• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Penilaian Kinerja Guru dan Kepal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Penilaian Kinerja Guru dan Kepal"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KINERJA GURU DAN

KEPALA SEKOLAH

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Supriyati, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Emilia Erista 1290125 2. Fandi Israwan 1290155

Kelas: B PGMI/IV

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) JURAI SIWO METRO

▸ Baca selengkapnya: hasil penilaian observasi kinerja guru

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah yang merupakan tugas kelompok pada mata

kuliah Supervisi Pendidikan yang membahas tentang Penilaian Kinerja Guru dan

Kepala Sekolah.

Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan baik itu di dalam penyusunan ataupun di dalam penulisannya, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar

penulis dapat mengetahui dimana letak kelemahan penulis sehingga pada

penyusunan tugas yang selanjutnya penulis akan berusaha untuk memperbaiki

kesalahan yang telah penulis lakukan di dalam penyusunan makalah ini.

Penulis mengharapkan dengan disusunnya makalah tentang penilaian

kinerja guru dan kepala sekolah akan dapat menambah pengetahuan dan juga

mendorong semangat di dalam mempelajari Supervisi Pendidikan, tidak hanya

bagi penulis tetapi juga bagi siapa saja yang membaca makalah ini.

Metro, April 2014

Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah ... 3

B. Pendekatan penilaian... 5

C. Tujuan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah ... 6

D. Aspek penilaian kinerja guru dan kepala sekolah ... 7

E. Instrumen penilaian kinerja guru dan kepala sekolah ... 15

F. Proses penilaian kinerja guru dan kepala sekolah... 16

BAB III PENUTUP ... 21

A. Kesimpulan ... 21

B. Saran... 22

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA KELOMPOK

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini profesi guru masih sangat diminati oleh masyarakat,

apalagi setelah adanya kebijakan pemerintah tentang sertifikasi yang

memberikan tunjangan jabatan sebesar satu kali gaji pokok dan

tunjangan-tunjangan lain yang cukup menjajikan, disisi lain pemerintah juga menuntut

guru untuk profesional dalam bekerja. Menurut Mulyasa (2013), sebaiknya

peningkatan mutu pendidikan ditunjang oleh guru profesional yang bermutu,

yang dapat memerankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam rangka

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui proses

pembelajaran yang berkualitas pula.

Pengukuran kinerja suatu lembaga pendidikan merupakan hal yang

sangat penting. Untuk melakukan evaluasi dan merencanakan pendidikan masa

depan diperlukan pengukuran kinerja secara tepat, khususnya terhadap kinerja

guru sebagai pelaksana bahkan ujung tombak pendidikan. Dalam hal ini,

berbagai informasi diperlukan untuk menjamin bahwa layanan pendidikan dan

pembelajaran telah dilakukan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Dengan

demikian, peningkatan mutu pendidikan harus selalu diukur kinerjanya melalui

berbagai informasi, pengendalian tugas, laporan pendanaan, dan yang paling

penting adalah laporan kinerja guru karena guru memiliki peran yang sangat

strategis dalam menentukan mutu pendidikan, yang memerlukan syarat-syarat

kepribadian dan kemampuan profesional yang standar dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Dengan kata lain, penilaian kinerja merupakan tanggung jawab

(akuntabilitas) dari institusi dan individu pekerja terhadap stakholders-nya.

Pekerja (dalam hal ini guru dan kepala sekolah) tidak hanya mempunyai

tanggung jawab langsung kepada atasannya akan tetapi juga kepada orang tua

siswa dan masyarakat pada umumnya. Kinerja mereka, baik maupun buruk,

harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Apalagi bila diingat yang

(5)

sistem penilaian kinerja yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat.

Penilaian kinerja baik kinerja guru, kepala sekolah, dan staf (tenaga

administrasi sekolah) merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai

pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi

kompetensi evaluasi pendidikan. Kinerja kepala sekolah dapat diukur dari tiga

aspek yaitu: (a) perilaku dalam melaksanakan tugas yakni perilaku kepala

sekolah pada saat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, (b) cara

melaksa-nakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin dalam komitmen

diri-nya sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang

dimilikinya, dan (c) dari hasil pekerjaannya yang tercermin dalam perubahan

kinerja sekolah yang dipimpinnya.

Makalah berikut membahas beberapa hal inti yang berkaitan dengan

penilaian kinerja untuk profesi guru dan kepala sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah?

2. Apa saja pendekatan dalam proses penilaian?

3. Apa tujuan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah?

4. Apa saja aspek penilaian dalam penilaian kinerja guru dan kepala sekolah?

5. Apa instrumen penilaian dalam penilaian kinerja guru dan kepala sekolah?

6. Bagaimana proses penilaian kinerja guru dan kepala sekolah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.

2. Untuk mengetahui pendekatan dalam proses penilaian.

3. Untuk mengetahui tujuan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.

4. Untuk mengetahui aspek penilaian dalam penilaian kinerja guru dan kepala

sekolah.

5. Untuk mengetahui instrumen penilaian dalam penilaian kinerja guru dan

kepala sekolah.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Kinerja Guru dan Kepala Sekolah

1. Pengertian Penilaian

Anas Sudiono mengemukakan bahwa secara harfiah kata penilaian

berasal dari bahasa Inggris “evaluation, akar katanya value yang artinya nilai. Jadi istilah penilaian menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses

untuk menentukan nilai dari sesuatu. Menurut A. Fajar, penilaian dapat

diartikan sebagai usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara

berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses yang dilakukan

oleh seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut, penilaian merupakan suatu

proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam

rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas berbagai

komponen berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk

pertanggungjawaban seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance

yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas

pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja

diartikan juga sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas seseorang atas

dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan

dengan bekerja karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Dalam

konteks tersebut maka kinerja adalah hasil kerja dalam mencapai suatu

tujuan atau persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat

dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara

seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk

(hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab

pekerjaan yang diberikan kepadanya.1

1Ditjen PMPTK. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

(7)

Atas dasar itu maka kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang

dan tanggungjawabnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan

organisasi yang bersangkutan.

