Contoh Laporan Prakerin Akuntansi
(Mengelola PPh dan PPN di Kantor
Pelayanan Pajak)
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
MENGELOLA PPh DAN PPn
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG
Disusun Oleh :
Kelompok Prakerin DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA Tingkat II Program Keahlian Akuntansi
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
SMK PGRI PASIR SAKTI
Terakreditasi B 2013
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
MENGELOLA PPh DAN PPn
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG BANDAR LAMPUNG
Oleh : FATHUR RO’UF
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK PGRI PASIR SAKTI
2013
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diperiksa oleh pembimbing praktik dan pembimbing sekolah dan siap untuk diujikan.
Pasir Sakti, Maret 2013
Pembimbing Sekolah, Pembimbing Praktik,
WAHYU EKA SUMARYATI,S.Pd TIONAR SITANGGANG
NIP. 19601114 198503 2 001
Mengetahui,
Kepala SMK PGRI Pasir Sakti
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diuji dan disyahkan oleh Tim Penguji pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Kepala SMK PGRI Pasir Sakti
AGUS SUGIHARTO,S.Pd M.Si. NIP. 19740531 200003 1 001
MOTTO
Jadikan kegagalan pemicu semangat untuk meraih kesuksesan, karena kegagalan adalah
Orang yang siap menghadapi kegagalan adalah orang yang siap meraih kesuksesan
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap kemampuan dan ikhlas hati, laporan hasil Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini kami persembahkan kepada :
2. Bapak Prio Saptono, selaku kepala kantor KPP Pratama Tanjung Karang yang telah
menerima kami dengan baik
3. Ibu Wahyu Eka Sumaryati,S.Pd, selaku pembimbing sekolah
4. Ibu Tionar Sitanggung, selaku pembimbing praktik KPP Pratama Tanjung Karang
5. Seluruh karyawan beserta staf KPP Pratama Tanjung Karang
6. Seluruh dewan guru dan staf SMK PGRI Pasir Sakti
7. Kedua orang tua kami yang telah merestui kami dalam melaksanakan kegiatan Prakerin.
8. Teman – teman yang selalu mendukung untuk pencapaian yang lebih baik
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktik kerja industri ini.
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabiallah Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat dalam seluruh umatnya. Amin.
Selanjutnya kami berharap semoga Laporan Hasil Praktik Kerja Industri ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi pembaca sekalian pada umumnya.
Pasir Sakti, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN MOTTO...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prakerin...1
1.2 Tujuan Prakerin...2
1.2.1 Tujuan Umum...2
1.2.2 Tujuan Khusus...2
1.4 Tujuan Penulisan Laporan Prakerin...4
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat (Tempat Prakerin)...18
3.2 Bagian Dalam Kantor Pelayanan Pajak...18
3.3 Lokasi Perusahaan...20
3.4 Sistem Manajemen Perusahaan...21
3.5 Jenis – Jenis Pajak...23
3.6 Macam – Macam PPh...24
3.7 Struktur Organisasi...28
3.8 Siklus Akutansi Perusahaan...29
3.9 Kegiatan (Selama Melaksanakan Prakerin)...29
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan...32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Prakerin
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai mana tercantum dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional (Penjelasan Pasal 15), dijelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian tamatan yang dihasilkan harus memiliki kompetensi (kemampuan) sesuai dengan kebutuhan / permintaan masyarakat dan dunia kerja.
Disadari bahwa pelaksanaan pendidikan dan latihan (diklat) di sekolah pada kenyataanya belum dapat memberikan kompetensi/kemampuan kepada siswa sebagaimana dipersyaratkan oleh dunia usaha/dunia industri, tetapi baru dapat memberikan kemampuan dasar, oleh karena itu sebagai upaya meningkatkan kesesuaian mutu lulusan SMK dengan kemampuan kerja dan sikap professional sesuai dengan persyaratan lapangan kerja, maka dalam penyelenggaraan pendidikan diterapkan model Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah pelaksanaan pendidikan yang melibatkan dunia usaha / dunia industri (DU/DI) serta asosiasi profesi mulai dari proses penerimaan siswa, proses pendidikan dan latihan (diklat), pengujian dan sertifikasi dilaksanakan sejalan dengan apa yang telah dilaksanakan di dunia usaha / dunia industri.
adalah karena perusahaan dianggap memberikan nilai tambah terhadap barang yang di jual, yang bukan beban perusahaan. transaksi PPN ini adanya di Balance Sheet (Neraca) dan bukan di Profit & Loss (Laba Rugi).
