• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penerapan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Berbasis Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di MTsN Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Penerapan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Berbasis Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di MTsN Gowa"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK MTsN GOWA

PROPOSAL SKRIPSI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD AS’AD ILYAS NIM 20100114087

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

iv KATA PENGANTAR

ِ هللَّا ِم ْسِب

ِيِحهرلا ِنَ ْحْهرلا

هباصحأآو له آ لىعو مناألا يرخ لىع ملاسلاو ةلاصلاو , لمعي لمام ناسنإلا لمع لمقلبا لمع يلذا لله دلحما

"دعب اما" ماركلا لىوا

Segala puji bagi Allah swt. karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Penerapan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Berbasis Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di MTsN Gowa”. Salam dan salawat senantiasa penyusun haturkan kepada Rasulullah Muhammad saw. Sebagai satu-satunya uswatun hasanah dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal hingga dengan selesainya penyusunan skripsi ini banyak tantangan dan rintangan yang ditemui,tetapi berkat kesabaran yang dilandasi dengan usaha yang sungguh-sungguh, maka hambatan tersebut dapat dilalui dengan baik.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga terutama Ayahanda dan Ibunda tercinta Muhammad Ilyas dan Hj. Suriyani, serta kakak dan adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Ungkapan rasa terima kasih kepada kalian dan rasa cinta serta rasa bangga kepada kalian, karena penyusun sampai pada penyelesaian studi ini. Semoga perjuangan dan pengorbanan kalian menjadi ladang amal jariyah di hari kemudian Aamiin. Begitu pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

(5)

v

1. Prof. Hamdan Juhannis M.A., Ph.D., Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin Naro, M.Pd., Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag., Wakil Rektor III, dan Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag.,Wakil Rektor IV UIN Alauddin Makassar. 2. Dr. H.A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr.

M. Sabir U, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. M. Rusdi, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penyusun.

3. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I., Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, karena izin, pelayanan, kesempatan, fasilitas, dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed., pembimbing I, dan Dr. Idah Suaidah, S.Ag., M.H.I., pembimbing II, yang dengan sabar membimbing dan selalu memberikan ide- ide brilian sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Dr. H. Muhammad Amri. Lc., M.Ag. dan Dra. Hj. Ummu Kalsum. M.Pd.I,

Penguji I dan penguji II yang telah memberi koreksi dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

6. H. Abd. Latif. R, S.Ag., M.Pd.I, Kepala sekolah MTsN Gowa, yang telah mengizinkan saya untuk penelitian di sekolah tersebut serta Ibu Samsinar, S.Pd.I., M.A., guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis, yang juga banyak membantu dalam penelitian ini.

(6)

vi

7. Dosen-dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. La ode Ismail M. Th.I., yang senantiasa memberikan motivasi dan masukan untuk menyelesaikan perkara kampus. 8. Sahabata-sahabat Compas 014, Unit laki-laki Ahlussunnah (ULLAS), yang telah

menemani saya merasakan jatuh bangun dalam dunia pendidikan sampai pada tahap penyusunan skripsi yang dibuat.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar angkatan 2014 terkhusus Keluarga Besar Jurusan Pendidikan Agama Islam 5.6.

10.Keluarga besar Jurusan Pendidikan Agama Islam mulai dari Angkatan I-sekarang.

Penyusun berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah swt. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samata-Gowa,

2020

Penyusun,

Muhammad As’ad Ilyas

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1-9 A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Hipotesis ... 6

D. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Pembahasan ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 10-26 A. Bahan Ajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 17

C. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27-36 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Teknik Pengumpulan Data... 31

D. Instrumen Penelitian ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37-61 A. Hasil Penelitian ... 37 B. Pembahasan ... 59 BAB V PENUTUP ... 62-63 A. Kesimpulan ... 62 B. Implikasi ... 63 DAFTAR PUSTAKA... 64-66

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik ... 29

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 30

Tabel 3.3 Sistem Penskoran Instrumen ... 33

Tabel 4.1 Skor Angket Bahan Ajar Saintifik ... 37-44 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Bahan Ajar... 44-45 Tabel 4.3 Kategorik Bahan Ajar ... 45

Tabel 4.4 Data Nilai Hasil Belajar ... 46-52 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Hasil Belajar ... 53

Tabel 4.6 Kategorik Hasil Belajar ... 54

Tabel 4.7 Histogram ... 55

Tabel 4.8 Kolmogorov Smirnov ... 56

Tabel 4.9 Coffeccient... 56-57 Tabel 4.10 Anova ... 57-58 Tabel 4.11 Model Summary ... 59

(9)

ix

ABSTRAK

Nama : Muhammad As’ad Ilyas

NIM : 20100114087

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Agama Islam/Tarbiyah dan Keguruan

Judul : “Efektivitas Penerapan Bahan Ajar Al-Qur’an Hadis Berbasis

Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di MTsN Gowa”

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana efektivitas penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis di kelas VIII MTsN Gowa; 2) mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik di MTsN Gowa.

Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTsN Gowa dengan jumlah 218 orang, kemudian dilakukan penentuan sampel dengan proportionate random sampling dengan jumlah 109 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner/angket dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial berupa statistik regresi sederhana.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa: 1) efektivitas penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik berada pada kategori baik dengan persentase 63,30% atau 69 responden menyatakan penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik ini baik; 2) Penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan hasil belajar al-Qur’an Hadis peserta didik di MTsN Gowa dengan hasil belajar berada pada kategori sedang dengan persentase 66,05% yakni 72 orang memperoleh nilai rata-rata 74-90. Adapun hasil analisis statisik infrensial dengan menggunakan uji Rsquare dengan model summary = 0,464, artinya, bahan ajar

al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan hasil belajar al-Qur’an Hadis peserta didik di MTsN Gowa dengan kontribusi sebesar 46,4% dan sisanya 53,6% ditentukan oleh faktor lain.

Implikasi penelitian ini adalah 1) disarankan kepada pendidik khususnya guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis agar optimal memanfaatkan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik ini dan agar setiap langkah-langkah dalam pendekatan saintifik seperti mengamati, menanya, mencoba, mengumpulkan informasi, dan mengkomunkasikan, terlaksana dengan baik sehingga akan semakin meningkatkan hasil belajar peserta didik; 2) kepada peneliti selanjutnya, yang berniat menyelidiki variable-variable yang relevan dengan penelitian ini dapat dipertimbangkan menjadi rujukan dengan materi, situasi dan kondisi berbeda yang nantinya akan melahirkan satu tulisan yang lebih baik dan bermutu.

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seiring berjalannya waktu, semua manusia cenderung mengharapkan kemajuan di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, timbullah ikhtiar atau usaha manusia tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Salah satu cara manusia mencapai tujuan tersebut ialah melalui pendidikan. Dalam sejarah pertumbuhan manusia khususnya di masyarakat, pendidikan merupakan hal yang sangat pokok dan mendapatkan perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi berikutnya di mana harus sejalan dengan tuntutan masyarakat kedepannya. Manusia lahir di muka bumi ini belum memiliki ilmu pengetahuan, namun ia dibekali berbagai potensi yang dapat digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah swt. berfirman dalam QS al-Nahl/16:78,

َو اًئْيَش َنوُمَلْعَ ت لا ْمُكِتاَهَّمُأ ِنوُطُب ْنِم ْمُكَجَرْخَأ ُهَّللاَو

َراَصْبلأاَو َعْمَّسلا ُمُكَل َلَعَج

﴾٨٧﴿ َنوُرُكْشَت ْمُكَّلَعَل َةَدِئْفلأاَو

Terjemahnya :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.1

1KementerianAgama RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Syaamil Quran, 2011), h.

(11)

Allah swt. memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati, oleh banyak ulama mengartikan kata hati dalam surah ini ialah akal sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan, menggunakan sesuai dengan tujuan Allah menganugerah-kannya.2

Perintah untuk menggunakan anugerah yang telah diberikan Allah swt dalam surah al-Nahl ayat 78 tertuang dalam QS al-Alaq/96:1-5:





















Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan(1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam(4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya(5).3

Berdasarkan ayat-ayatdi atas, dapat dipahami bahwa Allah swt.telah mengamanahkan kepada manusia untuk senantiasa belajar dan mengembangkan potensi fitrah manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat teraktualisasi untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.4

Sejalan dengan landasan pokok dari agama Islam tersebut, maka negara Indonesia yang berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 juga menjelaskan tujuan utama pendidikan yaitu UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa:

2M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah( Cet. V; Jakarta: Perpustakaan Umum Islam Iman

Jama, 2012), h. 672.

3Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 598.

(12)

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.5

Berdasarkan pendidikan nasional diatas, maka pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotornya. Hal ini dapat diwujudkan dengan belajar mengajar sebagai usaha sadar dan terencana dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yang dilakukan di sekolah.

Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah yang diselenggarakan pada semua mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran al-Qur’an Hadis.

Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama. Karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen meliputi: tujuan, bahan ajar, penilaian, metode dan alat. Keempat komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Namun yang paling penting dan perlu diperhatikan di sini adalah bahan ajar, bahan ajar sangat dibutuhkan karena merupakan komponen yang perlu dikaji, diajarkan dan dijadikan materi oleh siswa sebagai pedoman untuk mempelajarinya.

