• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENU UTAMA LAPORAN TAHUNAN - Pengadilan Negeri Banda Aceh Laptah 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENU UTAMA LAPORAN TAHUNAN - Pengadilan Negeri Banda Aceh Laptah 2013"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan

Pengaturan tentang peradilan di Indonesia sudah 4 (empat) kali mengalami pergantian yaitu melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1969, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan terakhir Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang-undang tersebut merupakan landasan bagi 4 (empat) lembaga peradilan yang ada di dalamnya, yang terdiri dari Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Ke-4 peradilan tersebut berpuncak ke Mahkamah Agung sebagai Peradilan Tertinggi.

Pentingnya pengaturan kekuasaan kehakiman seiring dengan perkembangan globalisasi dan reformasi hukum maka telah dilakukan penambahan pasal dalam undang-undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-4 (empat). Berkaitan dengan hal ini telah diundangkan pula Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, juga seperangkat peraturan lainnya diantaranya sebagai berikut:

1. Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum;

2. Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

3. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

Dengan diundangkannya Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Mahkamah Agung yang terakhir tersebut menjadikan Kekuasaan Kehakiman di bawah satu atap dilakukan oleh Mahkamah Agung. Pada asasnya Kekuasaan Kehakiman adalah merdeka terlepas dari campur tangan dan pengaruh kekuasaan apapun dan mewujudkan hukum sebagai panglima dalam penyelenggaraan pemerintahan .

(2)

menerapkan dan menegakkan hukum yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

Dalam praktek hakim dan aparat pelaksanaan lembaga peradilan menjumpai suatu perkara tidak selamanya harus secara legalistik formal diselesaikan berlandaskan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi harus ditempuh melalui kebijakan peradilan dapat menyangkut administrasi peradilan dan kebijakan mengadili oleh Hakim.

Kebijakan Peradilan demikian berlandaskan kepada hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mewujudkan suatu putusan yang memenuhi rasa keadilan, kebenaran dan

bermanfaat adakalanya harus diterapkan suatu prinsip bahwa hakim bukanlah sekedar mulut atau corong undang-undang;

2. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman di dalam Pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa “Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”;

3. Berdasarkan Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang-undang No.3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung yang pada intinya menyatakan hakim berkewajiban menggali, mengikuti dan memahami rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat;

Realisasi dari ketentuan pada angka 2 (dua) dan 3 (tiga) hakim dalam memeriksa dan memutus perkara dalam kondisi tertentu harus menemukan sendiri hukum (rechtsvinding) atau menciptakan hukum (rechtsschepping);

Dalam sambutan Ketua Mahkamah Agung pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung RI dengan Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama Ibukota Provinsi di Makasar tanggal 2-6 September 2007, ada beberapa prinsip kebijakan peradilan yang harus dipegang teguh setiap hakim, yaitu:

1. Kebijakan mengadili harus mengandung tujuan yang tidak bertentangan dengan asas hukum umum terutama asas keadilan;

2. Kebijakan mengadili harus dapat menunjukkan penerapan hukum yang ada tanpa suatu diskresi, akan menimbulkan pertentangan secara nyata dengan rasa keadilan, terutama rasa keadilan pencari keadilan;

(3)

4. Kebijakan mengadili tidak boleh mencederai hak-hak asasi pencari keadilan; 5. Kebijakan mengadili dimaksudkan menemukan keseimbangan antara kepentingan

pencari keadilan dan kepentingan masyarakat;

6. Walaupun ada diskresi, putusan hakim harus semata-mata didasarkan pada fakta yang diketemukan di persidangan dan tetap memutus menurut hukum. Hakim dilarang melakukan kriminalisasi terhadap hal-hal yang tidak diatur atau sesuatu yang samar-samar diatur dalam atau berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jangankan melakukan kriminalisasi, memperluas pengertian suatu perbuatan pidana sangat terlarang dilakukan hakim. Salah satu yang sekarang acapkali menimbulkan rasa gundah yaitu longgarnya batas kesalahan yang timbul dari suatu beleid dengan perbuatan yang dapat dipidana. Hakim harus berhati-hati jangan sampai melakukan kriminalisasi terhadap suatu beleid yang tunduk pada rezim hukum yang berbeda, kecuali suatu beleid merupakan suatu tindakan sistematis yang dilakukan dengan sadar sebagai bagian dari suatu perbuatan pidana.

Beberapa pandangan Mahkamah Agung mengenai kebijakan mengadili pada pokoknya menyangkut, yaitu:

1. Penerapan Pasal 45A Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang-undang No.3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.

Pertama : Tentang perbedaan pendapat perhitungan jumlah hari antara Pengadilan dengan pemohon kasasi.

Kedua : Permohonan kasasi atas putusan praperadilan wajib diteruskan ke Mahkamah Agung.

2. Peninjauan Kembali (PK) putusan pidana oleh Penuntut Umum; 3. Pidana uang pengganti dalam perkara Korupsi;

4. Perkara illegal logging; 5. Perkara PHI;

6. Mediasi dan Arbitrase;

7. Bantuan Hukum oleh LBH atau Biro Hukum Pemerintah; 8. Tentang Sita Jaminan;

9. Tentang bantuan melaksanakan putusan atau bantuan lain. Terdapat kebijakan peradilan lainnya, seperti :

(4)

Jaksa Penuntut Umum mengajukan Kasasi. Mengingat situasi dan kondisi keamanan di daerah, berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung;

b. Penasehat Hukum terdakwa mengajukan kasasi terhadap putusan sela Pengadilan Tinggi Banda Aceh yang menolak Eksepsi tentang kompetensi absolut. KUHAP tidak mengatur upaya hukum kasasi demikian dan perkara tetap dilanjutkan pemeriksaan, akan tetapi melihat situasi tertentu berkas perkara seadanya dikirim ke Mahkamah Agung.

Terhadap kebijakan peradilan tersebut, termasuk hasil rumusan Rakernas dan Rakerda, Pengadilan Negeri Banda Aceh secara terus menerus mensosialisasikan kepada para Hakim, Panitera/Sekretaris, dan para Panmud, agar dijadikan pedoman dan dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Apabila menghadapi persoalan kebijakan peradilan yang lain akan diberdayakan kegiatan konsultasi dan diskusi, baik dikalangan intern aparat Pengadilan Negeri Banda Aceh maupun ekstern secara vertikal dengan lembaga pengadilan lain.

B. Visi dan Misi

Visi dan misi merupakan arah kebijakan, sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga baik dalam jangka pendek maupun rentang waktu ke depan dalam jangka panjang.

Pengadilan Negeri Banda Aceh sebagai pengadilan tingkat pertama (Judex Factie) tidak terlepas dari lembaga peradilan tertinggi yaitu Mahkamah Agung dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya sesuai dengan visi dan misi yang telah digariskan.

Sesuai Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI (2005:4) Visi Mahkamah Agung adalah mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mandiri, efektif, efisien, serta mendapatkan kepercayaan publik, profesional dan memberikan pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik.

Untuk mencapai Visi tersebut ditetapkan Misi-misi Mahkamah Agung sebagai berikut:

(5)

2. Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen, bebas dari campur tangan pihak lain;

3. Memperbaiki akses pelayanan di bidang peradilan pada masyarakat; 4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan;

5. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, dan bermartabat serta dihormati ;

6. Melaksanakan kekuasaan kehakiman yang mandiri, tidak memihak dan transparan.

Namun demikian dengan tidak mengurangi makna dan penghargaan terhadap visi dan misi Mahkamah Agung, maka Pengadilan Negeri Banda Aceh mencoba menyusun dan mengetengahkan visi dan misi sebagai pedoman pelaksaan tugas dan wewenang.

