• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembebasan Bersyarat (Pb) Bagi Penyalahguna Narkotika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembebasan Bersyarat (Pb) Bagi Penyalahguna Narkotika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan Chapter III V"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

e. BAPAS dituntut sebagai konselor

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS tersebut dituntut untuk selalu siap dalam menerima segala keluhan yang terjadi pada diri Klien Pemasyarakatan baik di lingkungan keluarganya, masyarakat dan kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

B. Syarat dan Tugas Pembimbing Pemasyarakatan

Pembimbing Kemasyarakatan adalah petugas Pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan. Pembimbing Kemasyarakatan bertugas:107

a. melakukan penelitian kemasyarakatan untuk:

1. membantu tugas Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim dalam perkara Anak Nakal

2. menentukan program pembinaan narapidana di LAPAS dan Anak DidikPemasyarakatan di LAPAS Anak

3. menentukan program perawatan Tahanan di RUTAN

4. menentukan program bimbingan dan atau bimbingan tambahan bagi Klien Pemasyarakatan.

b. melaksanakan bimbingan kemasyarakatan dan bimbingan kerja bagi Klien Pemasyarakatan.

(2)

d. mengkoordinasikan pekerja sosial dan pekerja sukarela yang melaksanakan tugas pembimbingan.

e. melaksanakan pengawasan terhadap terpidana anak yang dijatuhi pidana pengawasan, Anak Didik Pemasyarakatan yang diserahkan kepada orang tua, wali atau orang tua asuh dan orang tua, wali dan orang tua asuh yang diberi tugas pembimbingan.

Pembimbing Kemasyarakatan berkewajiban:

a. menyusun laporan atas hasil penelitian kemasyarakatan yang telah dilakukannya. b. mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan guna memberikan data, saran dan

pertimbangan atas hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukannya.

c. mengikuti sidang pengadilan yang memeriksa perkara Anak Nakal guna memberikan penjelasan, saran dan pertimbangan kepada hakim mengenai segala sesuatau yang berkaitan dengan Anak Nakal yang sedang diperiksa di Pengadilan berdasarkan hasil penelitian kemasyarakatan yang telah dilakukannya.

d. melaporkan setiap pelaksanaan tugas kepada Kepala BAPAS.

Pembimbing Kemasyarakatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kepala BAPAS.

Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Pembimbing Kemasyarakatan adalah: a. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan serendah-rendahnya lulusan.

(3)

b. telah berpengalaman kerja sebagai pembantu Pembimbing Kemasyarakatan bagi lulusan:

1. Sekolah menengah Kejuruan bidang Pekerja Sosial berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

2. Sekolah Menengah Umumatau Kejuruan lainnya berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

c. sehat jasmani dan rohani

d. pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda (Golongan/Ruang II/a) e. telah mengikuti Pelatihan teknis Pembimbing Kemasyarakatan.

f. mempunyai minat, perhatian, dan dedikasi di bidang kesejahteraan sosial

g.semua unsur penilaian dalam DP3 berniat baik dan tidak sedang menjalani hukuman disiplin

Pembimbing Kemasyarakatan diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Pengangkatan dan pemberhentian Pembimbing Kemasyarakatan dilakukan atas usul Kepala BAPAS melalui Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman setempat. Pembimbing Kemasyarakatan diberhentikan dengan hormat karena:

a. mencapai usia pensiun b. permintaan sendiri

(4)

e. meninggal dunia

Pembimbing Kemasyarakatan diberhentikan tidak dengan hormat karena: a. melakukan perbuatan tercela

b. melakukan pelanggaran terhadap tugas dan kewajiban

c. melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman paling rendah 2 (dua) tahun dan telah berkekuatan hukum tetap

C. Pengawasan Pembebasan Bersyaratbagi warga binaan penyalahguna

NarkotikaPemasyarakatan

Pengawasan Pembebasan Bersyarat bagi warga binaan penyalahguna Narkotika Pemasyarakatan merupakan tugas Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) selaku unit pelaksana teknis untuk kepentingan integrasi klien dengan masyarakat. Balai Pemasyarakatan di Sumatera Utara terdiri dari 3 yaitu Balai Pemasyarakatan Klas I Medan dan Balai Pemasyarakatan Sidempuan (Tapanuli Utara), Balai Pemasyarakatan Sibolga Klas II ( Kota Sibolga).108

108

Wawancara dengan Kepala Sub Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa pada tanggal 28 April 2015

(5)

