• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LAMA MENJADI KADER, FREKUENSI PELATIHAN,

PENGETAHUAN GIZI, DAN SIKAP KADER POSYANDU

DENGAN PERILAKU PENYAMPAIAN INFORMASI TENTANG

PESAN GIZI SEIMBANG

Artikel Penelitian

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

disusun oleh

RIZQA AMALIA SANDIYANI G2C 007 059

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel penelitian dengan judul “Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang” telah dipertahankan di hadapan reviewer dan telah direvisi.

Mahasiswa yang mengajukan

Nama : Rizqa Amalia Sandiyani

NIM : G2C007059

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Ilmu Gizi

Universitas : Diponegoro Semarang

Judul Proposal : Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang

Semarang, 11 September 2011

Pembimbing,

Tatik Mulyati, DCN., M. Kes. NIP. 1960 11 03 1986 03 2002

(3)

Nutrition Knowledge, Attitude, Frequency of Training, and Cadre’s Work Period with Behavior of Giving PUGS Information

Rizqa Amalia Sandiyani* , Tatik Mulyati** ABSTRACT

Background : General Guidelines for Balanced Nutrition (PUGS) is the main guideline of nutrition extension activities so that activities of Information Education Communication (IEC) nutrition more targeted and more effective to achieve the target community or family nutrition conscious. As the driving posyandu, posyandu’s cadre responsible for the implementation of the

extension PUGS in posyandu that is expected to provide appropriate information. Some of the factors that most influence the lack of giving information by a posyandu’s cadre through the

community is cadre’s work period, frequency of training, nutrition knowledge, and attitudes. Method : Acccording to the research goals include analytical descriptive with cross-sectional

approach with 35 subject taken through from consecutive sampling. Data of cadre’s work period, frequency of training, nutrition knowledge, attitude, and behavior of giving balance nutrition information is obtained from questionnaire. Bivariate analysis use rank Spearman and Pearson

and multivariate analysis use linier regression.

Result : Result of analysis show that no correlation between cadre’s work period and frequency of training with attitude of giving balance nutrition information whereas nutrition knowledge and attitude of Posyandu’s cadre with behavior of giving balance nutrition information have

correlation (r=0,482; p=0,003) and (r=0,540; p=0,001).

Conclusion : Attitude of Posyandu’s cadre is the most relationship factor with behavior of giving

PUGS information.

Keyword : Posyandu’s cadre, knowledge, attitude, behavior, balance nutrition information.

* Student college of Nutrition Science Department Medical Faculty Diponegoro University

Semarang

(4)

Pengetahuan Gizi, Sikap, Frekuensi Pelatihan, dan Lama Menjadi Kader dengan Perilaku Penyampaian PUGS

Rizqa Amalia Sandiyani* , Tatik Mulyati** ABSTRAK

Latar Belakang : Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan pedoman utama kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) gizi lebih terarah dan lebih efektif untuk mencapai sasaran masyarakat atau keluarga sadar gizi. Sebagai penggerak posyandu, kader posyandu bertanggung jawab atas pelaksanaan penyuluhan tentang pesan gizi seimbang di posyandu sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat. Beberapa faktor yang diduga paling mempengaruhi kurangnya penyampaian informasi oleh kader posyandu melalui penyuluhan kepada masyarakat adalah lama menjadi kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi, dan sikap.

Metode : Menurut tujuannya termasuk penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-

sectional dengan jumlah 35 subjek yang diambil secara consecutive sampling. Lama menjadi

kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku penyampaian informasi tentang tentang pesan gizi seimbang diperoleh dari kuesioner. Analisis data bivariat menggunakan rank

Spearman dan Pearson sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi linier.

Hasil : Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menjadi kader dan frekuensi pelatihan dengan perilaku penyampaian informasi tentang PUGS sedangkan pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang memiliki hubungan (r=0,482; p=0,003) dan (r=0,540; p=0,001).

Simpulan : Sikap kader posyandu adalah faktor yang paling berhubungan dengan perilaku penyampaian informasi tentang PUGS.

Kata Kunci : Kader posyandu, pengetahuan, sikap, perilaku, PUGS

* Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

**

(5)

PENDAHULUAN

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan pedoman utama kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) gizi lebih terarah dan lebih efektif untuk mencapai sasaran masyarakat atau keluarga sadar gizi, dicanangkan pada tahun 1995 dan pengembangan dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang sudah dikenalkan sejak tahun 1960-an.1 Kegiatan penyuluhan tentang PUGS di posyandu menjadi tanggung jawab kader posyandu. Kader posyandu sebagai penggerak kegiatan posyandu diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat.1 Pemberian informasi dapat dilihat dari banyaknya penyuluhan yang dilakukan.

Profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2006 menunjukkan bahwa jumlah penyuluhan kesehatan kelompok di Kabupaten Semarang 1,55 % dari 14.350 penyuluhan kesehatan kelompok di Jawa Tengah dan penyuluhan kesehatan massa yaitu 16,38 % dari 87.595 penyuluhan di Jawa Tengah.2 Penelitian di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa terdapat 25% dari 39 kader posyandu yang melaksanakan penyuluhan di Meja 4 dan kualitas penyuluhan masih kurang baik.3 Penelitian di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli, pelaksanaan penyuluhan di meja 4 sebanyak 33,8% dari 80 kader posyandu.4

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyampaian informasi oleh kader posyandu kepada masyarakat yaitu lama menjadi kader posyandu, frekuensi pelatihan, pengetahuan, dan sikap tentang pesan gizi seimbang.5 Lama menjadi kader posyandu dapat mengubah pengetahuan kader posyandu karena pengetahuan biasanya didapat dari lama kerja yang berasal dari berbagai sumber informasi.5 Sumber informasi mengenai pesan gizi seimbang dapat berasal dari petugas kesehatan yang memberikan pelatihan kepada kader posyandu sehingga semakin banyak pelatihan yang didapat oleh kader posyandu maka pengetahuan kader posyandu tentang pesan gizi seimbang akan meningkat. Informasi yang diperoleh dapat menimbulkan sikap kader posyandu yang mendukung pesan gizi seimbang tersebut sehingga dapat terbentuk perilaku untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

(6)

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2010 menunjukkan bahwa di wilayah Puskesmas Gedangan hanya 5 keluarga (3,3 %) yang dinyatakan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) dari 150 keluarga yang diperiksa, didukung dengan data yang menunjukkan bahwa di wilayah Puskesmas Gedangan terdapat 21 bayi (5,75 %) dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dari 365 bayi lahir hidup.6 Data ini menunjukkan bahwa kemungkinan penyampaian informasi mengenai PUGS di wilayah Puskesmas Gedangan masih belum dilakukan dengan benar. Berdasarkan data tersebut maka penelitian dilakukan di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang wilayah Puskesmas Gedangan yang memiliki 12 posyandu.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama menjadi kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi, dan sikap kader posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan

cross sectional di bidang gizi masyarakat. Penelitian dilakukan di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada bulan Juli 2011.

