• Tidak ada hasil yang ditemukan

5277 11549 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "5277 11549 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI KEBIJAKAN TUNJANGAN KINERJA DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA YOGYAKARTA

THE ENHANCEMENT OF EMPLOYEE’S PERFORMANCE THROUGH EMPLOYEE‘S BENEFIT POLICY AT RELIGION MINISTRY OFFICE OF YOGYAKARTA

Oleh : Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si., FIS UNY, [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kinerja pegawai melalui kebijakan tunjangan kinerja di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta. Selain itu penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam peningkatan kinerja pegawai melalui kebijakan tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan telaah dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tunjangan kinerja memberikan peningkatan kinerja bagi para pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, yang dilihat dari indikator pengukuran kinerja pegawai yaitu (1) kuantitas, pegawai bekerja berdasarkan Sasaran Kinerja pegawai (SKP) dan Laporan Kinerja Harian (LKH) (2) kualitas hasil kerja para pegawai dikategorikan baik dilihat dari penilaian kinerja pegawai (3) jangka waktu dalam mencapai hasil kerja mengalami peningkatan, dilihat dari perbandingan ketercapaian jumlah pekerjaan dengan jangka waktu yang ditetapkan, (4) kehadiran dan kegiatan di tempat kerja meningkat, pegawai hadir dan pulang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, (5) kerjasama, pegawai mampu bekerjasama baik dengan atasan maupun dengan sesama pegawai. Hambatan yang dihadapi dalam peningkatan kinerja melalui kebijakan tunjangan kinerja adalah belum maksimalnya pelaksanaan SKP dan Laporan Kerja Harian (LKH) oleh sebagian pegawai; serta masih terdapat ketidak sesuaian antara penentuan kelas jabatan dengan bobot kerja pegawai.

Kata kunci : Kinerja, Tunjangan Kinerja, Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

Abstract

(2)

cooperation, the employees can do the good cooperation with the senior or workmate. The obstacles that faced on increasing the employee’s performance is uncompleted implementation of SKP and LKH by several employees, and there was differentiate between the job grade with employee’s performance.

Keywords: Performance, employee’s benefit policy, Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

PENDAHULUAN

Pegawai sebagai individu dalam

sebuah organisasi merupakan bagian

terpenting karena memiliki peranan besar

dalam menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan organisasi. Dalam

lingkup organisasi pemerintah, pegawai

atau yang saat ini dikenal dengan sebutan

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki

peran yang penting sebagai pelaksana

utama tugas-tugas dan penyelenggaraan

kegiatan pemerintah. Adapun fungsi para

pegawai pemerintah tidak lain adalah

menyedikan dan memberikan pelayanan

publik kepada masyarakat dengan baik.

Namun saat ini kinerja para ASN

masih dinilai buruk. Hasil penelitian

Bappenas (2004) menyebutkan sekitar

50% ASN tidak produktif, tidak efisien

dan tidak efektif dalam menjalankan

tupoksi mereka. Selain itu kesimpulan

yang kurang lebih sama, diperoleh dari

akademisi yang tergabung dalam

konsorium LSM pemantau seleksi CPNS

(2013) mereka menyebut hanya sekitar

20% PNS di Indonesia yang bekerja secara

profesional.(Suara Merdeka, 2016)

Banyaknya permasalahan kinerja

pegawai seringkali dikaitkan dengan

rendahnya kesejahteraan yang diterima

oleh para ASN. Kesejahteraan merupakan

kebutuhan dasar yang sangat erat kaitanya

dengan kinerja pegawai. Apabila tingkat

kesejahteraan pegawai terjamin, maka

kinerja pegawai akan baik pula.

Salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah untuk menata dan

meningkatkan kesejahteraan pegawai

adalah dengan menerapkan kebijakan

tunjangan kinerja. Tunjangan kinerja

adalah penghasilan selain gaji yang

diberikan kepada pegawai aktif

berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

Kementerian Agama merupakan instansi

pemerintah yang menerapkan kebijakan

tunjangan kinerja.

Selain sebagai upaya peningkatan

kesejahteraan, tunjangan kinerja yang

diterapkan di Kementerian Agama juga

merupakan upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja para pegawai.

