• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Efektifitas Bakteri Kitinolitik Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Efektifitas Bakteri Kitinolitik Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah Chapter III V"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN Presentase Daya Hambat

Hasil uji statistik analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan menunjukkan persentase daya hambat bakteri kitinolitik terhadap Fusarium oxysporum f.sp. cepaeberpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan F. oxysporum f.spcepaedari 3 hsi sampai ke 5 hsi.

Tabel 1. Persentase daya hambat bakteri kitinolitik terhadap pertumbuhan Fusarium oxysporum f.spcepae(%)

PERLAKUAN Hari Pengamatan ke-

(2)

Bakara B 50% 58.33 efg 64.07 ijk 68.43 kl 72.00 lm Tongging A 10% 37.50 bc 38.50 abc 45.63 abcde 45.33ab Tongging A 20% 41.67 cd 46.17 bcdef 49.13 bcdefg 50.67 abcde Tongging A 30% 41.67 cd 48.73 cdefg 50.90 cdefgh 53.33 abcdefg Tongging A 40% 50.00 cdef 56.37 fghij 59.67 ghijkl 61.33 efghijkl Tongging A 50% 58.33 efg 61.50 hijk 64.93 jkl 68.00 jkl Tongging B 10% 37.50 bc 41.07 abcd 43.87 abcd 45.33 ab Tongging B 20% 41.67 cd 43.60 abcde 49.13 bcdefg 50.67 abcde Tongging B 30% 45.83 cde 51.27 defg 54.40 defghij 57.33 cdefghij Tongging B 40% 50.00 cdef 56.40 fghij 63.17 ijkl 65.33 hijkl Tongging B 50% 58.33 efg 66.63 jk 70.20 l 72.00 lm Samosir A 10% 41.67 cd 43.60 abcde 47.37 abcdef 50.67 abcde Samosir A 20% 45.83 cde 48.73 cdefg 52.63 cdefgh 56.00 bcdefghi Samosir A 30% 50.00 cdef 53.80 efghi 57.90 fghijk 60.00 defghijk Samosir A 40% 58.33 efg 56.37 fghij 61.40 hijkl 65.33 hijkl Samosir A 50% 66.67 g 61.50 hijk 64.90 jkl 66.67 ijkl Samosir B 10% 37.50 bc 38.50 abc 43.87 abcd 49.33 abcd Samosir B 20% 41.67 cd 43.63 abcdef 47.37 abcdef 53.33 abcdefg Samosir B 30% 50.00 cdef 53.80 efghi 59.67 ghijkl 62.67 fghijkl Samosir B 40% 54.17 defg 56.37 fghij 61.43 hijkl 65.33 hijkl Samosir B 50% 62.50 fg 61.50 hijk 64.90 jkl 78.67 m Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari tabel 1 diketahui bahwa rataan daya hambat tertinggi terdapat pada filtrat dari isolat samosir b 50% sebesar 78,00% dan terendah terdapat pada isolat bakara a dan bakara b sebesar 42,67%. Hal ini menunjukkan bahwa enzim kitinase yang terkandung pada bakteri mampu menghambat pertumbuhan jamurF. oxysporum.f spcepaemenurut Hanif et al. (2015) Peranan kitinase dalam

ketahanan tanaman terhadap serangan patogen melalui dua cara yaitu menghambat pertumbuhan jamur patogen dengan cara langsung menghidrolisis dinding sel jamur dan melalui pelepasan elisitor endogen oleh aktivitas kitinase yang memicu ketahanan sistemik pada inang.

(3)

35,33% pada isolat samosir b. Kemampuandalam menghambat pertumbuhan F. oxysporum.f spcepae menunjukkan aktivitas kitinolitik yang berbeda pada setiap

isolat. Hal ini sesuai dengan literatur Brzezinska & Donderski (2001) yang menyatakan bahwa enzim kitinolitik yang diproduksi oleh bakteri dalam fermentasi juga bergantung pada banyak faktor, seperti pH, suhu, konsentrasi substrat dan waktu inkubasi.