I. Visi Pengadilan Negeri Banda Aceh

Meningkatkan kredibilitas, citra, wibawa dan martabat peradilan sebagai pelaksana supremasi kekuasaan kehakiman yang bebas, netral, dan terpercaya berlandaskan asas dan nilai-nilai hukum dengan menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kepastian hukum dan hak asasi manusia sebagai pelayan hukum dan pengayom yang baik bagi pencari keadilan dan segenap masyarakat secara sederhana, cepat dan biaya ringan dengan memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

II. Misi Pengadilan Negeri Banda Aceh

1. Menerima dan memeriksa setiap perkara yang diajukan dengan menjatuhkan putusan berlandaskan hukum sehingga tercipta rasa keadilan, kebenaran dan kepastian hukum dalam masyarakat ;

2. Menciptakan peradilan sebagai pemegang kekuasan yudikatif yang tangguh, dihormati dan dipercaya sehingga menjadi tumpuan pencari keadilan ;

3. Mengedepankan dan mewujudkan peradilan merupakan pilar pelaksaan kekuasaan kehakiman yang bebas, netral dan terlepas dari campur tangan siapapun dalam bentuk apapun ;

(6)

5. Memberikan pelayan yang ramah, cepat dan biaya murah terhadap pencari keadilan atau siapapun yang memerlukan jasa atau bantuan dari pengadilan secara efektif, efisien, bermartabat dan bermanfaat ;

6. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparat pengadilan sebagai pelayan yang baik dan berkualitas dan fasilitas kantor yang memadai untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat sehingga pengadilan tidak berkesan angker dan menakutkan, melainkan dibutuhkan dan dicintai ;

C. Rencana Strategis (Renstra)

Untuk meningkatkan pelayanan hukum dan mendongkrak citra baik pengadilan perlu disusun Rencana Kerja yang strategis agar dalam melaksnakan tugas, fungsi dan kewenangan berlangsung terarah, tepat waktu, sesuai tujuan dan berdaya guna.

Renstra Pengadilan Negeri Banda Aceh yang akan dilaksanakan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penanganan Perkara

a. Memprioritaskan pemeriksaan perkara yang menarik perhatian masyarakat seperti korupsi, terorisme, narkotika/psikotropika, illegal logging, dan pencucian uang;

b. Mempercepat proses pemeriksaan perkara dan minutasi perkara;

c. Mempercepat pengiriman berkas perkara banding, kasasi dan Peninjauan Kembali;

d. Segera melaksanakan eksekusi terhadap perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

e. Dengan semakin meningkatnya volume perkara pidana dan telah adanya penambahan hakim, serta pemusatan pemeriksaan perkara pidana korupsi di wilayah Aceh pada Pengadilan Tipikor Banda Aceh, maka akan mempertahankan 5 (lima) hari sidang dalam seminggu;

2. Pelaksanaan Kerja

a. Meningkatkan disiplin kerja dan pengawasan internal dengan mengambil tindakan terhadap aparatur yang indisipliner baik dalam kedinasan maupun diluar kedinasan karena melakukan perbuatan tercela;

(7)

c. Mengupayakan penambahan buku perpustakaan untuk meningkatkan kemampuan administratif dan teknis dari personil pengadilan;

3. Administrasi

a. Meningkatkan penggunaan sistem komputerisasi dalam penyimpanan data perkara, personalia, keuangan dan data lainnya sehingga mudah diakses, dilihat dan diperoleh;

b. Meningkatkan kecakapan tenaga yang mengoperasikan komputer dengan mengikuti kursus dan pelatihan;

4. Keuangan

Menyusun rencana kegiatan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA, dan mengawasi agar pelaksanaannya sesuai dengan skedul atau program kerja serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

5. Gedung/Bangunan

Perawatan dan perbaikan gedung kantor secara periodik berupa perbaikan plafon dan pengecatan gedung.

6. Fasilitas dan Lingkungan Kantor

a. Menambah fasilitas kantor untuk kenyamanan bagi pencari keadilan dan pengunjung selama menunggu proses sidang.

(8)

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Banda Aceh

B. Standard Operational Procedures

Tugas Ketua/Wakil Ketua Pengadilan Negeri :

Mahkamah Agung memberikan petunjuk untuk digunakan sebagai pedoman bagi para Ketua Pengadilan Tinggi/Ketua Pengadilan Negeri dalam melaksanakan tugas pimpinan bersama Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/Wakil Ketua Pengadilan Negeri sebagai berikut :

1. Sebagai unsur pimpinan Pengadilan, Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri (Pasal 11 Undang – undang No. 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas undang-undang No. 2 Tahun 1986) bersama-sama melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas terselenggaranya peradilan yang baik dengan jalan melakukan kegiatan:

- Perencanaan (Planning & Programming); - Perlaksanaan (executing);

- Pengawasan (controle);

2. Agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik, perlu adanya pembagian tugas dengan rincian:

2.1. Perencanaan (Planning & Programming)

Dalam penyusunan rencana kerja baik jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek, Ketua mengikut sertakan Wakil Ketua, para Hakim, Panitera dan Wakil Panitera/Wakil Sekretaris. 2.2. Pelaksanaan (executing)

(9)

- Yustisial; - Non Yustisial;

- Extra Yustisial/tugas tambahan;

- Adminitrasi dan mengawasi Peradilan - Adminitrasi Umum.

Dipertanggung jawabkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi/Pengadilan Negeri dan dapat mendelegasikan sebagian dari pada tugas tersebut kepada Wakil Ketua atau salah seorang Hakim.

2.3. Pengawasan (controle)

Pengawasan terhadap masalah – masalah :

- Keuangan, baik keuangan perkara maupun uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (anggaran rutin dan pembangunan).

- Kepegawaian, meliputi Hakim, Pejabat Kepaniteraan dan Sekretariat dalam kaitannya dengan kemampuan tehnis Yustisial, adminitrasi dan penilaian DP3.

- Peralatan.

Tugas pengawasan ini oleh Ketua Pengadilan Pengadilan Negeri Banda Aceh didelegasikan kepada Wakil Ketua. Bersama ini dilampirkan bagan pembinaan Badan Peradilan. Hanya dengan meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi, penyelenggaraan peradilan dapat berjalan dengan baik.

Tugas Hakim:

- Menerima, memeriksa dan memutuskan setiap perkara yang diajukan kepadanya baik yang menyangkut dengan perkara pidana maupun perkara perdata.

- Setiap Hakim ditunjuk oleh Ketua Pengadilan sebagai pengawas bidang, baik bidang perdata, pidana dan hukum, umum, keuangan, kepegawaian.

-Tugas Panitera secara umum:

1. Membantu Pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanannya serta Pengorganisasiannya.

(10)

3. Dengan di bantu oleh Wakil Panitera dan Panitera Muda menyelenggarakan adminitrasi secara cermat mengenai jalannya perkara perdata dan pidana maupun situasi keuangan perkara perdata.

4. Bertanggung jawab atas penguraian berkas perkara, putusan, dokumen, akta buku daftar biaya perkara uang titipan pihak ketiga, surat - surat bukti dan surat - surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan.

5. Membuat akta dan salinan putusan.

6. Menerima dan mengirimkan berkas perkara.

7. Melaksanakan Eksekusi perkara perdata (yang putusan telah berkekuatan hukum tetap yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu tertentu).

Tugas Panitera di bidang administrasi antara lain :

1. Menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Penitera Pengganti (Pasal 96 Undang-undang No. 50 Tahun 1989 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1986 Peradilan Agama dan Pasal 58 Undang-undang No. 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum). 2. Bertanggung jawab atas kepengurusan berkas perkara putusan dokumen

akta, buku daftar biaya perkara, uang titipan pihak ketiga surat – surat bukti dan surat – surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan (Pasal 63 Undang-undang No. 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum).

3. Membuat daftar perkara yang diterima di Kepaniteraan (Pasal 99 Undang-undang No. 50 Tahun 1989 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 1986 Peradilan Agama).

4. Membuat salinan atau turunan Penetapan atau putusan Pengadilan menurut peraturan Perundangan – undangan yang berlaku, Pasal 100 Undang-undang No. 50 Tahun 1989 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1986 Peradilan Agama.

5. Pungutan biaya-biaya Pengadilan dan menyetorkan ke kas Negara.

(11)

Tugas Wakil Panitera:

1. Membantu Panitera dalam melaksanakan tugas dibidang Kepaniteraan (tugas pokok).

2. Mengawasi/mengontrol Panitera Muda Perdata, Panitera Muda Pidana dan Panitera Muda Hukum dalam menjalankan tugas administrasi perkara.

