• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PAKAN FORMULA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOBIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PAKAN FORMULA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN KOBIA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PAKAN FORMULA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN KOBIA (Rachycentron canadum) YANG DIPELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG

(SKRIPSI)

Oleh:

Siti Rodianatun Zannah

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF METHIONINE ADDITION IN FORMULA FEED ON THE RATE OF GROWTH AND SURVIVAL

OF COBIA (Rachycentron canadum) RAISED IN FLOATING NET CAGES

By

Siti Rodianatun Zannah

This study aims to analyze the effect of giving different methionine levels in formula feed for the growth and survival of cobia. The study design used was a completely randomized design (CRD) with two treatments and one control, each consisting of three replications. The control treatment feed was using commercial feed with the addition of 0% methionine, while the P1 formula feed had the addition of 0.2% methionine and the P2 formula feed had the addition of 0.4% methionine. The fish used in the study was cobia fish with an average weight of 114.47±1.06 g. The fish were kept in floating net cages of 27m3 with stocking densities of 4 fish/m3 and a maintenance period of 75 days. The results showed that the P1 formula feed had a significant effect on absolute growth (462.58±23.30) and FCR (1.24 ± 0.09). Protein retention in P1 and P2 were not significantly different but were significantly different in controls. The control treatment had the highest survival rate compared to P1 and P2. P1 formula feed (with methionine 0.2%) was effective to support the growth of cobia.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PAKAN FORMULA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN KOBIA (Rachycentron Canadum) YANG DI PELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG

Oleh

Siti Rodianatun Zannah

Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian kadar metionin berbeda di pakan formula bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kobia. Rancangan penelitian yang digunakan ialah rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan satu kontrol, masing-masing terdiri dari tiga ulangan. Pakan perlakuan kontrol yaitu pakan komersial dengan penambahan metionin 0%, P1 pakan formulasi dengan penambahan metionin 0,2% dan P2 pakan formulasi dengan penambahan metionin 0,4%. Ikan uji yang digunakan adalah ikan kobia dengan berat rata-rata 114,47±1,06 g. Ikan dipelihara pada keramba jaring apung bervolume 27 m3 dengan padat tebar 4 ekor/m3 dengan masa pemeliharaan 75 hari. Hasil penelitian menunjukan pemberian pakan formulasi P1 berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan FCR. Pertumbuhan mutlak (462,58±23,30) dan FCR (1,24±0,09). Retensi protein pada P1 dan P2 tidak berbeda nyata namun berbeda nyata pada kontrol. Tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan kontrol paling tinggi dibandingkan P1 dan P2. Pakan P1 (metionin 0,2%) efektif digunakan untuk mendukung pertumbuhan ikan kobia.

(4)

PENGARUH PENAMBAHAN METIONIN DALAM PAKAN FORMULA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN KOBIA (Rachycentron Canadum) YANG DI PELIHARA DI KERAMBA JARING APUNG

Oleh

Siti Rodianatun Zannah Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan dan Kelautan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2019

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Metionin Dalam Pakan Formula Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Kobia (Rachycentron canadum) Yang Dipelihara Di Keramba Jaring Apung

Nama Mahasiswa : Siti Rodianatun Zannah Nomor Pokok Mahasiswa : 1414111087

Jurusan/Program Studi : Perikanan dan Kelautan/Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Limin Santoso, S.Pi.,M.Si. Dr. Suryadi Saputra, S.Pd., M.Si.

NIP.197703272005011001 NIP.197305102005021002

2. Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Limin Santoso, S. Pi.,M. Si. ...

Sekretaris : Dr. Suryadi Saputra, S. Pd.,M. Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si NIP. 19611020 198603 1 002

(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak dapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebaagai acuan dalam naskah, dengan naskah disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Penyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam penyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

diperoleh karena karya tulis ini serta sanksi lainnya yang sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandar Lampung, Mei 2019

Siti Rodianatun Zannah 1414111087

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 24 Juni 1996 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari Bapak Ahmad Faozan dan Ibu Dede Rusmiati.

Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Palapa Babakan diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 1 Ciledug diselesaikan pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Babakan diselesaikan pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2015 dan menyelesaikan masa studinya pada tahun 2019.

Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Manajemen Teknologi Pembenihan Ikan tahun ajaran 2016/2017, asisten Teknologi Produksi Udang tahun ajaran 2017/2018, serta asisten dosen Manajemen Pakan Ikan tahun ajaran 2017/2018. Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Talang Padang Pekon Banjarsari Kabupaten Tanggamus pada bulan Januari-Febuari 2018, dan pada Juli-Agustus 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) dengan judul “Pembenihan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung”. Tahun 2019, penulis menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang berjudul “ Pengaruh Penambahan Metionin Dalam Pakan Formula Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Kobia (Rachycentron canadum) Yang Dipelihara Di Keramba Jaring Apung”.

(9)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang selalu

memberikan limpahan rahmat-Nya.

kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana

karya kecilku dengan kerendahan hati ini,

kepada:

Ibu Dede Rusmiati dan Ayahanda sekaligus

teman terbaik Ahmad Faozan, yang tanpa

henti mendo’akan dan mendukungku.

Adikku Muhammad Daffa. A, kakakku Safitriani

dan kakak iparku mas Suprianto yang selalu

Menyemangatiku dalam susah dan senang.

Teman-teman senasib seperjuangan yang menjadi

tempat keluh kesah semasa studi.

Almamater tercinta, Universitas

Lampung.

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Metionin dalam Pakan Formula Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Kobia (Rachycentron canadum) yang Dipelihara Di Keramba Jaring Apung”.

Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda (Purn) TNI-AD Ahmad Faozan dan Ibu Dede Rusmiati untuk setiap do’a, motivasi, kasih sayang, materi, dan tetesan keringat yang selalu menjadi semangat dalam setiap langkah kakiku serta kakakku Safitriani Fuzi Lestari, S.Pd, Adikku Muhammad Daffa Abiyyu dan kaka ipar ku Serda Suprianto yang telah menjadi motivasi terbesar dalam hidupku.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung.

4. Ir. Mimid Abdul Hamid, M.Sc., selaku Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di balai

5. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah membimbing dengan penuh keuletan dan kesabaran dari awal hingga selesainya skripsi ini dengan baik.