Untuk melaksanakan kegiatan bimbingan klien pemasyarakatan tersebut di atas, perlu dikeluarkan petunjuk pelaksanaan yang mengatur cara pembimbingan klien.109

1. Penerimaan dan pendaftaran klien 1) Penerimaan:

a. Penerimaan klien pemasyarakatan di Balai Bispa wajib didasarkan pada surat-surat yang sah.

b. Penerimaan dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.

c. Setelah petugas yang ditunjuk menerima klien, segera meneliti sah tidaknya surat-surat yang melengkapinya dan mencocokkan dengan identitas yang tercantum dalam surat-surat tersebut.

d. Selanjutnya petugas yang ditunjuk mengantar klien berikut surat-suratnya kepada petugas pendaftaran

2) Pendaftaran:

a. Petugas pendaftaran meneliti kembali sah tidaknya surat-surat yang melengkapi klien tersebut.

b. Penerimaan klien dari jaksa atau petugas lembaga Pemasyarakatan atau Balai Bispa lain dibuat berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh petugas yang menerima dan yang menyerahkan.

(6)

d. Selanjutnya petugas mencatat data tersebut pada butir kerja dalam kartu bimbingan, sedang hasil pembinaan narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan maupun bimbingan klien dari Balai Bispa lain dilampirkan pada kartu bimbingan klien.

e. Selanjutnya klien di foto dan foto tersebut ditempel pada kartu bimbingan klien.

f. Pengambilan sidik jari klien dilakukan pada surat putusan hakim dan atau ketetapan Menteri kehakiman serta kartu Daktiloskopi

g. Selanjutnya klien dihadapkan kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang akan memberikan penjelasan tentang status, kewajiban dan haknya, sekaligus mengumpulkan data dari klien yang bersangkutan serta keluarga yang menyertainya.

2. Proses Bimbingan

1) Proses bimbingan klien dilaksanakan melalui tiga tahap berdasarkan kepada kebutuhan dan permasalahan klien.

2) Tiga tahap tersebut adalah: a. Bimbingan tahap awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ialah: (a)Penelitian kemasyarakatan

(7)

(d) Penilaian pelaksanaan program tahap awal dan penyusunan rencana bimbingan tahap lanjutan.

b. Bimbingan taha lanjutan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap lanjutan ialah: (a) Pelaksanaan program bimbingan

(b) Penilaian pelaksanaan program tahap lanjutan dan penyusunan rencana bimbingan tahap akhir.

c. Bimbingan tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ialah: (a) Pelaksanaan program bimbingan

(b) Meneliti dan menilai keseluruhan hasil pelaksanaan program bimbingan.

(c) Mempersiapkan klien untuk menghadapi akhir masa bimbingan dan mempertimbangkan akan kemungkinan pelayanan bimbingan tambahan (after care)

(d) Mempersiapkan surat keterangan akhir masa bimbingan klien. (e) Mengakhiri masa bimbingan klien dengan diwawancarai oleh

Kepala Balai Bispa.

(8)

3. Wujud Bimbingan

1) Wujud bimbingan-bimbingan yang diberikan kepada klien didasarkan pada masalah dan kebutuhan klien pada saat sekarang dan masa mendatang yang diselaraskan dengan kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat dimana klien bertempat tinggal.

2) Wujud bimbingan tersebut berupa pilihan salah satu jenis bimbingan atau memadukan beberapa pilihan yang sesuai dengan kebutuhan. 3) Jenis bimbingan klien meliputi:

a) Pendidikan agama. b) Pendidikan budi pekerti

c) Bimbingan dan penyuluhan perorangan maupun kelompok d) Pendidikan formal

e) Kepramukaan

f) Pendidikan ketrampilan kerja g) Pendidikan kesejahteraan Keluarga h) Psikoterapi

i) Kepustakaan j) Pskiatri terapi

(9)

4. Pendekatan Bimbingan

1) Pelaksanaan bimbingan klien dilandasi dengan salah satu disiplin ilmu yang sesuai dengan tujuan bimbingan

2) Pendekatan-pendekatan tersebut diperoleh dari berbagai disiplin ilmu sebagai berikut pemasyarakatan, hukum, pekerjaan sosial, pendidikan, psikologi, psikiatri dan disiplin ilmu lain yang sesuai

5. Tim Pengamat Pemasyarakatan

1) Tim Pengamat Pemasyarakatan adalah tim atau badan yang bertugas membantu Kepala Balai Bispa dalam melaksanakan bimbingan klien pemasyarakatan.

