• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EARNING PER SHARE RETURN ON EQU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH EARNING PER SHARE RETURN ON EQU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON EQUITY, NET

PROFIT MARGIN, INFLASI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP

HARGA SAHAM

(Studi pada Perusahaan yang Masuk dalam Jakarta Islamic Index

Periode 2012-2015)

Reni Aulia

Fkultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh earning per share, return on equity, net profit margin, inflasi dan suku bunga terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di JII periode 2012-2015. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari laporan keuangan, annual report, company report, jurnal-jurnal penelitian, dan data-data pustaka lainnya. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2012 sampai dengan 2015. Data dianalisis menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per Share, Return on Equity, Net Profit Margin,

Inflasi, dan Suku Bunga secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap harga saham.

Kata Kunci: Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Inflasi, Suku Bunga, harga saham

PENDAHULUAN

(2)

juga lebih tinggi dan ini dapat meningkatkan nilai perusahan. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten di mata investor atau calon investor.

Earning PerShare (EPS) merupakan indikator yang paling sering diperhitungkan oleh para investor sebelum mengambil keputusan berinvestasi karena semua hasil yang dapat tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara langsung terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Semakin tinggi Earning Per Share (EPS), maka semakin tinggi juga laba yang diterima investor. Hal tersebut akan menyebabkan investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Ketertarikan para investor untuk membeli saham di suatu perusahaan akan menyebabkan harga saham di suatu perusahaan tersebut akan cenderung meningkat.

Retrun On Equity (ROE) adalah rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukan kemampuan perusahan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendaptkan laba bersih. Kenaikan

Return on Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam pengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Net Profit Margin (NPM) merupakan menunjukan seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio ini menginterpretasikan tingkat efisiensi perusahaan, yakni sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya operasionalnya pada periode tertentu. Semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui pendapatan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup baik. Sebaliknya, jika rasio ini semakin turun maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui pendapatan dianggap cukup rendah. Selain itu, kemampuan perusahan dalam menekan biaya-biayanya dianggap kurang baik sehinga investor pun enggan untuk menanamkan dananya. Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan ikut mengalami penurunan.

(3)

Disisi lain, Indeks Harga Saham mengalami fluktuasi, begitu juga dengan indeks LQ-45. Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja Jakarta Islamic Index terus meningkat dan lebih stabil walaupun relatif baru dibandingkan dengan IHSG dan LQ-45. JII merupakan indeks yang berisi 30 perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan syariah Islam. JII berisi saham-saham yang memenuhi kriteria syariah, yaitu tidak mengandung unsur minum-minum keras, judi, serta tidak beroperasi pada hal-hal yang dilarang dalam syariat Islam. Obyek dalam penelitian ini adalah pada sektor perusahan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) karena perusahaan yang terdaftar di JII kinerjanya terus meningkat.

KAJIAN TEORI Harga Saham

Menurut Hendro (2014, hal. 357) saham merupakan penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan. Pemegang saham dapat memperoleh keuntungan saham berupa 1) dividen yaitu pembagian keuntungan yang dibagikan perusahaan; 2) Capital gain yaitu selisih antara harga beli dan harga jual, terbentuk dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Maryanne (2009) mendefinisikan harga saham sebagai harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham, sehingga nilai pasar menunjukkan fluktuasi dari harga saham.

Harga saham adalah nilai dari penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham (Aniesma, 2012).

Earning Per Share

(4)

penanam modal potensial dalam mengevaluasi kemampuan laba perusahaan.

Berdasarkan penelitian Pasaribu (2008), dan Tiningrrum (2011) bahwa EPS berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Begitupula dengan Priatinah dan Kusuma (2012) serta Ratih dkk. (2013) membuktikan bahwa EPS pada perusahaan pertambangan berpengaruh positif terhadap harga saham.

Dengan memperhatikan kecendrungan dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada beberapa sektor perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa secara umum EPS berpengaruh signifikan atau berpengaruh positif terhadap harga saham.

Suku Bunga

Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Herman (2003) dalam Rayun Sekar Meta (2005).

Keynes (Boediono, 1985) berpendapat bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga jangka panjang meningkat maka pemegang saham cenderung menjual sahamnya karena harga jualnya tinggi. Kenaikan suku bunga akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar modal. Pergerakan suku bunga SBI yang fluktuatif dan cenderung meningkat akan mempengaruhi pergerakan sektor riil yang dicerminkan oleh pergerakan return saham. Akibat meningkatnya suku bunga, para pemilik modal akan lebih suka menanamkan uangnya di bank dari pada 27 berinvestasi dalam bentuk saham (Dornbusch & Fischer (1992) dalam Rayun Sekar Meta (2005).

