A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan
peningkatan produktivitas karyawan selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan
yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik pula.
Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja yang tinggi hanya dapat dilakukan oleh
karyawan dengan kondisi yang prima. Sebaliknya, gangguan kesehatan menyebabkan
karyawan tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. 2
Didalam setiap produksi, setiap karyawan selain menanggung beban kerja juga
berhadapan dengan berbagai potensi bahaya di tempat kerja. Beban kerja semakin
berat apabila karyawan juga di tuntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang
lebih cepat dan target yang lebih tinggi, sedangkan berat ringannya dampak potensi
bahaya tergantung daripada jenis, besar potensi bahaya dan tingkat risikonya.3
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan potensi bahaya
yang di hadapi karyawan berupa gangguan kesehatan seperti kelelahan dan
ketidaknyamanan. Apabila kondisi tersebut tidak diantisipasi maka kesehatan
karyawan akan sangat terganggu sehingga produktivitas kerja akan menurun. Bahaya
yang mengancam sewaktu-waktu terhadap pekerja atau karyawan saat menjalankan
2
Suma’mur, HygienePerusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES), Sagung Seto, Jakarta, 2013, hal.12
pekerjaannya merupakan ketidakpastian mengandung risiko yang menimbulkan
ancaman bagi kesehatan karyawan. 4
Dalam menghadapi risiko, perusahaan harus melakukan pengolahan
sebaik-baiknya. Cara pengelolaan risiko antara lain dapat dilakukan dengan cara asuransi.
Dalam hal tersebut bahwa risiko yang dihadapi seseorang dapat dipindahkan kepada
perusahaan asuransi dengan cara membeli polis dan membayar premi. Jadi peranan Dalam bisnis yang bergerak di bidang jasa (Sumber Daya Manusia), khususnya
keamanan, PT. Trans Dana Profitri selalu di hubungkan dengan kegiatan perjanjian
atau kontrak kerja antara karyawan dan Perusahaan. Kontrak pada perusahaan
dimaksud agar karyawan bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan
apa yang diinginkan perusahaan. Kontrak kerja dibuat agar karyawan bisa
menyesuaikan dana, jenjang kerja, khususnya jaminan ketenagakerjaan dan jaminan
kesehatan agar karyawan dapat melaksanakan kewajibannya karna didalam
pekerjaannya terdapat banyak risiko yang dapat mengancam kesehatan dan nyawa
karyawan.
Timbulnya suatu risiko menjadi kenyataan merupakan sesuatu yang belum
pasti, sementara kemungkinan bagi karyawan akan mengalami kerugian atau
kehilangan yang dihadapi oleh setiap karyawan merupakan suatu hal yang tidak
diinginkan. Ketidakpastian melahirkan kebutuhan yang mengatasi risiko kerugian
yang mungkin timbul sebagai konsekuensi dari ketidakpastian tersebut PT. Trans
Dana Profitri melakukan perjanjian dengan pihak asuransi.
4Ibid,
perusahaan asuransi disini adalah sebagai lembaga proteksi, yaitu lembaga yang
selalu siap untuk memberikan proteksi berupa jaminan kerugian kepada tertanggung,
sesuai dengan perjanjian yang tertuang dalam polis. 5
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bertindak sebagai penanggung
risiko yang dalam menjalankan usahanya berhubungan langsung dengan tertanggung
atau melalui pialang asuransi. Perusahaan asuransi sebagai perusahaan jasa, dimana
kemampuan perusahaan asuransi untuk menanggung suatu risiko yang di jaminnya
tertanggung kepada kekuatan-kekuatan yang dimilikinya. Penanggung dimungkinkan
untuk menjamin risiko yang jauh melebihi jumlah kekuatan permodalan sendiri dan
mampu membayar apabila klaim timbul. Kemampuan tersebut diperoleh industri
asuransi melalui praktik penyebaran risiko karena penanggung dapat memperoleh
dukungan kapasitas penerimaan risiko dari perusahaan asuransi.
Fungsi perusahaan asuransi di Indonesia yaitu sebagai risk transfer mechanism.
Ini artinya, asuransi berusaha untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan besar
akan ditanggung oleh tertanggung kepada penanggung. Pihak asuransi menyediakan
jaminan berupa keamanan finansial. Oleh karena itu, tertanggung wajib
membayarkan premi berupa uang dengan jumlah tertentu kepada pihak asuransi.