Sementara PPh 29 (Badan) adalah pajak atas tambahan kemampuan konsumsi yang diperoleh oleh perusahaan atas penjualan barang tersebut, singkatnya pajak atas keuntungan penjualan produk. Karena perusahaan, pemerintah mengharuskan untuk membayar sejumlah pajak ke negara. Kalau yang ini adanya di profit & loss (Laporan Laba Rugi).
1.2 Tujuan Prakerin
Tujuan yang dicapai dalam penyelenggaraan prakerin melalui Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dapat dikelompokkan ke dalam dua tujuan yaitu :
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin) antara lain :
a. Untuk membekali peserta prakerin mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan
dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif,adaptif dan produktif
b. Menghasilkan tenaga kerja yang memilik keahlian professional yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan
c. Meningkatkan efiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
d. Membiasakan siswa dengan membekali pengalaman yang ada di luar sekolah.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus menyelenggarakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) a. untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha
b. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profosional yang di perlukan siswa untuk memasuki
dunia usaha.
c. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai persiapan dalam
d. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat
dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja industri ( PRAKERIN )
1.3 Ruang Lingkup
Dalam suatu perusahaan atau kantor memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, kondisi lingkungan yang baik mencerminkan kepribadian pegawai yang baik. Adapun kondisi lingkungan tempat kerja yang baik memiliki ciri – ciri / kriteria sebagai berikut :
1. Peralatan dan fasilitas kantor yang memadai
Setiap perusahaan atau kantor pasti menyediakan peralatan dan fasilitas kantor yang memadai, dan berguna bagi setiap karyawan dan bermanfaat bagi orang lain.
2. Terdapat ventilasi udara
Setiap perusahaan atau kantor pasti memiliki ventilasi udara, agar menimbulkan kenyamanan bagi karyawan karena dapat menyejukkan setiap ruangan
3. Tempat kerja (ruangan) teratur
Tempat kerja (ruangan) teratur dimana tempat kerja itu setiap pagi cleaning service, selalu membersihkan tempat setiap pegawai, dan tempat pegawai itu selalu tertata dengan rapi
1.4 Tujuan Penulisan Laporan Prakerin
Laporan adalah suatu keterangan tertulis yang disampaikan oleh seseorang kepada atasan atau sebuah tim/kelompok yang membentuknya yang merupakan akibat dari pelaksanaan pekerjaanya.
Berikut tujuan dari penulisan laporan :
1. Peserta prakerin dapat belajar pada lini produksi, sehingga memiliki kompetensi sesuai
dengan kegiatan usaha yang dilaksnakan DU/DI
2. Terjalin hubungan kerja sama dalam hal penyelenggaraan kerja sama usaha, uji kompetensi
dan sertifikasi peserta didik
4. Mampu memahami tujuan pendidikan
5. Mengetahui bagaimana prosedur susunan dalam pembuatan laporan
1.5 Metode Penulisan Laporan
Penulisan laporan yang baik harus ditunjang dengan data yang valid, actual dan factual. Dalam pengumpulan data metode yang kami gunakan diantaranya :
1. Metode interview (Wawancara)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan bertanya langsung atau wawancara kepada pihak – pihak yang berhubungan dengan dunia kerja yang dijalani diantaranya, masyarakat sekitar, pimpinan perusahaan, staf atau karyawan kantor. Metode ini dilakukan karena metode ini merupakan cara yang efektif dalam pengumpulan data secara baik dan akurat
2. Metode observasi (pengamatan secara langsung)
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama.
3. Metode study pustaka
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan penyusunan dan penulisan laporan. buku – buku yang dipelajari akan menambah pengetahuan tentang dunia usaha dan dunia industri.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Akuntansi
Pada abad ke-14, para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan secara sederhana. Namun setelah terbitnya buku berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Pro Portioni et Proportionality dari Lucas Paciolo, pada tahun 1949 pembukuan mulai dilakukan secara sitematis dengan menggunakan sistem perpasangan dan sistem pembukuan inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Akuntansi (Accounting).
Pengertian Akuntansi
dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner and terms of money, transaction and events which are, in part at least, of finacial character, and
interpreting the result there of. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya.
