• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN INDEKS POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN ACEH BARAT BERBASIS WEB SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN INDEKS POTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN ACEH BARAT BERBASIS WEB SKRIPSI"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer

Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh

Nama : Mukhsin Latnihal Nim : 161041020009

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA BANDA ACEH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini terlaksana dengan baik, tak lupa pula salawat dan salam penulis sampaikan kepada Junjungan Nabi kita yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, berserta keluarga dan sahabatnya. Adapun judul skripsi yang penulis ambil adalah “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN INDEKS PONTENSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN ACEH BARAT BERBASIS WEB”.

1. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan dorongan demi selesainya perkuliahan.

2. Dr. Ibu Marniati, M.Kes selaku Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia. 3. Kepada Pak M. Bayu Wibawa S.Kom.,MMSI selaku Ketua Prodi Teknik

Informatika.

4. Kepada M. Bayu Wibawa S.Kom.,MMSI selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Mahendar Dwi Payana, S.ST.,M.T dan Ibu Desita Ria Yusian TB.S.ST.,MT Penguji I dan II.

6. Kemudian kepada teman-teman Prodi Teknik Informatika 2016 yang telah banyak memberikan bantuan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini, semoga budi baiknya diberi imbalan yang setimpal oleh Allah SWT

(7)

vii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari pada kesempurnaan dan banyak mendapatkan kekurangan-kekurangan dan kejanggalan disebabkan pengetahuan yang terbatas. Saran-saran bagi penyempurnaan penulis sangat diharapkan dari semua pihak.

Akhirnya penulis harapkan semoga penulisan karya ilmiah yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Banda Aceh, 27 Oktober 2020

(8)

viii

ABSTRAK

Lahan merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk pengembangan usaha pertanian. Potensi lahan memiliki arti penting dalam pengolahan lahan dan pemanfaatannya. Pemanfaatan lahan sebaiknya sesuai dengan potensi lahan yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan lima parameter dalam menentukan Indeks Potensi Lahan (IPL) yaitu kemiringan lereng, litologi, jenis tanah, curah hujan dan kerawanan bencana banjir. Penelitian ini menggunakan metode pengharkatan,overlay,scoring dan metode tumpang susun. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta indeks potensi lahan Kabupaten Aceh Barat. Peta tersebut menyajikan lima kelas potensi lahan yang terdiri dari kelas sangat rendah, kelas rendah, kelas sedang, kelas tinggi, dan kelas sangat tinggi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa daerah dengan potensi lahan sangat rendah yaitu sebesar 19,69%%, daerah dengan potensi lahan rendah yaitu sebesar 34,35%, daerah dengan potensi lahan sedang yaitu sebesar 20,47%, daerah dengan potensi lahan tinggi yaitu sebesar 15,55% dan daerah dengan potensi lahan sangat tinggi yaitu sebesar 7,65%.

Kata kunci: potensi lahan, Sistem Informasi Geografis, pengharkatan, tumpang susun

(9)

ix ABSTRAK

Land is a natural resource required for agricultural business development. Land potential has an important meaning in land management and utilization. Land use should be in accordance with the land potential that is owned. This study uses five parameters in determining the Land Potential Index (IPL), namely slope, lithology, soil type, rainfall and flood hazard. This study uses the scoring method and the method of overlapping. The results obtained from this study are the land potential index map of West Aceh Regency. The map presents five land potential classes consisting of very low class, low class, medium class, high class, and very high class. The results showed that areas with very low land potential were 19.69%%, areas with low land potential were 34.35%, areas with moderate land potential were 20.47%, areas with high land potential were equal to 15.55% and areas with very high land potential of 7.65%.

(10)

x DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Tujuan penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3 1.6 Keaslian Penelitian ... 4 BAB II ... 6 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Gambaran umum Kabupaten Aceh Barat ... 6

2.1.1 Keadaan wilayah ... 6

2.2.1 Perkembangan Sektor Pertanian ... 7

2.2 Konsep Dasar Sistem ... 7

2.3 Sistem Informasi Geografis ... 8

2.3.1 Definis Sistem informasi Geografis ... 8

2.3.2 Konsep Dasar Data Geografis ... 9

2.3.3 Subsistem GIS ... 10

2.3.4 Komponen SIG ... 12

2.4 Indeks Potensi Lahan ... 14

2.5 Overlay ... 20

2.6 Web ... 22

2.7 Database ... 22

(11)

xi

2.9 XAMPP(Apache Mysql PHP Perl) ... 23

2.10 PHP (Hypertext Preprocessor) ... 24

2.11 Use Case Diagram ... 24

2.12 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 26

2.13 Activity Diagram ... 27

2.14 Black Box Testing ... 28

BAB III ... 29

METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Jenis Penelitian ... 29

3.4 Teknik Analisi data ... 30

3.5 Objek dan alur penelitian ... 31

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 32

3.6.1 Perangkat keras ... 32

3.6.2 Perangkat Lunak ... 32

3.6.3 Bahan Arcgis ... 33

3.6.4 Bahan ... 40

3.7 Penggunaan Rumus ... 44

3.8 Gambaran Umum Sistem ... 46

3.9 Use Care Diagram ... 47

3.10 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 48

3.11 Activity Diagram ... 49

3.12 Database ... 51

3.13 User Interface ... 52

3.14 Pengujian Sistem Black Box ... 59

BAB IV ... 62

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Kabupaten Aceh Barat ... 62

4.2 Parameter Indeks Potensi Lahan ... 63

(12)

xii

4.2.2 Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat ... 64

4.2.3 Peta Litologi Kabupaten Aceh Barat... 65

4.2.4 Peta Curah Hujan Kabupaten Aceh Barat ... 66

4.2.5 Peta Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Aceh Barat ... 67

4.3 Indeks Potensi Lahan Kabupaten Aceh Barat ... 68

4.4 Tampilan Website Admin Peta Pemetaan Aceh Barat ... 72

4.5 Tampilan Website User/Masyarakat Peta Pemetaan Aceh Barat ... 79

4.5.1 Tampilan Home User ... 79

4.5.2 Tampilan Map/parameter User ... 79

4.5.3 Tampilan Menu Map ... 80

4.5.4 Tampilan Saran user ... 82

4.5.5 Tampilan Menu Keterangan ... 83

4.5.6 Tampilan Potensi Lahan Pertanian Zoom user ... 84

4.6 Pengujian Sistem Black Box` ... 85

BAB V ... 88

KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 88

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tabel Keaslian Penelitian ... 4

