PENDIDIKAN
SE,NI
BUDAYA
SEBAGAI \TAFTANA
PEMBENTUKAN
KARAKTE,R BANGSA
DAI-AM RANGKA IMPLEMENTASI DAKStrAH KULTURAL
Editor:
Timbul
Raharjo
Lembah Manah
201 1
PENDIDIKAN
SENI
BUDAYA
SEBAGAI
\TAHANA
PEMBENTUKAN
KARAKTER
BANGSA
DAIAM RANGKA IMPLEMENTASI DAK\f-AH KULTURAT
Editor:
Timbul
Raharjo Tata Letak:Tri
MulyonoDesain:
Nur
SahidGambar Sampul: Karya Seni Kriya berjudul hl_Majid,
oleh fuspul.
Hak Cipta dilindungi Undang,undang Cetakan Perrama, Desember 2011
Cetakan
I,
Desember
20ll;
vii + 142 hal;ukuran 15,5 x 23,0 cm
ISBN: 97 8-602_87 9 4-77 -0
Diterbitkan oleh:
LEMBAH
MANATJDusun Budaya Kersan
RT6No
1(pojok)Tirtonirmolo,
KasihanBantul, DIY
55 lB1
E-mail: lembah_man alt64Eyahoo.com Telp/Fax: (027
4)
412620Kata Pengantar
Ketua
Lembaga SeniBudaya
danOlahraga
Pimpinan
PusatMuhammadiyah
Bismillahirrahmanirrahim.Muhammadiyah merumuskan kerangka kebijakan program di bidang seni budaya yang dituangkan dalam rencana
,ti"r.gi,
d"r, garis besar program. Rencana strategis dirumuskan sebagai berikut:"Mengembangkan
seni
budaya yang bernafaskanIslam dan
men-cerahkan peradaban manusia sebagaimakhluk
yang berbu daya danberakhlak
mulia". Adapun garis
besarprogramnya
dirumuskansebagai
berikut:
(a) Mengembangkan potensi seni dan budaya Islamiyang
menghidupkanfitrah
kemanusiaanyang
halus,
indah,
danberakhlak mulia sebagai basis pembenrukan peradaban muslim yang menjadi rahmat bagi alam semesta, (b) Mengapresiasi dan melakukan seleksi terhadap perkembangan seni dan budaya masya-rakat sebagai
bagian
dari
ikhtian
membangun peradabanumar
-annsi"
y"lngsesuai
tujuan
Muhammadiyah, dan (c) Mengembang-kan kerjasamadalam memproduksi hasil-hasil
kreativiras seni
dan
budaya
yaflgmengarah pada
terbentuknya
peradabanumat
dan
manusia yangsesuai dengan
fitrah
selaku makhlukAllah
Yang Mulia.Rumusan rencana strategis
dan
garis
besarprogram
yangmerupakan keputusan
Muktamar
Muhammadiyah ke-46 tersebui sangat besar sumb angannyabagi
pembentukankarakter.
Hal
in4'berarti
Muhammadiyah memberikan sumbanganyang
besar baginegar^ yang pada saar
ini
sedang menggiatkan pelaksanaan programpendidikan nasional berbasis pada pembentukan
karakter,
^rriny^
segala proses panjang pendidikan yang diterima setiap anak bangsa sejakmulai dalam kandungan sampai pendidikan terakhir terintegrasi pada
satu tujuan besar yaitu terbangunnya karakter bangsa pada masa depan.
Proses pembangunan karakter anak pada masa perrumbuhan anak
tentunya
tidak
begitu saja dapat diremehkan. Paraahli
pendidikanbany_ak bersepakat bahwa
di
luar
bakat, porensi, dan kemauaL
yangdimilikinya,
anak-anakitu
seperti kertasputih
yang belum ada noda dan coretannya sama sekali. Masa depan anak-anakkita
akan sangar dipengaruhioleh
apa yang digoreskan pada masa pertumbuh^nny^.Apa
sajakah dan bagaimanakahkita
melakukan upa,ya membangun karakter anak melalui seni budaya?a
Kita ambil contoh dari sastra dan musik, yang keduanya sangat er^t
berhubungan karena sebuah lagu pada umumnya
tidak
terlepas dari syair. Kata-kata dalam syairlebih
mudah digoreskan pada lrwa anakyang masih
putih
bersihitu
melalui lagu-lagu. Sebagai orang rua,tentunya pada
jiwa
yang masihputih
bersihitu
kita
akan memilih menuliskan syair dengan kata-katabijak
danmulia,
kata-kata yang membangun jiwa mulia dan budi pekerti yang iuhur.Namun, banyak
di
antara kita yang tidak menyadari bahwa selamaini
ternyata kepada anak-anak dalam masa pertumbuhannya kita telah menanamkan dan menuliskan kata-kata yang kurang mulia lewatsyair-syair lagu
anak yang
kita
ajarkanpada
mereka. Sebagai contohperhatikan
syair
lagu "Balonku". Dalam lagu
itri
adabaris
yangberbunyi: /meletus balon hijau
/
derr/
hattku sangat kacau/.
Barrssyair lagu
ini
biasanya diucapkan anakkita
pada saat awal merekamasuk
TK
atau PAUD. Mereka begitu hafal karenalagu "Balonku"ini
begitu
merakyatdan
sangat mudahdiingat.
Selainitu
baris
syair tersebut tertanam kuat dalamhati
dan sanubari anakkita.