Berdasarkan kedua defenisi akuntansi diatas, dapat disimpulkan pengertian akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
informasi ekonomi keuangan. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan Setelah mengenal secara jelas defenisi Akuntansi menurut AAA dan AICPA, pelajari pula materi tentang siklus akuntansi yang menguraikan perbedaan antara siklus akuntansi perusahaan dagang dan siklus akuntansi perusahaan jasa.
2.2 Mengelola Bukti Transaksi a. Pengertian Bukti Transaksi
Traksaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota penjualan atau kwitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi. Dalam akuntansi suatu transaksi diukur dengan satuan mata uang. Oleh sebab itu transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi. Jadi yang dimaksud transaksi dalam akuntansi dalam arti yang spesifik yaitu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Karena hal tersebut yang disebut dokumen transaksi dalam akuntansi adalah dokumen transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Ini adalah satu perbedaan sistem informasi akuntansi dengan sistem informasi manajemen, dimana transaksi dalam sistem informasi manajemen adalah semua kejadian yang melibatkan unser lingkungan baik yang berpengaruh maupun tidak
berpengaruh terhadap posisi keuangan.
kwalitas. Untuk setiap pembelian dibuatkan surat permintaan pembelian (Purchase Request) selanjutnya Order pembelian (Purchase Order). Sampai disini belum ada transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan dengan demikian dua dokumen tersebut tersebut adalah dokumen akuntansi yang tidak termasuk dalam bukti transaksi. Dokumen tersebut berfungsi hanya sebagai dikumen referensi.
Dalam proses penerimaan barang/jasa dibuatkan “Surat Bukti Penerimaan” atau apapun nama nya sesuai dengan barang atau jasa yang diterima bisa juga “Berita Acara Penerimaan” yang memuat informasi tentang kwantitas dan kwalitas serta menunjukan identifikasi dokumen pengantar supplier dan identifikasi dokument pembelian. Surat bukti penerimaan menunjukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan, yaitu penambahan terhadap aset atau biaya. Surat bukti penerimaan ini adalah dokumen akuntansi yang tergolong bukti transaksi.
Hal yang spesifik dalam membuat bukti transaksi adalah bahwa setiap membuat bukti transaksi dengan sistem komputer, pada saat itu data tersimpan dalam sistem komputer. Data yang tersimpan tersebut selanjutnya diolah oleh sistem komputer menjadi informasi yang berguna. Tidak demikian halnya dengan sistem akuntansi manual dimana data dicatat secara berulangkali dari bukti transaksi sehingga menimbulkan kesan bahwa akuntansi itu sulit dan membuat jenuh.
b. Macam-Macam Bukti Pencatatan 1. Bukti Transaksi Intern
Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus di buat oleh intern dan dibuat untuk intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern sebagai berikut:
Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau
pengeluaran-pengeluaran yang lainnya. Untuk lebih memahami
Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan
Bukti Kas Masuk
2. Bukti Transaksi Ekstern
Bukti ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya, bukti pengeluaran kas, faktur pembelian / penjualan dan pembayaran upah
Berikut contoh bukti ekstern.
Cek
Adalah surat perintah kepada bank sebesar jumlah yang tercantum dalam cek tersebut kepada seseorang atau orang yang membawa cek tersebut. Cek dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan di bank dan pengeluaran cek ditujukan kepada orang yang dikehendakinya.
Transaksi pembelian ditujukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam penjualan. Transaksi pembelian barang dapat dilakukan dengan 2 cara pembayaran yaitu: pembelian tunai dan pembelian kredit. Bukti transaksi yang diperlukan untuk pembelian tunai maupun kredit hampir sama perbedaannya hanya pada pembelian tunai pembeli menerima 2 bukti transaksi dari penjual yaitu nota kontan dan kuitansi sedangkan pada pembelian kredit pembeli hanya menerima faktur saja dari pihak penjual. Administrasi lain yang diperlukan selain itu antara lain bukti permintaan, surat pesanan, penerimaan barang dan kartu
persediaan
Nota Kontan
Nota kontan adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual
Kwitansi
Adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Nota Kredit
sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.
Faktur
Adalah bukti pembelian atau penjualan barang secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pembeli.