Populasi dalam penelitian adalah kader posyandu di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang berjumlah 51 orang. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus besar sampel untuk koefisien korelasi didapatkan sampel minimal adalah 35. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi yaitu kader posyandu yang bersedia mengisi informed consent, mampu diajak berkomunikasi dengan baik, tidak dalam keadaan sakit.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah identitas subjek, lama subjek penelitian menjadi kader posyandu, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi, sikap tentang pesan gizi seimbang, dan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas antara lain lama menjadi kader dan frekuensi pelatihan, variabel antara meliputi pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu terhadap pesan gizi seimbang, dan

(7)

variabel terikat meliputi perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang. Lama menjadi kader merupakan lamanya subjek menjadi penggerak posyandu yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja secara sukarela yang dinyatakan dalam tahun. Lama menjadi kader didapatkan dari pengisian kuesioner. Frekuensi pelatihan merupakan banyaknya peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang pesan gizi seimbang oleh petugas puskesmas yang didapat oleh kader posyandu dalam peningkatan pelayanan kesehatan di posyandu, didapat dari pengisian kuesioner.

Pengetahuan gizi kader posyandu dalam penelitian ini adalah kemampuan subjek menjawab pertanyaan dengan benar tentang gizi. Pengetahuan gizi diukur dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, berisi 13 pertanyaan kemudian dinilai berdasarkan skor, dengan nilai skor dari jawaban benar = 1 dan salah = 0. Pengetahuan gizi kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu baik (> 80% jawaban benar), cukup (60-80% jawaban benar), dan kurang (<60% jawaban benar).7

Sikap tentang pesan gizi seimbang adalah jumlah skor atas pernyataan sikap (respon setuju atau tidak setuju) tentang 13 pesan dasar pedoman umum gizi seimbang yang didapat dari kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, terdiri dari 25 pernyataan. Distribusi pernyataan favorable

sebanyak 7 pernyataan terdapat pada no soal 2, 3, 4, 5, 10, 16, dan 18 dengan rentang skor nilai 4-3-2-1 sedangkan pernyataan unfavorable sebanyak 18 pernyataan terdapat pada no soal 1,6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25 dengan rentang skor nilai 1-2-3-4. Hasil ukur sikap tentang pesan gizi seimbang diperoleh melalui skala model Likert dengan cut off point

berdasarkan nilai rata-rata skor-T, yaitu sesuai sesuai (≥ mean skor-T) dan tidak sesuai (< mean skor-T).8

Perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang diketahui melalui jumlah skor atas pertanyaan dalam kuesioner mengenai perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, terdiri dari 16 pertanyaan dengan rentang skor nilai 1-2-3-4-5. Hasil ukur perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang diperoleh

(8)

melalui skala model Likert dengan cut off point berdasarkan nilai rata-rata skor-T, yaitu sesuai sesuai (≥ mean skor-T) dan tidak sesuai (< mean skor-T).8

Analisis data menggunakan program komputer. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan data karakteristik subjek dan setiap variabel penelitian yaitu lama menjadi kader, frekuensi pelatihan, pengetahuan gizi, sikap kader posyandu, dan perilaku penyampaian informasi tentang gizi seimbang. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji kenormalan dengan Shapiro-Wilk.9 Variabel dengan distribusi normal adalah sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang dan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, uji bivariat dilakukan dngan uji korelasi Pearson, sedangkan variabel lama menjadi kader posyandu, frekuensi pelatihan, dan pengetahuan gizi tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji korelasi Rank Spearman. Uji statistik regresi linier merupakan uji statistik multivariat yang digunakan untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, yaitu pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu.

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik subjek (umur, pendidikan, pekerjaan)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Karakteristik Subjek

Karakteristik Subjek Frekuensi Persen (%)

Umur 22-32 tahun 2 5,7 33-43 tahun 24 68,6 44-55 tahun 9 25,7 Total 35 100 Pendidikan SD 13 37,1 SMP 5 14,3 SMA 12 34,3 Sarjana 5 14,3 Total 35 100 Pekerjaan

Ibu rumah tangga 16 45,7

Pedagang 8 22,9 Penjahit 2 5,7 Guru 4 11,4 PNS 2 5,7 Buruh 3 8,6 Total 35 100

(9)

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah ibu rumah tangga, berada pada golongan umur 33-43 dengan pendidikan terakhir SD. Hanya terdapat 5 subjek penelitian yang berpendidikan terakhir sarjana.

2. Lama menjadi kader posyandu dan frekuensi pelatihan

Sebagian besar subjek penelitian menjadi kader selama 1-5 tahun dengan frekuensi pelatihan yang pernah diikuti yaitu sebanyak 0-5 kali. Distribusi frekuensi menurut lama menjadi kader posyandu dan frekuensi pelatihan dapat dilihat pada tabel berikut..

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Lama Menjadi Kader Posyandu dan Frekuensi Pelatihan

Variabel Bebas Frekuensi Persen (%)

Lama menjadi kader

1-5 tahun 26 74,3 6-10 tahun 5 14,3 11-15 tahun 0 0 16-20 tahun 4 11,4 Total 35 100 Frekuensi Pelatihan 0-5 kali 31 88,6 6-10 kali 4 11,4 Total 35 100

3. Pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan yang kurang dan memiliki sikap yang tidak sesuai tentang pesan gizi seimbang.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Menurut Kategori Pengetahuan Gizi dan Sikap Kader Posyandu

Variabel antara Frekuensi Persen (%)

Pengetahuan Gizi Baik 6 17,1 Cukup 12 34,3 Kurang 17 48,6 Total 35 100 Sikap Sesuai 17 48,6 Tidak sesuai 18 51,4 Total 35 100 Keterangan:7

- Baik : >80% jawaban benar - Cukup : 60-80% jawaban benar - Kurang : <60% jawaban benar

(10)

Sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan yang kurang tentang sumber energi dan jenis lemak yang sebaiknya digunakan dalam pengolahan makanan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Gizi

No Pengetahuan Gizi Salah Benar

n % n %

1 Sumber energi 29 82,9 6 17,1

2 Lemak yang sebaiknya digunakan 20 57,1 15 42,9

3 Akibat konsumsi lemak berlebih 11 31,4 24 68,6

4 Cara pencegahan GAKI 3 8,6 32 91,4

5 Akibat Natrium berlebih 12 34,3 23 65,7

6 Contoh sumber zat besi 2 5,7 33 94,3

7 Manfaat makan pagi 0 0 35 100

8 Manfaat minum dalam jumlah cukup 2 5,7 33 94,3

9 Penyakit akibat kekurangan cairan 3 8,6 32 91,4

10 Manfaat olahraga 2 5,7 33 94,3

11 Contoh minuman beralkohol 5 14,3 30 85,7

12 Akibat minum minuman beralkohol 1 2,9 34 97,1

13 Manfaat label makanan 13 37,1 22 62,9

Berdasarkan tabel 5 dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian sangat setuju tentang penggunaan garam yodium setiap hari, sangat tidak setuju tentang konsumsi alkohol yang dapat membuat bahagia dan tentang sikap yang ingin mencicipi minuman beralkohol. Sikap yang tidak sesuai yaitu sangat setuju mengenai pemenuhan kebutuhan zat besi hanya dengan tablet besi dan sangat setuju mengenai ASI pertama kali sebaiknya dibuang.