Terhadapmuatan syair tersebut selama
ini
kita
memperhatikannya. Pada saat anak-anak mengucapkan/meletusbalon
hijau /biasanyaanak
secarahisteris
akan
berteriak
sekencangmungkin "DERRRRR"
secarabersama-sama. Setelah
itu
segera mereka mengucapkan kata beri-kutnya/hatiku
sangat kacau/. Hanya balon meletus saja secara tidak disadarikita
mendoktrin anak agar "hatrnya sangat kacau" atau stress dalambahasa psikologi. Generasi macam apa yang akan kita dapatkan apabila
doktrin
ini
yang ditanamkan dalam hati*4nak-anak bangsaini
pada masa golden age mereka setiaphari
danitu
tergoreskuat
dalam hatisanubari mereka.
Contoh yang lain, pada syair lagu
"Naik
KeretaApi".
Dalam laguitu
terdapat baris yang berbunyi:/Ke
BandungSurabaya/bolehlah naik dengan percuma". Ketika laguini,
pertamakali
diperkenalkan belum ada bonek. atau ketika laguini
sudah begitu lama populer anak-anak kitayang menyanyikan lagu
itu
belum tahu bonek. Mungkin saja kita tidak terlalu risau dengan kata-kata tersebut. Akan tetapi setelah isttlah bonekmuncul,
timbul
sebuah pertanyaan adakah hubungan antara bonekdengan lagu
"Naik
KeretaApi"
itu? Jangan-janganlagu
inrlah yang menjadi sumber munculnya boruek.Tidak hanya dua lagu tersebut yang perlu dikaji dan dipertimbang-kan kembali
jika
dipakai sebagai bahan ajar. Kami mendapatkan lebihdari 15 lagu anak yang selama
ini
diajarkandi
SD,TK,
danPAUD
di negeriini
yang memiliki potensi pendangkalan karakter, sehingga laguini
menurut hematkami
sebaiknya jangan diajarkan pada anak-anakJan juga kepada para mahasiswa yang akan bertugas
di
lingkungan:rnak-anak calon pemimpin bangsa di masa depan.
Berkaitan dengan yang diungkapkan di atas, solusi agar pen-didikan karakter lewat seni sastra dan musik haruslah mengupayakan: (1) syair lagu-lagu yang diajarkan kepada anak-anak harus sesuai dengan dunia
anak-anak dan mempunyai nilai dalam pendidikan karakter, (2) materi laguJagu yang sesuai dengan pembentukan karakter bangsa, dan (3)
kepada para guru yang merupakan ujung tombak dalam pembangunan
k.rrakter bangsa kita perlu dibekali dengan kompetensi yang cukup di bidang apresiasi sastra dan musik.
Untuk
memenr.ihi ketiga hal c1i atas, diperlukan sebuah pelatihan yang dapat mengubah cara pandang gururnengenai pentingnya melakukan analisis dan verifikasi terhadap setiap Lagu yang menjadi bahan ajar. Pelatihan
itu
juga diupayakan dapatmengubah para guru
untuk
mau berbuat secarakreatif
dan inovatifdengan menciptakan lagu-lagu baru, lagu yang memuat hal-hal baru r-ang bermanfaat
untuk
kemajuan dan kemuliaanjiwa
para peserradidik, yakni
iaguJagu yang men-dorong terbangunnya karakter anakr-ang adiluhung.
Agar pendidikan seni budaya dapat menjacli wahana
untuk
pen-didikan karakter, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat
Muhammadiyah bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat lJniversitas
Ahmad Dahlan
menyelenggarakan seminarbertajuk
PendidikanSeni
Budaya Sebagaitffahana
Pembentukan Karakter Bangsa. Uraiandi
atas baru memberikan contoh pendidikanseni sastra
dan musik
di
tingkat
TK
dan
PALID.
Dalam
seminartersebut, makalah yang disajikan bukan hanya rerkait dengan sasrra dan
musik. Bidang-bidang lain juga dibahas oleh para pakar
di
bidangnya. Bahasan mereka tersajikanmelalui
buku
yang
semula hanya akanberupa proseding.
Oleh
karena dirasakan sangat penting,makalah-makalah tersebut
dikumpulkan,
disunting,dan direrbitkan
sebagai buku.Selamat mencermati
dan
mengambil peran penring dalampen-didikan karakter yang saat ini tengah digaiakkan oleh Pemerintah. Yogyakarta, 31 Desemb er 2012.
Ketua LSBO PP Mrihammadiyah
Pengantar
Editor
Assalammualaikum
W.
W.Masih menjadi pembicaraan yang hangat mengenai
penting-nya pendidikan
seniuntuk
dakwahkultural.
Seni telah
menjadilahan
subur
dalam
relasi antat
manusia,
ia
dapat
memberikanestetika
yang
bersifat
kegembiraan, kebahagiaan.
dan
salingmengasihi.
l)alam
sebuah perkenalantentu
masing-masing pihakakan
memperkenalkan
diri
dari
sisi
kesan
pertama
yangditampilkan, seni menjadi
wahana
penting dalam
introductionsarana dahwah
untuk
memberi pencerahan kebanggaan dalam isi dakwah itu. Bukuini
adalah beberapa pemikiran para pakar tentangpentingnya
pendidikan seni dalam
Islam. Ada
sepuluh makalahyang
terdiri
delapan makalah seminar dan dua makalah penyerta.Kegiatan seminar tersebut diselenggarakan oleh Lembaga
Pengab-dian
kepada MasyarakatUniversitas
Ahmad
Dahlan dan
beker-jasama
denganLembaga
Seni
Budaya
dan
Olahraga PimpinanPusat
Muhammadiyah
pada November 2011,
di
Auditorium
Kampus
I,
UAD
Jln.
Kapas
9
Yogyakarta. Karena
pentingnyapemikiran
dalam
masalahtersebut
beberapapanitia
bersepakat untuk menerbitkannya sebagai buku di bulan Desember 2011.Edy
Sukardi, DekanFKIP UHAMKA,
menjajagipenting-nya
pembukaanprogram studi
Seni Budayadi
FKIP
UniversitasMuhammadiyah Prof.
