1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang kaya akan keanekaragaman hayati. Tersedia sekitar 30.000 spesies tanaman, di antaranya tanaman obat yang berjumlah sekitar 2.500 jenis. Sebagai negara kepulauan yang terdiri berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat, Indonesia juga mewariskan keanekaragaman budaya, yang terkait dengan tradisi dalam pemanfaatan tanaman obat dan memiliki beragam pengobatan tradisional (Dalimartha, 2008).
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit sebagai salahsatu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan (Wijayakusuma,1996).
Salah satu cara meningkatkan kesehatan tubuh dengan menjaga kelancaran pengeluaran urin, tindakan ini dianjurkan dalam dunia kesehatan. Urin merupakan campuran air dengan senyawa-senyawa polar yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Pengeluaran urin yang tidak lancar pada kandung kemih atau ginjal dalam waktu yang lama akan menimbulkan pengkristalan dari zat-zat yang akan dibuang. Peningkatan pembuangan urin mampu mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi (Permadi,2006).
berfungsisebagai peluruh urin atau diuretik, banyak tanaman yang sudah lama dikenal oleh
nenek moyang kita yang digunakan sebagai peluruh urin(Permadi, 2006).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricumLinn.) dari suku Melastomataceae. Tumbuhan ini mempunyai khasiat sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), peluruh urin (diuretik), menghilangkan pembengkakan, pelancar aliran darah, dan menghentikan perdarahan (Kusuma, 2005).
Senduduk merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 4 m yang dikenal dengan nama harendong (Sunda), senggani (Jawa Tengah). Memiliki daun tunggal yang berbentuk bulat telur, dan berbulu. Kandungan kimia dari daun senduduk antara lain saponin, flavonoid, dan tanin (Dalimartha, 1999).
Senduduk sering digunakan sebagai obat herbal di berbagai negara antara lain Indonesia, Malaysia, India, dan di wilayah negara bagian Asia lainnya. Berbagai macam ulasan mengenai manfaat senduduk sebagai obat herbal, salah satunya pucuk daun senduduk dikatakan mampu menurunkan tekanan darah dan juga dapat digunakan sebagai pengobatan diabetes. Di Indonesia daun senduduk sering digunakan sebagai obat luka, diabetes, dan obat sakit gigi.
3
Hasil analisis daun senduduk dengan menggunakan alat GC-MS diperoleh senyawa 2-(3,5-Diphenyl-pyrazol-1-yl)-benzothiazole yang salah satu aktivitasnya adalah sebagai diuretik (Balamurugan, 2012).
Selain manfaat yang disebutkan diatas menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmatullah (2009), bahwa komunitas Garo tribal yang tinggal di Netrakonadistrict Bangladesh, menggunakan sari daun senduduk sebagai obat
dalam mengatasi masalah saluran kemih dan juga sebagai diuretik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji lebih lanjut efek diuretik dari ekstrak etanol daun senduduk terhadap tikus jantan dan sebagai pembanding digunakan furosemid.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol daun senduduk mempunyai efek diuretik terhadap tikus jantan?
1.3Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun senduduk mempunyai efek diuretik terhadap tikus jantan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek diuretik dari ekstrak etanol daun senduduk dengan parametervolume urin, kadar natrium dan kadar kalium dalam urin tikus jantan.
Manfaat penelitian ini adalah
a. sebagai sumber informasi mengenai efek diuretik dari ekstrak etanol daun senduduk
b. menambah inventaris tanaman obat yang memiliki khasiat sebagai diuretik.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1
variabel bebas variabel terikat parameter
Daun
5