• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyediaan Air Bersih dan Air Minum.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penyediaan Air Bersih dan Air Minum.docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

“PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM”

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Mikrobiologi

Lingkungan

DISUSUN OLEH :

NAMA :

SEPTIAN HELMI

NPM

:

140410130090

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

(2)

Puji dan syukur kita panjatkan hanya kepada Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam selalu

tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta

kita semua selaku umatnya.

Tugas mata kuliah yang berjudul “Penyediaan Air Bersih dan Air Minum“ ini

dibuat sebagai salah satu syarat ketuntasan tugas Mikrobiologi Lingkungan

tahun ajaran 2014/2015 dan sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah di dapat pada masa kuliah.

Selama proses pengerjaan ini penulis banyak mengalami kendala dan

kesulitan yang disebabkan oleh terbatasnya waktu, akan tetapi dengan segenap

usaha, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki akhirnya tugas ini dapat

diselesaikan dengan baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca

umumnya. Jangan pernah berhenti hingga sampai sini teruslah mencari ilmu,

berusaha, berdoa dan tawakal.

Bandung, 09 Maret 2015

Penulis

(3)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup. Makhluk hidup membutuhkan air untuk dapat melanjutkan kelangsungan hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Sepertiga bagian bumi yang kita tempati terdiri dari air, itulah kenyataan yang kita yakni bahwa air sangat penting bagi kehidupan.

Terdiri dari beragam jenis air yaitu air laut, air sungai, dan danau (air tawar). Keberadaannya pun mengelilingi kehidupan kita baik di lingkungan dan juga dalam tubuh kita. Dalam tubuh orang dewasa sekitar 70% massa tubuh mengandung air di dalamnya. Organ penting seperti darah, hati, jantung, paru-paru bahkan otak tidak akan bisa bekerja tanpa adanya kandungan air. Pada saat tubuh mengalami dehidrasi, bukan hanya akan mengganggu aktifitas tubuh namun, juga dapat menyebabkan kematian. Jika kita pahami, manfaat air bagi kehidupan makhluk hidup menempati urutan kedua setelah oksigen karena seseorang mungkin bisa tahan dalam waktu lama dengan minum air tanpa makanan.

Itulah alasan mengapa air memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan. Di daerah rawan bencana, sering kita menjumpai masalah penyediaan air bersih. Padahal kita tahu bahwa air memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab itu, dalam makalah yang akan kami buat. Kami akan membahas mengenai penyediaan air bersih, terutama di daerah yang mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba. Sehingga kita akan mengetahui bagaimana penyediaan dan pengolahan pada daerah yang rawan terhadap masalah kekurangan air bersih.

1.2 Rumusan Masalah

(4)

2. Bagaimana syarat dalam penyediaan air bersih yang sesuai dengan standar peraturan pemerintah?

1.3 Tujuan

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai penyediaan air bersih dan air minum.

1.4 Metode Penyelesaian Masalah

Metode yang dilakukan adalah dengan mencari literatur dari buku, jurnal dan internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi tiga bab dengan lampiran-lampiran yang diperlukan. Secara garis besar karya tulis ini membahas hal-hal sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penyelesaian masalah dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Membahas tentang ekologi mikroba secara keseluruhan.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanganan Masalah Penyediaan Air Bersih dan Air Minum

Dalam topik yang dipilih, memuat masalah mengenai krisis air bersih yang dialami oleh beberapa wilayah di Indonesia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengidentifikasi sekitar 25 daerah kabupaten/kota mengalami kekeringan. Masalah ini disebabkan oleh musim kemarau panjang selama beberapa pekan terakhir. Pihak pemerintah sudah berupaya memberikan bantuan sementara yang bersifat jangka pendek. Artinya, bantuan yang diberikan tidak sepenuhnya menangani masalah yang terjadi. Kemungkinan masalah ini dapat menjadi masalah yang berkepanjangan. Oleh sebab itu perlu memikirkan upaya-upaya lain terkait masalah krisis penyediaan air bersih.

(6)

mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau, pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.

Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkan. Namun pada rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.

Ada tujuh cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah pedesaan di Indonesia. Ketujuh cara tersebut diantaranya:

1. Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter) 2. Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)

3. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter) 4. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter) 5. Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional

6. Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup 7. Bak penampungan sumber air/mata air

(7)

Keuntungan

3. Rumah-rumah yang dekat dengan bak penampungan tidak memerlukan bambu yang panjang, sehingga akan efesien waktu dan tenaga.