6
Perusahan asuransi sebagai suatu lembaga yang ada dan tumbuh didalam
masyarakat, mempunyai tujuan berupa suatu bentuk penyebaran risiko yang dimiliki
walaupun lebih tepatnya disebut sebagai bentuk pengalihan risiko. Perusahaan
5
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi, BPFE, Yogyakarta, 1995, Hal.5
6
asuransi hidup dan berkembang melalui pengumpulan dana masyarakat. Dana yang
berhasil dikumpulkan tersebut, kemudian harus disisihkan sebagian besar dalam
bentuk cadangan premi dan cadangan klaim, guna membiayai pembayaran klaim
apabila terjadi.7
Usaha mengalihkan risiko itu baru dirasakan sasarannya setelah tujuan
mengalihkan risiko itu dilakukan melalui suatu perjanjian yang khusus diadakan
untuk itu, yaitu perjanjian pertanggungan atau dalam praktek perusahaan
pertanggungan lebih banyak dikenal dan dipakai dengan kata Asuransi.8 Pengertian
Pertanggungan pada umumnya diatur dalam KUHPerdata Pasal 246 yang berbunyi
sebagai berikut: “Pertanggungan adalah perjanjian timbal balik antara penanggung
dengan penutup asuransi, dimana penanggung mengikatkan diri untuk mengganti
kerugian dan atau membayar sejumlah uang (santunan) yang ditetapkan pada waktu
penutupan perjanjian, kepada penutup asuransi atau orang lain yang ditunjuk, pada
waktu terjadinya evenemen, sedangkan penutup asuransi mengikatkan diri untuk
membayar uang premi”.9
Penanggung sebagai pihak yang menerima peralihan risiko, mengikatkan diri
untuk mengganti kerugian apabila itu benar-benar menjadi suatu kenyataan. Untuk
kewajiban inilah penanggung membebani kewajiban kepada tertanggung, untuk
membayar premi. Premi itu sangat penting dibutuhkan untuk jalannya perusahaan
7
Agus Prawoto,Op.Cit, hal.8 8
Abdulkadir Muhammad, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.6
9
pertanggungan yang sehat. Adanya premi merupakan syarat mutlak bagi penanggung
sebagai perusahaan pertanggungan.
Salah satu asuransi yang dikenal saat ini adalah asuransi kesehatan. Asuransi ini
memberikan jaminan terhadap kerugian yang disebabkan oleh timbulnya penyakit
pada karyawan dikarnakan menurutnya imun dalam tubuh.
Menurut ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Karyawan, Pengusaha dan karyawan wajib ikut serta dalam program
jaminan sosial karyawan. Berdasarkan ketentuan ini, pihak yang menjadi peserta ada
2 (dua) golongan, yaitu pengusaha dan karyawan. Termasuk golongan pengusaha
adalah orang, persekutuan badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik
sendiri, atau yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
Termasuk golongan karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.10
Adapun manfaat diselenggarakannya program Jamsostek terhadap karyawan
yaitu Program Jamsostek merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi
karyawan yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap Pengusa wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi
kewajiban karyawan melalui pemotongan upah karyawan serta membayarkan kepada
badan penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan. (Pasal 22 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Karyawan).
10
risiko-risiko sosial ekonomi, program jamsostek merupakan salah satu jenis program
jaminan sosial yang ditujukan untuk karyawan agar dapat memberikan ketenangan
kerja yang nantinya mempunyai dampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan
disiplin dan produktivitas karyawan, program jamsostek merupakan sarana penjamin
arus penerimaan penghasilan bagi karyawan dan keluarganya akibat dari terjadinya
risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan
karyawan.11
Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, tentang Pengembangan
Konsep SJSN. Pernyataan tersebut direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep
tentang Undang-Undang Jaminan Sosial (UU JS) Sejalan dengan pernyataan
Presiden, DPA RI melalui Pertimbangan DPA RI No. 30/DPA/2000, tanggal 11 Jaminan Sosial ini diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19 Oktober 2004, Munculnya UU SJSN
ini juga dipicu oleh UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun 2002 dalam Pasal 5
ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1)
dan ayat (2) mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Hingga disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang
panjang, dari tahun 2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.
11
Oktober 2000, menyatakan perlu segera dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera.12
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek)
merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai
beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai
beroperasi sejak 1 Juli 2014. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi
Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No.
24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan
sejak tanggal 1 Januari 2014.
Namun setelah disahkannya dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial, program jaminan sosial bertransformasi menjadi
lembaga baru yang dibentuk oleh undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional
yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara
yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai
Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan
beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.
Adapun ruang lingkup program yang diselenggaarakan oleh BPJS seperti yang
tercantum dalam undang-undang BPJS meliputi, untuk BPJS Ketenagakerjaan yaitu
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Sedangkan BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan.