Kementerian Agama merupakan salah satu

lembaga yang dianggap masih sangat perlu

melakukan perbaikan kinerja

(3)

Berdasarkan Hasil Laporan Evaluasi

Kinerja kementerian/lembaga dan

Pemerintah Provinsi, yang dilakukan oleh

Kementerian Pemberdayaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(Kementerian PAN dan RB) tahun 2014,

Akuntabilitas kinerja Kementerian Agama

berada di urutan 53 dari 77

kementerian/lembaga. Kementerian

Agama mendapatkan perolehan nilai 54,83

dengan predikat C dan perolehan nilai

kualitas kinerja sebesar 40%.(Menpan,

2015)

Pelaksanaan kebijakan tunjangan

kinerja di Kementerian Agama diawali

oleh peraturan yang diterapkan secara

nasional yaitu Peraturan Presiden No 108

Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja

Pegawai di Lingkungan Kementerian

Agama. Pemberian tunjangan kinerja

tersebut ternyata memberikan pengaruh

positif terhadap perubahan kinerja pegawai

di Kementerian Agama. Hasil Laporan

Evaluasi Kinerja kementerian/lembaga dan

Pemerintah Provinsi, yang dilakukan oleh

Kementerian Pemberdayaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

(Kementerian PAN dan RB) tahun 2015,

menunjukkan bahwa Kementerian Agama

mengalami kenaikan kualitas kinerja

menjadi sebesar 60%, serta memperoleh

perubahan nilai menjadi 62,01 dengan

predikat B. ( Menpan, 2015)

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta merupakan bagian dari

organisasi Kementerian Agama yang ikut

menerima tunjangan kinerja. Tunjangan

kinerja di Kantor Kementerian Agama

Kota Yogyakarta ditentukan oleh besaran

pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai

(SKP) dan kehadiran pegawai, hal tersebut

sesuai dengan acuan dari pemberian

tunjangan kinerja pada Pasal 8 PMA

Nomor 49 Tahun 2014 tentang Penilaian

Kinerja Pegawai .

Pemberian tunjangan kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

juga memberikan dampak positif bagi

kinerja pegawai. Peningkatan kinerja

tersebut terlihat dari peningkatan

kedisiplinan pegawai dan peningkatan

pelayanan publik. Namun, peningkatan

kinerja tersebut tidak terlepas dari adanya

permasalahan yang timbul. Berdasarkan

hasil pra survey peneliti menemukan

permasalahan terkait pelaksanaan

kebijakan tunjangan kinerja yaitu masih

terdapat pegawai yang kurang disiplin

dalam kehadiran dan pelaksanaan laporan

kerja harian (LKH) sebagai bagian dari

SKP. Selain itu, terdapat pegawai yang

merasa belum puas dengan jumlah

pemberian tunjangan kinerja karena

dianggap tidak sebanding dengan bobot

kerja

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan

(4)

peningkatan kinerja pegawai melalui

pemberian tunjangan kinerja, muncul

masalah yang cukup krusial pada pegawai

sebagai sumber daya manusia yang

merupakan salah satu faktor penting dalam

mencapai tujuan organisasi. Bagaimana

peningkatan kinerja dapat terjadi

sedangkan masih terdapat permasalahan

yang terkait dengan proses peningkatan

kinerja. Berdasarkan permasalahan yang

timbul diatas, peneliti tertarik untuk

meneliti Peningkatan Kinerja Pegawai

Melalui Kebijakan Tunjangan Kinerja Di

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta. Untuk lebih mempermudah,

peneliti menggunakan indikator

pengukuran kinerja dari Hadari Nawawi

(2006: 67) yang meliputi kuantitas hasil

kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja

yang dicapai, jangka waktu dalam

mencapai pekerjaan, kehadiran dan

kegiatan selama di tempat kerja, serta

kerjasama.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

yang beralamat di Jl. Ki Mangunsarkoro,

Gn. Ketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu

penelitian dilaksanakan pada tanggal 25

April 2016 – 30 Mei 2016.

Subjek Penelitian

Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian

Tata Usaha, Pegawai Sub Bagian Tata

Usaha unit Perencanaan dan Keuangan,

Pegawai Sub Bagian Tata Usaha unit

Kepegawaian di Kantor Kementerrian

Agama Kota Yogyakarta.

