HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP IMUNISASI TT DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JAMBU KABUPATEN
SEMARANG
Ida Wijayanti1), Heni Setyowati2), Yuliaji Siswanto3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : up2m@akbidngudiwaluyo
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP IMUNISASI TT DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JAMBU KABUPATEN SEMARANG. Penggunaan Imunisasi yang penting pada wanita usia subur dan ibu hamil adalah Imunisasi TT yang berguna untuk mencegah terjadinya tetanus.. Hal ini timbul akibat masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan imunisasi TT selama hamil.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi TT dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil pada bulan juli 2013 sebanyak 70 orang sedangkan sampel yang diteliti sebanyak 70 responden pengambilan data menggunakan teknik sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel yang berjumlah 70 respoden. teknik Sampling.pengumpulan data menggunakan kuesioner dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisia statistic menggunakan analisis uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil dalam kategori cukup sebanyak 26 orang (37,1%). Distribusi frekuensi sikap dengan sikap positif sebanyak 44 orang (62,9%) dan proporsi kelengkapan imunisasi TT dalam kategori lengkap sebanyak 50 orang (71,4%). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT dengan p value 0,011 dan terdapat hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT dengan p value: 0,026.
Kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi TT dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil di puskesmas jambu kabupaten Semarang tahun 2013
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pemberian Imunisasi TT Daftar pustaka : 25 (2000-2012)
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT TT IMMUNIZATION WITH TT IMMUNIZATION GIVING ON PREGNANT WOMEN AT JAMBU HEALTH CENTER SEMARANG REGENCYThe useful immunization for women in reproductive age or those who are pregnant is TT immunization that prevents toward tetanus. This caused by still low coverage of antenatal care and TT immunization during pregnancy.
The results of this study indicate that the pregnant women’s knowledge in the category of sufficient as many as 26 women (37.1%). Frequency distribution for the attitude indicates to positive as many as 44 women (62.9%) and the proportion of the TT immunization in the category of complete as many as 50 people (71.4%). There is a correlation between knowledge and attitude with TT immunization giving with p-value of 0.011 and 0.026, respectively.
It is can be concluded that there is a correlation between knowledge and attitude about TT immunization with TT immunization giving on pregnant women at Jambu Health Center Semarang Regency in 2013.
Keywords : Knowledge, Attitude, TT Immunization giving Bibliography : 25 (2000-2012)
PENDAHULUAN Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh (Depkes RI, 2005). Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid (Depkes RI, 2005).
Salah satu indikator keberhasilan derajat kesehatan adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia masih tertinggi di Asia. Tahun 2007 kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini 9,5 kali lebih besar dari Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari indeks Filipina (Depkes, 2008).
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu sebanyak 307/ 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 Angka Kematian Bayi sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2008). Sehingga didapatkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 8,1/1000 kelahiran hidup (Dinkes Semarang, 2008). Adapun tiga faktor utama presentase penyebab kematian ibu melahirkan yaitu perdarahan menempati presentase tertinggi
penyebab kematian ibu (28 %), hipertensi saat hamil atau preeklamsia atau eklampsia menepati presentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu (24%), sedangkan presentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi (11%) dan salah satu terjadinya infeksi yaitu akibat dari tetanus toxoid (Depkes, 2008).
Berdasarkan laporan WHO yang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI, tetanus masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju (Depkes RI – WHO, 2006).