3. Pengertian Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru (PKG) dapat diartikan sebagai suatu upaya

untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan

dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya. Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,

menegaskan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir

kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan,

dan jabatannya.2

4. Pengertian Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Penilaian pada dasarnya adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan,

analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan

keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya

adalah pengambilan keputusan. Berbeda dengan penelitian yang berujung

pada pemecahan masalah. Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang

digunakan untuk menilai kinerja pengawas secara periodik yang ditentukan

oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan

dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan

pegawai, pemberian kompensasi dan motivasi. Setiap pegawai di

lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas pokok, fungsi

dan tanggung jawabnya sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan

pimpinan organisasi.

Berdasarkan rumusan di atas maka penilaian kinerja kepala sekolah

(PKKS) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi

data tentang kualitas pekerjaan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas

pokoknya sebagai kepala sekolah. Tugas pokok kepala sekolah adalah

2Badan PSDMPPMP. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. (Jakarta: Kementerian

(8)

melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dalam rangka mencapai visi, misi

dan tujuan sekolah yang dipimpinnya.3

B. Pendekatan Penilaian

Pendekatan dalam penilaian kerja dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain4:

1) Penilaian Berfokus Pegawai (klasik: berdasarkan ciri sifat)

Penilaian dengan pendekatan ini dianggap kurang canggih

karena mengungkap sifat-sifat pegawai yang amat sukar diukur,

misalnya: loyalitas, motivasi diri, adaptasi, keceriaan. Pendekatan

ciri sifat ini baik untuk memprediksi hasil kinerja manajerial jangka

panjang yang membutuhkan probabilitas kesuksesan jangka panjang,

dilihat sejak sekarang.

2) Penilaian Berdasar Perilaku

Pendekatan ini ingin menjawab pertanyaan: guru/kepala

sekolah ini mempunyai kemampuan apa? Kemampuan guru/kepala

sekolah secara perilaku akan diukur dengan Skala Penjangkaran

Perilaku. Setiap jenjang perilaku dari yang efektif ke yang tidak

efektif akan dibuat nilai berjenjang dan perilaku kerja guru

sehari-hari akan diukur sesuai dengan jenjang nilai mana. Pendekatan ini

dianggap cukup adil, mempunyai validitas dan reliabilitas tinggi,

mendorong pegawai mendiskusikan hasil kerjanya, dan cenderung

menghasilkan perbaikan kinerja dengan segera.

3) Penilaian Berdasar Hasil yang Dicapai

Pendekatan ini sering juga disebut dengan Management By

Objectives (MBO). Filosofi dari pendekatan ini adalah bahwa antara

penilai dan yang dinilai menerapkan Win-win solution;

mendiskusikan hasil kerja yang akan dicapai akhir tahun (sesuai

dengan kemampuan guru), dan rewards (hadiah, gaji, dan

sebagainya) akan diberikan sesuai target yang ditetapkan diawal

3Ditjen PMPTK. Ibid. hlm. 5.

4Taufiq. Model-Model Pelatihan Bagi Pengawas Sekolah. (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006).

(9)

tahun. Kebaikan dari pendekatan ini adalah adanya peningkatan

kerja dalam waktu dekat, sistem ini efektif untuk meningkatkan

gairah kerja dan komitmen kerja.

4) Penilaian Global

Pendekatan ini berbentuk narasi dan merupakan pendekatan

yang paling mudah dilakukan. Tidak diperlukan formulir yang rumit

dalam mengisi, yang ada hanya satu kertas kosong dimana penilai

diminta untuk menggambarkan kinerja individu selama setahun yang

lalu, yang berisi kekuatan dan kelemahan dari guru/kepsek yang

dinilai. Pendekatan ini paling banyak kelemahannya, antara lain

dalam validitas dan rehabilitasnya, mudah terjadi error dalam

memberi nilai dan tidak tersedia data kuantitatif.

C. Tujuan Penilaian Kinerja Guru dan Kepala Sekolah

1. Tujuan Penilaian Kinerja Guru (PKG)

PKG pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk membina dan

mengembangkan guru profesional yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan

untuk guru. Hal ini penting terutama untuk melakukan pemetaan terhadap

kompetensi dan kinerja seluruh guru dalam berbagai jenjang dan jenis

pendidikan. Hasil penilaian kinerja tersebut dapat digunakan oleh guru,

kepala sekolah, dan pengawas untuk melakukan refleksi terkait dengan

tugas dan fungsinya dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat

dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru.

Penilaian kinerja juga diaharapkan dapat mengatsi kesenjangan antara

guru dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah dan pengawas,

sehingga hasilnya dapat menjadi masukan yang sangat berharga bagi

pengembangan pendidikan dan pengembangan karier guru pada khususnya.

Dalam hal ini, hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi diri bagi guru sehingga mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang

dan tantangan yang dimilikinya sebagai bahan untuk mengembangkan

potensi dan profil kinerjanya yang dapat dijadikan acuan dalam

(10)

Hasil penilaian kinerja juga merupakan dasar untuk melakukan

perbaikan, pembinaan dan pengembangan, serta memberikan nilai prestasi

kerja dan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan

kariernya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jika semua ini dapat

dilakukan dengan baik dan obyektif, pendidikan yang berkualitas dan

berdaya saing dapat segera diwujudkan sehingga kita dapat membangun

bangsa yang bermartabat. Hal ini dimungkinkan karena guru memiliki

kinerja dan dedikasi tinggi akan dapat merencanakan, melaksanakan, dan

menilai pembelajaran secar efektif, efisien dan akuntabel.5

2. Tujuan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

Penilaian kinerja kepala sekolah yang dilaksanakan oleh pengawas

sekolah bertujuan untuk:6

a. Memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan

tanggung jawab kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi

manajerial dan supervisi/pengawasan pada sekolah yang

dipimpinnya.

b. Memperoleh data hasil pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnyasebagai peminpin sekolah.

c. Menentukan kualitas kerja kepala sekolah sebagai dasar dalam

promosi dan penghargaan yang diberikan kepadanya.

d. Menentukan program peningkatan kemampuan profesional kepala

sekolah dalam konteks peningkatan mutu pendidikan pada sekolah

yang dipimpinnya.

e. Menentukan program umpan balik bagi peningkatan dan

pengembangan diri dan karyanya dalam konteks pengembangan

karier dan profesinya.