Tabel 2.1. Harkat Kemiringan Lereng ... 18

Tabel 2.2 Harkat Litologi ... 19

Tabel 2.3. Harkat Jenis Tanah ... 20

Tabel 2.4. Harkat Curah Hujan ... 20

Tabel 2.5. Harkat Kerawanan Banjir ... 21

Tabel 2.6. Simbol Use Case Diagram ... 27

Tabel 2.7. Entity Relationhip Diagram ... 28

Tabel 2.8. Simbol Activity Diagram ... 29

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 3.2. Admin ... 48

Tabel 3.3. Map ... 48

Tabel 3.4.Nilai ... 49

Tabel 3.5.Kecamatan ... 49

Tabel 3.6 Parameter ... 50

Tabel 3.7.Pengujian Black box testing pada admin ... 58

Tabel 3.8 Pengujian Black box testing pada user ... 59

Tabel 4.1 Kemiringan Lereng Kabupaten Aceh Barat ... 63

Tabel 4.2 Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat ... 64

Tabel 4.3 Litologi Kabupaten Aceh Barat ... 65

Tabel 4.4 Curah Hujan Kabupaten Aceh Barat ... 66

Tabel 4.5 Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Aceh Barat ... 63

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 31

Gambar 3.2 Peta Arcgis Kemiringan Lereng ... 34

Gambar 3.3. Peta Arcgis Jenis Tanah ... 36

Gambar 3.4.Peta Argis Curah Hujan ... 37

Gambar 3.5.Peta Arcgis Litologi ... 37

Gambar 3.6.Peta Arcgis Kerawaanan Bencana Bajir ... 38

Gambar 3.7.Peta Rancanagan Gabungan 5 Parameter ... 39

Gambar 3.8 Peta Kemiringan Lereng... 40

Gambar 3.9.Peta Curah Hujan ... 41

Gambar 3.10.Peta Jenis Tanah ... 42

Gambar 3.11.Peta Kerawanan Banjir ... 42

Gambar 3.12.Peta Litologi ... 43

Gambar 3.13.Peta Administrasi Aceh Barat ... 44

Gambar 3.14.Gambaran Umum Sistem ... 46

Gambar 3.15.Gambaran Usecase Diagram Sistem ... 47

Gambar 3.16.Entity Relationship Diagram ... 48

Gambar 3.17 Activity Diagram Kelola Parameter ... 49

Gambar 3.13.Activity Diagram Kelola Peta ... 53

Gambar 3.14.Form Registrasi Administrator ... 54

Gambar 3.15.Form login Administrator ... 54

Gambar 3.16.Halaman Admin ... 55

Gambar 3.18 Halaman Parameter ... 55

Gambar 3.19 Halaman Peta ... 56

Gambar 3.19 Halaman Keterangan ... 56

Gambar 3.21Halaman Saran ... 56

Gambar 3.22 Halaman User ... 57

Gambar 3.23 Halaman Kecamatan ... 58

Gambar 3.24 Halaman Saran dan masukan ... 58

(15)

xv

Gambar 4.1 Peta Administrasi Aceh barat ... 62

Gambar 4.2 Kemiringan Lereng Aceh barat ... 64

Gambar 4.3 Jenis Tanah Aceh barat ... 65

Gambar 4.4 Litologi Aceh barat ... 66

Gambar 4.6 Peta Curah hujan Aceh barat ... 67

Gambar 4.7 Peta Kerawanan Bencana banjir Aceh barat ... 68

Gambar 4.8 Peta indeks Potensi Lahan Aceh barat ... 71

Gambar 4.9 Menu pendaftaran Aceh barat ... 72

Gambar 4.10 Menu Login Aceh barat ... 73

Gambar 4.11 Menu Home Aceh barat ... 73

Gambar 4.12 Menu Tampilan Home Keterangan Aceh barat ... 74

Gambar 4.13 Menu Edit admin Home Aceh barat ... 74

Gambar 4.14 Menu Map/Parameter Aceh barat ... 75

Gambar 4.15 Menu Tampilan Edit Parameter Aceh barat ... 76

Gambar 4.16 Menu Edit Parameter Home Aceh barat ... 76

Gambar 4.17 Menu Saran Admin Aceh barat ... 77

Gambar 4.18 Menu Keterangan Admin Aceh barat ... 78

Gambar 4.19 Home User ... 79

Gambar 4.20 Menu Map ... 80

Gambar 4.21 Menu keterangan Parameter ... 80

Gambar 4.22 Menu Saran ... 80

Gambar 4.23 Menu keterangan ... 80

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Balasan surat dari Dinas Pendidikan Aceh Barat ... 89 Lampiran 1. Balasan surat dari Dinas Pendidikan Aceh Barat ... 90 Lampiran 1. Data Hasil Wawancara dengan Dinas Pertanian ... 91

(17)

Kabupaten Aceh Barat merupakan kabupaten agraris yang berada di Provinsi Aceh. Sebagai daerah agraris maka mata pencarian utama penduduknya adalah sektor pertanian dengan 12 kecamatan dan luas lahan 28.197 Ha menjadikan pertanian merupakan salah satu mata pencarian terbanyak di aceh barat. Analisis indeks potensi lahan pertanian sangat di perlukan karena dari tahun 2017-2018 lahan pertanian terus menurun di karena kan banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke lahan perkebunan sehingga lahan pertanian terus menurun.

Dalam hal ini Kabupaten Aceh Barat khususnya Dinas Pertanian belum pernah melakukan pemetaan terhadap seberapa besar potensi lahan pertanian khususnya lahan pertanian sawah, sehingga potensi lahan pertanian sawah tidak terdata dengan baik. Selanjutnya perlu dilakukan pemetaan secara menyeluruh di 12 kecamatan yang ada di Aceh Barat terhadap sebarapa potensi lahan pertanian sawah di kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan Teknologi Sistem informasi Geografis berbasis web. Keterbatasan informasi tentang potensi lahan di Kabupaten Aceh Barat menyebabkan sebagian besar potensi sumber daya lahan yang tersedia belum dapat di manfaatkan secara optimal. Penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Barat dari yang awalnya lahan pertanian banyak di alih fungsi kan menjadi lahan sawit dan tanaman palawija dan jik di biarkan terus menurut akan berdampak pada pengurangan lahan pertanian yang ada di Kabupaten Aceh Barat maka dari itu perlunya pemetan lahan khusunya petanian untuk meningkatkan potensi lahan pertanian yang ada di Aceh Barat.

(18)

Dari permasalahan dibutuhkan pemetaan lahan petanian yang ada di Aceh Barat untuk mencari informasi, dibutuhkan sebuah sistem Teknologi Informasi Geografis Berbasis Web untuk mempermudah masyarakat dan Dinas pertanian dalam mengoptimalkan dan mengelola lahan pertanian yang ada di Aceh Barat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan ,maka capaian yang di harapakan masyarakat dapat dengan mudah melihat tanah mana saja yang mungkin berpotensi untuk di buka lahan pertanian dan Dinas pertanian juga dapat dengan mudah membuat program program untuk meningkatkan lahan pertanian dan di harapkan dapat berkembang pembangunan khusunya di sektor pertanian yang lebih baik di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan lahan pertanian yang ada di Kabupaten Aceh Barat. 1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka identifikasi masalah adalah: 1. Dinas Pertanian belum memilik informasi berbasi online/digital

mengenai lahan pertanian yang ada di Aceh Barat karena belum tersedianya media/aplikasi tentang lahan pertanian yang ada di Aceh Barat, Sehingga masyarakat belum dapat menglihat lahan mana saja yang berpotensi untuk di buat lahan pertanian.

2. Berkurangnya lahan pertanian di Aceh Barat akibat alih fungsi ke perkebunan di karenakan kurang nya pemahaman masyarakat di bidang pertanian sehingga menyebabkan kurangnya pemasukan di sektor pertanian.

(19)

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian adalah :

1. Penelitian ini mengambil batasan masalah yaitu melakukan analisis tingkat potensi lahan untuk lahan sawah di Aceh Barat

2. Sampel mapping pada pertanian ini di Kabupaten Aceh Barat. 3. Pembuatan Peta menggunakan Aplikasi ArcGIS .

1.4 Tujuan penelitian

Adapun Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Membuat Teknologi sistem Informasi Geografis

2. Memberi pemahaman kepada masyarakat terkait dengan kentungan yang di dapatkan dari lahan pertanain dari pada lahan sawit.

3. Membantu Dinas Pertanian dalam mengelola lahan pertanian berbasis Web

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapaat member manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai acuan bagi masyarakat Kabupaten Aceh Barat, khusunya sebagai bahan masukan kepada pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat dengan kaitannya untuk perencanaan lahan yang didasarkan terhadap indeks potensi lahan dan memberi informasi tentang seberapa besar potensi lahan untuk pemanfaatan lahan dan pengembangan wilayah dalam bidang pertanian di Kabupaten Aceh Barat.

(20)

2. Pemerintah perlu mengsosialisasikan perbandingan keuntungan lahan pertanian dan lahan sawit sehingga masyarakat paham dan diharapkan tidak beralih ke lahan sawit.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian yang terkait dengan pemetaan indeks potensi lahan pertanian yang dilakukan oleh beberapa penelititan dapat dilihat pada Tabel 1.1

Table 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Hamrani (2014) Analisis Pengaruh Potensi Lahan Pertanian Sawah Berdasarkan Indeks Potensi Lahan (IPL) Di Kabupaten Wonosobo

Overlay Hasil yang di dapatkan berupa peta potensi lahan sawah dan lima kelas Indeks potensi lahan yang di dominasi oleh kelas indeks potensi lahan sedang seluas 70,76 Km2. 2 Chandranegara (2014) Analisis Pemetaan Indeks Potensi Lahan Di Kabupaten Magelang Menggunakan Sistem Informasi Geografi

scoring Hasil dari penelitian tersebut berupa peta sebaran potensi lahan pertanian di Kabupaten Magelang, luas lahan yang mendominasi adalah luas lahan rendah seluas

(21)

5.609,43 ha. 3 Mirza Aulia (2016) Pemetaan Indeks Potensi Lahan Pertanian Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Pidie Jaya scoring dan subjective mathin Hasil yang di dapatkan berupa Klasifikasi indeks potensi lahan sangat tinggi dengan luas 13,84 km2 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terhadap indeks potensi laha

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa pemetaan indeks potensi lahan pertanian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, di mana sama-sama menggunakan aplikasi ArcGIS sebagai pengolah data dan sama-sama menggunakan pemetaan .