Dr.
HAMKA.
Pembelajaran Seni Budaya disekolah dapat
membangun
karakter
bangsa,
hingga
di
masamendatang
akan
terwujud bangsa Indonesia
yang
memiliki
kepribadian
dan identitas.
Melalui
pendidikan
rasa,siswa-
siswi akan terinspirasiuntuk
menggalinilai-nilai
seni warisan leluhur-nya.Melalui
pembelajaran seni budayapula,
gencrasi mendatangakan mampu
membangun
nilai-nilai
budaya
baru
yang
terus berakumulasi dan beradaptasi dengan tantangan zaman.Hersapandi seorang
Doktor
dari
JurusanSeni
Tari
ISIYogyakarla, menyoroti
pentingnya Perguruan
Tinggi
Muham-madiyah
(PTM)
bersikap
proaktif untuk
menangkap fenomena peradaban manusia dan mampu mengendalikan produk peradabanitu
sesuai der.rgannilai-nilai syariat lslam yang
berbasis pada keutamaannilai
ilahiah yang memberi
arti
bagi
kehidupan umat manusia,baik
kehidupandi
dunia maupundi
akhirat.
Selamaini
umat Islam belum
mampu berkompetetif dalarn mengembangkanihnu pengetahuan dan teknologi serta seni. sehingga produk-produk
budaya yang dikonsumsi bukan
produk
yangmemiriki kualifikasi
kaidah-kaidahnormatif
Islam.
Ditambahkanoreh
sukotjo
bahwamasyarakat berkembang
mengikuti
dinamika
zamannya,hal
itu
pula yang menyebabkan selera bermusik dari masyarakat berubah-ubah sesuai dengan sifuasi dan kondisinya. Kead aan zamat.- yang berubah seharusnya
dapat
disikapi oleh
para
seniman (pembuatlagu)
untuk
menyesuaikanciptaannya dengan keadaan
seleratersebut tanpa menghilangkan
nilai-nilai
Islaminya.Andre lndrawan
menyampaikan bahwapenlusunan
kuri_kulum musik
di
perguruan Muhammadiyah selaiknyajuga
mema-sukkan aspek-aspek kernuhammadiyahan dalamkurikulum
tersebutdi
samping unsur-unsllrideologi
nasional dan internasional. saranterakhir,
tampaknyaPTM juga perlu
membidik
penyelenggaraankajian rnusik Islam
dalam ranah
musikologi.
Dengan
demikianmaka akan ada keseimbangan dengan program-program pendidikan
musik yang berorientasi karya musik.
Diah
Uswatun
Nurhayati
mengemukakanbahwa
ajaran_ajaran Pendidikan seni Budaya khususnya musik yang diberikan di
sekolah Muhammadiyah
saat
ini,
nampaknya semakin
keringdengan transfomrasi
nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Halini
karena hubungan manusia(gunD
dengan manusialainnya
(siswa) dalamlembaga
pendidikan
masih
sebatas 'mengantarkanilmu,
tanpamengajarkan
moral dan
karakter.
Tidak
terlihat
lagi
sentuhan -,emosi, spiritualitas, maupun kearifan.
Disampaikan pendapat tentang pentingnya penclidikan seni,
yang
dikemukakan NanangRizali
seorangprofesor
dari
Univer-sitas
SebelasMaret,
Surakartamemberikan
penjerasan tentang :iuper structure pendidikan seni termasuk padailmu
cabang-cabangseni, tedama rumpun
ilmu
seni rupa. Dalam pendidikan seni sangatpenting tentang
struktur
kompetensi dan materikurikulum
pencli-dikan seni. Disampaikan juga bagaimana strategi pembelajarannya.
Berbeda dengan
apa
yang
ditulis Timbul
Raharjo
staf pengajar JurusanKriya
ISI
Yogyakarla,
banyakmenyoroti ilmu
kriya
ya,ng terkait dengan perdagangan global, juga dibahas tentangkreativitas
dalarnseni
antarakreator dan pemakai
clalam pasar.Dalam
menanggapai perkembangan zamn
wayang secara visualmasuk dalam bidang
kriya,
namun
ketika telah menjadi seni yangdiperrunjukkan banyak menyebar semangat keimanan
pemahaman
dalam
kehidupan
seperti apa yang
disampaikan
otok
Hemm
\Ia*oto
bahwalewat
pertunjukan wayang meralui
tokoh
sertaceritanya mempunyai
peran dalam
pembinaan
dan
pendidikanuntuk membangun
_karakter bangsa. Karena *uyu.rg,
-"n1 adi
salahsatu kekayaan
tradisi
bangsa Indonesia, sudah,.lururnyu
diles-tarikan dan dimanfaatkan dalam pembentukan budaya bangsa yang akan
jadi
potret
orang
Indonesia sampaikapan
pun. Nilai-nilai
filosofi
yang
terkandung
dalam
p.*uyurrgun
,.tul,
mengajak masyarakatuntuk
berbuatbaik
dan menghindari kejahatan, sertamenanamkan
kepada
masyarakat semangat*qmar
ma,rttJ. nahimLtnkar" atau
istilah
dalam p.-uyurrgur,
*memayu
hiyuning
bebrayan
egung",
sesuaidengan
ajaran-agama dan kepercayaan masing-masing.Nanang
Arizona
berpendapatbahwa materi-materi
yangterkait dengan
teater
tradisional, teater
Nusantara,
dan
teatermodem penting
untuk
dijadikan materi
pembelajaran. Demikianjuga
dengan materi-materi
yang
menyangkut
ieknorogi
media
rekam.
Biar
pun
berbeda ranahnya dengan seni teater, tetapibisa
dijadikan pengayaan dalam proses pembela.laran.