Hasil penilaian kinerja akan bermanfaat bagi kepala dinas pendidikan

dalam menentukan promosi, penghargaan, mutasi dan pembinaan lebih

lanjut. Sedangkan bagi pengawas sekolah sendiri hasil penilaian kinerja

kepala sekolah dapat dijadikan dasar dalam menyusun program

5Mulyasa, E. Uji kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).

Hlm. 90.

(11)

pengawasan khususnya dalam membina kemampuan profesional kepala

sekolah.

D. Penilaian dalam PKG

1. Tugas Guru

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain tugas utama tersebut,

guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan

fungsi sekolah/madrasah.Dalam garis besarnya, terdapat tiga aspek yang

dinilai dalam PKG, meliputi penilaian kinerja yang terkait dengan

pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas,

penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru

Bimbingan Konseling (BK), dan penilaian kinerja yang terkait dengan

pelaksanaan tugas tambahan. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai berikut

(Kemdiknas, 2010).

a. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses

pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi

kegiatan merencanakan dan melaksankan pembelajaran, menilai,

menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil

penilaian. Pengolahan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru

untuk menguasai kompetensi pedegogik, kepribadian, sosial dan

profesional, sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

b. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi

guru Bimbingan Konseling (BK)/Konselor meliputi kegiatan

merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi

dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi

pembimbingan, memanfaatkan hasil evaluasi, dan melaksanakan

(12)

c. Sedangkan penilaian kinerja guru yang terkait dengan tugas

tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah,

dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:

1) Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka

meliputi

a) Kepala sekolah/ madrasah,

b) Wakil kepala sekolah /madrasah,

c) Ketua program keahlian/program studi atau yang

sejenisnya,

d) Kepala perpustakaan;

e) Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang

sejenisnya.

2) Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap

muka, meliputi

a) Tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi

wali kelas, guru pembimbing program induksi, dan

sejenisnya) dan

b) Tugas tambahan kurang dari satu tahun (misalnya

menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran,

penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).

2. Aspek Penilaian dalam PKG

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke

dalam 4 (empat) kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional.7

Penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilakukan dengan

mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai

termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan

tindak lanjut hasil penilaian. Dimensi tugas utama ini kemudian diturunkan

7Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan

(13)

menjadi indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk unjuk kerja

guru dalam melaksanakan tugas utamanya tersebut akibat dari kompetensi

yang dimiliki guru.8

Tabel 2.1 Aspek Penilaian Kinerja Guru

NO DIMENSI TUGAS UTAMA / INDIKATOR KINERJA GURU

I PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.

2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir

3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif

4. Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran

II PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN

EFEKTIF

A. Kegiatan Pendahuluan

5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif

B. Kegiatan Inti

6. Guru menguasai materi pelajaran.

7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif

8. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.

9. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

C. Kegiatan Penutup

11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

III PENILAIAN PEMBELAJARAN

12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik

13.

Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP

14.

Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.

8Mulyasa, E. Uji kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).

(14)

E. Penilaian dalam PKKS

1. Tugas Pokok dan Kompetensi Kepala Sekolah

a. Tugas Pokok

Tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang mencakup tiga

bidang, yaitu: tugas manajerial, supervisi dan kewirausahaan. Uraian

tugas pokok tersebut adalah sebagai berikut.

1) Tugas Manajerial

Tugas kepala sekolah dalam bidang manajerial berkaitan

dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua sumber daya

dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk

mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

2) Tugas Supervisi

Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas

pokok melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru

dan staf. Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf

bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil

pendidikan di sekolah.

3) Tugas Kewirausahaan

Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala sekolah

juga memiliki tugas kewirausahaan. Tugas kewirausahaan ini

tujuannya adalah agar sekolah memiliki sumber-sumber daya

yang mampu mendukung jalannya sekolah, khususnya dari

segi finansial. Selain itu juga agar sekolah membudayakan

perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, khususnya

para siswa.

b. Kompetensi Kepala Sekolah

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala

sekolah dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi

kompetensi yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,

(15)

1) Kompetensi Kepribadian

Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas

sekolah harus memahami betul apakah kepala sekolah telah

menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan sikap dan

perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia

dikatakan mampu menjadi pemimpin. Kepala sekolah harus:

(a) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi komunitas

sekolah/madrasah; (b) memiliki integritas kepribadian sebagai

pemimpin; (c) memiliki keinginan yang kuat dalam

pengembangan diri; (d) bersikap terbuka dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsi; (e) mengendalikan diri dalam

menghadapi masalah; dan (f) memiliki bakat dan minat

jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2) Kompetensi Manajerial

Sesuai Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini,

diantaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat

kinerjanya dalam bidang-bidang garapan manajerial sebagai

berikut:

a) Menyusun perencanaan sekolah

b) Mengelola program pembelajaran

c) Mengelola kesiswaan

d) Mengelola sarana dan prasarana

e) Mengelola personal sekolah

f) Mengelola keuangan sekolah

g) Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat

h) Mengelola administrasi sekolah

i) Mengelola sistem informasi sekolah

j) Mengevaluasi program sekolah

k) Memimpin sekolah

3) Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi kepala sekolah yang cukup sentral dan

(16)

diantaranya adalah kompetensi Kewirausahaan. Sebagai salah

satu cara bagaimana sekolah mampu mewujudkan

kemampuan dalam wirausahanya ini maka kepala sekolah

harus mampu menunjukkan kemampuan dalam menjalin

kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu

memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha.

4) Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala

sekolah khususnya dalam memahami apa tugas dan fungsi

kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah/madrasah.

Berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini, proses penilaian

kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah, di

antaranya harus mampu menilai sub-sub kompetensinya yang

mencakup: (a) merencanakan program supervisi akademik

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (b)

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan

menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; (c)

menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru

dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, di antaranya

adalah bahwa tugas dan fungsi dari supervisi ini adalah untuk

memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru.

5) Kompetensi Sosial

Kompetensi kepala sekolah yang berhubungan dengan

kemampuan untuk mengelola hubungan sekolah dengan

masyarakat bisa diwujudkan melalui kemampuannya dalam

hal: (1) memfasilitasi dan memberdayakan dewan

sekolah/komite sekolah sebagai perwujudan pelibatan

masyarakat terhadap pengembangan sekolah; (2) mencari dan

mengelola dukungan dari masyarakat (dana, pemikiran, moral

dan tenaga, dsb.) bagi pengembangan sekolah; (3) menyusun

rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan

(17)

(5) membina kerjasama dengan pemerintah dan

lembaga-lembaga masyarakat; dan (6) membina hubungan yang

harmonis dengan orangtua siswa.

2. Aspek Penilaian dalam PKKS

Penilaian kinerja kepala sekolah tidak hanya berkisar pada aspek

karakter individu melainkan juga pada hal-hal yang menunjukkan proses

dan hasil kerja yang dicapainya seperti kualitas, kuantitas hasil kerja,

ketepatan waktu kerja, dan sebagainya. Apa yang terjadi dan dikerjakan

kepala sekolah merupakan sebuah proses pengolahan input menjadi output

tertentu. Atas dasar itu terdapat tiga komponen penilaian kinerja kepala

sekolah/madrasah yakni:9

a. Penilaian input, yaitu kemampuan atau kompetensi yang dimiliki

dalammelakukan pekerjaannya. Orientasi penilaian difokuskan

pada karakteristik individu sebagai objek penilaian dalam hal ini

adalah komitmen kepala sekolah terhadap pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya. Komitmen tersebut merupakan refleksi dari

kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial kepala sekolah.

b. Penilaian proses, yaitu penilaian terhadap prosedur pelaksanaan

pekerjaan. Orientasi pada proses difokuskan kepada perilaku

kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan dan

tanggung jawabnya yakni melaksanakan fungsi manajerial dan

fungsi supervisi pada sekolah yang dipimpinnya.

c. Penlaian output, yaitu penilaian terhadap hasil kerja yang dicapai

dari pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya.

Orientasi pada output dilihat dari perubahan kinerja sekolah

terutama kinerja guru dan staf sekolah lain yang dipimpinnya.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa aspek yang dinilai

dalam penilaian kinerja kepala sekolah mencakup tiga dimensi yakni: (a)

komitmen terhadap tugas, (b) pelaksanaan tugas, dan (c) hasil kerja.

Komitmen terhadap tugas sebagai aktualisasi dari kompetensi kepribadian

dan kompetensi sosial kepala sekolah. Pelaksanaan tupoksi sebagai

9Mulyasa, E. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Hlm.

(18)

aktualiasi dari kompetensi manajerial, kompetensi supervisi dan

kompetensi kewirausahaan yang dimiliki kepala sekolah. Sedangkan hasil

kerja merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok kepala sekolah

sebagai refleksi dari semua dimensi kompetensi kepala sekolah.

Tabel 2.2 Aspek Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

No. Komponen

Penilaian

Aspek/Dimensi Penilaian

Sub Aspek dan Indikator

1. Pelaksanaan Tupoksi

1. Supervisi

2. Manajerial

3. Kewirausahaan

1.1. Merencanakan program supervisi 1.2. Melaksanakan program supervisi 1.3. Menindaklanjuti program supervisi

2.1. Menyusun perencanaan sekolah 2.2. Mengelola program pembelajaran 2.3. Mengelola kesiswaan

2.4. Mengelola sarana dan prasarana 2.5. Mengelola personal sekolah 2.6. Mengelola keuangan sekolah 2.7. Mengelola hubungan sekolah dan

masyarakat

2.8. Mengelola administrasi sekolah 2.9. Mengelola sistem informasi sekolah 2.10. Mengevaluasi program sekolah 2.11. Meminpin sekolah

3.1. Mengembangkan usaha sekolah 3.2. Membudayakan perilakuwirausaha

1.1 Jujur dalam melaksanakan tugas 1.2 Terbuka dalam melaksanakantugas 1.3 Bertanggung jawab dalam bertugas 1.4 Memiliki integritas sbg peminpin

2.1. Menjalin hubungan dgn pihak lain 2.2. Memberikan bantuan kepada pihak

lain

3. Hasil Kerja 1. Prestasi siswa

2. Prestasi guru

3. Prestasi sekolah

1.1. Prestasi akademik siswa 1.2. Prestasi non-akademik siswa

2.1. Prestasi akademik guru 2.2. Prestasi non-akademik guru

3.1. Kelebihan dari sekolah lain

(19)

F. Instrumen Penilaian dalam PKG dan PKKS

Jenis instrumen penilaian kinerja guru dan kepala sekolah merupakan

paket instrumen yang dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk masing-masing

indikator kinerja dari setiap tugas utama guru dan kepala sekolah.

Berdasarkan ruang lingkup penilaian kinerja guru dan kepala sekolah

maka instrumen yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah skala penilaian

(rating scale). Rating scale adalah daftar pernyataan/pertanyaan yang harus

dinilai oleh responden. Hasil penilaian tehadap pernyataan yang diajukan

dinyatakan dalam empat skala nilai yang diurutkan mulai dari nilai yang

terendah (1) sampai nilai yang tertinggi (4). Dengan demikian setiap

pernyataan berpeluang memiliki skala nilai tersendiri yang bergerak di antara

angka satu (1) sampai angka empat (4).

Skor (1): Kinerja hanya memenuhi satu standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

pada tingkat ini menunjukkan kategori rendah.