5Departemen Pendidikan Nasional, UU NO. 20 Tahun 2003 (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),

(13)

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.6 Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting

bagi guru dan peserta didik. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran jika tanpa disertai bahan ajar. Begitu pula peserta didik, tanpa adanya bahan ajar peserta didikakan mengalami kesulitan dalam belajar. Namun yang mesti diingat pemilihan metode, strategi, dan model pembelajaran dalam menunjang keberhasilan penggunaan bahan ajar harus diperhatikan. Juga pendekatan pembelajaran, karena pendekatan pembelajaran adalah sebuah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang diranacang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan megomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran

6Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru (Cet. I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h.

(14)

yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik selama mencari tahu dari berbagai sumber melalui obsevasi, dan bukan hanya diberi tahu.7

Hasil belajar yang memuaskan dari proses pendidikan tentu sangat dipengaruhi oleh kesiapan guru dan peserta didik itu sendiri. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dapat dilihat dari minat belajar peserta didik, dengan adanya minat pada diri peserta didik tersebut untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Keberhasilan yang dicapai bukan hanya berupa nilai atau prestasi saja tetapi juga adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik tersebut. Oleh sebab itu, agar terjadi keseimbangan antara aspek pengetahuan agama seseorang dengan perubahan perilaku yang dimilikinya maka pendekatan saintifik sangat tepat digunakan sebagai salah satu pendekatan pada mata pelajaran al-Qur’an Hadis selain pendekatan pembelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 15 september 2017, lembaga Pendidikan MTsN Gowa termasuk salah satu di antara lembaga pendidikan yang telah menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Namun kenyataannya pada proses pembelajaran mata pelajaran al-Qur’an Hadis, guru belum memaksimalkan penggunaan pendekatan saintifik. Guru lebih banyak menggunakan metode konvensional seperti metode ceramah dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik berada di bawah nilai KKM.

Oleh sebab itu, penyusun beranggapan bahwa cara yang perlu ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di sekolah ialah dengan penerapan

7Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Cet. I; Yogyakarta: Gava

(15)

bahan ajar peserta didik. Bahan ajar peserta didik yang digunakan adalah buku paketberbasis pendekatan saintifik, dimana dalam penerapan bahan ajar itu dilakukan sebuah pendekatan yang mengacu kepada tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), menanya, menalar, mencoba,dan mengomunikasikan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penyusun tertarik untuk meneliti tentang “Efektivitas Penerapan Bahan Ajar al-Qur’an Hadis Berbasis Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik MTsN Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik di MTsN Gowa?

2. Apakah bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di MTsN Gowa?

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di MTsN Gowa. Pengujian hipotesis ini merujuk pada rumus yaitu:

(16)

Keterangan:

𝐻0 = Tidak dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik di MTsN Gowa

𝐻1 = Dapat meningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik di MTsN Gowa.

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca terhadap variabel-variabel dalam judul.8 Untuk itu peneliti akan

menguraikan dan membahas masing-masing variabel.

a) Penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik (variabel bebas/independent)

Penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik adalah penerapan bahan ajar cetak (Buku Siswa Al-Qur’an Hadis), cetakan pertama 2015 yang telah disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementrian Agama untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah yang ada, mulai dari judul materi sampai ke evaluasi materi, sehingga menjadi sebuah materi yang disusun secara sistematis. Dalam penggunaan bahan ajar tersebut menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

8Universitas Islam Negeri Alauddin, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah,

(17)

menemukan masalah), menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

b) Hasil Belajar (variabel terikat/dependent)

Hasil belajar peserta didik adalah bukti keberhasilan belajar yangdiperoleh peserta didik MTsN Gowa baik yang ditunjukkan oleh peningkatan ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang lazimnya dibuktikan oleh nilai. Tetapi dalam penelitian ini lebih mengarah kepada hasil belajar dalam konteks kognitif atau pengetahuan.

Hasil belajar yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah skor atau nilai hasil belajar kognitif peserta didik yang menunjukkan tingkat penguasaan atau pemahaman peserta didik pada pokok bahasan yang diajarkan oleh guru yang diukur melalui tes yang dilakukan oleh peneliti.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini penyusun dibatasi pada penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik, bahan ajar yang dimaksud adalah buku paket yang digunakan dalam proses pembelajaran al-Qur’an Hadis di MTsN Gowa dan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang terbatas pada ranah kognitif atau dengan kata lain tidak mencakup ranah afektif dan psikomotorik. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik MTsN gowa.

(18)

b. Untuk mengetahui apakah penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik MTsN gowa.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan, dan memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.

b. Kegunaan Praktis 1) Bagi peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan keilmuan sebagai hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

2) Bagi pendidik/guru

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran al-Qur’an Hadis sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan, acuan, perbandingan, serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang relevan.