Panitera Muda Perdata:

1. Melakukan administrasi perkara. 2. Mempersiapkan persidangan perkara.

3. Menyimpan berkas perkara yang masih berjalan.

4. Dan lain – lain yang berhubungan dengan perkara perdata.

Panitera Muda Pidana:

1. Melaksanakan administrasi perkara, maupun menyiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan lain–lain yang berhubungan dengan perkara pidana dan barang bukti.

2. Membuat penetapan izin penyitaan Barang Bukti. 3. Membuat penetapan izin Penggeledahan.

Panitera Muda Hukum:

Mengumpulkan, mengelola dan mengkaji data, membuat statistik perkara, menyusun Laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, melakukan administrasi pendaftaran Badan Hukum.

Tugas Panitera Pengganti:

1. Membantu Hakim dalam melaksanakan persidangan.

2. Membuat Penetapan hari sidang baik perkara perdata maupun perkara pidana. 3. Membuat Penetapan Penahanan dalam perkara pidana.

4. Mengetik kongsep putusan yang diberikan oleh hakim baik perkara perdata maupun perkara pidana.

5. Membuat Berita Acara sidang baik perkara perdata maupun perkara pidana.

Tugas Jurusita Pengganti:

(12)

2. Memanggil saksi dalam perkara perdata apabila diperlukan.

3. Memberitahukan isi putusan bagi yang tidak hadir pada waktu pembacaan putusan Pengadilan Negeri atau putusan Pengadilan Tinggi dan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

4. Menyerahkan memori baik memori banding maupun memori kasasi kepada pihak yang berperkara.

5. Menyerahkan kontra memori banding maupun kontra memori kasasi kepada pihak yang berperkara.

Tugas Wakil Sekretaris:

1. Membantu Panitera dalam menyelenggarakan administrasi umum yaitu yang berhubungan dengan bidang umum, keuangan dan kepegawaian.

2. Mengawasi/mengontrol bidang Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Kepegawaian.

3. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun bersangkutan tahun berjalan.

4. Membuat dan menanda tangani kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) Berita Acara Penelitian Penawaran, Berita Acara serah terima barang dan surat – surat lain yang berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa.

5. Membuat dan menanda tangani surat permintaan pembayaran (SPP) yang dikirim kepada Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kemudian diteruskan kepada pejabat pengisi Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan penanda tangan Surat Perintah Membayar (SPM).

Tugas Kepala Sub Bagian Umum:

1. Membuat buku Inventaris Intrakomptabel. 2. Membuat buku Inventaris Ekstrakomtabel. 3. Membuat buku persediaan.

4. Membuat Kartu Inventaris Barang (KIB) tanah.

5. Membuat Kartu Inventaris Barang (KIB) gedung dan bangunan. 6. Membuat Kartu Inventaris Barang (KIB) alat angkutan bermotor. 7. Membuat Laporan Barang milik Negara Triwulan.

(13)

10. Daftar Barang Lainnya (DIL). 11. Laporan Kondisi Barang (LKB).

12. Membuat Buku Register, buku – buku perpustakaan. 13. Membuat Kartu Katalog.

14. Membuat Buku Register peminjaman buku. 15. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar. 16. Menjaga Kebersihan di lingkungan kantor.

Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan:

1. Setelah menerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi cheek list kelengkapan berkas SPP dan membuat/menanda tangani tanda terima SPP berkenan, selanjutnya penerima SPP menyampaikan SPP di maksud kepada Pejabat Penerbit SPM.

2. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Memeriksa ketersediaan pagu Anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampui batas pagu anggaran.

4. Memeriksa kesesuain rencana kerja dan atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indicator keluaran.

5. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain : a) Pihak yang di tunjuk untuk menerima pembayaran.

b) Nilai tagihan yang harus dibayar. c) Jadwal waktu pembayaran.

Tugas dan kegiatan Bendahara Penerima:

1. Melaksanakan tugas perbendaharaan yang bersumber dari penerimaan Negara bukan pajak dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan.

2. Menyiapkan bahan laporan bulanan triwulan, semesteran dan tahunan.

Tugas dan kegiatan Bendahara Pengeluaran:

Melaksanakan tugas perbendaharaan yang bersumber dari pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Tugas Kepala Sub Bagian Kepegawaian: 1. Membuat buku Induk Pegawai.

(14)

3. Membuat kartu data pegawai.

4. Membuat Daftar Pelaksanan Pekerjaan DP3 apakah penilaian bagi bawahan apakah sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1979. 5. Membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK).

(15)

BAB III

KEADAAN PERKARA

A. Keadaan Perkara Pidana di Pengadilan Negeri Banda Aceh periode Januari s/d Desember 2013.

NO Bulan Masuk Putus Keterangan

1 Januari 30 65 Sisa Bulan Lalu 91 2 Februari 35 37 Sisa Bulan Lalu 56 3 Maret 49 26 Sisa Bulan Lalu 54 4 April 26 42 Sisa Bulan Lalu 77 5 Mei 49 32 Sisa Bulan Lalu 61 6 Juni 38 42 Sisa Bulan Lalu 78 7 Juli 50 30 Sisa Bulan Lalu 74 8 Agustus 31 28 Sisa Bulan Lalu 94 9 September 30 51 Sisa Bulan Lalu 97 10 Oktober 34 33 Sisa Bulan Lalu 76 11 Nopember 31 23 Sisa Bulan Lalu 77

12 Desember 28 46 Sisa Bulan Lalu 85, Sisa Akhir 67

B. Keadaan Perkara Pidana Ringan (Tilang) di Pengadilan Negeri Banda Aceh Periode Januari s/d Desember 2013

NO Bulan Masuk Putus

1 Januari 526 526

2 Februari 708 708

3 Maret 909 909

4 April 664 664

5 Mei 676 676

6 Juni 522 522

7 Juli 834 834

8 Agustus 382 382

9 September 499 499

10 Oktober 529 529

11 Nopember 1719 1719

12 Desember 1007 1007

C. Keadaan Perkara Perdata Gugatan di Pengadilan Negeri Banda Aceh periode Januari s/d Desember 2013

NO Bulan Sisa Awal Masuk Putus Sisa Akhir Ket

1 Januari 15 3 1 17

2 Februari 17 5 3 19

3 Maret 19 6 2 23

(16)

D. Keadaan Perkara Perdata Permohonan di Pengadilan Negeri Banda Aceh periode Januari s/d Desember 2013

NO Bulan Sisa

Awal Masuk Putus Sisa akhir Ket

1 Januari 30 99 97 32

2 Februari 32 88 88 32

3 Maret 32 90 97 25

4 April 25 102 106 21

5 Mei 21 28 43 6

6 Juni 6 15 14 7

7 Juli 7 14 14 7

8 Agustus 7 5 8 4

9 September 4 7 11 0

10 Oktober 0 9 5 4

11 Nopember 4 3 7 0

12 Desember 0 7 7 0

E. Keadaan Perkara Hubungan Industrial di Pengadilan Negeri Banda Aceh periode Januari s/d Desember 2013

NO Bulan Sisa

Awal Masuk Putus Sisa akhir Ket

1 Januari 0 0 0 0

2 Februari 0 0 0 0

3 Maret 0 0 0 0

4 April 0 0 0 0

5 Mei 0 0 0 0

6 Juni 0 0 0 0

7 Juli 0 0 0 0

8 Agustus 0 0 0 0

9 September 0 0 0 0

10 Oktober 0 0 0 0

11 Nopember 0 1 0 1

12 Desember 1 0 0 1

5 Mei 25 2 4 23

6 Juni 23 3 5 21

7 Juli 21 7 6 22

8 Agustus 22 3 2 23

9 September 23 6 6 23

10 Oktober 23 9 8 24

11 Nopember 24 7 2 29

(17)

F. Keadaan Perkara Pidana Khusus di Pengadilan Negeri Banda Aceh periode Januari s/d Desember 2013

NO Bulan

Sisa Bln

Lalu Masuk Putus Sisa Akhir Keterangan

1 Januari 13 5 6 12

2 Februari 12 4 3 13

3 Maret 13 6 2 17

4 April 17 3 0 20

5 Mei 20 3 2 21

6 Juni 21 9 2 28

7 Juli 28 9 12 23

8 Agustus 23 2 3 20

9 September 20 5 6 18

10 Oktober 18 4 5 15

11 Nopember 15 3 5 12

(18)

BAB IV

PENGAWASAN INTERNAL

A. Pelaksanaan Pengawasan

Pengawasan Internal dapat dilakukan secara rutin/regular dengan melakukan pemeriksaan secara Konfrehensip terhadap seluruh aspek penyelenggara peradilan yang meliputi;

1. Pelaksanaan tugas pokok di lingkungan Kepaniteraan yang mencakup Adminitrasi Persidangan dan Adminitrasi Perkara.

2. Pelaksanaan tugas pokok di lingkungan Kesekretariatan yang mencangkup Adminitrasi Kepegawaian, Keuangan , Inventaris dan Adminitrasi Umum lainnya.

