ISBN: 978-602-438-192-9
No. Publikasi: 07130.1801
No. Katalog: 9401005
Ukuran Buku: 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman: xiv + 224 halaman
Naskah: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Penyunting/Editor: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Gambar Kulit: Badan Ekonomi Kreatif
Gambar: Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik
Dicetak oleh: PT. Citra Mawana Patamaro
KATA PENGANTAR
E
konomi kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang
mengandalkan ide kreatiitas, budaya, dan teknologi
diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi
perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi
katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah
perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik
Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS
dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun 2017. Buku ini
menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan
bagian dari
Big Data
ekonomi kreatif. Gambaran tentang
potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini
dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi:
Proil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan
Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi
Kreatif 2010-2016; Klasiikasi Jabatan Ekraf dalam
KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun
2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5
Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha;
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan Upah
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel Input
Output
Updating
Ekonomi Kreatif 2014.
Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis
pengambilan keputusan dan
monitoring
perkembangan dan kebijakan
di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk
memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun
masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia
usaha di bidang ekraf.
Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta
penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan
bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh)
kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan
BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di
Indonesia maupun dunia internasional.
Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.
Jakarta, Desember 2017
Kepala Badan Pusat Statistik,
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
A
tivitas ekonomi pada dasarnya merupakan rangkaian
aktivitas yang saling terkait dari satu sektor terhadap
sektor yang lain, sehingga analisis yang dilakukan secara
independen terhadap satu sektor tidak akan berhasil
maksimal. Produksi suatu sektor membutuhkan input produk
dari sektor lainnya, dan sebaliknya menjadi input produk bagi
sektor lain. Produk ekonomi kreatif dipercaya merupakan input
yang bisa mengungkit nilai tambah bagi sektor yang lain yang
menggunakannya.
Namun, opini saja tidak cukup kuat digunakan sebagai
dasar kebijakan, perlu didukung oleh data yang
membuktikan kebenaran opini tersebut. Alasan inilah
yang mendorong disusunnya Tabel Input Output
Updating Ekonomi Kreatif 2014. Dari tabel input
ouput ini, dampak yang tercipta dari produk-produk
kreatif terhadap sektor lain dapat dibuktikan. Dengan
perhitungan yang akurat, kebijakan yang diambil
pun menjadi lebih tepat sasaran.
Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014
merupakan disagresasi dari Tabel Input Output
Nasional. Tabel ini memuat struktur biaya dari enam
belas subsektor ekonomi kreatif. Dari sini, subsektor
yang memiliki rasio nilai tambah yang besar akan terukur. Selain itu,
Tabel Input Output juga akan menunjukan sektor-sektor mana saja yang
menggunakan dan memanfaatkan produk kreatif. Lebih jauh, buku ini
akan membahas keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan
ke belakang (backward linkage) subsektor ekonomi kreatif secara
sederhana.
Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan
pihak-pihak yang terkait atas partisipasinya dalam penyusunan buku
ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan
dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh
masyarakat Indonesia.
Jakarta, Desember 2017
Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Naskah
Subdirektorat Konsolidasi Neraca Produksi Nasional
Penanggung Jawab Umum
Setianto, S.Si, M.Si.
Penanggung Jawab Teknis
Suryadiningrat, SE, MM,
Editor
Tim Direktorat Neraca Produksi,
Tim Direktorat Neraca Pengeluaran.
Penulis Naskah
Cahya Alkahi, SST,
Pardomuan Robinson Sihombing, SST.
Pengolah Data
Tim Direktorat Neraca Produksi,
Tim Direktorat Neraca Pengeluaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR KEPALA BPS ______________________________ iii
KATA PENGANTAR KEPALA BEKRAF __________________________ v
PENYUSUN ______________________________________________ vi
DAFTAR ISI ______________________________________________ vii
DAFTAR TABEL ___________________________________________ viii
DAFTAR GAMBAR _________________________________________ ix
DAFTAR LAMPIRAN _______________________________________ x
Bab I
Pendahuluan __________________________________ 3
Bab II
Pemahaman Tabel Input Output ___________________ 11
Bab III
Gambaran Ekonomi Kreatif Indonesia _______________ 55
Bab IV
Kesimpulan ____________________________________ 75
LAMPIRAN ______________________________________________ 79
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Permintaan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar
Rupiah) ________________________________________ 57
Tabel 3.2. Struktur Penyediaan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (miliar
rupiah) _________________________________________ 58
Tabel 3.3. Struktur Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 _________ 59
Tabel 3.4. Struktur NTB atas Dasar Harga Dasar Sektor Ekonomi Kreatif,
2014 ___________________________________________ 60
Tabel 3.5. Struktur Input Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 ___________ 61
Tabel 3.6. Struktur Input Primer Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar
Rupiah) ________________________________________ 62
Tabel 3.7. Pengganda Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 _______ 63
Tabel 3.8. Pengganda Pendapatan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 ___ 65
Tabel 3.9. Pengganda Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 __ 66
Tabel 3.10.