(19)

10

TIN JAUAN TEORETIS A. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan Pembelajaran memiliki istilah yang berbeda-beda diberikan oleh para ahli. Istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain pembelajaran adalah instrucional materials (bahan pembelajaran) yang mencakup seluruh bentuk pembelajaran seperti petunjuk bagi instruktur, modul peserta didik, overhead transparancies (OHP), videotapes, format multimedia berbasis komputer, dan web pages untuk pendidikan jarak jauh. Disamping itu bahan pembelajaran juga disebut learning materials (bahan ajar).1

Menurut National Centre For Competency Based Learning (2007), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun tak tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Kemudian, ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah infromasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat kita pahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis,

1Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif (Makassar:Alauddin University Press,

(20)

yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya.23

a. Macam-Macam Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki berbagai macam. Namun demikian, para ahli telah membuat beberapa kategori untuk macam-macam bahan ajar tersebut.

Bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:

a) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

b) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.

d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu

2Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Cet.VIII; Jogjakarta: DIVA

(21)

perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact disk interactive.4

1. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik selama mencari tahu dari berbagai sumber melalaui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.5

Berdasarkan teori dari Dyer tersebut, dapat dikembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses antara lain: 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) menalar, membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Pada suatu

4Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode

Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan (Cet. VIII; Jogjakarta: Diva Press, 2015)h. 40.

5Daryanto, Pendekatan Pemebalajaran Saintifik Kurikulum 2013 (Cet. I; Yogyakarta: Gava

(22)

pembelajaran mungkin dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pelajaran yang lain mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan eksperimen dan observasi. Aktivitas membangun jaringan juga mungkin dilakukan dalam upaya melakukan eksperimen atau juga mungkin dilakukan dalam upaya melakukan eksperimen atau juga mungkin dibutuhkan ketika siswa mendesiminasikan hasil eksperimennya.6

b. Langkah-langkah pendekatan saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalau tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus teap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.7

1) Mengamati

Kegiatan ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang tertantang dan pelaksanaannya cukup mudah. Tentu saja kegiatan

6Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Cet.

III; Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hal. 53-54

(23)

mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasannya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dalam firman Allah swt. QS al-Ghasyiyah/88:17,







Terjemahnya :

“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan”.8

Ayat ini menjelaskan bagaimana kita mengamati unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

a) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan di observasi.

c) Menenentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi d) Menentukan di mana tempat objek akan diobservasi.

8KementerianAgama RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Syaamil Quran, 2011), h.

(24)

e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.9

2) Menanya

Kegiatan ”menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertnyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotek). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 10

3) Menalar

Menalar adalah salah satu istilah dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan

9Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013

(Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya), h. 75.

(25)

bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski berupa pengetahuan. 11

4) Mencoba

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memilik keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksprerimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah :

a) menentukan tema atau topik sesuai dengan komptensi dasar menurut tuntutan kurikulum

b) mempelajari cara-cara pengguna alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan

c) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; d) melakukan dan mengamati percobaan

e) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data

11Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum

(26)

f) menarik simpulan atas hasil percobaan

g) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan 5) Mengomunikasikan

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.12

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Hintzman dalam Muhibbin Syah mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia, atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.13 Sedangkan menurut Wittig,

belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala

macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai

hasilpengalaman.14Sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar dapat dipahami

12Daryanto, Pendekatan Pemebalajaran Saintifik Kurikulum 2013, h. 78-80.

13Dauglas L. Hitzman, “The Psychology of Learning and Memory,” dalam Muhibbin Syah,

ed., Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61.

14Arno F. Wittig, “Psychology of Learning,” dalam Muhibbin Syah, ed., Psikologi Belajar

(27)

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.15

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.16 Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan

menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan.17 Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak membutuhkan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

15Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 64. 16Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran (Jakarta:Rineka Cipta, 2013), h. 3. 17Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi Pendidikan

(28)

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah Remember (mengingat), comprehension (pemahaman), application (menerapkan), analysis (menganalisis),evaluation (menilai), Create (berkreasi). Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, dan karakterisasi. Domain psikomotor meliputi initatory, pre-routine, dan rountinized. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif.18

2. Faktor-Faktor Hasil Belajar

Hasil belajar tidak akan didapat kecuali setelah melewati proses belajar. Hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari proses belajar yang optimal pula. Untuk memperoleh proses dan hasil yang optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan tahap-tahap pembelajaran. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita berpijak pada hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan.19

1) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk kedalam faktor ini adalah:

a) Faktor jasmani, yaitu meliputi:

18Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 5.

(29)

(1) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat.

(2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

(1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapai dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

(2) Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

(3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

(30)

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

(4) Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesuai belajar dan berlatih. Jadi jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

(5) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.

(6) Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.