(11)

6. Bapak Dr. Suryadi Saputra, S.Pd., M.Si., selaku dosen Pembimbing Kedua yang membimbing dengan penuh semangat dan kesabaran sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

7. Ibu Ir Siti Hudaidah, M.Sc., selaku dosen Penguji dan Pembimbing akademik yang memberikan saran dan masukan yang amat membangun. 8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan yang telah

memberikan motivasi dan saran selama menjalani studi di Jurusan Perikanan dan Kelautan.

9. Teman-teman seperjuangan penelitian Ratna Sari, Made Andi Arta dan Helpo Prayor terimakasih banyak atas bantuannya momen itu tidak akan terlupakan.

10. Teman-teman angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kebersamaan dan kerjasamannya selama ini.

11. Karyawan BBPBL Lampung (Pak Hendrik, Pak Amran, Pak Firdaus, Pak Miko, Pak Edi, Bang Angga, Bang Yulio, Pak Sabar, Pak Kusnadi, dan para Satpam di BBPBL) yang telah membantu selama proses penelitian di Balai. 12. Mas Ngadiman Bambang R, Mbak Mumun, Ibu Dwi Lestari, dan Ibu Ismini

yang telah membantu dalam memfasilitasi selama proses penyelesaian skripsi.

13. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, Amin.

Bandar Lampung, Mei 2018 Penulis

(12)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pikir Penelitian... 3

E. Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi Ikan Cobia ... 7

B. Morfologi Ikan Cobia ... 7

C. Habitat dan Penyebaran ... 9

D. Kebiasaan Makan ... 9

E. Asam Amino ... 10

F. Metionin ... 10

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 12

C. Rancangan Penelitian ... 13

D. Prosedur Penelitian ... 14

1. Persiapan Bahan Baku... 14

2. Persiapan Wadah Penelitian ... 14

3. Pencetakan Pakan ... 14

4. Persiapan dan Penebaran Ikan ... 15

5. Pemberian Pakan ... 16

(13)

ii

E. Pengambilan Data ... 17

F. Parameter Yang Diukur ... 17

1. Pertumbuhan Mutlak ... 17

2 Laju Pertumbuhan Harian ... 18

3. FCR ... 18

4. Retensi Protein ... 19

5. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 19

6. Konsumsi Pakan Harian ... 20

7. Retensi Asam Amino ... 20

8. Biaya Pakan ... 20

9. Kualitas Air ... 21

10. Analisis Data ... 21

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 22

B. Pembahasan ... 26

1. Pertumbuhan Mutlak ... 26

2. Laju Pertumbuhan Harian ... 28

3. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 29

4. FCR ... 31

5. Jumlah Konsumsi Pakan ... 32

6. Retensi Protein ... 33

7. Retensi Asam Amino ... 35

8. Harga Pakan ... 35

9. Kualitas Air ... 36

V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN

(14)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian... 5

Gambar 2. Morfologi Ikan Cobia (Rachycentron canadum) ... 8

Gambar 3. Tata Letak KJA Penelitian ... 13

Gambar 4. Pemberian Pakan Sesuai Bukaan Mulut ... 16

Gambar 5. Laju Pertumbuhan Harian Sesuai Waktu Sampling ... 24

Gambar 6. Pertumbuhan Mutlak Ikan Kobia ... 26

Gambar 7. Laju Pertumbuhan Harian ... 28

Gambar 8. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Kobia ... 29

Gambar 9. FCR Ikan Kobia ... 31

Gambar 10. Jumlah Konsumsi Pakan ... 32

(15)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat Penelitian Yang Digunakan... 12

Tabel 2. Bahan Penelitian Yang Digunakan ... 13

Tabel 3. Formulasi Pakan Uji ... 15

Tabel 4. Hasil Analisa Proksimat Pakan Uji ... 15

Tabel 5. Hasil Pengukuran Pertumbuhan Ikan Kobia ... 22

Tabel 6. Hasil Retensi Asam Amino ... 24

Tabel 7. Hasil Perhitungan Biaya Pakan Ikan kobia ... 25

(16)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ikan kobia (Rachycentron canadum) merupakan ikan pelagik yang ditemukan di daerah tropis, subtropis, dan perairan hangat kecuali di perairan pasifik timur dan sentral pasifik. Ikan kobia relatif baru dibudidayakanmemiliki potensi diproduksi skala massal (Liao & Leano, 2007). Ikan kobia memiliki pertumbuhan yang ce-pat, dapat mencapai berat 4-6 kg selama pemeliharaan setahun. Ikan kobia memi-liki rasa yang enak dan memimemi-liki kandungan gizi yang tinggi (Pazos et al., 2005). Kobia memiliki protein yang tinggi yaitu (16-21%), dengan persentase asam le-mak jenuh (46,07%) dan asam lele-mak tak jenuh sebesar (33,72%) Mach (2009) dan Daghoghi (2008). Di Taiwan dan Jepang ikan kobia ukuran konsumsi 4-6 kg diolah menjadi beberapa olahan seperti sashimi dan sushi (Fotedar & Sang, 2011). Dengan keunggulan-keunggulan tersebut menjadikan ikan kobia banyak diminati untuk dibudidayakan.

Permasalahan budidaya ikan kobia adalah belum adanya pelet untuk ikan kobia, sehingga pakan yang diberikan merupakan pelet untuk ikan kerapu, ikan bawal dan ikan kakap yang harganya relatif mahal (Saputra, 2016). Sedangkan harga ikan kobia relatif masih rendah. Berdasarkan perhitungan analisis dalam produksi 1 kg daging kobia, biaya pakan menempati porsi terbesar yakni sekitar 85%-90% dari biaya produksinya (Saputra, 2016).

(17)

2

Kelengkapan dan keseimbangan nutrisi dalam pakan dengan jumlah energi yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme ikan, perlu adanya penambahan asam amino agar dapat menyeimbangkan dan melengkapi nutrisi da-lam pakan. Suplementasi atau penambahan asam amino merupakan strategi dada-lam pemenuhan keseimbangan dan kelengkapan asam amino pada pakan dan mening-katkan kualitas protein (Furuya & Furuya 2010).

Asam amino penyusun protein dibedakan menjadi dua yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial (Buwono, 2000). Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh hewan maupun tumbuhan sehingga perlu ditambahkan dari luar sehingga mampu mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan hewan (Lovell, 1998). Formula pakan ikan harus mengandung sumber energi dan asam amino essensial yang cukup, vitamin spesifik, dan mineral untuk memacu pertumbuhan (Giri et al., 2006). Nilai gizi protein untuk ikan ditentukan oleh komposisi asam aminonya (Wilson & Poe, 1985). Keseimbangan dan kelengka-pan komposisi asam amino dalam pakan sangat menentukan efektivitas penggu-naan protein pakan untuk pertumbuhan ikan.

