• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 enzim di bidang diagnosis dan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "5 enzim di bidang diagnosis dan (1)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN ENZIM DI B

IDANG DIAGNOSIS DAN PEN

GOBATAN

PEMANFAATAN ENZIM DI B

IDANG DIAGNOSIS DAN PEN

GOBATAN

Enzim merupakan biomolekul yang

mengkatalis reaksi kimia, hampir semua

enzim adalah protein.

Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi

kimia yang terjadi dalam makhluk hidup

untuk menjaga kelangsungan hidup.

Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis (molekul

kecil menjadi molekul besar (

anabolisme

).

bila mole kul besar menjadi molekul yang

lebih kecil (

Katabolisme

) .

Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain

respirasi, glikolisis, fotosintesis pada

tumbuhan, dan protein sintesis.

(2)

FUNGSI DIAGNOSIK

Enzim Plasma Fungsional:

- LPL, Kholinesterase, proenzimhemostasis.

Enzim Plasma Non Fungsional:

- AST=SGOT infark myokard, viral hepatitis- ALT=SGPT infark myokard, viral hepatitis- Amilase & Lipase  pankreatitis

-  -Glutamil Transpeptidase  liver diseases- Laktat dehidrogenase penyakit jantung- Acid Fosfatase kanker prostat

- Alkali Fosfatase penyakit obstruksi pd hepar,

kelainan tulang

(3)

Pemanfaatan enzim

sebagai alat diagnosis

Enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:

1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu. • Penggunaan enzim sebagai petanda dari

kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel

seharusnya tidak terlacak di cairan ekstra sel dalam jumlah yang signifikan.

Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstra sel.

Enzim untuk alat diagnosis secara garis besar

dibagi dalam tiga kelompok:

1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan

suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.

Penggunaan enzim sebagai petanda dari

kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel

seharusnya tidak terlacak di cairan ekstra sel dalam jumlah yang signifikan.

Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim

yang berada di cairan ekstra sel.

(4)

Lanjutnya

Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang

mati dan pecah sehingga mengeluarkan

isinya (enzim) ke lingkungan (ekstra sel),

namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap.

Apabila enzim intra sel terlacak di dalam

cairan ekstra sel

dalam jumlah lebih

besar dari yang seharusnya

, atau

mengalami peningkatan yang

bermakna/signifikan, maka dapat

diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti

oleh kebocoran akibat pecahnya membran)

sel secara besar-besaran

.

Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang

mati dan pecah sehingga mengeluarkan

isinya (enzim) ke lingkungan (ekstra sel),

namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap.

Apabila enzim intra sel terlacak di dalam

cairan ekstra sel

dalam jumlah lebih

besar dari yang seharusnya

, atau

mengalami peningkatan yang

bermakna/signifikan, maka dapat

diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti

oleh kebocoran akibat pecahnya membran)

sel secara besar-besaran

.

(5)

Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa

hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer),

Kerusakan dari akibat senyawa radikal bebas,

infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan

mengeluarkan enzim-enzimnya.

Atau terjadi perubahan komponen membrane

sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan

kebocoran membrane.

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan

adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus

ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk

menaikkan tekanan darah

Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa

hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer),

Kerusakan dari akibat senyawa radikal bebas,

infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan

mengeluarkan enzim-enzimnya.

Atau terjadi perubahan komponen membrane

sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan

kebocoran membrane.

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan

adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus

ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk

menaikkan tekanan darah

(6)

Peningkatan jumlah Alanin

aminotransferase (ALT serum)

hingga

mencapai seratus kali lipat (normal 1-23

sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi

virus hepatitis.

Peningkatan sampai dua puluh kali dapat

terjadi pada penyakit mononucleosis

infeksiosa, sedang kan peningkatan pada

kadar yang lebih rendah terjadi pada

keadaan alkoholisme.

Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu

isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali

menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan

lain-lain.

Peningkatan jumlah Alanin

aminotransferase (ALT serum)

hingga

mencapai seratus kali lipat (normal 1-23

sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi

virus hepatitis.

Peningkatan sampai dua puluh kali dapat

terjadi pada penyakit mononucleosis

infeksiosa, sedang kan peningkatan pada

kadar yang lebih rendah terjadi pada

keadaan alkoholisme.

Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu

isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali

menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan

lain-lain.

(7)

7

Untuk mempelajari hal harus diketahui letak

enzim:

Berkaitan dengan FUNGSI ORGANEL SEL yang bersangkutan

     1.   ENZIM MITOKONDRIAL :

Reaksi pengadaan energi, reaksi oksidasi yang menghasilkan energi

2. ENZIM RIBOSOMAL :

Reaksi biosintesis protein

• 3.         ENZIM INTI :

Berkaitan dengan perangkat genetika

• 4.      ENZIM LISOSIM :

.Berkaitan dengan proses digestif intrasellular,

.Destruksi hidrolitik bahan yang tak diperlukan sel

• 5.         Enzim mikrosomal :

. Reaksi hidroksilasi dalam sintesis hormon steroid

.Metabolisme dan inaktivasi obat

LETAK ENZIM

(8)

Enzim Reagensia diagnosis

Sebagai reagensia diagnosis,

enzim

dimanfaatkan menjadi bahan untuk

mencari petanda (

marker

) suatu senyawa.

Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan

suatu senyawa petanda yang dicari dapat

diketahui dan diukur berapa jumlahnya.

Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu

reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan

sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan

dengan pengukuran secara kimia. (enzin

terisolasi dan murni)

Enzim tsb mampu digunakan untuk mengukur

kadar

senyawa yang jumlahnya sangat

sedikit, serta praktis karena kemudahan

dan ketepatannya dalam mengukur

.

Sebagai reagensia diagnosis,

enzim

dimanfaatkan menjadi bahan untuk

mencari petanda (

marker

) suatu senyawa.

Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan

suatu senyawa petanda yang dicari dapat

diketahui dan diukur berapa jumlahnya.

Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu

reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan

sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan

dengan pengukuran secara kimia. (enzin

terisolasi dan murni)

Enzim tsb mampu digunakan untuk mengukur

kadar

senyawa yang jumlahnya sangat

sedikit, serta praktis karena kemudahan

dan ketepatannya dalam mengukur

.

(9)

Contoh Proses hidrolisis

kreatin

9 H2O +

Kreatinin Kreatin

Kreatin Sarkosin +

NH3

H2O +

3.Sarkosin + H2O + O2

(10)

Contoh reaksi

1.Kreatinin + H2O

Kreatin

2. Kreatin + H2O Sarcosin

+ NH3 (gas)

3.Sarkosin + H2O + O2 Glizin +

Formaldehid + H2O2

4.H2O2 + TBHBA + 4-AAP Quinoneimin +

H2O

(11)

Reaksi Adanya NH

3

• Ureum+ H2O 2NH3 + CO2

NH3 + α-Ketoglutarat + NADH + H+  L-Glutamat + H2O +

NAD+

GLDH = Glutamatdehydrogenase , Adalah enzim

pere duksi yang dapat megubah alfa-ketoglutarat menjadi glutamat.

Nikotinamidadenindinukleotid (NADH), enzim ini

dotor proton mengubah gugus aldehid dari ketoglutarat menjadi glutamat.

Enzim tersebut mempunyai serapan maksikmum

pada lambda 240 nm dan 340 nm. Sehingga

jumlah kenaikan absorbsi akan setara kenaikkan kadar NH3.

(12)

Proses Redok NADH

(13)

Spektrogram NADH

(14)

Keterangan

Terjadi reaksi dari ketoglutarat

Alfa ketoglutaratrat + NADH jadi glutarat dari slide 13

Terlihat bahwa serapan NAD pada lambda yang lebih panjang, karena strukturnya berubah

pada 248 nm, intensitas serapan ini setara dengan kadar keton yang direduksi.

Kejadian inim tidak hanya pada keto glutarat tetapi juga pada oksalo asetat menjadi maleat.

(15)
(16)

Penjelasan

(17)

Penyakit hepatitis dan SGOT

(

Succinate glutanate-oxaloacetic

transaminase)

Hepatitis atau toksin yang berat dapat

menyebabkan peningkatan enzim dalam serum sampai 20X lipat. Pada peradangan awal

hepatitis, kadar GPT(glutamate –piruvate

transaminase) meningkat lebih awal dan lebih mencolok dibandingkan dengan GOT (Sacher

and Mc Pherson, 2000).

Glutamat-oxaloacetic Transaminase (GOT) merupakan salah satu enzim transaminase. GOT atau biasa juga disebut AST (aspartate amino transferase) merupakan enzim

transaminase yang terutama terdapat

dalam hepar, meskipun juga terdapat dalam ginjal, jantung dan otot sketal.

(18)

Pengukuran Perubahan NADH dan

NAD

Dari contoh diatas ternyata perubahan

kadar NAD dan NADH dapat digunakan

untuk menge tahui perubahan metabolisme

karbohidrat.

Metabolisme dan katabolisme karbohidrat

ter sebut dapat bersifat rutin atau bersifat

over production, sehingga rasio NADH/NAD

dapat mengalami penurunan atau kenaikan.

Aktivitas NADH dan NAD sangat tergatung

banyak sedikitnya

keton body

(senyawa

keton yang terbentuk) lihat cantoh:

Dari contoh diatas ternyata perubahan

kadar NAD dan NADH dapat digunakan

untuk menge tahui perubahan metabolisme

karbohidrat.

Metabolisme dan katabolisme karbohidrat

ter sebut dapat bersifat rutin atau bersifat

over production, sehingga rasio NADH/NAD

dapat mengalami penurunan atau kenaikan.

Aktivitas NADH dan NAD sangat tergatung

banyak sedikitnya

keton body

(senyawa

keton yang terbentuk) lihat cantoh:

(19)

(6).

Xylulose 5-phosphate

is a key

regulator of carbohydrate and fat

metabolism

.

In mammalian liver X5P, involved in pentose phosphate pathway (production of NADH),

mediates the increase in glycolysis that follows an ingestion of a high-carbohydrate meal.

In mammalian liver X5P, involved in pentose phosphate pathway (production of NADH),

mediates the increase in glycolysis that follows an ingestion of a high-carbohydrate meal.

