Q
UALITY
M
ANAGEMENT
S
YSTEM
Oleh:
NutrisiaA Sayuti., M.Sc. Apt
P
ERSYARATAN
/
JAMINAN
Khasiat (efficacy)
Keamanan (safety)
2
P
ENGERTIAN KUALITAS
Definisi kualitas / mutu:
Performance to the standard expected by the customer Meeting the customer,s need the first time and every time Providing our costumers with the products and services that
consistenly meet their needs and expectations
Doing the right thing the first time, always striving for improvement and always satisfying the costumer. Etc
“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”
(Goetsch & Davis, 1994, Introduction to Total Quality : Quality, Productivity, competitiveness, Englewood, Cliffts, N.J; Prentice Hall International, Inc.)
MUTU HARUS DIBANGUN
MUTU HARUS DIBANGUN
Realisasinya
Realisasinya
1.
1. Mewujudkan apa yang direncanakan
Mewujudkan apa yang direncanakan
2.
2. Mengerjakan apa yang tercatat
Mengerjakan apa yang tercatat
3.
3. Mencatat apa yang dikerjakan
Mencatat apa yang dikerjakan
4.
4. Melakukan kontrol sebelum ,
Melakukan kontrol sebelum ,
selama dan sesudah fabrikasi
selama dan sesudah fabrikasi
MUTU HARUS DIBANGUN
MUTU HARUS DIBANGUN
Realisasinya
Realisasinya
1.
1. Mewujudkan apa yang direncanakan
Mewujudkan apa yang direncanakan
2.
2. Mengerjakan apa yang tercatat
Mengerjakan apa yang tercatat
3.
3. Mencatat apa yang dikerjakan
Mencatat apa yang dikerjakan
4.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KUALITAS OBAT
8
PENTINGNYA DRUG QUALITY
ASSURANCE
•
OBAT DAPAT MENGALAMI KONTAMINASI
•
OBAT DAPAT MENGALAMI DEGRADASI
-
PERUBAHAN POTENSI
-
PROBLEM TOKSISITAS
BERPENGARUH PADA KUALITAS PENGOBATAN
P
ERSYARATAN KUALITAS OBAT
/
JAMU
Persyaratan Kualitas Obat, menurut Academy of Pharmaceutical Science, USA :
Mengandung kualitas masing-masing bahan aktif sesuai dengan persyaratan pada etiket, yang masih dalam nilai batas sesuai dengan spesifikasinya.
Mengandung kuantitas bahan aktif yang sama dalam setiap takaran obat. Tidak boleh mengandung bahan lain yang tidak dinyatakan secara jelas.
Sampai saat digunakan oleh penderita, tetap terjaga potensi, penampilan dan ketersediaan terapeutiknya untuk tujuan pengobatan.
Pada saat digunakan, melepaskan bahan aktif agar supaya tercapai secara penuh ketersediaan biologisnya.
PRODUK SEDIAAN FARMASI DIATUR SECARA KETAT, BAIK OLEH INDUSTRI MAUPUN OLEH PEMERINTAH
CPOB = Cara Pembuatan Obat yang Baik
CPOTB = Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
SEJARAH CPOB
1969 WHO Konsep“Good Practise in Ma-nufactureand quality Control of Drug” 1971 Penerapan CPOB secara sukarela 1988 Pedoman CPOB Ed.1, dikeluarkan &
dimulai penerapannya.
1989 –1994 Batas waktu Pemenuhan CPOB o 1990 Sertifikasi CPOB
2001 Pedoman CPOB ed. 2
2004 Adendum IV, GMP for Human & Blood Products 2005 Draft Pedoman CPOB ed 3 (c-GMP)
10
B
AGAIMANA DENGAN
I
NDUSTRI
B
ATTRA
Mengikuti c-GMP
2005
Peraturan CPOTB
2011
Revisi CPOTB 2005 melalui
Peraturan Ka. BPOM tentang
Persyaratan Teknis CPOTB
2012
Permenkes tentang Industri &
Usaha Obat Tradisional
M
ANAJEMEN MUTU INDUSTRI FARMASI
LANDASAN FILOSOFI
Mutu Sediaan Farmasi tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu produk HARUS DIBENTUK KE DALAM (built in) produk tersebut.
Untuk menjamin mutu suatu produk TIDAK CUKUP HANYA mengandalkan pada suatu pengujian tertentu saja (mis. Hanya produk akhir). Namun SELURUH PROSES harus dikendalikan dan dipantau secara cermat.
Mutu suatu Obat tergantung pada :
Bahan Awal
Proses Pembuatan & Pengawasan Mutu
Bangunan / Sarana produksi
Mesin & Peralatan
Personalia yang terlibat dalam Pembuatan Obat
Q
UALITY ASSURANCE
& Q
UALITY CONTROL
A
T INDUSTRY
S
TRUKTUR ORGANISASI
Beberapa model struktur organisasi urusan mutu
1.
