• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BERPIKIR DIVERGEN, KONVERGEN DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI HIDROKARBON

Iyan Mulyana1*, Khaeruman2*, Yusran Khery2* 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram 2Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram

Sekretariat : Jln. Pemuda No.59 A Mataram

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch terhadap kemampuan berpikir divergen, kemampuan berpikir konvergen, dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasy eksperimental) dengan rangcangan prettes-postest control group design. Subyek penelitian ini yakni 48 siswa kelas X MA NW Belencong yang terbagi dalam kelompok eksperimen 25 siswa dan kelompok kontrol 23 siswa. Kelas eksperimen dibelajarakan dengan model STAD berbantuan chemsketch dan kelas kontol dibelajarkan dengan model STAD. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) instrument perlakuan yang meliputi silabus, RPP dan LKS; (2) instrumen pengukuran yang meliputi lembar keterlaksanaan RPP, tes kemampuan berpikir divergen, konvergen dan hasil belajar. Teknik analisa data menggunakan uji multivarian dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat menyebabkan kemampuan berpikir divergen yang lebih baik pada siswa daripada STAD tanpa chemsketch. Hasil uji multivarian terhadap data kemampuan berpikir divergen diperoleh nilai sig = 0.902 (> 0.05); (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat menyebabkan kemampuan berpikir konvergen yang lebih baik pada siswa. Hasil uji multivarian terhadap data kemampuan berpikir konvergen diperoleh nilai sig = 0.008 (<0.05).; (3) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat menyebabkan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada STAD tanpa chemsketch. Hasil uji unvarian terhadap hasil belajar diperoleh nilai sig = 0.035 (<0.05).

(2)

STAD without ChemSketch. Un variant test results to the learning achievement obtained sig = 0.035 (<0.05).

Keywords: Divergent Thinking, Convergent Thinking, Learning Achievement, STAD, ChemSketch

PENDAHULUAN

Pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri diperlukan keterampilan khusus dalam memecahkan masalah-masalah ilmu kimia yang berupa teori, konsep, hukum, dan fakta. Kean & Middlecamp (1985) menyatakan bahwa salah satu karakteristik ilmu kimia adalah sebagian besar konsep-konsepnya bersifat abstrak. Sifatnya yang abstrak menyebabkan kimia cenderung menjadi pelajaran yang sulit bagi kebanyakan siswa (Taber, 2002 dalam Indrayani, 2013). Menurut Hartono, dkk (2015) kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia, kemudian kesulitan dengan angka, yaitu siswa kurang memahami rumusan perhitungan kimia. yang terlibat, bahasa yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi hidrokarbon merupakan materi yang berupa konsep-konsep dan teori serta fakta-fakta. Kean & Middlecamp (1994), mengemukakan bahwa untuk dapat memahami suatu konsep dengan utuh, kita harus mengenal konsep tersebut baik dari tingkat makroskopis maupun mikroskopisnya (Rahmaniyah dkk). Menurut Agustina, (2013) untuk memahami materi hidrokarbon membutuhkan pemahaman konsep yang kuat dan bersifat komprehensif. Karena selain berisi konsep-konsep, materi ini memuat hal-hal yang sifatnya mendasar dalam ilmu kimia. Seperti bagaimana menuliskan rumus kimia dan bagaimana memberi nama pada senyawa kimia. Materi hidrokarbon juga memberikan pengetahuan tentang nama senyawa-senyawa kimia yang sangat asing bagi siswa karena lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Pratiwi dkk, 2013). Sehingga ketelitian, keterampilan dan kemampuan dalam berpikir sangat dibutuhkan dalam menguasai materi ini karena materi ini bersifat abstrak dan kompleks.