Penelitian Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) selama tahun 2006 menunjukkan bahwa dari seluruh Angka Kematian Bayi yang ada, 39 persen kematian terjadi pada masa neonatal penyebab kematian utamanya bagi bayi di Indonesia adalah tetanus neonatorum (9,8%), gangguan kelahiran sebelum waktunya (4,3%), dipteri, pertusis dan morbili (3,3%) (Sarimawar, 2006). Sedangkan di wilayah Kota Mataram pada tahun 2009 ditemukan 1 kasus Tetanus Neonatorum dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 7 kasus Tetanus Neonaturum (Dikes Mataram 2010). Hal ini timbul sebagai akibat masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) selama kehamilan.
dilewatkan ke janinnya. Antibodi ini melindungi bayi terhadap tetanus selama proses kelahiran dan selama beberapa bulan setelahnya, imunisasi TT juga melindungi ibu bayi terhadap tetanus (WHO, 2010). Faktor-faktor penyebab tetanus pada bayi yaitu pemberian imunisasi tetanus toxoid pada ibu hamil tidak dilakukan atau tidak lengkap, tidak sesuai ketentuan program, pertolongan persalinan tidak memenuhi bersih tangan, bersih alas dan bersih alat, perawatan tali pusat yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan (Yuni, 2008).
Program imunisasi TT pada wanita hamil di Indonesia, biasanya diberikan 2 kali, karena dianggap belum terimunisasi secara sempurna (5 kali). WUS yang sekarang ada adalah generasi yang belum menjalani imunisasi lengkap Tetanus. Data menunjukkan bahwa di negara Indonesia masih banyak terjadi kasus tetanus baik pada bayi maupun ibu setelah melahirkan. Jadi sangat wajar apabila pemerintah melalui Kantor Urusan Agama (KUA) agar mewajibkan para calon wanita yang menikah untuk diberikan imunisasi TT. Banyaknya tempat persalinan yang kurang bersih dan steril menjadi penyebab utama terjadinya tetanus. Jadi pada dasarnya, tujuan imunisasi TT sebelum menikah dilakukan agar ketika ibu hamil lalu melahirkan ditempat yang tidak bersih dan steril tidak mengakibatkan terkena tetanus saat tali pusar bayi diputuskan. (Depkes RI 2003)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2004 – 2011, cakupan imunisasi Tetanus Toxoid tahun 2004 TT1 dan TT2 sebesar (63,93%) dan (58,18%), tahun 2005 masing-masing 75,07% dan 67,79% , tahun 2006 masing-masing 86,28% dan 82,24%, tahun 2007 masing-masing 101,68% dan 96,23%, tahun 2008 masing-masing 92,14% dan 85,13%, tahun 2009 masing-masing 87,12% dan 83,44%, tahun 2010 masing-masing 83,94% dan 79,6% dan tahun 2011 masing-masing 79,3% dan 75,9%.
Angka ini menurun, dapat dilihat bahwa dari tahun 2004-2006 cakupan TT1 Dan TT2 terus mengalami peningkatan dan mencapai angka cakupan tertinggi di tahun 2007 sebesar (101,68%) dan (96,23%) sedangkan mulai tahun 2011, angka cakupan TT1 dan TT2 terus mengalami penurunan sebanyak 22,38% - 20,33% karena cakupan yang rendah dan perlu diketahui bahwa angka tersebut mencerminkan ibu hamil yang dilayani Imunisasi TT (Profil Dinkes, 2011)
Menurut Notoatmodjo 2007, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor diantaranya yaitu faktor predisposisi, faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang terkait dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Dari faktor-faktor di atas, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian imunisasi TT pada ibu hamil yaitu diperlukannya pengetahuan dan kesadaran ibu tentang manfaat imunisasi TT, karena imunisasi TT baik untuk kekebalan tubuh terhadap infeksi tetanus karena ibu tahu bahwa imunisasi TT akan memberikan kekebalan pada ibu sendiri dan janinnya. Dimana tingkat pengetahuan akan mempengaruhi perilaku individu. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan maka akan makin tinggi tingkat kesadaran ibu untuk berperan serta dalam kegiatan posyandu atau imunisasi (Depkes RI, 2007). Program imunisasi TT juga dapat berhasil jika ada usaha yang sungguh-sungguh dari orang yang memiliki pegetahuan dan komitmen yang tinggi terhadap imunisasi (Muhammad, 2002).