X5P

X5P Phosphoproteinphosphatase Phosphoproteinphosphatase PFK2/FBPase2PFK2/FBPase2 F2,6BPF2,6BP

activated

activated

glycolysis glycolysis Acetyl-CoA

Acetyl-CoA Fatty acid synthesis

Fatty acid synthesis

It was also found that X5P increased the synthesis of all the enzymes required for fatty acid synthesis.

(20)

High

NADH/NAD+ ratio

Low

NADH/NAD+ ratio

Cori cycle: the liver furnishes glucose to contracting skeletal muscle,

which derives ATP from the glycolytic conversion of glucose into lactate. Contracting skeletal muscle supplies lactate to the liver, which use it

to synthesize glucose.

Cori cycle: the liver furnishes glucose to contracting skeletal muscle,

which derives ATP from the glycolytic conversion of glucose into lactate. Contracting skeletal muscle supplies lactate to the liver, which use it

(21)

Glucose-alanine cycle

(22)

Figure 4. Ketone body formation (ketogenesis) in liver mitochondria

from excess acetyl CoA derived from the

-oxidation of fatty acids MITOCHONDRION (excess acetyl CoA) Hydroxymethylglutaryl CoA HMG-CoA synthase acetyl CoA CoA Acetoacetate HMG-CoA-lyase acetyl CoA -Hydroxybutyrate  -Hydroxybutyrate dehydrogenase NAD + NAD H Acetone (non-enzymatic)

2 Acetyl CoA

(23)

Kompleks I (NADH Kompleks I (NADH dehidrogenase)

dehidrogenase)

terdiri atas

terdiri atas 43 rantai 43 rantai polipeptida memp

polipeptida mempununyyaiai FMN FMN (

(flavin mononu cleotide)

sbg gugus prostetik. Dan

sbg gugus prostetik. Dan

mengkatalis reaksi

mengkatalis reaksi

NADH + H

NADH + H++ + FMN <=> + FMN <=>

NAD

NAD++ + FMNH + FMNH 2

2

(Flavin adenosin dinucleotide (FAD)

Memp

Mempununyyai ai 6 pusat besi- 6 pusat besi-sulfur

sulfur

Kompleks I (NADH

Kompleks I (NADH

dehidrogenase)

dehidrogenase)

terdiri atas

terdiri atas 43 rantai 43 rantai polipeptida memp

polipeptida mempununyyaiai FMN FMN (

(flavin mononu cleotide)

sbg gugus prostetik. Dan

sbg gugus prostetik. Dan

mengkatalis reaksi

mengkatalis reaksi NADH + H

NADH + H++ + FMN <=> + FMN <=>

NAD

NAD++ + FMNH + FMNH 2

2

(Flavin adenosin dinucleotide (FAD)

Memp

Mempununyyai ai 6 pusat besi- 6 pusat besi-sulfur

sulfur

Mempunyai pusat besi-sulfur yang mentransfer

Mempunyai pusat besi-sulfur yang mentransfer

elektron d

elektron daarrii FMNH FMNH22 ke karier berikutnya yaitu ke karier berikutnya yaitu Coenzim Q

Coenzim Q

Kompleks I juga disebut

Kompleks I juga disebut NADH-coenzyme Q NADH-coenzyme Q reductase

reductase

karena elektron yg terlibat d

karena elektron yg terlibat daallaam reaksi ini m reaksi ini digunakan u

digunakan unnttuuk mereduksi koenzim Q k mereduksi koenzim Q Penghambat : am

Penghambat : amiital, rotenone dan piericidin Atal, rotenone dan piericidin A Mempunyai pusat besi-sulfur yang mentransfer

Mempunyai pusat besi-sulfur yang mentransfer

elektron d

elektron daarrii FMNH FMNH22 ke karier berikutnya yaitu ke karier berikutnya yaitu Coenzim Q

Coenzim Q

Kompleks I juga disebut

Kompleks I juga disebut NADH-coenzyme Q NADH-coenzyme Q reductase

reductase

karena elektron yg terlibat d

karena elektron yg terlibat daallaam reaksi ini m reaksi ini digunakan u

digunakan unnttuuk mereduksi koenzim Q k mereduksi koenzim Q Penghambat : am

(24)

Kompleks II (Suksinat dehidrogenase) Kompleks II (Suksinat dehidrogenase)

Merupakan enzim TCA yang terikat pada

Merupakan enzim TCA yang terikat pada

membran

membran

Merupakan titik masuknya FADH

Merupakan titik masuknya FADH22 yg yg

diproduksi oleh suksinat dehidrogenase

diproduksi oleh suksinat dehidrogenase

Elektron d

Elektron daarri i FADHFADH22 akan didonorkan keakan didonorkan ke ubiquinone

ubiquinone

Mempunyai pusat Fe-S

Mempunyai pusat Fe-S

Disebut juga sebagai enzim

Disebut juga sebagai enzim succinate- succinate-coenzyme Q reductase

(25)

Tes SGOT /ASAT

Glutamat Oksaloasetat Transaminase

(GOT)

= Aspartat Amino Transferase/ Aspartat

Transaminase (AST/ASAT)

