• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi dan Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Sisumut Labuhan Batu Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komunikasi dan Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Sisumut Labuhan Batu Selatan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KOMUNIKASI

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Usman (2011 : 420) menyatakan bahwa komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. Menurut Keith Davis (2000:58), komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain.

Sedangkan menurut Purwanto (2006 : 30), komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu terdapat suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol.

(2)

2.1.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi

Menurut Budiyono (2004 : 285) komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam 2 bentuk, yaitu :

1. Komunikasi lisan dan tertulis.

Berdasarkan bentuk pesan yang disampaikan, komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis.Pemilihan bentuk komunikasi lisan atau tertulis dipengaruhi oleh faktor-faktor waktu, kecepatan, biaya, preferensi pribadi, keterampilan individu dalam berkomunikasi, fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi.

2. Komunikasi verbal dan non verbal

Komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata baik lisan maupun tertulis.Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata dan kepala.Alasan penggunaan jenis komunikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan situasi saat komunikasi terjadi.

2.1.3 Proses Komunikasi

(3)

Proses komunikasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :

Sumber : Usman (2011:421)

Gambar 2.1 Proses Komunikasi

Keterangan :

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi.

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

(4)

a. Informasi b. Ajakan c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya 2. Simbol/ isyarat.

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka sipenerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

(5)

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk kode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak

(6)

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Komunikasi

Tujuan dan manfaat komunikasi menurut Usman (2011 : 420) adalah sebagai sarana untuk:

a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial b. Menyampaikan dan atau menerima informasi

c. Menyampaikan dan menjawab pertanyaan

d. Mengubah perilaku (pola pikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

e. Mengubah keadaan social

f. Dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial dalam komunikasi dan pengambilan keputusan.

2.1.5Dimensi Komunikasi

(7)

Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.

b. Dimensi Hubungan

Dimensi hubungan disandi secara verbal dan menunjukkan bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan. Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, bahasa, kemampuan komunikan, dan kemampuan menerima informasi.

c. Dimensi Arah.

(8)

2.1.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Menurut Scoot dan Allen (2000:205), ada 7 faktor yang mempengaruhi komunikasi agar proses komunikasi berjalan secara efektif :

1. Kepercayaan (Credibility).

Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikan saling mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada kepercayaan maka proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung.

2. Perhubungan (Context).

Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor perhubungan. Apabila tidak terjadi kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan kondisi dan situasi lingkungan ketika komunikasi berlangsung.

3. Kepuasan (Content)

Komunikasi harus menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak, dan kepuasan tersebut akan tercapai apa bila berita atau pesan yang dikirim oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan.

(9)

Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi. Ketidak jelasan suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan interpretasi yang diberikan komunikan akan berbeda dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Kejelasan tersebut meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, dan kejelasan kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi.

5. Kesinambungan dan Konsisten (Continuity &Consistency)

Komunikasi dapat berlangsung jika terdapat kesinambungan dan konsistensi atau kesenjangan hubungan dari kedua belah pihak.Komunikasi harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten, selain itu informasi yang disampaikan jangan saling bertentangan.

6. Kemampuan Komunikan (Capability of Audience)

Kemampuan komunikan sangat menentukan dalam proses komunikasi. Dalam hal ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita.Oleh karena itu komunikator harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak lazim dan sukar dipahami oleh komunikan.

7. Saluran Pengirim Berita (Channel of Distribution)

(10)

dipergunakan oleh masyarakat umum. Media komunikasi tersebut antara lain media cetak (surat, koran, majalah, bulletin dan buku), media elektronik seperti radio, televisi, telepon dan internet.

2.1.7 Hambatan - Hambatan Komunikasi

Hambatan-hambatan komunikasi menurut Purwanto (2007 : 66) adalah: 1. Hambatan sistematis, yaitu hambatan yang dikarenakan bahasa

2. Hambatan tehnik, yaitu hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang dipergunakan untuk berkomunikasi, seperti telepon dan lain-lain 3. Hambatan biologis, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya

panca indera komunikator atau komunikan, misalnya tuli atau gagu

4. Hambatan fisiologis, yaitu hambatan karena kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan. Misalnya antara direktur dan pesuruh 5. Hambatan persepsi, yaitu hambatan yang disebabkan komunikan kurang

mampu menangkap atau menafsirkan pesan komunikasi, sehingga dipersepsi serta dilakukan secara salah.