PKM
55.0% 62.0% 62.2% 64.0% 65.5%
75.4%
83.7% 87.8%
96.7%
81.8%
TT1 TT2
Grafik 1.1 Cakupan Imunisasi TT Dari studi pendahuluan yang di lakukan
di Puskesmas Jambu, pada bulan Oktober 2012 dapat dilihat dalam grafik dari 10 desa cakupan yang rendah dari 10 desa tersebut adalah Desa Rejosari, Desa Gondoriyo dan Desa Bedono (Data PKM Jambu, 2012).
Dari data yang dapat diambil dari 3 desa yang cakupan imunisasi TT rendah terdapat 59 ibu hamil, diantaranya Desa Rejosari ada 4 ibu hamil, Desa Gondoriyo ada 22 ibu hamil dan Desa Bedono ada 26 ibu hamil (Data PKM Jambu, 2012). Dari studi Pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Jambu, pada bulan Oktober 2012 dari 10 ibu hamil 7 diantaranya tidak mengetahui pengertian dari imunisasi TT, Jadwal imunisasi TT, manfaat imunisasi TT, efek samping imunisasi TT dan
tempat penyuntikan imunisasi TT. Oleh karena itu berdasarkan pada masalah diatas dan di wilayah Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang termasuk daerah dengan angka cakupan imunisasi TT yang kurang dari target sasaran yaitu minimal 70% dan juga belum ada yang melakukan penelitian di wilayah Puskesmas Jambu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Imunisasi TT dengan Pemberian Imunisasi TT Pada ibu hamil di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang”.
METODE PENELITIAN Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala
1 Bebas : a.
Pengetahuan Kemampuan ibu hamil dalam menjawab dengan benar tentang Imunisasi TT meliputi
Pengetahuan, penyebab, manfaat , cara pencegahan, jadwal, dan cara pemberian munisasi TT.
Kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan dengan dua pernyataan yaitu benar dan salah dan dengan ketentuan :
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala
Imunisasi TT menggunakan skala
Likert, yaitu : sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu, setuju, sangat setuju.
Pertanyaan favourable Sangat setuju : 5 Setuju : 4 ragu : 3 Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1 Untuk pertanyaan unfavourable Sangat setuju : 1 Setuju : 2 ragu : 3 Tidak setuju : 4 Sangat tidak setuju : 5
Positif (21-35) Negatif (7-20)
2. Terikat: Pemberian
Imunisasi TT Imunisasi TT yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang diukur berdasarkan pemberian Imunisasi TT I dan TT II
kuesioner yang terdiri dari 2 pertanyaan Ya = 1
Tidak = 0
Kategori 1.lengkap 2.Tidak Lengkap
Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat analisa suatu keadaan secara objektif. Pada penelitian ini membahas tentang Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap Imunisasi TT dengan pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Jambu kabupaten semarang dengan pengambilan data menggunakan kuesioner.
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan juli 2013 dengan jumlah populasi berjumlah 70 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 70 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi.penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas jambu dan bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang terdiri dari 11 soal tentang pengetahuan, 7 soal tentang sikap dan 2 soal tentang pemberian Imunisasi TT dengan dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan hasil uji validitas di Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang untuk Variabel pengetahuan diperoleh nilai r
terletak antara 0,499-0,698 dari nomor 1 sampai dengan nomor 11 dan Variabel sikap terletak antara 0,576-0,822 dari nomor 1 sampai nomor 7 artinya r hitung lebih besar dari r tabel 0,444 maka dapat dinyatakan valid. Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan metode Alfa Cronbach dengan hasil uji reliabilitas Alfa cronbach > 0,60 di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang untuk variabel pengetahuan diperoleh nilai sebesar 0,856 lebih besar dari 0,60 sedangkan variabel sikap diperoleh nilai sebesar 0,844 lebih besar dari 0,60 sehingga instrument tersebut dinyatakan reliable.