Ali
Imron
Al-Ma'ruf,
mengemukakan,untuk
dapat
me_wujudkan
pembelajaranyang
berorientasi
pad,a kompetensiber-sastra,
maka
semuaifu
terpurang kepada kompetensiguru
sastradan
komitmennya terhadap upaya
peningkatan apres-iasisastra
melalui
proses pembelajaran sastra.Griiu
sastrup"ir,
memahamiparadigma baru dalam pembelajaran sastra yang menekankan pada kompetensi siswa dalam bersastra, bukan sekedar sejarah dan teori
sastra yang konvensionar. Konsekuensinya, guru harus menerapkan
pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran sastra yang inovatif.
Pentingnya
pendidikan seni
di
Muhamrudiyu[
sebagaisarana
dakwah
memangmenjadi
pertimbangantersendiri.
pen_dirian
program
studi
dengan kompetensi ku*rikurumyang
baik,
laka
akan dicapai sebuah pemahamanrelasi
antarmanurL
yungberkualitas.
Akhirnya,
daram penyajianbuku
ini
tidak luput
darikesalahan, maka mohon maaf
sebesui-b"ru*yu,
selamat membaca.Wassalammualaikum W.W.
Yogyakarta, 27 Desember 20 1 1
Timbul
Raharjot'---DAFTAR
ISI
/
Menggagas Program Studi Seni Budaya FKIPlJniversitas Muhammadiyah Prof.
Dr.
HAMKA
@
ray
Sukardi(l)
/
Rambu-rambu Pendidikan Seni Rupadi Perguruan Muhanmadiyah
@ N"tr"trg Nzali
(27)/
implementasi Program Studi Seni -I"ariuntuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah
@
fpff.
Hersapandi Projonagoro (39)/
Pengembangan Pendidikan Seni Musik di Perguruan Tinggi Muhammadiyah@ Andre
Indrawan (53)/
Seni Kriya:Kajian Inovasi dalam Karya Master dan Produk Massa,l@ Timb,rl
Raharjo
(67),/
Pendidikan Seni Teater Bernafaskan Islam{$
NatrattgArizona
(79)/
Pendidikan Sastra Berorientasi Pada Kompetensi Bersasrra:Mencari Format Pembelajaran Sasrra yang
Inovatif
@
an
Imron
Al-Ma'ruf
(93)/
Efisiensi Pendidikan Seni Budaya (Musik)di Muhammadiyah
@
Oi"t
lJswarunNurhayati
(113)/
Peran \TayangKulit
Dalam Pendidikan Seni Islamidi Indonesia
S
Otok
Herum Marwoto
(123)/
Perkembangan Musik Nuansa islamidi
Indonesia@ Sukotjo
(135)Seni
Kriya:
Kajian
Inovasi
dalam Karya Master dan
Produk Masal
1Dr. Timbul
Staf Pengajar Program
Raharjo,
M.
Hum
Pascasarjana IS I Yogyakarta
Gustami berpandangan, para kriyawan keraton menghasilkan karya seni dengan ketekunan dan konsep
filosofi tinggi
dapat mem-berikan legitimasi pada produk seni kriya. Konsepitu
termasuk polapikir
yang mengandung muatannilai-nilai
spiritual,
religius, serramagis. Kesadaran
kolektif
terhadap lingkungan alam, solidaritas yangtinggi
dandidukung
oleh taranan budaya tradisional yang rernyata mampu menghasilkan seni fuiyayang berkualitas baik mencerminkanjiwa
zaman (Gustami,l99l:107).
Pada tatarantinggi, jiwa
zaman sering dikaitkan dengan karya-karyayangadadi keraton dan dianggap sebagai karya adiluhung.IJmumnya karya kriya yang beradadi
dalam keraton memiliki legitimasi tersendiri sehingga sangar disakralkan dandiagungkan.
Lain
hainya dengankarya
yang dihasilkandari
luarkeraton, dianggap sebagai
karya
rakyat jelatayang
bersifat profan tanpa memiliki makna yangluhur
atau adiluhungitu.Adiluhurug pada masa sekarang telah berbeda dengan adanya *. Negara Kesatuan Republik Indonesia atau bukan kerajaan.
Pemerin-tah
Indonesiamelindungi
bentuk-bentuk kebudayaan tradisi. yang telah berakarkuat
dan menjadi trademarh daerah rertentu yang cirikhas seni tradisi sebagai bagian dari kebudayaan. Misalnya, seni
Ukir
Jepara, seni Batik Yogya-Solo,Motif
Dayak, keris, danlain
sebagai-nya.
Dari
puncak kebudayaan tradisional yang telah mengakar kuatitu,
dapat juga digolongkan pada karya yang adiluhung sebagai waris-an pusaka Indonesia.Hal ini
tercermin pada beberapa kelompokpe-rajin
tradisional yangmemiliki
kebiasaan melestarikan seni tradisilDisampaikan
pada seminar dalam rangka Festival Muharram 1433 H,
di kampus I UAD Yogyakarta, Minggu 27 November 201-t.
yang telah diwariskan oleh pendahulunya
turun-temurun.
Pada masadan
tatarantertentu,
berusaha mencari sesuatuyang baru
denganwujud
karya yang lebih kreatif daninovatif
(ButMucthar,
I99I:3).
Karya tradisimemiliki
nilai dari sebuah bagian kreativitas tradisi lokal pada komunitas perajin, halini
telah menjadi bagian penting sebagaiasset nasional puncak kebudayaan Indonesia. Adiluhung juga memiliki
kekuatan sebagai karya yang telah didukung oleh masyarakat tertentu
secara turun-temurun dan diakui sebagai karya
milik
bersama.A.
