• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJ (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJ (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, No. 1, November 2012 - 64

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA

KEUANGAN EARLY WARNING SYSTEM TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN

(STUDI PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Faisal Fauzan1, Nadirsyah2,Muhammad Arfan2 1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh

2)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purpose of this study were (1) To examine the effect of managerial ownership, institutional ownership, Financial Early Warning System with Ratio Expense Claims, liquidity ratio, Agent's Balance to surplus ratio and the ratio of growth premium to the va lue of the company, either jointly or partially. This study used 11 insurance companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) year period from 2006 to 2010 with a total of 55 observations. The research method was census and hypothesis testing is done using multiple linear regression. Firm value measured by Tobin's Q, Managerial Ownership is measured based on the presence or absence of management ownership in the company (Dummy variable) and institutional ownership measured by the percentage of institutional ownership of the shares of the company. Financial performance is measured by ratios approach Early Warning System. The results show that institutional Ownership, Managerial Ownership, financial performance with Early Wa rning System approach to claims expense ratio, liquidity ratio, agent's balance to surplus and premium growth rate effect on firm value.

Keywords: Firm Value, Ownership Structure, and Early Warning System Financial Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Beban Klaim, Rasio Likuiditas, Rasio Agent’s Balance to Surplus dan Rasio Pertumbuhan Premi terhadap nilai perusahaan, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Penelitian ini menggunakan 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006 – 2010 dengan total 55 pengamatan. Metode penelitian adalah sensus dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q, Kepemilikan Managerial diukur berdasar ada tidaknya kepemilikan manajemen dalam perusahaan (Dummy variable) dan kepemilikan institusional diukur berdasar prosentase kepemilikan institusi terhadap saham perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan pendekatan rasio-rasio Early Warning System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan institusional, Kepemilikan manajerial, kinerja keuangan dengan pendekatan Early Warning System dengan rasio beban klaim, rasio likuiditas, rasio agent’s balance to surplus dan rasio pertumbuhan premi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan dan kinerja keuangan Early Warning System

PENDAHULUAN

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama, 1978). Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus

(2)

65 - Volume 2, No. 1, November 2012 tujuan perusahaan seringkali menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency problem). Agency problem yaitu permasalahan yang terjadi akibat hubungan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan.

Sujoko dan Subiantoro (2007) menemukan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sudarma (2003) menemukan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal senada juga ditemukan dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, namun kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Disisi lain sebagai kegiatan usaha yang sangat diawasi oleh pemerintah, asuransi juga diberikan syarat-syarat yang ketat dalam menjaga kesehatan operasionalnya. Kinerja keuangan sebuah perusahaan asuransi harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemerintah, syarat-syarat tersebut bertujuan demi penyehatan manajemen keuangan perusahaan agar masyarakat dalam hal ini pemegang polis atau nasabah asuransi dapat terlindungi dengan baik haknya dan terjadinya stabilitas keuangan. Untuk mengetahui kinerja keuangan

perusahaan sehat atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan tersebut. Kinerja keuangan secara umum mengukur keefektifan dan keefesienan (Horngren, Foster dan Datar, 2000). Oleh karena itu untuk menunjang penelitian ini, diperlukan barometer yang cocok dengan objek penelitian.

Faktor fundamental dalam perusahaan asuransi tercermin dalam rasio keuangan Early Warning System yang khusus dipakai dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan asuransi yang terdiri dari rasio beban klaim, rasio likuiditas, rasio agent’s balance to surplus, dan rasio pertumbuhan premi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Hubungan Kepemilikan Manajerial

dengan Nilai Perusahaan

(3)

Volume 1, No.2, November 2012 - 66 dalam Siallagan dan Machfoedz (2006:5)

bahwa, dengan kepemilikan saham yang rendah maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat.

Sujoko dan Soebiantoro (2002) dalam penelitian mereka dengan judul Pengaruh Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan, mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hubungan Kepemilikan Institusional

dengan Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional yakni adanya hak suatu kelembagaan terhadap perusahaan yang dicerminkan dengan kepemilikan saham secara kelembagaan atau organisasi terhadap saham sebuah perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisir masalah keagenan (agency cost) yang terjadi antara manajer dan pemegang saham.

Bushee (1998) dalam Kamal (2011) kemudian juga mengemukakan bahwa kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para menajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan yang intens.