Dari penelitian tersebut juga menunjukkan efektivitas penggunaan kultur filtrat isolat dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur patogen secara in vitro. Menurut Purwantisari et al. (2005) senyawa yang dihasilkan oleh bakteri mampu menekan sintesis protein pada cendawan. Apabila sintesis protein terganggu menyebabkan cendawan kekurangan protein tertentu sehingga menyebabkan pertumbuhannya terganggu.

Gambar 1. Penghambatan F. oxysporum f.spcepae oleh kultur filtrat bakteri kitinolitik pada umur 5 hari.

Pertumbuhan Hifa Abnormal

Uji daya hambat menunjukkan pertumbuhan jamur abnormal (Tabel 2). Pertumbuhan jamur abnormal berupa hifa menggulung, hifa keriting, hifa

(4)

membengkak dan hifa lisis pada pengamatan secara mikroskopis dengan perbesaran 160 kali.

Tabel 2. Pertumbuhan hifa jamur patogen Fusarium oxysporum f.spcepaeabnormal pada uji daya hambat di media PDA.

Isolat Hifa Abnormal Keterangan

Isolat Haranggaol A

a. Miselium menggulung b. Miselium

mengeriting c. Miselium lisis

Isolat Haranggaol B

c. Miselium lisis

Isolat Bakara A d. Miselium

membengkak b

a a

c

c

(5)

Isolat Bakara B b. Miselium mengeriting c. Miselium lisis

Isolat Tongging A d. Miselium

membengkak

Isolat Tongging B c. Miselium lisis

d.Miselium membengkak

Isolat Samosir A c. Miselium lisis

d.Pembengkokan ujung miselium c

b

d

c d

e

(6)

Isolat Samosir B f. Miselium berbelah

Hasil dari pengamatan struktur hifa abnormal f. oxysporumf spcepaemenunjukkan bahwa isolat haranggaol A lebih banyak menyebabkan pertumbuhan hifa abnormal seperti hifa menggulung, hifa keriting dan hifa lisis. Sementara isolat bakteri kitiolitik lainnya lebih sedikit menyebabkan keadaan hifa abnormal. Pertumbuhan hifa abnormal ini dapat dipastikan karena adanya aktivitas enzim kitinase yang telah terbukti diproduksi oleh bakteri-bakteri yang berhasil diisolasi. Hanif et al. (2015) menyatakan Peranan kitinase dalam ketahanan tanaman terhadap serangan patogen melalui dua cara yaitu menghambat pertumbuhan jamur patogen dengan cara langsung menghidrolisis dinding sel jamur dan melalui pelepasan elisitor endogen oleh aktivitas kitinase yang memicu ketahanan sistemik pada inang. Kamil et al. (2007) melaporkan hasil penelitian beberapa bakteri kitinolitik efektif menghambat pertumbuhan jamur patogen Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Fusarium culmorum, Phytium sp., Alternaria alternate, dan Macrophomina phasiolina.

(7)

Kecepatan Tumbuh Patogen

Hasil uji statistik analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji jarak

berganda Duncan menunjukkan kecepatan tumbuh patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepaedari 3 hsi sampai ke 5 hsi.

Tabel 3. Kecepatan tumbuh patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepaedari 3 hsi sampai ke 5 hsi (cm)

PERLAKUAN Hari Pengamatan ke-

(8)