Adapun perbedaannya yaitu terdapat pada jenis dan jumlah parameter yang digunakan pada masing-masing penelitian dan juga ada yang menggunakan pemetaan lahan ada yang menggunakan dampak yang terjadi dan juga ada yang melakukan pengevaluasian lahan yang ada di wilayah tersebut dengan menggunakan sistem informasi Geografis berbasis web.

(22)

Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai Barat dan Selatan pulau Sumatra yang membentang dari barat ke Timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km².

2.1.1 Keadaan wilayah

Meulaboh adalah ibukota Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 175 km tenggara kota Banda Aceh di Pulau Sumatra. Letak Geogfafis (04°06’ - 04°47’ Lintang Utara 95°52’-96°30’ Bujur Timur) dengan Luas daerah 2.927,95 Km2 Yang memiliki kecamatan 12 dan dan Desa 322, Sebelum dikenal dengan sebutan Meulaboh, dahulunya kawasan pantai ini bernama pasi Karam. Penyebutan Meulaboh diduga kuat terkait dengan letaknya yang berdekatan dengan laut sehingga menjadikannya sebagai kawasan pelabuhan strategis (www.acehbaratkab.go.id, 2016).

(23)

2.2.1 Perkembangan Sektor Pertanian

Kabupaten Aceh Barat dikenal sebagai salah satu kabupaten yang masyarakatnya manyoritasnya adalah petani dengan luas lahan 28.197 Ha dan dari tahun 2017-2018 dan tahun 2018-2019 luas lahan 14.678 lahan pertanian yang ada di Aceh Barat turus menurun akibat alih fungsi ke lahan sawit

2.2 Konsep Dasar Sistem

Sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan tersusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sistem dapat didefenisikan suatu totalitas himpunan atau bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain sehingga menjadi kesatuan yang terpadu untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Untuk lebih jelasnya maka berikut ini dibahas beberapa pengertian sistem menurut para ahli :

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu( (fitzgerald, 2001),

Sistem dapat abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi – konsepsi yang saling bergantung. Sistem yang bersifat fisik adalah unsure yang berkerja sama untuk mencapai tujuan( (Dourus, 2001).

Dari defenisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang di maksud dengan sistem adalah unsur yang saling berkaitan dan bersifat ketergantungan satu

(24)

sama lain, seta berinteraksi antara unsure yang satu dengan unsur yang lainnya berdasarkan pada suatu prosedur yang teratur mecapai stau sasaran.

2.3 Sistem Informasi Geografis

SIG merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi.Definisi SIG selalu berubah karena SIG merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru.

2.3.1 Definis Sistem informasi Geografis

Geografi dapat didefinisikan sebagai informasi mengenai permukaan bumi dan semua objek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengoraganisasian bagi semua tindakan selanjutnya. Beberapa permasalahan dapat dipecahkan melalui geografi seperti pemilihan lokasi,target lapisan pemasaran,perencanaan penyebaran jaringan, kalangan industri, potensi hasil alam suatu daerah, atau penulisan kembali batas-batas wilayah suatu Negara.

GIS (Geographic Information Sistem) adalah sistem yang berbasiskan computer (CBSI) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis.SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis.Dengan demikian, SIG merupakan sistem computer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis adalah masukan, manajemen data, analisis dan manipulasi data, keluaran ( (Prahasta, 2005).

(25)

Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem yang mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilakan data secara spatial (keruangan) mereferensikan kondisi bumi.Teknologi GIS mengintegrasikan operasi – operasi umum database, seperti query dan analisa statistic, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.

Terdapat berbagai macam defenisi sistem informasi geografis, tetapi pada intinya sistem informasi geografis adalah sebuah sistem untuk pengolahan penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan (display) data yang tekaitdengan permukaan bumi.

2.3.2 Konsep Dasar Data Geografis

Sistem Informasi Geografis sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas dan sukar untuk didefinisikan secara tepat. Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan dari sudut pandangnya masing-masing sehingga muncul beberapa istilah tentang Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyempurnaan, pengambilan kembali, transformasi dan visualisasi dari data spasial bumi untuk kebutuhan tertentu

1. Jenis Dasar Informasi Peta

Peta digital menyimpan dua jenis informasi dasar yaitu:

a. Informasi spesial yang menjabarkan lokasi dan bentuk dari fitur geografi dan hubungan spesial pada feature lainnya

(26)

b. Informasi deskriptif (non spatial) yang berisi keterangan /atribut dari suatu fitur ( (Prahsta, 2006).

2. Jenis Feature Geografi

Adapun Jenis-Jenis dari fitur-fitur geografi adalah sebagai berikut: a. Point/titik adalah lokasi diskrit, biasanya digambarkan sebagia

simbol satau label. Point Biasanya juga digunakan untuk menggambarkan lokasi yang tidak mempunyai luasan seperti titik tinggi atau puncak gunung.

b. Line atau arc/garis adalah fitur yang dibentuk oleh sekumpulan koordinat yang saling berhubungan.

c. Polygon/luasan (area) adalah fitur luasan yang di bentuk dari garis yang tertutup menggambarkan suatu area yang homogen. Biasanya digunakan untuk menggabarkan suatu fitur seperti batas Negara, kecamatan, danau dll( (www.IlmuKomputer.com, 2003) 2.3.3 Subsistem GIS

Berdasarkan defenisi sistem Informasi Geografis (GIS), maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem (Prahasta, 2009)sebagai berikut :

1. Subsistem Masukan Data(input).

Subsistem ini digunakan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi data digital, sebelum dimasukkan ke computer. Ada dua macam data geografi, yaitu data spasial dan non spasial:

(27)

a. Data Spasial (keruangan),yaitu data yang menunjukkan ruang lokasi atau tempat dipermukaan bumi. Data spasial berasal daripeta analog, foto udara dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak kertas. Ada 2 macam data spasial yaitu data raster dan data vektor. b. Data Raster: Model data raster menampilka menempatkan dan menyimpan spasial denga menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang menggunakan grid. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya (sel grid)dipermukaan bumi. Contoh data raster adalah citra satelit misalnyaSpot, Landsat, dll. Konsep model data ini adalah dengan 16 memberikan nilai yang berbeda untuk tiap-tiap pixel atau grid dari kondisi yang berbeda.

c. Data Vektor: Model data vektor yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, atau kurva atau polygon beserta atribut atributnya. Bentuk dasar representasi data spasial didalam sistem model data vector, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). (Budiyanto, 2010),

d. Data non-spasial, yaitu data yang berupa text atau angka. Datanon-spasial ini akan menerangkan data Datanon-spasial atau sebagai dasaruntuk menggambarkan data spasial, dari data non-spasial ininantinya dapat dibentuk data spasial. Data non-spasial disebut jugasebagai atribut yang menjelaskan suatu informasi, data atribut inidiperoleh

(28)

dari statistic, sensus, catatan lapangan dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya.

2.3.4 Komponen SIG

Terdapat beberapa komponen utama dalam membangun sebuah Sistem Informasi Geografis (Rahmat, 2006), sebagai berikut.

1. Hardware

GIS membutuhkan computer untuk penyimpanan dan pemproresan data. Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe GIS itu sendiri.GIS dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil dan sebaliknya. Ketika GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang besar pula serta host untuk client machine yangmendukung penggunaan multiple user. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data vektor maupun data raster penyimpanannya 18 membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. Untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang disebut digitizer. Dalam perkembangan teknologi mobile saat ini, kini GIS bukan hanya dapat diakases melalui computer melainkan sudah mampu diakses melalui smartphone.