Dalam penelitian ini digunakan tingkat suku bunga SBI. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.

Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Menurut Sudana (2011) NPM digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan perusahaan yang dicapai perusahaan.

(5)

antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. (Kasmir 2012:200). Net profit margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. (Harjito&Martono 2011:60).

Return On Equity

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham atau investor yang dapat dihitung dengan membagi laba setalah pajak atau Net Income After Tax (NIAT) terhadap modal sendiri yang berasal dari setoran modal pemilik. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi resiko ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. (Kasmir 2012: 204). Untuk melihat tingkat investasi dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan. (Prastowo 2011:92).

Inflasi

Inflasi adalah ukuran ekonomi yang memberikan gambaran tentang meningkatnya harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi pada suatu sistem perekonomian. Inflasi juga diartikan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan harga-harga pada umumnya atau turunya nilai mata uang yang beredar. Indikator inflasi adalah sebagai berikut; a). Indeks Harga Konsumen (IHK), Merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia biasanya diukur dengan Indeks Harga Konsumen. b). Indeks Harga Perdagangan Besar, merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

(6)

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2011:8).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) pada tahun 2012-2015. Sampel penelitian diambil secara

purposive sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar di JII berturut-turut pada tahun 2012-2015

b. Perusahaan yang melaporkan secara publik laporan keuangan tahunan dalam tahun fiskal yang berakhir 31 Desember yang telah diaudit untuk masa tahun 2012-2015

c. Penelitian pengumpulan laporan keuangan menggunakan data-data yang dapat dari Bursa Efek Indonesia dan mendownload situs di internet yaitu http://www.idx.comdan harga saham yaitu http://www.finance.yahoo.com

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Supomo 1999, h.63). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah harga saham.

Variabel Independen

1. Earning Per Share

Earning per share diukur dengan membandingkan laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Skala yang digunakan adalah skala rasio. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EPS = jumlah saham yang beredarlababersih setelah pajak

(7)

Net profit margin diukur dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan satuan ukur persentase. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

NPM = laba bersih setelah pajak

Penjualan Bersih x 100%

3. Return On Equity

Return on equity diukur dengan membandingkan laba bersih dengan ekuitas. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan satuan ukur persentase. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ROE = laba bersih setelah pajak

Ekuitas x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

Tabel 1

Hasil Statistik Deskriptif

(8)

Variabel harga saham dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 910.0000 dan nilai terbesar atau maximum 37000.00. Nilai rata-rata (mean) harga saham dari 56 pengamatan adalah 10604.66 dengan nilai standar deviasi sebesar 8898.586.

Variabel EPS dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 23.20000 dan nilai terbesar atau maximum 1590.400. Nilai rata-rata (mean) EPS dari 56 pengamatan adalah 607.0879 dengan nilai standar deviasi sebesar 465.7043.

Variabel ROE dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 5.410000 dan nilai terbesar atau maximum 125.8100. Nilai rata-rata (mean) ROE dari 56 pengamatan adalah 26.53286 dengan nilai standar deviasi sebesar 28.01223.

Variabel NPM dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 5.330000 dan nilai terbesar atau maximum 35.52000. Nilai rata-rata (mean) NPM dari 56 pengamatan adalah 16.34786 dengan nilai standar deviasi sebesar 7.153316.

Variabel inflasi dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 3.350000 dan nilai terbesar atau maximum 8.380000. Nilai rata-rata (mean) inflasi dari 56 pengamatan adalah 6.097500 dengan nilai standar deviasi sebesar 2.317988.

Variabel suku bunga dengan jumlah data (N) sebanyak 56, memiliki nilai terkecil atau minimum 5.770000 dan nilai terbesar atau maximum 7.540000. Nilai rata-rata (mean) suku bunga dari 56 pengamatan adalah 6.827500 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.752787.

