• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatanpada Tn. S Dengan Prioritas Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah Kronis Di Rs Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatanpada Tn. S Dengan Prioritas Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah Kronis Di Rs Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri

2.1.1 Pengertian Harga Diri

Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem) sebagai

penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

tersebut sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri

menggambarkan sejauh mana invidu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki

kemamuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Sedangkan menurut gilmore mengemukakan bahwa harga diri dapat juga

didefinisikan sebagai penilaian terhadap kehormatan dirinya, yang di ekspresikan melalui

sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1993) memberikan pengertian harga diri (self

esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak

di verbalisakan.

Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.

Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang

dirinya sebagai seseorang, tetapi sebagai seseorang yang baik.

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal cenderung

dikarenakan harga diri yang rendah.

Harga diri rendah ini sebagai contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan

penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama

adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi

a). Perkembangan individu yang meliputi :

1). Adanya penolakan dari orang tua.

2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuandari orang tua.

3) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidakberguna dan merasa rendah diri.

b). Ideal diri

(2)

2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.

3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa percaya diri.

2. FaktorPresipitasi

a).Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga merasa malu

dan rendah diri.

b).Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan, penganiayaan fisik, kecelakaan,

bencanaalam dan perampokan.

RESIKO TINGGGI PERILAKU KEKERASAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSOSRI: HALUSINASI

KOPING INDIVIDU

TIDAK EFEKTIF

TRAUMATIK TUMBUH KEMBANG

Gambar 2.1.3. Pohon Masalah

2.1.3. Proses Terjadinya HargaDiriRendah

Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima

tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan

gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan

sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak

menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai.

Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah

penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, polaasuh yang

tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara. HARGA DIRI

(3)

Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung

jawab terhadap diri sendiri.

Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional

dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau

kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri

rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau kekurangannya

diketahui oleh orang lain. (Stuart danSundeen, 1991).

Adaptif Mal-adaptif

Aktualisasi Konsep diri harga diri keracunan deperso- Diri positif rendah identitas nalisasi

Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri

Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang respons

konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan identitas,

dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan aktualisasi diri sebagai

individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya

secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif

dengan melatar belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima,ditandai dengan citra

tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri

tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa

identitas yang jelas.

Konsep diri positif merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam

beraktivitas diri, tanda dan gejala yang diungkapkan denganmengungkapkan keputusan

akibat penyakitnya dan mengungkapkan keinginan yang tinggi. Tanda-tanda individu yang

memiliki

Seseorang ini mempunyai rasa

mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah

(4)

sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain. Menerima

pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa

merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi

meremehkan orang lain. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan

keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap

perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak

disetujui oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan

aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk

mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksiorang lain, dan mampu untuk

mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Konsep diri negatif ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk

melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diriadalah penilaian pribadi

terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri

(Stuart and Sundeen, 1991).

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri

yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan

penerimaan.Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.

Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah.

2.2. Asuhan Keperawatan Kasus 2.2.1. Pengkajian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan sesuai dengan jadwal praktik mahasiswa di

RSJ Prof. M. Ilderm Sumatera Utara, pada tanggal 26 Mei sampai 28 Mei 2016, mahasiswa

mulai melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. S yang dilakukan secara lengkap terdapat

pada dilampiran I.

A) Biodata

Tn. S merupakan seorang pria yang berusia 28 tahun, bergolongan darah AB dengan

status belum menikah dan beragama Islam. Pendidikan terakhir Tn. S adalah SMA dan belum

bekerja. Tn. S beralamat di Medan, Jl. Dusun I Desa Subur Kab.Asahan. Tn. S masuk ke

rumah sakit tangga l 29 April 2016 dan berada diruangan Singgalang. Diagnosa medis dari

(5)

B) Alasan Masuk

Klien mengatakan alasan masuk ke rumah sakit dikarenakan sering menyendiri di

rumah dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain karena malu akan penyakit jiwa yang

perna dialaminya.

C) Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat ini klien mengatakan merasa selaludianggap “gila” dan belum sembuh oleh

keluarganya. Klien terlihat sedih dan kesal dan sering duduk di sudut ruangan. Hal-hal yang

menurut klien memperbaiki keadaan adalah perawatan dan obat-obatan yang diberikan

selama di rumah sakit.

D) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan sebelumnya pernah masuk ke rumah sakit jiwa ini selama 5 bulan di

tahun 2005dengandiagnosaSkizopfrenia Paranoid. Selama di rumah skit klien menerima

perawatan dan obat-obatan yang membantunya sembuh. Klien mengatakan belum pernah

dioperasi dan tidak memiliki riwayat alergi.

