• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS: MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KASUS: MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS: MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU

Mata Kuliah

: Perilaku Konsumen

Nama Lengkap

: Sri Setiawaty

Npm

: 18211261

Dosen

: Tomy Adi Sumiars, SE

Kelas

: 3EA27

Program Sarjana Ekonomi Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

(2)

[Type text] Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill Perilaku Konsumen yang berjudul Mempengaruhi Sikap dan Perilaku. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini. Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala saran perbaikan dari semua pihak dangat di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.

Bekasi, 18 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

(3)

[Type text] Page 2

DAFTAR ISI ... 1

BAB I ... 3

PENDAHULUAN ... 3

1. 1 Latar Belakang... 3

1. 2 Rumusan Masalah ... 3

1. 3 Maksud dan Tujuan ... 4

BAB II ... 5

LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Pengertian Sikap dan Perilaku ... 5

2.2 Teori Sikap dan Perilaku ... 6

2.3 Dari Bujukan Hingga Komunikasi ... 8

2.4 Teknik Modifikasi Perilaku ... 8

BAB III ... 11

HASIL PENELITIAN ... 11

3.1 Perilaku Konsumen Industri Manufactur di Indonesia ... 11

3.2 Metode Penelitian... 12

3.3 Hasil Penelitian ... 12

BAB IV ... 13

(4)

[Type text] Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1

Latar Belakang

Makalah ini dilatar belakangi untuk memenuhi tugas mata kuliah Softskill Perilaku

Konsumen. Makalah ini berisikan tentang apa yang mempengaruhi sikap dan perilaku

konsumen. Untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan bantuan berbagai macam ilmu

pengetahuan.Mempelajari tingkah laku manusia dengan melihat sifat – sifat yang berbeda dari manusia, mempelajari bentuk – bentuk tingkah laku dan perbuatan manusia dengan menitik beratkan pada masyarakat dan kelompok social sebagai satu kesatuan, dan melihat individu

sebagai bagian dari kelompok masyarakat.

Diantara ilmu pengetahuan yang membidangi individu dengan segala bentuk

aktivitasnya, perbuatan, perilaku dan kerja selama hidupnya. Sedangkan manusia merupakan

satu totalis jasmani – rohani. Dari pemahaman diatas, bisa dipelajari bahwa sikap dan perilaku manusia sangat penting agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.

1. 2

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini

dirumuskan sebagai berikut :

a. Pengertian Sikap dan Perilaku

b. Apa sajakah teori Sikap dan Perilaku

c. Dari bujukan hingga komunikasi

(5)

[Type text] Page 4

1. 3

Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk memenuhi

tugasPerilaku Konsumen dalam bentuk sebuah makalah dan untuk menambah pengetahuan

serta wawasan para pembaca, dan para mahasiswa agar lebih mengerti dan mengetahui

(6)

[Type text] Page 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Sikap dan Perilaku

Pengertian sikap Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap

sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara

negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses

motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu

polaperilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah

terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap

senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan

kepada bendabenda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan

pendapatpendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri

dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial

dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan

sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif

atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Pengertian Perilaku adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan

pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi

memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari

konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah

(7)

[Type text] Page 6 barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan

dengan pertimbangan yang matang.

Pada dasarnya perilaku sering disebut sebagai aktivitas yang dalam arti luas dapat

dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang Nampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak

nampak (inert behavioral). Perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya tapi

merupakan akibat dari stimulus yang diterima dari organisme yang bersangkutan baik stimulus

internal dan stimulus eksternal. Namun perilaku lebih sering merupakan respon atau akibat dari

stimulus eksternal.

Kaum behavioris memandang bahwa perilaku adalah respon terhadap stimulus dimana

keadaan dari stimulus itu sendiri sangat berpengaruh dan individu seolah tidak mempunyai

kemampuan untuk menentukan perilakunya. Sementara pandangan aliran kognitif mengenai

perilaku adalah bahwa perilaku individu merupakan respon dari stimulus namun dalam diri

individu itu pada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Artinya, bahwa

individu dalam keadaan aktif untuk menentukan perilaku yang ia akan ambil.

Terdapat sebuah pandangan yang mengatakan bahwa sikap merupakan prasarat untuk

terjadinya perilaku, namun harus ditekankan bahwa hal ini tidak lantas membuat perilaku

bergantung seratus persen pada sikap. Intinya perilaku individu bisa saja tidak sama dengan

sikapnya.