Ditemukan

pada sel hati dan miokard,

muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak

dan eritrosit

Tujuan Tes:

Untuk

diagnosis dan evaluasi penyakit

hati dan penyakit jantung,

memantau

efek obat yang hepatotoksik dan

nefrotoksik

Glutamat Oksaloasetat Transaminase

(GOT)

= Aspartat Amino Transferase/ Aspartat

Transaminase (AST/ASAT)

Ditemukan

pada sel hati dan miokard,

muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak

dan eritrosit

Tujuan Tes:

Untuk

diagnosis dan evaluasi penyakit

hati dan penyakit jantung,

memantau

efek obat yang hepatotoksik dan

nefrotoksik

(26)

(Alkaline Phosphatase/ ALP)

Alkali Fosfatase (Alkaline Phosphatase/ ALP)

terdistribusi luas di sepanjang membran permukaan sel yang aktif secara metabolis.

Jaringan yang memperlihakan aktivitas ALP yang sangat tinggi adalah tulang, hati, usus, ginjal, leukosit dan plasenta.

ALP dari berbagai organ ini mempunyai beberapa sifat fisika-kimia yang berbeda sehingga dengan pemeriksaan khusus dapat berdasarkan sumber organ dapat dibuktikan adanya (Sacher and Mc Pherson, 2000).

ALP merupakan enzim yang mengkatalisis

hidrolisis ester fosfat dari gula alkohol, alkohol siklik, fenol, amina dan alkohol primer maupun

sekunder dalam suasana alkali, seperti yang

ditunjukkan pada reaksi (i)

• Monoester ortofosfat + H2O  alkohol + ortofosfat

(27)

Prinsip pengukuran ALP

Prinsip pengukuran ALP adalah aktivitas katalitiknya

pada media alkali dalam mentransfer gugus fosfat dari 4-nitrofenilfosfat ke air (H2O) dengan

membebaskan 4-nitrofenol, seperti yang ditunjukkan pada reaksi (ii).

Pengukuran aktivitas ditentukan dengan kecepatan

pembentukan 4-nitrofenol pada 450 nm.

p-nitrofenilfosfat + H2O fosfat + p

-nitrofenol (ii)

ALP dapat naik moderat pada luka hepatoseluler.

Pada kondisi obstruksi salauran empedu

ekstrahepatik atau kolestatik ringan, level ALP bias meningkat sampai 5X normal.

Etiologi hepar yang berhubungan dengan

peningkatan ALP antara lain obstruksi saluran

empedu ekstrahe patik, kolestatik

intrahepatik, sirosis billari primer dan luka hepatoseluler.

(28)

Lemak dan lipid

Lemak dan Lipid mempunyai fungsi

1.Cadangan /simpanan (storage lipid)

2.Sebagai struktural (penyusun

membran)

3.Lipid fungsional (sbg tanda /

signal,

kofaktor dan pigment

Asam lemak biasanya dalam bentuk

Ester

Triasilgliserol (TAG)/trigliserida

Ikatan rangkap yang sering ditemui di

alam adalah : cis bukan trans.

Biasa terletak pd C 9, 12, 15, keculi

arachidonat

(29)

Kegemukan Obisity

(30)

Beberapa jenis asam Lemak

(31)

Struktur asam lemak

31

(32)

Konsumsi Diet Lemak Tinggi

Konsumsi Diet Lemak Tinggi

Kadar LDL-kolesterol meningkat

Kadar LDL-kolesterol meningkat

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

PENYAKIT KARENA

PENYAKIT KARENA

LEMAK

LEMAK

Penyakit jantung koroner, Hiperurisemia,

Hiperkolesterolemia

Obesity/Kegemukan

Penyakit jantung koroner, Hiperurisemia,

Hiperkolesterolemia

Obesity/Kegemukan

Enzimatik

Enzimatik

Diagnosis

Diagnosis

(33)

Enzymatic oxidation

Enzymatic lipid oxidation

: involves

an enzyme catalyst, and gives very

specific stereo- and regiospecific

products.

,

Enzymatic lipid oxidation

: involves

an enzyme catalyst, and gives very

specific stereo- and regiospecific

(34)

Diagnosis Keberadaan

Asam lemak

Asam lemak biasanya diuji secara enzimatis

untuk mengetahui kadar trigleserida

darah

(35)

35

H3C-N N C6 H5

(36)

Struktur kimia kolesterol

(Lehninger, 1982)

36

Kolesterol merupakan lipid amfifilik dan

dalam keadaan demikian menjadi

komponen struktural penting yang

(37)

Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan

oleh HDL dan kemudian diangkut ke

dalam hati untuk diubah menjadi asam

empedu.

Kolesterol merupakan penyebab utama

pembentuk batu empedu. Dan penyebab

timbulnya aterosklerosis pada

pembuluh-pembuluh arteri.

Sehingga menyebabkan penyakit

serobrovas tikuler, vaskuler perifer dan

koroner. Aterosklerosis berkaitan dengan

rasio perbandingan kolesterol HDL : LDL

plasma yang tinggi (Martin, dkk, 1997).