Tongging A 40% 0.40 bcde 0.57 bcedf 0.77 abcdefg 0.97 Tongging A 50% 0.37 abcd 0.50 abcd 0.67 abcd 0.80 Tongging B 10% 0.50 ef 0.77 hijk 1.07 ijkl 1.37 Tongging B 20% 0.47 de 0.73 fghij 0.63 fghijkl 1.23 Tongging B 30% 0.43 de 0.63 efghi 0.87 efghijk 1.07 Tongging B 40% 0.40 bcde 0.57 bcdef 0.70 abcdefg 0.87 Tongging B 50% 0.33 abcd 0.43 abcd 0.57 abcd 0.70 Samosir A 10% 0.47de 0.73 ghijk 1.00 ghijkl 1.23 Samosir A 20% 0.43 cde 0.67 efghi 0.90 defghij 1.10 Samosir A 30% 0.40 bcde 0.60 cdefg 0.80 abcdefgh 1.00 Samosir A 40% 0.33 abc 0.57 bcdef 0.73 abcdef 0.87 Samosir A 50% 0.27 a 0.50 abcd 0.67 abcd 0.83 Samosir B 10% 0.50 ij 0.80 ijk 1.07 ijkl 1.27 Samosir B 20% 0.47 de 0.73 ghijk 1.00 ghijkl 0.83 Samosir B 30% 0.40 bcde 0.60 cdef 0.77 abcdefg 0.93 Samosir B 40% 0.37 abcd 0.57 bcdef 0.73 abcdef 0.87 Samosir B 50% 0.30 ab 0.50 abcd 0.67 abcd 0.80

Dari tabel 3 menunjukkan kecepatan tumbuh patogen tertinggi terdapat pada isolat bakara a dan bakara b yaitu sebesar 1.43cm dan terendah terjadi pada isolat bakara b 50% dan tongging b 50% yaitu 0.70 cm. Penggunaan kultur filtrat isolat

bakteri efektif mampu menekan kecepatan tumbuh patogen. Menurut Ferniah et al., (2003) Bakteri kitinolitik dapat memecah dan mendegradasi kitin

penyusun dinding sel fungi sehingga bakteri ini sangat potensial untuk menghambat

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Dari hasil isolasi dan seleksi ditemukan 8 isolat bakteri kitinolitik yang memiliki potensi antagonisme terhadap F. oxysporum f.sp cepae.

2. Persentase daya hambat bakteri kitinolitik menunjukkan hasil yang berbeda nyata di hari kedua setelah inokulasi.Filtrat dari isolat samosir b 50% menghambat F. oxysporum f.sp cepae dengan nilai terbesar yaitu 78,00% dan terendah terdapat pada isolat bakara a dan bakara b sebesar 42,67%.

3. Pada uji daya hambat ditemukan adanya pertumbuhan hifa abnormal seperti hifa membengkok, mengeriting, menggulung, membengkak serta lisis.

Gambar

Tabel 1. Persentase daya hambat bakteri kitinolitik terhadap pertumbuhan                  Fusarium oxysporum f.spcepae(%)
Gambar 1. Penghambatan
Tabel 2. Pertumbuhan  hifa  jamur patogen  Fusarium oxysporum
Tabel 3. Kecepatan tumbuh patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepaedari 3 hsi sampai ke 5 hsi (cm)

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya pendapatan tergantung pada banyaknya produk yang dihasilkan serta harga jual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan agroindustri tempe dalam satu

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “ Optimalisasi Pertumbuhan Tunas Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Kembang dengan Perbandingan Auksin dan Sitokinin

= Frekuensi yang diperoleh ( obtained frequency ) = Frekuensi yang diharapkan ( expected frequency ) Pada penelitian ini, terdapat 2 hipotesis yang ingin diketahuiAnalisis

Menghitung nilai kondisi kerusakan permukaan jalan pada tiap ruas jalan yang direncanakan menggunakan penilaian kerusakan jalan menurut Indrasurya dan P. Hasil dari

Gambar 4.1 Kerangka kerja Gambaran kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit pekerja yang terpapar bahan kimia lem pada home industry sepatu.

Dengan komposisi, 40 %, untuk SNMPTN, 30 % yang diterima melalui jalur SBMPTN dan 30 % yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri (SM). Jalur SNMPTN dilakukan dengan cara

Pengaruh Advertising dan Personal Selling Terhadap Keputusan Pengambilan KPR Syariah dengan Lokasi Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara

Peneliti bermaksud melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir mahasiswa dalam menyelesaikan soal tentang bilangan real dengan menggunakan