Menurut Wilson (2002) metionin adalah asam amino esensial yang diperlukan un-tuk pertumbuhan hewan. Metionin diperlukan tubuh dalam pembenun-tukan asam nukleat dan jaringan serta sintesa protein. Metionin menjadi bahan pembentuk asam amino lain (sistein) dan vitamin (kolin). Kekurangan metionin pada pakan ikan dapat menyebakan pertumbuhan lambat dan efisiensi pakan yang rendah pada ikan (Walton et al., 1982).

(18)

3

Pengembangan pakan buatan ikan kobia juga mengalami kendala karena terbatas- nya informasi kebutuhan nutrien pada pakan ikan kobia. Berdasarkan informasi di atas diperlukan penelitian tentang pakan mandiri ikan kobia dengan kadar metio- nin berbeda untuk mengetahui kadar metionin bagi pertumbuhan dan juga tingkat kelangsungan hidup ikan kobia.

B.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kadar asam amino metionin berbeda dalam pakan bagi pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan kobia (Rachycentron canadum) pada fase pembesaran di keramba jaring apung.

C.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ilmiah kepada pa- ra praktisi budidaya tentang pengaruh pemberian pakan dengan kadar asam amino esensial metionin berbeda terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan kobia (Rachycentron canadum) yang dipelihara di keramba jaring apung.

D.Kerangka Pikir Peneletian

Metionin adalah asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk perkemba- ngan hewan termasuk ikan (Wilson, 2002). Asam amino metionin dalam pakan dapat meningkatkan keseimbangan dan pemanfaatan asam amino lainnya untuk meningkatkan pertumbuhan ikan (Veronica, 2004). Penambahan asam amino me- tionin dalam pakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan respon imun pada beberapa spesies ikan (Tang et al., 2009; Yuan et al., 2011; Kuang et al., 2012; Boonyoung et al., 2013; Ma et al., 2013; Rolland et al., 2015).

(19)

4

Defisiensi metionin pada pakan berkorelasi terhadap penurunan berat badan dan efesiensi pakan (Solberg, 1971). Kekurangan metionin terbukti menyebabkan per- tumbuhan yang buruk dan efisiensi pakan yang rendah di ikan mas (Cyprinus car- pio var. Jian) (Tang et al., 2009), fingerling rohu (Labeo rohita) (Abidi et al., 2011), juvenile kobia (Rachycentron canadum) (Zhou et al., 2006), dan ikan kakap Eropa (Dicentrarchus labrax) (Tulli et al., 2010). Pakan yang digunakan dalam pembesaran ikan kobia menggunakan pakan ikan air laut lain belum ada-nya pakan khusus untuk kobia (Saputra, 2016).

Kendala pengembangan pakan buatan ikan kobia disebabkan terbatasnya informa- si kebutuhan nutrien pada pakan ikan kobia. Formula pakan untuk ikan harus me- ngandung sumber energi dan asam amino essensial yang cukup, vitamin yang spe-sifik, dan mineral untuk memacu pertumbuhannya (Giri et al., 2006).

Pada penelitian ini akan diujikan pakan formula yang memiliki harga yang relatif murah dan lebih terjangkau dibandingkan dengan pakan buatan pabrik. Pakan for- mula yang diujikan terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas dan memiliki kadar asam amino esensial metionin yang berbeda. Sehingga dapat diketahui pakan yang memiliki kadar asam amino esensial metionin sesuai kebutuhan bagi ikan kobia untuk kebutuhan metabolisme, berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Penggunaan pakan formula tersebut diharapkan dapat menja- di alternatif untuk menekan biaya produksi ikan kobia.

(20)

5

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Suplementasi metionin dalam pakan ikan kobia

(0%, 0.2%, 0.4%)

Aspek pertumbuhan ikan kobia :

Pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan. Berbeda nyata Pertumbu han lebih baik Metionin pada pakan tidak berpengaruh untuk ikan kobia

Dapat digunakan sebagai suplementasi pada pakan ikan kobia

Asam Amino Esensial Metionin

ya

(21)

6

E.Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:

Ho;µo = 0 : Pemberian dengan pakan formula penambahan metionin berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan ikan kobia.

H1;µo = 1 : Minimal terdapat satu perlakuan pemberian pakan formula dengan metionin berbeda yang memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan kobia.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:

Ho;µo = 0 : Pemberian dengan pakan formula penambahan metionin berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan kobia.

H1;µo = 1 : Minimal terdapat satu perlakuan pemberian pakan formula dengan metionin berbeda yang memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan kobia.

(22)

7

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Taksonomi Ikan Kobia

Morfologi tubuh ikan kobia ditampilkan pada Gambar 2 dan klasifikasinya menurut Shaffer and Nakamura (1989) sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Superclass : Gnathostomata Class : Osteichthyes Superorder : Acanthopterygii Order : Perciformes Suborder : Percoidei Family : Rachycentridae Genus : Rachycentron

Species : Rachycentron canadum (Linnaeus 1766)

B.Morfologi Ikan Kobia

Ikan kobia termasuk ke dalam kelas Actinoptergii dan satu-satunya spesies dari familia Rachycentridae. Ikan ini dikenal dengan ling, lemonfish, crabeater dan

cobio. Ikan kobia betina ukurannya lebih besar daripada kobia jantan. Ikan kobia berwarna kecoklatan dengan permukaan punggung keputih-putihan dan sering mengalami perubahan warna (Kaiser dan Holt, 2005).

(23)

8

Dorsal Spines Dorsal Fin

Caudal Fin Anal Fin

Pelvic Fin Pectoral Fin

kobia memiliki ciri-ciri bentuk tubuh memanjang seperti torpedo dan kepala pipih melebar. Ketika masih muda terdapat dua garis disamping yang berwarna hitam, tetapi dapat menjadi lebih hitam ketika dewasa. Pada kobia dewasa tubuh bagian dorsal berwarna coklat pekat (kehitaman), bagian ventral tubuhnya berwarna putih, dan bagian lateral berwarna abu-abu. Posisi mulut kobia terminal, dengan rahang yang lebih sempit, gigi-gigi canine like yang terdapat di dalam rahang diantara lidah (Hammond, 2001).