Hubungan Kinerja Keuangan Early

Warning System dengan Nilai

Perusahaan

Pengukuran kinerja keuangan lazim dilakukan dengan pengolahan data dari laporan keuangan dan pada penelitian ini pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Early Warning System.

Siregar (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan dengan early warning system hanya bepengaruh 17,8% terhadap harga saham, sedangkan sebagian besar nya adalah dipengaruh oleh faktor lain yang berada diluar penelitian atau sekitar 82,5%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Kurniawan (2006) yang menemukan seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Hubungan Kinerja Keuangan Early

Warning System berdasar Rasio Beban

Klaim dengan Nilai Perusahaan

Rasio ini membandingkan antara beban klaim dengan pendapatan premi. Klaim merupakan hal yang menjadi kontra produktif adalah hal yang paling diminimalisir dalam tindakan manajemen perusahaan asuransi, sedang pendapatan premi adalah hal yang paling diusahakan untuk dimaksimalkan. Tingginya rasio ini memberikan informasi tentang buruknya proses underwriting dan penerimaan penutupan risiko.

(4)

67 - Volume 2, No. 1, November 2012 dalam penelitiannya, bahwa kinerja keuangan berdasar rasio beban klaim mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap perubahan harga saham.

Hubungan Kinerja Keuangan Early

Warning System berdasar Rasio

Likuiditas dengan Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas diketahui dengan cara membandingkan jumlah kewajiban dengan total kekayaan yang diperkenankan. Rasio yang tinggi menunjukkan adanya masalah likuiditas dan perusahaan kemungkinan besar berada dalam kondisi yang tidak solven, sehingga perlu dilakukan analisis terhadap tingkat kecukupan cadangan (reserve adequacy), serta kestabilan dan likuiditas kekayaan yang diperkenankan (admitted assets). Kurniawan (2006) mendapatkan bahwa kinerja keuangan dengan rasio likuditas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan

Hubungan Kinerja Keuangan Early

Warning System berdasar Rasio Agent’s Balance to Surplus dengan Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh kinerja keuangan rasio agent’s balance to surplus walau pengaruhnya adalah yang paling kecil dari variable lain yang digunakan dalam penelitian Kurniawan (2006). Kinerja berdasar rasio ini didapatkan dengan membandingkan tagihan premi langsung dengan total modal,

cadangan khusus dan laba. Jika angka rasio ini terlalu tinggi, perlu diselidiki umur dari tagihan dan analisis penyebab dari belum tertagihnya premi langsung tersebut.

Hubungan Kinerja Keuangan Early

Warning System berdasar Rasio

Pertumbuhan Premi dengan Nilai

Perusahaan

Mengukur kinerja keuangan berdasar rasio pertumbuhan premi dilakukan dengan

membandingkan antara

kenaikan/penurunan Premi Netto dengan premi netto tahun sebelumnya. Kurniawan (2006) menemukan bahwa rasio ini tidak berpengaruh terhadap harga saham. Jadi pasar tidak melihat pertumbuhan premi sebagai faktor yang memberikan stimulus dalam penentuan pembelian saham sebuah perusahaan asuransi.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

(5)

Volume 1, No.2, November 2012 - 68

Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan studi untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dan kinerja keuangan dengan early warning system terhadap nilai perusahaan. Objek penelitian ini adalah perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jenis Investigasi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausalitas (causalitas study). Penelitian kausalitas bertujuan untuk menguji sebab-akibat variabel dari hipotesis yang diajukan disertai data empiris (Sekaran, 2006:165).

Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi sedang. Hal ini berkaitan dengan jenis investigasi yang dipilih berupa studi kausalitas, peneliti tidak lagi berurusan dengan temuan korelasi, namun ingin menemukan secara kukuh hubungan kausal (Sekaran, 2006:168)

Pengaturan Studi

Pengaturan studi dalam penelitian ini berkaitan dengan jenis investigasi yang dipilih yakni studi kausalitas. Pada studi kausalitas selalu dilakukan dalam konteks studi atau dalam situasi yang tidak diatur (Sekaran, 2006:170)

Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berupa Laporan Keuangan tahunan (annual report) periode tahun 2006 sampai dengan 2010