(7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

(31)

Faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk kedalam faktor eksternal adalah:

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, bahan ajar dan tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, mediamassayang juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya, pengaruh dari teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa.20

20Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Renika Cipta, 2010),

(32)

C. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu

Dari penelusuran terhadap beberapa sumber dalam banyak literatur dan beberapa hasil penelitian terdahulu, ditemukan penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, Nur Syafaatul Hidayah, 2017.Dengan judul tesis Pengembangan Bahan Ajar Melalui Pendekatan Saintifik Mata Pelajaran al-Qur’anHadits di Mts Negeri Krian Sidoarjo. Hasil penelitian membuktikan bahwa produk yang dikembangkan sangat efektif dalam proses belajar mengajar siswa kelas VII MTs Negeri Krian Sidoarjo. Dengan demikian, bahan ajar melalui pendekatan saintifik yang dilengkapi dengan penilaian autentik ini layak digunakan dalam pembelajaran al Qur‟an Hadits.21

Persamaan karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Syafaatul Hidayah dengan yang akan penyusun lakukan adalah terletak padapendekatan saintifik pada mata pelajaran al-Qur’an Hadis. Sedangkan pebedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan, Syafaatul Hidayah menggunakan jenis penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation dan penyusun menggunakan jenis penelitian ex-post facto.

Kedua, Fertina Yusfaarra’d Parmadhani, 2017. Dengan judul skripsi Efer\ktivitas Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Fiqih Kelas X MAN 1 Makassar.Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitianquasi experimental design dengan desain penelitian nonequivalent control group desain. Hasil penelitian secara deskriktif diperoleh hasil belajar

21Nur Syafaatul Hidayah, “Pengembangan Bahan Ajar Melalui Pendekatan Saintifik Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Mts Negeri Krian Sidoarjo”, Tesis (Surabaya: Pascasarjana, 2017), h. vi.

(33)

peserta didik pada mata pelajaran fikih pokok bahasan fikih ibadah di MAN I Makassar, bahwa persentase terbesar (50%) hasil belajar peserta didik yang diajar tanpamenggunakan pendekatan saintifik berada padakategori hasil belajarnya rendah dan persentase terbesar (55%) hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan pendekatan saitifik berada pada kategori hasil belajarnya sangat tinggi. Dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata tingkat hasil belajar peserta didik antara yang diajar dengan menggunakan pendekatan saintifik dan yang diajar tanpa menggunakan pendekatan saintifik.22

Perbedaan skripsi yang ditulis oleh Fertina Yusfaarra’d Parmadhanidengan yang akan penyusun lakukan adalah terletak pada penerapan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar, Yusfaarra’d Parmadhani menerapkan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar fiqih sedangkan penyusun menerapkan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar al-Qur’an Hadis.

Ketiga, Fanny Efriana, 2014. Dengan judul penelitian Penerapan Pendekata Scientific untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTsN Palu Barat pada Materi Keliling dan Luas Daerah Layang-layang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan pendekatan scientific yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTsN Palu Barat pada materi keliling dan luas daerah layang-layang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart, yakni perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific yang dapat meningkatkan hasil belajar pada materi keliling dan luas daerah layang-layang mengikuti langkah-langkah yaitu(1)

22Fertina Yusfaarra’d Parmadhani, “Efer\ktivitas Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap

Hasil Belajar Fiqih Kelas X MAN 1 Makassar”, Skripsi (Makassar: Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2017), h. xii.

(34)

mengamati, (2) menanya, (3) menalar, (4) mencoba, (5)membentuk jejaring.23

Persamaan karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Fanny Efriana dengan yang akan penyusun lakukan adalah terletak pada penerapan pendekatan saintifik untuk meningkatkan hasil belajar.Sedangkan pebedaannya terletak pada jenis penelitian yang digunakan, Fanny Efriana menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan dan penyusun menggunakan ex-post facto.

Keempat, Budi Prasetyo M dengan judul skripsi Efektifitas Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Tumpang, 2015.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen sederhana (Post Test Only Control Grup Desaign).

Dari hasil penelitian diketahui nilai t hitung > t table (6.651 > 2.3011) dan P value (0.000 <0.05 maka H0 ditulak, artinya bahwa ada perbedaan antara tingkat

motivasi belajar kelas kontrol dengan tingkat motivasi eksperimen. Pada tabel Group statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas kontrol adalah 94.566 dan untuk kelas eksperimen adalah 105.966, artinya bahwa nilai rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata motivasi belajar kelas kontrol.Jadi kesimpulannnya pendekatan saintifik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tumpang.24

23Fanny Efriana, “Penerapan Pendekata Scientific untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VII MTsN Palu Barat pada Materi Keliling dan Luas Daerah Layang-layang”, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 01 Nomor 02 (Maret 2014): h.1.