Strata Pengguna SeniKriya
Karya seni kriya yang dibuat
,rtrt.r[
pengabdian/persembahan terhadap dewa-raja, dikerjakan dengan tekun agar mendapat safangatkemakmuran dan kebahagiaan hidupnya. Terhindar dari marabahaya
dan kesengsaraan
hidup,
sang dewa memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Berbeda dengan karya seni kriya yang diciptakanuntuk
memenuhi kebutuhanhidup
di
masakini,
yakni
pengguna dengantingkat
ekonomi menengah atas, mereka mengapresiasi senikriya sebagai bagian gaya
hidup
trend seni. Dengan demikian karyayang dihasilkan berupa karya seni
kriya
yang berorientasi kekinian.Pergeseran pandangan
itu
adalah akibat perubahan sosial padamasya-rakat saat
ini
yang membawa akibat transformasi bentuk tradisime-nuju
modern,
anggapan selera.$aru sebagaisyrnbol
modernisitas (Supriaswoto, 2009: 300).Para pengguna seni kriya dengan tingkat ekonomi menengah
ke
bawah,
kemauan mengapresiasidan
kemampuan mengoleksiumumnya rendah, bahkan harus menyesuaikan dengan kemampuan kantongnya. Munculnya jenis seni rupa tradisi kerajaan pada masa
lalu
lahir
dari
unsur strata kelas masyarakat didasarkan pada kasta-kasta, kasta bendoro, priyayi, dan petani. Kasta bendoro lebih banyak beradadi
dalam istana dianggapmemiliki
tempat yang palingter-hormat.
Sementaradi
luar
kerajaan dianggap sebagai komunitasrakyat biasa, bahkan pada masa
lalu
dianggap bertingkat ekonomirendah. Pada perubahan
dan
perkembangan zaman saatini
mem-bedakan tingkat kemakmuran hidup ditentukan seberapa jauh tingkat ekonominya.Pada ma.sa kerajaan cli Jawa produk-produk
seni
kriya
masalalu dianggap sebagai seni madisi
*rrir"n
nenek moyang mereka. oreh
karena
itu'
sering clikaitkan dengan karya yang diagungkan,rerurama
karya seni yang dikonsumsi
,rrrrik k.,
sebagai
r.-p"r-r"r,g
<ripertuanagung
ffi"T.,HTll:il
t#l'i:
nya para kriyawan sebagai uenimon kerajaan
tidak memiriki
otorita terhadap karya yang dihasilkan. Semua karya
itu
,.b"g;;;rsembahan
pada raja yang dipercaya sebagai ritisan.
dewa. seperrt
i"a'" ,""ran
pra-Islam,
raja
dipand".rg
,.b"g"i
penjelma",
d.'*" frrl_i._")
arausebagai berasal
dari
dewa.Br"rr,ry,
siwa
dia'gg"p m.nl.rma
dalamraja' terapi ada
juga
raja-raja yang dianggap penjermaan dewa\fisnu.
Sebagai contoh Raja Kertar"y"r"
ft3l5
Mip"";in *r";"""
Majapaitvang bahkan diabadikan dalam parung
hari_harar";;;;;;ta
sebagai
campuran penjelmaan
Dewa
Wisnu dan
Siwa
(fr.rrr"ra
philippeGroslier, 2002:213).
Karya seni kriya yang ada
di
kerajaan menjacli sangarspesial,
karya yang diciptakan
.rr.rut
persembaha'k"p"d"
dewa-?aja.Nilai
persembahanitu
luar bi"s"
d"p"t
memengaruhi seluruh hidup-mati,
kebahagiaan, kesengsaraan, kemakmuran
dan
keselamatan. Ekspresi kepada dewanyainilah
yang mampu
menggetarkanhari
kriyawanuntuk menciptakan karya terbaik. Eispresi c{emikian tampaknya
juga
hadir
dalam penciptaan senikriya
_"r"
kirri
meskipun'brrk"r, b.r_karya
untuk
Tuhannya, namun luapanjiwa
berdasar pada profesio_
nalisme kriyawan yang dapat memberi jaran
ekono-i
t.fih
baik dapat menjadi pengikat semangar berkaryadi
zamansekarang.B.
Karya IGiyaseni kriya diwujudkan sebagai salah satu upaya probrem soruing
dalam memenuhi kebutuhan
,"ri.
"K"ry"kriy"
-.rj".ri
b"rr,,rkk"ru"
yang
utuh
dan bernilai sebagai hasir karya masterpiecepara kriyawan yang
memiliki
visi ke depa'runtuk
memenuhik
b.-rr.,ir"r, seni padamasyarakat. Tercipranya karya
itu
menjadi satu
produk
seni vansrncmpreselrrasikan
diri
k'iyawannya.sebagai sajah
,"ru
.krpr.r'
,ri,r.i
menuangkan gagasan kreativitasny",
nya. Karya
kriya
yang dihasilkan berupa karya fungsional maupunnon fungsional,
memiliki
status yang sama sebagai karyayang dibuat dengan kreativitas, desain baru yangmemiliki
kualitas €stedk. PeterDomer
mencontohkanproduk-produk
berbahankeramik,
logam,kayu,
dan
lainnya yang
dibuat oleh
dosendan
mahasiswa padauorkshop
di
Bauhaus pada abad ke-)O(, disebutkan bahwa produkyang mereka buat memiliki tingkat kualitas desain yang. baik. Mereka adalah orang-orang yang selalu berusaha menciptakan karya baru dengan ide yang orisinal. Kreativitas ada pada masing-masing
individu
yang berusaha mengeksplorasi berbagai kemungkinan
untuk
men-dapatkan
idea
sebagaiinspirasi dalam
fnenciptakankarya
(PeterDomer
(ed),
1"997:2).