(29)

2. Software

Dalam pembuatan GIS di perlukan software yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen software GIS adalah:

a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis b. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

c. Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool

geografi.

Inti dari software GIS adalah software GIS itu sendiri yang mampu menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query dan analisa data geografi. Modul dasar perangkat lunak SIG : modulpemasukan dan pembetulan data, modul penyimpanan dan pengorganisasian data, modul pemrosesan dan penyajian data, modul transformasi data, modul interaksi dengan pengguna (input query). 3. Data

a. SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatu sistem antar muka dan sistem query danbasis data dibangun untuk aplikasi multiuser.

(30)

b. SIG merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis)dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data non-spasialsekaligus

2.4 Indeks Potensi Lahan

Indeks potensi lahan adalah upaya penilaian lahan sesuai potensinya. Indeks potensi lahan merupakan proses yang berhubungan dengan lahan untuk kegunaan umum yang dinyatakan dengan angka. Beberapa manfaat dari Indeks Potensi Lahan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui nilai potensi lahan pada suatu kawasan serta memberikan informasi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, agar lahan dapat dipergunakan secara lebih efektif.

2. Penunjuk kondisi lahan di suatu wilayah yang bertujuan untuk kesejahteraan..

3. Mendukung peruntukan penggunaan lahan untuk kesesuaian lahan. 4. Sebagai bahan untuk perencanaan kualitas pertanian.

Indeks potensi lahan dilakukan dengan pembagian kelas, yaitu evaluasi yang dilaksanakan dengan cara mengelompokkan lahan ke dalam beberapa kategori berdasarkan 5 parameter yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, litologi, curah hujan dan kerawanan bencana. (Sitorus, 1998),

Potensi lahan dinyatakan dengan nilai angka yang disebut Indeks Potensi lahan (IPL). Besarnya indeks potensi lahan ditentukan oleh pengharkatan 5 faktor perhitungan formula rasional, berikut rumus perhitungan formula rasional ( (Hamranani, 2014),

(31)

Keterangan :

IPL = Indeks Potensi Lahan R = Harkat kemiringan lereng L = Harkat litologi

T = Harkat jenis tanah H = Harkat Curah Hujan B = Harkat kerawanan bencana

Indeks Potensi Lahan (IPL) menyatakan potensi relatif lahan untuk kegunaan umum. Semakin tinggi nilai IPL maka semakin tinggi pula kemampuan lahan tersebut apabila digunakan untuk kegiatan pengolahan lahannya sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Potensi lahan dapat digolongkan dengan menggunakan rumus (Nugroho, 2009),

ITK=NilaiMax−NilaiMin

JumblahKelas

Keterangan : ITK = Interval Tingkat Kerentanan Nilai Max = Nilai tertinggi

Nilai Min = Nilai terendah

Jumlah Kelas = Jumlah keseluruhan kelas Rumus : IPL = ( R + L + T + H) . B

(32)

Berdasarkan rumus di atas setelah melakukan perhitungan dan mendapatakan nilai untuk dimasukan kedalam peta peta kecamatan dari nilai terrendah sampain nilai tertinggi.

• Sangat rendah : (3,6 – 7,28)

• Rendah : (7,29 – 10,96)

• Sedang : (10,97 – 14,64)

• Tinggi : (14,65 – 18,32)

• Sangat Tinggi : (18,33 – 22

Berikut ini merupakan tabel Berikut ini merupakan tabel untuk penilaian harkat pada tiap parameter peta-peta yang dibutuhkan untuk membuat peta indeks potensi lahan:

1. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng merupakan sudut rata-rata antara bidang datar di permukaan bumi terhadap suatu garis atau bidang miring yang ditarik dari titik terendah sampai titik tertinggi pada permukaan bumi terhadap suatu bentuk lahan. Harkat faktor kemiringan lereng dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Harkat kemiringan lereng

NO Kemiringan Lereng Harkat

1. Datar – landai (0 – 5) 5 2. Berombak – bergelombang (5 – 15) 4 3. Berbukit rendah (15 – 25) 3 4. Berbukit (25 – 45) 2 5. Bergunung (> 45) 1 (Sumber : (Hamranani, 2014),

(33)

2. Litologi

Harkat litologi berdasarkan pada jenis batuannya. Faktor litologi atau jenis batuan adalah salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai potensi lahan. Faktor batuan berpengaruh karena jenis-jenis batuan akan mempengaruhi bentuk lahan yang ada. Harkat faktor litologi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Harkat Litologi

No. Jenis Batuan Harkat

1. Alluvium/coluvium 10

2. Batuan piroklastik 8

3. Batuan gamping 5

4. Batuan beku masif 5

5. Sedimen klastik berbutir kasar 5 6. Sediment gampingan & metamorf 3 7. Sedimen kalstik berbutir halus 2 (Sumber : Hamranani, 2014)

3. Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi, di mana jenis tanah akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan kemampuan tanah seperti drainase permukaan dan infiltrasi tanah. Tanah memiliki peranan penting bagi penentuan indeks potensi lahan dikarenakan tanah menjadi wahana jelajah akar, menyediakan air, udara, dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Harkat faktor jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 2.3.

(34)

Tabel 2. 3 Harkat Jenis Tanah

No. Jenis Tanah Harkat

1. Aluvial 5 2. Andosol 4 3. Podzol 3 4. Litosol 2 5. Regosol 1 (Sumber : Hamranani, 2014) 4. Curah Hujan

Faktor curah hujan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap indeks potensi lahan, dikarenakan tingkat kandungan air dalam penilaian sebuah potensi lahan sangat diperlukan. Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Tinggi rendahnya curah hujan akan berpengaruh terhadap kualitas lahan pertanian, daerah yang mempunyai curah hujan tinggi maka daerah tersebut lebih berpengaruh terhadap potensi lahan. Harkat faktor curah hujan dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4 Harkat Curah Hujan

No. Curah Hujan (mm/tahun) Harkat

1. >4.000 4

2. 3.000-4.000 3

3. 2.000-3.000 2

4. 1.000-2.000 1

(35)

5. Kerawanan Bencana Banjir

Faktor kerawanan bencana merupakan faktor penghambat dalam penentuan indeks potensi lahan. Wilayah yang memiliki kerawanan bencana banjir tinggi, memiliki harkat yang kecil, sedangkan wilayah yang tidak berpotensi bencana memiliki harkat yang besar. Harkat faktor banjir dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Harkat faktor kerawanan banjir dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Harkat Kerawanan Banjir

No. Kerawanan Banjir Harkat

1. Tanpa 1,0 2. Ringan 0,8 3. Sedang 0,7 4. Berat 0,6 5. Sangat berat 0,5 (Sumber : Hamranani, 2014)

(36)

2.5 Overlay

Menurut (Prahasta, 2006), Overlay merupakan prosedur utama dalam analisis SIG (Sistem Informasi Geografis). Overlay memiliki peran dalam menempatkan satu peta di atas peta lainnya dalam arti lain overlay menumpang tindihkan suatu peta digital pada peta digital yang lain dan hasil akhirnya berupa peta gabungan dari peta keduanya. Overlay peta dilakukan minimal dengan 2 jenis peta yang berbeda secara teknis, jika dilihat data atributnya maka akan terdiri dari informasi peta pembentuknya.

Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk menggabungkan dua peta atau lebih dari satu daerah yang sama namun beda atribut di antaranya ( (Prahasta, 2005), :

1. Dissolve themes

Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon

yang mempunyai data atribut yang identik atau sama dalam poligon yang berbeda. Peta input yang telah dilakukan digitasi yaitu poligon-poligon yang berdekatan dan memiliki warna yang sama masih terpisah oleh garis poligon. Fungsi dissolve dalam hal ini menghilangkan garis-garis poligon tersebut dan menggabungkan yang terpisah menjadi sebuah poligon besar dengan warna atau atribut yang sama.

(37)

2. Merge themes

Merge themes adalah suatu proses penggabungan 2 layer atau lebih menjadi 1 buah layer dengan atribut yang berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi, dan layer-layer itu saling menempel satu sama lain.