E) Genogram

NB: :

Laki-laki

: Perempuan

: Klien

Klien mengatakan kalau ayahnya anak ketiga dari empat bersaudara dan ibunya anak

(6)

F) Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit serius yang harus ditangani dan

penyakit keturunan. Klien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal dan

tidak memiliki anggota keluarga sebelumnya yang memiliki penyakit yang sama dengan

klien.

G) Riwayat Kesehatan Psikososial

Persepsi klien tentang penyakitnya, klien mengatakan sadar akan penyakitnya dan

percaya bahwa penyakitnya akan segera sembuh jika klien menerima perawatan dan

obat-obatan secara teratur.

Konsep diri, klien mengatakan sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien

mengatakan ingin lekas sembuh dan kumpul dengan anggota keluarganya. Tetapi klien

merasa dirinya kurang berarti karena tidak punya penghasilan sendiri.

Hubungan sosial, klien mengatakan tidak terlalu sering berinteraksi dengan lingkungan

tepat klien tinggal dan teman-temannya dikarenakan klien malu akan penyakit yang

dideritanya. Hubungan klien dengan keluarganya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan

orang yang sangat berarti dihidupnya adalah orang tuanya.

Spritual, klien menganup agama Islam. klien mengatakan sebelum klien masuk ke

rumah sakit jiwa sering beribadahtetapi setelah klien berada di rumah sakit tidak pernah

ibadah lagi.

H) Status Mental

Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien bersih dan rapi. Klien dalam keadaan

compos mentis atau sadar. Klien kooperati tetapi kurang dalam kontak mata pada lawan

bicara. Selama wawancara, klien berbicara sangat lambat dan berulang-ulang. Klien terlihat

tidak terlalu bersemangat melakukan wawancara dan tampak lesu. Klien tidak memiki

gangguan dalam mengingat.

I) Mekanisme Koping

Maladaptif, ketika klien mengalami masa sulit atau mengalami masalah, klien lebih

(7)

2.2.2 Analisa Data

No

Data Diagnosa

Keperawatan DS:

- Klien mengatakan merasa malu pada dirinya

sendiri dan orang lain karena penyakitnya.

- Klien merasa sedihkarena orang

tuanyamasihmenganggapbahwaklienbelumsem

buh.

DO:

- Ketika klien menceritakan masalah klien

tampak lesu dan tidak bersemangat, selalu

menunduk dan menghindari kontak mata

dengan perawat. Serta malumenyandang status

sebagaipasiengangguanjiwa.

Harga diri rendah kronis

DS:

- Klien mengatakan ia jarang bergaul maupun

berosialisasi dengan orang lain dikarenakan

malu akan penyakitnya.

DO:

- Klien sering duduk menyendiri di sudut

ruangan dengan kepala tertunduk.

- Kurang dalam kontak mata.

- Afek sedih

(8)

2.2.3 Masalah Keperawatan

1. Harga diri rendahditandai dengan klien yang mengatakan klienmalu terhadap dirinya

sendiri karena penyakitnya.Harga diri klien semakin jatuh karena keluarga klien

masih menggangap dirinya sakit.

2. Isolasi sosial yang ditandai dengan klien jarang berkomunikasi ataupun bersosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya. Klien mengatakan lebih memilih menyendiridaripada

bergaul dengan temannya. Klien sering terlihat duduk di sudut ruangan sendiri dengan

menundukkan kepala. Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan

lingkungannya karena penyakitnya.

2.2.4 Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan presepsi kurang dihargai oleh orang

lain, yang ditandai dengan ekspresi rasa malukarena penyakit jiwa yang dideritanya.

2. Keputusasaan berhubungan dengan isolasi sosial, yang ditandai dengan

(9)

2.2.5 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Perencanaan

Harga diri

rendah kronis

Tujuan dan kriteria hasil:

NOC :Dalam waktu 4 hari klien akan menunjukkan peningkatan harga

diri dengan indikator:

1. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.

2. Penerimaan keterbatasan diri dengan skala 3.

3. Mempertahankan kontak mata dengan skala 3.

4. Menerima kritik dari orang lain dengan skala 3.

5. Melatih perilaku yang yang dapat meningkatkan harga diri

dengan skala 3.

Rencana tindakan Rasional

NIC :

1. Kaji pernyataan

klien tentang harga

diri.

2. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki.

3. Bantu klien

menggunakan

kemampuan positif

yang dimiliki klien.

4. Bantu klien untuk

menemukan

penerimaan diri.

5. Bantu klien untuk

menetapkan tujuan

yang realistis.

6. Fasilitiasi

1. Pernyataan klien tentang

pandangan harga diri klien.