Namun dalam hal ini mengenai asuransi kesehatan, proses atau prosedur dalam
pengajuan klaim asuransi ternyata pada kenyataannya tidaklah semudah seperti apa
yang dibayangkan selama ini. Hal ini terbukti dimana banyaknya kendala yang
dialami oleh karyawan dalam pengajuan klaim asuransi kesehatan ketika karyawan
jatuh sakit. Pelayanan jamsostek mulai seperti pelayanan publik yang profesional,
malah terkesan mengulur waktu dengan alasan prosedur yang memakan waktu cukup
lama, pemeriksaan jenis penyakit, dokumen-dokumen lainnnya yang diperlukan
untuk klaim tersebut tidak lengkap dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian yang akan
dilakukan di PT. Trans Dana Profitri (TDP) Brandan untuk mengetahui lebih luas lagi
mengenai penanganan klaim asuransi BPJS Kesehatan dan penyelesaian klaim
asuransi kesehatan terhadap karyawan dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap
Mekanisme Penyelesaian Klaim BPJS Kesehatan Terhadap Karyawan PT. Trans
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini antara lain sebagai
berikut:
1. Bagaimana Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh PT. Trans Dana
Profitri Brandan Kepada Karyawan Ditinjau dari isi Perjanjian dengan
PT. Trans Dana Profitri ?
2. Bagaimana Tanggung Jawab PT. Trans Dana Profitri Brandan apabila
terjadi Keterlambatan dalam Pembayaran Premi Kepada BPJS Pusat ?
3. Bagaimana Upaya Hukum yang Ditempuh Karyawan terhadap PT. Trans
Dana Profitri Jika Tidak Terpenuhinya Asuransi Kesehatan Apabila
Karyawan Jatuh Sakit ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh PT. Trans
Dana Profitri Brandan Kepada Karyawan Ditinjau dari isi Perjanjian
2. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab PT. Trans Dana Profitri Brandan
apabila terjadi Keterlambatan dalam Pembayaran Premi Kepada BPJS
Pusat.
3. Untuk Mengetahui Upaya Hukum yang Ditempuh Karyawan terhadap
PT. Trans Dana Profitri Jika Tidak Terpenuhinya Asuransi Kesehatan
Apabila Karyawan Jatuh Sakit.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoretis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu hukum
pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya Hukum Asuransi.
Bagi penulis, dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa
perkuliahan, serta memperluas wawasan dan analisis peneliti khususnya
mengenai Mekanisme Penyelesaian klaim BPJS kesehatan.Dapat
dimanfaatkan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan
dalam melakukan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Bagi masyarakat umum atau pelaku bisnis lainnya agar lebih mengetahui
karyawan sehingga bisa menjadi perbandingan atau pun referensi bagi
semua pihak yang berkepentingan, sehingga bisa memberikan jawaban
terhadap permasalahan yang sama.
E. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan bukannya
sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah terpegang
ditangan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat
menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu
permasalahan.13
1. Jenis Penelitian
Untuk membantu penulis memperoleh data dalam menyelesaikan skripsi ini,
maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
Dalam penulisan skripsi ini, jenis penelitian yang diterapkan adalah
memakai pendekatan gabungan antara Penelitian Hukum Normatif dilakukan
melalui kajian terhadap Peraturan Perundang-Undang dan buku-buku hukum
yang berhubungan dengan skripsi ini. Sedangkan penelitian hukum empiris
adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mendapat data primer, yang
diperoleh dari lapangan melalui wawancara dengan pihak tertentu yang
13
berkaitan dengan Mekanisme Penyelesaian klaim BPJS kesehatan terhadap
karyawan PT. Trans Dana Profitri Brandan.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif maksudnya adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap
suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-sifat,
karakteristik-karakteristik, atau faktor-faktor tertentu. Penelitian tersebut harus dilakukan
Bahan Hukum Tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. dengan
melakukan survei ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang dapat
mendukung teori yang sudah ada.14
3. Sumber Data
Data yang dikumpulkan oleh Penulis dalam penyusunan skripsi ini
diperoleh, melalui pengumpulan bahan hukum yaitu bahan hukum primer dan
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian hukum empiris, dimana data yang diperoleh
berupa data primer dan data sekunder.
a.Bahan Hukum Primer yaitu Peraturan Perundang-Undangan yang
mempunyai kekuatan hukum mengikat.
14Ibid
b.Bahan Hukum Sekunder yaitu buku-buku yang memberikan penjelasan
tentang bahan hukum primer seperti buku tentang perjanjian, penelitian
lapangan, jurnal Ilmiah dan sebagainya.
c.Diperoleh dari kamus hukum, website, dan lain-lainnya.