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Ekonomi Kreatif,
2014 ___________________________________________ 67
Tabel 3.11. Dampak Output Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar Rupiah)
_______________________________________________ 68
Tabel 3.12. Dampak Pendapatan Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar
Rupiah) ________________________________________ 69
Tabel 3.13. Dampak Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif, 2014 (Miliar
Rupiah) ________________________________________ 70
Tabel 3.14. Simulasi Kenaikan Ekspor Sektor Kriya terhadap Perekonomian
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1. Perbandingan Nilai Tambah Bruto, Kontribusi dan
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif, 2016 _________ 4
Gambar 2.1. Perbandingan Supply and Use Table dan Tabel Input
Output _______________________________________ 11
Gambar 2.2. Kerangka Supply and Use Table ___________________ 15
Gambar 2.3. Kerangka Tabel Input Output _____________________ 17
Gambar
2.4.
Tahapan Penyusunan Tabel Input Output
Updating
Ekonomi Kreatif 2014 ___________________________ 20
Gambar 2.5. Alur Keterkaitan antar Sektor dalam Perekonomian ___ 46
Gambar 3.1. Penyediaan dan Penawaran Sektor Ekonomi Kreatif,
2014 ________________________________________ 55
Gambar 3.2. Aliran Barang dan Jasa Indonesia, 2014 ____________ 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Klasiikasi Tabel Input Output
Updating
Ekonomi Kreatif
2014 ________________________________________ 79
Lampiran 2. Korespondensi Klasiikasi Tabel Input Output
Updating
Ekonomi Kreatif 2014 __________________________ 85
Lampiran 3. Transaksi Total atas Dasar Harga Pembeli, 2014 (Juta
Rupiah) _____________________________________ 109
Lampiran 4. Transaksi Total atas Dasar Harga Dasar, 2014 (Juta Rupiah)
____________________________________________ 147
Lampiran 5. Transaksi Domestik atas Dasar Harga Dasar, 2014 (Juta
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang saat ini diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah isu
pelemahan ekonomi global. Dalam rangka mendukung perencanaan
pembangunan diperlukan penentuan prioritas kegiatan sektor ekonomi
khususnya sektor ekonomi kreatif yang diyakini dapat menjadi mesin
pendorong baru pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sektor-sektor perekonomian pada hakikatnya saling terkait satu sama lainnya.
Kemajuan suatu sektor tidak terlepas dari dukungan suatu sektor
ekonomi untuk meningkatkan sektor ekonomi lainya sehingga dapat
berdampak pada kemajuan perekonomian secara agregat.
Dalam rangka memberikan ukuran keterkaitan sektor ekonomi kreatif
dengan sektor ekonomi lainnya, efek pengganda (
multiplier
) untuk
mengetahui sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi pemacu
perekonomian nasional, dan gambaran penyediaan dan penawaran
produk barang dan jasa ekonomi kreatif secara komprehensif disusun
Tabel Input Output
Updating
Ekonomi Kreatif 2014.
Tahun 2014, sektor ekonomi kreatif yang mempunyai indeks
backward
dan
forward linkages
tertinggi adalah sektor kriya. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor kriya memiliki kaitan dengan sektor-sektor lain yang
tinggi sehingga menyebabkan sektor ini lebih unggul dari pada
sektor-sektor yang lain untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Efek
pengganda suatu sektor dapat digambarkan menggunakan angka
pengganda yang terdiri dari pengganda output, pendapatan, dan tenaga
kerja. Sektor kuliner merupakan sektor dengan pengganda output
dan pendapatan terbesar. Sedangkan sektor dengan efek pengganda
tenaga kerja tertinggi adalah sektor seni pertunjukan. Semakin besar
efek pengganda, semakin besar pula peran sektor tersebut dalam
perekonomian.
Informasi yang dihasilkan dari hasil analisis Tabel Input Output
Updating
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini berdampak pada
perubahan tata kelola informasi, pola perdagangan, dan konsumsi
di berbagai belahan dunia. Perubahan yang dinamis tersebut juga
memicu pengembangan ekonomi baru yang semakin kompetitif, penuh
kreativitas dan berkelanjutan. Saat ini, negara maju dan berkembang
mulai banyak yang mengandalkan kegiatan ekonomi baru yang
bertumpu pada ide dan kreativitas serta dukungan teknologi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan
pekerjaan, yang dikenal dengan ekonomi kreatif. Hal itu ditengarai
karena ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif diyakini dapat
memberikan kontribusi bagi perekonomian negara secara signiikan.