2) Susunan anggota Pengamat Pemasyarakatan terdiri dari: a) Pembimbing Kemasyarakatan

b) Pejabat struktural yang ditunjuk

c) Pembimbing Kemasyarakatan sukarela, badan-badan sosial atau organisasi kemasyarakatan

d) Para ahli yang diperlukan

3) Tugas Pengamat Pemasyarakatan melaksanakan sidang-sidang guna: a) Menyusun rencana program bimbingan tahap awal, lanjutan dan akhir b) Membahas kasus klien tertentu guna menentukan program bimbingannya. c) Menyampaikan rencana program klien kepada Kepala Balai Bispa.

(10)

6. Pengakhiran bimbingan

Masa bimbingan klien dihentikan karena: 1. Telah selesai masa bimbingan

2. Karena melanggar hukum lagi

3. Pindah alamat tanpa melapor dan tidak diketemukan alamat baru 4. Meninggal dunia

7. Pembuatan Penelitian Kemasyarakatan

Balai Bispa menerima permintaan pembuatan Laporan Penelitian Kemasyarakatan dari:

1) Pengadilan Negeri

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Hakim yang akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memutus perkara dalam sidang di Pengadilan Negeri

2) Lembaga Pemasyarakatan

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan yang akan dipergunakan sebagai bahan penentuan program pembinaan narapidana, anak negara dan anak sipil dalam Lembaga Pemasyarakatan

3) Rumah Tahanan Negara

(11)

4) Balai Bispa

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Kepala Balai Bispa lain yang dipergunakan sebagai bahan penentuan program bimbingan oleh Balai Bispa yang bersangkutan.

5) Instansi lain

Laporan Penelitian Kemasyarakatan ini dibuat atas permintaan Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, dan lain-lain yang akan dipergunakan sebagai bahan pemberian pelayanan sesuai keperluan dari instansi tersebut.

8. Keikutsertaan dalam persidangan

1) Pembimbing Kemasyarakatan mempunyai tugas mengikuti sidang yang diselenggarakan oleh Pengadilan Negeri maupun sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan.

2) Dalam sidang di Pengadilan Negeri, Pembimbing Kemasyarakatan memberikan penjelasan tentang laporan penelitian kemasyarakatan yang diamatinya.

(12)

9. Pelaporan

1) Semua kegiatan harus dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan selanjutnya diteruskan kepada Menteri Kehakiman R.I.c.q.Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

2) Dalam hal pengakhiran bimbingan tembusan laporan disampaikan pula kepada Instansi-instansi yang berkepentingan.

3) Dalam hal terjadi peristiwa yang luar biasa segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, dan instansi-instansi yang berkepentingan melalui telepon, kawat, atau dengan cara lain dan kemudian segera disusul dengan laporan secara tertulis.

Keadaan terakhir Desember 2015 yang mendapat Pembebasan Bersyarat menurut Balai Pemasyarakatan Klas I Medan untuk seluruh warga binaan yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah :110

1. Lembaga Pemasyarakatan Medan

2. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan 3. Rutan Klas I Medan

4. Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Binjai

5. Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 6. Rutan Klas IIB Tanjung Pura

7. Rutan Klas IIB Pangkalan Brandan

110

(13)

Tabel II

Jumlah seluruh narapidana yang mendapat pembebasan bersyarat di Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN LAKI_LAKI PEREMPUAN

Desember 4710 197

Januari 4899 204

Februari 5104 218

Maret 5286 228

Sumber dari Bagian Register Klien Dewasa Balai Pemasyarakatan Klas I Medan bulan Maret 2015

(14)

Tabel III

Jumlah Narapidana Khusus Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika di bawah Naungan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

Desember 1334 -

Januari 1445 7

Februari 1569 17

Maret 1677 27

(15)

Tabel IV

Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Penyalahguna Narkotika yang mendapat Pembebasan Bersyarat di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan

yang ditangani Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Tahun 2015

BULAN JUMLAH WARGA BINAAN

PEMASYARAKATAN

Januari 18 orang

Februari 31 orang

Maret 17 orang

Sumber dari bagian Register Balai Pemasyarakatan Klas I Medan Maret 2015 Keterangan sidang pembebasan bersyarat dilakukan setiap bulan. Narapidana yang telah menjalani 2/3 masa pidana di dalam penjara yang telah dikeluarkan Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat ditambah 1 tahun masa percobaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan diserahkan di bawah naungan pengawasan Balai Pemasyarakatan Klas I Medan. Pengawasan dilakukan selama 1/3 masa pidana ditambah hukuman yang baru dijalani di Lembaga Pemasyarakatan.

