81
Pengaruh Model Pembelajaran
Think Pair Share
terhadap
Kemampuam Komunikasi
matematis siswa kelas VIII SMP N 1
Ranah Pesisir N I Ranah Pesisir
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Lili Rismaini
lilirismain42@gmail.com
ABSTRACT
The result of mathematics learning obtained by junior high school N 1 Ranah Pesisir is still low. This happens because the learning process is still centered on the teacher. In addition, the lack of mastery of prerequisite materials is also one of the obstacles that influence the low learning outcomes of students. One effort that can be done to overcome these problems is to use Think Pair share learning model. This study aims to determine the effect of Think Pair share learning model on students' mathematical communication skills, especially on building space. The study was conducted in two classes classified as experimental class and control class. In the experimental classroom learning is done by using the Think Pair share learning model. while in the classroom control learning is done without using conventional models. The research data was obtained from the result of the learning test which data analysis was done by using t test and anova 2 direction for different n. The result of data analysis shows that communication ability and student learning using Think Pair share learning model. higher than students whose learning uses the conventional model
Kata Kunci : Think Pair share, kemampuan komunikasi
A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kimia, fisika, kedokteran, ekonomi, akutansi dan ilmu lainnya. Dengan kata lain, matematika dapat dikatakan sebagai landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Matematika adalah mata pelajaran yang sangat penting bagi perkembangan kemampuan berpikir manusia. Tetapi, tidak sedikit siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika di kelas hanya duduk pasif dan siap menerima materi yang akan disampaikan oleh guru, mereka tidak ikut terlibat secara aktif sehingga pembelajaran yang terjadi hanya transfer pengetahuan. Pada dasarnya tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat berkompetensi dalam memahami konsep-konsep matematika. Kompetensi atau kemahiran dalam memahami matematika diharapkan dapat dicapai melalui pembelajaran matematika.
Depdiknas (2006) melalui Permendiknas No. 22 tentang Standar Isi telah dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah diantaranya agar peserta didik:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan meemahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
82 d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan standar isi tersebut, aspek komunikasi dan memecahkan masalah merupakan dua kemampuan yang harus dimiliki siswa sebagai standar yang harus dikembangkan. Pembelajaran matematika di sekolah harus dapat menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan.
Kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk merefleksikan benda-benda nyata, gambar, ide atau grafik; membuat model situasi persoalan baik secara tertulis, konkrit, grafik dan aljabar, menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterprestasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika, merespon suatu pernyataan atau persoalan dalam bentuk argumen yang menyakinkan. Dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki siswa, mereka dapat menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas yang berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa.
Berdasarkan observasi yang penulis temui di SMP N 1 Ranah Pesisir bahwa siswa cendrung malas dalam belajar, hal ini terlihat karena banyaknya siswa yang masih keluar masuk lokal dalam jam pelajaran matematika, sebagian siswa mengatakan bosan dalam mengikuti pelajaran matematika sehingga hasil belajar siswa masih belum memuaskan. Rendahnya hasil belajar ini juga disebabkan karena siswa selalu bergantung pada orang lain dan tidak mau mencari penyelesaiannya sendiri.
Melihat berbagai permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi dan melatih kemampuan komunikasi matematis siswa. Dimana siswa dapat dengan optimal mengemukakan pendapat-pendapat mereka tentang materi pelajaran, sehingga hal itu akan meningkatkan kemampuan komunikasi matematikanya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang diperkirakan dapat memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran matematika tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think pair share. Think Pair Share adalah salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Metode pembelajaran Think Pair Share ini dapat mengembangkan potensi siwa secara aktif, ini terlihat dari keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberika guru secara kelompok.
Bertolak dari pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah kemampuan komunikasi siswa yang menggunakan model Pembelajaran Think pair Share
lebih baik dari pada kemampuan siswa yang menggunakan pembelajaran kovensional.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasy Experiment). Menurut Arikunto (2006:3): “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan”. Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk menyelidiki ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Ranah Pesisir tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 5 kelas. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diteliti. Sampel berasal dari populasi yang
83 betul-betul homogen agar sampel representatif atau dapat mewakili populasi., yaitu kelas VIII 1 sebagai kelas eksperiment dan VIII3 sebagai kelas kontrol.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data tes kemampuan komunikasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1.Data Hasil Pengukuran Tes Kemampuan Komunikasi Siswa
Kelas sampel
𝑥̅
S Xmax XminEksperiment 21.58 3.39 27 15
Kontrol 18.38 4.16 24 11
Sebelum pengujuian statistik untuk hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data. Hasil pengujian persyaratan dan kemampuan komunikasi, kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai berikut:
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap nilai tes kemampuan matematis siswa kelas eksprimen dan siswa kelas kontrol, baik yang beraktivitas belajar positif maupun yang beraktivitas belajar negatif. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Normalitas terhadap Nilai Tes Kemampuan Matematis Menggunakan Uji Kolmogorov -Smirnov
Deskripsi Komunikasi
matematis
Kelas Sig Ket
Eksperimen 0.235 Normal
Kontrol 0,051 Normal
Uji Homogenitas
Uji homogenitastas dilakukan terhadap nilai tes kemampuan matematis siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Uji Homogenitas terhadap Nilai Tes Kemampuan Matematis Siswa
Menggunakan Uji Leven
Kelas sampel Kemampuan Matematis
Sig Ket
Eksperimen 0.054 Variansi Homogen
Kontrol 0.177 Variansi Homogen
Berdasarkan uji persyaratan analisis, setiap kelompok data berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini, maka uji statistik yang digunakan untuk hipotesis. Hasil perhitungan dengan uji t dapat dilihat dalam Tabel 4