Horizon Waktu

Horizon waktu yang dilakukan adalah sesuai dengan studi yang merupakan gabungan antara cross sectional dan Longitudinal. Hal ini dikarenakan pengambilan data tidak dalam range waktu sekali ambil saja, namun untuk keperluan analisa variabel diambil waktu dalam range waktu yang berbeda.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006 – 2010, diperoleh dari website resmi BEI yakni di www.idx.co.id. Yakni dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Populasi Penelitian No Nama Perusahaan

1 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA)

2 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

(AHAP)

3 PT Asuransi Multi Arta Guna Tbk

(AMAG)

4 PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI)

5 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM)

6 PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT)

7 PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM)

8 PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI)

(6)

69 - Volume 2, No. 1, November 2012

10 PT Panin Insurance Tbk (PNIN)

11 PT Panin Life Tbk (PNLF)

Sumber:www.idx.co.id (data diolah)

Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI, maka seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian (Sugiyono, 2008).

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan asuransi tahun 2006 sampai dengan 2010. Data diperoleh dari www.idx.co.id dan dari PT. Indonesian Capital Market Electronic Libarary via email info@icamel.co.id, juga didukung dengan data lapangan dan data kepustakaan.

Operasionalisasi Variabel

Nilai Perusahaan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai dari

perusahaan di ukur dengan Tobin’s Q Tobin’s Q dihitung dengan rumus :

Market value of outstanding shares + total liabilities

Tobin’s Q= --- Book value total assets

Outstandingshare x

Year end price + total liabilities Tobin’s Q= ---

Book value total assets

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial di definisikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan, meliputi komisaris dan direksi (Midiastuty & machfoedz, 2003). Kepemilikan manajerial diukur sesuai proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial (Ituriaga & Sanz, 1998).

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah besarnya persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional (Midiastuty & machfoedz, 2003). Kepemilikan institusional diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik institusi.

Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Beban Klaim

Kinerja keuangan early warning system dengan rasio beban klaim yaitu suatu kinerja keuangan yang diketahui dengan cara membandingkan antara beban klaim dengan pendapatan premi.

Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Likuiditas

Kinerja keuangan early warning system dengan rasio likuiditas yaitu kinerja keuangan yang diketahui berdasarkan cara membandingkan jumlah kewajiban dengan total kekayaan yang diperkenankan.

(7)

Volume 1, No.2, November 2012 - 70

Surplus

Kinerja keuangan early warning system dengan rasio agent’s balance to surplus yaitu kinerja keuangan yang didapatkan dengan cara membandingkan tagihan premi langsung dengan total modal, cadangan khusus dan laba.

Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Pertumbuhan Premi

Kinerja keuangan early warning system dengan rasio pertumbuhan yaitu kinerja keuangan yang didapatkan dengan metode membandingkan antara kenaikan/penurunan premi netto dengan premi netto tahun sebelumnya.

Metode analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sebelum melakukan uji regresi berganda. Metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik (Ghozali, 2001). Berdasarkan kerangka pemikiran, maka model matematis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + ε

Keterangan Variabel :

Y: Harga Saham (Nilai Perusahaan) X1: Kepemilikan Institusional

X2: Kepemilikan Manajerial

X3: Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Beban Klaim X4: Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Likuiditas X5: Kinerja Keuangan Early Warning System dengan dengan Rasio Agent’s Balance to Surplus X6: Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Pertumbuhan Premi

α: Konstanta

β1,2,3,4,5,6: Koefisien regresi masing- masing variabel independen ε : Variabel residual

HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Seluruh Variabel Independen

secara Bersama-sama terhadap Variabel

Dependen (Nilai Perusahaan)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa koefisien regresi (β1), (β2), (β3), (β4), (β5), dan (β6) yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kinerja keuangan early warning system dengan rasio beban klaim, rasio likuiditas, rasio agent’s balance to surplus, dan rasio pertumbuhan premi bernilai tidak sama dengan nol. Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis yang telah disusun sebelumnya bahwa jika paling sedikit ada satu βi (i =1, 2, 3, 4, 5, 6)

≠ 0, maka variabel independen secara

(8)

