• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Bab XV Koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Bab XV Koperasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XV KOPERASI.

A. Dari tahun ke-tahun gerakan koperasi menundjukkan kema-djuan-kemadjuan jang pesat, seperti dapat dilihat dari angka-angka dan tabel-tabel tersebut dibawah. Perlu diterangkan bahwa meski-pun angka-angka tersebut dalam laporan ini tidaklah lengkap selu-ruhnja, namun angka-angka ini dapat dianggap jang paling men-dekati kenjataan.

Tidak tersedianja angka-angka jang lebih lengkap disebabkan oleh karena:

a) tjara-tjara pelaporan jang belum sempurna;

b) dibeberapa daerah keamanan belum pulih kembali;

c) alat-alat pada Djawatan (Gerakan) Koperasi masih djauh dari sempurna.

Untuk memberi gambaran jang djelas akan digunakan angka-angka dari tahun 1954 sampai dengan 1958 jang tersedia.

PERKEMBANGAN KOPERASI.

Tabel 194.

Tahun Koperasi Djumlah Djumlah anggota (orang)

Djumlah simpanan (Rp. djutaan)

Djumlah modal tjadangan

(Rp. djutaan)

1954 9.593 1.644.465 150,3 27,3

1955 11.446 1.938.074 268,6 45,2

1956 11.901 1.900.373 394,1

1957 11.863 1.876.087 583,1 101,4

1958 13.971 2.239.220 631,5 118,6

Sumber: Djawatan Koperasi.

*) Angka tidak tersedia. B. Minggu simpanan.

Bertepatan dengan Hari Koperasi diadakan gerakan minggu sim-panan jang menundjukkan keadaan jang bergelombang.

(2)

DJUMLAH MATJAM-MATJAM SIMPANAN.

1) Th. 1958 tidak ada perintjian.

2) $ untuk daerah Riau.

3) Kg. simpanan in natura (padi).

Sumber: Djawatan Koperasi.

(3)

HASIL GERAKAN MINGGU SIMPANAN.

1954 834.961 7.217.941 Rp. 8.052.903 $ untuk daerah

1955 793.539 15.159.245 Rp. 15.952.784 Riau.

1956 539.003 10.736.249 Rp. 11.275.252

1957 — — Rp. 7.404.261

1958 — — Rp. 7.241.435

$ 33.754

Sumber: Djawatan Koperasi.

C. Koperasi Kopra.

1. Lama sebelum Jajasan Kopra dibubarkan oleh Djawatan Ko-perasi dilantjarkan andjuran-andjuran untuk mendirikan koKo-perasi- koperasi-koperasi kopra, dengan maksud agar pendjualan kopra jang dihasil-kan oleh para petani kelapa dapat diselenggaradihasil-kan oleh koperasi-koperasinja; dengan demikian diharapkan supaja keuntungan-keuntungan jang tadinja djauh ditangan tengkulak dapat diterima oleh para penghasil kopra sendiri dan pula supaja manipulasi-mani-pulasi jang tidak sehat dari tengkulak dan pabrik minjak dapat dibasmi.

Sesudah Jajasan Kopra dalam semester kedua tahun 1957 dibu-barkan, didirikanlah Induk Koperasi Indonesia (I.K.K.I.) jang merupakan penggabungan dari semua Pusat-pusat Koperasi Kopra diseluruh wilajah Indonesia, dan pula bertindak sebagai pendjual utama dari hasil tersebut.

2. Sampai achir tahun 1958 telah tertjatat:

a. Pusat-pusat Koperasi Kopra sebanjak ...32 buah b. Koperasi Kopra primair sebanjak ...506 buah c. Anggota petani kopra sebanjak ...31.668 orang.

3. Djumlah simpanan jang tertjatat pada I.K.K.I. pada achir tahun:

1957 adalah Rp. 1.345.738 dan 1958 adalah Rp. 6.563.690.

(4)

4. Pendjualan kopra jang dilakukan oleh I.K.K.I. meliputi bagi. a. tahun 1957 (6 bulan) 18.624.000 kg. seharga Rp. 70.541.128

b. tahun 98.383.000 kg. seharga Rp. 565.257.920

5. Patut pula diketahui bahwa dari sisa perusahaannja, I.K.K.I. menjisihkan suatu persentase tertentu untuk pembangunan daerah; djumlah jang diperdapat adalah bagi:

1957 1958

Kalimantan Barat ...Rp. 65.032 Rp. 848.021 Banten ...Rp. 77.768 Rp. 721.570 Lampung Selatan ...— Rp. 562.232 Djawa Tengah ...— Rp. 1.180.876

D. Pendidikan.

Pendidikan mengenai azas-azas koperasi serta tjara-tjara melaksanakan koperasi terdiri antara lain alas:

a. Kursus Kader Koperasi.

b. Kursus aplikasi bagi para pegawai Djawatan Koperasi.

c. Peladjaran-peladjaran tentang koperasi dalam berbagai matjam kursus jang diselenggarakan oleh Djawatan-djawatan lain. a. Kursus Kader Koperasi diselenggarakan untuk kader-kader

dari desa jang sesudah mendapat pendidikan tentang keko-perasian lain kembali kedesanja masing-masing dengan ha-rapan mereka akan memperkembangkan peladjaran-peladjar-an jpeladjaran-peladjar-ang telah didapatnja itu. Dalam tahun 1957 ada 1522 orang jang telah mengikuti kursus tersebut dan dalam tahun 1958, 1556 orang.

b. Terhadap pegawai Djawatan Koperasi diadakan kursus-kursus jang intensip untuk memperluas dan memperdalam penge-tahuan mereka tentang kekoperasian.