Menurut Khery (2012) proses menuju pemahaman dan penguasaan materi kimia membutuhkan proses berpikir yang divergen dan konvergen. Akan tetapi ada siswa yang memiliki kecenderungan untuk divergen atau lebih cenderung berpikir konvergen. Berpikir divergen bersifat generatif, jawabannya lebih bervariasi sehingga secara mental mereka lebih berani mengambil resiko karena divergen melihat dari berbagai segi atau sudut pandang dari jawaban soal. Berpikir konvergen yaitu bersifat selektif, jawabannya mengarah kepada satu jawaban yang benar sehingga secara mental mereka tidak berani mengambil resiko. Siswa konvergen cenderung mengikuti prosedur sedangkan siswa divergen lebih berani tidak mengikuti prosedur yang ada melainkan lebih berani mencoba ide-ide baru dari sudut pandang yang berbeda (Khery, 2012).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di MA NW Belencong. Terdapat beberapa permasalahan diantaranya siswa dalam belajarnya hanya mendengarkan, mencatat dan menghafal materi sehingga dalam menyelesaikan soal siswa tidak melalui proses berpikir yang menuntun mereka untuk memahami dan menguasai konsep yang dipelajari sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar.

(3)

Menurut Slavin (2015), STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Hartono, dkk (2015) mengatakan bahwa dalam pembelajaran STAD semua anggota kelompok memiliki peran yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama sehingga harus saling bekerja sama dalam kelompok untuk berkompetensi dengan kelompok lain. Kerja sama antaranggota kelompok akan menentukan keberhasilan kelompok tersebut.

Penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD bertujuan untuk memaksimalkan proses dan aktifitas siswa dan dapat mendorong kemampuan berpikir. Menurut Pavelich (1982), pembelajaran yang dapat mendorong kemampuan berpikir harus mencakup pada tugas berpikir divergen. Tugas berpikir divergen dalam kimia adalah tugas yang diberikan guru kepada siswa yang dapat menimbulkan proses berpikir yang menghasilkan ide secara simultan. Pada prosesnya, munculnya suatu ide, dapat memicu timbulnya ide yang lain sehingga siswa dapat mengembangkan cara pemikiran mereka dalam memahami konsep-konsep hidrokarbon selama proses pembelajaran (Supriani, 2013).

Pemberian tugas divergen dalam pembelajaran tidak akan berjalan jika pembelajaran yang terjadi hanya sekedar diskusi kelompok, untuk mengoptimalkan model STAD dibutuhkan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan sehingga tugas divergen yang diberikan dapat dikerjakan. Adapun salah satu cara yang dapat digunakan dalam menarik perhatian siswa adalah penggunaan media software Chemsketch.

Menurut Tubagus Software pembelajaran kimia merupakan alat modern yang mempermudah menjelaskan konsep, khususnya konsep yang sulit dijelaskan dengan alat peraga konvensional. Melalui visualisasi dan simulasi maka besar manfaatnya bagi siswa untuk memperoleh penjelasan dari pokok bahasan dengan cara mudah dan cepat dipahami oleh siswa sehingga memacu proses belajar menjadi lebih efektif, kreatif dan bersifat interaktif.

Chemsketch adalah salah satu software untuk membuat hampir semua aspek simbolis dan aspek proses dalam kimia, misalnya lambang atom, lambang unsur, struktur lewis, rumus empiris, rumus molekul, rumus struktur baik dua maupun tiga dimensi, pemberian nama struktur senyawa kimia atau pembuatan rumus struktur dari nama senyawa kimia.

Menurut Sitepu (2011) dalam Redhana dkk, (2015) melaporkan bahwa pemanfaatan media chemsketch dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran resitasi.

Bertolak dari penjelasan di atas maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch terhadap kemampuan berpikir divergen siswa, konvergen dan hasil belajar siswa.

METODE

Subjek penelitian ini yakni 48 siswa MA NW Belencong. Subjek penelitian kelas eksperimen dibelajarkan ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang. Selanjutnya, setiap kelompok difasilitasi laptop yang dilengkapi software chemsketch. Sedangkan kelas kontrol dibelajarakan dengan model pembelajaran STAD. Pengelompokkan mahasiswa dilakukan dengan metode kategorisasi kemampuan awal tinggi dan rendah berdasarkan hasil prettes.

Dua variabel bebas dalam penelitian ini. yakni strategi pembelajaran STAD berbantuan chemsketch Varibel terikatnya yakni kemampuan berpikir divergen dan konvergen dan hasil belajar.