(16)

karena si penjamin wajib menafkahi si narapidana sebelum narapidana mendapat pekerjaan, tidak cacat hukum. Undang-Undang yang mengatur tentang penjamin tidak ada yang mengaturnya. Penjamin mempunyai kewajiban membantu BAPAS untuk memberikan informasi tentang keberadaan, kondisi klien dan tugas penjamin melakukan pendampingan terhadap warga binaan pemasyarakatan, mengingatkan akan tugas dan tanggung jawab warga binaan pemasyarakatan untuk tidak melakukan tindak pidana melawan hukum, memberi nafkah selama klien belum bekerja. Secara fisik tidak memiliki resiko dan belum ada peraturan yang mengaturnya. Penjamin yang meninggal dunia tidak perlu diganti cukup si narapidana melapor ke Balai Pemasyarakatan terkecuali pindah ke luar kota Sumatera maka harus dilakukan pengganti penjaminnya.

Kewajiban narapidana wajib lapor sebulan sekali atau 3 bulan sekali kepada Balai Pemasyarakatan Klas I Medan dan wajib mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak melanggar hukum lagi serta tidak melakukan tindakan yang meresahkan kehidupan bermasyarakat. Hak dari narapidana mendapat bimbingan dari Kepala Balai Pemasyarakatan untuk membina diri ke depan lebih baik dari sebelumnya.

(17)

yang telah ditentukan pada waktu mengisi surat pernyataan Surat Kesanggupan Keluarga yang diisi oleh keluarga narapidana di dalamnya terdapat alamat domisili dengan jelas.

Balai Pemasyarakatan mengadakan kunjungan ke rumah klien/ narapidana tidak ada di sana dan penjamin pindah alamat, Balai Pemasyarakatan menganggap melarikan diri dan perpindahan alamat tidak dilaporkan ke Balai Pemasyarakatan dan Balai Pemasyarakatan tidak tahumencari alamat domisili si klien maka Balai Pemasyarakatan meminta surat keterangan dari lingkungan tersebut atau kepala desa menyatakan bahwa narapidana dan penjamin tidak berdomisili di daerah tersebut maka dianggap melarikan diri. Sanksinya kembali 1/3 masa pidana dijalani di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Hak bagi si penjamin berhak mencabut surat penjaminnya apabila si narapidana tidak bisa diarahkan dan tetap melakukan pelanggaran hukum maka si penjamin berhak mencabut surat pernyataan penjamin tersebut dan dilaporkan ke Balai Pemasyarakatan.

Narapidana/Klien yang tidak memiliki keluarga maka bisa diwakilkan kepada yayasan sosial misalnya Lembaga Sosial Masyarakat yang benar-benar konsisten untuk mengawasi si narapidana namun tidak boleh pegawai lapas yang fungsinya untuk menghindari kepentingan-kepentingan pribadi.

(18)

dikunjungi, pada saat melapor Balai Pemasyarakatan memberitahu kepada narapidana untuk tidak melakukan perbuatan hukum lagi dan memberitahu bahwa mereka masih dalam keadaan status lepas bersyarat dan diberi bimbingan dan dicatat perkembangan si narapidana oleh Balai Pemasyarakatan.

Kendala yang dihadapi Balai Pemasyarakatan banyaknya jumlah warga binaan yang mendapat pembebasan bersyarat dan selalu bertambah setiap bulannya sedangkan petugas Bapas tidak bertambah setiap bulannya yang bertugas untuk mengunjungi narapidana tidak relevan jumlahnya, anggaran yang diberikan kepada Balai Pemasyarakatan untuk mengunjungi ke rumah-rumah setiap narapidana tidak ada.Teknik yang dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan bagi narapidana penyalah guna narkotika dilakukan pembimbingan itu secara perorangan, kelompok, rekreasi. Dikunjungi satu persatu, kelompok dikumpulkan secara menyeluruh di aula dan bisa dilakukan rekreasi di ke tempat-tempat rekreasi.