Tabel 4 Uji Hipotesis Terhadap Nilai Tes Kemampuan Matematis
Menggunakan Uji t Kemampuan matematis Sig thitung Komunikasi 0.002 3.31 2
84 Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pengujian hipotesis, terlihat bahwa hipotesis yang diajukan H0 nya di tolak. Ini berarti (H1) diterima. Penyebab diterima atau ditolaknya
H1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pengaruh Model pembelajaran think Pair shareterhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesatu, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kemampuan komunikasi pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran think Pair share
lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Tingginya perolehan nilai pada kelompok eksperimen dikarenakan dalam proses dengan model pembelajaran think Pair share memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama, saling bertukar pikiran dengan sesamanya dan saling membantu dalam belajar. Kemampuan komunikasi yang diperoleh dengan model pembelajaran think Pair share membuat siswa aktif membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuannya secara mandiri. DePorter (2000:156) mengungkapkan bahwa: ” komunikasi merupakan proses mencari, memilah-milah, merumuskan, menerapkan, mengatur, menghubungkn, dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti sehingga dapat dipahami”.Hal ini terlihat bahwa siswa lebih bersemangat dalam mengumpulkan informasi dan berlatih mengerjakan soal-soal dalam LKS. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa terungkap bahwa dengan penerapan model pembelajaran think Pair share mereka mempunyai keinginan untuk menguasai materi lebih dalam, agar dapat menyampaikan pendapat dengan percaya diri. Dengan adanya hal tersebut maka ingatan siswa terhadap konsep yang didapatkannya akan tersimpan lebih lama karena mereka mengalami sendiri hal tersebut tanpa pembelajaran langsung dari guru. Siswa dituntut untuk mengidentifikasi apa yang mereka ketahui serta apa yang mereka tidak ketahui dengan pemahaman mereka sendiri sehingga menemukan konsep-konsep yang relevan. Dalam lembar kerja siswa yang dikerjakan dalam setiap kali pertemuan dapat memandu dan memancing ingatan siswa terhadap apa yang telah diketahuinya kemudian memadukannya dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Pada kelas konvensional konsep-konsep diperkenalkan dalam bentuk ceramah. Siswa lebih banyak menunggu penjelasan dari guru dan kurang mencari teori sendiri dari buku atau sumber yang telah mereka miliki. Hanya satu atau dua orang saja yang bertanya jika ada yang belum mengerti. Kebanyakan siswa kurang mampu menjelaskan konsep dengan bahasa mereka sendiri dan mereka cenderung membuka catatan mereka dan membacanya, siswa masih banyak yang tidak menuliskan dengan lengkap ide-ide mereka dalam menjawab soal. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa hal-hal tersebutlah yang merupakan penyebab kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran think Pair share lebih baik dari pada dengan pembelajaran konvensional.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi siswa yang menggunakan model pembelajaran
Think Pair Share baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Dari hasil hipotesis yang telah diuji, hampir semua hipotesis yang mengatakan model pembelajaran Think Pair Share lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional untuk kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka model pembelajaran Think Pair Share memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. 1980. Dalam http: Pengmbangan-perangkat-penilaian.html. diunggah 26 januari 2012
Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
85 Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Budiyono. 2002.”Kemampuan wanita dalam Matematika (kasus untuk siswa-siswa Sekolah Dasar)”.
Jurnal Matematika dan Pembelajarannya. Jakarta: Dikti
Bybee. R. 2001. The five E’s From Roger Bybee. Biological Curriculum Science Study (BSCS).
http://www.miamisci.org/ph/lpintro5e.html#5e. (diakses 19 juli 2011)
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22, 23, 24. Jakarta:Depdiknas
DePorter, Bobby. 2000. Quantum Learning. Jakarta: Mizan Press.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia
Ferguson, George A. 1976. Statistical Analysis in Psychology and Education. International student edition. Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah B.Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Irinto, Agus.2010. Statistik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Joyce, Bruce dan Marsha Weil.1996. Models of Teaching, 2nd eed. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Lie, Anita 2002. Cooperative Learning : Memppraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Grasindo
Made, Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara
Manulang, Marni. 2005. Study Pembelajaran Think Pair Share. Padang. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. PGRI Padang.
Muslimin ibrahim. 2005. Asesmen berkelanjutan: konsep dasar, tahapan pengembangan dan contoh. Surabaya : unesa University Press.
Muliyardi.2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang : Jurusan FMIPA UNP
Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara Sofia, Ardimon. 2007. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share. Padang: Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan. PGRI Padang
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics. Reston, VA: NCTM
Permen Diknas No 20 tahun 2007. Penjelasan Standar proses.
Prayitno, Edi. 2003. Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian. Yogyakarta: FMIPA UNY & Dirjen PLP Depiknas
86 Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Pt.
Rajagrafindo Persada.
Ronald E. Walpole 1992. Pengantar Statistika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ruseffendi. 1991. Dasar-dasar Matematika Modern. Bandung: Tarsito
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sudjana, 1992. Metode Staistik. Bandung: Tarsit
Sumarmo. (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah disajikan pada Seminar Pendidikan Matematika di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 8 Juli 2004. Tidak diterbitkan Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media
Tengku Zahara D. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Padang: FIP UNP
. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas Dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Tim Penyusun. 2011. Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi. 2011. Padang: PPs UNP
Turmudi (Ed) (2011). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI Bandung: JICA, FPMIPA-UPI
Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Whandi. 2008. Pembelajaran Konstruktifistik. http://whandi.net. Html
Whandi. 2008. Pembelajaran Konstruktifistik. http://whandi.net. Html Winkell, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.