3. Clip on themes

Clip one themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah yang kecil, misalnya berdasarkan wilayah administrasi desa atau kecamatan. Suatu wilayah besar diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batas administrasi yang kecil, sehingga layer yang akan dihasilkan yaitu layer dengan luas yang kecil beserta atributnya.

4. Intersect themes

Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer

input atau masukan dengan atribut dari tema atau overlay untuk

menghasilkan output dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme.

5. Union themes

Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan

poligon dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.

(38)

6. Assign data themes

Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur

theme kedua ke fitur theme pertama yang berbagi lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu menggabungkan kedua tema dan atributnya.

2.6 Web

World Wide Web atau lebih sering dikenal sebagai Web adalah layanan Internet yang paling banyak memiliki tampilan grafis dan kemampuan link yang sangat bagus. Keistimewaan inilah yang telah menjadikan Web sebagai service yang paling cepat pertumbuhannya. Web mengizinkan pemberian highlight (penyorotan/penggaris bawahan) pada kata-kata atau gambar dalam sebuah dokumen untuk menghubungkan atau menunjuk ke media lain seperti dokumen, frase, movie clip, atau file suara. Web dapat menghubungkan dari sebarang tempat dalam sebuah dokumen atau gambar ke sebarang tempat di dokumen lain. Dengan sebuah browser yang memiliki Graphical User Interface (GUI), link-link dapat dihubungkan ke tujuannya dengan menunjuk link tersebut dengan mouse dan menekannya ( (Ermita, 2013), 28-29).

2.7 Database

Menurut (mirza, 2013) (anhar, 2010), Database adalah “informasi yang diorganisasikan dan disimpan dengan cara tertentu”. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip. Secara mudahnya database bisa dibayangkan seperti sebuah lemari arsip. Arsip-arsip yang

(39)

disimpan dalam lemari tersebut tentu saja akan disimpan berdasarkan kelompok atau jenisnya dan ditempatkan dengan suatu aturan dan cara tertentu.

2.8 MySQL

Menurut Anhar (2010:21) berpendapat MySQL (My Structure Query Language) adalah “sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Manajement System) atau DBMS (Database Manajement System) dari sekian banyak DBMS (Database Manajement System), seperti Oracle. MS SQL, Postage SQL, dan lain-lain” .

Menurut Ahmar (20 (ahmad, 2013) bahwa “MySQL adalah sistem yang berguna untuk melakukan proses pengelolaan database”.Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa MySQL adalah suatu sistem manajemen yang berbasis data untuk melakukan proses pengelola database.

2.9 XAMPP(Apache Mysql PHP Perl)

XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Dengan kata lain, XAMPP meliputi sejumlah program web lengkap yang biasa digunakan untuk pemula web (Nugroho, 2013),

Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah

(40)

digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya.

2.10 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman script yang membuat dokumen HTML yang akan dieksekusi di server web. Kemampuan PHP yang paling sering digunakan adalah dukungan ke berbagai jenis database. Aplikasi untuk pembuatan grafik (chart) dari hasil suatu proses statistik atau sekedar memvisualkan data juga telah tersedia. Semuanya dibuat dengan library yang diberikan oleh PHP dan komunitas pengembangnya (Sidik, 2014).

2.11 Use Case Diagram

Menurut (dkk, 2013 :) Diagram use case adalah diagram yang bersifat status yang memperlihatkan himpunan use case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas). Diagram ini memiliki dua fungsi, yaitu mendefinisikan fitur apa yang harus disediakan oleh sistem dan menyatakan sifat sistem dari sudut pandang user. Pada Tabel 2.1 terdapat Use Case Diagram (Murad dkk,2013 : 57):

(41)

Tabel 2. 6 Simbol Use Case Diagram

Simbol Deskripsi

1 Use case Fungsionalitas yang disediakan sistem

sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama use case. 2 Aktor/actor Orang, proses, atau system lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem

informasi aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan

menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.

3 Assosiasi/associaton Komunikasi antara actor dan use case yang berpartisipasi atau memiliki interaksi dengan aktor.

4 Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan

spesialisasi (umum- khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.

5 Menggunakan / include /uses <<extend>>

Relasi use case tambahan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan.

6 Extensi/extend - - - - <<extend>> - - -

Komunikasi antara actor dan use case yang berpartisipasi atau memiliki interaksi dengan aktor.

(42)

2.12 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut (Yuliawan, 2014). ERD adalah (rosa, 2014) diagram dari sistem yang menggambarkan hubungan antara entitas beserta relasinya yang saling terhubung, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Seperti pada Tabel 2.2 menjelaskan model ERD.

Tabel 2. 7 Entity Relationship Diagram(ERD)

Simbol Keterangan

1 Entitas Kumpulan dari objek yang dapat di identifkasikan secara unik.

2 Relasi Relasi yaitu hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entitas. Jenis hubungan antara lain: satu ke satu, satu ke banyak, dan banyak ke banyak.

3 Atribut Atribut yaitu karakteristik dari entity atau relasi yang merupakan penjelasan detail tentang entitas.

4 hubungan Hubungan antara entity dengan

atributnya dan himpunan entitas dengan himpunan relasinya.

(43)

2.13 Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Perlu diperhatikan bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas (Rosa,Shalahuddin, 2014:162):

Table 2. 3 Simbol Activity Diagram

Simbol Deskripsi

Status Awal Status Awal Aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal

Aktivitas Aktivitas yang di lakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata keja

Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu

Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas

digabungankan menjadi satu Statur akhir Status akhir yang dilakukan sistem

sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir

(44)

2.14 Black Box Testing

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dieksekusi pada perangk at lunak dan kemudian keluar dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai yang diharapkan.

Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam katagori: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja

(45)

Metode dalam penelitian ini yaitu metode scoring dan overlay dengan lima parameter yaitu kemiringan lereng,curah hujan,litologi,kerawanan bencana banjir dan jenis tanah dan penggunaan lahan. Parameter-parameter dalam bentuk skoring dari masing-masing klasifikasi yang telah ditentukan. Setelah pemberian skor akan dilakukan metode overlay atau tumpang susun peta

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan data potensi lahan pertanian di kabupaten Aceh Barat maka penulis melakukan penelitian pada Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat yang berlokasi di jalan Imam Bonjol, kabupaten Aceh barat Provinsi Aceh. Selama Delapan bulan yakni pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2020.

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatis yaitu prosedur penelitian data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Octaviani, 2015). Hal ini berdasarkan pada tujuan dan sasaran yang dilakukan, dan berguna untuk mengetahui kondisi lahan sehingga dapat dilakukan penetuan kesesuain kawasan peruntukan lahan pertanian melalui kriteria yang telah ditetapakan.

(46)

3.4 Teknik Analisi data

Analisis SIG yang digunakan adalah menggunakan (scoring) dan tumpang susun(overlay) tehadap parameter-parameter yang digunakan antara lain kemiringan lereng, litologi, jenis tanah, curah hujan serta kawasan kawasan bencana (banjir). Parameter yang digunakan merupakan data sekunder yang diperloreh dari instansi terkait. Tiap parameter diberi harkat sesuai dengan pengaruhnya terhadap potensi lahan daerah kajian. Harkat dari tiap parameter tersebut kemudian dijumlahkan (pendekatan berjenjang), kecuali parameter kerawanan bencana (banjir). Faktor kerawanan bencana ini merupakan factor penghambat yang nantinya digunakan sebagai faktor pengali pada hasil penjumlahan harkat dari parameter-parameter lainnya. Hasil analisis tersebut adalah unit satuan pemetaan spasial berupa indeks potensi lahan. Potensi lahan bagi menjadi lima kelas yaitu kelas sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.