Kegiatan eksplorasiinilah
yang kemudian memberikan peluang daya kreasi tersendiriuntuk
menciptakan karya kriya yang memiliki ciri khasdiri
pribadi.K^ty^ seni kriya yang diciptakan kriyawan sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya, pengalaman batin, intuisi, dan
sua-sana
hati
tercermin pada karyanya. Proses penciptaannyaitu,
meng-ikuti
gerak dinamika
hidup
serta pengaruh lingkungannya.
Di
samping
itu
juga
berpengaruhpada
munculnya
ide,
pemilihan material bahan, penguasaan teknik, penemuan karakter dan tampilan keseluruhannya. Bagi kriyawan yang pernah mengecap pendidikan seni kriya misalnya, pada umumnya mereka mampu mengimplemen-tasikan teori sebagai konsep dan praktek sebagai prosesperwujudan-nya. Inspirasi tentang penggalian seni budaya bangsa memberi
pe-ngaruh pada
bagaimana mengolahmateri
berkaryayang
sangatmelimpah
di
negeri
nusantaraini.
Keseniantradisional,
artefak, ornamentasitradisi, dan bentuk
adat-istiada*t menjadi sumber ins-pirasi bagi para kriyawan. Diharapkan banyak muncul kriyawan yangmemiliki
talentauntuk
menciptakan karya yangmemiliki
karakter Indonesia. Barangkali penggalian kekayaan budaya dan alam nusan-tara masih menjadi hal yang pentinguntuk
terus dikembangkan keranah yang lebih berdaya saing bagi perkembangan seni kriya
nusan-tara terutama
di
matadunia.
Bukankah duniahampir tak
bersekatdalam kacamata dunia r.r'aya?
70
C.
Munculnya
SenilGiya
Sejalan dengan perkembangan zaman
dan tuntutan
masya-rakat, khususnya perkembangan seni rupa, seni kriya telah mengalami perubahan dan perkembangan. Meskipun mengutamakan pada
nilai-nilai
dekoratif dan kerja tangan crajlmanship tinggi serta umumnya menggalinilai-nilai
tradisi, namunjuga
banyak mengekplorasi ber-bagai ide yanglebih
mendalam, sehinggamuncul
karya-karya yang lebih indivldual yang ekspresif. Dengan demikian karya kriya banyakdihadirkan
lebih
bebasdari
bentuk yang berfungsi seperti souuenirperkawinan sampai pada jenis karya pelengkap
interior
dua dan tiga dimensional, bahkan sampai pada ukuran yang ekstrim. Oleh karenaitu,
kajian seni kriya dapat diperhitungkan lebih luas, tidak hanyadi-klasifikasikan
dari
aspek fungsinya saja,tetapi juga
aspek lainnya. Keunikan yang muncul diantaranya dari gerak ornamentasi danben-tuk
yang memberikan karakter setiap karya yang dihasilkan. Aspek estetika dengan tampilan baru, kedalaman makna, karakter, bentuk visual danlain
sebagainya memberi perubahan inovasi, seperti karya denganrelief
ukiran,
goresan ornamentasi,didukung
juga
materibahan baku dan teknologi yang baik. Memang kecenderungan saar
ini
adalah media bahanbukan
persoalanyang
signifikan,namun
idemenjadi panglima dalam menciptakan sebuah karya seni
kriya.
Idevang
kreatif inovatif
dengan mengangkat isu-isu yang sedang ber-kembang seni kriya mengikuti perkembangan zaman.Eksplorasi terhadap
nilai-nilai
tradisi kemudian menjadisum-ber inspirasi tersendiri yang
diwujudkan
dalambentuk
karya kriya yangmemiliki
unsure artistic luar biasa dan dapat diapresiasi sebagaisuatu pengembangan baru dalam dunia seni. \Wujud yang muncul di sarnping mengeksplorasi
bentuk,
motif,
dan
media yang ada, kan-dungan seni menjadi hal yang penting. Penciptaan suatu karya kriya,di
satu sisi tampak masih ada usahainovatif
yang mengarah padakarya individual.
Di
sisilain
ada usahauntuk
mengacu pada unsur-unsur masalalu
yang kemudian diterapkan pada rancangan produkmasa
kini.
Halini
cukup menggejala di kalangan masyarakat kriyawan saatini.
Mereka melakukan upaya tersebut karena bertujuan men-ciptakan produk-produk yang bermuatanlokal
ataucitra
tradisionalyang
berciri
khas suatu budaya (pendalaman budayatertentu)
di-harapkan dapat dipresentasikan pada ranahglobal.
Bahkan dalam menciptakanproduk kriya, tidak
semuanya dikerjakan oleh tangan-tangan terampil akan tetapi sebagian lainnya dibuat dengan aiat bantu(mesin)
untuk
mengatasi masalah dalam pencapaian kuantitas dankualitas produksi dengan repar dan efektif.
Upaya pengembangan seni kriya sebagai desain produk masa
kini,
diharapkanmampu
menampilkannilai-nilai
guna
baru
ber-dasarkan daya imajinasi para kriyawan. Kecenderunganuntuk
me-mandang
produk
kriya
sebagaihasil produksi
massaldan
sebagaikarya seni kerajinan, sering dianggap
-.ng.ir"rgi
kandungan nilaiekspresi pribadi sebagai karya seni (\iTiyoso Yudoseputro, 1993-1994: 3). Kaitannya dengan seni kriya sebagai seni terapan dan ekspresi para
perupa, maka munculnya perkembangan seni
kriya
pun tak
dapatlepas
dari
semangat karya-karya pendahulunya, karya-k^rya yangmenjadi matterpiece tiap zaman. Dalam konteks
ini,
upaya pengaruhdan
memengaruhi antarpertumbuhan perkembanganseni
kriya seringkali tak dapat dihindari.Arrinya,
antara karya kriya yang satu dengan yang lainnya seringkali ada kemiripan, bisa pada tema atau idedasar maupun pada persoalan kemasan esteris atau wujud visual.