Instrumen Penelitian

Peneliti sebagai instrumen utama

dibantu dengan pedoman wawancara semi

terstuktur dan pedoman observasi.

Sumber Data

1. Data Primer

Data primer penelitian ini diperoleh

langsung dari wawancara kepada

seluruh informan penelitian yang sudah

disebutkan di atas.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan

peneliti adalah : Peraturan Presiden No.

154 Tahun 2015 tentang Tunjangan

Kinerja Pegawai di Lingkungan

Kementerian Agama, Peraturan Menteri

Agama No. 48 Tahun 2014, Peraturan

Menteri Agama No. 49 Tahun 2014,

Peraturan Menteri Agama No. 51

Tahun 2014, Peraturan Menteri Agama

No 13 Tahun 2012, Catatan Sasaran

Kinerja Pegawai Kantor Kementerian

Agama Kota Yogyakarta, Catatan

kehadiran pegawai Kantor Kementerian

(5)

perencanaan anggaran tunjangan kinerja

pegawai, Artikel surat kabar mengenai

kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Artikel surat kabar mengenai

pelaksanaan kebijakan tunjangan

kinerja di Kementerian Agama

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan

kepada informan adalah mengenai

kinerja pegawai berdasarkan

pemberian tunjangan kinerja, serta

hambatan apa yang dihadapi.

Wawancara dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara.

2. Observasi

Observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi non

partisipasi. Observasi non partisipasi

adalah observasi yang dalam

pelaksanaannya tidak melibatkan

peneliti sebagai partisipasi atau

kelompok yang diteliti. Obsevasi

dilakukan dengan cara mengamati

langsung para pegawai di Kantor

Kementerian Agama Kota

Yogyakarta.

3. Dokumentasi

Dalam proses pengambilan data

peneliti mencari dan

mendokumentasikan data-data yang

diperoleh selama proses

penelitian,data dokumentasi tersebut

yaitu, Peraturan Presiden No. 154

Tahun 2015 tentang Tunjangan

Kinerja Pegawai di Lingkungan

Kementerian Agama, Peraturan

Menteri Agama No. 48 Tahun 2014,

Peraturan Menteri Agama No. 49

Tahun 2014, Peraturan Menteri

Agama No. 51 Tahun 2014, Peraturan

Menteri Agama No 13 Tahun 2012,

Catatan Sasaran Kinerja Pegawai

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta, Catatan kehadiran

pegawai Kantor Kementerian Agama

Kota Yogyakarta, Catatan

perencanaan anggaran tunjangan

kinerja pegawai, dan Profil Kantor

Kementerian Agama Kota

Yogyakarta.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber yang dimaksudkan untuk

mengecek kebenaran dan mengklarifikasi

data dan informasi yang diperoleh dari

informan penelitian,sehingga peneliti dapat

memperoleh data dan informasi yang valid

untuk membantu dalam menganalisis dan

mengambil kesimpulan terkait dengan

Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui

Kebijakan Tunjangan Kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik

analisis interaktif berupa pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data dan

(6)

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Peningkatan Kinerja Pegawai melalui

Kebijakan Tunjangan Kinerja di

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta

Pemberian tunjangan kinerja di kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

memberikan dampak yang positif bagi

peningkatan kinerja pegawai. Peningkatan

kinerja tersebut dapat diketahui melalui

pengukuran kinerja pegawai. Sesuai

dengan teori yang digunakan pengukuran

kinerja tersebut menggunakan indikator

sebagai berikut :

a. Kuantitas hasil kerja yang dicapai,

Kinerja pegawai berdasarkan

kuantitas kerja yang dicapai dilihat

dari jumlah kerja yang

dilaksanakan oleh seseorang

pegawai dengan penggunaan waktu

dalam suatu periode tertentu.

Kuantitas kinerja merupakan target

output berupa jumlah dokumen,

konsep, naskah, surat keputusan,

laporan, dan lain-lain yang di

hasilkan oleh setiap pegawai

berdasarkan tugas dan jabatannya.