3. Evaluasi atas penyelenggaraan Manajemen peradilan, Kepemimpinan kinerja Lembaga Peradilan dan kualitas pelayanan publik.

- Dalam melaksanakan Pengawasan Internal, Ketua Pengadilan Negeri Banda Aceh membuat pembagian tugas/job description pada masing-masing hakim pengawas bidang dan staf kepaniteraan (perdata, pidana, hukum) serta staf kesekretariatan (umum, kepegawaian, keuangan).

- Ketua Pengadilan Negeri membuat Surat Keputusan Hakim Pengawas Bidang dan melakukan rapat koordinasi pengawasan serta menindak lanjuti hasil pengawasan.

- Selain itu Ketua Pengadilan Negeri membuat pembagian tugas yang jelas antara Ketua dengan Wakil Ketua dengan mengacu pada SEMA No.2 Tahun 1988.

(19)

B. Jenis Pengawasan

a. Dilihat dari subjek yang melakukan pengawasan, jenis pengawasan dapat dibedakan yaitu:

1. Pengawasan Internal. 2.Pengawasan Eksternal.

b. Pengawasan Internal dibedakan atas 2 (dua) bagian yaitu

1.Pengawasan Melekat, merupakan satu bentuk pengawasan secara struktural/hierarkis.

2.Pengawasan Fungsional, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh suatu unit kerja yang ditunjuk untuk itu.

C. Bentuk Pengawasan

- Adapun bentuk Pengawasan terdiri dari:

a. Pengawasan Langsung yaitu dengan cara melakukan Pemeriksaan.

b.Pengawasan tidak langsung dilakukan dengan pengujian atau penilaian atas laporan atau isi dokumen.

- Ketua Pengadilan Negeri secara periodik mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh jajarannya membahas permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas dikantor dan materi rapat serta keputusan rapat dicatat dalam notulen rapat.

- Bahwa Pengadilan Tinggi Banda Aceh telah menunjuk seorang Hakim Tinggi Pengawas untuk Pengadilan Negeri Banda Aceh dengan tujuan agar Pengadilan Negeri Banda Aceh melaksanakan tugas dan fungsinya secara wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan tanpa mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutuskan suatu perkara.

- Untuk mencapai tujuan tersebut diatas Pengadilan Tinggi telah melakukan Pengawasan terhadap jalannya peradilan dalam bidang tehnis maupun administrasinya. Adapun metode Pengawasan yang dilakukan antara lain: 1.Inspeksi secara rutin maupun mendadak.

2.Meminta Laporan secara berbeda.

(20)

BAB V

PENGELOLAAN

A. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

1. Sumber Daya Manusia Teknis Yudisial

- Tenaga teknis Pengadilan Negeri Banda Aceh keadaan 31 Desember 2013 berjumlah 33(tiga puluh tiga) orang yang terdiri dari :

1. Ketua : 1 (satu) orang

2. Wakil Ketua : 1 (satu) orang

3. Hakim : 7 (tujuh) orang

4. Panitera/Sekretaris : 1 (satu) orang 5. Wakil Panitera : 1 (satu) orang 6. Panitera Muda (Pidana, Perdata, Hukum) : 3 (tiga) orang 7. Panitera Pengganti : 9 (sembilan) orang

8. Jurusita : 1(satu) orang

9. Jurusita Pengganti : 9 (sembilan) orang

10. Calon Hakim : tidak ada

2. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial

- Tenaga Non Teknis Pengadilan Negeri Banda Aceh keadaan 31 Desember 2013 berjumlah 29 (dua puluh sembilan) orang termasuk tenaga honorer/kontrak, yang terdiri dari :

1. Wakil Sekretaris : 1 (satu) orang 2. Kepala Sub Bagian Umum : 1 (satu) orang 3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian : 1 (satu) orang 4. Kepala Sub Bagian Keuangan : Lowong 5. Tenaga Fungsional (Pranata Komputer) : 1 (satu) orang 6. Staf Ka.Sub Bag. Umum : 2 (dua) orang 7. Staf Ka.Sub Bag. Kepagawaian : 1 (satu) orang 8. Staf Ka.Sub Bag. Keuangan : 4 (empat) orang 9. Staf Panmud Pidana : 2 (dua) orang 10. Staf Panmud Perdata : 2 (dua) orang 11. Staf Panmud Hukum : 2 (dua) orang

(21)

3. Promosi dan Mutasi

- Pada Pengadilan Negeri Banda Aceh tenaga teknis dan non teknis dalam tahun 2013 diantaranya telah diangkat dan dilantik untuk menduduki jabatan adalah sebagai berikut:

1. Penambahan tenaga teknis dan non teknis:

a. Penambahan CPNS : tidak ada; b. Penambahan SPNS Calon PP : tidak ada; c. Penambahan CPNS Tenaga Administrasi : tidak ada. 2. Pindah Tugas dan Pensiun:

a. Pindah Tugas:

1. Hakim : 1 (satu) orang; 2. Calon Hakim : tidak ada b. Pensiun:

1. Hakim : tidak ada; 2. Tenaga Administrasi : tidak ada. 3. Pelantikan Pejabat baru;

a. Pelantikan Wakil Ketua pada tanggal 04 Januari 2013

- Pengisian Jabatan Struktural

Jabatan Struktural di Pengadilan Negeri Banda Aceh saat ini yang masih lowong (kosong) yaitu Kepala Sub Bagian Keuangan.

4. Personil Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Banda Aceh:

- Selain Hakim Ad.Hoc, Personil Pengadilan Negeri Banda Aceh yang diperbantukan pada pengadilan Hubungan Industrial dengan jumlah personil sebanyak 13 (tiga belas) orang :

1. Ketua : 1 (satu) orang

(22)

9. Tenaga Honorer/Kontrak : tidak ada

5. Personil Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri

Banda Aceh:

- Personil Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berjumlah 13 (tiga belas) orang, terdiri dari :

1. Ketua : 1 (satu) orang

2. Wakil Ketua : 1 (satu) orang 3. Panitera/Sekretaris : 1 (satu) orang 4. Wakil Panitera : 1 (satu) orang 5. Hakim Karir : 1 (satu) orang 6. Hakim Ad.Hoc : 3 (tiga) orang 7. Panitera Muda Pidana Khusus : 1 (satu) orang 8. Panitera Muda Hukum : 1 (satu) orang

9. Panitera Pengganti : Belum ditunjuk secara khusus

10. Staf Administrasi : 3 (tiga) orang (diperbantukan dari PN)

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

1. Sarana dan Prasarana Gedung

Bahwa sarana dan prasarana gedung Pengadilan Negeri Banda Aceh menggunakan gedung permanen sendiri dan sebagiannya telah direnovasi oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR).

2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung

Bahwa Sarana dan Prasarana Fasilitas gedung Pengadilan Negeri Banda Aceh yang kami gunakan/pakai saat ini adalah:

- Ruangan Ketua

- Ruangan Wakil Ketua

- Ruangan Hakim.

