BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri
2.1.1 Pengertian Harga Diri
Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem) sebagai
penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
tersebut sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri
menggambarkan sejauh mana invidu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki
kemamuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Sedangkan menurut gilmore mengemukakan bahwa harga diri dapat juga
didefinisikan sebagai penilaian terhadap kehormatan dirinya, yang di ekspresikan melalui
sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1993) memberikan pengertian harga diri (self
esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak
di verbalisakan.
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.
Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang
dirinya sebagai seseorang, tetapi sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal cenderung
dikarenakan harga diri yang rendah.
Harga diri rendah ini sebagai contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi
a). Perkembangan individu yang meliputi :
1). Adanya penolakan dari orang tua.
2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuandari orang tua.
3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidakberguna dan merasa rendah diri.
b). Ideal diri
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.
2. FaktorPresipitasi
a).Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu
dan rendah diri.
b).Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, penganiayaan fisik, kecelakaan,
bencanaalam dan perampokan.
RESIKO TINGGGI PERILAKU KEKERASAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSOSRI: HALUSINASI
KOPING INDIVIDU
TIDAK EFEKTIF
TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG
Gambar 2.1.3. Pohon Masalah
2.1.3. Proses Terjadinya HargaDiriRendah
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima
tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan
gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan
sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak
menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai.
Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, polaasuh yang
tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara. HARGA DIRI
Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung
jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional
dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau
kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri
rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya
diketahui oleh orang lain. (Stuart danSundeen, 1991).
Adaptif Mal-adaptif
Aktualisasi Konsep diri harga diri keracunan deperso- Diri positif rendah identitas nalisasi
Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons
konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,
dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai
individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya
secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima,ditandai dengan citra
tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri
tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa
identitas yang jelas.
Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam
beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan denganmengungkapkan keputusan
akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang
memiliki
Seseorang ini mempunyai rasa
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa
merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap
perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksiorang lain, dan mampu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diriadalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri
(Stuart and Sundeen, 1991).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri
yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan
penerimaan.Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.
2.2. Asuhan Keperawatan Kasus 2.2.1. Pengkajian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di
RSJ Prof. M. Ilderm Sumatera Utara, pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2016, mahasiswa
mulai melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S yang dilakukan secara lengkap terdapat
pada dilampiran I.
A) Biodata
Tn. S merupakan seorang pria yang berusia 28 tahun, bergolongan darah AB dengan
status belum menikah dan beragama Islam. Pendidikan terakhir Tn. S adalah SMA dan belum
bekerja. Tn. S beralamat di Medan, Jl. Dusun I Desa Subur Kab.Asahan. Tn. S masuk ke
rumah sakit tangga l 29 April 2016 dan berada diruangan Singgalang. Diagnosa medis dari
B) Alasan Masuk
Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di
rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang
perna dialaminya.
C) Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh
keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang
menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan
selama di rumah sakit.
D) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di
tahun 2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima
perawatan dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah
dioperasi dan tidak memiliki riwayat alergi.
E) Genogram
NB: :
Laki-laki
: Perempuan
: Klien
Klien mengatakan kalau ayahnya anak ketiga dari empat bersaudara dan ibunya anak
F) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit serius yang harus ditangani dan
penyakit keturunan. Klien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal dan
tidak memiliki anggota keluarga sebelumnya yang memiliki penyakit yang sama dengan
klien.
G) Riwayat Kesehatan Psikososial
Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan
percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan
obat-obatan secara teratur.
Konsep diri, klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien
mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien
merasa dirinya kurang berarti karena tidak punya penghasilan sendiri.
Hubungan sosial, klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan
tepat klien tinggal dan teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang
dideritanya. Hubungan klien dengan keluarganya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan
orang yang sangat berarti dihidupnya adalah orang tuanya.
Spritual, klien menganup agama Islam. klien mengatakan sebelum klien masuk ke
rumah sakit jiwa sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah
ibadah lagi.
H) Status Mental
Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan
compos mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan
bicara. Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat
tidak terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki
gangguan dalam mengingat.
I) Mekanisme Koping
Maladaptif, ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih
2.2.2 Analisa Data
No
Data Diagnosa
Keperawatan DS:
- Klien mengatakan merasa malu pada dirinya
sendiri dan orang lain karena penyakitnya.
- Klien merasa sedihkarena orang
tuanyamasihmenganggapbahwaklienbelumsem
buh.