2. Kemampuan positif yang dimiliki

klien dapat meningkatkan percaya

diri.

3. Kegiatan positif akan

meningkatkan harga diri klien.

4. Sikap penerimaan diri salah.

5. Tujuan realistis untuk mencapai

harga diri yang lebih tinggi.

6. Lingkungan mempengaruhi minat

klien dalam meningkatkan harga

diri.

7. Penghargaan/pujian akan

memotifasi klien dalam kemajuan

yang telah dilakukan.

8. Kritik diri akan membuat klien

(10)

lingkungan dan

kegiatan yang akan

meningkatkan harga

diri.

7. Berikan

penghargaan /

pujian terhadap

klien atas kemajuan

klien.

8. Eksplorasi alasan

untuk kritik diri

atau rasa bersalah.

NOC : Dalam waktu 4 hari klien akan mennjukkan peningkatan

kesadaran diri dengan indikator:

1. Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.

2. Mengenali kemampuan fisik pribadi, mental, emosional serta

keterbatasan dengan skala 4.

3. Menyatakan perasaan ke orang lain dengan skala 4.

Rencana tindakan Rasional

NIC :

1. Kaji klien untuk

mengenali dan

mendiskusikan

pemikiran dan

perasaan.

2. Bantu klien untuk

menyadari bahwa

semua orang adalah

unik.

3. Fasilitasi klien

mengidentifikasi

tentang pola

tanggapan umum

1. Mengenali diri sendiri dapat

meningkatkan kesadara diri.

2. Setiap manusia itu unik, oleh

karena itu kesadaran dirilah yang

membuat seseorag diterima.

3. Tanggapan umum terhadap

berbagai situasi membuat

seseorang mengenal pribadinya.

4. Penyakit (gangguan jiwa) erat

kaitannya dengan konsep diri,

ataupun harga diri.

5. Hal negatif juga diketahui klien

(11)

terhadap berbagai

hasil.

4. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

dampak penyakit

atas konsep diri.

5. Bantu klien untuk

sadar akan hal

negatif tentang

dirinya.

6. Bantu klien untuk

mengidentifikasi

sumber motifasi.

7. Ajarkan klien untuk

mengungkapkanpan

dangan orang lain

tentang dirinya.

paling benar.

6. Motivasi merupakan salah satu

faktor penyembuh orang yang

memiliki harga diri rendah.

7. Pandangan orang lain dapat

meningkatkan harga diri.

Diagnosa Perencanaan

Isolasi sosial Tujuan dan kriteria hasil

NOC :

1. Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga,

pegawai rumah sakit/kelompok kerja.

2. Berpartisipasi sebagai sukarelawa, pada aktifitas organisasi,

atau pada kegiatan keagamaan.

3. Berpatisipasi dalam aktifitas pengalihan dengan orang lain.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :

1. Motivasi klien untuk

meningkatkan

hubungan

interaksi.

1. Hubungan interaksi dengan

orang lain akan membantu klien

untuk menghindari rasa

(12)

2. Bantu menggunakan

tehnik peran untuk

meningkatkan

kemampuan tehnik

komunikasi klien.

3. Dorong klien untuk

terlibat dalam

aktivitas kelompok

atau individu.

4. Berikan umpan balik

yang positif ketika

klien mampu

menggunakan

keterampilan

interaksi sosial yang

efektif.

2. Kemampuan klien dalam

berkomunikasi dapat

meningkatkan rasa percaya diri

klien dalam berinteraksi dengan

oran lain.

3. Melibatkan klien dalam

aktivitas kelompok, akan

mengurangi rasa kesepian yang

dialami klien.

4. Meningkatkan rasa percaya diri

klien atas kemampuan dalam

berinteraksi dengan orang lain.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :

2. Kaji peningkatkan

komitmen klien

untuk meningkatkan

frekuensi dan

berbagai aktivitas.

3. Bantu klien untuk

memilih aktivitas dan

tujuan bagi kegiatan

sesuai dengan

1. Kemampuan klien akan

meningkatkan partisipasi pada

kegiatan tertentu.

2. Komitmen merupakan salah

satu cara meningkatkan sebuah

terapi.

3. Kemampuan yang dimiliki klien

salah satu cara meningkatkan

sosialisasi.

4. Motivasi dan penguatan sangat

penting bagi klien harga diri

rendah agar klien terus

(13)

kemampuan fisk,

psikologis dan sosial.

4. Bantu klien untuk

mengembangkan

motivasi diri dan

(14)

1.3.5. Implementasi dan Evaluasi Hari/

Tanggal

Diagnosa Implementasi Evaluasi

Kamis,

klien tentang

harga diri

menurut klien

2. Mengkaji

kemampuan

positif yang

dimiliki klien.