2.2 Kerjasama Kelompok

2.2.1 PengertianKerjasama Kelompok

(11)

kelompok merupakan kumpulan beberapa indivdu yang memandang diri mereka dan dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai kesatuan sosial.

Menurut Robbins (2002 : 60) kerjasama tim atau kelompok merupakan cara untuk menguasai beberapa perilaku anggota atau orang-orang dalam suatu organisasi yang tidak sama, yang secara teoritis tidak rumit, tetapi sangat sulit diterapkan dalam kenyataan sehari-harinya. Kerjasama tim atau kelompok yang baik akan tercipta jika setiap anggota tim atau kelompok memiliki komitmen yang sama. Oleh karena itu dalam melakukan kerjasama tim atau kelompok lebih banyak membutuhkan keberanian, ketekunan dan kedisiplinan.

Secara garis besar komponen kerjasama kelompok yang memperoleh perhatian yang paling besar adalah kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan.Masing-masing komponen terwujud melalui kerjasama kelompok. Komponen kerjasama dapat tercipta melalui kerja tim, dimana upaya-upaya kelompok secara sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integrasinya,akan semakin besar pula tingkat kerjasama.Setiap tim maupun individu berhubungan erat dengan kerjasama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerjasama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.

(12)

1. Kesamaan Tempat.

Kesamaan tempat ini bisa menjadi dasar bagi terwujudnya kerjasama. Karena denganberada di tempat yang sama, akan memudahkan seluruhanggota kelompok atau organisasiuntuk saling berkomunikasi, berdiskusi atau berargumentasi, sehingga memudahkanterwujudnya kerjasama.

2. Kesamaan Pikiran

Karena berada di tempat yang sama, memudahkan seluruh anggota kelompok atau semuapihak untuk menyamakan pikiran atau konsep pemikiran. Jika seluruh anggota kelompokatau organisasi sudah mempunyai kesamaan sudut pandang atau konsep pemikiran, makaakan mudah untuk mencari solusi atau pemecahan setiap masalah yang terjadi dalamorganisasi, meskipun mereka tidak berada di tempat yang sama.

3. Kesamaan Perasaan

Dalam mengelola suatu organisasi, tidak mungkin seseorang selalu berfikir linier atauberfikir yang monoton.Karena pemikiran linier tersebut sudah diwakili oleh data ataudokumen.Sehingga pada tahap tertentu seseorang harus menggunakan perasaan untuk menyelesaikan masalah yang ada, khususnya yang berkaitan dengan policy, kebijakan,kebijaksanaan atau yang terkait dengan faktor eksternal. 4. Kesamaan Jiwa

(13)

seutuhnya tentangfungsi, tugas dan kewajibannya. Selain itu telah ada kepercayaan atau saling percayadiantara sesama anggota organisasi atau kelompok, sehingga akan terbentuk suatu kulturorganisasi yang baik dan utuh. Pada tahapan ini, tidak akan banyak terjadi perbedaanpendapat, dan jika masih ada perbedaan pendapat tidak akan menimbulkan prasangkaburuk diantara mereka.

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama Kelompok

Menurut Robbins (2002 : 64), ada beberapa hal yang mempengaruhi kerjasama kelompok yang baik, antara lain :

1. Rasa saling percaya

Rasa saling percaya merupakan hal yang perlu dibangun dalam suatu kelompok, supaya terhindar dari kepentingan pribadi atau individual yang dapat menimbulkan konflik. Dengan adanya saling percaya antar setiap anggota dan menyadari bahwa mereka semua sebagai satu kesatuan, maka kerjasama kelompok akan menjadi baik dan berkembang.