Ikan kobia memiliki sisik berukuran kecil dan terbenam dalam kulit yang tebal, badan berwarna coklat gelap dengan bagian bawah bewarna kekuning-kuningan dan terdapat dua garis tebal keperakan sepanjang tubuh pada ikan yang masih mu-da. Ikan kobia memiliki tubuh memanjang dengan kepala lebar dan pipih, pita ge- lap pada sisi lateral memanjang dari mata sampai ekor. Mulut kobia berukuran be- sar. Sirip di punggung ke-1 berjumlah 7-9 jari-jari belakang yang kuat dan tidak dihubungkan oleh selaput (FAO, 2006). Kobia merupakan ikan dengan gerakan yang sangat aktif. Dalam keadaan stres berubah warna menjadi hitam dengan dua garis putih pada samping badan membujur dari leher sampai ke pangkal ekor (Priyono et al., 2005).

(24)

9

C.Habitat dan Penyebaran

Ikan kobia adalah ikan pelagis yang bermigrasi dan tersebar di perairan subtropis dan tropis di seluruh dunia, kecuali bagian tengah dan timur Samudra Pasifik. Ikan kobia biasanya mencari makan secara sendiri atau berkoloni dari laut dangkal di daerah terumbu karang hingga laut lepas (Shaffer & Nakamura, 1989)

Ikan kobia biasanya ditemukan dalam kelompok 3-100 ikan di perairan dangkal di sepanjang garis pantai ketika mereka berburu untuk makanan selama migrasi ber- langsung (Diep, 2009). Ikan kobia biasanya memiliki pola migrasi tahunan yang tetap dan dapat diprediksi di Teluk Meksiko Barat Laut, Ikan kobia tiba di musim semi dan bisa terjebak di awal musim gugur. Ikan ini dapat bertelur beberapa kali dari bulan April sampai September, dengan aktifitas memuncak pada bulan juli (FAO, 2006). Ikan kobia memiliki rentang umur yang cukup lama minimal 10 ta- hun dan dapat hidup sampai 15 tahun di alam liar (Kaiser & Holt, 2005).

D.Kebiasaan Makan

Ikan kobia merupakan golongan ikan karnivora (Diep, 2009). Ikan karnivora me- miliki gigi untuk menyergap, menahan, dan juga merobek. Jari-jari tapis insang menyesuaikan untuk penahan memegang dan menggilas mangsa. Ikan karnivora memiliki lambung palsu dan usus yang tebal, pendek dan elastis (Effendie, 2002). Ikan kobia biasanya memakan udang-udangan, cumi dan ikan-ikan kecil. Makan- an ikan kobia adalah kepiting sehingga mereka disebut crabeaters (Diep, 2009). Ikan kobia muda memakan anchovies, Anchoa sp. Ikan kobia biasanya berpindah ke daerah yang banyak pakan tersedia terutama crustacean dan kepiting jenis por- tunid merupakan pakan utama yang terdapat dalam usus kobia dan kobia ukuran besar memangsa ikan-ikan besar (Santoso et al., 2010).

(25)

10

E.Asam Amino

Protein adalah nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar pada formulasi pakan ikan. Melihat pentingnya peranan protein di dalam tubuh ikan maka protein pakan perlu diberikan secara berulang dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Ku- alitas protein pakan, terutama ditentukan oleh kandungan asam amino esensialnya semakin rendah kandungan asam amino esensialnya maka mutu protein semakin rendah pula (Indah, 2007).

Klasifikasi asam amino berdasarkan kemampuan tubuh untuk mensintesis dan kebutuhan metaboliknya ada dua yaitu asam amino esensial dan non esensial. Sebagian besar hewan termasuk ikan membutuhkan 10 asam amino esensial yaitu arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanine, treonin, triptopan dan valin (NRC, 2011).

F. Metionin

Metionin adalah asam amino esensial untuk ikan (NRC, 2011). Metionin adalah asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk perkembangan hewan terma- suk ikan (Wilson, 2002). Metionin mengambil bagian penting dalam sintesis pro- tein dan fungsi fisiologis lainnya. Metionin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan ikan (Lovell, 1989). Sementara itu metionin dan sistein dalam makanan atau pakan ikan adalah sumber utama asam amino sul- fat bagi hewan (Bhagavan, 1992).

Kekurangan atau defisiensi metionin memperlambat pertumbuhan, mengurangi efesiensi pakan dan terjadinya katarak pada ikan salmon (Walton et al., 1982; Rumsey et al., 1983; Cowey et al., 1992). Kekurangan metionin telah terbukti me-

(26)

11

nyebabkan pertumbuhan yang buruk dan efisiensi pakan di ikan mas (Cyprinus carpio var. Jian) (Tang et al, 2009), fingerling rohu (Labeo rohita) (Abidi et al., 2011), juvenile kobia (Rachycentron canadum) (Zhou et al., 2006), dan ikan ka-kap Eropa (Dicentrarchus labrax) (Tulli et al., 2010). Metionin memainkan peran sen- tral dalam sintesis protein dan dalam transmetilasi dan transsulfuration untuk sis- tein (Cys). Metionin adalah prekursor biosintesis nutrisi penting dan senyawa bioaktif seperti polyamine (spermine dan spermidine), creatine, phosphatidy, lc-holine, glutathione, taurin, koenzim A dan sulfat aktif (Baker, 2006).

Metionin merupakan asam amino pembatas dalam pakan ikan, terutama pakan yang mengandung sumber protein nabati seperti kedelai (Furuya et al., 2004). Metionin menjadi prekursor dari asam nukleat, protein, karnitin dan kolin sehing-ga suplementasi atau penambahan metionin dikaitkan densehing-gan pertumbuhan (Espe

(27)

12

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan selama 75 hari yaitu pada 28 Mei - 12 Agustus 2018 bertem- pat di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, yang terletak di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampu-. ng, Analisa proximat dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Kesehatan dan Lingku- ngan BBPBL, dan Analisa asam amino dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu IPB.