4. Alat Pengumpul Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian lapangan yaitu jenis penelitian yang dilakukan melalui
kepustakaan dengan membaca literature, buku-buku ilmiah,
Undang-Undang, buku hukum dan tulisan lain yang ada kaitannya dengan topik
yang dibahas dalam skripsi ini yang bersifat teoritis.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan obervasi ke
lapangan dengan mengambil beberapa laporan penelitian dari PT. Trans
Dana Profitri yang menjadi objek penelitian dan menganalisa laporan
penelitian tersebut apakah yang terdapat dilapangan telah sesuai dengan
ketentuan yang ada. Dalam hal ini Penulis melakukan penelitian yaitu
dengan melaukan wawancara langsung kepada pihak Perusahaan atau
KEPALA ADMIN PT.TRANS DANA PROFITRI, yaitu Ibu Anthneta
F. Keaslian Penulisan
Karya tulis yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Mekanisme
Penyelesaian Klaim BPJS Kesehatan Terhadap Karyawan PT. Trans Dana Profitri
Brandan” adalah asli dari pemikiran ataupun usaha dari penulis tanpa adanya
penipuan maupun penjiplakan atau lainnya yang dapat merugikan pihak-pihak
tertentu. Untuk itu saya bertanggung jawab atas penulisan skripsi ini.
Karya tulis ini memiliki kemiripan judul dengan beberapa skripsi yang sudah
diteliti oleh Mahasiswa terdahulu pada Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara,
yaitu :
1. Tinjauan Yuridis Perjanjian Asuransi Kecelakaan Antara PT. Jasa Raharja
Dengan CV.Sinar Sepadan
Disusun Oleh :
Nama :Fitriani Efalina
Nim : 920200060
2. Pelaksanaan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Pada PT. Jasa Raharja
(Persero) Cabang Sumatra Utara Ditinjau Dari Segi Undang-Undang NO.33
Tahun 1964
Disusun Oleh :
Nama :Lihayati
Walaupun terdapat kemiripan dengan beberapa judul diatas, namun terdapat
perbedaan lokasi penelitian dan substansi pembahasan. Penlitian yang dilakukan
dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Mekanisme Penyelesaian Klaim BPJS
Kesehatan Terhadap Karyawan”. Pembahasannya dikhususkan untuk membahas
tentang mekanisme perjanjian asuransi kesehatan karyawan yang ditanggung oleh
BPJS dalam perjanjian asuransi kesehatan karyawan, serta mekanisme penyelesaian
klaim asuransi kesehatan tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam suatu tahap
yang disebut Bab. Disini penulis akan menguraikan dan menghubungkan isi
masing-masing sub-sub bab dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, keaslian penulisan, serta urutan sistematika
penulisan. Bab I merupakan dasar penelitian yang mengantar pada
BAB II :TINJAUAN YURIDIS ASURANSI BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN
Tinjauan yuridis asuransi bpjs memberi gambaran yang berisi tentang
pengertian dan perjanjian asuransi, dan gambaran khusus mengenai
pengertian dan dasar hukum asuransi bpjs kesehatan, dan sabjek dan
objek dalam pelaksanaan asuransi bpjs kesehatan.
BAB III :PROSES PERJANJIAN PT.TRANS DANA PROFITRI BRANDAN
TERHADAP ASURANSI BADAN PENYELENGGARA
JAMINANN KESEHATAN (BPJS)
Bab ini akan menuangkan sekilas tentang apa itu PT. Trans Dana
Profitri Brandan dan membahas tantang perjanjian/kontrak antara
perusahaaan dan karyawan dan bagaimana tanggapan karyawan
mengenai asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan kepada
merekasebagai dasar keterikatan kontraktual, maka keabsahan
perjanjian merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian.
BAB IV :MEKANISME PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI
KESEHATAN TERHADAP KARYAWAN PT. TRANS DANA
PROFITRI BRANDAN
Mekanisme Pelaksanaan Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan
perumusan pokok penulisan yang terdiri dari membahas tentang
bagaimana perlindungan hukum yang diberikan perusahaan ditinjau
dari isi perjanjian perusahaan dengan karyawan, Tanggung Jawab
perusahaan apabila terlambat membayar premi kepada BPJS pusat,
dan upaya hukum yang dapat ditempuh karyawan apabila tidak
terpenuhinya asuransi kesehatan tersebut.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN.
Bab ini merupakan penutup dari hasil penelitian yang dituangkan di
dalam skripsi. Berupa berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa
inti sari dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis dan saran