Pada tahap analisis ini akan dilakukan overlay terhadap semua peta tematik parameter tersebut. Overlay yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay intersect yang terdapat pada Arctoolbox. Untuk langkah selanjutnya semua parameter yang akan digunakan dalam bentuk vector. Dari tiap peta parameter diperlukan satu kolom yang merupakan kolom harkat, sehingga untuk, melakukan analisis Intersect ini di pilih field yang berupa kolom harkat. Google

Earth digunakan untuk mencari keakuratan akurat dari penelitian dengan

(47)

3.5 Objek dan alur penelitian

Alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Adapun tahapan dari alur penelitian di atas sebagai berikut 1. Studi Literatur

Tahap ini dilakukan untuk mencari informasi sehubungan dengan sistem sistem yang telah dibangun menggunakan web

2. Pengumpulan data

Tahap ini proses pengumpulan data di antaranya data Kemiringan lerang, Peta litoligi Peta Curah hujan, Peta jenis tanah, Peta Kerawanan Bencana

(48)

3. Identifikasi Masalah

Tahap ini Proses pencarian permasalahan dan proses mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan

4. Scoring

Tahap ini proses pemberian score pada data data yang telah ada 5. Overlay

Tahap ini proses pembuatan pemetaan lahan pertanian yang telah di buat

6. Pembuatan laporan

Pada tahap ini adalah penulisan laporan penelitian yang meliputi hasil pengujian, analisa sistem dan diakhiri dengan kesimpulan.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

Dalam pembuatan pemetaan lahan pertanian berbasis web di butuhkan alat alat dan bahan sebagai berikut

3.6.1 Perangkat keras

Dalam pembuatan peta indeks potensi lahan diperlukan perangkat keras yang penulis gunakan 1 unit komputer dengan spesifikasi pendukung untuk menjalankan software Arcgis.

3.6.2 Perangkat Lunak

Perancangan perangkat yang digunakan untuk membangun sistem ini meliputi:

1. ArcGis untuk pengolahan data, dalam pembuatan peta indeks potensi

(49)

2. Xampp Untuk Membuat database

3. Visual studio code untuk sebagai tools membuat web

3.6.3 Bahan Arcgis

Data Arcgis merupakan data yang nantinya digunakan untuk membuat peta Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, Curah Hujan, Litologi, Kerawana Bencana Banjir kemudian setelah data ini di dapatkan kemudian di proses untuk membuat peta parameter dan setelah peta peta parameter di buat barulah di gabukan 5 lima data tersebut untuk mendapatkan 1 Peta yang merupakan peta Indeks Potensi Lahan Pertanian di Kabupaten Aceh Barat dan data tersebut yang nanti nya di lihat oleh masyarakat.

1. Peta Arcgis Kemiringan Lereng Kabupaten Aceh Barat

Peta Arcgis Kemiringan Lereng ini merupakan peta yang nantiknya digunakan untuk membuat peta kemiringan lereng di kabupaten Aceh Barat. Data peta ini diambil di website https://tanahair.indonesia.go.id/p ortal-web dan data tersebut di masukan ke arcgis untuk memotong peta Aceh Barat lalu metode (SLOPE) untuk mengubah data tif ke shp dan menggunakan symbology untuk membedakan kemiringan lereng. Dapat di lihat pada gambar 3.2.Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.2

(50)

2. Peta Arcgis Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat

Peta Arcgis Jenis Tanah ini menurukan peta jenis – jenis tanah yang nantinya digunakan untuk membedakan jenis jenis tanah yang ada di Aceh Barat. Data peta ini di ambil di http://www.info-geospasial.com/ dan data tersebut di masukan ke arcgis untuk memotong peta Aceh Barat lalu dengan menggunakan symbology untuk membedakan jenis – jenis tanah. Dapat di lihat pada gambar 3.3 Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.3

(51)

3. Peta Arcgis Curah hujan Kabupaten Aceh Barat

Peta Arcgis Curah hujan merupakan prediksi curah hujan yang di ambil di Website resmi BMKG http://dataonline.bmkg.go.id/home dan data yang di ambil merupakan data bulanan yang nantinya di gabungkan menjadi data tahunan dan dimasukan kedalam peta arcgis dan di proses melalui Microsof Excel untuk menggabungkan data curah hujan bulanan setelah itu di proses oleh arcgis melalui polygon untuk menandai data-data curah hujan setelah itu di proses oleh symbology Gambar 3.3 Peta Arcgis Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat

(52)

untuk memberikan warna di peta acrgis. Dapat di lihat pada gambar 3.4. Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.6

4. Peta Arcgis Litologi Kabupaten Aceh Barat

Peta Arcgis Litologi merupakan jenis-jenis batuan yang nantiknya di gunakan untuk membedakan jenis-jenis batuan apa aja yang ada di aceh barat.Data peta ini di ambil di http://www.info-geospasial.com/ dan data tersebut di masukan ke arcgis untuk memotong peta Aceh Barat lalu menggunakan symbology untuk memberi warna untuk membedakan jenis- jenis batuan Litologi. Dapat dilihat pada gambar 3.5. Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.4

(53)

5. Peta Arcgis Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Aceh Barat

Peta Arcgis Kerawanan Bencana Banjir merupakan gambungan dari data Curah hujan, Kemirngan lereng, Jenis Tanah dan dari hasil gabungan 3 parameter tersebut di dapatlah peta Kerawanan Becana banjir.Dapat dilihat pada gambar 3.6. Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.7

(54)

6. Rancangan peta Gabungan 5 parameter

Peta Gabungan 5 parameter ini merupakan peta terakhir dan peta ini lah yang nantiknya akan di tampilkan untuk di lihat sama masyarakat dan peta ini menampilkan peta Indeks Potensi Lahan Pertanian di Kabupaten Aceh Barat. Dapat di lihat pada gambar 3.7. Hasil pengolahan peta ini dapat di lihat pada gambar 4.8

(55)
(56)

3.6.4 Bahan

Dalam Pencarian data ini di butuhkan waktu sebulan pencarian bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data yang digunakan untuk menganalisa indeks potensi lahan pertanian, meliputi:

1. Peta Kemirngan Lereng Kabupaten Aceh Barat

Kebutuhan peta ini di gunakan untuk Menghitung Peta Kemiringan Lereng yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.8

(57)

2. Peta curah hujan Kabupaten Aceh Barat

Kebutuhan peta ini di gunakan untuk Menghitung Peta Curah hujan yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.9

3. Peta Jenis tanah di Aceh Barat

Kebutuhan peta ini di gunakan untuk Menghitung Peta Jenis tanah yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.10

(58)

4. Peta kerawanan bencana (banjir) Kabupaten Aceh Barat

Kebutuhan peta ini di gunakan untuk Menghitung Peta kerawana bencana yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.11

Gambar 3.10 Peta Jenis Tanah Kabupate Aceh Barat

(59)

5. Peta Litologi (Jenis batuan) Kabupaten Aceh Barat

Kebutuhan peta ini di gunakan untuk Menghitung Peta Litologi yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.12

6. Peta adminitrasi kabupaten Aceh Barat

Kebutuhan peta ini digunakan sebagai peta Adminitrasi yang akan digunakan dalam pemetaan lahan pertanian di Aceh Barat dapat di lihat pada Gambar 3.13

(60)

3.7 Penggunaan Rumus

Adapun di bawah ini contoh penggunaan rumus pada indeks potensi lahan. Untuk mendapatkan nilai maksimal dan nilai minimum dari setiap parameter dengan menggunakan rumus formula rasional :

IPL=(R+L+T+H).B IPL Indeks potensi lahan

R =Harkat kemiringan lereng L= harkat litologi

T= Harkat jenis tanah H= harkat curah hujan

B= harkat kerawanan bencana banjir Nilai maksimal = (5 + 10 + 5 +2 )x 1,0

=22

Nilai minimal =(1 + 3 + 1 + 1)x 0,6

(61)

= 3,6

Untuk mengklasifikasi kelas indeks potensi lahan: Nilai max =22

Nilai min =3,6 Jumblah Kelas = 5

Interval Tingkat Kerentanan (ITK)= ITK= Nilai Max –Nilai Min

Jumblah Kelas = 22-3,6

=3,68

Bedasarkan Rumus di atas, didapatkan bahwa nilai interval setiap kelas potensi potensi lahan adalah 3,68. Berikut ini nilai potensi lahan dapat dilihat dari kelas sangat rendah hingga sangat tinggi.