(4)

variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan hasil eksperimen (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini digunakan rancangan pretest-postest Control Group Design sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Rancangan Penelitian

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen HB1 STAD-che

KBD1

KBK1

HB2

Kontrol HB1 STAD

KBD2

KBK2

HB2

Keterangan:

STAD-chems = pembelajaran dengan STAD berbantuan chemskech dikelas eksperimen

STAD = pembelajaran STAD dikelas control berbantuan Chemsketch

HB1 & HB1 = hasil belajar sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kontrol

KBD1 & KBD2= kemampuan berpikir divergen pada kelompok eksperimen dan kontrol

KBK1 & KBK2= kemampuan berpikir konvergen pada kelompok eksperimen dan kontrol

HB1 & HB1 = hasil belajar setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan

kontrol

Rancangan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir divergen, konvergen dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran hidrokarbon yang dibelajarkan dengan STAD berbantuan chemsketch dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran STAD.

Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) instrument perlakuan yang meliputi silabus, RPP dan LKS; (2) isntrumen evaluasi yang meliputi lembar keterlaksanaan RPP, tes kemampuan berpikir divergen dan konvergen yang berupa soal essay, tes hasil belajar yang berupa soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut divalidasi pada kelas XI Ipa dan XII Ipa. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika inferensial dengan bantuan SPSS 16 for Windows.

HASIL PENELITIAN

Keterlaksanaan RPP

Observasi keterlaksanaan RPP dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana presentasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Data keterlaksanaan pembelajaran ini di data oleh obsever teman sejawat. Adapun hasil observasi keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Kelompok Pertemuan % Kategori

Eksperimen I 80,1 % Sangat Baik

II 83,3 % Sangat Baik

III 84,5 % Sangat Baik

IV 89,2% Sangat baik

Kontrol I 68,9 % Sangat Baik

II 80 % Sangat Baik

III 82,5 % Sangat Baik

(5)

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, pembelajaran telah berlangsung dengan sangat baik. Maka dari itu dapat diyakini bahwa segala fenomena dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi baik di kelas eksperimen maupun kontrol terkait variabel dalam penelitian ini merupakan akibat dari perlakuan yang diberikan/diterapkan.

Kemampuan Awal Siswa

Data kemampuan awal siswa diperoleh dari hasil ulangan semester ganjil dan hasil prettes kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilaksanakan sebelum diberi perlakuan. Materi prettes adalah larutan elektrolit dan non elektrolit yang memiliki karakteristik yang mirip dengan materi hidrokarbon. Rata-rata hasil ulangan semester dan prettes masing-masing kelas dipaparkan dalam tabel 3 dan 4.

Tabel 3 Data Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa

Kelas N Mean K.Awal tinggi K.Awal

Rendah

XA 25 67.5 10 15

XB 23 72 18 7

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa siswa yang memilki kemampuan awal tinggi lebih banyak dikelas kontrol. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang lebih baik dari kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat pula dari hasil prettes masing-masing kelas yang dipaparkan dalam tabel 4.

Tabel 4 Data Rata-Rata Prettes Siswa

Kelas N Mean Std. Deviation

K.Awal XA 25 64.800 12.11748

XB 23 65.21 8.18511

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas kemampuan berpikir divergen siswa menggunakan uji

kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 5.

Tabel 5 Uji Normalitas Data Prettes K.Awal eksperimen

K.awal kontrol

N 25 23

Kolmogorov-Smirnov Z 1.070 .923

Sig (2-tailed) .202 .361

Data kemampuan awal siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai signifikansi Sig.= 0.202, sehingga Sig. > 0.05, dengan demikian data yang berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan data kemampuan awal kelas kontrol menunjukkan nilai menunjukkan nilai signifikansi Sig.= 0.361, sehingga Sig. > 0.05, dengan demikian data yang berasal dari populasi kontrol berdistribusi normal. Maka dapat dilanjutkan dengan Uji Homogenitas.