B.Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan selama penelitian sebagai berikut (Tabel 1). Tabel 1. Alat Penelitian yang digunakan selama penelitian

No Nama Alat Fungsi/Kegunaan

1 KJA (3x3x3 m) Wadah pemeliharaan ikan kobia

2 Scoopnet Untuk mengambil/menyerok ikan di KJA 3 Penyemprot Jaring Untuk membersihkan kotoran di jaring KJA 4 Timbangan digital Untuk menghitung bobot ikan kobia

5 Refraktometer Mengecek kadar salinitas

6 DO meter Mengecek oksigen terlarut dalam air 7 pH meter Mengecek derajat keasaman dalam air 8 Thermometer Mengecek suhu dalam air

9 Alat tulis Mencatat data penelitian

10 Penggaris Mengukur panjang tubuh ikan kobia 11 Kamera Mendokumentasikan kegiataan penelitian

12 Mesin Pencetak Pakan Untuk membuat pellet sesuai formulasi pakan buatan

13 Handcounter Menghitung jumlah ikan ketika sampling 14 Jaring sampling Wadah ikan untuk sampling

15 Ember besar Tempat pellet diletakan di dalam ember sesuai formulasi

(28)

13

Bahan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut (Tabel 2). Tabel 2. Bahan penelitian yang digunakan

No Nama Bahan Fungsi/Kegunaan 1 Ikan kobia ukuran

114±1,06 g/ekor

Ikan uji penelitian dengan padat tebar 100 ekor/jaring

2 Acriflavin Larutan pencegah penyakit/parasit

3 Air tawar Bahan perendam ikan uji untuk mencegah parasit

4 Air laut 30 ppt Media pemeliharaan ikan uji 5 Pakan dengan ukuran 5,7

dan 9 mm

Pakan uji coba

C.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu:

Perlakuan Kontrol : Pemberian pakan komersil dengan kandungan protein 38%

Perlakuan 1 (P1) : Pemberian Pakan formulasi penambahan metionin 0,2% dengan kandungan protein 38%

Perlakuan 2 (P2) : Pemberian Pakan formulasi penambahan metionin 0,4% dengan kandungan protein 38%

Tata letak keramba penelitian:

Gambar 3. Tata letak KJA penelitian P1.2 P2.1 Kontrol.1 P1.1 P2.3 Kontrol.2 Kontrol.3 P2.2 P1.3

(29)

14

D.Prosedur Penelitian 1. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku pakan sebelum dicetak dihaluskan seperti (tepung ikan, MBM, PMM, SBM, CGM dan polar) menggunakan mesin Hammer mil untuk memudahkan pada pencetakan pakan sehingga pakan menjadi lebih berkualitas.

2. Persiapan Wadah Penelitian

Jaring dibersihkan dan dicek semua bagian KJA yaitu kerangka, pelampung, pengikat, jangkar dan jaring. Ukuran jaring 3 x 3 x 3 m, ukuran mata jaring 2-3 cm, kemudian diberi label sesuai dengan perlakuan yang telah diacak.

3. Pencetakan Pakan

Semua tepung dan feed adictif dimasukan ke dalam mesin mixer sesuai formulasi (Tabel 3) ditambakan air 1 L/6,5 kg bahan. bahan yang sudah homogen masuk ke mesin pencetak, selesai dicetak masuk kedalam oven dryer selama 2 jam. Masuk ke dalam mesin flavour machinediberi minyak ikan atau antraktan. Pelet yang su-dah diberi minyak ikan didinginkan dan dikemas.

(30)

15

Tabel 3. Formulasi Pakan Uji

Bahan Baku (%) Kontrol P1 (0,2) P2 (0,4)

Tepung Ikan TD 20 20

Tepung MBM (Meat bone meal) TD 7 7

Tepung PMM (Poultry by product) TD 12 12 Tepung SBM (Soy beam meal) TD 19,5 19,5

Tepung CGM (Corn gluten meal) TD 3 3

Tepung tapioka TD 6,3 6,3 Tepung terigu TD 11,1 10,9 Tepung polard TD 10,5 10,5 Minyak Ikan TD 8 8 Lesitin TD 0,4 0,4 Vit c TD 0,05 0,05 Vit Pre-mix TD 0,5 0,5 Taurin TD 0,1 0,1 Imunostimulan TD 0,03 0,03 Anti mold TD 0,05 0,05 Anti oksidan TD 0,07 0,07 Mineral mix TD 0,4 0,4 Enzim TD 0,05 0,05 Garam TD 0,35 0,35 Metionin TD 0,2 0,4 Lisin TD 0,4 0,4 Jumlah 100 100 100

Tabel 4. Hasil analisa proksimat Pakan Uji

Hasil Proximat (%) Kontrol P1 (0,2) P2 (0,4)

Kadar Air 8,95 11.98 11,67 Protein 38,19 38,77 38,05 Lemak 9,32 5,08 4,77 Kadar Abu 9,26 13,68 13,88 Serat Kasar 1,70 1,94 1,94 BETN 32,58 28,55 28,82 Metionin 0,62 1,00 1,19 GE* 473,4 349,9 349,2 C/P 10,29 9,6 9,6 Keterangan :

*GE dihitung berdasarkan; protein 5,6 kkal/g, lemak 9,4 kkal/g, karbohidrat 4,1 kkal/g.

4. Persiapan dan Penebaran Ikan

Ikan kobia yang akan digunakan sebagai ikan uji diseleksi ukuran yang sama dan sehat dengan bobot rata-rata 114,47±1,06 g/ekor yang diperoleh dari kegiatan

(31)

16

pembenihan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Ikan ditebar dengan padat tebar 4 ekor/m3. Target ikan dengan bobot rata-rata 500 g/ekor.

5. Pemberian Pakan

Pakan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersil dan pakan formulasi. Pakan tersebut bersifat tenggelam berwarna coklat tua. Pemberian pa-kan dilakupa-kan 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 14.00 dengan metode at satia-tion, yakni pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai ikan tidak lagi merespon pakan. pemberian pakan setiap hari dilakukan penimbangan sehingga dapat dike-tahui jumlah pakan yang diberikan. Manajemen pemberian pakan dengan ukuran yang disesuaikan bukaan mulut ikan (Gambar 2).

Gambar 4. Pemberian pakan sesuai ukuran mulut ikan

6. Pemeliharaan Ikan

Pemeliharaan ikan dilakukan selama 75 hari di Teluk Pandan ±3 km dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Parameter kualitas air yaitu suhu, pH, DO dan salinitas diukur pada awal dan akhir pemeliharaan. Setiap hari dilakukan monitoring terhadap kesehatan ikan. Sebagai tindakan preventif mele-paskan ektoparasit yang menempel pada ikan, dilakukan perendaman 1 bulan se-kali dengan air tawar yang telah di beri larutan acriflavin 5-10 ppm selama 5

me-1-30 hari 31-60 hari 60-75 hari

(32)

17

nit. Untuk menjaga kebersihan jaring maka dilakukan pergantian jaring sebulan sekali.