• Sangat rendah : (3,6 – 7,28)

• Rendah : (7,29 – 10,96)

• Sedang : (10,97 – 14,64)

• Tinggi : (14,65 – 18,32)

• Sangat Tinggi : (18,33 – 22)

Setelah di lakukan penilaian dengan menggunakan rumus formula rasional, nilai-nilai yang telah di hitung di masukan ke dalam pembuatan Peta dengan menggunakan GIS

(62)

3.8 Gambaran Umum Sistem

Sistem Aplikasi ini berbasis web, dimana admin dapat menambahkan data pemetaan lahan pertanian ke dalam sistem, dan hasil dari data yang di masukan oleh admin dapat di lihat oleh user (masyarakat) dan data tersebut digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam menentukan lahan pertanian mana yang cocok untuk di buat lahan pertanian.

Pada Gambar 3.8 di atas menjelaskan proses di untuk admin mengaupload fili parameter yang nantiknya akan di gunaka untuk masyarakatan dan juga menampilkan proses setelah admin mengupload data-data kemudian user dapat menglihat data tersebut sesuai sesuai data data yang di ingin kan sehingga memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi lahan manakah yang cocok untuk di buat lahan pertanian.

(63)

3.9 Use Care Diagram

Diagram ini menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem. Sebuah use case merepentasikan sebuah interkasi antara aktor dengan sistem. Aktor yang terdapat dalam aplikasi ini adalah user. Interaksi - interaksi yang terjadi yaitu dimana user dapat melihat gambaran peta keadaan kabupaten Aceh Barat diantaranya peta bentuk lahan, jenis tanah, penggunaan lahan dan sungai/pengairan, informasi pertanian tiap – tiap kecamatan dan informasi umum Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat melalui situs resmi yang dimiliki. Selain itu disediakan panduan mengenai aplikasi tersebut dan memungkinkan user untuk mengirimkan saran maupun pendapat kepada perancang sistem informasi tersebut. Dapat di lihat pada gambar 3.15

(64)

3.10 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD pada perancangan ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang gambaran database yang akan di gunakan dalam pembuatan Teknologi sistem Informasi Geografis berbasis Web dapat di lihat pada Gambar 3.16

(65)

3.11 Activity Diagram

Activity Diagram merupakan rancangan aliran aktivitas atau aliran kerja dalam sebuah sistem yang akan di jalankan. Activity Diagram juga digunakan untuk mendefinisikan atau mengelompolakan aluran tampilan dari sistem tersebut.

1. Diagram Kelola Parameter

Diagram ini mengambarkan gambaran alur bagaimana proses admin untuk mengelola sampai mengupload parameter ke sebuah sistem. Dapat di lihat pada Gambar 3.17

(66)

2. Diagram Kelola peta

Digram ini mengambarkan gambaran alur bagaimana proses admin untuk mengelola kecamatan sampai mengupload kecamatan ke sebuah sistem. Dapat di lihat pada Gambar 3.18

(67)

3.12 Database

Pada tahap ini akan di jelaskan mengenai tabel-tabel database untuk kebutuhan dalam melakukan pembuatan website. Rancangan tabel-tabel dalam database adalah sebagai berikut:

1. Tabel Admin

Tabel admin ini menampilkan data tentang admin di mana nama nama admin akan di tampilkan di tabel ini dapat di lihat pada tabel Tabel 3.2

Tabel 3. 1 Admin

Attribut/fields Tipe Data Size Keterangan ID_Admin Integer 10 Primary key

Nama_Admin Varchar 50

Username Varchar 50

Password Varchar 50

2. Tabel Map

Tabel ini menampilkan tentang data map di mana user bias menglihat peta dan juga menampilkan data tentang kecamatan dapat di lihat pada Tabel 3.3

Tabel 3. 2 Map

Attribut/Fields Tipe Data Size Keterangan

Id_Map Integer 10 Primary key

Id_kecamatan Varcar 50

(68)

3. Nilai

Tabel ini menampilkan tentang data Nilai di mana nilai-nilai yang di imput oleh admin bisa di lihat di dalam tabel dapat di lihat pada Tabel 3.3

Tablel 3. 3 Nilai

Attribut/Fields Tipe data Size Keterangan Id_parameter Integer 10 Primary key

Id_map Varcar 50

Nilai Varchar 50

Hasil Varchar 50

Ket Varchar 50

4. Parameter

Tabel ini menampilkan data tentang Parameter di mana parameter-parameter yang di masukan oleh admin dan di masukan ke data kemacatan dapat di lihat pada tabel 3.5

Table 3. 4 parameter

Attribut/Fields Tipe data Size Primary key Id_parameter Integer 10 Primary key Nama_Parameter Varchar 50

3.13 User Interface

Perancangan User Interface bertujuan untuk mebuat gambaran dari tampilan Web Pemetaan Indeks potensi lahan pertanian. User Interface dibagi menjadi 2 pengguna, diantaranya :

(69)

1. User Interface bagi Admin a. Halaman Registrasi Admin

Form Registrasi admin merupakan langkah awal sebelum admin dapat menggunakan aplikasi, data registrasi akan tersimpan pada databse dan selanjutya admin dapat melakukan Login apabila admin sudah mempunyai akun ,admin dapat memilih tombol sudah punya akun. Gambaran Form dapat di lihat pada gambar 3.19

Gambar 3. 19 Form Registrasi Administrator b. Halaman Login

Form Login Administrator berfungsi sebagai pintu akses untuk melakukan kegiatan pada halaman Administratori. Gambaran form dapat dilihat pada gambar 3.20

(70)

Gambar 3. 20 Form Login Administrator c. Halaman Admin

Halaman admin merupakan halaman tampilan utama setelah admin melakukan login dimana admin dapat mengelola data-data sesuai dengan kebutuhan. Dapat di lihat pada Gambar 3.21

Gambar 3. 21 Halaman Admin

d. HalamanParameter

Halaman Parameter merupakan halaman tampilan KeTiga setelah halaman Kecamatan setelah admin melakukan login dimana admin

(71)

dapat mengaupload data Parameter sesuai dengan kebutuhan. Dapat di lihat pada Gambar 3.22

Gambar 3.22 Halaman Parameter e. HalamanPeta

Halaman Peta Merupakan tampilan atau gambaran bagaimana admin mengupload peta-peta Kecamatan Aceh Barat dan dapat di lihat oleh user ( Masyarakat), Dapat di lihat Pada Gambar 3.23

(72)

f. Halaman Saran

Halaman Saran merupakan halaman tampilan Terakhir setelah halaman Kecamatan setelah admin melakukan login dimana admin dapat Mengelola data saran dari masyarakat. Dapat di lihat pada Gambar 3.24

Gambar 3. 24 Halaman Saran g. Halaman Keterengan

Halaman keterangan merupakan halaman untuk admin memberikan informasi terkait perbandingan lahan sawah dan lahan sawit. Dapat dilihat pada gambar 3.25

Gambar 3. 25 Keterangan admin

(73)

2. User Interface Masyarakat a. Halaman Home

Halaman User merupakan halaman tampilan utama setelah User melakukan searching dimana user dapat menglihat data-data sesuai dengan kebutuhan. Dapat di lihat pada Gambar 3.26

Gambar 3. 26 Halaman User b. Halaman Kecamatan

Halaman Kecamatan merupakan halaman tampilan Ketiga setelah User membuka halaman Kecamatan dimana user dapat menlihat data-data kecamatan dan juga user juga dapat menglihat data-data detail di menu kecamatan sesuai dengan ke butuhan. Dapat di lihat pada Gambar 3.27

(74)

Gambar 3. 27 Halaman Kecamatan c. Saran

Halaman Saran merupakan halaman tampilan Terakhir setelah User membukak halaman saran dimana user dapat memberikan saran dan masukan. Dapat di lihat pada Gambar 3.28

(75)

3.14 Pengujian Sistem Black Box

Pengujian sistem black box dilakukan dengan cara mengamati hasil eksekutif melalui data uji fungsionalitas apakah sistem bertentangan dengan fungsinya atau tidak. Pengujian black box bertujuan untuk membuat sistem berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, dan berusaha menemukan kesalahan sistem seperti fungsi yang tidak sesuai, seperti terdapat pada kesalahan interface, kesalahan basis data dan lain-lain Hasil pengujian black box dilihat pada tabel 3.5

(76)