(11)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Menurut Sikap

No Sikap SS S TS STS TM

n % n % n % n % n %

1 Makan sebanyak apa pun tanpa diatur 0 0 1 2,9 18 51,4 15 42,9 1 2,9

2 Ada nasi dan lauk pauk dalam setiap kali makan 12 34,3 19 54,3 3 8,6 0 0 1 2,9

3 Mengetahui kecukupan energi sendiri 14 40 20 57,1 1 2,9 1 2,9 0 0

4 Ada sayur pada setiap kali makan 22 62,9 13 37,1 0 0 0 0 0 0

5 Nasi dan roti tawar merupakan sumber energy 9 25,7 21 80 5 14,3 0 0 0 0

6 Makan nasi sesukanya 0 0 2 5,7 20 57,1 13 37,1 0 0

7 Makan nasi sebanyak-banyaknya supaya kenyang 0 0 0 0 15 42,9 20 57,1 0 0

8 Tidak membatasi makanan berlemak 0 0 0 0 13 37,1 22 62,9 0 0

9 Tidak memikirkan kebutuhan yodium 0 0 0 0 14 40 21 60 0 0

10 Menggunakan garam beryodium setiap hari 25 71,4 10 28,6 0 0 0 0 0 0

11 Natrium berlebih tidak berpengaruh terhadap kesehatan 0 0 3 8,6 18 61,4 13 37,1 0 0

12 Pemenuhan kebutuhan zat besi tidak dapat dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi 1 2,9 5 14,3 19 54,3 10 28,6 0 0

13 Pemenuhan kebutuhan zat besi hanya dari tablet besi 5 14,3 0 0 21 60 9 25,7 0 0

14 ASI yang keluar pertama kali sebaiknya dibuang 4 11,4 0 0 8 22,9 22 62,9 1 2,9

15 Ibu boleh tidak menyusui bayinya jika sibuk bekerja 1 2,9 2 5,7 14 40 18 61,4 0 0

16 Makan pagi penting untuk menjaga daya tahan tubuh 19 54,3 16 46,7 0 0 0 0 0 0

17 Kadang-kadang tidak makan pagi 0 0 0 0 24 68,6 10 28,6 0 0

18 Cairan mempengaruhi kelancaran proses faali tubuh 9 25,7 20 57,1 1 2,9 1 2,9 4 11,4

19 Minum air 3 gelas setiap hari 0 0 0 0 12 34,3 22 62,9 1 2,9

20 Olahraga tidak mempengaruhi kesehatan 0 0 2 5,7 16 45,7 16 45,7 1 2,9

21 Minuman beralkohol membuat bahagia 0 0 0 100 9 25,7 26 74,3 0 0

22 Kadang ingin mencicipi minuman beralkohol 1 2,9 1 2,9 8 22,9 25 71,4 0 0

23 Makanan berjamur masih boleh dimakan jika bagian berjamur dibuang 0 0 0 0 15 42,9 20 57,1 0 0

24 Makanan aman adalah makanan yang masih terasa enak dimakan 1 2,9 8 22,9 23 65,7 3 8,6 0 0

(12)

4. Perilaku penyampaian informasi tentang gizi seimbang

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Menurut Kategori Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang

Perilaku Frekuensi Persen (%)

Sesuai 13 37,1

Tidak sesuai 22 62,9

Total 35 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki perilaku yang tidak sesuai. Perilaku yang tidak sesuai tersebut antara lain tidak pernah disampaikan informasi mengenai nasi yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari dan bahaya minuman beralkohol. Sebagian besar subjek penelitian sering menyampaikan informasi tentang pentingnya ASI eksklusif dan selalu menyampaikan informasi tentang pentingnya konsumsi air. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7.

(13)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Menurut Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang

Tidak Pernah Jarang Kadang- Sering Selalu

No Perilaku Penyampaian Informasi kadang

n % n % n % n % n %

1 Makanan yang baik untuk dikonsumsi 0 0 0 0 18 51,4 8 22,9 9 25,7

2 Banyaknya makanan yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari 2 5,7 9 25,7 16 45,7 3 8,6 5 14,3

3 Banyaknya nasi yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari 13 37,1 8 22,9 4 11,4 5 14,3 5 14,3

4 Banyaknya makanan berlemak yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari 6 17,1 1 31,4 14 40 2 5,7 2 5,7

5 Garam yang sebaiknya dikonsumsi 1 2,4 0 0 14 40 13 37,1 7 20

6 Pentingnya garam beryodium 3 8,6 0 0 23 65,7 7 20 2 5,7

7 Pentingnya konsumsi zat besi 3 8,6 4 11,4 15 42,9 8 22,9 5 14,3

8 Contoh makanan sumber zat besi 3 8,6 6 17,1 14 40 6 17,1 6 17,1

9 Pentingnya ASI eksklusif 0 0 0 0 3 8,6 27 77,1 5 14,3

10 Pentingnya makan pagi 2 5,7 3 8,6 12 34,3 14 40 4 11,4

11 Pentingnya konsumsi air 2 5,7 0 0 8 22,9 14 40 10 28,6

12 Pentingnya berolahraga 0 0 4 11,4 15 42,9 13 37,1 3 8,6

13 Bahaya minuman beralkohol 13 37,1 3 8,6 8 22,9 7 20 4 11,4

14 Bahaya makanan tidak aman 4 11,4 3 8,6 10 28,6 14 40 4 11,4

15 Makanan aman 2 5,7 4 11,4 17 48,6 11 31,4 1 2,9

(14)

5. Hubungan antara lama menjadi kader menjadi kader posyandu dan frekuensi pelatihan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang

Hasil uji korelasi antara lama menjadi kader dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang menunjukkan tidak adanya hubungan dengan nilai r=0,111 dan p=0,524 (p>0,05) dan hasil uji korelasi antara frekuensi pelatihan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang menunjukkan tidak adanya hubungan dengan nilai r=0,278 dan

p=0,106 (p>0,05).

6. Hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang

Hasil uji korelasi antara pengetahuan gizi dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang menunjukkan adanya hubungan dengan nilai r=0,482 dan p=0,003 (p<0,05) dan hasil korelasi antara sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang menunjukkan adanya hubungan positif berarti semakin sesuai sikap subjek maka perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang semakin sesuai dengan nilai r=0,540 dan p=0,001 (p<0,05).

7. Faktor yang Paling Berhubungan dengan Perilaku Penyampaian Informasi tentang Pesan Gizi Seimbang

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang memiliki hubungan yang paling dekat dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, dilihat dari nilai

Standardized Coefficients-Beta yang paling tinggi, yaitu 0.459. Hasil analisis data regresi linier didapatkan nilai r = 0,54 untuk variabel sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang dan Adjusted R2 = 0,271. Hal tersebut dapat diartikan bahwa 27,1 % perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang berhubungan dengan sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang dan pengetahuan gizi sedangkan 72,9 % berhubungan dengan

(15)

variabel lain. Persamaan regresi yang didapatkan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang = -151,277 + 0,89 (sikap). Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan sikap tentang pesan gizi seimbang sebesar 10 kali akan meningkatkan perilaku penyampaian informasi pesan tentang gizi seimbang sebesar 8,9. Hasil pada uji ANOVA diperoleh nilai p = 0,001. Dengan demikian, persamaan regresi yang diperoleh layak untuk digunakan.

PEMBAHASAN

Subjek penelitian sebagian besar berada pada kelompok umur 33-43 tahun, masuk dalam kategori dewasa. Masa dewasa adalah masa komitmen yaitu mulai memikul tanggung jawab, lebih mudah bersosialisasai dibandingkan dengan remaja10 sehingga diharapkan orang dewasa dapat menjadi kader posyandu yang bersosialisasi kepada masyarakat serta memikul tanggung jawab sebagai penggerak posyandu dan dapat menyampaikan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat. Umur seseorang akan mempengaruhi kinerja karena semakin lanjut umurnya akan semakin bertanggungjawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti daripada umur muda.10

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi tingkat pendidikan subjek. Sebagian besar subjek penelitian hanya berpendidikan sampai SD, yaitu sejumlah 13 subjek (37,1 %). Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan dalam menerima informasi kesehatan baik dari media massa maupun petugas kesehatan sehingga dapat ikut berperan serta dalam kegiatan peningkatan kesehatan seperti posyandu.11

Sebagian besar subjek penelitian (45,7%) adalah ibu rumah tangga. Pekerjaan dapat menjadi salah satu kendala dalam keaktifan kader dalam posyandu karena pekerjaan merupakan salah satu sumber pendapatan sehingga akan lebih difokuskan daripada kegiatan posyandu.12 Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga sehingga semakin banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin sempit kesempatan untuk menjadi kader.12

(16)

Keterampilan dalam melaksanakan tugas dapat dijadikan sebagai parameter hasil kerja, hal ini dapat dilihat dari lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader posyandu, semakin lama seseorang menjadi kader posyandu maka keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan posyandu akan semakin tinggi sehingga partisipasi kader dalam kegiatan posyandu akan semakin baik.13 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian (74,3%) telah menjadi kader posyandu selama 1-5 tahun. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menjadi kader posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang. Hal ini diduga karena semakin lama menjadi kader posyandu belum tentu dapat meningkatkan penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang. Hasil pengamatan terlihat bahwa ketika kegiatan posyandu, kader posyandu hanya melakukan rutinitas seperti penimbangan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin, penulisan KMS, dan penyuluhan seadanya. Lama menjadi kader harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai agar penyampaian informasi dapat berjalan lancar, seperti tempat yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan di Posyandu bersih dan sehat, kursi untuk tempat duduk saat penyuluhan.meja untuk penyuluhan dan pelayanan oleh kader, media penyuluhan, kartu konsultasi yang berisi pesan kepada ibu yang anaknya.14 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sarana prasarana yang ada hanya meja, tempat duduk, serta buku KMS dan KIA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88,6% subjek penelitian mendapatkan pelatihan 0-5 kali. Hasil uj korelasi antara frekuensi pelatihan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang menunjukkan tidak ada hubungan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering seseorang mengikuti pelatihan belum tentu meningkatkan perilaku penyampaian informasi tentang gizi seimbang, diduga karena sebagian besar subjek tidak memperhatikan saat pelatihan berlangsung, berasal dari pengakuan beberapa subjek saat wawancara bahwa subjek lebih banyak bercakap-cakap ketika pelatihan berlangsung. Selain itu, pelatihan yang diberikan hanya sekedar pemberian materi dengan cara ceramah sehingga menimbulkan kebosanan peserta

(17)

pelatihan, yaitu kader posyandu. Metode ceramah juga dapat membuat pesertanya menjadi pasif sehingga kurang terjadi komunikasi dua arah yang dapat menyebabkan pertukaran pendapat jarang terjadi.14 Hasil wawancara menyebutkan bahwa materi yang sering didapat dalam pelatihan adalah materi tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), kesehatan gigi, cara menimbang balita, cara mengisi KMS, imunisasi, dan ASI eksklusif. Pemberian informasi mengenai pesan gizi seimbang secara keseluruhan belum dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar subjek (48,6%) berpengetahuan kurang. Pertanyaan pada kuesioner pengetahuan yang paling banyak salah yaitu tentang sumber energi dan jenis lemak yang sebaiknya digunakan dalam pengolahan makanan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa antara pengetahuan gizi dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang terdapat korelasi positif, artinya semakin tinggi pengetahuan gizi subjek maka perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang semakin sesuai. Tabel 6 menunjukkan bahwa 62,9% subjek penelitian memiliki perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang yang tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan penting terhadap terjadinya perilaku.15 Perilaku dimulai dengan adanya pengetahuan dan pengalaman belajar yang didapat, kemudian akan timbul persepsi yang selanjutnya akan terbentuk sikap yang merupakan dorongan terhadap terjadinya perilaku.15 Kader posyandu yang memiliki pengetahuan rendah akan memiliki rasa tidak percaya diri yang berdampak menjadi tidak aktif dalam meja penyuluhan.16 Hasil penelitian lain di Nanggroe Aceh Darussalam menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap keaktifan kader dengan nilai p value=0,03 (p<0,05).17

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 51,4% subjek penelitian memiliki sikap tentang pesan gizi seimbang yang tidak sesuai. Sikap tentang pesan gizi seimbang yang tidak sesuai yaitu sangat setuju mengenai pemenuhan kebutuhan zat besi hanya dengan tablet besi dan sangat setuju mengenai ASI pertama kali sebaiknya dibuang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang memiliki hubungan positif dengan