(38)

Efek Koleosterol

Kalau dalam diet pada tikus percobaan hanya

terdapat 0,05% kolesterol, maka 70-80% kolesterol pada hati, usus halus, dan kelenjar adrenal, dan

lainnya akan disintesis dalam tubuh.

Kalau dimasukkan kolesterol dalam makanan

dinaikkan sampai 2%, produksi endogen tersebut akan turun. Dan hail penelitian hanya sintesis

hepatik yang dihambat.

Berbagai percobaan dengan hati yang diperfusi

telah menunjukkan bahwa sisa-sisa kilomikron yang kaya akan kolesterol dan diambil oleh hati

menghambat sintesis sterol. Koleosterol dibutuhkan oleh tubuh untuk prazat hormon steroid (300

mg/hari).  

Kalau dalam diet pada tikus percobaan hanya

terdapat 0,05% kolesterol, maka 70-80% kolesterol pada hati, usus halus, dan kelenjar adrenal, dan

lainnya akan disintesis dalam tubuh.

Kalau dimasukkan kolesterol dalam makanan

dinaikkan sampai 2%, produksi endogen tersebut akan turun. Dan hail penelitian hanya sintesis

hepatik yang dihambat.

Berbagai percobaan dengan hati yang diperfusi

telah menunjukkan bahwa sisa-sisa kilomikron yang kaya akan kolesterol dan diambil oleh hati

menghambat sintesis sterol. Koleosterol dibutuhkan oleh tubuh untuk prazat hormon steroid (300

mg/hari).  

(39)

Menghitung koleosterol serum

(40)

Reaksi warna

Contoh

40 + H2O

CHE

kolesterol

+ H2O2 +O2

kolesteron

+ H2O2

P-klorfenol Fenilaminoantipirin

(41)

Penetapan kadar gula darah

oksidatif enzimatik

D-glukose

(42)

Enzim sebagai reagen

Enzim sebagai reagen

Contoh penggunaan enzim sebagai

reagen adalah sebagai berikut:

Uricase yang berasal dari jamur

Candida utilis

dan bakteri

Arthobacter

globiformis

dapat digunakan untuk

mengukur asam urat.

Pengukuran kolesterol

dapat

dilakukan dengan bantuan enzim

kolesterol-oksidase

yang dihasilkan

bakteri

Pseudomonas fluorescens

.

Pengukuran alcohol, terutama etanol

pada penderita alkoholisme dan

keracunan alcohol dapat dilakukan

dengan menggunakan enzim

alcohol dehidrogenase

yang

dihasilkan oleh

Saccharomyces

cerevisciae

, dan lain-lain.

(43)

Sebagai petanda pembantu dari

reagensia

3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim

bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak.

Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali

bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan.

Selain itu, tidak semua senyawa memiliki

enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi.

Dalam hal ini enzim berfungsi dalam mem

perlihat kan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

.

3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim

bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak.

Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali

bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan.

Selain itu, tidak semua senyawa memiliki

enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi.

Dalam hal ini enzim berfungsi dalam mem

perlihat kan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

.

(44)

Teknik imunoenzimatik

Pada teknik imunoenzimatik ELISA

(

Enzim Linked Immuno Sorbent Assay

),

antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama.

Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya

adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara imunosupresi biasa.

Zat berwarna ini dapat digunakan untuk

menghi tung jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksi dase, fosfatase alkali,

glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase

Pada teknik imunoenzimatik ELISA

(

Enzim Linked Immuno Sorbent Assay

),

antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama.

Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu

direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya

adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara imunosupresi biasa.

Zat berwarna ini dapat digunakan untuk

menghi tung jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksi dase, fosfatase alkali,

glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase

(45)

Pada teknik EMIT

(

Enzim Multiplied

Immunochemistry Test

),

molekul kecil

seperti obat atau hormon ditandai oleh

enzim tepat di situs katalitiknya,

menyebabkan antibodi tidak dapat

berikatan dengan molekul (obat atau

hormon) tersebut.

Enzim yang lazim digunakan dalam teknik

ini adalah lisozim, malat dehidrogenase,

dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase

Zat berwarna ini dapat digunakan untuk

menghitung jumlah senyawa yang

direaksikan.

(46)

Pemanfaatan enzim di bidang

pengobatan

Pemanfaatan enzim di bidang

pengobatan

Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi

penggunaan enzim sebagai obat, pemberian

senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja

suatu enzim dengan demikian suatu efek

tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran

pengobatan), serta manipulasi terhadap ikatan

protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.

1

. Penggunaan enzim sebagai obat

biasanya mengacu kepada pemberian enzim

untuk mengatasi defisiensi enzim yang

seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia

untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu.

(47)

Berdasarkan lamanya pemberian enzim

sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat

sementara dan bersifat menetap.

Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat

sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan.

Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan

sangat beragam, beberapa di antaranya adalah

protease dan peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino, lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak,

karbohidrase yang mengubah karbohidrat

seperti amilum menjadi glukosa serta nuklease yang mengubah asam nukleat menjadi

nukleotida. penggumpalan darah

Berdasarkan lamanya pemberian enzim

sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat

sementara dan bersifat menetap.

Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat

sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan.

Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan

sangat beragam, beberapa di antaranya adalah

protease dan peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino, lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak,

karbohidrase yang mengubah karbohidrat

seperti amilum menjadi glukosa serta nuklease yang mengubah asam nukleat menjadi

nukleotida. penggumpalan darah

(48)

Defisiensi Enzim

Adapun yang bersifat menetap

menyebabkan banyak kelainan, yang

biasanya juga disebut sebagai kelainan

genetic mengingat enzim merupakan

protein yang ditentukan oleh gen.

Contoh kelainan akibat defisiensi

enzim antara lain adalah hemofilia.

Hemofilia adalah suatu penderita yang

mengalami kesulitan penggum palan

darah (cenderung untuk pendarahan)

akibat defisiensi enzim-enzim terkait

penggum palan darah.

Adapun yang bersifat menetap

menyebabkan banyak kelainan, yang

biasanya juga disebut sebagai kelainan

genetic mengingat enzim merupakan

protein yang ditentukan oleh gen.

Contoh kelainan akibat defisiensi

enzim antara lain adalah hemofilia.

Hemofilia adalah suatu penderita yang

mengalami kesulitan penggum palan

darah (cenderung untuk pendarahan)

akibat defisiensi enzim-enzim terkait

penggum palan darah.

(49)

Saat ini telah diketahui ada

tiga belas

faktor

, sebagian besar adalah protease

dalam bentuk proenzim, yang diperlukan

dalam proses peng gumpalan darah.

Pada penderita hemofilia,

terdapat

gangguan/defisiensi pada faktor VIII

(

Anti-Hemophilic Factor

), faktor IX, dan

faktor XI.

Kelainan ini dapat diatasi dengan

transfer

gen yang mengkode faktor IX.

Diharapkan gen tersebut dapat mengkode

enzim-enzim protease yang diperlukan

dalam proses penggumpalan darah

Saat ini telah diketahui ada

tiga belas

faktor

, sebagian besar adalah protease

dalam bentuk proenzim, yang diperlukan

dalam proses peng gumpalan darah.

Pada penderita hemofilia,

terdapat

gangguan/defisiensi pada faktor VIII

(

Anti-Hemophilic Factor

), faktor IX, dan

faktor XI.

Kelainan ini dapat diatasi dengan

transfer

gen yang mengkode faktor IX.

Diharapkan gen tersebut dapat mengkode

enzim-enzim protease yang diperlukan

dalam proses penggumpalan darah

(50)

Enzim Sebagai Sasaran

Pengobatan

2. Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan

terapi, senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.

Berdasarkan sasaran terapi dibedakan mrnjadi: Terhadap enzim sel individu menjadi

sasaran dan terapi terhadap enzim bakteri patogen yang menjadi sasaran.

a) Sel individu sebagai sasaran kinerja

terapi, diguna kan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat kompetitif.

2. Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan

terapi, senyawa tertentu digunakan untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.

Berdasarkan sasaran terapi dibedakan mrnjadi: Terhadap enzim sel individu menjadi

sasaran dan terapi terhadap enzim bakteri patogen yang menjadi sasaran.

a) Sel individu sebagai sasaran kinerja

terapi, diguna kan senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat kompetitif.

(51)

Contoh penyakit adalah

Diabetes

Melitus

. Pada penyakit Diabetes Melitus,

senyawa yang diinduksikan adalah

akarbosa (

acarbose

).

Akarbosa akan bersaing dengan amilum

makanan untuk mendapatkan situs

katalitik enzim amilase (pankreatik

α-amilase) yang seyogyanya akan

mengubah amilum menjadi glukosa

sederhana.

Akibatnya reaksi tersebut akan

terganggu, sehingga kenaikan gula darah

setelah makan dapat dikendalikan.

(52)

Merupakan enzim yang mengatur pertukaran H

dan Na di tubulus ginjal, di mana H akan

terbuang keluar bersama urine, sedangkan Na akan diserap kembali ke dalam darah,

terjadilah penumpukan cairan.

Turunan sulfonamida, yaitu azetolamida

yang berfungsi menghambat kerja enzim

tersebut secara kompetitif sehingga pertukaran kation di tubulus ginjal tidak akan terjadi.

Ion Na akan dibuang keluar bersama dengan

urine. Sifat ion Na yang higroskopis

menyebabkan air akan ikut keluar bersamaan dengan ion Na.

Hal ini membawa keuntungan apabila terjadi

penum pukan cairan bebas di ruang antar sel (udem). Dengan kata lain senyawa azetolamida turut berperan dalam menjaga kesetimbangan cairan tubuh.

52

(53)
(54)

Enzim Renin-EKA dan

Angiosintase

.

Pengendalian tekanan darah diatur oleh

enzim renin-EKA dan angiosintase.

Enzim renin-EKA berperan dalam

menaikkan tekanan darah dengan

menghasilkan produk angiotensin II.

Sedangkan angiosintase bekerja terbalik

dengan mengurangi aktivitas angiotensin II.