2.2

Teori Sikap dan Perilaku

a. Teori-teori sikap

Secara garis besar teori mengenai sikap dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:

 Teori belajar (Learning Theories)

Menurut teori belajar yang dikemukakan Doob (1947) ia menyatakan bahwa

prinsip-prinsip dari classical dan operant conditioning dapat digunakan dalam proses

pembentukan dan perubahan sikap. Dari pandangan teori ini pembentukan ataupun

perubahan sikap merupakan hasil dari proses belajar. Seperti dari percobaan Pavlov

(8)

[Type text] Page 7  Teori konsistensi

Teori ini mengungkapkan bahwa individu cenderung berusaha untuk memelihara

konsistensi antara sejumlah sikap yang dimiliki seseorang

 Teori respon kognitif

Teori ini lebih menekankan pandangannya pada kenyataan bahwa penerima informasi

mampu menggeneralisasikan pemikiran mengenai pemikiran yang masuk dalam

pikiran mereka dan bukan sekedar memberikan reaksi semata terhadap

informasi-informasi tersebut.

b. Teori-teori perilaku

Beberapa tentang teori perilaku manusia yaitu:

 Teori insting

Teori ini dikemukakan oleh McDougall ia mengatakan bahwa perilaku disebabkan oleh

insting. Menurutnya, insting adalah perilaku yang innate atau perilaku bawaan dan

insting akan berubah karena pengalaman.

 Teori dorongan (Drive Theory)

Teori ini menganggap bahwa organisme mempunyai dorongan atau drive tertentu.

Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang

mendorong organisme berperilaku. Apabila organisme ingin memenuhi kebutuhannya

maka akan terjadi ketegangan dalam dirinya dan jika ia dapat memenuhi

kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan tersebut.

 Teori insentif (Incentive Theory)

Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme disebabkan oleh

adanya insentif. Insentif disebut juga sebagai reinforcement, ada yang positif atau

negatif.

 Teori Atribussi

Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider yang menyatakan bahwa perilaku itu

disebabkan oleh faktor dari dalam yaitu disposisi internal, misalnya sikap, sifatsifat

tertentu atau aspek internal yang lain dan juga disebabkan oleh keadaan eksternal,

misal situasi. Faktor internal juga disebut atribusi internal, dan faktor eksternal juga

(9)

[Type text] Page 8  Teori Kognitif

Dengan kemampuan berfikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi

sebagai bahan pertimbangannya dan melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang

serta dapat melihat kedepan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.

2.3

Dari Bujukan Hingga Komunikasi

Perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari

lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh

faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat dijadikan faktor

yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak

melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).

Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi

mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan yang

dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang

meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek promosi.

2.4

Teknik Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: upaya, proses, atau tindakan untuk

mengubah perilaku, aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk menguba

perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, penggunaan secara empiristeknik-teknik

perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatanpositif, penguatan negatif,

dan hukuman, atau usaha untuk menerapkan prinsip proses belajar maupun

prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.

Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa

prosedur dan teknik menekankan pada modifikasi lingkungan tempat dimana individu tersebut

berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebih baik dalam masyarakat.

(10)

[Type text] Page 9 maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan seseorang. Mengikuti pendekatan

ilmiah artinya bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai prinsip-prinsip dalam psikologi

belajar, dengan penempatan orang, objek, situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sedangkan menggunakan metode-metode aktif dan

pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku lebih

mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah

untuk diterapkan.

Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :

a. Dorongan (Prompting)

Permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.Barangkali setiap orang

yang pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan.

b. Teknik Banyak Permintaan (Many asking)

Mengajukan beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari

permintaan yang kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari

permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.Contoh: Menawarkan produk

yang lebih mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk yang lebih murah.

c. Prinsip Resiprositas (Reprosity)

Teknik meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu

menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.

Contoh : Memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya.

d. Peran Komitmen (Committement)

Komitmen yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian.