- Ruangan Sekretariat.

- Ruangan Sidang.

- Ruang Perpustakaan.

(23)

C. Pengelolaan Keuangan

1. DIPA 2013

DIPA pada Pengadilan Negeri Banda Aceh terdiri dari 2 DIPA, yaitu:

a. DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG RI (DIPA 01)

b. DIPA BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI (DIPA 03)

2. LAPORAN PENGELOLAAN KEUANGAN TAHUN 2013

D. Pengelolaan Administrasi

1. Administrasi Pengadilan

Pengelolaan Administrasi Peradilan meliputi 2 (dua) bagian yaitu: a) Administrasi Pengadilan.

1. Administrasi Perkara

2. Administrasi Keuangan Perkara 3. Administrasi Persidangan b) Administrasi Umum.

1. Administrasi Sub Bagian Kepegawaian 2. Administrasi Sub Bagian Umum

3. Administrasi Sub Bagian Keuangan

A. Administrasi Pengadilan

1. Administrasi Perkara

Administrasi Perkara meliputi 3 (tiga) kepaniteraan yaitu: a. Panitera Muda Perdata.

JENIS

BELANJA

DIPA (Rp.)

DIPA BUA (01) DIPA BADILUM (03)

DIPA 2013 REALISASI SISA DIPA 2013 REALISASI SISA

BELANJA

PEGAWAI

7.789.561.000 7.182.523.867 607.037.133 0 0 0

BELANJA

BARANG

1.314.008.000 1.135.344.406 178.663.594 231.500.000 201.454.650 30.045.3

BELANJA

MODAL

(24)

b. Panitera Muda Pidana. c. Panitera Muda Hukum.

Ad. a. Panitera Muda Perdata.

Menggunakan sistem meja yaitu:

Meja pertama.

- Menerima permohonan, gugatan, perlawanan (verzet), permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, permohonan eksekusi dan permohonan somasi

- Menentukan besarnya panjar biaya perkara yang harus di setor oleh calon penggugat/pemohon ke Bank yang kemudian dituangkan/dibuatkan Surat Kuasa untuk membayar (SKUM) rangkap tiga.

- Menyerahkan kembali surat Gugatan/Permohonan kepada Penggugat setelah yang bersangkutan membayar uang panjar perkara yang tercantum dalam (SKUM) .

- Pelaksanaan tugas-tugas pada meja pertama, meja kedua dan meja ketiga dilakukan oleh sub Kepaniteraan Perdata /panitera Muda perdata dan Berada dibawah Pengawasan Wakil panitera.

- Dan lain-lain.

Meja kedua:

- Mendaftar atau mencatat surat gugatan/perlawanan atau permohonan dalam register yang bersangkutan, serta pemberian nomor perkara/register pada surat gugatan/perlawanan atau permohonan dimaksud.

- Menyerahkan kembali satu rangkap surat gugatan/perlawanan atau permohonan yang telah diberi nomor perkara/ register kepada penggugat/pelawan/pemohon.

(25)

- Mencatat penetapan hari sidang, penundaan persidangan beserta alasan penundaan persidangan beserta alasan penundaan berdasarkan laporan Panitera Pengganti setelah persidangan dalam buku register secara tertib.

- Mendaftar atau mencatat putusan Pengadilan Tingkat pertama, Pengadilan Tinggi/Banding dan putusan Mahkamah Agung dalam semua register yang bersangkutan secara tertib.

- Pemegang buku register induk perkara perdata gugatan dan permohonan, perkara banding, kasasi peninjauan kembali, eksekusi,penyitaan dan surat kuasa.

Meja ketiga:

- Atas permintaan pihak-pihak berperkara menyiapkan dan menyerahkan salinan salinan putusan pengadilan.

- Menerima dan memberikan tanda terima atas: a) Memori banding.

b) Kontra memori banding. c) Memori kasasi.

d) Kontra memori kasasi.

e) Jawaban/tanggapan atas alasan PK. f) Penerimaan akta-akta

g) Pendaftaran Badan Hukum.

- Menetapkan urutan dan giliran jurusita atau para jurusita pengganti yang melaksanakan pekerjaan kejurusitaan.

- Pelaksanaan tugas - tugas pada Meja Pertama, Meja Kedua dan Meja Ketiga dilakukan oleh Sub Kepaniteraan Perdata dan berada langsung dibawah pengamatan Wakil Panitera.

K a s:

- Kas merupakan bagian dari Meja Pertama.

- Pemegang Kas menerima dan membukukan uang panjar biaya perkara sebagaimana tercantum didalam SKUM pada buku jurnal keuangan perkara menurut jenisnya :

(a) KI-A1/G : perkara gugatan

(26)

(c) KI-A2 : permohonan banding (d) KI-A3 : permohonan kasasi

(e) KI-A4 : permohonan peninjauan kembali (f) KI-A6 : somasi

- Pencatatan panjar perkara dalam buku jurnal dan khusus perkara-perkara tingkat pertama diikuti dengan pemberian nomor perkara-perkara tersebut.

- Nomor perkara tersebut oleh pemegang Kas diterakan dalam lembar pertama surat gugat.

- Mengeluarkan dari panjar biaya perkara tersebut, biaya-biaya yang merupakan hak-hak kepaniteraan panjar, adalah hak kepaniteraan pada:

(a) Pencataan permohonan banding. (b) Pencatatan permohonan kasasi

- pengeluaran biaya materai dan redaksi dikeluarkan dari panjar perkara setelah perkara diputus, untuk :

(a) Materai : Rp. 6.000,- (b) Redaksi : Rp.5.000,-

- Pengeluaran uang dari panjar perkara untuk keperluan lainnya di dalam ruang hak-hak kepaniteraan dilakukan menurut ketentuan yang berlaku.

- Semua pengeluaran uang dari dari panjar biaya perkara yang merupakan hak-hak kepaniteraan disetorkan kepada kas negara sebagai pendapatan negara.

- Pemegang kas, seminggu sekali menyerahkan penerimaan hak-hak kepaniteraan kepada bendaharawan penerima, untuk disetorkan kepada kas negara.

- Pada setiap penyerahan, besarnya uang agar dicatat dalam kolom 19 KI-A9, dengan dibubuhi tanggal dan tanda-tangan bendahara penerima.

(27)

penterjemah dan eksekusi harus dicatat dengan tertib dalam masing-masing buku jurnal.

- Ongkos-ongkos tersebut dapat dikeluarkan atas keperluan yang nyata, sesuai dengan jenis kegiatan tersebut.

- Pemasukan dan pengeluaran uang untuk setiap harinya dilaporkan kepada panitera untuk dicatat dalam buku induk keuangan yang bersangkutan, yaitu:

- KI-A7 : Buku Induk Keuangan Perkara Perdata. - KI-A8 : Buku Induk Keuangan Biaya Eksekusi.

- KI-A9 : Buku Penerimaan uang Hak-hak Kepaniteraan.

Buku keuangan Perkara

- Buku Jurnal Keuangan

(a) Buku Jurnal Keuangan perkara, digunakan untuk mencatat semua kegiatan penerimaan dan pengeluaran biaya perkara. Untuk setiap nomor perkara digunakan 2 halaman muka dan pencatatan kegiatan dimulai pada tanggal penerimaan biaya panjar, serta ditutup pada tanggal perkara diputus dan dimutasi. (b) Buku Jurnal Keuangan ini terdiri atas:

- KI-A1/G : perkara gugatan. - KI-A1/P : perkara permohonan - KI-A2 : permohonan banding - KI-A3 : permohonan kasasi

- KI-A4 : permohonan peninjauan kembali - KI-A5 : permohonan eksekusi

- KI-A6 : permohonan somasi

(c) Banyaknya halaman setiap buku jurnal diterangkan dengan jelas banyaknya halaman tersebut, dan halman pertama dan halaman terakshior harus dibubuhi tanda tangan Ketua Pengadilan Negeri, dan halaman lainnya cukup dibubuhi paraf. - Buku Induk Keuangan Perkara.