World Bank mencatat pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2016
sebesar 2,5 persen, sedikit lebih rendah dari capaian 2015 sebesar
2,8 persen. Bila dilihat dari kelompoknya, kelompok ekonomi
negara maju tumbuh 1,8 persen lebih rendah dibandingkan
dengan pertumbuhan pada 2015 sebesar 2,3 persen. Hal tersebut
didorong pelemahan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat,
Eropa dan Jepang, sedangkan kelompok negara berkembang
sedikit meningkat dari 3,8 persen pada 2015 menjadi 4,0 persen.
Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02
persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 4,88 persen.
Capaian sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan kinerja positif
Bab I
Pendahuluan
£
dengan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan tahun 2015
dari 4,41 persen menjadi 4,95 persen. Peranan sektor ekonomi
kreatif dalam perekonomian nasional pada tahun 2016 mencapai
7,44 persen atau sebesar 923 triliun rupiah. Tiga sektor yang paling
dominan yaitu sektor kuliner, fesyen dan kriya dengan kontribusi
sebesar 74,81 persen dari total nilai tambah sektor ekonomi
kreatif. Sektor kuliner berkontribusi besar dalam pembentukan
nilai tambah sektor ekonomi kreatif yaitu sebesar 41,40 persen
dan pertumbuhannya sebesar 5,06 persen. Di sisi lain sektor
ekonomi kreatif yang kontribusinya masih dibawah 10 persen
seperti sektor televisi dan radio dan sektor ilm, animasi, dan
video mampu tumbuh di atas 10 persen. Sektor ekonomi kreatif
dengan pertumbuhan tertinggi adalah televisi dan radio sebesar 10,33
persen walaupun peranannya baru mencapai 8,27 persen. Hal tersebut
dapat dijadikan dasar identiikasi pengembangan lebih lanjut
sektor-sektor yang masih dapat ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Gambaran nilai tambah bruto, kontribusi dan pertumbuhan sektor
ekonomi kreatif dapat dilihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1. Perbandingan Nilai Tambah Bruto, Kontribusi dan
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif, 2016
£
Tiga sektor yang
paling dominan
yaitu sektor kuliner,
fesyen dan kriya
dengan kontribusi
sebesar 74,81
persen dari total
nilai tambah sektor
ekonomi kreatif
Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dilanjutkan oleh Kabinet Kerja Presiden
Jokowi-Jusuf Kalla (2015-2019) dengan membentuk badan baru yaitu
Badan Ekonomi Kreatif melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun
2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya, Peraturan Presiden
tersebut diubah menjadi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015
0
Nilai Tambah Bruto (triliun)
Kuliner 43,22% Televisi dan Radio 8,06%
Penerbitan 6,52%
Aplikasi dan Game Developer 1,84%
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015
tentang Badan Ekonomi Kreatif agar dapat memenuhi tuntutan
kompleksitas pengembangan ekonomi kreatif.
Di dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015, produk-produk
ekonomi kreatif diklasiikasikan kedalam 16 sektor ekonomi
kreatif yang berkorespondensi dengan Klasiikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) dan Klasiikasi Baku Komoditi Indonesia
(KBKI). Rincian keenam belas subsektor ekonomi kreatif tersebut
yaitu (1). Arsitektur; (2). Musik; (3). Desain Interior; (4). Fesyen; (5).
Desain Komunikasi Visual; (6). Aplikasi dan
Game Developer
; (7).
Desain Produk; (8). Penerbitan; (9). Film, Animasi, dan Video; (10).
Periklanan; (11). Fotograi; (12). Televisi dan Radio; (3). Kriya; (14).
Seni Pertunjukan; (15). Kuliner; dan (16). Seni Rupa.
Pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia merupakan rangkaian
upaya dan proses perbaikan yang terencana, terpadu, bertahap dan
berkesinambungan dalam berbagai bidang. Pembangunan yang
dilakukan bertumpu pada ide dan kreatiitas yang merupakan sumberdaya
berkelanjutan dan menuangkan kreatiitas tersebut untuk di proses
menjadi produk-produk kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dengan pemanfaatan seluruh sumber daya yang
terbarukan secara optimal. Hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan
pemerintah saat ini untuk melakukan proses transformasi ekonomi
dari ekonomi berbasis konsumsi rumah tangga menjadi investasi
dan mulai meninggalkan sumber daya alam tanpa proses menuju
industri pengolahan menggunakan sumber daya berkelanjutan yang
dapat meningkatkan nilai tambah dan memberikan efek pengganda
(
multiplier
) yang tinggi untuk peningkatan perekonomian nasional.
