Budaya Politik
1. Apakah setiap masyarakat mempunyai budaya politik ? Jawab :
Setiap masyarakat mempunyai budaya politik, karena merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
2. Bagaimana Budaya Politik terbentuk dalam masyarakat ? Jawab :
Terbentuknya budaya politik suatu masyarakat melibatkan pengaruh yang beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut memiliki tingkat pengaruh yang satu sama lain berbeda sesuai dengan sikap, karakter dan pola sikap yang melatarbelakangi masyarakatnya. Faktor-faktor yang dimaksud dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yakni faktor internal masyarakat desa dan faktor eksternal.
Faktor internal maksudnya adalah orientasi budaya politik masyarakat desa dipengaruhi oleh faktor yang datang dari masyarakat desa itu sendiri, meliputi dua hal utama, yakni faktor ekonomi dan faktor pendidikan. Faktor eksternal maksudnya adalah bahwa orientasi budaya politik masyarakat desa dipengaruhi oleh sesuatu hal yang datang dari luar masyarakat itu sendiri, meliputi faktor media massa dan faktor interaksi dengan para elit politik dan aparat pemerintah.
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi budaya politik yang terbentuk dalam masyarakat ? Jawab :
ekonomi masyarakat desa hanya berkutat pada pertanian, perikanan, kerajinan dan sejenisnya, masyarakat desa telah mampu meningkatkan pendapatannya dikarenakan adanya keterlibatan berbagai pihak dalam hal pemberdayaan seperti keterlibatan pemerintah dan swasta untuk meningkatkan hasil pertanian, penangkapan ikan bagi nelayan, pengembangan kerajinan dan lain-lain.
Faktor internal yang kedua adalah faktor pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses mencari, memahami dan kemudian melakukan dalam bentuk tindakan nyata dari suatu hal yang menjadi suatu pengetahuan. Oleh karena merupakan suatu proses mencari, memahami dan melakukan, maka diperlukan keterlibatan aktif secara individu maupun kelompok. Akan tetapi, dalam proses tersebut perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung, termasuk di dalamnya adalah keterlibatan pihak lain yang dapat dijadikan sumber ilmu dan pengetahuan.