DO:
- Ketika klien menceritakan masalah klien
tampak lesu dan tidak bersemangat, selalu
menunduk dan menghindari kontak mata
dengan perawat. Serta malumenyandang status
sebagaipasiengangguanjiwa.
Harga diri rendah kronis
DS:
- Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun
berosialisasi dengan orang lain dikarenakan
malu akan penyakitnya.
DO:
- Klien sering duduk menyendiri di sudut
ruangan dengan kepala tertunduk.
- Kurang dalam kontak mata.
- Afek sedih
2.2.3 Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendahditandai dengan klien yang mengatakan klienmalu terhadap dirinya
sendiri karena penyakitnya.Harga diri klien semakin jatuh karena keluarga klien
masih menggangap dirinya sakit.
2. Isolasi sosial yang ditandai dengan klien jarang berkomunikasi ataupun bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Klien mengatakan lebih memilih menyendiridaripada
bergaul dengan temannya. Klien sering terlihat duduk di sudut ruangan sendiri dengan
menundukkan kepala. Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya karena penyakitnya.
2.2.4 Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan presepsi kurang dihargai oleh orang
lain, yang ditandai dengan ekspresi rasa malukarena penyakit jiwa yang dideritanya.
2. Keputusasaan berhubungan dengan isolasi sosial, yang ditandai dengan
2.2.5 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Harga diri
rendah kronis
Tujuan dan kriteria hasil:
NOC :Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga
diri dengan indikator:
1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.
2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.
3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.
4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.
5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri
dengan skala 3.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji pernyataan
klien tentang harga
diri.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki.
3. Bantu klien
menggunakan
kemampuan positif
yang dimiliki klien.
4. Bantu klien untuk
menemukan
penerimaan diri.
5. Bantu klien untuk
menetapkan tujuan
yang realistis.
6. Fasilitiasi
1. Pernyataan klien tentang
pandangan harga diri klien.
2. Kemampuan positif yang dimiliki
klien dapat meningkatkan percaya
diri.
3. Kegiatan positif akan
meningkatkan harga diri klien.
4. Sikap penerimaan diri salah.
5. Tujuan realistis untuk mencapai
harga diri yang lebih tinggi.
6. Lingkungan mempengaruhi minat
klien dalam meningkatkan harga
diri.
7. Penghargaan/pujian akan
memotifasi klien dalam kemajuan
yang telah dilakukan.
8. Kritik diri akan membuat klien
lingkungan dan
kegiatan yang akan
meningkatkan harga
diri.
7. Berikan
penghargaan /
pujian terhadap
klien atas kemajuan
klien.
8. Eksplorasi alasan
untuk kritik diri
atau rasa bersalah.
NOC : Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan
kesadaran diri dengan indikator:
1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.
2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta
keterbatasan dengan skala 4.
3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.
Rencana tindakan Rasional
NIC :
1. Kaji klien untuk
mengenali dan
mendiskusikan
pemikiran dan
perasaan.
2. Bantu klien untuk
menyadari bahwa
semua orang adalah
unik.
3. Fasilitasi klien
mengidentifikasi
tentang pola
tanggapan umum
1. Mengenali diri sendiri dapat
meningkatkan kesadara diri.
2. Setiap manusia itu unik, oleh
karena itu kesadaran dirilah yang
membuat seseorag diterima.
3. Tanggapan umum terhadap
berbagai situasi membuat
seseorang mengenal pribadinya.
4. Penyakit (gangguan jiwa) erat
kaitannya dengan konsep diri,
ataupun harga diri.
5. Hal negatif juga diketahui klien
terhadap berbagai
hasil.
4. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
dampak penyakit
atas konsep diri.
5. Bantu klien untuk
sadar akan hal
negatif tentang
dirinya.
6. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
sumber motifasi.
7. Ajarkan klien untuk
mengungkapkanpan
dangan orang lain
tentang dirinya.
paling benar.
6. Motivasi merupakan salah satu
faktor penyembuh orang yang
memiliki harga diri rendah.
7. Pandangan orang lain dapat
meningkatkan harga diri.
Diagnosa Perencanaan
Isolasi sosial Tujuan dan kriteria hasil
NOC :
1. Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga,
pegawai rumah sakit/kelompok kerja.
2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,
atau pada kegiatan keagamaan.
3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
1. Motivasi klien untuk
meningkatkan
hubungan
interaksi.
1. Hubungan interaksi dengan
orang lain akan membantu klien
untuk menghindari rasa
2. Bantu menggunakan
tehnik peran untuk
meningkatkan
kemampuan tehnik
komunikasi klien.