24Budi Prasetyo M, “Efektivitas Pendekatan Saitifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri Tumpang” Skripsi (Malang, Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim, 2015), h. xx.

(35)

Perbedaan skripsi yang ditulis oleh Budi Prasetyo M dengan yang akan penyusun lakukan adalah terletak pada penerapan pendekatan saintifik terhadap motivasi belajar sedangkan penyusun menggunakan penerapan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar.

Kelima,Faridah dengan judul skripsi Efektivitas Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa, 2011. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik efektif digunakan yaitu ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.25

Persamaan skripsi yang ditulis oleh Faridah dengan yang akan penyusun lakukan adalah terletak pada variabel hasil belajar, Sedangkan perbedaannya terletak pada Faridah menggunakan metode pembelajaran inquiry discovery learning terhadap hasil belajar sedangkan penyusun menggunakan penerapan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar.

Secara umum bahwa penelitian ini layak diteliti karna penelitian ini bertujuan agar menjadi acuan sebagai peningkatan mutu pendidikan. Walaupun penelitian ini sudah diteliti, akan tetapi penelitian ini baru diteliti kembali oleh penyusun karena penilitan yang penyusun lakukan ini pula baru dilaksanakan pada tahun ajaran 2018\/2019 tepatnya di MtsN Gowa.

25Faridah, ’’Efektivitas Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar PAI Siswa SMP Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa’’, Skripsi (Makassar: Jurusan Pendidikan Agama Islam di UNISMUH Makassar, 2011). h. 10.

(36)

27

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah ex-post facto, penelitian ini disebut demikian, karena sesuai dengan ex-post facto, yaitu dari apa dikerjakan setelah ter-jadi kenyataan, maka penelitian ini sering disebut after the fact atau sesudah fakta.1

Penelitian ex-post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini keterikatan antarvariabel bebas dengan variabel teri-kat sudah terjadi secara alami, penelitian ini dilakukan ingin mengungkap kembali apa yang menjadi faktor penyebabnya.

Penelitian ex post facto termasuk dalam penelitian kuantitatif, sehingga proses penelitian melalui langkah-langkah yang meliputi : 1) merumuskan masalah, 2) merumuskan hipotesis, 3) memilih metode pengumpulan data, 4) menyusun instrumen, dan 5) menguji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah atau menarik kesimpulan.2

Dilihat dari metode yang digunakan, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian ex post facto yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang

1Hamid Darmadi, Dimensi-Dimensi Metode Penelitian Pendidikan, Sosial Konsep Dasar dan

Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 258.

2Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Cet. XIX; Bandung:

(37)

menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.3 Oleh karena itu, peneliti mengumpulkan

data yang telah terjadi di lapangan. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di MTsN Gowa, Jalan Poros Malino No. 07 Balang-Balang, Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu. MTsN Gowa adalah salah satu Madrasah Tsanawiyah yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan. Peneliti menjadikan MTsN Gowa sebagai lokasi penelitian dikarenakan peneliti pernah melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diSekolah tersebut.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karak-teristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek itu.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang menjadi subyek populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII MTsN Gowa, yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah peserta didik 218 orang.

3Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 14. 4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. XXII; Bandung: Alfabeta, 2015), h.117.

(38)

Tabel 3.1: Jumlah Peserta Didik

No Kelas Jumlah Peserta Didik

1 VIII 1 37 2 VIII 2 36 3 VIII 3 36 4 VIII 4 37 5 VIII 5 36 6 VIII 6 36 Jumlah 218

Sumber data: Samsyinar, S.Pd. M.Pd. selaku Guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis pada hari Kamis, 16 Juli 2018.

2. Sampel

Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan wak-tu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk popu-lasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).5

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(39)

Penentuan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau sam-pling. Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang menjadi subjek atau objek penelitian.6

Oleh karena itu, penarikan sampel ditentukan sebesar 50% dengan teknik propor-tionate random sampling, yaitu teknik penentuan sampel secara proporsional dengan cara acak, sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar (0.50 x 218 = 109) peserta didik di MTsN Gowa. Untuk menentukan sampel setiap kelas maka menggunakan rumus sebagai berikut:

Sampel tiap kelas = ∑ 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔∑ 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 × ∑ 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 Berikut disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 3.2: Sampel Penelitian

NNo Kelas Sampel

1 VIII 1 19 2 VIII 2 18 3 VIII 3 18 4 VIII 4 19 5 VIII 5 18 6 VIII 6 18 Jumlah 109

6Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet. VII; Bandung: PT Remaja

(40)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.7 Teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan data pada penelitian ini, yaitu: 1. Angket (Kuesioner)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman Angket (kuesioner). Pedoman angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpul data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui me-dia tertentu.8 Angket merupakan teknik utama pengumpulan data guna menjawab

permasalahan dan hipotesis yang diajukan. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diedarkan dan diberikan kepada guru dan peserta didik dalam hal ini responden untuk di isi sesuai yang diinginkan peneliti. Angket ini digunakan untuk mem-peroleh data tentang “Bagaimana Efektivitas Penerapan Bahan Ajar al-Qur’an Had-is BerbasHad-is Pendekatan Saintifik”.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen itu berupa data-data tentang hasil belajar siswa. Dokumen ini dapat diperoleh di ruang tata usaha/administrasi sekolah.

7Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

h.308.

8Lexij Moeleno, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.

(41)

dokumen yang berupa data-data hasil belajar siswa inilah yang akan dilihat untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik.

D. Instrumen Penelitian

Metode dan instrumen merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan da-lam penelitian. Jika metode dipandang sebagai cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, maka instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data.9

1. Lembar Angket (Kuesioner)

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan re-sponden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.10 Jawaban tersebut dimodifikasi

dengan empat alternatif pilihan.

9Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. XI; Jakarta: Rineka Cipta, 2011) h. 100. 10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,

(42)

Tabel 3.3 Sistem Penskoran Instrumen Penelitian Angket (Kuesioner)

Pernyataan Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Kurang Setuju (KS) 2 3

Tidak Setuju (TS) 1 4

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diambil secara langsung pada lokasi penelitian dengan jalan mencatat lansung arsip-arsip yang dibutuhkan oleh seorang penyusun. Sebab dengan adanya dokumen ini penyusun sangat mudah menyalin dan mengumpulkan data yang akan dijadikan pembahasan dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini penyusun membutuhkan data Hasil Belajar Peserta Didik MTsN Gowa.

E.Teknik Analisis Data

Analisis dan interpretasi data sebagai gambaran penerapan cara berpikir pen-alaran pada proses penelitian,11 dilakukan untuk menguji hipotesis statistik.

Didasarkan pada jenis hipotesis statitik yang dibedakan atas hipotesis deskriptif dan

11John W. Best, Research in Education, Third Edition (India: Prentice-Hall), terj. Sanapiah

Faisal dan Mulyadi Guntur Waseso, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 244.

(43)

hipotesis asosiatif maka analisis data digunakan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Pengujian hipotesis deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif dil-akukan pada hipotesis deskriptif.12 Hipotesis deskriptif adalah dugaan terhadap nilai

suatu variabel secara mandiri antara data sampel dan data populasi. Bila hipotesis deskriptif tidak dirumuskan, maka analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah, sehingga tidak menguji hipotesis.13Analisis deskriptif digunakan untuk

mengetahui gambaran secara umum, menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

2. Analisis Statistik Inferensial

Penelitian untuk menguji hipotesis asosiatif, yaitu H0 :β = 0 dan H1 : β≠ 0

an-tara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat digunakan analisis regresi se-derhana dan korelasi product moment.

1) Regresi Sederhana

Regresi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh saru variabel terhadap satu variabel lainnya untuk menjawab rumusan masalah ketiga dengan persamaan regresi, yaitu: Ý = a + bX

Dimana:

Y` = Nilai yang diprediksikan pada variabel dependen a = Konstanta atau bila harga X = 0

b = Koefisien regresi

12Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D,h. 206. 13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),h.

(44)

X = Nilai variabel independen

Untuk mencari nilai dan a dan b, maka rumusnya adalah:

b =n ∑ XiYi−(∑ Xi)(∑ yi)

n ∑ Xi2−(∑ Xi)2

a =(∑ Yi)(∑ Xi2)−(∑ Xi)(∑ XiYi)

n ∑ Xi2−(∑ Xi)2

Persamaan regresi yang telah ditemukan digunakan untuk melakukan pred-iksi (ramalan) berapa nilai dalam variabel terikat akan terjadi bila nilai dalam varia-bel bebas ditetapkan.14 Hasil analisis data tersebut digunakan untuk

mendeskripsi-kan temuan hasil penelitian dan mengajumendeskripsi-kan implikasi hasil penelitian.

Kemudian diuji signifikannya dengan menggunakan uji t (t-test). Uji t (t-test) digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidak an-tara pengaruhvariabel independendengan variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:

t = b1− β1Sb1 Keterangan:

t = nilai t

b1 = Koefisien regresi variabel.15

14Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D,h. 241. 15Nana Danapriatna dan Rony Setiawan, Pengantar Statistika (Cet. I; Yogyakarta: Graha

(45)

Harga t hitung, selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel untuk uji dua pihak (two tail test) pada taraf signifikan 5%, dan dk = n1 + n2 - 2. Bila thitunglebih

besar atau sama dengan ttabel, maka hubungan antar variabel dinyatakan signifikan dan dapat digeneralisasi atau diberlakukan pada sejumlah populasi yang diteliti.