2.3 Mengelola Buku Jurnal
a. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Umum
Dalam akuntansi pencatatan transaksi ke dalam jurnal pada dasarnya adalah mencatat pengaruh keuangan akibat terjadinya transaksi. Dengan kata lain mencatat perubahan pada saldo akun-akun buku besar dengan cara mendebet atau mengkredit akun-akun yang terkait. Oleh karena itu pencatatan suatu transaksi dalam jurnal adalah mencatat akun mana yang harus di debet dan akun mana yang harus di kredit sebagai akibat transaksi yang
bersangkutan.
b. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Khusus
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus pada dasarnya sama dengan pencatatan transaksi dalam jurnal umum yang telah dibahas di atas. Langkah pertama kita harus mampu
menentukan akun mana yang harus di debet dan akun mana yang harus di kredit dengan tepat. Perbedaan terletak pada teknis pencatatan, sehubungan dengan bentuk dan fungsi buku jurnal khusus yang berbeda.
c. Mencatat transaksi ke dalam Jurnal Penjualan
Buku jurnal penjualan berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagangan atau jasa dengan pembayaran kredit. Sumber pencatatan dalam buku tersebut adalah faktur penjualan. Bentuk buku jurnal penjualan biasanya disesuaikan dengan data mengenai penjualan yang diperlukan
d. Pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Penerimaan Kas
nota kontan. Dalam praktek sering dijumpai bukti transaksi kas yang khusus disediakan oleh perusahaan sendiri, baik untuk penerimaan maupun untuk pengeluaran kas. Sementara kuitansi dan bukti-bukti lainnya dijadikan sebagai bukti pendukung.
Bentuk atau kolom-kolom yang disediakan dalam jurnal penerimaan kas disesuaikan dengan jenis dan volume transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan. Misalnya pada perusahaan yang sering melakukan transaksi penjualan tunai, dalam jurnal penerimaan kas harus disediakan kolom khusus untuk akun Penjualan. Sementara akun-akun tempat mencatat transaksi yang jarang terjadi, cukup dicatat di dalam kolom serba-serbi
e. Pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Umum
Dalam hal digunakan jurnal khusus seperti telah di bahas di atas, jurnal umum (general journal) juga berfungsi khusus yaitu sebagai tempat mencatat transaksi-transaksi yang tidak bisa dicatat ke dalam jurnal pembelian, penjualan, penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal umum antara lain:
1. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari transaksi pembelian atau penjualan
kredit.
2. Retur pembelian dan retur penjualan yang berasal dari pembelian atau penjualan tunai, dalam
hal harga barang yang dikembalikan diperlakukan sebagai uang muka (advance payment) 3. Koreksi kesalahan pencatatan yang dilakukan dalam buku jurnal
4. Penyesuaian saldo akun-akun buku besar umum pada akhir periode, untuk kepentingan
penyusunan laporan keuangan
5. Penutupan akun-akun buku besar yang sifatnya sementara seperti akun-akun penghasilan,
beban, ikhtisar laba rugi dan prive. Biasa dilakukan pada penutupan buku akhir periode akuntansi.
6. Pengembalian saldo akun-akun neraca yang berfungsi sebagai akun perantara yang muncul
dari pos penyesuaian ke dalam akun asalnya (reversing entries)
2.4 Mengelola Buku Besar
Merupakan buku yang berisi kumpulan akun-akun yang saling berhubungan yang
a. Akun Nominal (nominal account)
Akun nominal adalah akun yang saldonya akan berakhir dalam satu periode dan
pelaporannya berbentuk laporan laba. Jenis akun nominal yaitu akun pendapatan dan akun beban.
Buku besar memiliki peranan penting dalam siklus akuntansi, terutama dalam proses penggolongan (classifying). Secara garis besar buku besar berfungsi sebagai berikut. 1. Untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
2. Sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan dan mengetahui jumlah atau keadaan
rekening yang telah terjadi
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
4. Sebagai data dan sumber informasi untuk menyusun laporan keuangan
b. Akun permanen (real account)
Akun permanen adalah akun yang saldonya akan berlanjut dari satu periode ke periode berikutnya dan pelaporannya dalam bentuk neraca. Jenis akun riil yaitu akun aktiva, akun kewajiban dan akun ekuitas.
Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger)
Adalah kumpulan akun-akun yang berfungsi memberikan rincian kepada akun buku besar, terdiri dari Buku besar pembantu piutang (Account Receivable Subsidiary Ledger) dan Buku besar pembantu utang (Account Payable Subsidiary Ledger).