Estimasi Uji Penelitian

Tabel 2

Hasil Olah Data Random Effect Model

Dependent Variable: HARGA SAHAM

(9)

Date: 12/08/16 Time: 11:36 Sample: 2012 2015

Periods included: 4

Cross-sections included: 14

Total panel (balanced) observations: 56

Swamy and Arora estimator of component variances Variabl

e

Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6984.945 4136.835 -1.688476 0.0975 EPS 11.60188 1.324346 8.760456 0.0000 ROE 165.3776 25.46293 6.494836 0.0000 NPM -133.1011 84.96962 -1.566455 0.1235 INFLASI 18.15310 147.5410 0.123038 0.9026 SUKU BUNGA 1204.473 495.3227 2.431693 0.0187

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random

2282.722 0.4636

Idiosyncratic random

2455.408 0.5364

Weighted Statistics

R-squared 0.693333 Mean dependent var 5023.05 5 Adjusted R-squared 0.662666 S.D. dependent var 4707.90

4

S.E. of regression 2734.372 Sum squared resid 3.74E+0 8

F-statistic 22.60865 Durbin-Watson stat 2.01718 6 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

(10)

6 Sum squared resid 6.92E+08 Durbin-Watson stat 1.42405

6 Sumber: data diolah dengan E-Views 8

Berdasarkan tabel 2 diatas, maka dihasilkan persamaan model

Random Effect sebagai berikut:

HARGA SAHAM = -6984.94 + 11.60*EPS + 165.37*ROE

-133.10*NPM 18.15*INFLASI +

1204.47*SUKU_BUNGA

Konstanta sebesar -6984,94 menyatakan bahwa jika semua variabel independen (EPS, ROE, NPM, Inflasi, dan Suku Bunga) memiliki nilai nol, maka nilai variabel dependen (Harga Saham) yang terjadi adalah sebesar -6984,94.

Koefisien regresi variabel Earning Per Share sebesar 11,60 dan bertanda positif, ini menunjukan EPS memiliki hubungan yang searah dengan harga saham. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan EPS akan menaikan harga saham sebesar 11,60 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam model regresi ini dianggap tetap.

Koefisien regresi variabel Return on Equity sebesar 165,37 dan bertanda positif, ini menunjukan ROE memiliki hubungan yang searah dengan harga saham. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan ROE akan menaikan harga saham sebesar 165,37 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam model regresi ini dianggap tetap.

Koefisien regresi variabel Net Profit Margin sebesar 133,10 dan bertanda negatif, ini menunjukan NPM memiliki hubungan yang berlawanan dengan harga saham. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan NPM akan menurnkan harga saham sebesar 133,10 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam model regresi ini dianggap tetap.

Koefisien regresi variabel inflasi sebesar 18,15 dan bertanda positif, ini menunjukan inflasi memiliki hubungan yang searah dengan harga saham. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan inflasi akan menaikan harga saham sebesar 18,15 satuan dengan asumsi bahwa variabel independen lain dalam model regresi ini dianggap tetap.

(11)

Koefisien Determinasi (��)

Besarnya nilai R-Square pada tabel 2 adalah sebesar 0,693333. Angka tersebut menjadi dasar menghitung koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 69% memiliki arti bahwa model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan hubungan antara variabel Earning Per Share, Return On Equity, Net Profit Margin, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Harga Saham dan sisanya 31% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel 2 diatas, nilai Prob. (F-Statistic) sebesar 0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Earning Per Share (X1), Return on Equity (X2), Net Profit Margin (X3), Inflasi (X4) dan Suku Bunga (X5) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Harga Saham (Y).

Uji T

1) Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Hasil pengujian menunjukan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti adanya hubungan yang searah antara nilai EPS dengan harga saham perusahaan. Semakin meningkatnya nilai EPS maka harga saham perusahaan juga mengalami peningkatan. Besarnya koefisien regresi variabel EPS sebesar 11,60 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan EPS akan menaikan harga saham sebesar 11,60 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap tetap. Hasil uji t nilai prob. t hitung sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel EPS signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai prob. t hitung α 0,05 (0,0000 ≤ 0,05). 2) Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil Pengujian menunjukan bahwa Return on Equity berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti adanya hubungan yang searah antara nilai ROE dengan harga saham perusahaan. Semakin meningkatnya nilai ROE maka harga saham perusahaan juga mengalami peningkatan. Besarnya koefisien regresi variabel ROE sebesar 165,37 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan ROE akan menaikan harga saham sebesar 165,37 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap tetap. Hasil uji t nilai prob. t hitung sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROE signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai prob t hitung α 0,05 (0,0000 ≤ 0,05).