Analisa data penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan cara membuat frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis bivariat untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu variabel-variabel bebas dan variabel terikat
Etika penelitian
responden dengan menekankan masalah etik yang meliputi:
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, calon responden diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Apabila calon responden bersedia untuk diteliti maka calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormatinya. Jika di tengah pengisian kuesioner responden ingin mengundurkan diri maka diperbolehkan mengundurkan diri, dan kuesioner yang telah diisi tidak akan diikutkan dalam pengolahan data.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam pengolahan data penelitian. Peneliti akan menggunakan nomor atau kode responden
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hal ini tidak akan dipublikasikan ataupun diberikan kepada orang lain
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 <20 9 12,9
2 20-35 58 82,9
3 >35 3 4,3
Total 70 100,0
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun yaitu sejumlah 58 responden (82,9%) dan paling sedikit
berumur >35 tahun yaitu sejumlah 3 responden (4,3%).
b. Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang
N
o Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD 3 4,3 responden (74,3%) dan paling sedikit berpendidikan SD yaitu sejumlah 3 responden (4,3%).
c. Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang
N
o Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 IRT 61 87,1
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan paritas di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang
No Paritas Frekuensi Persentase (%)
1 Primipara 33 47,1
2 Multipara 37 52,9
Total 70 100,0
2. Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan cukup sebesar 26 responden (37,1%), sedangkan responden paling sedikit dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 21 responden (30,0%).
b. Sikap
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Imunisasi di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang Pemberian Imunisasi Frekuensi Persentase (%)
Tidak lengkap 20 28,6
a. Hubungan antara Pengetahuan terhadap Imunisasi TT dengan lengkap pemberian imunisasinya dengan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (52,4%) dan pemberian imunisasi dengan lengkap dengan kategori baik sebesar 20 responden (87,0%).
Uji statistik dengan Chi Square didapatkan 2=8,935 dengan p
f % f % f % Negatif 12 46,2 14 53,8 26 100,0 Positif 8 18,2 36 81,8 44 100,0
Total 20 28,6 50 71,4 70 100,0
p value = 0,026 2=4,97
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak lengkap pemberian imunisasinya dengan sikap negatif sebanyak 12 responden (46,2%) dan pemberian imunisasi lengkap dengan kategori positif sebanyak 36 responden (81,8%)
Uji statistik dengan Chi Square didapatkan 2=4,97 dengan p
value-=0,026≤0,05 sehingga Ho di tolak artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap imunisasi TT dengan pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang.
Pembahasan
1. Gambaran Pengetahuan Ibu hamil Tentang Imunisasi TT di Puskesmas Jambu Kabupaten Semarang
Hasil penelitian terhadap 70 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Jambu, dalam katagori cukup yaitu sebanyak 26 responden (37,1%) dalam katagori kurang sebanyak 21 responden (30,0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang imunisasi TT dalam kategori cukup.
Responden tidak mengetahui tentang pengertian imunisasi TT yaitu pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, kedua manfaat imunisasi yaitu dapat memberikan kekebalan terhadap ibu sehingga pada saat melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus. Hal tersebut di dukung oleh tingkat pendidikan ibu. Pendidikan responden sebagian besar pendidikan menengah yaitu SD (4,3%), SMP (21,4%), dan SMA (74,3%). Pendidikan responden yang baik merubah pola pikir dan menambah pengalaman-pengalaman baru sehingga pengetahuan ibu tentang
suatu hal dalam hal ini tentang Imunisasi TT akan bertambah.
Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan ibu bermacam-macam, berkembang dan tumbuh bahkan sering sekali tidak disadari oleh seseorang. Ibu yang aktif melakukan kegiatan di kota besar seperti bekerja di kantor atau pabrik, menjalankan usaha pribadi sebagai tambahan penghasilan serta dalam kegiatan social yang menyita banyak waktu di luar rumah (Prasetyono,2009)
Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam melakukan sedangkan ibu yang tidak bekerja sudah sibuk dengan pekerjaan rumahnya.akan tetapi tidak menutup kemungkinan ibu yang tidak bekrjapun dapat meningkatkan pengetahuannya melelui media elektronik atau media massa Dan sebagian responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 61 kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan timbul karena pengalaman dan kematangan jiwa sebagian responden berusia 20-35 tahun sebanyak 58 orang (82,9%).
lengkap dan untuk pengetahuannya seharusnya sudah lebih baik namun karena keterbatasan waktu untuk mengurus anak dan keluarganya sehingga untuk memperdalam pengetahuanya hanya sebatas itu saja.
Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Jambu paling banyak pada katagori cukup yaitu sebanyak 26 responden (37,1%). Kemungkinan hal tersebut dipengaruh oleh faktor pendidikan responden yang sebagian besar SMA, sebagian besar responden tidak bekerja, usia responden sebagian besar 20-35 tahun dan paritas didapatkan hasil bahwa 44 orang (62,9%) mempunyai sikap Positif terhadap Imunisasi TT. Terutama pada sikap mengenai pemberian imunisasi TT, manfaat imunisasi TT. Hal ini terjadi karena beberapa faktor eksternal seperti faktor lingkungan dan social budaya dimana faktor lingkungan disini yaitu mengharuskan mereka untuk imunisasi TT walaupun mereka belum mengetahui tentang Imunisasi TT. Tetapi lingkungan mereka mewajibkan untuk melakukan Imunisasi TT karena merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi sebelum menikah supaya mendapatkan kartu untuk diajukan ke KUA. Kemudian pengaruh orang lain seperti tenaga kesehatan yang menganjurkan untuk Imunisasi TT pada
a. Pengetahuan dengan pemberian Imunisasi TT
Dalam hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap Imunisasi TT dapat diketahui bahwa ibu yang
imunisasinya tidak lengkap dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 11 responden (52,4%) dan pemberian imunisasi dengan pengetahuan baik sebanyak 20 responden (87,0%) hal ini dapat dilihat bahwa paling banyak dengan pemberian imunisasi lengkap dan pengetahuan baik. Hasil uji statistik chi square didapatkan
2=8,935 dengan p value 0,011 yang
jika dibandingkan dengan nilai α = 0,05 , dapat diartikan hipotesis nol (Ho) ditolak Ini berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemberian imunisasi TT di puskesmas Jambu kabupaten semarang
Hal ini terjadi karena sebagian besar pengetahuan responden baik, mereka mampu menyikapi dengan baik, menurut responden dengan pengetahuan baik Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. karena berdasarkan informasi yang mereka peroleh dari berbagai media dan kuesoiner yang diberikan mengenai Imunisasi TT sebagian responden menjawab dengan benar. Sikap tersebut terbentuk karena responden memiliki pengetahuan yang baik, dimana seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka akan mampu menyikapi segala hal dengan baik pula.
Menurut penelitian Rosalina Wulandari mengenai hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang Imunisasi TT dengan status Imunisasi TT ibu hamil di kelurahan rejomulyo wilayah puskesmas karang doro semarang timur tahun 2009, didapatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dari 20 sampel adalah mempunyai tingkat pengetahuan baik
seseorang, semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui maka akan timbul sikap makin positif terhadap Imunisasi TT.
b. Sikap dengan pemberian Imunisasi TT Dalam hubungan antara sikap ibu hamil terhadap pemberian imunisasi TT, diketahui hasil analisa ibu yang memiliki sikap negative sebanyak 12 responden (46,2%) berperilaku kurang dan pemberian imunisasi lengkap dengan sikap positif sebanyak 36 orang (81,8%) dalam melakukan imunisasi TT.