3. Dorong klien untuk
terlibat dalam
aktivitas kelompok
atau individu.
4. Berikan umpan balik
yang positif ketika
klien mampu
menggunakan
keterampilan
interaksi sosial yang
efektif.
2. Kemampuan klien dalam
berkomunikasi dapat
meningkatkan rasa percaya diri
klien dalam berinteraksi dengan
oran lain.
3. Melibatkan klien dalam
aktivitas kelompok, akan
mengurangi rasa kesepian yang
dialami klien.
4. Meningkatkan rasa percaya diri
klien atas kemampuan dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Rencana Tindakan Rasional
NIC :
2. Kaji peningkatkan
komitmen klien
untuk meningkatkan
frekuensi dan
berbagai aktivitas.
3. Bantu klien untuk
memilih aktivitas dan
tujuan bagi kegiatan
sesuai dengan
1. Kemampuan klien akan
meningkatkan partisipasi pada
kegiatan tertentu.
2. Komitmen merupakan salah
satu cara meningkatkan sebuah
terapi.
3. Kemampuan yang dimiliki klien
salah satu cara meningkatkan
sosialisasi.
4. Motivasi dan penguatan sangat
penting bagi klien harga diri
rendah agar klien terus
kemampuan fisk,
psikologis dan sosial.
4. Bantu klien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
1.3.5. Implementasi dan Evaluasi Hari/
Tanggal
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Kamis,
klien tentang
harga diri
menurut klien
2. Mengkaji
kemampuan
positif yang
dimiliki klien.
3. Memotivasi
S: - Klien mengatakan bahwa keluarga menganggap klien masih mengalami
gangguan jiwa.
- Klien dapat melakukan pekerjaan
positifnya dengan baik.
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
dan kembali berkumpul dengan
keluarganya.
O: - Klien terlihat baik melakukan pekerjaannya.
-Klien menunjukkan ekspresi senang
ketika diberi pujian.
A: - mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.
- Penerimaan keterbatasan diri dengan
skala 3.
-Mempertahankan kritikdari orang lain
skala 3.
P: Intervensi dilanjutkan. - melatih perilaku yang dapat
meningkatkan harga diri dengan skala
3.
/ pujian
S: -Klien mengatakan perasaannya masih sedih.
- Klien mengatakan mengerti kalau setiap
manusia itu unik.
- Klien mengatakan dampak penyakit
yang dialaminya adalah dia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan percaya
diri.
- Klien mengatakan bahwa pasien sadar
penyakit yang diderita membuat dirinya
jauh dari keluarga dan teman-temannya.
- Klien mengatakan sumber motivasinya
adalah keluarga.
O: -Klien tampak senang dengan perbincangan yang dilakukan.
A : - Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.
-Mengenali kemampuan fisik pribadi,
mental, emosional, serta keterbatasan
dengan skala 4.
P : Intervensi dilanjutkan.
- Menyatakan perasaan ke orang lain
dengan skala 4.
motivasi.
S : -Klien mengatakan sudah mampu berinteraksi dengan teman sekamar.
- Klien mengatakan mampu memotivasi
diri sendiri agar tidak rendah diri.
-Klien sudah mampu berkenalan dan
bersosialisasi dengan teman
sekamarnya.
-Klien mengatakan belum mau terlibat
dalam aktivitas kelompok.
-Klien mampu mengerjakan aktivitas
sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
-Klien mengatakan berkomitmen akan
mengikuti segala latihan dan latihan
aktifitas yang telah disusun dengan
baik.
O : -Klien mulai dapat berkomunikasi dengan teman sekamarnya.
-Klien belum mau beribadah bersama.
-Klien mulai berinteraksi didalam
kamarnya.
-Wajah klien mengalami perubahan
suasana ceria.
A : -Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga, pegawai
rumah sakit/kelompok kerja.
-Berpartisipasi sebagai suka relawan,
pada aktivitas organisasi, atau pada
kegiatan keagamaan.
P : Intervensi dilanjutkan.
interaksi
sosial yang
efektif.
6. Mengajaraka
n cara
berkenalan.
7. Membantu
klien untuk
mengembang
kan motivasi
diri dan
penguatan.
8. Menentukan
kemampuan
klien untuk
berpartisipasi
dalam
kegiatan
spesifik.
9. Membuat
jadwal
kegiatan
harian.
10.Mengajarkan
klien untuk
melakukan
aktivitas
menyapu dan
mengepel
dengan benar.
11.Mengkaji
peningkatan
komitmen
pengalihan dengan orang lain.
klien untuk
meningkatkan
frekuensi dan
berbagai