Model A (Tradisional)
Direktur Pabrik
Manajer Pengawasan Mutu (QC Manajer)
12
Direktur Pabrik
Manajer Urusan Mutu (Quality Manajer)
Manajer Produksi (Production Manajer) Kepala Pemastian Mutu (QA) Kepala Pengawasan Mutu (QC)
Auditor Lab Analis
Inspektor (IPC Analis) Supervisor Proses Supervisor Kemas Operator Packer
CONTOH STRUKTUR ORGANISASI QA/QC DI INDUSTRI FARMASI
Dewan Komisaris
President Director
HRD Director Plant Director Marketing Director Finance Director
Technical Manager
A
SPEK CPOB YANG DINAMIS
1. Umum
2. Sistem Manajemen Mutu (Quality Manajemen System)
Kewenangan QA/QC
Pengendalian Perubahan
Sistem Pelulusan Batch
Penanganan Penyimpangan
Pengolahan Ulang
Rencana Induk Validasi (RIV), Protokol Validasi, dan Laporan Validasi
Pelatihan & Kualifikasi Personalia (Umum/ keseluruhan)
Sistem Dokumentasi
Penanganan Keluhan, Obat Kembalian & Penarikan kembali obat jadi
3. Bangunan, Sarana Penunjang dan Peralatan 4. Sistem Penanganan Bahan
5. Sistem Produksi
6. Sistem Pengemasan & Penandaan 7. Sistem Pengawasan Mutu
Spesifikasi dan Metode Analisis
Validasi atau Verifikasi Metode Analisis
Metode Pengambilan Contoh
Pengujian
Program Uji Stabilitas
Kualifikasi dan pelatihan personalia (khusus personalia QC)
B
AGAIMANA DENGAN CPOTB
Sama saja
Terdapat padaLampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor :HK.00.05.4.1380 tentang CPOTB
Pada point 1.3 . SISTEM MANAJEMEN MUTU
1. Dalam penerapan sistem manajemen mutu hendaklah dijabarkan struktur organisasi, tugas dan fungsi,
tanggungjawab, prosedur-prosedur, instruksi-instruksi kerja, proses dan sumber daya.
14
1.
Umum
2.
Personalia
3.
Bangunan
4.
Peralatan
5.
Sanitasi & Higyene
6.
Penyiapan Bahan Baku
7.
Pengolahan & Pengemasan
8.
Pengawasan mutu
9.Inspeksi Diri
10.
Penanganan terhadap pengamatan produk jadi
di peredaran
Q
UALITY ASSURANCE(QA)
QA adalahsemua aspek yang secara kolektif maupun individual mempengaruhi mutu (dari konsep design hingga produk tersebut di tangan konsumen)
(all aspcet that collectively or individually influence product quality
from design to consumer use)
QA merupakan :
Pola pikir (an attitude of mind)
Kerja Team (a team work)
Tanggung jawabsetiap orangdalam perusahaan (everyone responsibility in the company)
c- GMP mengamanatkan, bagian/ departemen QA berperan sebagai “polisi” yang mandiri untuk memantau keseluruhan proses
pembuatan obat mulai dari pembelian bahan hingga distribusi obat jadi
T
UGAS DAN TANGGUNG JAWAB QA MANAGER
Merumuskan & menetapkan kebijakan mutu (quality policy)
Merumuskan & menetapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System)
Melakukan evaluasi terhadap materi pelatihan karyawan, terutama yang terkait dengan CPOB/CPOTB
Bertanggung jawab terhadap program inspeksi diri maupun eksternal inspection (terhadap pemasok, contract manufacture, etc)
Melakukan Overview terhadap sistem protap di perusahaan.
Melakukan pengkajian & persetujuan terhadao protap, protokol, dan laporan validasi, usulan terhadap perubahan proses, bahan maupun metode
Menyetujui seluruh perubahan sebelum diterapkan
Menyusun & menetapkan sistem pelulusan bahan awal, produk antara dan obat jadi
Memberikan persetujuan terhadap laporan penyimpangan
Menyetujui seluruh sistem dokumentasi perusahaan (protap, spesifikasi, master batch, batch record, protokol & laporan validasi, program kalibrasi, audit lingkungan)
Q
UALITY CONTROL
Bagian / departemen yang bertanggungjawab terhadap pengawasan mutu obat melalui sistem pengawasan yang terencana dan terpadu
Tugas utama dept. QC adalah :
Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanannya.
Pemeriksaan bahan awal
Memastikan bahwa tahapan2 proses produksi telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
Pengawasan selama proses produksi (IPC)
16
Bagian QC memiliki wewenang khusus untuk
memberikan keputusan akhir meluluskan atau
menolak atas mutu bahan baku atau produk antara
atau pun hal lain yang mempengaruhi mutu obat.