Skor (2): Kinerja hanya memenuhi dua standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok.

Tingkat kinerja ini menunjukkan kategori sedang.

Skor (3): Kinerja memenuhi tiga standar yang terdapat dalam deskriptor/

bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada

tingkat ini menunjukkan kategori tinggi.

Skor (4): Kinerja telah memenuhi semua standar yang terdapat dalam

deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

pada tingkat ini menunjukkan kategori sangat tinggi.

G. Proses Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dapat dilaksanakan dengan

prosedur sebagai berikut:

1. Tahapan Perencanaan10

Pada tahapan ini yang perlu diketahui adalah kompetensi,

keterampilan, dan perilaku apa yang diharapkan dari setiap guru dan

(20)

kepala sekolah yang dinilai. Karena guru dan kepala sekolah adalah

dua jabatan yang berbeda, tentu saja ada perbedaan dalam tanggung

jawab, sasaran & standar kerjanya. Kemudian disiapkan pula

instrumen penilaian yang akan digunakan dalam PKG dan PKKS.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini komitmen guru dan kepala sekolah harus jelas.

Dalam proses penilaian, penilai senantiasa memberikan masukan

melalui komunikasi yang terbuka (antara guru dan penilai) yang data

ini semua akan menjadi masukan melalui komunikasi yang terbuka

(antara guru dan penilai) yang data ini semua akan menjadi masukan

untuk penilaian utama di akhir tahun.

Penilaian kinerja guru dilakukan sekali dalam setahun, tetapi

prosesnya dilakukan sepanjang tahun terutama dalam memantau

unjuk kerja guru dalam mengimplementasikan kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial. Kegiatan penilaian kinerja guru

yang pertama bagi setiap guru akan diawali uji kompetensi. Uji

kompetensi ini bertujuan untuk pemetaan tingkat kompetensi guru

sebelum dilakukan penilaian kinerjanya.

Hasil uji kompetensi ini akan diklasifikasikan menjadi 2 (dua)

kategori, yaitu Nilai di bawah standar minimal (N < SM) dan Nilai

sama dengan atau di atas standar minimal (N≥ SM). Bagi guru yang

memperoleh nilai uji kompetensi sama dengan atau di atas standar

minimal (N ≥ SM) dapat langsung mengikuti proses Penilaian

Kinerja Guru. Sedangkan bagi guru yang memperoleh nilai uji

kompetensi di bawah standar minimal ((N < SM), guru tersebut

wajib mengikuti Diklat Dasar sampai memperoleh nilai uji

kompetensi sama dengan atau di atas standar minimal (N ≥ SM).

Jika telah memperoleh nilai sama dengan atau di atas standar

minimal (N≥ SM), guru tersebut dapat mengikuti proses penilaian

kinerja guru. Proses penilaian kinerja guru dilaksanakan sekali dalam

rentang waktu 2 semester setelah guru melaksanakan kegiatan

(21)

dilaksanakan pada akhir semester ke-2. Di dalam rentang waktu

tersebut, guru wajib melaksanakan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan untuk memperoleh pembinaan

keprofesiannya sebelum mengikuti penilaian kinerja guru.11

Pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dapat dilakukan

sesuai dengan kebutuhan pengukuran komptensi di atas serta

mempertimbangkan instrumen yang sesuai dengan fokus penilaian.

Dua hal utama yang harus diperhatikan ketika melaksanakan

penilaian kinerja kepala sekolah, adalah waktu dan frekuensi

pelaksanaan penilaian. Untuk kepentingan kelancaran penilaian

kinerja dilakukan berdasarkan persiapan yang matang baik waktu,

instrumen berasarkan indikator kompetensi sudah dirumuskan dalam

agenda penilaian. Diharapkan SDM penilai adalah pengawas sekolah

itu sendiri sesuai dengan anggaran yang sudah disiapkan berdasarkan

kebutuhan. Dengan demikian keempat komponen yang harus

diperhatikan ini dapat dirumuskan dalam bentuk skedul penilaian

kinerja.12

3. Tahap Pemberian Nilai

Pada tahap ini penilai menetapkan nilai untuk setiap indikator

kinerja setiap dimensi tugas utama guru. Sebelum pemberian nilai,

penilai terlebih dahulu mengidentifikasi melalui pemantauan

dan/atau pengamatan apakah setiap indikator kinerja untuk

masing-masing dimensi tugas utama guru dapat teramati dan/atau terpantau.

Penilaian/rating yang didapat oleh guru/kepsek akan dijadikan acuan

baik untuk penyesuaian kompensasi (kenaikan gaji), pengangkatan

pegawai baru, dan lain-lain. Hasil penilaian yang diberikan penilaian

dapat berupa :

1) Rating numerik (misal: 1,2,3,4)

2) Frekuensi perilaku (misal: selalu, biasanya, kadang-kadang,

dan sebagainya)

(22)

3) Evaluasi (misal: sangat amat mampu, amat mampu, mampu,

dan sebagainya)

4) Berdasar standar tertentu (misal: jauh melebihi standar,

melebihi standar, sesuai standar, dan sebagainya)

4. Tahap Persetujuan

Setelah melaksanakan penilaian, penilai wajib memberitahukan

kepada guru atau kepala sekolah yang dinilai tentang hasil penilaian

kinerja yang diperoleh berdasarkan bukti catatan untuk setiap

indikator. Jika guru atau kepala sekolah yang dinilai dan penilai telah

sepakat dengan hasil penilaian kinerja, maka keduanya

menandatangani berkas laporan penilaian kinerja. Keputusan penilai

terbuka untuk diverifikasi. Guru atau kepala sekolah yang dinilai

dapat mengajukan keberatan terhadap hasil penilaian tersebut.

Keberatan disampaikan kepada Kepala Sekolah dan/atau Dinas

Pendidikan, yang selanjutnya akan menunjuk seseorang assesor

(misalnya pengawas atau sesorang yang ditugaskan); untuk bertindak

sebagai moderator.13

Dalam hal ini moderator dapat mengulang pelaksanaan penilaian

kinerja guru untuk dimensi tugas utama tertentu yang tidak

disepakati atau mengulang penilaian kinerja secara menyeluruh.