D. Izin Pencabutan Pembebasan Bersyarat

Menurut T. Sinaga Kepala bagian Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa pencabutan Izin Pembebasan Bersyarat dilakukan oleh Kepala Balai Lembaga Pemasyarakatan apabila warga binaan pemasyarakatan penyalah guna narkotika yang bersangkutan melakukan:111

111

Wawancara dengan Bapak T.Sinaga pada tanggal 29 April 2015 Kepala Sub Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa

a. hidup secara tidak teratur, suka membuat onar, mabuk-mabukan, bermain judi, mengunjungi tempat mesum, mengganggu ketentraman umum atau masyarakat. b. malas bekerja

(19)

d. mengulangi tindak pidana

e. menimbulkan keresahan dalam masyarakat. f. melanggar tata tertib.

g. narapidana dianggap melarikan diri.

Kepala Balai Lembaga Pemasyarakatan wajib segera melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan tersebutdengan melapor kepada Kepolisian setempat dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman setempat dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan kembali si narapidana di proses oleh kepolisian, kejaksaan dan diadili diputus hakim di pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Narapidana yang dicabut izin pembebasan bersyarat dikenakan sanksi yaitu:

a. kembali mengikuti pendidikan dalam Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. hukuman disiplin menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu kembali menjalani 1/3 sisa pidana yang dahulu dan ditambah dengan hukuman pidana penjara yang baru yang diputuskan oleh hakim sesuai dengan perbuatan yang dilakukan narapidana.

c. pada tahun pertama setelah pencabutan itu, untuk sementara waktu tidak diberikan remisi.

(20)
(21)
(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi Pembebasan Bersyarat bagi penyalahguna narkotika di lembaga pemasyarakatan Klas I tanjung Gusta Medan dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan Peraturan Pemerintah. Syarat administratif pembebasan bersyarat diberlakukan kepada narapidana di bawah 5 tahun dan di atas 5 tahun harus membayar subsider baru mendapat pembebasan bersyarat sebagai perketatan. Narapidana yang tidak mampu membayar maka wajib menjalani pidana penjara sebagai pengganti subsider supaya narapidana yang bersangkutan jera dan tidak akan mengulangi perbuatan melawan hukum.

2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pemberian Pembebasan Bersyarat penyalahguna narkotika di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan yaitu:

(23)

b. Kendala Eksternal yaitu Masyarakat Tempat Tinggal, Terlambatnya Kutipan Putusan Hakim (Ekstra Vonis)

(24)

B. Saran

Berdasarkan pembahasan bab-bab sebelumnya, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan, antara lain:

1. Diharapkan kepada pihak yang terkait dengan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Tanjung Gusta Medan seperti pihak pengadilan Negeri Medan dalam mengeluarkan Kutipan Putusan Hakim tidak terlambat menyampaikan Kutipan tersebut ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan agar proses perhitungan masa pidana untuk pemberian Pembebasan Bersyarat tidak terlambat dimasukkan ke data base Lembaga Pemasyarakatan.

2. Diharapkan pemberian pembebasan bersyarat kepada narapidana Pemasyarakatan agar lebih ditingkatkan lagi karena hal tersebut merupakan satu alternatif mengatasi over kapasitas atau kelebihan penghuni di Lembaga Pemasyarakatan akan tetapi dengan tetap mempertimbangkan hal-hal yang ditentukan Peraturan Menteri No.M.01.PK-04-10 tahun 2007 yang terdapat dalam pasal 6 dan Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2012.

Gambar

Tabel II
Tabel III
Tabel IV

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dengan pemanfaatan pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja (PIK-KRR) di SMA

Masih banyak hambatan-hambatan dalam pengelolaan kegiatan pemberitaan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali seperti antara lain : Belum

Menguji pengaruh Tuber Promoter dalam menginduksi umbi mikro kentang secara in vitro pada suhu tinggi dapat digunakan sebagai model dalam sistem produksi kentang di

Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tanah mengandung hak dan kewajiban dari para pihak yang membuatnya, sehingga apabila hal-hal yang telah disepakati dalam

Perlakuan K1W2 lebih efektif untuk menghasilkan tanaman poliploid, walaupun hasil flow cytometry menunjukkan tanaman jahe tersebut masih moxiploid (2n=2x+4x) tetapi

Sedangkan menurut CWC (2000) dinyatakan bahwa laminasi adalah cara yang efektif dalam penggunaan kayu berkekuatan tinggi dengan dimensi terbatas menjadi

Dari pemaparan makalah ini dapat ditarik benang merah bahwa faktor-faktor sosial sangat berperan dalam mempengaruhi pola fakir sahabat dalam menetapkan suatu hukum. Termasuk dalam

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2015, penduduk Bali paling banyak bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi sebanyak 768.075