2. Keterbukaan

(14)

3. Realisasi diri

Realisasi diri merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap orang dan merupakan kebutuhan yang paling dicari.Dengan adanya realisasi diri diharapkan keberadaan dirinya dapat dirasakan dan diakui dalam lingkungannya.Krena pada kebutuhan ini setiap individu mempunyai peran yang melekat pada dirinya, baik dalam hal kecerdasan, pekerjaan, ketrampilan dan sebagainya. 4. Saling ketergantungan

Saling ketergantungan dipengaruhi antara lain oleh adanya ikatan antar individu. Supaya saling ketergantungan ini dapat terjalin dengan baik, maka siperlukan pemeliharaan tingkat hubungan yang lebih harmonis, kondusif dan lebih matang.Karena saling ketergantungan dalam kelompok perlu adanya upaya untuk menerima perbedaan pendapat antar anggota kelompok.

2.2.3 Dimensi dan Indikator-indikator Kerjasama Kelompok

Menurut West (2002:160), kerjasama kelompok memiliki 3 dimensi yaitu :

1. Kebersamaan.

Kebersamaan yang terjalin baik di antara anggota kelompok akan

menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Telah banyak riset

membuktikan bahwa rasa kebersamaan dalam bekerja secara berkelompok

mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.

(15)

1) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu

dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

2) Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga

maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

3) Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan

kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama

akan lebih kuat dan berkualitas.

2. Kepercayaan

Kepercayaan (trust) adalah keyakinan bahwa seseorang sungguh-sungguh

dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya. Kepercayaan lahir dari sikap

yang dimunculkannya ketika berinteraksi dengan orang lain, misalnya

pemimpin dengan bawahan, bawahan dengan pemimpin atau

antarkaryawan di sebuah perusahaan. Kepercayaan adalah bentuk

perlakuan diri kita kepada orang lain secara tulus. Kepemimpinan akan

sukses ila dila dasi ada ya keper ayaa satu sa a lai ”.

Indikator-indikator kepercayaan, yaitu:

1) Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan

(16)

2) Pemberian tugas, yaitu dengan pemberian tugas pada anggota tim

berarti telah memberikan kepercayaan bahwa anggota tim mampu

melaksanakannya.

3) Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau

bersikap sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja.

3. Kekompakan

Kekompakan adalah bekerja sama secara teratur dan rapi, bersatu padu

dalam menghadapi suatu pekerjaan yang biasanya ditandai adanya saling

ketergantungan.

Indikator-indikator sebagai berikut :

1) Saling ketergantungan tugas, yaitu saling ketergantungan pada tugas

menciptakan kekompakan.

2) Saling ketergantungan hasil, yaitu anggota tim merasa hasil yang

dicapai bukanlah hasil secara individu, tetapi hasil kekompakan

bersama dalam bekerja.

3) Komitmen yang tinggi, yaitu anggota tim dianggap memiliki komitmen

(17)

2.2.4Alasan – Alasan diperlukan Kerjasama Kelompok

Menurut Patrick (2006 : 56), kerjasama kelompok sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaansupaya kumpulan manusia tersebut dapat saling berhubungan dan bekerja sama satu samalain. Adapun alasan-alasan diperlukannya kerjasama kelompok adalah :

1. Kerjasama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak.

2. Kerjasama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan bagi para anggotakelompok.

3. Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan.

4. Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara anggota kelompok.

2.3 Kinerja

2.3.1. Pengertian Kinerja

(18)

kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kemudian menurut Mujaldi (2000:111) kinerja dapat diartikan sebagai perilaku berkarya, berpenampilan atau berhasil karya. Dari pengertian-pengertian tersebut maka kinerja adalah hasil kerja pegawai yang berfungsi untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan kemampuan masing-masing karyawan.

2.3.2. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mangkunegara (2011:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, gifted dangenius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan mudah mencapai kinerja maksimal.

2. Faktor motivasi (Motivation)

(19)

kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Menurut Anogara (2004:178), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi

Pimpinan organisasi perlu mengetahui kompetensi kerja dari anggota organisasi.Dengan mengetahui Kompetensi itu maka pimpinan dapat mendorong bekerja lebih baik.