(28)

penerimaan dan pengeluaran dalam Buku Jurnalyang terkait, dimulai setiap awal bulan dan ditutup pada setiap akhir bulan. (b) Buku Induk yang berkaitan dengan keuangan perkara terdiri

atas:

- KI-A7 : Buku Induk Keuangan Perkara.

- KI-A8 : Buku Induk Keuangan Biaya Eksekusi.

- KI-A9 : Buku Induk Penerimaan uang Hak-hak Kepaniteraan.

(c) Banyaknya halaman setiap buku induk keuangan dinyatakan, sedang setiap halaman pertama dan halaman terakhir harus dibubuhi tandatangan oleh Ketua pengadilan Negeri, dan halaman lainnya cukup dibubuhi paraf.

(d) Penutupan Buku Induk keuangan perkara dilakukan oleh panitera dengan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri.

(e) Pada setiap penutupan buku induk keuangan tersebut dijelaskan keadaan uang menurut buku kas , keadaan uang yang ada dalam brankas atau disimpan dalam bank, serta uraian secara terperinci jenis mata uang yang ada dalam brankas. (f) Apabila terdapat selisih harus dijelaskan alasan terjadinya

selisih tersebut.

(g) Ketua Pengadilan Negeri sebelum menandatangani hendaknya meneliti kebenaran keadaan uang yang menurut buku kas dan menurut keadaan yang nyata baik dalam brankas maupun di bank, dengan disertai bukti-buktinya.

(h) Ketua Pengadilan Negeri setiap saat dapat memerintahkan Panitera untuk menutup buku induk keuangan, meneliti kebenaran setiap penerimaan dan pengeluaran uang perkara, sesuai dengan buku jurnal yang berkaitan, meneliti keadaan uang menurut buku kas dan uang nyata yang ada dalam brankas maupun di Bank, dengan disertai bukti-bukti yang bersangkutan.

(29)

(j) Penutupan buku kas yang dilakukan atas dasar pemerintah Ketua Pengadilan Negeri pada waktu-waktu tertentu (pemeriksaan mendadak) harus dibuatkan berita acaranya.

Buku Register Perdata

(a) Pendaftaran perkara dalam buku register harus dilakukan dengan tertib dan cermat, bersesuaian dengan pencatatan dalam buku jurnal keuangan masing-masing, yaitu :

1. Register Induk Perkara Perdata Gugatan = KI-A1/G 2. Register Induk Perkara Perdata Permohonan = KI-A1/P 3. Register Permohonan Banding = KI-A2

4. Register Permohonan Kasasi = KI-A3

5. Register Permohonan Peninjauan Kembali = KI-A4 6. Register Eksekusi = KI-A5

7. Register Somasi = KI-A6

(b) Register Induk Perkara Perdata Gugatan dan register Induk Perkara Perdata Permohonan, harus memuat seluruh data-data perkara dalam tingkat pertama, banding, kasasi, peninjauan kembali dan eksekusi.

(c) Register Banding, kasasi, peninjauan kembali dan eksekusi, masing-masing hanya memuat data-data khusus, sesuai dengan keadaan perkara banding, kasasi, peninjauan kembali dan eksekusi.

Ad. b. Panitera Muda Pidana.

Menggunakan sistem meja yaitu

Meja Pertama :

- Menerima perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut.

- Pendaftaran perkara pidana biasa dalam buku register induk perkara pidana, dilaksanakan dengan membubuhi nomor perkara sesuai dengan urutan dalm buku register tersebut.

(30)

- Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilaksanakan setelah perkara itu diputus oleh Pengadilan.

- Pengisian kolom-kolom buku register, harus dilaksanakan dengan tertib, cermat dan lengkap serta tepat waktu, berdasarkan jalannya persidangan perkara.

- Berkas perkara yang diterima hendaknya dilengkapi dengan formulir penetapan Majelis Hakim untuk disampaikan kepada Wakil Panitera untuk diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera.

- Bagi perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya, hendaknya diserahkan kepada Majelis Hakim yang ditunjuk, setelah dilengkapi dengan formulir penetapan hari sidang dan mencatat pembagian perkara tersebut dengan tertib.

- Setiap penentuan sidang pertama , penundaan tanggal persidangan beserta alasan penundaan , yang diterima dari panitera pengganti, setelah proses persidangan harus di catat di dalam buku register secara tertib.

- Pemegang buku register, harus mencatat dengan cermat dalam buku register yang terkait, semua kegiatan perkara yang berkenan dengan perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali.

Meja Kedua

- Menerima pernyataan banding, kasasi, peninjauan kembali dan grasi.

- Menerima :

(a) Memori banding.

(b) Kontra memori banding. (c) Memori kasasi.

(d) Kontra Memori kasasi (e) Alasan peninjauan kembali.

(f) Jawaban / tanggapan peninjauan kembali (g) Permohonan grasi

(h) Penangguhan pelaksanaan putusan

- Membuat akta permohonan berpikir bagi terdakwa.

(31)

- Atas permintaan pihak-pihak berperkara, menyiapkan dan menyerahkan salinan-salinan putusan pengadilan.

- Pelaksanaan tugas-tugas pada Meja pertama dan meja kedua dilakukan oleh kasub kepaniteraan pidana dan berada langsung dibawah pengawasan Wakil Panitera .

Buku Register Pidana

- Register Perkara Pidana terdiri atas : (a) Register induk perkara pidana biasa ; (b) Register induk perkara pidana singkat. (c) 1. Register pidana cepat.

2. Register pidana Lalun lintas (d) Register penahanan.

(e) Register ijin penggeledahan. (f) Register ijin penyitaan. (g) Register barang bukti.

(h) Register permohonan banding. (i) Register permohonan kasasi.

(j) Register permohonan peninjauan kembali. (k) Rehister permohonanan Grasi/Remisi

- Register induk perkara pidana biasa , dan register induk perkara pidana singkat, harus memuat seluruh data-data perkara dalam tingkat pertama, banding, kasasi, peninjauan kembali dan grasi.

- Register banding, kasasi, peninjauan kembali dan grasi masing-masing hanya memuat data-data khusus sesuai dengan perkara banding, kasasi, peninjauan kembali dan grasi.

- Pelaksanaan tugas-tugas pada meja pertama dan meja kedua, dilakukan oleh sub kepaniteraan pidana dan berada langsung di bawah pengamatan Wakil Panitera.

2. Administrasi Keuangan Perkara

- Administrasi keuangan adalah merupakan bagian dari meja pertama.

(32)

- Pemasukan uang dalam buku induk keuangan perkara pidana terdiri atas

(a) Uang bantuan hukum

(b) Uang jaminan penangguhan penahanan.

- pengeluaran uang bantuan hukum diperuntukkan sebagai upah bagi para penasihat hukum yang ditunjuk oleh pengadilan untuk membela terdakwa yang tidak mampu.

- Apabila terdapat sisa uang bantuan hukum , harus dikembalikan kepada kas negara melalui bendahara penerima.

- Dalam hal terdakwa yang ditangguhkn penahanannya dengan uang jaminan, tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan maka uang jaminan tersebut menjadi milik negara dan harus disetorkan kepada negara.

Apabila perkara terdakwa telah diputus dan telah ditetapkan status daripada terdakwa, maka apabila ada diperlukan lagi uang jaminan tersebut harus dikembalikan kepada yang bersangkutan.

Ad. c. Panitera Muda Hukum.

Program kerja Panmud Hukum:

- Membuat laporan keadaan perkara perdata, pidana, keuangan perkara dan laporan jenis perkara dibuat pada setiap akhir bulan dan dan sudah diterima di Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung pada tanggal 15 bulan berikutnya.

- Laporan keadaan perkara yang dimohon Banding, Kasasi, Peninjauan Kasasi, permohonan Grasi/Remisi dan Eksekusi Perdata dibuat setiap 4 (empat) bulan yaitu pada akhir bulan April, Agustus dan Desember.

- Laporan tentang pelaksanaan tugas Hakim Pengawas dan Pengamat dibuat setiap 6 bulan yaitu pada akhir bulan Juni dan Desember.