(18)

perilaku penyampaian informasi tentang gizi seimbang, artinya semakin sesuai sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang maka perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang semakin sesuai. Hasil penelitian lain di Kabupaten Blitar menunjukkan ada hubungan antara sikap dengan kinerja kader posyandu (p<0,01).18 Hal ini menunjukkan bahwa sikap akan mendorong keinginan untuk bertindak dan berpersepsi sehingga akan membentuk perilaku.5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,9% subjek penelitian memiliki perilaku penyampaian informasi tentang gizi seimbang yang tidak sesuai. Perilaku yang tidak sesuai tersebut antara lain tidak pernah disampaikan informasi mengenai nasi yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari dan bahaya minuman beralkohol. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya informasi yang didapat oleh subjek mengenai materi tersebut. Pemberian informasi tentang kesehatan akan meningkatkan pengetahuan sehingga dapat menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menimbulkan cara berpikir sesuai dengan pengetahuan tersebut sehingga akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki tersebut.19 Hasil uji regresi menunjukkan bahwa sikap kader posyandu tentang pesan gizi seimbang memiliki hubungan yang paling dekat dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang, dilihat dari nilai Standardized Coefficients-Beta

yang paling tinggi, yaitu 0.459. Sikap merupakan cerminan dari persepsi kader posyandu terhadap tugas-tugas yang diembannya. Semakin baik sikap kader posyandu maka akan memiliki persepsi yang positif terhadap tugasnya sehingga dapat melaksanakannya dengan baik dan meningkatkan kinerja kader.18

KETERBATASAN PENELITIAN

Tidak semua faktor yang mempengaruhi perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang diteliti.

SIMPULAN

1. Tidak terdapat hubungan antara lama menjadi kader posyandu dan frekuensi pelatihan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang.

(19)

2. Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap kader posyandu dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang.

3. Sikap kader posyandu adalah faktor yang paling berhubungan dengan perilaku penyampaian informasi tentang pesan gizi seimbang.

SARAN

Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui training,

penyegaran, dan demonstrasi dengan materi gizi, khususnya pesan gizi seimbang agar terbentuk sikap kader posyandu yang mendorong perilaku untuk menyampaikan informasi tentang pesan gizi seimbang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kemudahan yang telah diberikan-Nya. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada subjek penelitian, ibu Tatik Mulyati, DCN, M.Kes selaku pembimbing, Dra. Ani Margawati M. Kes, PhD selaku reviewer pertama, dan Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si selaku reviewer kedua, atas masukan, saran, dan ilmu yang telah diberikan. Kepada keluarga, teman-teman, dan para sahabat serta semua pihak yang telah memberi semangat dan doa..

(20)

DAFTAR PUSTAKA

1. Soekirman. Dari empat sehat lima sempurna ke pedoman gizi seimbang. Dalam Soekirman, Hari susana, M.H. Giarno, Yani Lestari (editor), Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta: Primamedia Pustaka; 2006. hal.12-21.

2. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2006.

3. Susiloretni KA. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kader dalam penyuluhan di meja 4 program usaha perbaikan gizi keluarga Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Dalam Tesis pada Program Pascasarjana Kesehatan Mayarakat Universitas Diponegoro Tahun 1988.

4. Fitriyah Z. Peran serta kader posyandu dalam upaya peningkatan status gizi balita di posyandu Kelurahan Titi Papan. Dalam Skripsi pada Program S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2011.

5. Notoatmodjo S. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Profil Kesehatan Angka Tahun

2010. Ungaran: Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang; 2010.

7. Madanijah S. Pendidikan gizi. Dalam Yayuk Farida B, Ali Khomsan, C. Meti Dwiriani (editor), Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya; 2006. hal. 117-118.

8. Azwar S. Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2009. hal. 30-38

9. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika; 2008. hal.159

10. Sarwono SW. Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka 2002. hal. 232-235. 11. Amalia I. Hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) pada pedagang hidangan istimewa kampung (HIK) di pasar kliwon dan Jebres kota Surakarta. Dalam Skripsi pada

(21)

Program S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2009.

12. Widagdo L. Besar TH. Pemanfaatan buku KIA oleh kader posyandu: studi pada kader posyandu di wilayah kera Puskesmas Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Makara, Kesehatan, vol 13, no.1, Juni 2009: 39-47

13. Widiastuti A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan tahun 2006. Dalam Karya Ilmiah Akhir pada Program Strata 1 Universitas Negeri Semarang Tahun 2007.

14. Sukiarko E. Pengaruh pelatihan dengan metode belajar berdasarkan masalah terhadap pengetahuan dan keterampilan kader gizi dalam kegiatan posyandu : studi di Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. Dalam Tesis pada Program Pascasarjana Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2007.

15. Notoatdmojo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.

16. Naufal A. Evaluasi program pos pemberdayaan keluarga (posdaya) : Studi Kasus Posdaya Bina Sejahtera di Kelurahan Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Dalam Skripsi pada Program S1 Fakultas Ekologi Manumur Insitut Pertanian Bogor.2010.

17. Pinem H. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi keluarga di puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD. Dalam Karya Tulis Ilmiah pada Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.

18. Sudarsono. Hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu di wilayah kerja puskesmas Talun Kabupaten Blitar. Dalam Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010. 19. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat: ilmu & seni. Jakarta: Rineka

(22)

1 vit 45 Sarjana Guru 3 2 12 kurang 90 815.61 sesuai 51 510 tidak sesuai

2 sit 34 SD IRT 3 5 11 kurang 85 765.61 sesuai 69 690 sesuai

3 zul 39 SD IRT 5 3 11 kurang 74 655.61 tidak sesuai 58 580 sesuai

4 and 41 SMP Pedagang 16 5 11 kurang 91 825.61 sesuai 49 490 tidak sesuai

5 can 22 Sarjana Guru 1 2 12 kurang 100 915.61 sesuai 80 800 sesuai

6 arf 39 SMA PNS 10 10 12 kurang 91 825.61 sesuai 62 620 sesuai

7 srk 33 SMA IRT 5 2 10 cukup 86 775.61 sesuai 69 690 sesuai

8 wah 39 SMA IRT 5 4 12 kurang 78 695.61 tidak sesuai 48 480 tidak sesuai

9 tum 37 SMA Pedagang 5 4 11 kurang 86 775.61 sesuai 49 490 tidak sesuai

10 ums 41 SD Pedagang 6 1 10 cukup 85 765.61 sesuai 47 470 tidak sesuai

11 nuw 39 SMP IRT 1 1 9 cukup 87 785.61 sesuai 42 420 tidak sesuai

12 ris 47 SMA IRT 16 6 8 baik 88 795.61 sesuai 76 760 sesuai

13 sitn 31 SD IRT 1 0 4 baik 81 725.61 tidak sesuai 41 410 tidak sesuai

14 sitm 49 Sarjana Guru 3 1 11 kurang 81 725.61 tidak sesuai 63 630 sesuai

15 srm 44 Sarjana PNS 1 0 11 kurang 97 885.61 sesuai 57 570 sesuai

16 sitmn 47 SMA Penjahit 5 2 12 kurang 81 725.61 tidak sesuai 50 500 tidak sesuai