Dalam tahun 1957 telah dididik 45 orang pegawai, sedang dalam tahun 1958: 59 orang.

Untuk memperluas pandangannja dan pengertiannja tentang Koperasi maka oleh Djawatan Koperasi diusahakan mengi-rimkan petugas-petugasnja dan pemuka-pemuka gerakan Ko-perasi keluar negeri; dalam tahun 1957 dapat dikirim 8 orang dan dalam tahun 1958, 7 orang.

Perlu diterangkan bahwa soal Pendidikan kader Koperasi sedjak tanggal 12 Djuli 1957 telah diserahkan kepada Dewan Koperasi Indonesia.

E. Penerangan.

1. Penerangan mengenai Koperasi jang dilakukan oleh para petugas Djawatan Koperasi baik dalam rapat-rapat Koperasi,

(5)

pun dalam rapat-rapat lain, berdjalan baik dan telah memberikan hasil-hasil jang njata.

Dalam tahun 1957 telah diadakan 4090 kali penerangan dengan mendapat kundjungan 433.415 orang, sedang dalam tahun 1958, 4.399 kali dengan 474.168 orang pengundjung.

2. Selain dari tjara penerangan sebagai dimaksud diatas, diada-kan djuga penerangan dengan pemutaran film.

Dalam tahun 1957 diadakan 2 kali penerangan setjara itu, dengan mendapat kundjungan 1.550 orang; sedang dalam tahun 1958, 55 kali dengan 121.670 orang pengundjung.

F. Perkreditan/Subsidi.

1. Bantuan kredit dari Pemerintah kepada koperasi-koperasi masih dipandang perlu, berhubung dengan kelemahan keuangannja untuk dapat membiajai usaha-usahanja untuk para anggotanja.

Sampai pada achir tahun 1958 pokok kredit jang diberikan kepada gerakan koperasi adalah:

gerakan koperasi adalah ... Rp. 91.429.687 (+ bunga jang belum dibajar) ... „ 30 .790.937 Pokok kredit sampai achir tahun 1958 ... Rp. 122.220.624 Sisa kredit pada achir tahun 1957 adalah ... „ 64.549.003

ditangan 3.938 Koperasi.

Pada achir tahun 1958 sisa itu berdjumlah ... Rp. 90.458.688 ditangan 3.974 Koperasi.

2. Perlu pula diketahui bahwa berhubung dengan Peraturan dari Peperpu tanggal 23 Maret 1958 No. SE/Peperpu/04/1958 me-ngenai pengembalian piutang Negara, tampak koperasi-koperasi jang mempunjai tunggakan berusaha keras untuk melunasi tung-gakkannja.

3. Selain dari pada itu kepada koperasi-koperasi jang dianggap membutuhkan diberikan subsidi untuk membantu mereka dalam pengeluaran-pengeluarannja jang urgent.

Dalam tahun 1957 diberikan subsidi kepada 71 Koperasi dengan djumlah Rp. 194.670,— sedang dalam tahun 1958 djumlah itu meli-puti Rp. 108.300,— kepada 62 Koperasi.

G. Impor jang diusahakan oleh Koperasi.

(6)

Untuk memenuhi kebutuhan para anggotanja dan pula untuk mendapatkan barang-barang langsung dari produsennja, maka oleh beberapa Koperasi diusahakan pula import dari barang-barang jang diperlukan. Sedjak tahun 1957 sampai sekarang sudah ada 11 buah Koperasi jang telah mendapat pengakuan sebagai importir.

2. Impor jang telah dilakukan dalam tahun 1957 adalah sebagai berikut:

a. 15.705 ton tepung terigu seharga ... Rp. 18.703.886 b. 150 ton kurma seharga ... „ 142.443 c. 2.000 kg. phosphor seharga ... „ 19.584 d. 38.112 kg. susu seharga ... „ 411.467 e. 320.000 lbs benang tenun seharga ... „ 13 .041.650

Djumlah ... Rp. 32.319.030

Berhubung dengan kesulitan devisen maka dalam tahun 1958 hanja dapat diadakan import: 7.450 ton tepung terigu seharga Rp. 7.029.928.

H. Lain-lain.

Pada tahun 1958, telah dikeluarkan Undang-undang No. 79 tahun 1958, tentang Perkumpulan Koperasi (Lembaran-Negara No. 139 tahun 1958), jang disesuaikan dengan djiwa fasal 38 Undang-undang Dasar Sementara dengan djalan memberikan bimbingan kepada rakjat kearah hidup berkoperasi.

Maka dengan Undang-undang tersebut ditjabutlah Regeling Coope-ratievc Verenigingen 1949 dalam ordonansi 7 Djuli 1959 (Staatsblad No. 179) dari Algemene Regaling op de Cooperatieve Verenigingen dalam Ordonansi 11 Maret 1933 (Staatsblad No. 108), jang tidak sesuai lagi itu.

Gambar

Tabel 195.Matjam1 9 5 41 9 5 51 9 5 6
Tabel 196.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(1) Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan mempunyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas, pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja,

Namun demikian yang sebenarnya tidak demikian, karena hal ini disebabkan relativitas khusus menyatakan bahwa kita tidak dapat menghubungkan waktu yang ditunjukkan oleh jam pada

Bakat adalah kemampuan dasar dari seseorang untuk belajar dalam waktu yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.. Bakat dimiliki oleh

[r]

materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik,.. dengan kemampuan akademik ( academic achievement )

Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1/2 tahun 2011 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan non perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :.. APBD