(33)

- Laporan kegiatan hakim perkara perdata dan pidana berisi tentangjumlah perkara yang diterima diputusan, sisa perkara serta jumlah perkara yang sudah maupun yang belum diminutasi.

Pola Tentang kearsipan perkara:

I. Berkas perkara terdiri dari 2 (dua) yaitu:

a. Berkas perkara yang masih berjalan yaitu perkara yang diputus dan diminutir tetapi masih dalam tingkat Banding, Kasasi, PK dan yang masih memerlukan penyelesaian akhir (Eksekusi). b. Arsip berkas perkara yaitu berkas perkara yang sudah selesai

dalam arti sudah mempunyai kekuatan hukum tetap sampai dengan Eksekusi.

II. Buku perkara meliputi: 1. Bidang pidana.

- Buku perkara pidana biasa. - Buku perkara pidana singkat. - Buku perkara praperadilan. 2. Bidang perdata.

- Buku perkara perdata gugatan. - Buku perkara perdata permohonan

- Mencatat dalam register tersendiri pendaftaran badan hukum (CV).

3. Administrasi Persidangan.

Administrasi persidangan adalah seluruh kegiatan yang harus dilakukan untuk pelaksanaan persidangan, meliputi system pembagian perkara, penentuan majelis hakim, penentuan hari sidang, pemanggilan, pembuatan berita acara persidangan dan tata tertib persidangan.

B. Administrasi Umum:

1. Sub Bagian Kepegawaian .

(34)

- Buku kendali (Kenaikan Pangkat, Kenaikan gaji berkala dan pensiun).

- Kartu Pegawai.

- Aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian B. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai (DP3)

- Melakukan pemeriksaan terhadap pengisian buku catatan oleh masing - masing Pejabat penilai. Apakah pengisiannya telah dilaksanakan secara berkesinambungan serta telah memuat hal - hal yang menonjol baik yang positif maupun yang negative yang mempengaruhi keadaan nilai DP3. - Memeriksa apakah semua DP3 yang telah dibuat oleh

pejabat penilai sudah ditanda tangani oleh pegawai yang bersangkutan dan atau langsung pejabat penilai.

- Apabila ditemukan pegawai yang dikenakan hukuman telilti nilai DP3nya, apakah nilainya sesuai dengan kelakuannya.

C. Daftar urut kepangkatan (DUK).

- Memeriksa apakah pembuatannya telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1979 Jo.SE BAKN No.03/SE/1980.

- Penentuan Nomor yang digunakan dalam DUK telah sesuai dengan urutan, Senioritas dalam kepangkatan, jabatan, masa kerja, latihan jabatan pendidikan dan usia.

- Meneliti apakah ada pegawai yang mengajukan keberatan tentang pengurutan dalam DUK apakah ada keberetan dengan alasan yang benar, apakah DUK telah diubah.

D. Pengelolaan kenaikan pangkat

- Memeriksa pegawai yang telah memenuhi syarat untuk diusulkan kenaikan pangkatnya.

(35)

- Memeriksa apakah ada pegawai yang pangkatnya lebih tinggi dari atasannya.

- Mencatat data kenaikan pangkat sesuai dengan jenisnya antara lain kenaikan pangkat regular pilihan dan pengabdian.

- Membuat penilaian apakah penylesaian kenaikan pangkat sudah tepat waktunya masing – masing pegawai.

E. Kenaikan Gaji Berkala:

- Memeriksa jumlah pegawai yang memenuhi syaat pemberian KGB dalam tahun berjalan sesuai dengan KEPRES No.42 Tahun 2002.

- Meneliti apakah terdapat pegawai yang terlambat KGBnya, jika ada menyakan sebabnya.

- Meneliti apakah ada pegawai yang dinyatakan dalam DP3 tidak memenuhi syarat di berikan KGB tetapi ternyata dibuat KGB jika ada catat apa latar belakangnya.

F. Pendidikan dan Perjenjangan

Mencatat data pegawai yang telah mengikuti Diklat Perjenjangan dan pegawai yang khusus yang telah menduduki jabatan, tetapi dalam mengikuti Diklat Perjenjangan.

G. Pengisian Jabatan.

- Memeriksa apakah terdapat jabatan yang kosong jika ada tanyakan apakah sebabnya.

- Memeriksa apakah DUK dan DP3 dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengusulkan penetuan pengankatan dalan jabatan.

- Penentuan promosi dan mutasi jabatan melalui proses Breperjakat / TPM.

(36)

2. Sub Bagian Umum:

A. PERSURATAN

a. Pengelolaan Surat-menyurat :

- Mencatat dan membukukan semua jenis surat masuk dan keluar dengan memilih – milih bentuk, sifat dan jenisnya. - Dalam mengelola Adminitrasi umum melalui dari pencatatan

surat masuk/keluar dalam buku register sampai dengan penyimpanan arsip pada tempat yang telah ditentukan, apakah sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

- Dokumen data dan surat penting bersifat rahasia harus tersimpan ditempat yang aman dan terkunci hal ini apakah sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.

b. Laporan Surat-menyurat :

- Surat Masuk selama tahun 2013 berjumlah 3976 (tiga ribu sembilan ratus tujuh puluh enam).

- Surat Keluar selama tahun 2013 berjumlah 5745 (lima ribu tujuh ratus empat puluh lima)

B.INVENTARIS

a. Inventaris Barang Milik Negara

- Membuat buku Inventaris Intrakomptabel. - Membuat buku Inventaris Ekstrakomptabel - Buku persediaan.

- Kartu Inventaris barang (KIB) tanah.

- Kartu Inventaris barang (KIB) gedung dan bangunan. - Kartu Inventaris barang (KIB) angkutan bermotor. - Laporan Barang milik Negara trimulan.

- Laporan Brang milik Negara Tahunan. - Daftar Inventaris Ruangan (DIR). - Daftar Inventaris Lainnya (DIL). - Laporan Kondisi Barang (LKB).

(37)

NO. AKUN NERACA Nilai BMN Periode : Akhir Tahun Anggaran 2012

SALDO AWAL MUTASI SALDO AKHI

(1) (2) (3) (4) (5)

A ASET LANCAR

1 Persediaan

B ASET TETAP 28.232.297.422 172.965.500 28.405.262

1 Tanah 9.393.384.000 0 9.393.384

2 Peralatan dan Mesin 3.808.253.744 172.965.500 3.981.219

3 Gedung dan Bangunan 15.027.831.000 0 15.027.831

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0

5 Aset Tetap Lainnya 2.828.678 0 2.828

6 Konstuksi Dalam Pengerjaan 0 0

C ASET LAINNYA 0 54.445.000 54.445

1 Aset Tak Berwujud 0 54.445.000 54.445

2 Aset Lain-lain 0 0

3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga 0 0

D TOTAL INTRAKOMPTABEL (A+B+C) 28.232.297.422 227.410.500 28.459.707

E EKTRAKOMPTABEL 5.140.000 0 5.140

F TOTAL GABUNGAN (D+E) 28.237.437.422 227.410.500 28.464.847

NO. AKUN NERACA Nilai BMN Periode : Semester I Tahun Anggaran 20

SALDO AWAL MUTASI SALDO AKHI

(1) (2) (3) (4) (5)

A ASET LANCAR

1 Persediaan

B ASET TETAP 28.045.262.922 (80.091.732) 28.325.171

1 Tanah 9.393.384.000 0 9.393.384

2 Peralatan dan Mesin 3.981.219.244 (82.809.754) 3.898.409

3 Gedung dan Bangunan 15.027.831.000 0 15.027.831

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 2.863.300 2.863

5 Aset Tetap Lainnya 2.828.678 (145.276) 2.683

6 Konstuksi Dalam Pengerjaan 0 0

C ASET LAINNYA 54.445.000 200.911.754 255.356

1 Aset Tak Berwujud 54.445.000 23.191.754 77.636

2 Aset Lain-lain 0 177.720.000 177.720

3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga 0 0

D TOTAL INTRAKOMPTABEL (A+B+C) 28.459.707.922 120.820.022 28.580.527

E EKTRAKOMPTABEL 5.140.000 0 5.140

(38)