17 ami 35 Sarjana Guru 1 0 10 cukup 90 815.61 sesuai 48 480 tidak sesuai

18 rif 33 SMA Penjahit 2 2 11 kurang 83 745.61 tidak sesuai 55 550 sesuai

19 rum 36 SD IRT 7 3 10 cukup 81 725.61 tidak sesuai 36 360 tidak sesuai

20 mam 36 SD IRT 3 2 11 kurang 83 745.61 tidak sesuai 50 500 tidak sesuai

21 nun 55 SD Buruh 20 10 10 cukup 87 785.61 sesuai 58 580 sesuai

22 sum 41 SMP Pedagang 6 4 12 kurang 87 785.61 sesuai 51 510 tidak sesuai

23 chr 45 SMA IRT 5 3 9 cukup 77 685.61 tidak sesuai 54 540 sesuai

24 ann 35 SMA IRT 4 3 10 cukup 88 795.61 sesuai 58 580 sesuai

25 taf 42 SMA Pedagang 5 4 11 kurang 79 705.61 tidak sesuai 48 480 tidak sesuai

26 sia 35 SD Pedagang 3 2 8 baik 70 615.61 tidak sesuai 33 330 tidak sesuai

27 sur 39 SD IRT 3 2 10 cukup 82 735.61 tidak sesuai 50 500 tidak sesuai

28 sitb 55 SD IRT 20 10 10 cukup 80 715.61 tidak sesuai 47 470 tidak sesuai

29 srs 41 SMA IRT 6 4 11 kurang 90 815.61 sesuai 54 540 sesuai

30 rod 45 SD Buruh 5 3 9 cukup 83 745.61 tidak sesuai 49 490 tidak sesuai

31 sop 35 SD Buruh 4 3 8 baik 76 675.61 tidak sesuai 40 400 tidak sesuai

32 tit 42 SMP Pedagang 5 4 11 kurang 86 775.61 sesuai 51 510 tidak sesuai

33 lis 35 SMP Pedagang 3 2 9 cukup 76 675.61 tidak sesuai 42 420 tidak sesuai

34 sae 39 SD IRT 2 0 7 baik 84 755.61 tidak sesuai 40 400 tidak sesuai

(23)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

umur responden 35 22 55 40.12 6.475

pengalaman 35 1 20 5.54 4.978

frekuensi pelatihan 35 0 10 3.17 2.584 Valid N (listwise) 35

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation skor pengetahuan 35 4 12 10.06 1.714 skor T sikap 35 616 916 755.32 63.268 skorT_pr 35 330 800 520.86 104.188 Valid N (listwise) 35

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SD 13 37.1 37.1 37.1 SMP 5 14.3 14.3 51.4 SMA 12 34.3 34.3 85.7 Sarjana 5 14.3 14.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid ibu rumah tangga 16 45.7 45.7 45.7

pedagang 8 22.9 22.9 68.6 penjahit 2 5.7 5.7 74.3 guru 4 11.4 11.4 85.7 PNS 2 5.7 5.7 91.4 buruh 3 8.6 8.6 100.0 Total 35 100.0 100.0

(24)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pengalaman .292 35 .000 .725 35 .000

frekuensi pelatihan .203 35 .001 .830 35 .000 skor pengetahuan .201 35 .001 .859 35 .000 skor T sikap .076 35 .200* .984 35 .881

skorT_pr .170 35 .012 .942 35 .064

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Frequencies

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 22.013698630137 1 2.9 2.9 2.9 31.5232876712329 1 2.9 2.9 5.7 33.8109589041096 1 2.9 2.9 8.6 33.9369863013699 1 2.9 2.9 11.4 34.1643835616438 1 2.9 2.9 14.3 35.358904109589 2 5.7 5.7 20.0 35.3972602739726 1 2.9 2.9 22.9 35.8958904109589 2 5.7 5.7 28.6 36.013698630137 1 2.9 2.9 31.4 37.0794520547945 1 2.9 2.9 34.3 37.3506849315068 1 2.9 2.9 37.1 38.2904109589041 1 2.9 2.9 40.0 39.0712328767123 1 2.9 2.9 42.9 39.2383561643836 2 5.7 5.7 48.6 39.2520547945205 1 2.9 2.9 51.4 39.7260273972603 1 2.9 2.9 54.3 39.758904109589 1 2.9 2.9 57.1 41.2684931506849 1 2.9 2.9 60.0 41.3424657534247 1 2.9 2.9 62.9 41.5232876712329 2 5.7 5.7 68.6 42.4301369863014 2 5.7 5.7 74.3 44.1616438356164 1 2.9 2.9 77.1 45.3150684931507 1 2.9 2.9 80.0 45.8438356164384 2 5.7 5.7 85.7 47.2493150684932 1 2.9 2.9 88.6 47.3917808219178 1 2.9 2.9 91.4 49.4876712328767 1 2.9 2.9 94.3 55.0904109589041 2 5.7 5.7 100.0 Total 35 100.0 100.0

(25)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 5 14.3 14.3 14.3 2 2 5.7 5.7 20.0 3 7 20.0 20.0 40.0 4 3 8.6 8.6 48.6 5 9 25.7 25.7 74.3 6 3 8.6 8.6 82.9 7 1 2.9 2.9 85.7 10 1 2.9 2.9 88.6 16 2 5.7 5.7 94.3 20 2 5.7 5.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 skor pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4 1 2.9 2.9 2.9 7 1 2.9 2.9 5.7 8 4 11.4 11.4 17.1 9 4 11.4 11.4 28.6 10 8 22.9 22.9 51.4 11 11 31.4 31.4 82.9 12 6 17.1 17.1 100.0 Total 35 100.0 100.0 Statistics pengetahuan 1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 N Valid 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean .17 .43 .69 .91 .66 .94 1.00 .94 .91 .94 .86 .97 .63 Median .00 .00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Std. Deviation .382 .502 .471 .284 .482 .236 .000 .236 .284 .236 .355 .169 .490 Minimum 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 29 82.9 82.9 82.9 benar 6 17.1 17.1 100.0 Total 35 100.0 100.0 p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 20 57.1 57.1 57.1