Pengajuan usul penilaian ulang harus dicatat dalam laporan akhir.

Dalam kasus ini, nilai penilaian kinerja guru dari moderator

digunakan sebagai hasil akhir penilaian kinerja guru. Penilaian ulang

hanya dapat dilakukan satu kali dan moderator hanya bekerja untuk

tahun tersebut.

5. Tahap Pelaporan

Setelah nilai penilaian kinerja guru atau kepala sekolah

diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil penilaian kinerja guru

kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Tim Penilai Angka

Kredit kabupaten/kota, provinsi, atau pusat sebagai dasar penetapan

angka kredit (PAK) tahunan. Laporan berbentuk hasil penilaian

(23)

masing-masing indikator kinerja dalam paket instrumen penilaian

kinerja guru yang telah dilengkapi dengan hasil kajian berbagai

dokumen perencanaan dan dokumen pendukung lain yang relevan

dan catatan hasil pengamatan.14

Laporan hasil penilaian kinerja guru dan kepala sekolah dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik untuk pengawas

sekolah itu sendiri maupun bagi pihak-pihak lain yang terkait dengan

peningkatan mutu pendidikan. Bagi kepala sekolah yang

bersangkutan, laporan hasil penilaian kinerja dapat dimanfaatkan

antara lain: (a) sebagai landasan dalam penyusunan program kerja

sekolah serta pembinaan guru dan kepala sekolah, (b) sebagai

dokumentasi kegiatan penilaian kinerja yang telah dilaksanakan, dan

(c) sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas atas pelaksanaan

tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas profesional.

Bagi Dinas Pendidikan, laporan hasil penilaian kinerja dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan sebagai berikut: (a) Sebagai bahan

dalam menilai kinerja guru dan kepala sekolah yang bersangkutan;

(b) sumber informasi untuk mengetahui gambaran spesifik tentang

kinerja guru dan kepala sekolah; (c) sebagai landasan untuk

menentukan tidak lanjut pembinaan dan fasilitasi terhadap

peningkatan kinerja guru dan kepala sekolah; dan (d) sebagai bahan

pertimbangan untuk pemberian penghargaan, promosi, mutasi dan

insentif. Di samping itu, laporan hasil penilaian kinerja guru dan

kepala sekolah yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah dapat

dimanfaatkan oleh kepala sekolah dan guru sebagai umpan balik atas

kinerjanya.

(24)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan makalah diatas, dapat diambil kesimpulan

tentang penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.

1. Penilaian kinerja guru (PKG) dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk

memperoleh gambaran tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap

guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yang ditunjukkan dalam

penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya. Penilaian kinerja kepala

sekolah (PKKS) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan

interpretasi data tentang kualitas pekerjaan kepala sekolah dalam

melaksanakan tugas pokoknya sebagai kepala sekolah.

2. Pendekatan penilaian diantaranya penilaian berfokus pegawai, penilaian

berdasar perilaku, penilaian berdasar hasil yang dicapai, penilaian global.

3. Hasil penialaian kinerja dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan

pengawas untuk melakukan refleksi terkait dengan tugas dan fungsinya

dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan

kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru, dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi diri bagi guru sehingga mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan yang dimilikinya sebagai bahan untuk

mengembangkan potensi dan profil kinerjanya. Tujuan penialaian kinerja

kepala sekolah yaitu memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok,

fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah dalam melaksanakan

fungsi-fungsi manajerial dan supervisi/pengawasan pada sekolah yang

dipimpinnya.

4. Aspek penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilakukan dengan

mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai

termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan

(25)

kepala sekolah mencakup tiga dimensi yakni komitmen terhadap tugas,

pelaksanaan tugas, dan hasil kerja.

5. Instrumen yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah skala penilaian

(rating scale).

6. Proses penilaian kinerja meliputi tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan,

tahap pemberian nilai, tahap persetujuan, dan tahap pelaporan.

B. Saran

Penilaian kinerja yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas

kerja individu guru dan/atau kepala sekolah. Setiap personil sekolah yang

mempunyai kinerja unggul akan menghasilkan sebuah sekolah yang berkualitas

tinggi, yang pada akhirnya akan dicari oleh peserta didik. Sekolah yang

terkenal kualitasnya akan mempunyai daya tawar tinggi terhadap masyarakat

atau calon peserta didik, sehingga sekolah ini dapat memilih calon peserta

didik diantara seluruh pendaftar.

Penilaian kinerja yang baik dilandasi akan pemahaman akan cara

mendesain suatu sistem penilaian kerja yang obyektif, adil, mudah, dan dapat

membedakan antara guru atau kepala sekolah yang berkualitas dengan yang

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Badan PSDMPPMP. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Ditjen PMPTK. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Mulyasa, E. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Mulyasa, E. Uji kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2011.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

(27)

Nama

NPM

Kelas

TTL

Jenis Kelamin

Alamat

Pendidikan Terakhir

Motto

Nama

NPM

Kelas

TTL

Jenis Kelamin

Alamat Tinggal

Alamat Rumah

Pendidikan Terakhir

Motto

BIODATA KELOMPOK

: Emilia Erista

: 1290125

: B PGMI / IV

: Metro, 25 Mei 1994

: Perempuan

: Jl. Satelit III No. 8 15A Kel.

Iringmulyo Kec. Metro Timur

Kota Metro

khir : MAN 2 Kota Metro

:“Bila ada kemauan pasti ada jalan”

: Fandi Israwan

: 1290155

: B PGMI / IV

: Lampung Tengah, 16 Juni

1992

: Laki-Laki

: Jl. Arjuna 16C Kel. Mulyojati

Kec. Metro Barat Kota Metro

: Desa Sumber Agung Kec. Seputih Mataram

Lampung Tengah

khir : SMAN 1 Seputih Mataram

: “Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tuj

ram Kabupaten

(28)

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

NO

1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik.

a. Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dikembangkan berdasarkan SK/KD yang akan dicapai.

