Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Ada banyak strategi pemasaran yang bisa digunakan untuk memasarkan produk makanan awetan dari bahan
nabati. Pada tahap awal, pemilihan pemasaran secara langsung disarankan karena masih terbatasnya
jangkauan pasar yang ada. Ke depannya bisa dikembangkan sistem pemasaran lainnya.
Sistem pemasaran langsung ialah sistem pemasaran tanpa menggunakan perantara. Penjualan langsung juga
terbagi menjadi beberapa jenis, misalnya penjualan dengan mempunyai outlet sendiri, atau sistem penjajaan
langsung pada konsumen. Pemilihan sistem pemasaran yang tepat, menjadi salah satu penentu keberhasilan
dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen.
sumber foto: http://www.slideshare.net/ibgww/mengelola-komunikasi-pribadi-10674947
Banyak sisi positif dari sistem pemasaran langsung, di antaranya penghematan waktu dan bisa
memperkenalkan langsung produk kita kepada konsumen, tidak kebergantungan pada pihak lain, serta waktu
yang fleksibel.
Salah satu ujung tombak pemasaran adalah promosi. Berbagai media promosi bisa digunakan untuk membantu
meningkatkan pemasaran dari produk makanan awetan dari bahan nabati. Media yang bisa digunakan untuk
memasarkan produk lidah buaya ini tentu disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat.
1. Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, kenalkan lidah buaya kepada teman teman
dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk
2. Bila lidah buaya mulai bisa diterima dan banyak penggemar, mulailah merambah pasar
baru dengan menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah.
3. Manfaatkanlah teknologi internet dan social network seperti facebook dan twitter sebagai
sarana penjualan yang lain, perbanyaklah teman dan follower, untuk memperluas pemasaran. Bisa
juga dengan membuat blog gratis atau website yang berbayar dengan relatif terjangkau harganya.
4. Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya. Sebagai contoh
bisa memanfaatkan munculnya fenomena "pasar kaget" di hampir setiap kota di Indonesia, juga