(26)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid salah 11 31.4 31.4 31.4

benar 24 68.6 68.6 100.0 Total 35 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 3 8.6 8.6 8.6 benar 32 91.4 91.4 100.0 Total 35 100.0 100.0 p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 12 34.3 34.3 34.3 benar 23 65.7 65.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 2 5.7 5.7 5.7 benar 33 94.3 94.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid benar 35 100.0 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 2 5.7 5.7 5.7 benar 33 94.3 94.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 3 8.6 8.6 8.6

benar 32 91.4 91.4 100.0 Total 35 100.0 100.0

(27)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 2 5.7 5.7 5.7

benar 33 94.3 94.3 100.0 Total 35 100.0 100.0

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 5 14.3 14.3 14.3 benar 30 85.7 85.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 1 2.9 2.9 2.9 benar 34 97.1 97.1 100.0 Total 35 100.0 100.0 p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid salah 13 37.1 37.1 37.1

benar 22 62.9 62.9 100.0 Total 35 100.0 100.0

(28)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid 615.61 1 2.9 2.9 2.9 655.61 1 2.9 2.9 5.7 675.61 3 8.6 8.6 14.3 685.61 1 2.9 2.9 17.1 695.61 1 2.9 2.9 20.0 705.61 1 2.9 2.9 22.9 715.61 1 2.9 2.9 25.7 725.61 4 11.4 11.4 37.1 735.61 1 2.9 2.9 40.0 745.61 3 8.6 8.6 48.6 755.61 1 2.9 2.9 51.4 765.61 2 5.7 5.7 57.1 775.61 3 8.6 8.6 65.7 785.61 3 8.6 8.6 74.3 795.61 2 5.7 5.7 80.0 815.61 3 8.6 8.6 88.6 825.61 2 5.7 5.7 94.3 885.61 1 2.9 2.9 97.1 915.61 1 2.9 2.9 100.0 Total 35 100.0 100.0 sikap 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 2.9 2.9 2.9

setuju 1 2.9 2.9 5.7

tidak setuju 18 51.4 51.4 57.1 sangat tidak setuju 15 42.9 42.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

s2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 1 2.9 2.9 2.9 tidak setuju 3 8.6 8.6 11.4 setuju 19 54.3 54.3 65.7 sangat setuju 12 34.3 34.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 s3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9

(29)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid setuju 13 37.1 37.1 37.1 sangat setuju 22 62.9 62.9 100.0 Total 35 100.0 100.0 s5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 5 14.3 14.3 14.3

setuju 21 60.0 60.0 74.3

sangat setuju 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

s6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid setuju 2 5.7 5.7 5.7

tidak setuju 20 57.1 57.1 62.9 sangat tidak setuju 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

s7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 15 42.9 42.9 42.9

sangat tidak setuju 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

s8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 13 37.1 37.1 37.1

sangat tidak setuju 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 14 40.0 40.0 40.0

sangat tidak setuju 21 60.0 60.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(30)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 1 2.9 2.9 2.9 setuju 3 8.6 8.6 11.4 tidak setuju 18 51.4 51.4 62.9 sangat tidak setuju 13 37.1 37.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

s12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9

setuju 5 14.3 14.3 17.1

tidak setuju 19 54.3 54.3 71.4 sangat tidak setuju 10 28.6 28.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

s13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat setuju 5 14.3 14.3 14.3

tidak setuju 21 60.0 60.0 74.3 sangat tidak setuju 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

s14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 2.9 2.9 2.9

sangat setuju 4 11.4 11.4 14.3 tidak setuju 8 22.9 22.9 37.1 sangat tidak setuju 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

s15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9

setuju 2 5.7 5.7 8.6

tidak setuju 14 40.0 40.0 48.6 sangat tidak setuju 18 51.4 51.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

s16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid setuju 16 45.7 45.7 45.7

(31)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 24 68.6 68.6 71.4 sangat tidak setuju 10 28.6 28.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

s18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 11.4 11.4 11.4

sangat tidak setuju 1 2.9 2.9 14.3

tidak setuju 1 2.9 2.9 17.1

setuju 20 57.1 57.1 74.3

sangat setuju 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

s19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 2.9 2.9 2.9

tidak setuju 12 34.3 34.3 37.1 sangat tidak setuju 22 62.9 62.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

s20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 2.9 2.9 2.9

setuju 2 5.7 5.7 8.6

tidak setuju 16 45.7 45.7 54.3 sangat tidak setuju 16 45.7 45.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

s21

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 9 25.7 25.7 25.7

sangat tidak setuju 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

s22

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9

(32)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak setuju 15 42.9 42.9 42.9

sangat tidak setuju 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

s24

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9

setuju 8 22.9 22.9 25.7

tidak setuju 23 65.7 65.7 91.4 sangat tidak setuju 3 8.6 8.6 100.0

Total 35 100.0 100.0

s25

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 1 2.9 2.9 2.9 sangat setuju 1 2.9 2.9 5.7 setuju 1 2.9 2.9 8.6 tidak setuju 12 34.3 34.3 42.9 sangat tidak setuju 20 57.1 57.1 100.0

Total 35 100.0 100.0

SkorT_pr

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 330.004798925041 1 2.9 2.9 2.9 360.004798925041 1 2.9 2.9 5.7 400.004798925041 2 5.7 5.7 11.4 410.004798925041 1 2.9 2.9 14.3 420.004798925041 2 5.7 5.7 20.0 470.004798925041 2 5.7 5.7 25.7 480.004798925041 4 11.4 11.4 37.1 490.004798925041 3 8.6 8.6 45.7 500.004798925041 3 8.6 8.6 54.3 510.004798925041 3 8.6 8.6 62.9 540.004798925041 2 5.7 5.7 68.6 550.004798925041 1 2.9 2.9 71.4 570.004798925041 1 2.9 2.9 74.3 580.004798925041 3 8.6 8.6 82.9 620.004798925041 1 2.9 2.9 85.7 630.004798925041 1 2.9 2.9 88.6 690.004798925041 2 5.7 5.7 94.3 760.004798925041 1 2.9 2.9 97.1 800.004798925041 1 2.9 2.9 100.0

(33)

N Valid 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Mean 3.74 3.00 2.46 2.51 3.71 3.14 3.23 3.17 4.06 3.43 3.83 3.43 2.60 3.31 3.14 3.31 Median 3.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 Std. Deviation .852 1.085 1.482 1.040 .893 .879 1.114 1.175 .482 1.008 1.071 .815 1.459 1.157 .879 .867 Minimum 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 perilaku 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 18 51.4 51.4 51.4 sering 8 22.9 22.9 74.3 selalu 9 25.7 25.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 perilaku 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 2 5.7 5.7 5.7

jarang 9 25.7 25.7 31.4 kadang-kadang 16 45.7 45.7 77.1 sering 3 8.6 8.6 85.7 selalu 5 14.3 14.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 13 37.1 37.1 37.1

jarang 8 22.9 22.9 60.0 kadang-kadang 4 11.4 11.4 71.4 sering 5 14.3 14.3 85.7 selalu 5 14.3 14.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 6 17.1 17.1 17.1

jarang 11 31.4 31.4 48.6

kadang-kadang 14 40.0 40.0 88.6

sering 2 5.7 5.7 94.3

selalu 2 5.7 5.7 100.0

(34)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah 1 2.9 2.9 2.9

kadang-kadang 14 40.0 40.0 42.9

sering 13 37.1 37.1 80.0

selalu 7 20.0 20.0 100.0

Total 35 100.0 100.0

pr6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 3 8.6 8.6 8.6

kadang-kadang 23 65.7 65.7 74.3

sering 7 20.0 20.0 94.3

selalu 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

pr7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 3 8.6 8.6 8.6

jarang 4 11.4 11.4 20.0 kadang-kadang 15 42.9 42.9 62.9 sering 8 22.9 22.9 85.7 selalu 5 14.3 14.3 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 3 8.6 8.6 8.6

jarang 6 17.1 17.1 25.7 kadang-kadang 14 40.0 40.0 65.7 sering 6 17.1 17.1 82.9 selalu 6 17.1 17.1 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kadang-kadang 3 8.6 8.6 8.6 sering 27 77.1 77.1 85.7 selalu 5 14.3 14.3 100.0 Total 35 100.0 100.0