Kuantitas kinerja pegawai

mengalami peningkatan

berdasarkan Sasaran Kinerja

pegawai (SKP) dan Laporan

Kinerja Harian (LKH). Kuantitas

hasil kinerja pegawai disesuaikan

dengan dokumen hasil kerja

sebagai bukti bahawa pegawai

bekerja sesuai dengan target yang

ditentukan. Ketercapaian target

kinerja setiap pegawai akan sangat

mempengaruhi besaran pemberian

tunjangan kinerja. Keinginan untuk

memperoleh tunjangan kinerja

yang lebih besar, secara tidak

langsung akan memicu pegawai

untuk berusaha memenuhi target

kinerja yang ditetapkan. Dengan

adanya keinginan untuk memenuhi

standar kinerja yang telah

ditentukan, peningkatan kinerja

pegawai juga akan tercapai

sehingga tujuan organisasi juga

dapat terwujud.

b. Kualitas hasil kerja yang dicapai

Kualitas hasil kerja diperoleh

melalui penilaian yaitu menjaga

mutu kerja dan jarang melakukan

kesalahan. Berdasarkan Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP)

peningkatan terhadap kualitas

kinerja pegawai yaitu dari rata-rata

80 meningkat menjadi 85.

Berdasarkan penilaian tersebut

maka kinerja pegawai dilihat dari

indikator kualitas dikategorikan

baik. Kualitas tersebut dilihat dari

pemberian pelayanan dan mutu

kerja pegawai sesuai dengan

(7)

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, peningkatan kualitas

dibuktikan dengan penilaian

perilaku kerja pegawai. Dalam

penilaian perilaku kerja pegawai

terdapat indikator antara lain

integritas, orientasi pelayanan,

disiplin, komitmen dan kerjasama.

Penilaian tersebut dilakukan untuk

melihat apakah memang pegawai

yang bersangkutan memiliki

kualitas kinerja yang baik.

c. Jangka waktu mencapai hasil kerja,

Pengukuran terhadap jangka

waktu mencapai hasil kerja yaitu

mengacu pada penyelesaian tugas

dalam waktu yang diperkenankan

(cepat atau lambat). Dengan

adanya SKP, jangka waktu

pegawai dalam mencapai kerja

dapat terukur. Pengecekan terhadap

ketercapaian SKP dilakukan setiap

tiga bulan sekali.Berdasarkan hasil

penelitian, pegawai mampu

mencapai SKP sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan.

Bahkan tidak sedikit yang mampu

menyelesaikan tugas lebih cepat

sehingga mampu pegawai tersebut

melebihi batas target kinerja yang

ditentukan di dalam SKP.

Namun ketercapaian target

yang melebihi batas sasaran kinerja

tersebut belum terjadi pada semua

jenis pekerjaan. Artinya hanya

terjadi pada jenis pekerjaan yang

sifatnya ringan atau yang tidak

memerlukan perhatian yang

khusus. Seperti melakukan laporan,

membuat dokumen, dll.

d. Kehadiran dan kegiatan selama

hadir di tempat kerja,

Kinerja berdasarkan kehadiran

dan kegiatan selama hadir di

tempat kerja yaitu mengacu pada

ketaatan jadwal kerja sebagaimana

ditugaskan. Pegawai di Kantor

Kementerian Agama Kota

Yogyakarta sudah hadir di tempat

kerja sebelum jadwal jam kerja

dimulai, dan pulang setelah waktu

yang ditentukan. Hal tersebut

terlihat dari laporan kehadiran

pegawai melalui sistem finger

print, yang di buat print out,

dimana sebelum pemberian

tunjangan kinerja terlihat banyak

pegawai yang masuk kerja

terlambat, dan pulang lebih cepat

sebelum waktunya.

Apabila pegawai datang

terlambat dan pulang sebelum

waktu yang ditentukan, maka

pegawai tersebut mendapatkan

potongan atau pengurangan

besaran pemberian tunjangan

kinerja. Besaran pengurangan

(8)

waktu keterlambatan yaitu 0,5 %

untuk keterlambatan lebih dari 1-30

menit, 1% untuk keterlambatan

lebih dari 31-61 menit, 1.25%

untuk keterlambatan lebih dari

60-90 menit, dan 1.5% untuk

keterlambatan lebih dari 90 menit.

Hal tersebut juga berlaku untuk

kepulangan kerja sebelum waktu

yang ditentukan. Potongan tersebut

diakumulasikan sesuai dengan

jumlah keterlambatan pegawai.

e. Kemampuan bekerjasama

Kerjasama mengacu pada

kemampuan bekerjasama dengan

rekan kerja dan atasan.