1 2 3 4 b. Tujuan pembelajaran memuat

gambaran proses dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajarnya

c. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik

2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir.

a. Bahan ajar disusun dari yang sederhana ke kompleks, mudah ke sulit dan/atau konkrit ke abstrak sesuai dengan tujuan pembelajaran

1 2 3 4 b. Keluasan dan kedalaman bahan

ajar disusun dengan

memperhatikan potensi peserta didik (termasuk yang cepat dan lambat,motivasi tinggi dan rendah) c. Bahan ajar dirancang sesuai

dengan konteks kehidupan dan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Bahan ajar dirancang dengan menggunakan sumber yang bervariasi (tidak hanya buku pegangan peserta didik) 3. Guru merencanakan kegiatan

pembelajaran yang efektif

a. Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai /kompetensi harus dikuasai peserta didik.

1 2 3 4 b. Strategi dan metode pembelajaran

yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik

c. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. d. Setiap tahapan pembelajaran diberi

alokasi waktu secara proporsional dengan memperhatikan tingkat kompleksitas materi dan/atau kebutuhan belajar peserta didik. 4. Guru memilih sumber belajar/

media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran.

a. Sumber belajar/media

pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi

(29)

yang ingin dicapai (misalnya buku, modul untuk kompetensi kognitif; media audio visual, Komputer untuk kompetensi keterampilan). b. Sumber belajar/media

pembelajaran termasuk TIK yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik (misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung matematika, lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana).

II

5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan apersepsi

1 2 3 4 b. Menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dalam rencana kegiatan

6. Guru menguasai materi pelajaran

a. Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran.

1 2 3 4 b. Kemampuan mengkaitkan materi

dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata.

c. Tingkat ketepatan pembahasan dengan materi pembelajaran. d. Kemampuan menyajikan materi

secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)

7. Guru menerapkan

pendekatan/strategi/ model pembelajaran yang efektif

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

1 2 3 4 b. Melaksanakan pembelajaran secara

runtut

c. Menguasai kelas

d. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

e. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) f. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang direncanakan

8. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran

1 2 3 4 b. Menghasilkan pesan yang menarik

c. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran 9. Guru memicu dan/atau

memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

(30)

b. Merespon positif partisipasi siswa

1 2 3 4 c. Menunjukkan sikap terbuka

terhadap respons siswa d. Menunjukkan hubungan antar

pribadi yang kondusif e. Menumbuhkan keceriaan dan

antusisme siswa dalam belajar 10. Guru menggunakan bahasa yang

benar dan tepat dalam pembelajaran

a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

1 2 3 4 b. Menggunakan bahasa tulis yang

baik dan benar

c. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

C. Kegiatan Penutup

11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

1 2 3 4 b. Melaksanakan tindak lanjut

dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan

III PENILAIAN PEMBELAJARAN

12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik

a. Kesesuaian teknik dan jenis penilaian (tes lisan, tes tertulis, tes perbuatan) sesuai dengan tujuan pembelajaran.

1 2 3 4 b. Alat tes dirancang untuk dapat

mengukur kemajuan belajar peserta didik dari aspek kognitif, afektif dan/atau psikomotorik. c. Rancangan penilaian portofolio

peserta didik minimal 1 kali per semester.

d. Hasil analisis penilaian sebelumnya (UH, UAS, UN) digunakan untuk keperluan program perbaikan (remedial, pengayaan, dan/atau

menyempurnakan rancangan dan/atau pelaksanaan pembelajaran) 13. Guru menggunakan berbagai

strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP.

a. Menggunakan teknik penilaian otentik (kuis, pertanyaan lisan, pemberian tugas, dsb.) untuk memantau kemajuan belajar peserta didik.

1 2 3 4 b. Menggunakan teknik penilaian

(ulangan harian, tengah semester, dan ulangan semester) disusun untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif, afektif dan/atau psikomotor. c. Menerapkan penilaian portofolio

dalam bentuk berbagai tugas terstruktur

(31)

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

Menganalisis konteks internal dan eksternal sekolah sebagai dasar perencanaan strategi, merumuskan visi-misi, menetapkan tujuan dan mendesain kegiatan yang mencakup pemenuhan 8 standar nasional pendidikan

1.1 Menyusun

Kepala Sekolah mengembangkan RKJM, RKT/RKAS dengan program lainnya berdasarkan data hasil evaluasi dalam pemenuhan 8 SNP

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah merumuskan visi-misi sebagai arah pengembangan program RKJM,

RKT/RKAS dan program lainnya.

c

Kepala Sekolah menentukan strategi pencapaian tujuan sekolah, dilengkapi dengan indikator pencapaian yang terukur.

d

Kepala Sekolah melengkapi program dengan rencana evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian program

dan materi ajar sebagaimana disusun dalam RPP. 14. Guru memanfatkan berbagai

hasil penilaian untuk

memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan

penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya

a. Menggunakan hasil analisis penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang mudah, sedang dan sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.

1 2 3 4 b. Menggunakan hasil penilaian

untuk menyempurnakan rancangan dan/atau pelaksanaan pembelajaran c. Melaporkan kemajuan dan hasil

belajar peserta didik kepada orang tua, teman guru dan bagi peserta didik sebagai refleksi belajarnya. d. Memanfaatkan hasil penilaian

secara efektif untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan dan masalah potensial untuk peningkatan keprofesian dalam menunjang proses pembelajaran

JUMLAH SKOR

NILAI = JUMLAH SKOR x 100

(32)

Mengerahkan daya kepempimpan pembelajaran dalam merealisasikan strategi pemanfaatan sumber daya dalam pelaksanaan program, merealisasikan anggaran dan pemenuhan

prosedur.