Hasil uji statistik chi square didapatkan 2=4,97 dengan p value =
0,026 yang jika dibandingkan nilai α = 0,05 maka p value < 0,05 sehingga hipotesis nol (Ho) di tolak Sehingga Ini berarti ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan pemberian imunisasi TT di puskesmas Jambu kabupaten semarang
Hal ini menunjukkan bahwa baik buruknya tindakan seorang dalam melakukan Imunisasi TT tergantung dari pada reaksi atau respon dari orang itu sendiri. Jika sikap seorang ibu bersikap baik maka tindakan Imunisasi TT akan baik pula.
Apabila individu memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu stimulus atau objek kesehatan maka ia akan mempunyai sikap yang menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap tidak mendukung terhadap suatu objak maka ia akan memiliki sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakkan atau tidak setuju ( Notoatmodjo, 2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa sikap itu merupakan reaksi atau respon seseorang yang baik atau buruk terhadap suatu atau stimulus atau objek, jadi dengan adanya sikap yang baik maka akan ada reaksi baik pula terhadap suatu objek.
Berdasarkan uraian diatas dijelaskan bahwa pengetahuan seseorang selalu mempengaruhi sikap, sikap ini lahir sebagai stimulus yang menghendaki adanya reaksi balik dari individu.
PENUTUP Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Jambu kabupaten Semarang , dalam katagori baik dalam katagori cukup sebanyak 26 (37,1%)
2. Sikap ibu hamil tentang imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas Jambu kabupaten Semarang, dalam katagori sikap positif sebanyak 44 (62,9%)
3. Pemberian Imunisasi TT di Pusesmas jambu kabupaten Semarang dalam katagori katagori lengkap sebanyak 50 (71,4%).
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dengan pemberian imunisasi TT, dengan nilai p-value = 0,011 ( = 0,05) artinya nilai p<0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang Imunisasi TT dengan pemberian Imunisasi TT di Puskesmas Jambu Kab.Semarang
5. Terdapat hubungan antara Sikap ibu hamil tentang imunisasi TT terhadap pemberian imunisasi TT, dengan nilai p-value = 0,026 ( = 0,05) artinya nilai p<0,05 sehingga Ho ditolak artinya ada hubungan antara Sikap ibu hamil tentang Imunisasi TT terhadap pemberian Imunisasi TT di Puskesmas Jambu Kab.Semarang
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Responden
jadwal Imunisasi TT, dan dapat melakukan Imunisasi TT sesuai dengan jadwal serta lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi Tetanus Toksoid, dan dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan khususnya tentang imunisasi Tetanus Toksoid melalui media elektronik maupun media cetak.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pemberian penyuluhan dalam bidang kesehatan khususnya tentang imunisasi Tetanus Toksoid, dan meningkatkan cakupan imunisasi Tetanus Toksoid. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya Lebih memperbanyak sumber-sumber informasi terkait dan memperbanyak literatur, dan memperluas penelitian yang dilakukan dengan meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Pemberian Imunisasi TT.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Depkes RI. 2000. Imunisasi TT. http:// www. Depkes RI. go. id/ diakses pada 12 Maret 2013
Depkes RI 2003. Cakupan Imunisasi TT. http:// www. Depkes RI. go. id/ diakses pada 12 Maret 2013
Depkes RI 2003. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan Di Rumah Sakit dan Puskesmas. Jakarta.
Hasibuan. 2003. Malayu, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarata; Bumi Aksara.
Hidayat, A . A . A. 2007. Metode penelitian kebidanan dan tehnik analisis data. Jakarta : Salemba Medika
Kerangka Teori Perilaku Imunisasi TT Modifikasi Planned Behavior (Ajzen et al.., 2007), Access to medical care (Andersen, 1995) dan Health Belief models (Champion and Skinner, 2008) Mandriawati. 2007. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
Manuaba, I. Gde. 2001. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, Soekidjo 2012 Promosi. Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nur Salam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Medika.
Panitia Pekan Imunisasi Nasional Tingkat Pusat. 1996. Petunjuk Teknis Imunisasi Tetanus Toksoid. Jakarta
Saifuddin dkk, Abdul Bari. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin Azwar, M.A . 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.