(6)

Tabel 6. Uji F dan Uji t-tes Data Prettes

Levene’s test of variances t-test

K.awal F sig T Sig. (2-tailend)

6.232 .016 -.139 .890

Hasil analisis perbandingan varian data kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh, nilai signifikansi (Sig.) = 0.016 < 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang tidak sama. Hasil uji independent samples tes equal variances assumend diperoleh, nilai signifikansi (Sig.) = 0.890 > 0.05. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada kemampuan awal antara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kemampuan Berpikir Divergen

Deskripsi data kemampuan berpikir divergen siswa yang dibelajarkan dengan model STAD berbantuan Chemsketch dan model STAD disajikan pada tabel 7.

Tabel 7 Deskripsi Data KBD

Kelas N Mean Std. deviation

Kemampuan berpikir divergen

XA 25 23.8261 18.36581

XB 23 28.3554 23.62818

Total 48 25.9964 20.94746

Pada tabel 7 dapat dilihat nilai mean (rata-rata) menunjukkan kemampuan berpikir divergen siswa kelas kontrol lebih baik dibanding kelas eksperimen.

Uji normalitas

Hasil uji normalitas kemampuan berpikir divergen siswa menggunakan uji

kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 8

Tabel 8 Uji Normalitas KBD

Kemampuan berpikir divergen eksperimen

Kemampuan berpikir divergen kontrol

N 25 23

Kolmogorov-Smirnov Z 0.926 1.187

Sig (2-tailed) 0.358 0.119

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data kemampuan berpikir divergen siswa kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.358 dan 0.119 > 0.05. Hal ini bermakna bahwa data kemampuan berpikir divergen siswa baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji multivarian

(7)

Tebel 9 Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Kemampuan berpikir

divergen 1.797 1 46 .187

Tabel 10 Parameter Estimates Data KBD

Parameter Std. Error t Sig.

Kemampuan berpikir divergen

KA 6.169 -2.065 .045

[kelas=1.00] 6.153 -.124 .902

[kelas=2.00] . . .

Pada tabel 9 dapat dilihat hasil analisis perbandingan varian terhadap data kemampuan berpikir divergen antara siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch dengan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD, diperoleh sig = 0.187 > 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir divergen siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki varian yang sama.

Sedangkan pada tabel 10 dapat dilihat hasil uji parameter Estimates diperoleh Sig = 0,045 < 0.05 untuk perbedaan kemampuan awal (KA) dan sig = 0.304 > 0,05 untuk perbedaan kelas. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara kemampuan berpikir divergen siswa dengan kemampuan awal tinggi dan siswa dengan kemampuan awal rendah baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan divergen siswa di kelas eksperimen dengan siswa di kelas kontrol.

Kemampuan Berpikir Konvergen

Deskripsi data kemampuan berpikir konvergen siswa yang dibelajarkan dengan model STAD berbantuan Chemsketch dan model STAD disajikan pada tabel 11

Tabel 11 Deskripsi KBK kelas XA dan XB

kelas N Mean Std. deviation

Kemampuan berpikir konvergen

XA 25 33.8462 23.99355

XB 23 24.6401 19.02227

Total 48 29.4349 22.02148

Pada tabel 11 dapat dilihat nilai mean (rata-rata) menunjukkan kemampuan berpikir konvergen siswa kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol.

Uji Normalitas

Hasil uji normalitas kemampuan berpikir konvergen siswa menggunakan uji

kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 12.

Tabel 12 Uji Normalitas Data KBK

Kemampuan berpikir konvergen eksperimen

Kemampuan berpikir konvergen kontrol

N 25 23

Kolmogorov-Smirnov Z 1.155 0.923

(8)

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data kemampuan berpikir konvergen siswa kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.139 dan 0.329 > 0.05. Hal ini bermakna bahwa data kemampuan berpikir konvergen siswa baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Multivarian

Hasil uji multivarian dengan bantuan SPSS 16,0 for windows data kemampuan

berpikir konvergen antara kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dipaparkan dalam tabel 13 dan 14.

Tabel 13 Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Kemampuan berpikir

konvergen .387 1 46 .537

Tabel 14 Parameter Estimates Data KBK

Parameter Std. Error t Sig.