2.5 Laporan Keuangan 2.5.1 Ikhtisar R/L
menggunakan bentuk T maupun bentuk Laporan. Sedangkan penyusunan Laporan Rugi Laba dapat dilaksanakan dengan 2 metode :
a. Metode “Satu Tahap” (Single step), yaitu penyajian Laporan Rugi Laba yang dilakukan
dengan cara pengelomporkan hasil – hasil dari aktivitas / kegiatan utama dan bukan hasil utama secara langsung disatukan dan selanjutnya diikuti di bawahnya dilaporkan biaya – biaya serta kerugian – kerugiannya.
b. Metode “Bertahapan” atau “Terperinci” (Multiple Step), yaitu penyajian laporan
keuangan dengan cara melakukan pengelompokan secara terperinci dan bertahap, baik untuk hasil – hasil maupun biaya – biaya.
2.5.2 Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ikhtisah tentang perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal ini merupakan suatau pelengkap penyajian Laporan Keuangan. Secara garis besarnya, isi Laporan Perubahan Modal terdiri atas Modal Awal, Kenaikan Modal karena adanya Laba atau pengurangan modal karena adanya Rugi, dan ditutup dengan timbulnya modal akhir.
2.5.3 Neraca
Neraca adalah suatu daftar yang terdiri dari debet dan kredit tempat mencatat secara
sistematis saldo setiap akun buku besar. Langkah-langkah menyusun daftar neraca buku besar adalah sebagai berikut.
a. Menghitung Saldo dari buku besar berbentuk skontro
1. Jika dua sisi terisi semua, maka saldonya merupakan selisih antara jumlah debet dan kredit.
Untuk saldo debet, letakkan selisih saldonya di kolom kredit. Sedangkan untuk saldo kredit, letak selisihnya di kolom debet.
2. Jika hanya satu sisi saja yang terisi, maka saldonya adalah jumlah itu sendiri.
3. Menghitung Saldo dari Buku Besar Berbentuk Stafel
b. Bentuk tiga kolom.
c. Bentuk empat kolom. Saldonya merupakan angka yang tampak terakhir pada kolom saldo
debet atau kredit.
2.6 Jurnal Penutup
Jurnal Penutup adalah jurnal umum yang dibuat pada akhir periode akuntansi dengan tujuan untuk memindahkan atau menutup saldo Akun sementara/nominal. Akun nominal terdiri dari pendapatan dan biaya. Dalam pembuatan Jurnal Penutup, perlu dibuka Akun baru yaitu Akun Ikhtisar Laba Rugi yang digunakan untuk menampung pemindahan saldo Akun nominal.
Tujuan Penutupan, yaitu 1. Menentukan laba atau rugi.
2. Memisahkan pendapatan/biaya antar tahun buku.
3. Mendapatkan neraca akhir.
4. Memisahkan perangkat pembukuan (berkas atau file) antar tahun buku.
Pada saat membuat Jurnal Penutup, beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Menutup Akun Biaya dengan memindahkan saldo setiap Akun Biaya ke Akun Ikhtisar Laba Rugi. Pada neraca saldo setelah penyesuaian, akun biaya posisinya di sisi debet. Pada jurnal penutup, pindahkan posisi biaya di debit ke kredit. Maka jurnal penutup pada tahap ini adalah:
Ikhtisar Laba/Rugi Rp xxx Biaya ………..* Rp xxx
* segala jenis biaya termasuk depresiasi/penyusutan dan kerugian piutang
2. Menutup Akun Pendapatan dengan memindahkan saldo setiap Akun Pendapatan ke Akun Ikhtisar Laba Rugi. Pada neraca saldo setelah penyesuaian, akun pendapatan posisinya di sisi kredit. Pada jurnal penutup, pindahkan posisi pendapatan di kredit ke debit. Maka jurnal penutup pada tahap ini adalah:
Pendapatan ………..* Rp xxx Ikhtisar Laba/Rugi Rp xxx
3. Menutup Akun Laba Rugi dengan memindahkan saldo Akun tersebut ke Akun Modal. Untuk memperoleh nilai laba/rugi (ikhtisar laba rugi) pada tahap ini, terlebih dahulu kurangkan hasil penutupan rekening pendapatan dan biaya pada neraca saldo setelah penyesuaian = laba/rugi. Laba jika pendapatan > biaya. Rugi jika pendapatan < biaya, sehingga jurnal penutup untuk tahap ini adalah:
Ikhtisar Laba/Rugi Rp xxx Modal Rp xxx
1. Menutup Akun Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo Akun tersebut ke Akun
Modal. Untuk menutup akun prive yang bersaldo debit pada neraca saldo setelah penyesuaian, posisikan akun prive tersebut di kredit :
Modal Rp xxx Prive Rp xxx
Membuat Jurnal Penutup di Aplikasi Keuangan Guyub : Dimisalkan semua akun dan
kelompok akun : aktiva, kewajiban, modal, biaya, dan pendapatan telah terisi/memiliki saldo. Langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Klik submenu Jurnal Penutup.