Kepala Sekolah berdisiplin; hadir tepat waktu, disiplin menggunakan waktu, dan tepat waktu mengakhiri pekerjaan.

1 2 3 4 b

Kepala sekolah berdisiplin dalam mengembangkan kewirausahaan dengan memperhitungkan semua risiko dalam melaksanakan tindakan.

c

Kepala Sekolah menjadi teladan dalam memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.

d Kepala Sekolah menunjukkan kedisiplinansebagai insan pembelajar.

Merealisasikan strategi pemanfaatan sumber daya dalam pelaksanaan program, merealisasikan anggaran dan pemenuhan prosedur.

1.3 Mengelola perubahan

Kepala Sekolah mengembangkan program baru untuk meningkatkan pencapaian target yang lebih tinggi.

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul.

c Kepala Sekolah menerapkan berbagai teknikpembaharuan dalam pengelolaan pembelajaran.

d

Kepala Sekolah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah.

Kepala Sekolah menjadi contoh berbudaya mutu yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi akademik dan nonakademik peserta didik.

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah melengkapi sarana dan prasarana untuk menciptakan suasana belajar kondusif dan inovatif bagi peserta didik.

c

Kepala Sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan budaya baca dan budaya tulis peserta didik.

d

Kepala Sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan lomba di bidang akademik dan nonakademik bagi peserta didik.

1.5 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

a

Kepala Sekolah menyusun perencanaan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan.

1 2 3 4 b Kepala Sekolah melakukan pembinaan berkalauntuk meningkatkan mutu SDM sekolah.

c

Kepala Sekolah memfasilitasi guru dan staf administrasi untuk meningkatkan kegiatan pembinaan kompetensi.

d

(33)

1.6 Mengelola peserta

Kepala Sekolah menyusun perencanaan penerimaan, pengelolaan dan pengembangan kompetensi peserta didik.

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah memiliki program

pengembangan potensi diri dan prestasi peserta didik.

c

Kepala Sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pembiasaan melalui penanaman nilai-nilai.

d

Kepala Sekolah memfasilitasi kegiatan

pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya secara optimal.

1.7 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

a

Kepala Sekolah mengarahkan secara efektif dalam menerapkan prinsip-prinsip

pengengembangan KTSP dalam kegiatan IHT, Workshop, Rapat Koordinasi, dan kegiatan MGMP/KKG.

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah mengendalikan pelaksanaan KTSP berlandaskan kalender pendidikan, menerbitkan surat keputusan pembagian tugas mengajar, dan menerapkan aturan akademik.

c

Kepala Sekolah memfasilitasi efektivitas tim kerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.

d

Kepala Sekolah mengembangkan pelayanan belajar yang inovatif melalui pengembangan perangkat dan sumber belajar yang terbarukan.

e

Kepala Sekolah memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kolaborasi dan kompetisi bidang akademik dan nonakademik.

1.8 Mengelola sumber

Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi persuratan dan kearsipan secara efektif.

1 2 3 4 b Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaanadministrasi sarana prasarana secara efektif.

c

Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai dengan perkembangan pembinaan kepegawaian.

d

Kepala Sekolah mengarahkan pengelolan administrasi keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

e Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaanadminstrasi peserta didik secara efektif.

f Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaanadministrasi perpustakaan secara efektif.

g Kepala Sekolah mengarahkan pengelolaanadminstrasi laboratorium.

1.9 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

a

Kepala Sekolah mengembangkan sistem administrasi pengelolaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

(34)

pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah

b

Kepala Sekolah mengelola administrasi pembelajaran secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

c

Kepala Sekolah mengembangkan sistem pengelolaan perpustakaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

2 SUPERVISI

Melaksanakan supervisi dan evaluasi untuk mendapatkan data tentang pemenuhan target proses dan pencapaian sebagai input terhadap perencanaan siklus berikutnya.

2.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

a Kepala sekolah mengidentifikasi masalah pengelolaan

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah merumuskan tujuan yang dilengkapi dengan target pencapaian yang terukur.

c Kepala Sekolah mengembangkan instrumen supervisi.

Kepala Sekolah mengadakan pertemuan awal untuk menjaring data rencana pembelajaran dan menetapkan fokus kegiatan supervisi.

1 2 3 4 b

Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervisi.

c

Kepala Sekolah melakukan pertemuan refleksi, menganalisis catatan hasil observasi, dan menyimpulkan hasil observasi.

d

Kepala sekolah memfasilitasi guru dalam merencanakan tindak lanjut perbaikan sistem penilaian hasil belajar.

Kepala sekolah bersama guru menyusun rekomendasi tindaklanjut perbaikan dalam bentuk kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan.

1 2 3 4 b Kepala Sekolah mengecek ulang keterlaksanaanrekomendasi oleh guru.

c

Kepala Sekolah melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan supervisi.

d

Kepala Sekolah menggunakan data hasil supervisi untuk pemetaan ketercapaian progam sebagai dasar perbaikan siklus berikutnya.

JUMLAH SKOR

NILAI = JUMLAH SKOR x 100

Gambar

Tabel 2.1 Aspek Penilaian Kinerja Guru
Tabel 2.2 Aspek Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan untuk paket pekerjaan tersebut diatas dengan Nomor : 075.4/BAHP/ULP/P.IV/2013, Tgl : 03 Oktober 2013, maka dengan ini kami menetapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan partisipasi belajar sejarah pada

The aim of this paper is to characterize all second order tensor- valued and scalar differential invariants of the bundle of linear frames F X.. over an n -dimensional

Demikian pengumuman rencana umum pengadaan RUSD Polewali mandar Tahun anggaran 2013 dibuat untuk dipergunakan dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa dilingkup RSUD Polewali

layers. Low-level reference neurons select cytoskeletal neurons in each subnet that have similar cytoskeletal structures. High- level reference neurons select different combinations

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Terdapat panggilan rasa tanggung jawab dari jajaran pimpinan, guru dan karyawan madrasah untuk dapat melaksanakan amanah dari orangtua peserta didik menyekolahkan anaknya