Komitmen yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi

.Perusahaan penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka

dapat mengurangitingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi formulir

(11)

[Type text] Page 10 e. Pelabelaan (Labeling)

Melibatkan pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik Hati”. Label diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan oleh

labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk menarikhati calon konsumen,

sehingga pembelian terjadi.Pemasar pakaian dapat mengatakan, “Anda orang tua yang penuh perhatian.” di saat menawarkan pakaian untuk anak orang tersebut.

f. Intensif (Insentif)

Insentif mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat,

kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan strategi

promosi produk.

Contoh : mainan anak pada produk makanan anak, cairan pewangi pada produk detergen

(12)

[Type text] Page 11

BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1

Perilaku Konsumen Industri Manufactur di Indonesia

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan

tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi

untuk dijual.

Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke

produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia

industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar. Manufaktur

ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing

biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan

keuntungan.

Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah

fabrikasi dibandingkan manufaktur. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa

atau teknik.

Indonesia adalah Negara berkembang yang memiliki tingkat perekonomian cukup

rendah, padahal Indonesia memiliki ragam industry yang potensial. Tapi sepertiya

perkembangan sector industry manufaktur di Indonesia tidak terlalu baik sehingga kemajuan

bangsa inipun terhambat

Bangsa kita merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,

mulai dari hutan, minyak, hingga mineral – mineral berharga yang ada di dalam tanah Indonesia. Di beberapa wilayah, kita bisa menemukan pabrik atau industry manufaktur. Sebut

(13)

[Type text] Page 12

3.2

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi perilaku konsumen perindustrian manufaktur di

Indonesia. Penelitian ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai dengan kriteria :

a. Apakah masyarakat sudah merasa SDM pada industry manufaktur telah memadai

b. Industry manufactur memakai bahan baku impor

c. Kurangnya teknologi dalam industry manufaktur

3.3

Hasil Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variabel – variabel : a. Kurangnya SDM yang Memadai

Kesejahteraan yang relatif rendah berpengaruh pada tingkat pendidikan masyarakat

Indonesia. Bangsa kita memerlukan ahli ahli atau pakar tertentu yang bisa membantu

sector Industri

b. Bergantung pada bahan Baku Impor

Indonesia memang Negara yang kaya namun ketergantungan impor sepertinya belum bisa

dihapus. Penyebabnya bisa dua hal, yaitu bahan baku yang memang susah didapat atau

karena SDM yang kurang mampu mengelola kekayaan alam untuk dijadikan bahan baku

industry dalam negeri

c. Tidak Merata

Sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak merata, penyebabnya tentu saja

akibat tidak meatanya pembangunan di berbagai wilayah indonesia

d. Kurangnya Teknologi

Industry manufaktur menuntut adanya peralatan dan dan perlengkapan berteknologi tinggi,

(14)

[Type text] Page 13

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa untuk perusahaanperusahaan manufaktur di Indonesia financial leverage mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan

juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Dengan di tingkatkannya teknologi pada

Referensi

Dokumen terkait

Industri- industri yang berkaitan dengan kecantikan seperti industri busana, kosmetik, klinik kecantikan, hingga obat diet menciptakan permintaan agar produknya dapat dipasarkan

Selat Madura yang berada di sebelah barat merupakan pemisah antara pulau ini dengan Jawa, Selat Madura juga menghubungkan Laut Bali dengan Laut Jawa.. Selat Madura adalah selat yang

Ibu asuh mau untuk menerima tantangan dalam mengabdikan dirinya di SOS Children’s Village Lembang dengan segala kemungkinan yang baik ataupun yang buruk untuk bersedia

Tujuan dari penelitian ini adalah mengelompokkan Ekspor dan Impor di Indonesia Berdasarkan Bulan (Januari-Desember tahun 2018), agar diketahui perbandingan

Karena, selain untuk melakukan penindakan terhadap pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai, kegiatan patroli laut juga memiliki fungsi pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran

Penting untuk membawa %am&e ke ab)rat)rium %e%egera mungkin daam bebera&a hari; untuk menghindari %truktur %ianida yang tidak %e&erti a%inya agi

Guru menerapkan model pembelajaran “ular tangga PAI ( SKI dan Fiqih )” untuk memahami konsep materi sistem yang akan diberikan dengan tahapan sebagai berikut :. • Permainan ini

Pada kegiatan konfirmasi, guru meminta tiap kelompok untuk maju secara bergantian mempresentasikan hasil pekerjaannya secara singkat. Kemudian guru membandingkan beberapa