Untuk menghambat kenaikan tekanan

darah, maka manipulasi terhadap kerja

enzim khususnya EKA dapat dilakukan

dengan pemberian obat penghambat EKA

(ACE Inhibitor).

(55)

55

Perubahan angiotensinogen

Angiotensi I

( Sarsarkosin -

N-Metilglisin)

• Angiotensinogen merupakan 2-globulin suatu

(56)

Siklooksigenase

Mediator radang prostaglandin yang dibentuk

dari asam arakidonat melibatkan dua enzim,

yaitu siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox

II).

Ada obat atau senyawa tertentu yang

mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II

sehingga dapat digunakan untuk mengurangi

peradangan dan rasa sakit.(obat anti inflamsi)

Dengan menggunakan prinsip pengaruh

senyawa terhadap enzim, maka enzim yang

berfungsi untuk memecah AMP siklik (cAMP)

yaitu fosfodiesterase (PD) dapat dihambat

oleh berbagai senyawa, antara lain kafein

(trimetilxantin), teofilin, pentoksifilin, dan

sildenafil.

(57)

Teofilin dan Obat lain

Teofilin

digunakan untuk mengobati

sesak nafas karena asma.

Pentoksifilin

digunakan untuk

menambah kelenturan membran sel

darah merah sehingga dapat

memasuki relung kapiler.

Sildenafil

menyebabkan relaksasi

kapiler di daerah penis sehingga aliran

darah yang masuk akan bertambah

dan tertahan untuk beberapa saat.

(58)

Penyakit Kanker

Kangker adalah penyakit sel ganas yang harus

dicegah penyebaran nya. Salah satu cara untuk mencegah penyebarannya adalah dengan

menghambat mitosis sel ganas.

Seperti yang diketahui, proses mitosis memerlukan

pembentukan DNA baru (purin dan pirimidin). Pada pembentukan basa purin, terdapat dua langkah

reaksi yang melibatkan formilasi (penambahan

gugus formil) dari asam folat yang telah direduksi.

Reduksi asam folat ini dapat dihambat oleh

senyawa ametopterin sehingga sintesis DNA menjadi tidak berlangsung.

Selain itu penggunaan azaserin dapat

menghambat biosintesis purin yang membutuhkan asam glutamate. 6-aminomerkaptopurin juga

dapat menghambat adenilosuksi nase sehingga

menghambat pembentukan AMP (salah satu bahan DNA).

Kangker adalah penyakit sel ganas yang harus

dicegah penyebaran nya. Salah satu cara untuk mencegah penyebarannya adalah dengan

menghambat mitosis sel ganas.

Seperti yang diketahui, proses mitosis memerlukan

pembentukan DNA baru (purin dan pirimidin). Pada pembentukan basa purin, terdapat dua langkah

reaksi yang melibatkan formilasi (penambahan

gugus formil) dari asam folat yang telah direduksi.

Reduksi asam folat ini dapat dihambat oleh

senyawa ametopterin sehingga sintesis DNA menjadi tidak berlangsung.

Selain itu penggunaan azaserin dapat

menghambat biosintesis purin yang membutuhkan asam glutamate. 6-aminomerkaptopurin juga

dapat menghambat adenilosuksi nase sehingga

menghambat pembentukan AMP (salah satu bahan DNA).

(59)

Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru

(purin dan pirimidin baru).

Proses ini membutuhkan asam folat

sebagai donor metil yang dapat dibuat

oleh mikroorganisme sendiri dengan

memanfaatkan bahan baku asam

p

-aminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam

glutamat.

Suatu analog dari PABA, yaitu sulfonamida

dan turunannya dapat dimanfaatkan

untuk menghambat pemakaian PABA

untuk membentuk asam folat.

Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru

(purin dan pirimidin baru).

Proses ini membutuhkan asam folat

sebagai donor metil yang dapat dibuat

oleh mikroorganisme sendiri dengan

memanfaatkan bahan baku asam

p

-aminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam

glutamat.

Suatu analog dari PABA, yaitu sulfonamida

dan turunannya dapat dimanfaatkan

untuk menghambat pemakaian PABA

untuk membentuk asam folat.

(60)

Enzim Mikroorganisme

a) Pada terapi tehadap enzim

mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja,

digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau

menjadi bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu.

Hal ini bertujuan untuk melindungi sel

pejamu, sekali gus meningkatkan spesifitas

terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim

mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi.

• Contoh terapi dengan menjadikan enzim

mikroorganis me sebagai sasaran kerja antara lain:

Pada penyakit tumor, sel tumor dapat

dikendalikan perkembangannya dengan

menghambat mitosisnya.

(61)

b).Penggunaan antibiotika, juga berperan

dalam terapi. Contohnya adalah penisilin,

suatu antibiotik yang menghambat enzim

transpeptida se yang mengkatalisis dipeptida

D-alanil D-alanin sehingga peptidoglikan di

dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan

sempurna.

Bakteri akan rentan terhadap perbedaan

tekanan osmotik sehingga gampang pecah.

Perbedaan mekanisme sintesis protein antara

mikroorganisme dan sel pejamu juga dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu prinsip

terapi. Penggunaan antibiotika tertentu dapat

mengham bat sintesis protein pada

mikroorganisme.