(46)

37

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik di MTsN Gowa.

Gambaran mengenai efektivitas penerapan bahan ajar al-Qur’an Hadis berbasis pendekatan saintifik dapat penulis ketahui melalui partisipasi responden dalam pengisian koesioener/angket yang dibagikan kepada peserta didik MTsN Gowa yang dipilih dengan menggunakan proportionate random sampling. Data diambil dari nilai keseluruhan angket dengan pilihan alternative jawaban 4 = Sangat setuju, 3 = Setuju, 2 = Kurang setuju, 1= Tidak setuju. yang telah dijawab oleh peserta didik MTsN Gowa. Dibawah ini adalah data dari hasil pengisian angket oleh peserta didik.

TABEL 4.1

ANGKET PENDEKATAN SAINTIFIK

NO NAMA

KELAS VIII

SKOR TOTAL

1 Afdal Mahligai Putra VIII 1 43

2 Aliyah VIII 1 31

(47)

4 Anisa VIII 1 41

5 Annisa Nurul Bakri VIII 1 31

6 Anugrah Rahmadani Ahmad VIII 1 35

7 Aulia Putri z VIII 1 56

8 Ayu Andiny VIII 1 52

9 Dini Khaerani VIII 1 52

10 Dwi Resky Wulan s VIII 1 36

11 Faidatus Safira VIII 1 37

12 Fatur Ramadhan VIII 1 31

13 Ferdiansyah VIII 1 36

14 Fitrian Mutmainna VIII 1 35

15 Ghidlurahmanna Sabrina VIII 1 57

16 Ismayanti Amri VIII 1 50

17 Karmila VIII 1 37

18 M. Bilal Pisawali VIII 1 49

19 Marko Melanri VIII 2 36

(48)

21 Muh. Faqi Tajfalah VIII 2 46

22 Muh. Fauzan Fadlurahman VIII 2 36

23 Muh. Ikar VIII 2 37

24 Muh. Rizky Al –Ashari VIII 2 37

25 Muliani VIII 2 37

26 Munawwarah VIII 2 34

27 Naurah Raihani Salsabila VIII 2 53

28 Nur Sakinah VIII 2 49

29 Nurul Amelia Andriani VIII 2 54

30 Nurul Syifa Aulia VIII 2 36

31 Rizkah Magirah VIII 2 43

32 Salsabila Syaki VIII 2 32

33 Syahnabil VIII 2 57

34 Taufik Hidayah VIII 2 46

35 Yudila VIII 2 36

36 Yunita Dwi Pratiwi VIII 2 34

(49)

38 Amanda Putri Rhamadani VIII 3 35

39 Artika Sari Devi VIII 3 33

40 Asriani VIII 3 45

41 Atikah Nasywa VIII 3 63

42 Bayu Aditya Amri VIII 3 50

43 Danu Auliya Rudiyas VIII 3 33

44 Dwi Amalia Pasya VIII 3 56

45 Dwi Rahayu Neisyana Ilyas VIII 3 40

46 Ernawati VIII 3 34

47 Fahira Nurul Kuraeni VIII 3 33

48 Ihsan Tahir VIII 3 53

49 Ilmi Anggun Nurachman VIII 3 51

50 Kurniawan VIII 3 29

51 Lutfiah Luthiah Zulfika VIII 3 32

52 Muh Fikram VIII 3 23

53 Muh Nur Ikhsan VIII 3 48

Gambar

Tabel 3.1: Jumlah Peserta Didik
Tabel 3.2: Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Sistem Penskoran Instrumen Penelitian  Angket (Kuesioner)
TABEL 4.4  HASIL DATA
+2

Referensi

Dokumen terkait

pemberian, pemeliharaan, perluasan, pembekuan atau pencabutan sertifikat. Dalam kasus tersebut, proses keluhan dan banding kepada LSPro-HP PMHP Lampung akan berlaku seperti

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

〔商法九二〕商法二六五条と手形行為東京高裁昭和四二年一〇月一 一日判決 倉沢, 康一郎Kurasawa, Yasuichiro 商法研究会 Shōhō kenkyūkai

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan data yang digunakan berasal dari hasil wawancara dengan sub branch manajer, customer service,

Topik-topik bimbingan untuk meningkatkan kebermaknaan hidup suster yunior Kongregasi FSE antara lain: peranan kebermaknaan hidup; sikap kerja; cara kerja; berpikir kreatif;

Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak..

[r]

Cronos Mandiri Utama, penulis menarik kesimpulan bahwa rancangan Data Warehouse yang tersedia memiliki sifat aksesibilitas dan integritas yang tinggi sehingga dapat digunakan