E.Pengambilan Data

Pengambilan sampling dilakukan dengan teknik acak (random sampling), dilaku-kan pengambilan contoh (sampling) setiap 30 hari sekali. Pengambilan sampel awal dihitung semua total biomassa, pengambilan sampel untuk mengetahui kena-ikan biomassa diambil sebanyak 20% dari total kena-ikan yang dipelihara di setiap ke-ramba dan pada akhir penelitian ditimbang total biomassa ikan keseluruhan di tiap jaring menggunakan timbangan digital. Data panjang total ikan diambil se-banyak 10% dari populasi menggunakan penggaris. Untuk mengetahui SR ikan dilakukan perhitungan satu persatu dalam keramba jaing apung.

F. Parameter yang diukur

Parameter penelitian yang diamati yaitu laju pertumbuhan harian, pertumbuhan bobot mutlak, rasio konversi pakan (FCR), retensi protein, retensi asam amino, kelangsungan hidup(SR), harga pakan serta kualitas air meliputi pH, DO, salini-

, , Phosphat, , suhu dan analisis data.

1. Pertumbuhan Mutlak

Penghitungan pertumbuhan bobot mutlak menggunakan rumus Weatherley (I972) yaitu bobot ikan di akhir penelitian dikurangi bobot ikan pada awal pemeliharan.

W = Wt-W0

Keterangan :

(33)

18

Wt = Bobot ikan akhir pemeliharaan (g) W0 = Bobot ikan awal pemeliharaan (g)

2. Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus (Purnomo, 2012), yaitu bobot rata-rata ikan waktu n, dikurangi berat rata-rata ikan waktu n-1 dibagi dengan lama waktu pemeliharaan.

LPH = Keterangan:

LPH = laju pertumbuhan harian

Wt = bobot rata-rata ikan pada waktu n (g) W0 = bobot rata-rata ikan pada waktu awal (g) t = waktu pemeliharaan (hari)

3. Feed Convertion Ratio

Rasio konversi pakan adalah jumlah pakan (kg) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kilogram daging ikan dalam budidaya pakan Tacon (1987). Total pakan yang diberikan selama pemeliharaan dibagi dengan total biomasa ikan diakhir yang dikurangi dengan biomasa awal ikan.

FCR

= ) )

Keterangan :

FCR = Rasio konversi pakan

F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (kilogram) Wt = Biomassa ikan pada akhir penelitian (kilogram)

(34)

19

D = Bobot total ikan mati (kilogram).

4. Retensi Protein

Retensi protein dapat dihitung dengan rumus Takeuchi (1988). Jumlah protein dalam tubuh ikan diakhir penelitian dikurangi jumlah protein di awal tubuh ikan penelitian dibagi jumlah protein dalam pakan yang dikonsumsi ikan selama pemeliharaan dikali presentase.

RP (%) = ) X 100 Keterangan :

RP = Retensi Protein (%)

F = Jumlah protein tubuh ikan pada waktu akhir pemeliharaan (%) I = Jumlah protein tubuh ikan pada waktu awal pemeliharaan (%) p = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan selama pemeliharaan (gram)

5. Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival rate)

Kelulushidupan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup selama waktu pemeliharanaan. Tingkat kelangsungan hidup diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Effendie(2002), jumlah ikan di akhir penelitian dibagi jumlah ikan di awal penelitian dikali seratus persen.

TKH = x 100% Keterangan :

TKH = Kelulushidupan (%)

Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

(35)

20

6. Konsumsi Pakan Harian

Konsumsi pakan harian dapat dihitung dengan konsumsi pakan total penelitian dibagi jumlah hari pemberian pakan.

KPH=

KPH = konsumsi pakan harian KP = konsumsi pakan total (gram)

JHP = jumlah hari pemberian pakan (hari)

7. Retensi Asam Amino

Retensi asam amino dapat dihitung dengan jumlah asam amino dalam tubuh ikan diakhir penelitian dikurangi jumlah asam amino di awal tubuh ikan penelitian dibagi jumlah protein dalam pakan yang dikonsumsi ikan selama pemeliharaan dikali presentase.

RAA (%) = ) X 100 Keterangan :

RAA = Retensi Asam Amino (%)

F = Jumlah metionin tubuh ikan pada waktu akhir pemeliharaan (%) I = Jumlah metionin tubuh ikan pada waktu awal pemeliharaan (%) AA = Jumlah metionin yang dikonsumsi ikan selama pemeliharaan (gram)

8. Biaya Pakan

Harga pakan selama pemeliharaan dihitung untuk membandingkan efesiensi pa- kan yang digunakan selama pemeliharaan dengan mengalikan harga pakan per/ ki-

(36)

21

logram dengan FCR yang didapat pada masing-masing perlakuan selama pemeli-haraan ikan kobia.

9. Kualitas Air

Pada penelitian ini parameter kualitas air yang akan diukur adalah pH, DO, salini-tas, , , Phosphat, , dan suhu. Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir penelitian.

10. Analisis Data

Data penelitian diolah secara kuantitatif berupa tabel dan grafik menggunakan aplikasi perangkat lunak pengolah angka Microsoft Excel dan pengolah data SPSS Statistic 20 apabila berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Tukey.

(37)

37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Penambahan metionin dalam pakan sebesar 0,2% memberikan pertumbuhan yang terbaik pada ikan kobia dibandingkan kontrol (tanpa penambahan metionin) dan P2 (0,4%), sehingga P1 dapat menjadi pakan alternatif ikan kobia.

B.Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pemberian kadar metionin yang optimal bagi ikan kobia pada pakan formulasi dengan penambahan 0,2% metionin.

(38)

38

DAFTAR PUSTAKA

Abidi, S.F. and Khan, M.A. 2011. Total sulphur amino aicd requirement and cystine replacement value for fingerling rohu, Labeo rohita: effects on growth, nutrient retension and body composition. Aquaculture

Nutrition;17:e583-94.

Ardita, N., Agung, B., And Siti, L.A.S. 2015.Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Prebiotik.

Bioteknologi 12(1):16-21.