(62)

Contohnya antara lain

Tetrasiklin

yang menghambat pengikatan

asam amino-tRNA pada situs inisiator

subunit 30S dari ribosom sehingga asam

amino tidak dibawa oleh tRNA.

Streptomisin

yang berikatan langsung

dengan subunit 50S dari ribosom sehingga

laju sintesis protein berkurang dan

terbentuk protein yang tidak semestinya

akibat kesalahan baca kodon mRNA.

Kloramfenikol

yang menyaingi mRNA

untuk duduk di ribosom

Neomisin B

yang mengubah pengikatan

asam amino-tRNA ke kompleks mRNA

ribosom.

(63)

Penyakit Kejiwaan

Pada penderita penyakit kejiwaan,

pemberian obat anti-depresi (senyawa)

inhibitor monoamina oksidase (MAO

inhibitor) dapat menghambat enzim

monoamina oksidase.

Kerjanya yang mengkatalisis oksidasi

senyawa amina primer yang berasal dari

hasil dekarboksilasi asam amino.

Enzim monoamina oksidase

sendiri

merupa kan enzim yang mengalami

peningkatan jumlah ada sel susunan

saraf penderita penya- kit kejiwaan.

(64)

Interaksi Protein-ligan I

c). Interaksi protein-ligan sebagai sasaran

pengobatan. Pengobatan dengan sasaran

interaksi protein-ligan mengacu kepada

prinsip interaksi sistem mediator-reseptor.

Bila mediator disaingi oleh molekul

analognya sehingga tidak dapat berikatan

dengan reseptor, sehingga efek dari

mediator tersebut tidak terjadi.

Contoh pengobatan dengan menjadikan

interaksi protein-ligan sebagai sasarannya

antara lain:

(65)

Interaksi Protein-ligan II

• Contoh pengobatan dengan menjadikan interaksi protein-ligan sebagai sasarannya antara lain:

• a) Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh hormon adrenalin.

• Reseptor yang terdapat pada hormon adrenalin, yaitu α-reseptor dan β-reseptor dapat dihambat oleh senyawa-senyawa yang berbeda.

• Penghambatan pada β-reseptor dapat menim bulkan efek pelemasan otot polos dan

penurunan detak jantung. Obat-obatan yang

bekerja dengan cara tersebut dikenal sebagai β-blocker.

(66)

[

Daftar Pustaka

1] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Enzim. [Online].

2009 March 16 [cited 2009 March 23]; Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Enzim [2] Saunders. Kamus saku kedokteran Dorland. 25th ed. Jakarta: EGC;

1998. p. 388.

[3]Wikipedia The Free Encyclopaedia. Metabolism.

[Online]. 2009 March 17 [cited 2009 March 25]; Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Metabolism

[4] Campbell N, Reece J, Mitchell L. Biologi. 5th ed.

Jakarta: Erlangga; 2002. p. 98-9. (Biologi; vol 1).

[5] Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2nd

ed. Jakarta: EGC;2001. p. A4-5.

[6] Sadikin M. Seri biokimia: biokimia enzim. Jakarta:

Widya Medika; 2002.

(67)

[7] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Digestive enzim. [Online]. 2009 March 23 [cited 2009 March 24]; Available from:

URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Digestive_enzim

[8] Kay MA. Hepatic gene therapy for Haemophilia B.

Haemophilia [serial online] 2003 Feb 6 [cited 2009 Mar 24];4(4):[389-92].Available from: URL:

http://www3.interscience.wiley.com/journal/11913520 9/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0

[9] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Acarbose.

[Online]. 2009 Feb 6 [cited 2009 March 24]; Available from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Acarbose

[10] Gilman A. The Mechanism of Diuretic Action of of

the Carbonic Anhydrase Inhibitors [serial online] 2006 Dec 19 [cited 2009 Mar 24];71(Chlorothiazide and

Other Diuretic Drugs):[355-62].Available from: URL:http://www3.interscience.wiley.com/cgi-bin/fulltext/119770370/PDFSTART

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 15. Pemeriksaan Kebocoran Gambar 15. Pemeriksaa Pemeriksaan kebocoran n kebocoran dengan menggunakan alat pendeteksi. dengan menggunakan alat pendeteksi. Jika tidak

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan status imunisasi dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Klego

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Hasil penelitian menunjukkan: (1) penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata 73,40 dengan daya serap 73,40% dan ketuntasan belajar

Preheating ini dilakukan selama 180 jam pada sagger 1-5 dan ini dilakukan hingga suhu mencapai 800 o C imana akan terjadi pencairan pitch, penguapan pitch hal ini bertujuan

Apakah semua item sudah valid dan reliabel kalau tidak diadakan koreksi atau dibuang, kalau benar-benar valid dan reliabel digunakan item tersebut, kemudian item yang

EXCEPT FOR ANY EXPRESS WARRANTIES PROVIDED HEREIN, UBIQUITI NETWORKS, ITS AFFILIATES, AND ITS AND THEIR THIRD PARTY DATA, SERVICE, SOFTWARE AND HARDWARE PROVIDERS HEREBY DISCLAIM

PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT DEBITUR TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT BANK.. MANDIRI