• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Emisi Gas Metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (Studi Kasus di TPA Namo Bintang, Medan, Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Emisi Gas Metana dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (Studi Kasus di TPA Namo Bintang, Medan, Sumatera Utara)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI EMISI GAS METANA

DARI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH (STUDI KASUS DI TPA NAMO BINTANG, MEDAN, SUMATERA UTARA)

ABSTRAK

Pemanasan global yang telah lama menjadi isu yang berkembang di berbagai belahan dunia saat ini,dimana Gas Rumah Kaca (GRK) dinilai sebagai salah satu penyebab yang memiliki kontribusi cukup besar. Setiap negara kini dituntut untuk berkomitmen menjalankan kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengurangi emisi GRK yang mereka hasilkan, serta melakukan inventori GRK dan sumber-sumber terbentukya GRK tersebut. Inventori emisi GRK merupakan salah satu upaya untuk menggambarkan berapa besar emisi yang dihasilkan dalam suatu wilayah dan dalam periode waktu tertentu. Inventori emisi diharapkan nantinya dapat menjadi acuan dalam upaya pengurangan emisi GRK. Salah satu kegiatan yang termasuk dalam inventarisasi emisi GRK Nasional di Indonesia adalah inentarisasi emisi GRK dari tumpukan sampah padat di TPA.

Sampah yang ditumpuk di TPA merupakan salah satu sumber emisi GRK berupa gas CH4 (metana) yang dihasilkan pada proses dekomposisi anaerobik sampah. Inventarisasi emisi GRK dari tumpukan sampah di TPA tidak hanya memperhitungkan gas CH4 yang terbentuk namun juga pengurangan emisi GRK dengan dimanfaatkan sebagai sumber energi. Estimasi potensi emisi GRK di TPAditentukan berdasarkan IPCC 2006 GL. Parameter kunci dalam perhitungan IPCC tersebut adalah data aktifitas TPA,jumlah sampah dan komposisi sampah yang dibuang ke TPA. TPA Namo Bintang seluas 176.392 M2 merupakan tempat pemrosesan akhir sampah bagi masyarakat Kota Medan. Sesuai namanya, TPA Namo Bintang yang beroperasi sejak tahun 1987 dengan sistem open dumping ini berlokasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Kondisi TPA dengan sistem open dumping serta terbatasnya sarana seperti pengendalian gas, akan berdampak pada kurang optimalnya pengelolaan sampah. Padahal timbunan sampah di TPA berpotensi membentuk gas metana (CH4) yang berkontribusi terhadap Gas Rumahs Kaca (GRK). Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan pengelolaan sampah dengan pola 3R (Reduce, Recycle, Reuse),agar tidak menimbulkan gas CH4 dan perubahan iklim dapat diminimalkan.

Kata Kunci : GRK, Potensi Metana, Inventarisasi GRK, TPA Namo Bintang, Sampah dan IPCC GL 2006

i

(2)

POTENSIAL ANALYSIS OF METHANE GAS EMISSIONS FROM SOLID WASTE DISPOSAL SITE (TPA)

(CASE STUDY IN TPA NAMO BINTANG, NORTH SUMATERA)

ABSTRACT

Global warming is increasingly at some parts of the world and is a hot topic discussion currently. One of the causation of global warming is a greenhouse gas that has a significant contribution. Now each country, are required to have a commitment to reduce greenhouse gas (GHG) emissions they produce and conduct GHG inventory and of its GHG sources. By conducting inventory of emissions, is one effort to describe of how much GHG emissions generated within the region and within a specific time period. Emmision inventory is expected to be a reference the future in efforts to reduce GHG emissions. One of activity that are included in the National GHG emissions inventory program in Indonesia is an inventory of GHG emissions from solid waste deposited at TPA.

Solid waste deposited sites (TPA) is one source of GHG emissions such as methane. CH4 (methane) produced in the anaerobic decomposition of solid waste.

Inventory of GHG emmision from solid waste deposited at TPA, not only just calculate CH4 contained in TPA, but also including the reduction of GHG

Emissions as an energy source. Estimates of potential GHG emissions in TPA is by determinated base on the IPCC 2006 GL. The area of TPA Namo Bintang 176.392 M2 is the final solid waste disposal site of Medan City community. Located TPA in the Namo Bintang village, Pancur Batu Sub-District of Deli Serdang District. Namo Bintang TPA in operatoin since 1987 with open dumping system. The TPA condition have the limited support facilities and such as gas control with open dumping system, will result in less optimal ways management. While the solid waste generated in the final solid waste disposal site has potential for the formation of methane(CH4) which contribute to the content of green house

gases (GHG) in atmosfeer. One of efforts is to implement an integrated waste management system 3R( Reduce, Recycle, Reuse), to prevent the rise CH4 and

climate change able minimized.

Keywords: GHG, Potential Methane, GHG inventories, Namo Bintang TPA,

Solid waste and IPCC GL 2006

ii

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan waktu yang digunakan adalah retrospektif yaitu suatu penelitian survei dimana pengumpulan data dimulai dari variabel terikat (akibat) yaitu stroke pada

dalam istilah feit adalah mencakup dua kategori perbuatan, baik perbuatan tersebut aktif maupun pasif, pembagian tindakan hukum ini sesuai dengan pendapat Ahmad

Dalam pembelajaran fisika, kemampuan berfikir kreatif merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukan

Kondisi geografis Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga serta terdapat Selat Malaka yang merupakan selat terpadat di dunia

Penerapan strategi NHT dalam setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis LS juga terbukti dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, untuk hasil

Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam : Buku Teks Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Bulan Bintang, 1987. Zakiah,Deradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran

Sama halnya dengan model di atas bahwa pada umur kehamilan 28 minggu, penduga berat bayi lahir berdasarkan lingkar pinggang dan berat badan yang diukur pada minggu ke-28

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah individu di stasiun Bahowo jauh lebih banyak dibanding- kan dengan jumlah individu di stasiun Batu meja dan Rap-Rap,