• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Particulate Matter 10 (Pm10) Di Udara Terhadap Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan Pada Pekerja Industri Arang Di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pembangunan industri dapat menciptakan emisi sehingga menyebabkan pencemaran udara. Salah satu bahan pencemar yang timbul di negara yang sedang berkembang adalah Particulate Matter10 yang dapat ditimbulkan oleh industri arang dan kelompok berisiko rentan terpajan PM10 adalah pekerja. Pekerja industri yang terpajan PM10 dapat terkena gangguan kesehatan pernapasan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar Particulate Matter 10 di udara meliputi kadar debu, ventilasi, suhu, kelembaban dan APD (alat pelindung diri) terhadap keluhan gangguan saluran pernafasan pada pekerja industri arang di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian survai bersifat deskriptif analitik dengan disain cross sectional study. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja industri arang di Kecamatan Sunggal Kanan yang berjumlah 35 orang dengan kriteria usia 17-55 tahun. Sampel yang diambil adalah total populasi. Variabel yang diduga mempengaruhi dianalisis dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05).

Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan karakteristik responden yaitu lama kerja dan penggunaan APD dengan keluhan gangguan saluran pernafasan dengan nilai p= 0,007 dan 0,024 (p<0,05). Terdapat hubungan kadar PM 10 dengan keluhan gangguan saluran pernafasan p=0,032 (p<0,05). Terdapat hubungan keadaan lingkungan kerja industri yaitu ventilasi dengan keluhan gangguan saluran pernafasan p=0,032 (p<0,05).

Dari hasil uji regresi logistik diketahui bahwa variabel penggunaan APD merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai (Exp) β 0,086.

Disarankan Kepada pemilik industri arang di Kecamatan Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang agar menyediakan fasilitas kerja yang sesuai dengan kebutuhan pekerja industri arang. Pekerja industri arang sebaiknya bekerja dengan baik dan lebih hati-hati serta menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker saat bekerja untuk menghindari terjadinya keluhan gangguan saluran pernafasan.

Kata Kunci : Karakteristik (Lama Kerja, APD) , Particulate Matter 10, Keadaan Lingkungan Kerja (Ventilasi), Keluhan Gangguan Saluran Pernafasan, Pekerja Industri Arang

(2)

ABSTRACT

Industrial development can create emission that causes air pollution. One of the pollutants exists in the developing countries is Particulate Matter 10 which can be produced by charcoal industries and the workers exposed to PM 10 are vulnerable to respiratory health problems.

The purpose of this descriptive analytical study with cross-sectional design was to find out the relationship between the content of Particulate matter 10 in the air including the content of dust, ventilation, temperature, humidity, personal protective equipment (PPE) on the complaint of respiratory tract disorders in the workers of charcoal industry in Sunggal Kanan Subdistrict, Deli Serdang District, in 2012. The population of this study was all of the 35 charcoal industrial workers of 17-55 years old in Sunggal Kanan Subdistrict, and all of them were selected to be the samples for this study. The data obtained were analyzed through Chi-square statistic rest and multiple logistic regression tests at level of confidence 95% (p < 0.05).

The result of this study showed that there was a relationship between the characteristics of respondents such as length of service (p = 0.007) and the use of PPE (p = 0.024) and the complaint of respiratory tract disorders with p < 0.05; there was a relationship between the content of PM 10 and the complaint of respiratory tract disorders with p = 0.032 (p < 0.05), and there was a relationship between the condition of industrial work environment such as ventilation and the complaint of respiratory tract disorders with p = 0.032 (p < 0.05).

The result of multiple logistic regression tests showed that the variable of using PPE was the most dominant variable with β = 0.086.

The owner of the charcoal industry in Sunggal Kanan Subdistrict, Deli Serdang District, is suggested to provide work facilities which meet the need of the charcoal industry workers. The charcoal industry workers should work well, more carefully and use the PPE in the forms of mask when working to avoid from the incident of the respiratory tract disorder complaint.

Keywords : Length of Service, PPE, PM10, Ventilation, Respiratory Tract Disorder, Charcoal Industry Worker

Referensi

Dokumen terkait

Intervensi keperawatan yang dilakukan pada studi kasus ini adalah Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, Keluarkan secret dengan batuk atau suction Auskultasi

Pelaksanaan hukuman zina Apabila jarimah zina sudah bisa dibuktikan dan tidak ada syubhat maka hakim harus memutuskannya dengan menjatuhkan hukuman had, yaitu rajam

Religious perspectives, ba- sically, also play a dominant role in meaning- making activities for trendy jilbab represented by Muslimah magazine.. This research is actu- ally

Proses pemilihan berbeda antara Ketua dan Wakil Ketua terhadap keanggotaan yang lain dimungkinkan menimbulkan konflik kepentingan serta tidak memenuhi asas negara hukum

Pengaruh Komposisi Bahan Dan Waktu Kempa Terhadap Sifat Papan Partikel Serutan Bambu Petung Berlapis Muka Partikel Feses Sapi (Skripsi).. Universitas

Untuk mendukung berbagai kegiatan Posyandu perlu adanya Sistem Informasi Posyandu (SIP) yang dapat digunakan untuk mempermudah jalannya kegiatan Posyandu seperti data

Kn.; (2) Kedudukan Akuntan Publik Untuk Melakukan Audit Investigatif Terhadap Kekayaan Badan Usaha Milik Negara (Bumn) Persero Dalam Rangka Menghitung Kerugian

Walaupun banyak ahli mengatakan bahwa khalayak selektif terhadap pesan dari media massa (televisi), juga faktor pendidikan, budaya, dan lingkungan tempat tinggal lebih