NO. AKUN NERACA Nilai BMN Periode : Semester II Tahun Anggaran 2

SALDO AWAL MUTASI SALDO AKHI

(1) (2) (3) (4) (5)

A ASET LANCAR

1 Persediaan

B ASET TETAP 28.325.171.190 188.924.190 28.514.095

1 Tanah 9.393.384.000 0 9.393.384

2 Peralatan dan Mesin 3.898.409.490 186.980.750 4.085.390

3 Gedung dan Bangunan 15.027.831.000 0 15.027.831

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.863.300 0 2.863

5 Aset Tetap Lainnya 2.863.400 1.943.440 4.626

6 Konstuksi Dalam Pengerjaan 0 0

C ASET LAINNYA 255.356.754 -177.720.000 77.636

1 Aset Tak Berwujud 77.636.754 0 77.636

2 Aset Lain-lain 177.720.000 (177.720.000)

3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga 0 0

D TOTAL INTRAKOMPTABEL (A+B+C) 28.580.527.944 11.204.190 28.591.732

E EKTRAKOMPTABEL 5.140.000 (3.445.000) 1.695

F TOTAL GABUNGAN (D+E) 28.585.667.944 7.759.190 28.593.427

C.PERPUSTAKAAN

a. Administrasi Perpustakaan

- Membuat buku register terdiri dari register induk, register pengelompokan dan register peminjaman.

- Register harus dikelola secara tertib dan teratur. - Jumlah buku dalam perpustakaan.

- Apakah buku yang sudah diterima sudah seluruhnya dicatat dalam register induk dan register pengelompokan.

- Semua buku di perpustakaan harus dibuat kode nomor sesuai dengan petunjuk yang ada.

- Setiap orang yang meminjam buku di perpustakaan harus dicatat dalam register peminjaman.

- Semua buku – buku di perpustakaan dibuat kartu katalog. b. Aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan Elektronik Pengadilan

Negeri Banda Aceh

(39)

- Semua data yang tercatat dalam buku manual perpustakaan dapat dilihat secara online pada alamat situs di atas.

D.PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

DATA ELEKTRONIK CENTER

a. Server Data Elektronik Center

- Terdapat 1 (satu) ruangan server yang memadai.

- Terdapat 1 (satu) PC (Personal Computer) SERVER 1 Unit - Terdapat 1 (satu) PC (Personal Computer) untuk

penggunaan keperluan tenaga IT.

- Terdapat 1 (satu) Laptop untuk penggunaan keperluan tenaga IT.

- Terdapat 6 (enam) Router/Access Point WIFI sebagai perangkat jaringan Local Area Network (LAN)

- Terdapat 1 (satu) Personal Computer untuk Meja Informasi - Terdapat 1 (satu) LCD TV flat untuk Meja Informasi

- Terdapat 1 (satu) PC ALL IN ONE Touchscreen flat untuk Meja Informasi.

- terdapat 1 (satu) Unit lengkap perekaman proses persidangan Ruang Sidang Tindak Pidana Korupsi.

- Terdapat 1 (satu) unit Printer untuk ruangan server IT.

b. Pengembangan dan Pemanfaatan Sistem Informasi yang mendukung kinerja Pengadilan Negeri Banda Aceh.

- Terdapat Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) - Terdapat Sistem Informasi Perpustakaan Elektronik

- Terdapat berbagai Sistem Informasi yang terpasang di Server Mahkamah Agung RI, Seperti : Aplikasi Direktori Putusan, Aplikasi SIMARI, Aplikasi KOMDANAS, Aplikasi SIMPEG, dan Aplikasi-aplikasi yang mendukung bagian keuangan dan inventaris Barang Milik Negara.

(40)

- Terdapat 1 (satu) tenaga Fungsional Pranata Komputer. - Terdapat 1 (satu) tenaga PNS yang diperbantukan di bagian

IT.

3. Sub Bagian Keuangan:

- Pembukuan pada kas umum, cara penulisan dihalaman pertama dan terakhir setiap halaman setiap nomor urut, tanggal, uraian angka dan perhitungannya kebersihan dan kerapihan dilakukan uji coba pada transaksi untuk dikaitkan dengan beberapa buku Bantu, apakah sudah cocok tanggal pembukuan, volume dan angka pengeluaran.

(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pengadilan Negeri Banda Aceh sebagai bagain dari Mahkamah Agung melakukan serangkaian kinerja untuk terus berusaha memberikan kualitas pelayanan peradilan. Dengan adanya sarana dan prasarana beserta sumber daya manusia yang merupakan pihak yang terlibat di dalamnya. Pengadilan Negeri Banda Aceh sampai dengan saat ini masih menggunakan gedung kantor sendiri yang telah rusak akibat gempa dan Tsunami tanggal 26 Desember 2004 dan sebagian telah direnovasi oleh BRR.

Pengadilan Negeri Banda Aceh berusaha untuk tetap memberikan kepuasan bagi masyakarat pencari keadilan agar mendapatkan pelayanan di bidang hukum peradilan yang profesional, efektif, murah serta mandiri dan tidak bisa adanya intervensi atau pengaruh dari lembaga lainnya.

Pengadilan Negeri Banda Aceh berkeinginan untuk meningkatkan kredibilitas, citra, wibawa dan martabat peradilan sebagai pelaksana supremasi hukum kekuasaan kehakiman yang bebas, netral dan terpercaya. Sehingga menyelengagarakan koordinasi dan pembinaan teknis, administrasi dan finacial kepada Pengadilan Tinggi Banda Aceh dan Mahkamah Agung RI serta di semua lingkungan peradilan di Inodesia.

Dengan menganalisa kinerja Pengadilan Negeri Banda Aceh tahun 2013 maka diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan kualitas kinerja Pengadilan Negeri Banda Aceh yang akan mampu memberikan hasil putusan yang lebih mencerminkan rasa keadialan. Pengadilan Negeri Banda Aceh memenuhi kewajiban akuntabilitas dalam laporan ini sebagai agenda demi kemajuan untuk masa-masa mendatang dalam peningkatakan penyusunan dan implemetasi satuan rencana kerja, rencana kinerja, rencana anggaran dan rencana strategis.

B. Rekomendasi

(42)

Agung maupun Pengadilan Tinggi untuk peningkatan penyelesaian perkara dan semangat kerja.

2. Pengadilan Negeri Banda Aceh perlu penambahan pegawai baik teknis maupun non teknis.

Banda Aceh, 13 Januari 2014 Pengadilan Negeri Klas 1A Banda Aceh Wakil Ketua,

SYAMSUL QAMAR, S.H., M.H.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan yang disampaikan pada bab sebelumnya, adapun hasil dari pengujian financial distress hypothesis pada perusahaan manufaktur indonesia tahun 2010-2013

Hasil docking ke-57 senyawa turunan aglikon kurkuligosida A (Tabel 3) menunjukkan semua senyawa turunan aglikon kurkuligosida A dapat menduduki sisi aktif reseptor PTP1B

Dari hasil wawancara dan observasi terkait evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial dengan metode tanya jawab ini sesuai dengan kajian teori diatas

Pencantuman logo atau nama perusahaan dan atau produk sponsor pada bagian bawah atau samping dibeberapa media publikasi dan promosi event dengan besar space 15 % dari space SPONSOR

Melakukan penyuluhan dengan memberikan modul dan menjelaskan kepada guru-guru mengenai media pembelajaran Google Drive dan memberikan contoh secara lisan dan non

Gencarnya pemberitaan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan-Daerah Istimewa Yogyakarta (RUUK-DIY) pada harian Umum Kompas, baik dalam jumlah berita maupun tulisan

untuk mengidentifikasi polimorfisme genetik individu-individu sapi sampel yang dilakukan dengan teknik RFLP, dipotong menggunakan enzim HaeIII..

Yang ketiga dari sisi penjagaan akal, tentu perbuatan pelakor ini akan sangat meresahkan lingkungan, utamanya para korban, sang istri yang suaminya digoda oleh pelakor