Proses peningkatan nilai tambah merupakan pemicu peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan diharapkan berpihak pada peningkatan
pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja.
Untuk melakukan perencanaan, memonitor dan mengevaluasi
seberapa besar perkembangan pembangunan yang dicapai, diperlukan
bermacam-macam data statistik sebagai alat informasi sekaligus guna
menentukan strategi kebijakan sehingga sasaran pembangunan dapat
dicapai seperti yang diharapkan. Salah satu data statistik tersebut adalah
Tabel Input-Output (I-O). Penyusunan Tabel I-O
Updating
Ekonomi
Kreatif dimaksudkan untuk menyediakan data statistik khususnya
ekonomi kreatif secara komprehensif yang mampu menggambarkan
hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar unit ekonomi dan
nilai pengganda serta analisis dampak perubahan konsumsi akhir
yang dilakukan rumahtangga, pemerintah dan perusahaan (konsumsi,
£
investasi, dan ekspor) terhadap pertumbuhan output, penciptaan nilai
tambah, dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Jenis data yang
disajikan pada tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif antara lain dapat
dimanfaatkan untuk melakukan analisis dan proyeksi perekonomian
sektor ekonomi kreatif dalam perencanaan pembangunan khususnya
pada bidang ekonomi kreatif.
1.2. Ruang Lingkup
Penyusunan Tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif tahun 2014 disusun
untuk tingkat nasional. Dalam publikasi ini disajikan bagaimana
Tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif disusun, sumber data dan metode
estimasi yang digunakan serta analisis gambaran sektor ekonomi kreatif
berdasarkan Tabel I-O.
Secara umum, lingkup penyusunan publikasi ini adalah :
1.
Menyajikan Tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif tahun 2014 yang
dapat digunakan sebagai dasar perumusan pembangunan sektor
ekonomi kreatif;
2.
Menyajikan analisis dengan berdasarkan Tabel I-O
updating
Ekonomi
Kreatif tahun 2014 yang dapat bermanfaat untuk:
a.
Memberikan gambaran sektor-sektor unggulan melalui
identiikasi keterkaitan sektor-sektor ekonomi kreatif dengan
sektor ekonomi lainnya
b. Mengukur efek berganda sektor ekonomi kreatif terhadap
perekonomian nasional;
c.
Untuk memperkirakan dampak pembangunan sektor ekonomi
kreatif terhadap perekonomian nasional.
1.3. Sistematika Penulisan
Publikasi Tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif 2014 diterbitkan dalam 4
bab dengan pembabakan isi sebagai berikut:
1.
Bab I merupakan pendahuluan dan berisi uraian tentang latar
belakang, ruang lingkup dan sistematika isi publikasi.
2.
Bab II berisi uraian tentang konsep dan deinisi untuk kerangka
penyusunannya, dan metode analisisnya.
3.
BAB III berisi analisis gambaran ekonomi kreatif berdasarkan Tabel
I-O
Updating
Ekonomi Kreatif 2014.
PEMAHAMAN
TABEL INPUT
OUTPUT
Tabel I-O merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang
menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling
keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada
suatu periode waktu tertentu. Saat ini penyusunan Tabel I-O di Indonesia
mengikuti pedoman
System of National Accounts
(SNA) 2008 yang
dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berdasarkan pedoman
tersebut, Tabel I-O disusun berbasis SUT dan penggunaannya untuk
kepentingan analisis makro saja tidak lagi sebagai kerangka kerja untuk
konsistensi data dan basis penentuan level Produk Domestik Bruto (PDB).
Secara umum perbandingan antara SUT dan Tabel I-O adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1. Perbandingan SUT dan Tabel I-O
Bab II
Pemahaman Tabel Input
Output
SUT
Tabel I-O
Tujuan
Sebagai basis untuk konsistensi
penyusunan PDB menurut 3
pendekatan, Tabel I-O dan Neraca
lainnya
Sebagai basis untuk analisis dan
modeling
Dimensi
Matriks Rektanguler (tidak simetris),
industri x produk
Matriks simetris,
produk x produk
Periode
Tahunan
5 tahunan atau tidak reguler
Kompilasi
Data dikompilasi sedekat mungkin
dengan kondisi riil di lapangan
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan Tabel I-O yang
disusun, dalam bab ini diuraikan konsep dan deinisi tentang SUT dan
Tabel I-O, serta metode penyusunan Tabel I-O
updating
ekonomi kreatif
yang dilakukan dengan cara
updating
. Diharapkan dengan penjelasan ini
dapat digunakan sebagai panduan untuk pemanfaatan Tabel I-O dalam
berbagai keperluan analisis khususnya di bidang ekonomi kreatif.