Anderson, D.P. 1974. Immunology of fish diseases. in: Snieszko SF. Axelrod HR. editors. Diseases of Fishes. TFH publications inc. Neptune. New Jersey. Asrazitah, A.R., Julian, R., and Ahemad, S. (2014). First report Megalocytivirus

(Iridoviridae) in grouper culture in Sabah Malaysia. Internasional. Journal. Microbiol. Appl. Sci., 3, 896-909.

Baker, D.H. 2006. Comparative species utilization and toxicity of sulfur amino acids. Journal Nutrisi.136S 1670 – 1675.

Ballestrazzi R.D., Lannari E.D.,’agoro, M.A. 1994. The effect of dietary protein level and source on growth and body composition, total ammonia, and relative phosphate excretion of growing sea bass Dicentrarchuss labrax.

Aquaculture 127: 197–206.

Bhagavan, N.V., 1992. Medical Biochemistry. Jones and Bartlett, Boston. 980 pp. Boonyoung, S., Haga, Y. and Satoh, S. 2013. Preliminary study on effects of

methionine hydroxy analog and taurine supplementation in a soy protein concentrate-based diet on the biological performance and amino acid

composition of rainbow trout (Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Aquaculture Research 44:1339-1347.

Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan asam amino esensial dalam ransum ikan. Kanisius, Yogyakarta. 52 pp.

Coloso, R.M., Murillo, G.D.P., Borlongan I.G. and Catacutan, M.R. 1999. Sulphur amino acid requirement of juvenile Asian Sea bass Lates calcarifer.

(39)

39

Cowey, C.B., Cho, C.Y. and Sivak, J.G. 1992. Methionine intake in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss), relationship to cataract formation and metabolism of methionine. Jurnal Nutrition122, 1154 – 1163.

Cui YX, Liu SW, Chen S. 1992. Growth and energy budget in young grass carp

Ctenopharyngodon idella Val. feed plant and animal diets. Journal of Fish Biology 41: 231–238.

Daghoghi, B.2008. Survey on some biological aspects of Cobia ( Rachycentron canadum ).final report of project. Persian Gulf and Oman Sea Ecologiy Institute.Iranian Fisheries Research Organization. 78p

Dalmo RA dan Seljelid R. 1995. The immunomodulatory effect of LPS,

laminaran and sulphated laminaran [b (1, 3)-D-glucan] on Atlantic salmon, Salmo salar L., macrophages in vitro. Journal of Fish Disease. 18 : 175-185 Diep, M.N.T. 2009. Utilisation Of Fish Silage Protein For Protein Cobia

(Rachycentron Canadum) Effect On Digestion, Amino Acid Distribution, Growth, Fillet Composition And Storage Quality. Disertasi. Norwegia: University of Bergen.

Djariah, A.S. 2005.Budidaya Ikan Patin.Kanisius.Yogyakarta.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Espe, M., Hevroy, E.M., Liaset, B., Lemme, B., El-Mowafi, A. 2008. Methionine

intake affect hepatic sulphur metabolism in Atlantic salmon, Salmo salar.

Aquaculture; 274:132-141.

FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations). 2006. Cultured Aquatic Species Information Programme. Fisheries and Aquaculture

Department.

Furuya, W.M. and Furuya, V.R.B. 2010. Nutritional innovations on amino acids supplementation in Nile tilapia diets. Revista Brasileira de Zootecnia 39: 88– 94.

Furuya, W.M., Pezzato, L.E., Barros, M.M.2004. Use of ideal protein concept for precise formulation of amino acid levels in fish-meal-free diets for juvenile Nile tilapia (Oreochromis niloticus),Aquaculture Research ; 35:1110-1116.

Giri, N.A., Suwirya, K. and Marzuqi, M. 2006. Kebutuhan asam amino lisin untuk benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Jurnal Riset Akuakultur, 1(2):143-150

Guo Z, Zhu X, Liu J, Yang Y, Lan Z, Xie S. 2012. Effects of dietary protein level on growth performance, nitrogen and energy budget of juvenile hybrid sturgeon Acipenser baerii × A. gueldenstaedtii. Aquaculture 338:89–95.

(40)

40

Halver, J.E. 1972. Fish Nutrition. Academic Press, London, New York.713 pp. Hammond, D.L. 2001. Taxonomy and Basic Description : Cobia (R. canadum)

Aquaculture. Marine Freswater.

Indah, M.S. 2007. Struktur Protein. Fakultar Kedokteran, Univesitas Sumatra Utara, Medan. 89 hlm

Kaiser, J.B. and Holt, G.J. 2005. Species profile: Cobia. Southern Regional Aquaculture Center (SRAC) Publication no. 7202. . SRAC, Stoneville, Mississippi, USA.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2015. KKP: Wujudkan Kemandirian melalui Pakan Ikan Mandiri. [internet]. [diunduh 29 oktober 2018 pukul 17.27 WIB]. Tersedia pada: http://www.djpb.kkp.go.id/index/WUJUDKAN-KEMANDIRIAN-MELALUI-PAKAN-IKAN-MANDIRI/?category-id=. Kordik, M.G.H. 2005. Budidaya Ikan Patin Pembenihan dan Pembesaran.

Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Kuang, S.Y., Xiao, W.W., Feng, L., Liu, Y., Jiang, J., Jiang, W.D., Hu, K., Li, S.H., Tang, L. and Zhou, X.Q. 2012. Effects of graded levels of dietary methionine hydroxy analogue on immune response and antioxidant status of immune organs in juvenile Jian carp (Cyprinus carpio var. Jian). Fish and Shellfish Immunology 32:629-636.

Krismono, Astuti, L.P.,and Sugianti, Y. 2009. Karakteristik Kualitas Air Danau Limboto, Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 15(1) : 59-68.

Li, P., Mai, K., Trushenski, J., and Wu, G. 2008. New developments in fish amino acid nutrition: towards functional and environmentally oriented aquafeeds. Amino Acids 37: 43–53.

Liao, I.C. and Leano, E.M. 2005.Cobia Aquaculture in Taiwan.World

Aquaculture.36(1): 4.

Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Published by Van Nostrand Reinhold, New York.260 pp.