D.
Inovasi Radikal dan KaisenKemiripan
antarkarya senitriya itu
juga
dipengaruhi oleh adanya teks atau teori perihal seni kriya yang sebelumnya telah ada.Karenanya, karya yang ada
ini
pun
kemudian memengaruhi secaraideologis penciptaan
karya seni
kriya
selanjutnya. Bentuk-bentuktipografi karya misalnya, akan terpengaruh oleh karya seniman atau
perupa yang lebih terkenal yang
hidup
pada zaman sebelum karya senikriya bersangkutan lahir" Saling meniru dan memengaruhi sebagai hal yang dapat memberikan rujukan inspirasi pada karya baru hasil dari gubahan karya lama. Dalam
ilmu
produktivitas dala-m perpaduan me-nerapkan teknologi canggih yang disebut lcaizen, yakni jenis produkyang
berteknologi canggihdari
Jepang seperti pembuatan desainmotor yang setiap tahun berganti seri dan tipenya, dengan perubahan yang
tidak
signifikan. Perubahan diiakukan dengan pelan,tidak
dikal, dan
memengaruhi konsumen dengan ingatanproduk
lama dengan nuansabaru,
sehingga biaya researchdan deuelopment juga dapat dihemat. Demikian juga pada seni kriya, meskipun banyak jugamuncul
corak-corakmaupun
gaya dalam menciptakan karya seni,namun pola penciptaannya terdapat dua hal yakni yang pertama
ino-vasi menyeluruh atau penemuan baru dan yang kedua kaizen.
Hasil
dari perubahan tentu menjadi hal yang baru demikian juga hasil dari seni inovasi dengan menciptakan barang yang memang sebelumnya
belum ada.
Maka
yang pertama sangat menitikberatkan pada nilainoveltinya, kemudian yang kedua
tidak
begitu menghiraukan peru-bahan itu.E.
Master dan Masal sebuah perrentang dan solusinyaSeni
Kriya
dan seni kerajinan merupakan dua wilayah yangmemiliki perbedaan tipis. Seni kriya banyak menggali ekspresi pribadi yang berdasar pada sumber inspirasi dari seorang kriyawan akan ide dan gagasan yang eklusif dan orisinal. Sementara seni kerajinan
me-miliki
kekuatan kecenderungan padaproduk
yangdilakukan
oleh banyak orang sebagai kegiatan yang bersifat home industry. Mereka berkelompok dan memproduksi secara terpisah antarrumah produksi maupun dalam suatu kelompok studio. Keduanyamemiliki
kekhasanyang sama, hanya saja seni
kriya tidak
diproduksi secara massal, iaadalah produk yang tiada duanya. Yang pertama pekerjanya disebut
kriyawan, artis, seniman, maupun juga desainer, penulis
lebih
sukamenyebut kriyawan, yang kedua disebut
perajin
yang secara rajin mereka membuat, mengulang, produkitu
secara massal yangdipasar-kan pada konsumen dan bersifat padat karya.
Semua
produk
kriya
dan
kerajinanlahir dari
sebuahpen-ciptaan seseorang
yang
kreatif inovatif.
Orang yang
menamakandirinya sebagai seorang kriyawan umumnya telah memperoleh
pen-didikan seni kriya, namun bagi seorang perajin yang kreatif tetap saja
selalu
disebut perajin,
padahalbelum
tentu
kreativitasnya kalah dengan seseorang yang memperoleh pendidikan kriya. Maka setelahmereka menciptakan karya, karena alasan rertentu kemudian karya
baru
itu
dipesan dalamjumlah
yang besar, dengan demikian telahrerjadi pengulangan-penglrlangan karya. Semakin sedikit pengulang-annya, maka semakin mahal dan berhargalah karya
itu.
Namun ketikakarya terulang dalam
jumlah
yang banyak, maka harganya menye-suaikan dengan casr produksinya. Ketika penulis bertemu dengan Jiu HwanKim
seniman dari Guanju Korea, ia juga membuat karya seniyang berupa patung tiga dimensi dengan kombinasi permainan hinetic
light,
ia
membuat /imited edition bagi karyanya. Sebagai contoh jika satu karyanva dihargai20.000
USD,
makajika
dibuat 10
karyaharganya hanya
2.000 USD,
demikian
seterusnya.Tentlr
limitededirion Lrmumnya
tidak
bolehlebih
dari
10 karya,jika
perhitungan selanjutnya ratusan bahkan ribuan, makapro<luktt.rr.b.rt
telahmen-jadi
produk massal/kerajinan. Produk massal menjadi sangat murah, bahkan perhitungannya berdasar pada ongkos pembahanan, ongkostukang,
dan
20
persen keuntungan.Dengan demikian
akhirnyamenjadi seni kerajinan yang diperuntukkan sebagai
komoditi
bisnisyang berdasar pada perhitungan-perhitungan yang mendasar tanpa dibebani ide kriyawannya.
Sering saya ceritakan
dalam
beberapa diskr-rsi,ketika
ber-kesempatan berkunjung
di
pameran internasional Abientedi
Frank-Furt Jerman 2007 lal:u, penulis dikejutkan dengan kenyataan pameran
yang agak berbeda penampilannya
yakni
pada standmilik
negaraVietnam. Mereka menyajikan bentuk exhibition yang dikemas apik, berkolaborasi antara kriyawan dan pengusaha seni kerajinan. Padahal
pameran tersebut adalah sebuah ajang perdagangan ltome accessories yang hanya menyajikan produk yang ditawarkan kepada buyer untuk
kegiatan ekspor dengan pasar Eropa.