2. Input data Jurnal Penutup sesuai form yang tersedia, mulai dari memasukkan Nomor Jurnal, Tanggal, dan Deskripsi.
2.7 Pengertian Pajak
Pajak adalah kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan system perpajakan yang dianut oleh pemerintah yakni sistem self-assessment yang berarti wajib pajak
melakukan sendiri kewajiban perpajakannya. Dengan adanya sistem self-assessment tersebut, pemerintah mengharapkan kejujuran dan kesadaran dari setiap wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.
dihitung, diperhitungkan, dibayar, dan dilaporkan sendiri oleh wajib pajak ke pemerintah dalam hal ini kantor pelayanan pajak dimana wajib pajak terdaftar atau berdomisili.
2.8Pengertian PPh
PPh atau (Pajak Penghasilan) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.
2.9 Pengertian PPn
PPh atau singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak tidak Langsung yang dikenakan pada setiap pertambahaan nilai atau transaksi penyerahan barang dan atau jasa kena pajak dalam pendistribusiannya dari produsen dan konsumen.
BAB III
3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kantor pelayanan pajak Bandar lampung berdiri pada tahun 1963 dengan status dinas tingkat I teluk betung. Kantor dinas tingkat I teluk betung merupakan kantor yang ada di bawah inspeksi keuangan palembang.
Kantor dinas luar tingkat I teluk betung pada tahun 1964 menjadi kantor inspeksi keuangan teluk betung yang meliputi provinsi lampung, kemudian berdasarkan keputusan menteri keuangan RI No.276/1989 kantor inspeksi keuangan teluk betung diganti menjadi kantor inspeksi pajak teluk betung pada tahun 1989
KPP Pratama tanjung karang dibentuk berdasarkan keputusan direktorat jenderal pajak No.Kep-159/PJ/2008 tanggal 4 september 2008. KPP Pratama Bandar lampung menempati gedung eks. KPP Bandar Lampung. dengan luas tanah
3.2 Bagian dalam Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak konvensional terdiri dari delapan seksi, yaitu :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Tata Usaha Perpajakan
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai
8. Seksi Penagihan
9. Seksi Penerimaan dan Keberatan
jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modern juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Pada Tahun 2002 tersebut, dibentuk 2 KPP WP Besar atau LTO (Large Tax Office). KPP ini menangani 300 WP Badan Terbesar di seluruh Indonesia dan hanya mengadministrasikan jenis pajak PPH dan PPN. Pada tahun 2003 dibentuk 10 KPP Khusus yang meliputi KPP BUMN, Perusahaan PMA, WP Badan dan Orang Asing, dan Perusahaan Masuk Bursa. Kemudian pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau MTO (Medium Tax Office). Sedangkan KPP Modern yang menangani WP terbanyak adalah KPP Pratama atau STO (Small Tax Office). KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008.Perbedaan utama antara KPP STO dengan KPP LTO Maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi Ekstensifikasi pada KPP STO, sehingga dapat dikatakan pula KPP STO merupakan ujung tombak bagi DJP untuk menambah rasio perpajakan di Indonesia.
Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut :
1. Subbagian Umum
2. Seksi Pelayanan
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
4. Seksi Ekstensifikasi
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (maksimal 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi)
6. Seksi Penagihan
7. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
8. Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak
9. Kelompok Jabatan Fungsional Penilai
Lokasi perusahaan kantor pelayanan pajak pratama tanjung karang Bandar lampung berada dilokasi yang strategis sehingga mudah untuk dicari keberadaanya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada denah lokasi dibawah ini.