Kemampuan berpikir konvergen

KA 5.729 -4.005 .000

[kelas=1.00] 5.714 2.798 .008

[kelas=2.00] . . .

Pada tabel 13 dapat dilihat hasil analisis perbandingan varian data kemampuan berpikir konvergen antara siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch dengan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD, diperoleh Sig = 0.537 > 0.05. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir konvergen siswa memiliki varian yang sama.

Sedangkan pada tabel 14 dapat dilihat hasil uji parameter estimates diperoleh Sig = 0.008< 0.05. Maka dari itu, dapat dinyatakan bahwa kemampuan berpikir konvergen kelas eksperimen yang dibelajarkan lebih baik secara signifikan dari pada kemampuan berpikir konvergen kelas kontrol.

Analisis Hasil Belajar

Deskripsi Data

Data yang diperoleh melalui hasil posttes yang kemudian dihitung dan dianalisa

untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menentukan hasil penelitian. Perhitungan dan analis yang dilakukan meliputi uji prasyarat, yakni uji normalitas, uji homogen, jika data yang diperoleh normal maka uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan jika data yang diperoleh tidak normal maka uji hipotesis yang dilakukan dengan uji U. adapun deskripsi data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan dipaparkan pada tabel 15.

Tabel 15 Deskripsi Data Hasil belajar

N Mean Std. deviation

Hasil belajar eksperimen 25 63.5294 10.04603

Hasil belajar control 23 72.8900 18.06450

(9)

Normalitas Data

Hasil uji normalitas hasil belajar siswa menggunakan uji kolmogorov-Smirnov Z

dengan bantuan SPSS baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dipaparkan dalam tabel 16.

Tabel 16 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Hasil belajar

eksperimen

Hasil belajar Kontrol

N 25 23

Kolmogorov-Smirnov Z 0.965 0.719

Sig (2-tailed) 0.310 0.679

Nilai uji kolmogorov-Smirnov Z pada data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut diperoleh signifikansi (Sig). = 0.310 dan 0.679 > 0.05. Hal ini bermakna bahwa data hasil belajar siswa baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

Uji Univarian

Hasil uji unvarian dengan bantuan SPSS 16,0 for windows data hasil belajar antara

kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol dipaparkan dalam tabel 17 dan 18.

Tabel 17 Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

8.824 1 46 .003

Tabel 18 Parameter Estimates Hasil Belajar

Parameter Std. Error T Sig.

Hasil belajar

KA 4.147 -2.479 .017

[kelas=1.00] 3.970 -2.173 .035

[kelas=2.00] . . .

Pada tabel 17 dapat dilihat hasil analisis varian perbandingan data hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch dengan siswa kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD, diperoleh nilai Sig. = 0.003< 0.05. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol memliki varian yang tidak sama.

(10)

0%

Berdasarkan analisa observasi keterlaksanaan RPP, proses belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berlangsung sangat baik dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Presentasi Keterlaksanaan RPP

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa skor ketelaksanaan RPP pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan dengan kategori masing-masing skor yakni sangat baik dan berada pada presentase yang hampir sama dimana semua indikator pembelajaran juga tercapai dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun guru menerapkan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas, tapi presentase keterlaksanaan semua perlakuan yang diterapkan hampir sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan model STAD berbantuan chemsketch maupun tanpa chemsketch terlaksana dengan baik.

Kemampuan Awal Siswa

Analisis ketuntasan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui perbedaan siswa yang berkemampuan awal tinggi dengan siswa yang berkemampuan awal rendah baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Kategori kemampuan awal siswa dipaparkan pada gambar.2.

Gambar 2 Diagram Perbandingan Kemampuan Awal Siswa

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kelas kontrol memiliki siswa yang

berkemampuan awal tinggi lebih banyak daripada siswa yang berkemampuan awal tinggi

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki siswa yang berkemampuan awal rendah lebih sedikit dibanding kelas eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol pada dasarnya memiliki kemampuan awal yang lebih baik dari pada kelas eksperimen.

Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Kemampuan Berpikir Divergen Siswa

(11)

kontrol. Dimana dikelas eksperimen terdapat 10 siswa yang berkemampuan awal tinggi dan 15 siswa yang berkemampuan awal rendah sedangkan dikelas kontrol terdapat 18 siswa berkemampuan awal tinggi dan 7 siswa yang berkemampuan awal rendah. Sehingga skor rata-rata kemampuan berpikir divergen siswa kelas kontrol lebih baik secara signifikan dari kelas eksperimen.

Namun berdasarkan analisis data dan uji hipotesis perbandingan kemampuan berpikir divergen kelas eksperimen tidak berbeda dengan kemampuan berpikir divergen kelas kontrol, perbedaan yang terjadi hanya semata-mata akibat kemampuan awal bukan

akibat perlakuan. Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir divergen merupakan

tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Siswa baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol sangat sulit untuk bisa mencapai skor yang tinggi sehingga mereka berada pada skor kemampuan berpikir divergen yang sama rendah dan tidak berbeda satu sama lain. Sedangkan siswa dengan kemampuan awal tinggi memperoleh skor kemampuan berpikir divergen yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan awal rendah baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Selain itu kemampuan berpikir divergen siswa kelas kontrol lebih dipengaruhi oleh model pembelajaran STAD yang penerapanya lebih mudah dibanding STAD berbatuan chemsketch, model STAD mampu memancing proses mental siswa untuk menghasilkan ide-ide yang masuk akal untuk digunakan dalam memecahkan suatu permasalah.

Salah satu kesulitan dalam menerapkan pembelajaran dengan software chemsketch adalah waktu pelaksanaan pembelajaran. Penerapan software chemsketch membutuhkan waktu yang cukup banyak karena chemsketch merupakan software pembelajaran kimia terbaru yang diterapkan pada sekolah tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan chemsketch dan siswa belum terbiasa dibelajarkan dengan media, selain itu sebagian siswa tidak bisa mengoperasikan komputer sehingga penerapan chemsketch tidak berjalan dengan baik.

Sejauh penelitian ini dilakukan, meskipun penggunaan software chemsketch tidak berjalan seperti yang diharapkan pembelajaran yang berlangsung dapat membantu siswa untuk terlibat aktif, saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam proses pembelajaran. Beberapa kendala lain yang dihadapi saat proses pembelajaran diantaranya beberapa siswa tidak mau belajar di dalam kelompoknya, mereka cenderung berbicara dengan teman-teman dikelompok lain dan saat berdiskusi sebagian siswa tidak serius mengerjakan latihan yang diberikan, selain itu peneliti kelabakan dalam membimbing siswa karena keterbatasan alat pembelajaran seperti LCD yang tidak berfungsi. Sehingga Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriani (2013), menyimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Divergen dapat mengakibatkan kemampuan berpikir divergen siswa menjadi lebih baik.

Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Kemampuan Berpikir Konvergen Siswa

Berdasarkan deskripsi data skor rata-rata kemampuan berpikir konvergen kelas eksperimen lebih baik dari pada skor kemampuan berpikir konvergen kelas kontrol.

SedangkanbBerdasarkan analisis data dan uji hipotesis terdapat perbedaan kemampuan berpikir konvergen antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan STAD biasa. Dimana hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kemampuan berpikir konvergen kelas eksperimen lebih baik secara signifikan dari pada kemampuan berpikir konvergen kelas kontrol

(12)

60 65 70 75

Prettes Posttes 64.8 65.2 64.7

72.9

Rata-Rata Eksperimen Rata-Rata Kontrol

chemsketch dari pada jawaban yang mereka kerjakan tanpa chemsketch karena menurut mereka chemsketch sudah pasti memberikan jawaban yang tepat dan benar. Jadi model STAD berbantuan chemsketch mampu memancing proses mental siswa kelas eksperimen dalam memutuskan penyelesaian terbaik dalam menyelesaikan soal berdasarkan informasi yang diperoleh. Hal tersebut senada dengan pendapat (Molle dkk, 1999) dalam Khery (2012) bahwa Pemikir konvergen mampu memutuskan penyelesaian terbaik berdasarkan informasi yang ada. Mereka dapat memikirkan hubungan kuat antara penyelesaian yang diambil dengan penafsiran benar/salah terhadap permasalahan.