3. Memotivasi

S: - Klien mengatakan bahwa keluarga menganggap klien masih mengalami

gangguan jiwa.

- Klien dapat melakukan pekerjaan

positifnya dengan baik.

- Klien mengatakan ingin segera sembuh

dan kembali berkumpul dengan

keluarganya.

O: - Klien terlihat baik melakukan pekerjaannya.

-Klien menunjukkan ekspresi senang

ketika diberi pujian.

A: - mengungkapkan penerimaan diri secara verbal dengan skala 3.

- Penerimaan keterbatasan diri dengan

skala 3.

-Mempertahankan kritikdari orang lain

skala 3.

P: Intervensi dilanjutkan. - melatih perilaku yang dapat

meningkatkan harga diri dengan skala

3.

(15)

/ pujian

S: -Klien mengatakan perasaannya masih sedih.

- Klien mengatakan mengerti kalau setiap

manusia itu unik.

- Klien mengatakan dampak penyakit

yang dialaminya adalah dia tidak dapat

melakukan pekerjaan dengan percaya

diri.

- Klien mengatakan bahwa pasien sadar

penyakit yang diderita membuat dirinya

jauh dari keluarga dan teman-temannya.

- Klien mengatakan sumber motivasinya

adalah keluarga.

O: -Klien tampak senang dengan perbincangan yang dilakukan.

A : - Membedakan diri dari lainnya dan lingkungan dengan skala 4.

-Mengenali kemampuan fisik pribadi,

mental, emosional, serta keterbatasan

dengan skala 4.

P : Intervensi dilanjutkan.

- Menyatakan perasaan ke orang lain

dengan skala 4.

(16)

motivasi.

S : -Klien mengatakan sudah mampu berinteraksi dengan teman sekamar.

- Klien mengatakan mampu memotivasi

diri sendiri agar tidak rendah diri.

-Klien sudah mampu berkenalan dan

bersosialisasi dengan teman

sekamarnya.

-Klien mengatakan belum mau terlibat

dalam aktivitas kelompok.

-Klien mampu mengerjakan aktivitas

sesuai dengan jadwal yang telah

disusun.

-Klien mengatakan berkomitmen akan

mengikuti segala latihan dan latihan

aktifitas yang telah disusun dengan

baik.

O : -Klien mulai dapat berkomunikasi dengan teman sekamarnya.

-Klien belum mau beribadah bersama.

-Klien mulai berinteraksi didalam

kamarnya.

-Wajah klien mengalami perubahan

suasana ceria.

A : -Berinteraksi dengan teman satu ruangan, anggota keluarga, pegawai

rumah sakit/kelompok kerja.

-Berpartisipasi sebagai suka relawan,

pada aktivitas organisasi, atau pada

kegiatan keagamaan.

P : Intervensi dilanjutkan.

(17)

interaksi

sosial yang

efektif.

6. Mengajaraka

n cara

berkenalan.

7. Membantu

klien untuk

mengembang

kan motivasi

diri dan

penguatan.

8. Menentukan

kemampuan

klien untuk

berpartisipasi

dalam

kegiatan

spesifik.

9. Membuat

jadwal

kegiatan

harian.

10.Mengajarkan

klien untuk

melakukan

aktivitas

menyapu dan

mengepel

dengan benar.

11.Mengkaji

peningkatan

komitmen

pengalihan dengan orang lain.

(18)

klien untuk

meningkatkan

frekuensi dan

berbagai

Gambar

Gambar 2.1.3. Pohon Masalah
Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri

Referensi

Dokumen terkait

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk dalam pekerjaan, pemborongan harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk perintah pemberi tugas,

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT.. 2017 POLDA SUMBAR NOMOR : PENG/ Xセ@ N/2017 TANGGAL : 10 MEl 2017.. TIDAK M]:MENUHI SYARAT

Komunikasi nonverbal yang lebih dominan dikelola oleh bidan delima informan untuk memberi kesan pada kliennya dapat dikelompokkan sebagai berikut: Penampilan fisik, bahasa

 Metode Pelaksanaan secara teknis tidak menggambarkan penyelesaian pelaksanaan secara keseluruhan dengan baik, metode untuk pekerjaan utama untuk Pemasangan Penutup

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 001/TPA- 2/IX/2017 tanggal 2 September 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan Dokumen

Major challenges in hyperspectral data processing include noise reduction, recovery of subtle absorption features, spectral matching analysis, classification and creation

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 001/PAB Kuthah/IX/2017 tanggal 28 Agustus 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-8, 2014 ISPRS Technical Commission VIII Symposium, 09 – 12 December