Peningkatan kerjasama sesama

pegawai dapat dilihat dari

kerjasama dalam melaksanakan

pekerjaan yang sifatnya secara tim.

Untuk kerjasama dengan atasan

dilihat dari kemampuan pegawai

unuk melaksanakan perintah dari

atasan. Kerjasama termasuk

indikator di dalam penilaian

Perilaku pegawai. Dilihat dari

penilaian perilaku pegawai

mengenai kerjasama di Kantor

Kemenetrian Agama Kota

Yogyakarta juga sudah diatas poin

80, dengan demikian sudah

tergolong baik.

Kerjasama yang dilakukan di

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta terkait dengan

kerjasama antara pimpinan dengan

atasan yaitu dalam rangka

meningkatkan kinerja para

pegawai, dan kerjasama dalam

mewujudkan tujuan dari Kantor

Kementerian Agama Kota

Yogyakarta, yang nantinya akan

berdampak pada peningkatan

kualitas pelayanan secara

keseluruhan. Dimana tugas dari

atasan adalah mengarahkan dan

pegawai melaksanakan.

Faktor Pengahambat dalam

Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui

Kebijakan Tunjangan kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

Hambatan internal yang dialami dalam

peningkatan kinerja pegawai melalui

kebijakan tunjangan kinerja di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

yaitu Belum maksimalnya pelaksanaan

Sasaran Kinerja Pegawai dan Laporan

Kinerja Harian pegawai (LKH). Masih ada

pegawai yang belum mampu

menyelesaikan tugas dalam target Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP) dikarenakan tidak

mengetahui secara jelas tugas yang

diemban. Pemasalahan tersebut timbul

dikarenakan kurangnya kesadaran dan

komitmen pegawai tersebut. Meskipun

pemberian tunjangan kinerja sudah

didasarkan pada SKP namun masih

(9)

peduli dengan hal tersebut. Apabila tidak

segera di lakukan perbaikan maka hal itu

akan dapat menghambat organisasi dalam

melakukan peningkatan kinerja.

Hambatan eksternal yang dialami

dalam peningkatan kinerja pegawai

melalui kebijakan tunjangan kinerja di

Kantor Kementerian Agama Kota

Yogyakarta yaitu masih terdapat ketidak

sesuaian penentuan kelas jabatan bagi

pegawai, hal itu menyebabkan adanya

keluhan dari beberapa pegawai yang

merasa memiliki beban kerja yang besar

atau berat namun di kategorikan di dalam

kelas jabatan yang rendah.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dikemukakan,

dapat diambil kesimpulan bahwa

pemberian tunjangan kinerja memberikan

peningkatan pada pegawai di Kantor

Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

Hal tersebut dilihat dari indikator

pengukuran kinerja dalam penelitian ini

yaitu:

a. kuantitas hasil kerja pegawai

meningkat karena adanya tuntutan

kerja berdasarkan SKP.

Ketercapaian SKP yang

mempengaruhi besaran pemberian

tunjangan kinerja.

b. Kualitas hasil kerja meningkat

dilihat dari peningkatan pelayanan

dan pemberian penilaian kinerja

oleh pejabat penilai. Pemberian

tunjangan kinerja menuntut

pegawai bekerja secara maksimal.

Dengan adanya tututan tersebut

pegawai akan terbiasa bekerja

secara cepat dan tepat waktu tanpa

mengurangi mutu kinerja.

c. Jangka waktu pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan meningkat

dilihat dari perbandingan jumlah

pekerjaan yang dilakukan dengan

waktu yang telah ditetapkan di

dalam SKP.

d. Kehadiran dan kegiatan saat hadir

di tempat kerja meningkat, dilihat

dari kedisiplinan pegawai saat

hadir dan pulang kerja sudah sesuai

dengan peraturan. Selain itu

terdapat juga terdapat presensi

yang dilakukan setelah jam

istirahat untuk mengetahui bahwa

pegawai berada di kantor dan

melaksanakan tugas.

e. Kerjasama Kerjasama yang

dilakukan yaitu kerjasama antar

sesama pegawai dalam pekerjaan

secara tim dan jerjasama antara

pegawai dengan atasan.