3.4 Sistem Manajemen Perusahaan
Tugas pokok kantor pelayanan pajak pratama tanjung karang adalah melaksanakan
penyuluhan, pelayanan dan pengawasan terhadap wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, BPHTB, pajak penghasilan atas barang mewah dan pajak tidak langsung lainya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Jenis pelayanan kepada wajib pajak dikantor pelayanan pajak pratama tanjung karang terdiri atas :
1. Pelayanan bidang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak
Penyampaian surat pemberitahuan (SPT Masa dan Tahunan)
Pelaporan peraturan surat ketetapan pajak
Permohonan peninjauan kembali
Permohonan keberatan
Permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak
Permohonan pengambilan kelebihan pembayaran pajak (Restitusi / PLB)
Pencabutan sita
Pemberian NPWP
Pengukuhan pengusaha kena pajak
Perubahan data dan identitas wajib pajak
Mutasi NPWP karena pindah domisili tempat kedudukan
Penghapusan NPWP
Permohonan pemindah bukuan
Pembatalan lelang
Pemberitahuan pembukuan dengan menggunakan komputer
2. Pelayanan bidang pajak penghasilan
Permohonan penerbitan SKB atas penghasilan dari penghasilan hak atas tanah dan bangunan
karena warisan, hibah, pembangunan, pelabuhan, atau pemekaran usaha
Pemberitahuan perubahan tahun buku
Permohonan penerbitan SKB PPh 23 selain sewa tanah dan bangunan
Permohnan pengurangan atau pembebasan pph pasal 25
Permohonan pembebasan dari potongan / piutang yang dilakukan pihak ke-3 (PPh Pasal 21,
22, 23)
Permohonan Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22 impor
Permohonan penerbitan SKB atas penghasilan hak atas tanah dan bangunan oleh wajib pajak
real estate untuk SPT tahunan yang telah kadaluarsa tetapi belum diperikasa
Permohonan Surat Keterangan Fiskal (Tax Clearrance)
3. Pelayanan bidang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Restitusi PPN karena kendaraan bermotor jenis Van dan Pick-Up yang digunakan sebagai
angkutan umum
Penerbitan faktur pajak standard
4. Pelayanan bidang bea materai
5. Pelayanan bidang pajak bumi dan bangunan
6. Pelayanan bidang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
3.5 Jenis – Jenis Pajak
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
a. Pajak Penghasilan (PPh)
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPh)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN. Tarif PPN adalah tunggal yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :
Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.
d. Bea Meterai
e. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan
PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
3.6 Macam – Macam PPh a. PPh pasal 21
PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima dari pekerjaan / jasa baik dalam hubungan kerja maupun dari pekerjaan bebas oleh WP perorangan dalam negeri.
Subjek pajak PPh pasal 21 adalah :
Pegawai
Penerima pensiun
Penerima honorarium
Penerima upah
Orang pribadi lainnya yang menerima / memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak.
Pengecualian subjek pajak :
Pejabat perwakilan diplomatik beserta staf
Pejabat perwakilan organisasi internasional beserta staf.
Pengecualian objek pajak PPh pasal 21 :
Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna,
beasiswa
Penerimaan dalam bentuk natura dan atau keenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan
oleh WP atau pemerintah
Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirian telah disyahkan oleh
menkeu atau iuran THT kepada badan penyelenggra jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja
Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang
b. PPh pasal 22
PPh pasal 22 membahas tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada instansi pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas, industri otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina Bulog untuk tepung terigu dan gula pasir).
Tarif PPh pasal 22 atas penjualan instansi pemerintah : PPh pasal 22 bendaharawan = 1,5% x nilai penjualan Tarif PPh pasal 22 atas impor :
Bila importir memiliki API (Angka Pengenal Impor)
PPh pasal 22 impor = 2.5% x nilai impor
Bila importir tidak memiliki API
PPh pasal 22 impor = 7.5% x nilai impor Contoh :
industri kertas mempunyai penghasilan bersih Rp 100.000.000 per tahun, maka pajak ynag
harus di bayar adalah : 100.000.000 x 2.5 % = 2500.000
c. PPh pasal 23
PPh pasal 23 membahas tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta atau modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa).
Deviden, royalti, bunga, hadiah penghargaan
PPh pasal 23 = 15% x penghasilan bruto
Sewa dan jasa
PPh pasal 23 = 2% x penghasilan bruto
Contoh : Seorang pengusaha menyewakan sebidang tanah seluas 1 hektar dengan nilai sewa 30.000.000 selama 1 tahun jadi penghitungan pph :
30.000.000 x 2 % = 600.000
d. PPh pasal 24
pajak dipilih yang terkecil. Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri/ PKP x PPh terutang
e. PPh pasal 25
PPh pasal 25 membahas tentang angsuran pajak yang menggunakan stelsel anggapan. Ansuran pajak/ bulan = PPh terutang – kredit pajak /12
f. PPh pasal 26
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong atas penghasilan yang bersumberdari Indonesia yang diterima /diperoleh Wajib Pajak(WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) diIndonesia.