Namun,
tampaknya Vietnammemiliki
kiat yang patut dicontohuntuk
menunjukkanjati diri
parakriyawannya
yang
memiliki
talenta berkreasidalam
menampilkanproduk baru. Ada sekitar lima belas kriyawan yang memamerkan hasil
karya kriyanya. Layaknya pameran tunggal, masing-masing kriyawan men-display dengan
baik
padatiap
boot yang mereka temPati, tata lamprrnya pun baik, juga dilengkap dengan curriculum uitae, fotodiri
seniman, dan katalog. Penulis mencoba mencari tahu, dan mendapat kenyataan bahwaperan
pernerintahVietnam cukup
besar dalam mengolaborasikan antara kriyawanyang kreatif
dengan korporasi.Kriyawan menciptakan desain baru dengan prototyl)e-nya dan pihak
korporasi berperan sebagai
follow
up
riap
produk
yang
mendapat respons bwyerketika
bertransaksidan
m€mesan.Pihak
korporasisebagai penyandang dana
tentu
saja disubsidi pemerintah Vietnamdalam
mernbiayaidan
menciptakandesain
baru
serra sekaligusmewujudkannya.
Antara
kriyawandan pihak
korporasi sama-samamendapatkan keuntungan: kriyawan memperoleh pembagian
keun-tungan dalam
bentuk roldl4t dan pihak
korporasi
mendapatkan keuntungan dengan adanya order yang berarti ada pekerjaan dalamusaha mereka.
Kriyawan
pun
dapat
mengekspresikan ide-idenyadalam membuat karya,
juga
menumbuhkan kepercayaandari
parakriyawan bahwa pekerjaan sebagai crajl designer merupakan pekerjaan
yang
menguntungkan.Pihak
pemerintahpun juga
rnendapatkan keuntungan tersendiri, terutama pajak penerimaan negare.Nilai
orisinalitas pada karya seni kriya adalah hasil kreativitasseorarlg kriyawan dalam menciptakan karya baru dengan
menyesuai-kan trencl pasar yang sedang berkernbang. Inovasi baru
itu
kemudiandiproduksi
secara massal sebagai barangseni
kerajinan.
Denganbentuk
kerjasama semacamitu,
maka kriyawan dapatjuga
mem-pelajari berbagai bentuk produk karya seni kriya baru dari negara lain yang sejenis melalui info dari pihak korporasi, buyer, dan survei ketika ada pameran bersama. Produk buatan dari luar negeri sebagai kom-petitor dapat di;adikan bagian sumber inspirasi pembuatan karya baru yang dipakai sebagai dasar penciptaan target pameran tahunberikut-nya.
Kriyawanpun
akhirnyamemiliki
kepekaan yangbaik
dalam membaca pasardari
gejala-gejala yangdilihatnya.
Di
sampingitu
dapat pula mengombinasikan antara seni tradisi dengan seni modern
sehingga membantu
para perajin seni kerajinan
untuk
membuatproduk
yang memenuhi kebutuhan ltome accessories rumah modernsaat
ini
(Craft
RevivalTrust,
2A05:
4).
Dalam
menindaklanjutipekerjaan produksi, ternyata aspek korporasi
memiliki
teknologiy*g
baik dalam membuat produk seni kriya menjadi produk massal guna
memenuhi permintaan para buyer
untuk
diperdagangkanke
negaraF.
PenutupTerdapat kompleksitas kajian seni
kriya yakni
kreativitas dalammemilih
sumberide,
nilai
fungsi, penemuan karakter, sampai padapersoalan kreativitas pembahanan. Kreativitas
itu
tumbuh
danber-kembang
mengikuti
gerak perubahan masyarakat pendukungnya. Perubahanitu
menggiring pada persoalan pemenuhan kebutuhanhidup
para kriyawan
dan
kelestarian berkarya.Oleh
karenaitu
penciptaan
kriya
selalu menyesuaikan dengantrend
yang sedangdiminati
masyarakat. Pada sisi kriyawan menjaga kreativitasnyaseba-gai
kriyawan diperlukan energi
dan
ketekunan mencari
sumberinspirasi yang berbeda setiap
o"t,
hal
ini
runtuk
memPertahankan eksistensidiri.
Sementara pada proses reproduksiyang
berada dikantong-kantong
industri
baik sentra seni kerajinan mauPun studio-stodio produksi, mereka melakukan produk massal erat dengan aspekekonomi dan pasar. IJpaya memadukan unsur kreativitas dan industri
diupayakan seperti apa yang
terjadi
di
negaraVietnam.
Keduanya akan memperoleh keuntungan yang seimbang, hal inilah harapan dari pemerintah untuk memajukan industri kreatif Indonesia.76
G.
ReferensiBernard Philippe Groslier,
lndocina
Persilangan Kebudayaan, KGP Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2002.\'{ucthar
But,
Daya
Cipta
Bidang
Kriya
dalam
SENI,
Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni,VII/01,BP ISI
Yogyakarta,Peter
Domer (ed),
The Cuhureof
Craf,
"The
Salonde
Refuse?",Mencherster
Universiqr
Press, Manchesterand
New
York, 1997.SP.
Gustami
1991, SeniKriya
IndonesiaDilema
Pembinaan danPengembangannya,
Jurnal
Seni,Edisi 1i03
Oktober, BP. ISi. Yogyakarta.Supriaswoto "Seni
kriya
Bukan \Tarisan yang Dilestarikan" dalamproseding
Seminar Nasional
Seni Kriya,
Kriya: Kesinambungan dan Perubahan, JurusanKriya
Fakultas SeniRupa
Institut
Seni Indonesia Yogyakarta, dalam purna tugasProf. Drs.
SP. Gustami,SU. dan Dra. Ambar
Astuti,
MA.,
2009.
'$iliyoso Yudoseputro, Seni Kriya Dalam Budaya Masa
Kini,
Pameran