Table 3. 5 Pengujian Black box testing pada admin NO Fungsional

Sistem

Test Hasil Yang di

harapkan

Hasil Pengujian

1. Login

a.Mengisi username dan Pasword yang sesuai

Masuk ke halaman administrator

b.Mengisi username dan password yang tidak sesuai

Login gagal dan kembali ke halaman utama

2. Form Edit data

a.Home Memasukan dan

edit data data Map

b.Map Masukan Peta ,

meng-edit data dan kemasukan data keterangan

c.Saran Membuat dan

melihat data saran dari user d.Keterangan Memasukan data

keterangan perbandingan keuntungan lahan sawit dan lahan pertanian

(77)

Table 3. 6 Pengujian Black box testing pada User No Fungsinal Sistem Test Hasil yang di

harapkan Hasil Pengujian 1. Home Membuka Peta Kabupaten Aceh Barat Dapat menglihat Peta Kabupaten Aceh Barat 2. Map Membuka Peta 5 untuk Kabupaten Aceh Barat Dapat menglihatn peta 5 parameter 3. Saran Memasukan menu saran Mengisi menu saran untuk admin dapat mengevaluasi sistem 4 Keterangan Membuka Menu Keterangan Masyarakat dapat memahami perbandingan keuntungan lahan sawit dan lahan pertanian

(78)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan kecamatan berjumblah 12 dan luar wilayah 2.927,95 km²keduabelas kecamata tersebut meliputi Arongan Lambalek, Bubon, Johan Pahlawan, Kaway XVI, Mereubo, Pante Ceuremen, Pantonreu, Samatiga, Sungai Mas, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur. Menurut garis khatulistiwa, kabupaten ini terletak pada 04°61'-04°47' Lintang Utara dan 95°00'- 86°30' Bujur Timur.

(79)

4.2 Parameter Indeks Potensi Lahan

Penelitian ini menggunakan lima jenis parameter indeks potensi lahan yaitu kemiringan lereng , Jenis tanah, litologi (jenis batuan), Curah hujan dan kerawanan banjir. Setiap parameter tersebut dibuat peta tematikanya dan dihitung luas dari setiap kelas yang ada pada setiap parameter dan hasil pemetaan 5 parameter tersebut adalah data di lihat pada.

4.2.1 Kemiringan Lereng Kabupaten Aceh Barat

Parameter kemiringan lereng pada penelitian ini dibagi menjadi lima kelas yaitu kelas I (datar) , kelas II (berombak), kelas III (berbukit rendah), kelas IV (berbukit), kelas V bergunung kemiringan lereng di dapatkan dari hasil analisis slope yang dilakukan pada data DEM STRIM (Digital Elevation Model Shuttle Radar Topograply Mission). Rincian setiap kelas dari parameter kemiringan lereng secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2.

No Kemiringan Lereng Harkat

1. Datar- landai,(0-5) 5 2. Berombak-bergolombang,(5-15) 4 3. Berbukit rendah,(15-25) 3 4. Berbukit,(25-45) 2 5. Bergunung,(>45) 1

(80)

4.2.2 Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat untuk penelitian ini dikelompokkan ke dalam lima jenis yaitu regosol, andosol, aluvial, podzol, litosol. Untuk rincianya dapat di lihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3

Table 4. 2 Tabel Jenis Tanah Kabupaten Aceh Barat

No Kemiringan Lereng Harkat

1. Aluvial 5

2. Andosol 4

3. Podzol 3

4. Litoson 2

5. Regosol 1

(81)

4.2.3 Peta Litologi Kabupaten Aceh Barat

Litologi (jenis batuan) yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat dalam penelitian ini terdapat delapan jenis batuan yaitu Batuan Kapur, Batuan Miosen, Batuan Plestosen, Batuan Pliosen, Batuan Oligsen, Batuan Paleosen, Batuan Kuarter, Batuan Holusen. Untuk rincianya dapat di lihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.4

Table 4. 3 Peta Litologi Kabupaten Aceh Barat

No Kemiringan Lereng Harkat

1. Batuan Kampur 8 2. Batuan Miosen 7 3. Batuan Plestosen 6 4. Batuan Pliosen 5 5. Batuan Oligsen 4 6. Batuan Paleosen 3 7. Batuan Kuarter 2 8. Batuan Holusen 1

(82)

4.2.4 Peta Curah Hujan Kabupaten Aceh Barat

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa curah hujan di Kabupaten Aceh Barat hanya termasuk dalam lima kelas, yaitu curah hujan dengan intensitas 500-1000mm/tahun, 1000-1500mm/tahun, 1500-2000mm/tahun, 2000-2500mm/tahun, >2500mm/tahun data ini di ambil dari situ web resmi BMKG. Untuk rincianya dapat di lihat pada tabel 4.4 dan gambar 4.5

Gambar 4. 5 Curah Hujan Kabupaten Aceh Barat

No Curah Hujan (mm/tahun) Harkat

1. >2500 5

2. 2000-2500 4

3. 1500-2000 3

4. 1000-1500 2

5. 500-1000 1

(83)

4.2.5 Peta Kerawanan Bencana Banjir Kabupaten Aceh Barat

Parameter kerawanan banjir di Aceh Barat yang di peroleh dari penelitian ini hanya lima kelas kerawanan banjir. Kelas Sangat Rendah, Kelas Rendah, Kelas Sedang, Kelas Tinggi, Kelas Sangat Tinggi data ini di ambil dari gabungan tiga parameter yaitu kemirngan lereng , Curah Hujan, Jenis Tanah. Untuk rincianya dapat di lihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.6

Table 4. 6 Kerawanan Banjir Kabupaten Aceh Barat No Kerawanan Bencana Banjir Harkat

1. Sangat Tinggi 1,0

2. Tinggi 0,8

3. Sedang 0,7

4. Rendah 0,6

5. Sangat Rendah 0,5

(84)

4.3 Indeks Potensi Lahan Kabupaten Aceh Barat

Indeks potensi lahan di peroleh dari hasil melakukan overlay lima parameter yaitu kemiringan lereng, jenis tanah, litologi, dan kerawanan banjir. Overlay yang di gunakan adalah overlay intersect. Hasil overlay akan memberikan nilai indeks potensi lahan dari tiap-tiap daerah di kawasan Kabupaten Aceh Barat yang kemudian diklasifikasikan menjadi kelas-kelas indeks potensi lahan.

Dalam melakukan overlay intersect diperlukan field harkat untuk masing parameter, sesuai dengan harkat yang telah ditentukan untuk masing-masing kelas. Hasil dari overlay kelima parameter tersebut berupa suatu peta yang menyimpan informasi nilai indeks potensi lahan suatu daerah. Rincian harkat maksimal dan minimal setiap parameter dapat di lihat pada tabel 4.5

Gambar

Tabel 2. 2 Harkat Litologi
Tabel 2. 3 Harkat Jenis Tanah
Tabel 2. 6 Simbol Use Case Diagram
Tabel 2. 7 Entity Relationship Diagram(ERD)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1.1 Unit Kompetensi yang akan digunakan diidentifikasi dan diinformasikan dengan jelas kepada Badan Usaha sesuai Standar dan batasan yang ditetapkan

Terindeks oleh Database Web of Science (Thomson Reuters), Scopus (Scimago Journal Rank) dan Microsoft Academic Search: Thomson Reuters. Hasil Penilaian Reviewer

Pada hari ini, Jumat tanggal 30 Januari 20L5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 29.L.25/UN32|KP/2oL5 tanggal 29 Januari 2o!s, dosen

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik,

Tlfe results suggested thai pare powdu can be used to increase the status 0/ antioxidant ;n fhe OXidative stress condition, such as diabetes mellitus.. Keywords:

That the existing Foot ad Mouth Disease control and eradication programmes of the Member Countries shall no, be coordinated by this joint programme and shall be intensified order

Melibatkan stakeholder sejak awal adalah penting, masukan yang mereka berikan akan sangat bermanfaat, disamping itu diskusi terbuka harus dilakukan mengenai tujuan,

14.. Apabila batas kemampuan dilampaui, sumber daya yang terperbarui itu menjadi tak terperbarui. Atau diperlukan biaya yang sangat besar untuk. memperbaikinya dan