Kerugian

1. Apabila musim kemarau, air yang ditampung hanya sedikit dan pemakaian supaya dihemat.

2.2 Syarat Dalam Penyediaan Air Bersih dan Air Minum

Persyaratan air bersih menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Sedangkan untuk air minum diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air Minum.

Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Syarat Fisik: tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, terasa

c. Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang boleh ditentukan.

(8)

a. Tidak ada bakteri atau virus kuman berbahaya (patogen dalam air).

b. Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indikator pencemaran tinja (Coliformbacteria) harus negatif.

4. Syarat Radioaktifitas: tidak ada zat radiasi berbahaya dalam air. Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air minum yang sehat terdiri atas:

1. Survei saniter (sanitary survey): Survei saniter (sanitary survey) merupakan pengumpulan data dari tempat dan sumber persediaan air. Data yang dikumpulkan, antara lain, sumber pencemaran, cara distribusi air, dan informasi lain yang ada kaitannya dengan kepentingan sanitasi. Survei harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian di bidang sanitasi. Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasikan dengan data-data dari hasil survei sebelumnya sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sumber air yang telah diperiksa memang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat.

2. Pengambilan sampel (sampling): Pengambilan sampel (sampling) yang baik merupakan kegiatan yang paling penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi. Teknik pengambilan sampel bergantung pada tujuan pemeriksaan, apakah untuk pemeriksaan bakteriologis atau kimia.

3. Pemeriksaan laboratorium

Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan radiologis.

.

Pemeriksaan Bakteriologis

Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme yang sering diperiksa sabagai indikator pencemaran oleh feses, antara lain:

(9)

Organisme koliform merupakan organisme nonspora yang motil atau nonmotil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk

menghasilkan asam dan gas pada temperatur 37 dalam waktu 48 jam.

Contoh tipikal koliform tinja adalah E.coli dan koliform nontinja adalah Klebsiella aerogeus. Keberadaan E. coli dalam sumber air merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia. Ada beberapa alasan mengapa organisme koliform dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja dibandingkan kuman patogen lain yang terdapat di saluran pencernaan manusia, antara lain:

 Jumlah organisme koliform cukup banyak dalam usus manusia. (walaupun hanya terdapat 1 kuman dalam 100cc air) dibanding tipe kuman patogen lainnya.

 Organisme ini lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus patogen lainnya.

(10)

terhadap dosis klorinasi normal. Keberadaan Cl. perfingens bersama E.coli dalam air menunjukkan terjadinya kontaminasi baru. Selabiknya, jika yang ditemukan hanya Cl. perfingens, kontaminasi terjadi setelah waktu berselang.

Pengujian yang biasa dilakukan pada pemeriksaan bakteriologis air, antara lain:

1. Presumptive coliform test a. Multiple tube method

b. Membrane Filtration Method c. Primary Health Care Tehnique 2. Colony Count

3. Pemeriksaan streptokokus tinja dan Cl. perfingens

DAFTAR PUSTAKA

Budiman., & Suyono. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Chandra, Budiman. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Handayani, Asti., Kuncoroyekti, Andre., Nu’man Afif., dkk. 2008. Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL.

Kartasapoetra, A.G. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

(11)

Purwanto, Eling., Pitojo., Setijo. 2003. Deteksi Pencemar Air Minum. Semarang: CV Aneka Ilmu.

Sarudji, Didik. 2006. Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Media Ilmu.

Sutrisno, Totok., dkk. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada sistem informasi penjualan berbasis web dan SMS Gateway ini nantinya konsumen sebagai pengguna bisa mengetahui informasi penjualan

Pada penelitian ini, parameter operasi proses hidrolisis pati tapioka yang meliputi suhu, pH buffer sodium asetat dan kecepatan pengadukan divariasikan dengan tujuan untuk

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, UKM yang dikelola komunitas memiliki komoditas yang bisa memiliki value tinggi secara ekonomi, akan tetapi komunitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha keripik cakar di Kabupaten Klaten pada bulan Mei, untuk mengetahui

Atas perhatiannya kami ucapkan

Hal itu membawa kita pada sifat proses penting dari proses kelahiran dan kematian, bagaimanapun, didalam deskripsi gerakan ' mengikuti : proses singgah pada state

Pengaruh ini signifikan dengan nilai p-value sebesar 0,014 (p< ) H0 ditolak, maka hipotesis yang menyatakan bahwa pengaruh siginifikan variabel kualitas

Langkah pertama dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh Sugiono adalah identifikasi Potensi dan masalah. Identifikasi ini merupakan analisis kebutuhan