Hambatan yang dialami adalah, masih

terdapat beberapa pegawai yang belum

maksimal dalam melaksanakan SKP dan

melakukan Laporan Kinerja Harian

(10)

karena kurangnya kesadaran dan

komitmen pegawai, dan untuk pelaksanaan

LKH dianggap memberatkan bagi

beberapa pegawai. Hambatan lain yaitu

terdapat ketidak sesuaian penentuan kelas

jabatan bagi pegawai, hal itu menyebabkan

adanya keluhan dari beberapa pegawai

yang merasa memiliki beban kerja yang

besar atau berat namun di kategorikan di

dalam kelas jabatan yang rendah.

Saran

Untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam Peningkatan

Kinerja Pegawai Melalui Kebijakan

Tunjangan Kinerja di Kantor Kementerian

Agama Kota Yogyakarta, terdapat

beberapa saran yang diberikan meliputi

beberapa hal berikut ini :

a. Perlu adanya peningkatan kesadaran

akan tugas dan fungsi dari

masing-masing pegawai, serta peningkatan

kontrol atasan terhadap bawahan.

b. Perlu mempertahankan

kondisi-kondisi yang sudah baik terkait

kinerja pegawai di kantor

Kementerian Agama Kota

Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto, dkk. (2006). Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dessler. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan

Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Harbani Pasolong. (2010). Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta. Hendry simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Hessel Nogi S. Tangkilisan 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Kadarisman. (2012). Manajemen Kompensasi. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta

Lexy J. Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Malayu S.P Hasibuan. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. (2005). Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelaynan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju

. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajenen PNS. Bandung : Refika Aditama.

Soekidjo Notoadmodjo. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta: PT Rineka Cipta

Subarsono. (2011). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(11)

. (2007). Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suswanto dan Donni Juni Priansa. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Publik Dan Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Yeremias T. Keban. (2004). Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik. Jakarta : Gava Media.

Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Website dan Surat Kabar :

HUMAS MENPANRB. (2015). Rapor Akuntabilitas Kinerja K/L Meningkat. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016 dari http://www.menpan.go.id/beritaterkini/417 0-rapor-akuntabilitas-kinerja-k-l-dan provinsi-meningkat

Suaramerdeka. (2016). Produktivitas

Kinerja PNS Rendah. Diakses pada tangal

10 Juni 2016

Penelitian :

Oki Isnaeni Maharani. Pengaruh Motivasi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Polisi Republik Indonesia di Kepolisian Resor Sleman. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Wahyu Krisnadi. Pengaruh Kompensasi tambahan penghasilan pegawai (TPP),Motivasi, dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Badan Kerjasama dan Penanaman Modal Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.

Peraturan Perundang-Undangan:

Peraturan Presiden No. 154 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Agama

Peraturan Menteri Agama No 48 Tahun 2014 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Umum Pada Kementerian Agama

Peraturan Menteri Agama No 49 Tahun 2014 tentang Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Apabila dalam program seleksi, nilai koefisien variasinya kecil atau varian genetik aditif yang dapat dieksploitasi kecil, maka tidak memungkinkan untuk memperbaiki suatu

Dengan merumuskan kedua faktor ini, maka dapat membuat strategi pengembangan dalam mengembangkan kawasan wisata pantai pasir panjang, namun kelemahan dalam

Ada beberapa kesulitan yang sering dialami siswa dalam menulis puisi yaitu, sulitnya menyesuaikan pilihan kata dengan bahasa yang sesuai tema puisi, selain itu siswa

Melihat bukti dari variabel pendukung yaitu bahwa pemberian teh kombucha dalam air minum dengan konsentrasi 40% mampu meningkatkan secara nyata konsumsi air minum dan

Sertifikat Cara Pengolahan Ikan yang Baik (CPIB) di Supplier adalah sertifikat yang diberikan kepada unit pemasok/ Supplier yang melakukan pengolahan hasil

Saya dapat menyebutkan materi pe\ajaran yang Ielah disampaikan guru ~ Saya dapat menje\askan kembali terhadap pelajaran yang te\ah saya pelajari , Saya merasa tidak perlu I

Pompa perpindahan positif dimana energi ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah (casing).Pompa rotari

Enkapsulasi embrio somatik teh dengan Na alginat 2% pada larutan CaCl 2 50 mM menghasilkan benih sintetik yang cukup padat dan mampu meningkatkan daya perkecambahan