Pengaruh Model STAD Berbantuan Chemsketch Terhadap Hasil Belajar Siswa

Analisis hasil perbandingan nilai prettes dengan hasil posttes dipaparkan pada

gambar 3 berikut.

Gambar 3 Perbandingann Nilai Prettes Dan Posttes

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pada dasarnya siswa kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang lebih baik dari kelas eksperimen, hal tersebut dapat dilihat pula dari jumlah siswa kelas kontrol yang mendapatkan nilai diatas KKM saat ulangan semester ganjil dan prettes lebih banyak dari siswa kelas eksperimen.

Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis perbandingan hasil belajar kelas kontrol setelah diberi perlakuan STAD lebih baik secara signifikan dibanding hasil belajar kelas

eksperimen setelah diberi perlakuan STAD berbantuan chemsketch. Hal ini disebabkan

karena kemampuan awal siswa kelas eksperimen memang berbeda dengan siswa kelas kontrol, dimana kelas kontrol terdapat siswa yang memilki kemampuan awal tinggi lebih banyak dari pada siswa kelas eksperimen, sehingga perbedaan kemampuan awal menjadi

faktor yang berperan dalam penerapan model STAD berbantuan chemsketch terhadap

hasil belajar siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gusniar, menyimpulkan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar di kelas IV SDN NO 2 Ogoamas II.

Selama proses pembelajaran yang berlangsung, peneliti melihat kelas eksperimen memberikan respon yang cukup tinggi ketika dibelajarkan dengan model STAD

berbantuan chemsketch, siswa sangat senang semangat dan antusias dalam mengikuti

proses pembelajaran, menurut mereka pelajaran yang berlangsung sangat mengenangkan karena selama ini siswa tidak pernah dibelajarkan dengan media. Selain itu siswa lebih

aktif bertanya dan mengaplikasikan chemsketch secara bergiliran dalam kelompok dan

saling membantu, membimbing satu sama lain walaupun chemsketch merupakan software

yang baru bagi mereka, serta siswa sangat antusias dalam mendapatkan kesempatan atau penghargaan kelompok terbaik.

(13)

0 berakhir sekolompok siswa menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami saat pelajaran berlangsung.

Kemampuan Berpikir Divergen Dan Konvergen Ditinjau Dari Kemampuan Awal

Analisis kemampuan berpikir divergen dan konvergen siswa berdasarkan kagetori

kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah dipaparkan pada gambar 4

.

Gambar 4 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata KBD dan KBK Berdasarkan Kemampuan Awal

Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berkemampuan awal tinggi memiliki kemapuan berpikir divergen dan konvergen yang lebih baik dari pada siswa yang berkemampuan awal rendah. Hal tersebut disebabkan karena siswa yang berkemampuan awal tinggi mampu mencapai tingkatan kemampuan berpikir yang tinggi sehingga siswa dengan kemampuan awal tinggi bisa mencapai skor kemampuan berpikir divergen dan konvergen yang lebih baik. sedangkan siswa dengan kemampuan awal rendah baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol sangat sulit mencapai tingkatan berpikir yang tinggi sehingga mereka berada pada skor kemampuan berpikir divergen dan konvergen yang sama rendah dan tidak berbeda satu sama lain.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat menyebabkan kemampuan berpikir divergen yang lebih baik pada siswa daripada STAD tanpa chemsketch. Hasil uji multivarian terhadap data kemampuan berpikir divergen menggunakan bantuan SPSS menunjukkan nilai sig = 0.902 ( > 0.05). 2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat

menyebabkan kemampuan berpikir konvergen yang lebih baik pada siswa. Hasil uji multivarian terhadap data kemampuan berpikir konvergen menggunakan bantuan SPSS menunjukkan nilai sig = 0.008 ( < 0.05).