Berdasarkan fungsi (c-GMP)
Laboratory Based
Function
Validasi Metode Analisa
Topic khusus validasi
P
EMERIKSAAN BAHAN AWAL
Bahan awal: semua bahan baku & bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat
Bahan baku: semua bahan baik yang berkhasiat mau pun tidak berkhasiat, yang berubah mau pun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walau pun tidak semua bahan tersebut masih terdapat dalam produk ruahan
Bahan pengemas: semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. Pemeriksaan bahan awal :
Lakukan pemeriksaan visual atas semua wadah yang diterima.
Periksa : surat jalan, PO/PR, Label,, Nama Bahan, No. Batch/Lot, Nama pabrik pembuat, No.wadah, ED Periksa wadah : tidak rusak, tutup wadah, segel, label,
P
ROSEDUR PENGAMBILAN CONTOH
1. Perencanaan Pengambilan Contoh Jumlah wadah yang diambil contoh.
Rumus : Vn + 1 n = jumlah wadah yg diterima, n> 5
Untuk bahan-bahan berikut harus diambil sampel dari setiap wadah :
Asetosal
Alkohol
Bahan yang tidak jelas no. batch/lot
Bahan baku yang hasil pengujiannya tidak normal
2. Pola Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh berdasarkan sifat fisik bahan
Zat padat / serbuk, contoh diambil sesuai urutan berikut : a. Serbuk putih, tidak berbau, bentuk kristal
b. Serbuk putih berbau lemah
c. Serbuk putih, berbau tajamn
d. Serbuk putih lengket
e. Serbuk berwarna tidak lengket
f. Serbuk berwarna, lengket
P
ROSEDUR PENGAMBILAN CONTOH
Zat cair, contoh diambil sesuai urutan berikut :
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak lengket b. Berwarna muda, sedikit berbau dan tidak lengket c. Kental, berwarna dan berbau tajam
Zat setengah padat :
a. Berwarna putih b. Berwarna muda c. Berwarna tua
18
DEFINISI:
Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan & dilaksanakan selama proses pembuatan obat, termasuk pemeriksaan & pengujian terhadap lingkungan & peralatan.
TUJUAN
Untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi
CARA PENGAWASAN
1. Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan
pemeriksaan & pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses pengolahan.
2. Pengawasan oleh bagian produksiuntuk menjamin bahwa mesin &
peralatan produksi serta proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
3. Pengawasan oleh bagian QC untuk meyakinkan bahwa produk yang
dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelum dilanjutkan proses berikutnya.
4. Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan dari proses
pengolahan dapat dilaksanakan atau tidak berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.
A
LUR PEMBUATAN SIRUP
Penimbangan
Pencampuran (mixing)
Penyaringan (filtrasi)
Pengisian & Penutupan botol (filling & cropping)
labelling
Pengemasan skunder
Gudang obat jadi
Cek IPC :
•Organoleptis
•Kadar ZA
•pH
•BJ
•Viskositas
Cek IPC :
•Penampilan
•Kelengkapan
•Penandaan
Cek IPC :
•Penampilan
•Kebocoran
P
ROGRAM STABILITAS
Tujuan :
Untuk memberikan bukti mengenai bagaimana mutu bahan baku atau produk berubah sepanjang waktu karena adanya berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan cahaya.
Dengan program atau pengujian stabilitas, dimungkinkan ditetapkannya :
Cara penyimpanan produk (yang direkomendasikan)
Periode uji ulang
Masa edar bahan baku aktif atau produk (ED)
Kelebihan jumlah yang perlu ditambahkan ke dalam suatu formulasi produksi suatu obat (faktor perkalian)
Cara pengujian :
1. Pengujian jangka panjang
Pengujian dilakukan pada kondisi penyimpanan normal yaitu pada suhu 300C ± 2 dan kelembaban 60% ± 5
Pengujian terbagi dalam beberapa interval :
Minimum setiap 3 bulan pada tahun pertama
Setiap 6 bulan untuk tahun kedua
Selanjutnya sekali setiap tahun
Lama periode pengujian ditentukan oleh masa edar yang diperkirakan bagi produk obat tersebut
P
ROGRAM STABILITAS
2.
Pengujian dipercepat
Pengujian dilakukan pada kondisi penyimpanan tidak normal (ekstrem) yaitu pada suhu 400C ± 2 dan
kelembababn 75% ± 5.
Lama periode pengujian 3 –6 bulan
Pengujian terbagi dalam sedikitnya 4 interval waktu dengan kondisi yang diperberat seperti temperature, kelembaban dan paparan cahaya
20
PERHITUNGAN MASA EDAR
Tujuan : untuk menetapkan masa edar berdasarkan
penurunan kadar bahan aktif.