2. Pendidikan

Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam cara atau suatu sistem.

3. Disiplin kerja

(20)

dengan Kompetensi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan.

4. Komunikasi

Komunikasi memiliki banyak pengaruh terhadap kinerja karyawan. Komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan serta dengan sesama anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat mengkompetensi karyawan untuk melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin dan karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.

5. Sikap etika kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan tercapainya hubungan yang seimbang antara prilaku dalam proses produksi akan meningkatkan kinerja.

6. Kerjasama Kelompok

Kerjasama kelompok merupakan sinergitas kekuatan dari karayawan untuk mencapai tujuan perusahaan secara bersama – sama.

(21)

Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

8. Lingkungan kerja dan iklim kerja

Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan atara karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan sebagainya.Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja, karena tidak ada kekompakkan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan.Hal itu tentu menggangu kerja karyawan.

9. Teknologi

Dengan adannya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih akan membuat dukungan tingakat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10. Sarana produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi

11. Jaminan sosial

(22)

12. Manajemen

Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.

13. Kesempatan berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan kinerja.

2.3.3. Indikator Kinerja

Menurut Robbins (2002 : 260), indikator untuk mengukur kinerja karyawan

secara individu ada lima indikator :

1. Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan

yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan karyawan.

2. Kuantitas.

Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

(23)

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari

setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

2.4 Penelitian Terdahulu

This study revealed the challenges foreign managers in Vietnam face in getting the employees to communicate including giving feedback and asking questions. To survive in the workplace, employees have to adapt to the new work

(24)

No Nama

(25)

signifikan terhadap

Jika setiap anggota tim atau kelompok dalam perusahaan memahami pentingnya sebuah kerjasama, maka hubungan kerja antar bagian atau unit kerja akan berjalan dengan baik dan lancar, sehingga potensi yang baik, akan bersinergi menjadi suatu employees in order to achieve company goals

2.5 Kerangka Konseptual

(26)

karyawan yang pada tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana karyawan mampu melaksanakan tugasnya dengan perbandingan terhadap standar yang diberikan oleh perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2004:67), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(27)

Selain komunikasi, faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan

adalah kerjasama kelompok. Menurut Bacthiar (2004 : 120) kerjasama merupakan

sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang

diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan

pada kesuksesan. Kerjasama kelompok merupakan kumpulan beberapa individu

yang memandang diri mereka dan dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai

kesatuan sosial.Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide

cemerlang dan kinerja yang maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual seperti gambar berikut :

Sumber :Mangkunegara (2004:67), Usman (2011:420), Bachtiar (2013:15) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012 :93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan , maka titik tolak untuk merumuskan

KINERJA KARYAWAN

(Y) KOMUNIKASI

(X1)

KERJASAMA KELOMPOK

(28)

hipotesis adalah rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalu data empiric yang terkumpul.

1. Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS SISUMUT

2. Terdapat pengaruh kerjasama kelompok terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS SISUMUT

Gambar

Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Tabel 2.1
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dengan sepuluh kali cycle memang memiliki nilai kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan lima kali cycle tetapi Gambar 4.6 (d) dan Tabel 4.1 menujukkan bahwa

Tabel 3 menjelaska bahwa penelitian motivasi pemeriksaan IVA setelah diberikan pendidikan kesehatan kanker serviks dengan media audiovisual pada Wanita Usia Subur

Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Gallery walk pada pembelajaran tematik subtema Indahnya Peninggalan Sejarah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

Gambar 2 Service area pada simulasi 1 Dari gambar terlihat ternyata dengan kecepatan kendaraan mobil pemadam kebakaran 50 km/jam, pos-pos pemadam kebakaran yang sudah

Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan satu komputer server dan satu komputer client, men-set konfigurasi pada server dan client dan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Analisis Kualitas Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Surabaya di Kecamatan Driyorejo adalah sebagai berikut:.

Pujisyukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulisan hukum

Contrubution to Economy Policy for OIC Member Countries and Non Member Countries in Southeast Asia 60 Siti Amaroh STAIN Kudus Kudus The Role of Islamic Rural Bank 0n