71 - Volume 2, No. 1, November 2012

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian untuk variabel kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan atau untuk hipotesis kedua adalah berpengaruh. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisein regresi (β1) = -0,094. Nilai negatif tersebut bermakna bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka akan semakin rendah nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sujoko & Soebiantoro (2002) yang menemukan pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian untuk variabel kepemilikan institusional atau untuk hipotesis ketiga didapatkan hasil yang berpengaruh dengan nilai koefisien regresi (β2) = 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional, maka akan semakin besar pula nilai perusahaan, Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sujoko dan Subiantoro (2002) yang

menemukan bahwa kepemilikan saham institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun Wahyudi dan Pewastri (2006) menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Terjadinya pengaruh tersebut ada baiknya bila di singgung teori dari Crutchley, et.al (1999) dalam Wahyudi (2006:3) yakni Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost, sehingga perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan. Pada kondisi seperti inilah harga saham atau nilai perusahaan akan cenderung mengalami kenaikan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Beban Klaim terhadap Nilai Perusahaan

(9)

Volume 1, No.2, November 2012 - 72 akan semakin menurunkan nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siregar (2010) yang menemukan bahwa rasio beban klaim memiliki hubungan pengaruh dengan nilai perusahaan.

Kurniawan (2006) juga menemukan bahwa rasio beban klaim memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap harga saham. Kurniawan (2006) menyatakan juga rasio beban klaim merupakan pengalaman dalam menutup resiko yang telah terjadi serta kualitas usaha penutupan klaim tersebut. Tingkat beban klaim yang tinggi akan mengancam kondisi keuangan perusahaan sehingga meningkatkan risiko bagi perusahaan. Kondisi seperti inilah sangat dihindari oleh investor dan adanya kemungkinan pemegang saham melepaskan saham yang mereka miliki sehingga pada akhirnya terjadi penurunan harga saham atau nilai perusahaan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Early

Warning System dengan Rasio

Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian untuk variabel kinerja keuangan early warning system dengan rasio likuiditas atau untuk hipotesis kelima didapatkan hasil adanya pengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan nilai koefisien regresi (β4) = 0,263. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kinerja keuangan early warning system dengan rasio likuiditas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Siregar (2010) menemukan bahwa rasio likuiditas mempengaruhi nilai perusahaan. Kurniawan (2006) mendapatkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh negatif dan siginifikan terhadap harga saham asuransi.

Liability to liquid assets ratio

berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo (Ang, 1997). Peningkatan jumlah kewajiban perusahaan akan mendorong naiknya rasio likuiditas, artinya besarnya kewajiban yang ditanggung oleh perusahaan akan ikut mempengaruhi persepsi investor yang secara langsung akan berimbas terhadap saham perusahaan. Hal ini bermakna bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang dikembangkan Ang (1997) dan konsisten dengan hasil penelitian Kurniawan (2006).

Pengaruh Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Agent’s Balance to Surplus terhadap Nilai

Perusahaan

(10)

73 - Volume 2, No. 1, November 2012 penelitian yang dilakukan Siregar (2010) yang mengemukakan bahwa rasio agent’s balance to surplus memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kurniawan (2006) menemukan bahwa rasio agent’s balance to surplus berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perusahaan.

Rasio ini dianggap penting karena menentukan tingkat solvabilitas perusahaan, sebagaimana dikemukakan oleh Satria (1994) bahwa tingginya angka rasio agent’s balance to surplus akan mengancam likuiditas perusahaan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Early

Warning System dengan Rasio

Pertumbuhan Premi terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil penelitian untuk variabel kinerja keuangan early warning system dengan rasio pertumbuhan premi atau untuk hipotesis ketujuh didapatkan hasil yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi (β6) = 0,107. Ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya rasio pertumbuhan premi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kurniawan (2006) dan Siregar (2010) yang menemukan hubungan pengaruh rasio pertumbuhan premi terhadap nilai perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kinerja Keuangan Early Warning System dengan Rasio Beban Klaim, Rasio Likuiditas, Rasio Agent’s Balance to Surplus dan Rasio Pertumbuhan Premi baik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Saran

Dengan adanya hasil penelitian, dapat disampaikan saran-saran, yaitu:

1. Asuransi dibebani dengan syarat-syarat kesehatan perusahaan yang diperbaharui terus oleh pemerintah, hal ini menyebabkan informasi-informasi dalam laporan keuangan asuransi terjadi perubahan secara signifikan, seperti adanya ketentuan modal minimum yang diperbaharui pada tahun 2009. Oleh karena itu penelitian selanjutnya juga penting dibahas kondisi perusahaan sebelum dan sesudah adanya ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan pemerintah tersebut

(11)

Volume 1, No.2, November 2012 - 74 ini, dan ini menjadi potensi untuk

digali pada penelitian selanjutnya seperti kualitas laba, earnings management, mekanisme corporate governance, tingkat suku bunga SBI, dan lain-lain.