2.1. Supply and Use Tables
SUT merupakan suatu kerangka kerja yang fokus pada kegiatan produksi
dalam ekonomi, sehingga di dalam SUT akan tergambar bagaimana
aliran produk barang dan jasa dalam perekonomian. SUT terdiri
dari dua kerangka utama yaitu tabel
Supply
dan tabel
Use
.
Tabel
Supply
atau penyediaan memberikan gambaran rinci atas
penyediaan barang dan jasa yang diproduksi di domestik dan
yang didatangkan dari luar wilayah (impor). Sedangkan Tabel
Use
atau penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan
jasa untuk permintaan antara dan permintaan akhir (konsumsi
domestik, pembentukan modal bruto dan ekspor). Selain itu, Tabel
Use
juga menggambarkan bagaimana komponen nilai tambah
(kompensasi pekerja, surplus usaha bruto dan pajak lainnya atas
produksi neto) diciptakan oleh industri dalam ekonomi domestik.
Sehingga, SUT juga dapat memberikan informasi rinci dalam
proses produksi, saling ketergantungan dalam kegiatan produksi,
penggunaan barang dan jasa serta penciptaan pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan produksi. SUT yang seimbang memberikan
gambaran hubungan data industri, produk dan sektor secara koheren.
Adapun manfaat penyusunan SUT antara lain:
1.
SUT merupakan alat yang paling eisien untuk mengintegrasikan
berbagai jenis data dasar dan menghubungkannya secara koheren
antara industri, produk, dan pengguna utama secara sistematis;
2.
SUT mengkonfrontasi perbedaan data dasar secara eisien dan
memberikan landasan yang kuat untuk membuat koreksi yang
tepat. Konfrontasi data tersebut mengarah pada peningkatan
akurasi estimasi;
3.
SUT mengintegrasikan penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB)
menurut tiga pendekatan (Produksi, Pengeluaran, dan Pendapatan);
4.
SUT merupakan dasar penyusunan Tabel Input-Output (I-O).
£
Klasiikasi
SUT dan Tabel I-O adalah suatu sistem yang memberikan gambaran
perekonomian secara menyeluruh. Oleh karena itu sistem tersebut
dituntut untuk mampu mencakup seluruh komoditi dan kegiatan
perekonomian, baik komoditi yang dihasilkan oleh aktivitas produksi
dalam negeri (domestik) maupun komoditi yang berasal dari produksi
luar negeri (impor). Pada praktiknya, barang dan jasa atau komoditi yang
dihasilkan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk isik yang beragam.
Oleh karena itu, pada tahap awal penyusunan SUT dan Tabel I-O proses
mengelompokkan barang dan jasa maupun aktivitas produksi ke
dalam kelompok-kelompok tertentu dilakukan di tahap awal. Proses
pengelompokkan barang dan jasa inilah yang dikenal sebagai tahap
penyusunan klasiikasi.
Pada saat menyusun klasiikasi, selain mencakup seluruh komoditi
dan aktivitas dalam perekonomian juga harus mempertimbangkan
ketersediaan data dan kerangka analisis yang akan dicapai. Hal tersebut
dilakukan agar data yang dihasilkan dapat menjawab kebutuhannya.
Proses penyusunan klasiikasi juga harus mencakup konkordansi dari
suatu sistem klasiikasi ke lainnya.
Kerangka Kerja SUT
Gambaran tentang dua kerangka utama SUT terdiri dari tabel
supply
dan
tabel
use
terdapat pada gambar 2.2. Tabel
supply
memberikan gambaran
tentang penyediaan barang dan jasa menurut komoditi (baris) yang
dihasilkan berdasarkan lapangan usaha yang menghasilkan
(kolom). Penyediaan barang dan jasa dibedakan antara komoditi
yang dihasilkan di dalam wilayah itu sendiri (output domestik)
dan dari luar negeri (impor). Dalam tabel
supply
penilaian output
dinilai berdasarkan harga dasar (
basic price
) dan pada tabel supply
juga terdapat tabel valuasi (
valuation tables
) yang terdiri dari
kolom pajak dikurangi subsidi atas produk dan kolom margin
perdagangan dan pengangkutan. Tabel penilaian tersebut
diestimasi untuk mendapatkan penilaian total penyediaan atas
harga pembeli (
purchasers’ price
).
Tabel
use
terdiri dari 3 (tiga) komponen matriks yaitu permintaan
antara, permintaan akhir, dan komponen Nilai Tambah Bruto (NTB)
atau input primer. Tabel
use
dinilai atas dasar harga pembeli. Matriks
permintaan antara dirinci menurut produk (baris) dan lapangan usaha
yang menghasilkan (kolom). Informasi didalamnya menunjukkan
penggunaan produk menurut jenis unit yang memproduksinya. Hal
£
tersebut merupakan salah satu aspek yang menarik dari SUT dan Tabel
I-O. Permintaan akhir terdiri dari komponen konsumsi rumah tangga,
konsumsi Lembaga Non-Proit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT),
konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB),
perubahan inventori dan ekspor. Sedangkan informasi pada komponen
nilai tambah yang terdiri dari kompensasi tenaga kerja, surplus usaha/
pendapatan campuran bruto serta pajak lainnya dikurang subsidi lainnya
atas produksi.
Persamaan pada SUT yang harus dipenuhi:
Total Penyediaan = Total Penggunaan
Total Output = Total Input
Dimana:
Total Penyediaan
= Total output domestik atas dasar harga dasar +
impor barang dan jasa + Pajak kurang subsidi atas produk + Margin
perdagangan dan biaya pengangkutan
Total Penggunan
= Total permintaan antara + permintaan akhir menurut
produk
Total Output = Total Input
= Total konsumsi antara + Nilai tambah
menurut lapangan Usaha.
Dari tabel SUT dapat diperoleh indikator makro PDB menurut 3 (tiga)
pendekatan yang konsisten yaitu PDB Produksi = PDB Pengeluaran =
PDB Pendapatan.
PDB Produksi = Total nilai tambah menurut lapangan usaha + pajak
dikurangi subsidi atas produk
PDB Pengeluaran = Total permintaan akhir – impor
TABEL INPUT OUTPUT UPDATING EKONOMI KREATIF 2014
15
2.2. Tabel Input Output
Tabel I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang dan
jasa yang terjadi antar sektor ekonomi dengan bentuk penyajian
berupa matriks. Isian sepanjang baris Tabel I-O menunjukkan
pengalokasian output yang dihasilkan oleh suatu sektor untuk
memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Disamping itu,
isian pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan
nilai tambah sektoral. Sedangkan isian sepanjang kolomnya
menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masing-masing
sektor dalam proses produksi, baik yang berupa input antara
maupun input primer.
Menurut Baumol (1972) analisis input ouput sebagai upaya memasukkan
fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi.
Keseimbangan dalam analisis input-output didasarkan arus transaksi
antar pelaku perekonomian. Teknologi produksi yang digunakan
memegang peranan penting yaitu teknologi dalam kaitannya dengan
penggunaan input antara.
£
Tabel I-O menyajikan
informasi tentang
transaksi barang
dan jasa yang
terjadi antar sektor
ekonomi dengan
bentuk penyajian
berupa matriks
8
Sedangkan informasi pada komponen nilai tambah yang terdiri dari
kompensasi tenaga kerja, surplus usaha/pendapatan campuran bruto serta
pajak lainnya dikurang subsidi lainnya atas produksi.
TABEL SUPPLY TABEL USE
LAPANGAN
USAHA Valuasi
LAPANGAN
USAHA PERMINTAAN AKHIR harga pembeli
K
Sumber: Sanjiv Mahajan, “Development, Compilation and Use of SUT in the United Kingdom National Accounts”, 2011
Gambar 1.1 Kerangka Kerja SUT
Persamaan pada SUT yang harus dipenuhi:
Total Penyediaan = Total Penggunaan.
Total Output = Total Input
Dimana:
Nilai sama
Nilai sama
Keterbatasan Tabel Input Output
Data yang disajikan dalam Tabel I-O merupakan informasi rinci
tentang input dan output sektoral yang mampu menggambarkan
keterkaitan antar sektor dalam kegiatan perekonomian.
Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam proses
penyusunannya, model input output bersifat statis dan terbuka.
Asumsi dasar dalam penyusunan Tabel I-O adalah:
1.
Keseragaman (
homogenity
), yaitu asumsi bahwa setiap
sektor ekonomi hanya memproduksi satu jenis barang dan
jasa dengan susunan input tunggal (seragam) dan tidak ada
substitusi otomatis terhadap input dari output sektor yang
berbeda.
2.
Kesebandingan (
proportionality
), yaitu asumsi bahwa
hubungan antara input dan output pada setiap sektor produksi
merupakan fungsi linier, artinya kenaikan dan penurunan output
suatu sektor akan sebanding (berbanding lurus) dengan kenaikan
dan penurunan input yang digunakan oleh sektor tersebut.
3.
Penjumlahan (
additivity
), yaitu asumsi bahwa total efek dari kegiatan
produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari efek pada
masing-masing sektor secara terpisah. Ini berarti bahwa di luar
sistem Tabel I-O semua pengaruh dari luar diabaikan.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka Tabel I-O sebagai model kuantitatif
memiliki keterbatasan, yaitu bahwa koeisien input atau koeisien teknis
diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena
koeisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh
sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan.
Akibatnya perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding
dengan perubahan kuantitas dan harga output.
Walaupun demikian, model I-O masih merupakan alat analisis yang
lengkap dan komprehensif. Beberapa kegunaan Tabel I-O antara lain
adalah:
1.
Menggambaran kondisi perekonomian dari sisi penyediaan dan
penggunaan barang dan jasa secara komprehensif.
2.
Untuk analisis-analisis keterkaitan antar sektor dan analisis
pengganda untuk melihat pengaruh suatu sektor dengan sektor
lainnya serta memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap
perekonomian.
£
3.
Untuk analisis dan dasar penyusunan model ekonomi lainnya yang
lebih kompleks.
Kerangka Kerja
Secara umum, matriks dalam Tabel I-O dapat dikelompokkan menjadi
tiga kuadran (sub matriks), yaitu kuadran I, II dan III. Isi dan pengertian
masing-masing kuadran tersebut secara ringkas dapat dilihat pada
gambar 2.3.
Gambar 2.3. Kerangka Tabel I-O
£
Setiap sel pada
kuadran I merupakan
transaksi antara,
yaitu transaksi
barang dan jasa
yang digunakan
dalam proses
produksi
19
AlokasiOutput PERMINTAAN
PENYEDIAAN
2020 Surplus Usaha Bruto
2030 Pajak dikurang subsidi lainnya atas produksi
2090 Nilai Tambah Bruto
2100 TOTAL INPUT
Gambar 1.3. Kerangka Kerja Tabel I-O
a. Kuadran I.
Setiap sel pada kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi
barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Isian sepanjang
baris pada kuadran ini memperlihatkan alokasi output suatu sektor
ekonomi yang digunakan sebagai input oleh sektor lainnya dan disebut
sebagai permintaan antara. Sedangkan isian-isian sepanjang kolomnya
memperlihatkan penggunaan input oleh suatu sektor yang berasal dari
sektor lainnya dan disebut sebagai input antara. Dalam analisis
menggunakan model I-O, kuadran I memiliki peranan penting karena
K
menunjukkan keterkaitan antar sektor ekonomi dalam melakukan proses
produksinya.
2.
Kuadran II
Isian sel-sel pada kuadran II ada dua jenis, yaitu (a) transaksi
permintaan akhir dan (b) komponen penyediaan pada
masing-masing sektor produksi. Permintaan akhir terdiri dari enam
komponen, yaitu pengeluaran total konsumsi rumah tangga (3010),
konsumsi LNPRT (3012), pengeluaran konsumsi pemerintah (3020),
PMTB (3030), perubahan inventori (3040), total ekspor barang
dan jasa (3070) terdiri dari ekspor barang dan jasa (3070). Jumlah
permintaan (3100) merupakan jumlah permintaan antara (1800)
ditambah dengan jumlah permintaan akhir (3090). Sedangkan
jumlah penyediaan (8000) terdiri dari produksi dalam negeri atau
output domestik (7000), barang dan jasa yang berasal dari impor
dan margin perdagangan dan biaya pengangkutan (5090) serta
pajak atas produk dikurang subsidi atas produk (6090). Barang dan jasa
impor (4090). Margin perdagangan dan biaya pengangkutan atau
Trade
and Transport Margin
(TTM) terdiri dari margin perdagangan dan biaya
pengangkutan (5090). Dengan demikian isian sepanjang baris pada
kuadran II memperlihatkan komposisi permintaan akhir terhadap suatu
sektor produksi dan bagaimana komposisi penyediaannya. Sedangkan
isian sepanjang kolom menunjukkan distribusi masing-masing
komponen permintaan akhir dan penyediaan.
3.
Kuadran III
Isian kuadran III terdiri dari sel-sel nilai tambah bruto atau input primer. Nilai
tambah bruto (2090) terdiri dari kompensasi tenaga kerja (2010), surplus
usaha bruto (2020), dan pajak dikurangi subsidi lainnya atas produksi
(2030). Isian sepanjang baris pada kuadran III menunjukkan distribusi
penciptaan masing-masing komponen nilai tambah bruto menurut
kelompok produk sesuai industri yang menghasilkan. Sedangkan isian
sepanjang kolom menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah
bruto oleh masing-masing kelompok industri menurut komponennya.
Dalam banyak analisis, nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh
masing-masing kelompok produk dikonversikan ke PDB. Untuk menghasilkan
total PDB maka nilai tambah bruto atas dasar harga dasar terlebih dahulu
harus ditambah dengan pajak kurang subsidi atas produk (6090). Di
samping melalui nilai tambah bruto, produk domestik bruto dapat juga
diturunkan dari permintaan akhir, yaitu jumlah seluruh permintaan akhir
(3090) dikurangi dengan total impor barang jasa (4090).
£
Transaksi yang digunakan dalam Tabel I-O ada dua jenis, yaitu
transaksi total dan transaksi domestik. Transaksi total mencakup
semua transaksi barang dan jasa, baik yang berasal dari produksi
dalam negeri (output domestik) maupun yang berasal dari impor.
Sedangkan yang dicakup pada transaksi domestik hanya transaksi
atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi di dalam
negeri saja. Di samping itu pada Tabel I-O juga menggunakan
dua jenis harga untuk penilaian setiap transaksi yang digunakan,
yaitu harga pembeli dan harga dasar. Pada transaksi atas dasar
harga pembeli, semua transaksi dinilai atas dasar harga yang dibayar
oleh pembeli yang mencakup juga margin perdagangan dan biaya
pengangkutan serta pajak dikurangi subsidi atas produk. Sedangkan
pada transaksi atas dasar harga dasar yang digunakan sebagai dasar
penilaian adalah harga dari produsen barang dan jasa yang bersangkutan
tanpa margin perdagangan dan biaya pengangkutan serta pajak
dikurangi subsidi atas produk. Berdasarkan uraian tersebut, maka Tabel
I-O
Updating
Ekonomi Kreatif 2014 yang disusun terdiri dari tiga tabel
dasar, yaitu
1.
tabel transaksi total atas harga pembeli;
2.
tabel transaksi total atas harga dasar;
3.
tabel transaksi domestik atas harga dasar.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada tabel transaksi domestik atas
dasar harga dasar transaksinya tidak lagi mencakup barang dan jasa
impor. Untuk menjaga agar tetap seimbang (
balance
), maka barang
dan jasa yang diperoleh dari impor pada tabel transaksi domestik
dikumpulkan pada baris tersendiri dan diberi kode (2000) sedangkan nilai
pajak dikurang subsidi atas produk dikumpulkan pada baris tersendiri
dengan kode (1950).
Hubungan antara tabel transaksi atas dasar harga pembeli dan harga
dasar dijelaskan pada formula di bawah ini:
Tabel transaksi total atas dasar harga pembeli
dikurang (-) tabel margin perdagangan dan pengangkutan
dikurang (-) tabel pajak atas produk neto
=
Tabel transaksi total atas harga dasar
£
dikurang (-) tabel impor
=
Tabel transaksi domestik atas harga dasar
2.3. Tahapan Penyusunan
Penyusunan Tabel I-O ekonomi kreatif dilakukan dengan teknik
updating
,
metode ini menggabungkan pendekatan secara langsung dengan
metode tak langsung. Dengan kata lain sebagian sel-sel matriks
koeisien teknis diperkirakan dari hasil survei dan sebagian lagi
menggunakan model berdasarkan Tabel I-O terkini yang disusun
lengkap/sebagai benchmarking pada periode sebelumnya dan
data makro ekonomi. Dengan kata lain
updating
Tabel I-O ekonomi
kreatif 2014 disusun menggunakan data-data hasil sensus, survei,
data administratif, dan Tabel I-O Indonesia 2010. Hal ini didasarkan
pada asumsi bahwa level dan nominal (
current price
) sektor-sektor
ekonomi untuk proses produksi barang dan jasa, mengalami
perubahan cukup berarti, meskipun secara struktur ekonomi tidak
berubah secara nyata. Tahapan umum dan penjelasan penyusunan
Tabel I-O
Updating
Ekonomi Kreatif 2014 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4. Tahapan Penyusunan Tabel I-O Updating Ekonomi
Kreatif 2014
£
Penyusunan
Tabel I-O ekonomi
kreatif dilakukan
Penyusunan klasifikasi dan framework
Dimensi klasifikasi tabel I-O ekonomi kreatif 2014 adalah 63x63 produk
Updating komponen supply dan use
* updating output
* updating permintaan antara * updating nilai tambah * updating permintaan akhir * transformasi tabel I-O
Updating Tabel I-O
* Rekonsiliasi tabel I-O * updating Matriks impor * updating Matriks valuasi