(12)

Berdasarkan hasil Pengujian menunjukan bahwa Net Profit Margin berpengaruh negatif terhadap harga saham yang berarti adanya hubungan yang berlawanan antara nilai NPM dengan harga saham perusahaan. Besarnya koefisien regresi variabel NPM sebesar 133,10 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan NPM akan menurunkan harga saham sebesar 133,10 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap tetap. Hasil uji t nilai prob. t hitung sebesar 0,1235. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel NPM tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai prob t hitung α 0,05 (0,0014 ≤ 0,05).

4) Pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti adanya hubungan yang searah antara hubungan inflasi dan harga saham perusahaan. Besarnya koefisien regresi variabel inflasi sebesar 18,15 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan inflasi akan menaikan harga saham sebesar 18,15 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap tetap. Hasil Uji t prob. t hitung sebesar 0,9026. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak signifikan pengarunya terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai prob. t hitung α 0,05 (0,9026 ≥ 0,05).

5) Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti adanya hubungan yang searah antara nilai suku bunga dengan harga saham perusahaan. Semakin meningkatnya nilai suku bunga maka harga saham perusahaan juga mengalami peningkatan. Besarnya koefisien regresi variabel suku bunga sebesar 1204,47 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan suku bunga akan menaikan harga saham sebesar 1204,47 satuan dengan asumsi variabel variabel independen yang lain dianggap tetap. Hasil uji t nilai prob. t hitung sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari nilai prob t hitung α 0,05 (0,0187 ≤ 0,05).

KESIMPULAN

1. Earning Per Share, Return on Equity, Net Profit Margin, Inflasi, dan Suku Bunga secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap harga saham.

(13)

perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015. 4. Net Profit Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham

perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012-2015. 5. Inflasi berepngaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham perusahaan

yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012- 2015.

6. Suku Bunga berepngaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2012- 2015.

REFERENSI

Ayu, Ida Made Aletheari dan I Ketut Jati. 2013. Pengaruh Price Earning Ratio, Earning PerShare, dan Book Value Per Share pada Harga Saham. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.17 No. 2 ISSN: 2302-8556

Fauziah, Karina dkk. 2014. Pengaruh Dividen Per Share, Return on Asset, dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate And Building Contruction yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.1 No. 1 Heri, Agung Setyawan. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan

Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Pangemanan, Vanessa. 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Rupiah Terhadap Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007-2011. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1 ISSN: 2338-123X

Pangestika, Styfanda. 2015. Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan Common Effect Model, Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Ponggohong, Jaqualine O.Y. dkk. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Prakoso, Heri. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Beta Saham Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan yang Masuk di JII Tahun 2008-2011. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(14)

Atin Rianti, 2015. Pengaruh Roe, Eps, Tingkat Bunga Sbi, Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Perbanas Review, Vol. 1, No. 1

Tri Hendra Purnomo, Nurul Widyawati, 2013. Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 2 No. 10

Anak Agung Gde Aditya Krisna, Ni Gusti Putu Wirawati, 2013. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi Pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bei. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 3 No. 2: 421-435. ISSN: 2302-8556

Umi Mardiyati, Ayi Rosalina, 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Vol. 4, No. 1

Sari Puspita Dewi, Rahmat Hidayat Ilman, 2014. Pengaruh Net Profit Margin dan Return On Assets Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal ILMAN, Vol. 1, No. 1, pp. 1-10. ISSN: 2355-14881

Azis Muhamad Subhan, 2016. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Equity dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.

Jurnal Profita Edisi 3

Utami, Mudji dan Rahayu, Mudjilah. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal.

Setyawan, Aditya. 2010. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Pasar Modal.

Prihantini, Ratna, 2009. Analisis Pengaruh inflasi, nilai tukar, RO A, DER dan CR Terhadap Return Saham Sektor properti di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Undip. Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya NOM menunjukkan bahwa pendapatan operasi dikurangi dana bagi hasil dikurangi biaya operasional lebih besar dari rata-rata aktiva produktif, sehingga dengan

Sig DAR > 0.05, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel Debt to total asset ratio (DAR) terhadap Return Saham. Sig DAR < 0.05, artinya ada pengaruh

Hubungan Banyaknya Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di SMU. Negeri

Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

Kemudian dari percobaan yang telah dilakukan pada komposisi phosphogypsum : pasir silica = 20 : 40 dengan variable penambahan foam agent untuk pembuatan bata

Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil : (1) Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antar variabel perputaran persediaan (Inventory Turnover) terhadap

Dari permasalahan tersebut di atas akan dirancang “Aplikasi Estimasi Waktu Pengerjaan Produksi dengan Metode Naive Bayes di PT Saka Agung Karya Abadi “ yang akan

[r]