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch tidak dapat menyebabkan hasil belajar siswa yang lebih baik daripada STAD tanpa chemsketch. Hasil uji unvarian terhadap hasil belajar menggunakan bantuan SPSS menunjukkan nilai sig = 0.035 ( < 0.05).

SARAN

(14)

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan berpikir divergen yang lebih baik apabila diterapkan dalam waktu yang lama.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan chemsketch dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengaktifkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir divergen dan konvergen siswa.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbatuan chemsketch dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik apabila sampel penelitian memliki kemampuan awal yang sama..

4. untuk proses belajar mengajar yang efektif diharapkan kepada lembaga sekolah hendaknya jadwal belajar kimia terjadwal pada pagi hari agar siswa dapat belajar lebih optimal dalam konsentrasi penuh karena pelajaran kimia masih dianggap pelajaran yang sulit bagi sebagaian siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Agustina, E. dkk. Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Handout Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siawa Pada Materi Hidrokarbon Kelas XC SMA Negeri ! Gubug Tahun Ajaran 2012/2013. Surakarta : program studi pendidikan kimia, UNS Surakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : RinekaCipta Hartono, R. dkk. 2015. Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) Dan Student Team Achievement Division (Stad) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap Sma Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal pendidikan kimia, FKIP UNS Surakarta, vol. 4 No. 4 tahun 2015. ISSN 2337-9995.

Indrayani, P. 2013. Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, danSimbolik Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik. Malang: Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Khery, Y. 2012. Pengaruh Strategi Problem Based Learning pada Pembelajaran Kimia Bahan Alam terhadap keterampilan Metakognitif, keterampilan proses sains dan hasil belajar mahasiswa divergen dan konvergen. Malang: Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Pratiwi, D. dkk. 2013. Efektivitas Model Blended E Learning Cooperative Approach Tipe Tgt Dilengkapi Modul Terhadap Prestasi Belajar Kimia Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Ii Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Program studi pendidikan kimia, FKIP UNS Surakarta, Vol.2 No.1 tahun 2013. ISSN 2337-9995.

Rahmaniyah, A. dkk. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E-Learning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2. Universitas Negeri Malang Redhana, I. dkk. 2015. Laporan PelatihanPenggunaan Chemsketch untuk Mendukung

Pembelajaran Kimia Bagi Guru-Guru Kimia KabubatenBuleleng. Singaraja Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Supriani, D. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Divergen Terhadap Karakter Berpikir Divergen/Konvergen Dan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa. Mataram : IKIP Mataram

Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Tubagus. W. Pengenalan Media Software Kimia Terhadap Peserta Diklat Guru Kimia

Gambar

Tabel 2 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Kelompok Pertemuan
Tabel 10 Parameter Estimates Data KBD  Parameter Std. Error
Tabel 17 Levene's Test of Equality of Error Variances a
Gambar 1 Presentasi Keterlaksanaan RPPpertemuan III
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam efek emitmen atau perusahaan Publik tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, dimana ketentuan batas waktu penyampaian laporan tahunan yang

On the other hand, resilience building is a means or pathway to sustaining and enhancing a broad range of development goals (e.g., income, social empowerment, health, food

Bagan Gambaran Dinamika : Menulis Refleksi Diri Membantu Proses Perkembangan Pribadi Seminaris Menjadi Lebih berkualitas. dan

Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah perempuan yang menggunakan.. aplikasi live streaming :

Hakam, Ulil (2011) dalam penelitiannya mengenai konvergensi media dalam radio komunitas, Hakam ingin menjelaskan bagaimana radio Komunitas Angkringan melakukan

Ginseng jenis ini umur panennya lebih cepat yaitu hanya 5 – 6 bulan dibanding ginseng dari Korea atau China (jenis Panax spp ) yang dipanen setelah umur 3 - 4 tahun. Kandungan

Di dalam lingkungan kampus ia mendapatkan beberapa halangan yang dikarenakan pemikiran Asri yang berbeda dengan pemikiran anak pada umumnya, sala satu

4. Terimakasih untuk keceriaan juga kesetiaan mendengar keluh kesah saya selama ini. Semoga persahabatan kita kekal. Dan semangat buat mengerjakan skripsinya, kalian