3. Perusahaan asuransi sebaiknya memperhatikan pengaruh ke empat rasio dalam kinerja keuangan dengan pendekatan early warning system, seperti terkait dengan operasional

utama asuransi yakni

underwriting/seleksi risiko, karena underwriting/seleksi risiko yang baik merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yakni peningkatan nilai perusahaan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ang, R., 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Erlangga.

Fama, EF., 1978. The Effect of a Firm Investment and Financing Decision on The Welfare of Its Security Holders. American Economic Review; Vol 68. 272-280

Ghozali, I., 2001. Statistik Parametrik Multivariat. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hasnawati, S., 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek. Jakarta. Jurnal Usahawan. No.09/Th XXXIX. Hal:19-23.

Horngren. T. C., Srikant M. Datar. And George Foster. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasisi. New Jersey: Pearson Education International.

Itturiaga, F. J. L and Rodriguez. Sanz J. A., 1998. Ownership Structure, Corporate Value and Firm Investment: A Spanish Firms Simultaneous Equations Analysis. Working Paper Universidad De Valladolid . Hal: 1-32.

Jensen, M. and William H. Meckling, 1976. Theory of the Firm: Managerial

Behaviour Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics. No: 3. Hal: 305-360. Jensen, M and Michael, 2001. Value

Maximation, Stakeholders Theory, and The Corporate Objective Function. Working Paper. No.01-09, Harvard Business School. Hal: 1-21.

Kamal, S., 2011. Pengaruh Peran Praktik Corporate Governance terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan. Tesis. Banda Aceh: Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

Kurniawan, S., 2006. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Early Warning System dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Midiastuty, P. dan Mas’ud M., 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Makalah SNA. Vol.VI. Hal: 176-199.

Sarwono, J., 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi. Satria, S., 1994. Pengukuran Kinerja

Keuangan Perusahaan Asuransi di Indonesia dengan Analisis Rasio

Keuangan “Early Warning System”.

Jakarta: Kerjasama Lembaga Penerbit FE-UI dengan PAU FE-UI.

Sekaran, U., 2006. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.

Siallagan, H., dan Mas’ud M., 2006. Mekanisme Corporate, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9.

Siregar, R., 2010. Analisis Rasio Keuangan Early Warning System terhadap Harga Saham Pada Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Sudarma, M., 2003. Pengaruh Struktur

Kepemilikan saham, Faktor Intern, Faktor Ekstern terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Disertasi. Malang: Universitas Brawijaya.

Sujoko, dan U.S., 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 9, No.1. Hal: 41-48.

(12)

75 - Volume 2, No. 1, November 2012 Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Simposium Nasional

Gambar

Tabel 1.  No

Referensi

Dokumen terkait

Game edukasi ini didesain dengan tampilan untuk memberikan suasana lingkungan dan beberapa animasi interaktif agar para pengguna smartphone android yang bermain tidak

Penelitian novel dengan kajian feminis pernah dilakukan oleh Lismaena M Alirus (2008) dengan judul “Aspek Feminisme dalam Novel Serpihan Mutiara Retak Karya Nina

Pertama : ruang yang tebentuk diantara massa bangunan menjadi berskala akrab dan menyenangkan bagi anak karena anak cenderung menyukai ruang-ruang seperti ini, lalu kedua :

Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode analisis untuk mengidentifikasi kelemahan sistem pengelolaan persediaan dengan cara melakukan survey ke perusahaan dan

Metode Penelitian atau cara dalam penyelidikan secara sistematis yang bertujuan untuk memberikan informasi guna menyelesaikan masalah berdasar pada objek yang di

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kualitas Hidup Pasien Kanker Servik Stadium Lanjut Yang Telah Dilakukan Home Care Paliatif di Instalasi Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD

Untuk mendapatkan pekerjaan yang baik biasanya kenalan atau teman lebih penting dari pada kemampuan yang anda

Pertama dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh sebagian deskripsi pemilihan bahasa pada masyarakat dwibahasa di Indonesia, khususnya deskripsi tentang