(35)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah 2 5.7 5.7 5.7

jarang 3 8.6 8.6 14.3 kadang-kadang 12 34.3 34.3 48.6 sering 14 40.0 40.0 88.6 selalu 4 11.4 11.4 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 2 5.7 5.7 5.7

jarang 1 2.9 2.9 8.6 kadang-kadang 8 22.9 22.9 31.4 sering 14 40.0 40.0 71.4 selalu 10 28.6 28.6 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid jarang 4 11.4 11.4 11.4 kadang-kadang 15 42.9 42.9 54.3 sering 13 37.1 37.1 91.4 selalu 3 8.6 8.6 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 13 37.1 37.1 37.1

jarang 3 8.6 8.6 45.7 kadang-kadang 8 22.9 22.9 68.6 sering 7 20.0 20.0 88.6 selalu 4 11.4 11.4 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 4 11.4 11.4 11.4

jarang 3 8.6 8.6 20.0

kadang-kadang 10 28.6 28.6 48.6

sering 14 40.0 40.0 88.6

selalu 4 11.4 11.4 100.0

(36)

Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah 2 5.7 5.7 5.7

jarang 4 11.4 11.4 17.1 kadang-kadang 17 48.6 48.6 65.7 sering 11 31.4 31.4 97.1 selalu 1 2.9 2.9 100.0 Total 35 100.0 100.0 pr16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak pernah 2 5.7 5.7 5.7

jarang 2 5.7 5.7 11.4 kadang-kadang 15 42.9 42.9 54.3 sering 15 42.9 42.9 97.1 selalu 1 2.9 2.9 100.0 Total 35 100.0 100.0 kategori pengetahuan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

6 17.1 17.1 17.1

12 34.3 34.3 51.4

17 48.6 48.6 100.0

35 100.0 100.0

kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sesuai 17 48.6 48.6 48.6 tidak sesuai 18 51.4 51.4 100.0 Total 35 100.0 100.0 kategori perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sesuai 13 37.1 37.1 37.1

tidak sesuai 22 62.9 62.9 100.0 Total 35 100.0 100.0

(37)

Correlations

Spearman's rho pengalaman

skorT_pr pengalaman skorT_pr Correlation Coefficient 1.000 .111 Sig. (2-tailed) . .524 N 35 35 Correlation Coefficient .111 1.000 Sig. (2-tailed) .524 . N 35 35 Correlations skorT_pr frekuensi pelatihan Spearman's rho skorT_pr

frekuensi pelatihan Correlation Coefficient 1.000 .278 Sig. (2-tailed) . .106 N 35 35 Correlation Coefficient .278 1.000 Sig. (2-tailed) .106 . N 35 35 Correlations skorT_pr skor pengetahuan Spearman's rho skorT_pr

skor pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .482** Sig. (2-tailed) . .003 N 35 35 Correlation Coefficient .482** 1.000 Sig. (2-tailed) .003 . N 35 35

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

skorT_pr

skor T sikap

skorT_pr skor T sikap Pearson Correlation 1 .540** Sig. (2-tailed) .001 N 35 35 Pearson Correlation .540** 1 Sig. (2-tailed) .001 N 35 35

(38)

Regression Variables Entered/Removedb Model Variables Entered Variables Removed Method 1 skor T sikap, skor pengetahuana 2 . skor pengetahuan . Enter Backward (criterion: Probability of F-to- remove >= .100). a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: skorT_pr

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate

1 .575a .331 .289 87.827

2 .540b .292 .271 88.985

a. Predictors: (Constant), skor T sikap, skor pengetahuan b. Predictors: (Constant), skor T sikap

ANOVAc

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 122236.863 2 61118.432 7.923 .002a Residual 246837.423 32 7713.669 Total 369074.286 34 2 Regression 107770.713 1 107770.713 13.610 .001b Residual 261303.573 33 7918.290 Total 369074.286 34 a. Predictors: (Constant), skor T sikap, skor pengetahuan b. Predictors: (Constant), skor T sikap

(39)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -180.993 181.732 -.996 .327

skor pengetahuan 13.010 9.500 .214 1.369 .180

skor T sikap .756 .257 .459 2.937 .006

2 (Constant) -151.277 182.810 -.828 .414

skor T sikap .890 .241 .540 3.689 .001

a. Dependent Variable: skorT_pr

Excluded Variablesb

Partial

Collinearity Statistics Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance

2 skor pengetahuan .214a 1.369 .180 .235 .856 a. Predictors in the Model: (Constant), skor T sikap

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Karakteristik Subjek
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Lama Menjadi Kader Posyandu dan Frekuensi  Pelatihan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Gizi
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Menurut Sikap
+2

Referensi

Dokumen terkait

ketiga simpang ini merupakan simpang tak bersinyal dan memiliki volume lalu lintas tinggi karena merupakan salah satu akses menuju kawasan pendidikan dan kawasan

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan memainkan alat musik pianika pada peserta didik kelas IX.3 SMP

Penelitian ini adalah sebuah kajian tentang iklim komunikasi kelompok dan organisasi terhadap motivasi kerja dewan guru (asatidz &amp; asatidzah) di pondok

Dan pada sisi lain penghuni yang seharusnya dapat diajak dapat bekerja sama untuk merawat gedung dalam pengertian mencegah atau menghindari pemburukan bangunan kurang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas pembelajaran peserta didik dengan pendekatan inkuiri terbimbing mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 32%

Para keluarga pra sejahtera, yaitu keluarga itu belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya, dan keluarga sejahtera I yaitu keluarga itu sudah dapat

Lokasi Cipenjo (Cileungsi) dengan kondisi temperatur 28-34 ºC, curah hujan 223,97 mm/tahun, dan tanah liat berpasir merupakan lokasi yang paling sesuai untuk budidaya

Dugaan tersebut sesuai hasil pengukuran selama 24 jam di beberapa ruas jalan perkotaan yang dilakukan oleh Gunawan tahun 2000, menunjukkan tingkat polusi udara