Tarif dan Objek PPh Pasal 26
1. 20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yangditerima / diperoleh Wajib Pajak Luar
Negeri berupa :
dividen;
bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian hutang;
royalti, sewa,& penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta;
imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
hadiah dan penghargaan
pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
2. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa :
penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;
premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung / melalui pialang kepada
1. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT di
Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.
2. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dengan
negara pihak pada persetujuan.
3.7 Struktur Organisasi
3.8 Siklus Akuntansi Perusahaan
Secara umum pengertian siklus akuntansi adalah proses penyediaan informasi keuangan yang meliputi tahap pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan tahap penyusunan laporan keuangan berdasarkan tahapan-tahapan penyusunan laporan keuangan. Laporan keungan adalah sebuah bentuk penyampaian informasi keuangan kepada pemakai informasi dalam bentuk debit dan kredit agar mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi: 1. Pembuatan bukti transaksi
2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan tanggal transaksi
3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)
4. Membuat ayat jurnal penyesuaian
5. Pembuatan kertas kerja
6. Menyusun laporan keungan
7. Membuat jurnal penutup
8. Penutupan buku besar
9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan
10. Membuat jurnal pembalik
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Seksi pengawasan dan konsultasi (waskon) yang ada di KPP Pratama Tanjung Karang terbagi menjadi 4 (empat) yang terdiri dari :
1. Seksi Waskon 1
2. Seksi Waskon 2
3. Seksi Waskon 3
4. Seksi Waskon 4
Masing – masing seksi waskon terdiri atas 1 (satu) orang kepala seksi 4 (empat) orang Account Respresentative / AR dan 1 (satu) orang pelaksana yang mempunyai wilayah kerja yang berbada – beda.
AR adalah petugas yang sangat di tuntut untuk memiliki kreatifitas dan kemampuan dalam melaksanakan peranya, karena paling tidak AR memiliki 5 fungsi yaitu :
1. Fungsi Konsultatif
2. Fungsi Pengawasan
3. Fungsi Administratif
4. Fungsi Itensifikasi
5. Fungsi Pelayanan
Kegiatan siswa yang dilaksanakan ditunjukan untuk membantu petugas pelaksanaan dan AR ditugaskan wi waskon III antara lain
Membuat lembar disposisi
b. Seksi Pelayanan
kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi pelayanan di KPP Pratama Tanjung Karang antara lain :
Kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi pemeriksaan di KPP Pratama Tanjung Karang antara lain :
Kegiatan siswa yang dilaksanakan di seksi penagihan di KPP Pratama Tanjung Karang antara lain :
1. Mengadministrasikan surat masuk
2. Mengadministrasikan SSP lembar 3 dan SPMKP
3. Mengadministrasikan surat teguran dan surat paksa
5. Mengirimkan surat atau dokumen ke seksi lain
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di KPP Pratama Tanjung Karang Bandar Lampung selama dua bulan terhitung mulai tanggal 15 Januari sampai dengan 15 Maret 2013, maka kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya kegiatan prakerin maka kami dapat menyimpulkan bahwa Melalui kantor
pelayanan pajak pratama tanjung karang di Bandar lampung kami dapat mengetahui tata cara membayar pajak.
2. Sebagai warga Negara yang baik kita harus membayar pajak, dan Melalui kantor pelayanan
pajak pratama tanjung karang di Bandar Lampung kami dapat mengetahui pentingnya membayar pajak dan mempuyai NPWP
4.2 Saran
a. Untuk Sekolah
Perlu ditingkatkan lagi panduan kepada siswa – siswi agar menguasai dan memahami materi dengan benar dan paham sebagai pembekalan untuk praktik kerja industri
b. Untuk Kantor
DAFTAR PUSTAKA
Sucipto, Toto. 2004. Siklus Akuntansi (Bisnis dan Manajemen). Jakarta: Yudistira
Pokja Prakerin. 2013. Buku Panduan Praktik Kerja Industri (Akuntansi). Pasir sakti: SMK PGRI Pasir Sakti
http://maksumpriangga.com/priangga,maksum.pengertian.dasar.dan.ciri.ciri.pajak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Diposkan 15th April 2013 oleh Fathur Ro'uf
1
Lihat komentar
1.
hasti qp9 April 2015 02.30
Balas