diberlakukannya UUPA diberlakukan, di Indonesia terdapat dua

macam tanah hak, yaitu tanah hak Indonesia dan tanah hak Barat Tanah hak

Indonesia diatur menurut hukum adat, baik yang tertulis maupun tidak, dimana

peraturan pertanahan tersebut diciptakan oleh pemerintahan Swapraja dan juga

oleh Belanda yang semula berlaku bagi orang-orang Indonesia meliputi seluruh

tanah yang tidak diatur oleh Hukum Tanah Barat.

Hukum Tanah Swapraja adalah keseluruhan peraturan tentang pertanahan

yang khusus berlaku di daerah Swapraja. Contoh: Kesultanan Jogjakarta;

Surakarta; Cirebon dan Deli. Dimana di dalam daerah Swaparaja tersebut hukum

tanah diciptakan oleh Pemerintah Swaparaj dan sebagian oleh Belanda.Kesultanan

Deli merupakan daerah yang memiliki suatu pemerintahan tersendiri termasuk

ketentuan tersendiri tentang pertanahan dengan menggunakan Hukum Tanah

Swapraja. Peraturan pertanahan yang terdapat di kesultanan Deli menggunakan

peraturan pertanahan di Sumatera Timur itulah sebabnya Kesultanan Deli

merupakan salah satu wilayah daerah Swapraja

Tanah-tanah di derah-daerah Swapraja di Sumatera Timur dipunyai

dengan hak-hak ciptaan Pemerintah Swapraja. Di daerah Kesultanan Deli

misalnya dikenal tanah-tanah yang dipunyai dengan apa yang disebut.35

1. Grant sultan, semacam hak milik Adat, diberikan oleh Pemerintah Swapraja,

khusus bagi para kaula Swapraja, didaftar di kantor Pejabat Swapraja.

(12)

2. Grant controleur, diberikan oleh Pemerintah Swapraja bagi bukan kaula

Swaparaja, didaftar di kantor Controleur (Pejabat Pangreh Paraja Belanda);

3. Grant Deli Maatschappij, terdapat di kota Medan dan diberikan oleh Deli

Maatschappij, suatu perusahaan yang mempunyai usaha perkebunan besar

tembakau dan bergerak juga di bidang Pelayanan Umum dan tanah,

memperoleh tanah yang luas dari Pemerintah Swapraja Deli dengan grant.

Tanah tersebut dipetak-petak dan diberikan kepada yang memerlukan oleh

Deli Maatschappij juga dengan grant yang merupakan ―sub-grant‖, dikenal

dengan sebutan ―grant D‖, singkatan dari ―grant Deli Maatschappi

4. Hak konsesi, untuk perusahaan kebun besar, diberikan oleh Pemerintah

Swapraja dan didaftar di kantor Residen.

Berdasarkan UUPA dalam bagian Kedua mengenai ketentuan-ketentuan

Konversi, dalam Pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa: Hak-hak atas tanah yang

memberi wewenang sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud dalam

Pasal 20 ayat (1) seperti yang disebut dengan nama sebagai di bawah, yang ada

pada mulai berlakunya Undang-undang ini, yaitu: hak agrarisch eigendom, milik,

yasan, andarbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa, grant sultan,

landerijenbezitrecht, altijddurende, erfpacht, hak usaha atas bekas tanah pertikelir

dan hak-hak lain dengan nama apapun juga yang akan ditegaskan lebih lanjut oleh

Menteri Agraria, sejak mulai berlakunya Undang-undang ini menjadi hak milik

tersebut dalam Pasal 20 ayat (1), kecuali jika yang mempunyai tidak memenuhi

(13)

Melihat dari pada ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

setelah berlakunya UU no. 5 tahun 1960 tentang UUPA, maka secara otomatis,

hak-hak atas tanah yang diperoleh dari Grant Sultan adalah menjadi Hak milik.

Dengan demikian, secara otomatis, Tanah Grant Sultan No. 1 tahun 1935 tersebut

menjadi milik dari Datuk M. Cheer.

Pada mulanya penguasaan sebidang tanah oleh penduduk tidak didukung

dengan bukti tertulis sebab masa itu tanah yang tersedia masih luas. Kemudian

setelah datangnya perusahaan-perusahaan perkebunan yang memerlukan tanah

yang luas dan kepastian tentang batas-batas tanah maka timbul keinginan dari

penduduk agar penguasaannya atas tanah mendapat penetapan dari penguasa,

sehingga oleh sultan diberikanlah tanda bukti yang disebut dengan grant sultan.36

Berdasarkan perjanjian yang dibuat antara sultan deli dengan gubernemen

belanda pada tanggal 2 Juni 1907 ditetapkan bahwa Kawula Sultan Deli adalah

pribumi Deli sendiri, pribumi dari Swapraja lain di Sumatera Timur, keturunan

dari imigran yang sudah bercampur dengan pribumi itu sedemikian rupa sehingga

mereka dianggap sudah termasuk kedalamnya.37

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang

Pada tiap komoditi diambil 500 gr untuk tiap komoditas , kemudian dimasukkan ke dalam stoples untuk empat kali ulangan, tiap ulangan diambil dari penjual yang

Metode penelitain yang dilakukan seperti studi pustaka, hasil wawancara secara random mengenai kawasan karst yang telah dilakukan penambangan ataupun pembukaan

Pengamatan terumbu karang dilakukan menggunakan metode LIT ( Line Intercept Transect ) yang diletakkan pada kedalaman 5 meter dengan panjang transek 50 meter. Pengukuran

Satu mata bisa terfokus satu obyek, pada satu obyek sedangkan mata yang lain dapat bergulir kearah dalam, luar, atas, atau bawah.seseorang dengan mata juling

Penampilan isu dengan menampilkan artikel atau wacana yang memuat suatu isu yang ada di lingkungan masyarakat dan mengarahkan siswa ke persepsi bahwa isu

Untuk membuat Driver Motor DC dengan teknik H-Bridge menggunakan IC L293D seperti pada artikel “ Driver Motor DC H-Bridge Dengan IC L293D ” ini dapat dirakit pada PCB

madrasah menilai dan membina pelaksanaan pendidikan agama di Madrasah di lingkungan kementerian Agama Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah