• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENELUSURI PROSES DAN PRODUKSI BIOLOGICAL NITROGEN FIXATION (BNF) ANTARA RUMPUT GAJAH MINI (Panicum maximum cv Mott) DENGAN LEGUM SIRATRO (Macropitillum atropurpureum) PADA PADANG PENGGEMBALAAN KERING KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENELUSURI PROSES DAN PRODUKSI BIOLOGICAL NITROGEN FIXATION (BNF) ANTARA RUMPUT GAJAH MINI (Panicum maximum cv Mott) DENGAN LEGUM SIRATRO (Macropitillum atropurpureum) PADA PADANG PENGGEMBALAAN KERING KRITIS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENELUSURI PROSES DAN PRODUKSI BIOLOGICAL NITROGEN FIXATION (BNF) ANTARA RUMPUT

GAJAH MINI (Pannicum maximum CV. Mott) DENGAN LEGUM SIRATRO (Macroptilium atropurpureum) PADA PADANG PENGEMBALAAN KERING KRITIS

Syamsuddin Hasan1), Budiman1), Ilham Rasyid1), Sudarsono2)

1) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar

2) Mahasiswa Program Sarjana (S1) Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar

Email: Syam_Hasan@yahoo.com

Sudarsonojibe@gmail.com Abstrak

Proses Biological nitrogen fixation (BNF) antara rumput dan legum merupakan salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik pada padang penggembalaan. Penelusuran BNF untuk mengetahui proses dan produksi

antar rumput gajah mini (Pennisetum purpureum CV. Mott) dengan legum siratro (Macroptilium atropurpureum)

sehingga memberikan kontribusi menguntungkan terhadap ketersediaan hijauan pakan untuk ternak ruminansia pada lahan kering kritis. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4x4 terdiri dari 4 perlakuan 4

kelompok (Gazperz,1995) adalah: P0 = Kontrol 100% Pennisetum purpureum CV. Mott; P1 = Pennisetum purpureum

CV. Mott 70% + Macroptilium atropurpureum 30%; P2 = Pennisetum purpureum CV. Mott 50% + Macroptilium

atropurpureum 50%; P3 = Pennisetum purpureum CV. Mott 30% + Macroptilium atropurpureum 70%. Penelusuran BNF

antara rumput dan legum lebih baik dapat dilihat pada perlakuan P1 dan P3 dibandingkan dengan rumput gajah mini yang

ditanam tunggal (P0). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biological nitrogen fixation (BNF) nyata memberi

sumbangan nitrogen terhadap padang penggembalaan kering kritis sehingga meningkatkan pertumbuhan dan produksi hijauan pada lahan kering kritis.

Kata kunci: Biological nitrogen fixation (BNF), Pertumbuhan dan Produksi.

Abstract

Biological nitrogen fixation (BNF) process between grasses and legumes is an effort to reduce the use of inorganic fertilizers on pasture. This study aims to determine the production and growth of dwarft elephant grass (Pennisetum purpureum CV. Mott) integrated with legumes siratro (Macroptilium atropurpureum) thus contributing to the availability of favorable forage for ruminants in critical dry land. The study is based on a randomized block design (RAK) 4x4 consists

of 4 groups of 4 treatments (Gazperz, 1995) are: P0 = 100% control Pennisetum purpureum CV. Mott; P1 = 70%

Pennisetum purpureumCV. Mott + 30% Macroptilium atropurpureum; P2 = 50% Pennisetum purpureum CV. Mott +

50% Macroptilium atropurpureum; P3 = 30% Pennisetum purpureum CV. Mott + 70% Macroptilium atropurpureum.

BNF search of the best grasses and legumes in the treatment P1 and P3 compared with elephant grass planted mini single (P0). The results of this study indicate that biological nitrogen fixation (BNF) is significantly contributing to the pastures dry nitrogen critical to boost growth and forage production on land critical dry.

Keywords: Biological nitrogen fixation (BNF), Growth and Production.

Pendahuluan

Kunci suatu padang penggembalaan terletak pada media tanam untuk menyediakan hijauan bagi ternak

rumninasia saat grazing, namun kondisi lahan padang penggembalaan kering kritis menjadi kendala dalam ketersesediaan

hijauan di daerah tropis sehingga umumya peternak menggunakan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas hijauan pada lahan penggembalaan. Menurut Hasan dkk., (2005) Penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang melebihi dosis untuk mengejar produktivitas hijauan menyebabkan menurunnya nilai tanah sebagai plasma nutfah tempat tumbuhya tanaman, penataan lahan yang membiarkan erosi menggerus unsur hara tanah, hilangnya bahan organik tanah,

waterlogging, pemadatan tanah dan bentuk-bentuk pengurangan nilai tanah lainnya menyebabkan terjadinya lahan kritis/padang penggembalaan kritis. Penggunaan pupuk anorganik pada lahan penggembalaan harus dikurangi untuk menghasilkan pakan organik untuk ternak dan tentunya tersedianya daging ternak organik bagi manusia.

(2)

2

Solusi untuk mendapatkan produksi hijauan pakan yang tinggi tanpa pemumpukan maka dilakukan integrasi

antara rumput dan legum melalui proses biological nitrogen fixation (BNF). Hasan dkk. (2015) telah membuktikan bahwa

untuk meningkatan produktivitas dan kualitas padang penggembalaan kering kritis dapat dilakukan melalui kombinasi antara berbagai rumput dan legum sebagai sumber BNF dimana hasilnya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi dan kualitas hijauan di padang penggembalaan, namun setiap spesies legum memiliki kemampuan fiksasi nitrogen yang berbeda-beda.

Penelusuran mengenai proses BNF terhadap padang penggembalaan terus dilakukan untuk mendapatkan produksi hijauan yang tinggi pada padang penggembalaan kering kritis. Salah satu jenis rumput dan legum unggul dari

penelitian sebelumnya adalah rumput gajah mini (Pennisetum purpureum CV. Mott) dan legum siratro (Macroptilium

atropurpureum). Rumput dan legum ini diintegrasikan dalam beberapa komposisi pada lahan kering kritis guna mengetahui produksi dan pertumbuhannya sehingga memberikan kontribusi yang menguntungkan terhadap ketersediaan hijauan pakan untuk ternak ruminansia.

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2016 pada lokasi padang penggembalaan kritis milik peternak di Desa Bulo Timoreng Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak antara 3°48ʼ22”-3º51ʼ54ʺ Lintang Selatan dan 119°48ʼ01”-119º53ʼ32ʺ Bujur Timur. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4x4 terdiri dari 4 perlakuan 4 kelompok (Gazperz,1995) adalah: P0 = Kontrol 100% Rumput gajah mini

P1 = Rumput gajah mini 70% + legum siratro 30% P2 = Rumput gajah mini 50% + legum siratro 50% P3 = Rumput gajah mini 30% + legum siratro 70%

Parameter yang diamati dalam kegiatan penelitian ini adalah pengaruh BNF terhadap beberapa komponen pertumbuhan hijauan pakan kombinasi antara rumput dan legum. Data-data yang diperoleh di uji dengan menggunakan model matematika adalah sebagai berikut :

Yij = µ + αi +βj + ∑ij i = 1, 2, 3, 4 j = 1, 2, 3, 4 Dimana :

Yij : Hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

µ : Nilai rata-rata umum

αi : Pengaruh perlakuan ke-i

βj : Pengaruh Kelompok ke-j

∑ij : Pengaruh acak dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j

Analisis data menggunakan program Softwere SPSS 16. dan data diuji lanjut menggunakan uji Duncan.

Hasil Dan Pembahasan

Penelusuran BNF antara rumput gajah mini dengan legum siratro menunjukkan adanya peningkatan terhadap produktivitas padang penggembalaan kering kritis, yang dipengaruhi oleh kemampuan legum siratro bersimbiosis dengan bakteri penambat nitrogen, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1-3.

(3)

3 Pengaruh BNF Terhadap Panjang Akar, Jumlah dan Berat Nodul

Tabel 1. Pengaruh BNF (rumput gajah mini dengan legum siratro) panjang akar, jumlah nodul, dan berat nodul. Perlakuan

(Rumput+Legum)

Panjang Akar (Cm) Jumlah Nodul (gr) Berat Nodul (gr)

P0 11,31b 0c 0c

P1 12,24a 20.25b 0.20b

P2 12a 20b 0.20b

P3 12a 22.75a 0.25a

Keterangan: Superscript yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata (P<0,05)

Analisis ragam memperlihatkan bahwa penelusuran BNF melalui integrasi antara rumput gajah mini dengan

legum siratro berpengaruh nyata (P<0,05) pada panjang akar, jumlah nodul dan berat nodul dapat dilihat pada tabel 1.

Dari semua perlakuan P1 memiliki akar yang panjang dibanding perlakuan lainnya. Perlakuan yang memiliki jumlah nodul (bintil akar) yang paling banyak dan berat dibandingkan perlakuan lain adalah perlakuan P3. Hal ini terjadi karena

legum siratro mudah bersimbiosis dengan bakteri rhizobium, bakteri ini membentuk bintil akar pada legum siratro

(Gambar 1) dan mampu mengikat nitrogen dari udara. Menurut Novriani (2011) bahwa rhizobia merupakan kelompok

penambat nitrogen yang bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. Kemampuan penambatan pada simbiosis

rhizobium ini dapat mencapai 80 kg N2/ha/thn atau lebih melalui proses biological nitrogen fixation (BNF). Pada

simbiosis legum dengan rhizobium, proses fiksasi nitrogen sangat berhubungan dengan fisiologi tanaman inang. Tipikal

cekaman lingkungan yang biasa dihadapi oleh nodul legum dan partner rizobiumnya adalah kekeringan, Suhu tanah yang

tinggi pada daerah tropis dan subtropis, mempengaruhi biological nitrogen fixation (BNF) pada tanaman legum (Zahran,

1999). BNF merupakan proses alami yang memungkinkan mikroorganisme untuk mengkonversi nitrogen dari atmosfer

(N2) menjadi ammonia (NH3) yang dibentuk oleh tanaman campuran (Kahindi dan Karanja, 2009).

Gambar 1. Nodul (bintil) pada akar legum siratro

Pengaruh BNF Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Tabel 2. Pengaruh BNF (rumput gajah mini dengan legum siratro) tinggi tanaman, luas daun, jumlah anakan, dan klorofil. Perlakuan

(Rumput+Legum)

Tinggi (Cm) Luas Daun (Cm2) Jumlah Anakan Klorofil (Unit)

P0 65c 84b 17.25a 24.75b

P1 74,2a 115.52a 9.75b 31.72ab

P2 71,5b 87b 7.25b 28.27ab

P3 72b 99.8ab 5.25b 32.67a

Keterangan: Superscript yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata (P<0,05).

Analisis ragam memperlihatkan bahwa pertumbuhan tanaman (tinggi, luas daun, jumlah anakan dan klorofil

dalam penelusuran BNF melalui integrasi antara rumput gajah mini dan legum siratro berpengaruh sangat nyata (P<0,05)

yaitu dapat dilihat pada tabel 2. Dimana perlakuan yang memiliki tinggi dan lebar daun yang bagus terdapat pada perlakuan P1. Perlakuan yang memiliki jumlah anakan yang banyak terdapat pada perlakuan P0. Sedangkan pada analisa

(4)

4

klorofil, perlakuan yang memiliki klorofil yang tinggi adalah P3. Hal ini terjadi karena peranan legum siratro mengikat nitrogen bebas dari udara dan dapat membantu menyuburkan tanah. Surtiningsih, dkk. (2009) menyatakan bahwa terbentuknya bintil akar yang lebih banyak mampu meningkatkan fiksasi nitrogen yang selanjutnya untuk membentuk klorofil dan enzim. Peningkatan klorofil dan enzim mampu meningkatkan fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan fotosintesis yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Tania dkk. (2012) mengatakan bahwa bila unsur N cukup tersedia bagi tanaman maka kandungan klorofil pada daun akan meningkat dan proses fotosintesis juga meningkat sehingga asimilasi yang dihasilkan lebih banyak, akibatnya pertumbuhan tanaman lebih baik.

Produksi Tanaman

Tabel 3. Rata-rata Berat segar, Bahan kering dan Bahan organik pada integrasi rumput gajah mini dengan legum siratro. Perlakuan

(Rumput+Legum)

Bahan Kering (%) Bahan Organik (%)

P0 25.81b 88.12b

P1 32.49a 87.29c

P2 29.79a 89.75a

P3 22.92c 89.22a

Keterangan: Superscript yang berbeda pada kolom yang sama berpengaruh nyata (P<0,05).

Analisis ragam memperlihatkan bahwa hasil produksi bahan kering dan bahan organik dalam penelusuran BNF antara rumput dan legum berpengaruh sangat nyata (P<0,05) yaitu dapat dilihat pada tabel 3. Dari semua perlakuan terhadap komposisi rumput dan legum, yang menunjukkan produksi bahan kering yang terbaik adalah P1. Sedangkan produksi bahan organik yang tertinggi adalah P2 dan P3. Hal ini disebabkan karena adanya legum siratro yang memberikan sumbangan nitrogen yang tinggi sehingga dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman pada lahan

kering kritis melalui proses biological nitrogen fixation (BNF). Hal ini sesuai dengan penelitian Hasan dkk. (2015) bahwa

pertanaman campuran antara rumput dengan legum sebagai sumber biological nitrogen fixation (BNF) mampu

meningkatkan produksi hijauan pada padang penggembalaan pada lahan kering kritis. Menurut Novriani (2011) bahwa pemanfaatan proses fiksasi nitrogen sebagai pupuk hayati merupakan teknologi budidaya ramah lingkungan,

berkelanjutan dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Baddeley dkk. (2014),

bahwa pertanaman campuran pada padang rumput yang ditanam campuran dengan legum berpengaruh nyata. Sehingga perbaikan padang penggembalan ternak dipengaruhi oleh fiksasi nitrogen yang mampu meningkatkan produksi hijauan pakan. Indra (2006) juga menyatakan bahwa pola tumpang sari (integrasi) rumput dan legum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi hijauan pakan sekaligus menurunkan pemupukan nitrogen secara anorganik.

Kesimpulan dan Saran

Penelusuran BNF antara rumput gajah mini dengan legum siratro memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produktivitas pada padang penggembalaan di lahan kering kritis. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan P1 dan P3 (kombinasi rumput dan legume) dibandingkan dengan rumput gajah mini yang ditanam tunggal. Penggunaaan BNF terhadap padang penggembalaaan kering kritis sangat tepat untuk mengurangi masalah lingkungan dan meningkatkan produktivitas secara ekonomis dan praktis serta mengurangi penggunaan pupuk kimia (anorganik).

(5)

5 Ucapan Terima Kasih

Tim peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas dukungan pendanaan dari penelitian ini melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin dengan nomor kontrak 4061/UN4.20/PL.09/2015.

Daftar Pustaka

Baddeley, J.A., S., Jones, C.F.E., Topp, C.A., Watson, J., Helming, & F.L. Stoddard. 2014. Biological nitrogen fixation (BNF) by legume crops in Europe. Legume Futures Report 1.5.

Hasan.S. Y.Masuda, M. Shimojo and A. Natsir. 2005. Perfomance of Male Bali Cattle Raised in The Marginal Land with Three Strata Forage System in Different Seasons. J. Fac. Agr. Kyushu Unv. 50 (1), 125-128.

Hasan.S. Y.Masuda, M. Shimojo and A.Natsir. 2005. Changes in The Chemical and Physical Soil Condition of a Marginal Land Planted with Three Strata Forage System under Three Years of Grazing. J.Fac.Agr. Kyushu Univ. 50 (1), 129-133.

Hasan, S., Budiman, R., Ilham, Sudarsono. 2015. Peningkatan Produktivitas Padang Penggembalaan Kritis melalui

Pertanaman Campuran antara Rumput dan Legum sebagai Sumber Biological Nitrogen Fixation (BNF) di

Kabupaten Sidenreng Rappang. Jurnal Prosiding UNPAD SEMNAS 7.

Kahindi J.H.P.and N.K Karanja. 2009. Biotechnology and Genetic Engineering Technology Assessment: Essentials of

Biological Nitrogen Fixation Technology. In “Encyclopedia of Life Support Systems (EOLSS) -Biotechnology:

Knowledge in Depth” Ed. Horst W. Doelle.

Indra, Asep. 2006. Produksi hijauan pakan pada jenis dan jarak tanam legume yang berbeda dalam pola tanam tumpang

sari dengan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Prosiding Fakultas Pertanian UNSRI.

Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan nitrogen bagi tanaman kedelei. AgronobiS, Vol. 3

No. 5.

Surtiningsih, T., Farida, dan T. Nurhayati. 2009. Biofertilisasi bakteri Rhizobium pada tanaman kedelei (Glycine max (L)

Merr.), Berk. Penel. Hayati. Vol.15 Hal. 31-35.

Tania, N., Astina., dan S. Budi. 2012. Pengaruh pemberian pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung semi pada tanah podsolik merah kuning. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1 (1): 10 - 15.

Zahran, H.H. 1999. Rhizobium-legume symbiosis and nitrogen fixation under severe conditions and in an arid climate.

Gambar

Tabel 2. Pengaruh BNF (rumput gajah mini dengan legum siratro) tinggi tanaman, luas daun, jumlah anakan, dan klorofil
Tabel 3. Rata-rata Berat segar, Bahan kering dan Bahan organik pada integrasi rumput gajah mini dengan legum siratro

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perancangan film ini hendak membuat film pendek bergenre drama olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.. Film pendek

Hasil visualisasi elektroforesis menunjukkan bahwa sampel 1, 2, 3 dan 5 positif membawa fragmen DNA Rv1984c pengkode CFP21 yang ditandai dengan munculnya pita dengan

Receiver, Radio Modem, GSM/GPRS Module, Antenna, Battery dan Data Collector sudah terintegrasi dalam satu sistem Untuk keperluan pengukuran yang sangat teliti, surveyor dapat

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa kombinasi jarak tanam 250 x 50 cm dan 250 x 60 cm menghasilkan bobot buah/ha nyata lebih tinggi dibandingkan

Sedangkan nilai kuat geser tanah asli sebe - sar 0,222 kg/cm2, setelah distabilisasi dengan campuran tersebut naik menjadi 0,462 kg/cm2 Kata-kata kunci: Tanah lempung, kuat

Gambar 2.3 Timbunan diletakkan secara bertahap Besarnya beban preloading yang akan diberikan dapat ditentukan terlebih dahulu, kemudian dibandingkan dengan tinggi timbunan atau

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan beberapa ulasan yang ada terkait GHQJDQ SHULODNX NRQVXPVL GDQ SURGXN GHSRVLWR \DQJ DGD GL EDQN V\DUL¶DK VHEDJDL instrumen

Kerancuan dan perbedaan pemahaman dalam pengelolaan hutan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah menyebabkan semakin merosotnya mutu sumber daya hutan