Luo, Z., Liu, Y. J., Mai, K. S., Tian, L. X., Yang, H. J., Tan, X. Y., and Liu, D. H. 2005 Dietary lmethionine requirement of juvenile grouper Epinephelus

coioides at a constant dietary cystine level. Aquaculture 249:409-418

Ma, R., Hou, H., Mai, K., Bharadwaj, A.S., Cao, H., Ji, F. and Zhang, W. 2013. Comparative study on the effects of L-methionine or

(41)

41

performance and anti-oxidative responses of turbot (Psetta maxima).

Aquaculture 412–413:136-143.

Mach, T.N.D. 2009. Utilisation of fish or crab silage protein for cobia (Rachycentron canadum) - effects on digestion, amino acid distribution, growth, fillet composition and storage quality. Dissertation for the degree philosophiae doctor (PhD). University of Bergen. 66p.

Maynard, L.A., J.K, Loosli., H.F, Hintz, and R.G., Warner. 1979. Animal Nutrition. New Delhi. Seven Edition Mcgraw-Hill Book Company.

Nematipour, G. R., Brown, M. L., and Gatlin, D. M. III. 1992. Effects of dietary energy: protein ratio on growth characteristics and body composition of hybrid striped bass. Aquaculture, 107(4), 359-368.

NRC. 2011. Nutrient requirements of fish and shrimp. Washington, DC: The National Academies Press.

Nunes, A.J., Sá, M.V., Browdy, C.L., and Vazquez-Anon, M. 2014. Practical supplementation of shrimp and fish feeds with crystalline amino acids.

Aquaculture 431: 20–27.

Patrick, H., and P. J. Schaible. 1980. Poulry Feeds and Nutrition. 2nd Ed. Avi Publising Company Inc. Westport. Connecticut.

Pazos, M., Gallardo, J.M., Torres, J.L. and Medina, I. 2005.Activity of Grape Polyphones As Inhibitors Of The Oxidation Of Fish Lipids and Frozen Fish Muscle. Food Chemistry, 92, 547-557.

Priyono, A., Slamet, B. and Sutarmat, T. 2005. Pengamatan Beberapa Aspek Biologi Ikan Cobia (Rachycentron canadum) dari Perairan Bali

Utara.Prosiding Seminar Nasional Tahunan Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Yogyakarta, 30 Juli 2005. Bidang MSP, hlm. 87-93.

Refstie, S, Korsøen, Ø.J., Storebakken, T., Baeverfjord, G., Lein, I., and Roem A.J. 2000. Differing nutritional responses to dietary soybean meal in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) and Atlantic salmon (Salmo salar). Aquaculture. 190:49–63.

Rolland, M., Dalsgaard, J., Holm, J., Gómez Requeni, P. and Skov, P.V. 2015. Dietary methionine level affects growth performance and hepatic gene expression of GH– IGF system and protein turnover regulators in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) fed plant protein-based diets.Comparative Biochemistry and Physiology - Part B 181:33-41.

Rumsey, G.L., Page, J.W. and Scott, M.L. 1983. Methionine and cystine requirement of Rainbow trout. Progr Fish Cult 45, 139 – 143.

(42)

42

Samsundari, S. and G. A. Wirawan. 2013. Analisis Penerapan Biofilter dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor). Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. 12 hal.

Sang, H.M. and Fotedar, R. 2011. Effects of Dietary Mannat Oligosaccharide on Survival Growt, Physiological Condition and Immunological Responses of Marron. Journal of the World Aquaculture Society 42, 230-241

Saputra, S. 2016. Evaluasi Sumber Protein Alternatif Berbasis Perairan Sebagai Bahan Baku Pakan Juvenil cobia (Rachycentron canadum). Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Santoso, H., Asmanik, Sukadi, Purnomo B,and Slamet, S. 2010. Rekayasa Teknologi Pematangan Gonad, Pemijahan dan Pemeliharaan Larva/Benih Ikan Cobia (Rachycentron canadum). Laporan Tahunan.Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Shaffer, R.V., and Nakamura, E.L. 1989. Synopsis of biological data on the cobia Rachycentron canadum (Pisces: Rachycentridae). NOAA Tech. Rep. NMFS 82, FAO Fisheries Synopsis 153

Solberg, J., Buttery, P. and Boorman, K.1971. Effect of moderate methionine deficiency on food, protein and energy utilisation in the chick.Br Poult Sci;12:297-304

Suprayudi, M.A., Inara, C., Ekasari, J., Priyoutomo, N., Haga, Y., Takeuchi, T., and Satoh, S. 2014. Preliminary nutritional evaluation of rubber seed and defatted rubber seed meals as plant protein sources for common carp Cyprinus carpio L. juvenile diet. Aquaculture Research : 1–10.

Tacon, A.E.J. 1987. The nutrition and Feeding Formed Fish and Shrimp. A training Manual Food and Agriculture of United Nation Brazilling , Brazil. 108 hlm.

Takeuchi, T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens. inWatanabe T. (Eds). Fish Nutrition and Mariculture., Jica Textbook, the General Aquaculture Course. Departement Of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries Press. Tokyo. 229 pp.

Tang, L., Wang, G.X., Jiang, J., Feng, L., Yang, L., Li, S.H., Kuang, S.Y., and Zhou, X.Q. 2009. Effect of methionine on intestinal enzymes activities, microflora and humoral immune of juvenile Jian carp (Cyprinus carpio var. Jian). Aquaculture Nutrition 15:477-483.

Tulli, F., Messina, M., Calligaris, M. and Tibaldi, E. 2010 Response of European sea bass (Dicentrarchus labrax) to graded levels of methionine (total sulfur

(43)

43

amino acids) in soya protein based semi purified diets. Britania Jurnal Nutrition.;104:664-73.

Veronica, D. P. 2004.The effect of amino acid lysine and methionine addition on feed toward the growth and retention on mud crab (Scylla serrata).Isr.

Journal Aquaculture. 56 111-123

Walton, M., Cowey, C.B. and Adron, J.W. 1982. Methionine metabolism in

Rainbow trout fed diets of differing methionine and cystine content. Journal Nutrition 112, 1525 – 1535

Weatherlay, A.H. 1972. Growth and Ecology of Fish Population. Academic Press. London. h. 293.

Wilson, R.P. 2002. Amino acids and proteins, In: Halver, J.E., Hardy, R.W. (Eds.), Fish Nutrition, 3rd ed. Academic Press, New York, pp. 143–17 Wilson, R. P., and Poe, W. E., 1985. Apparent digestible protein and energy

coefficients of common feed ingredients for channel catfish. Progressive Fish-Culturist, 47: 154–158.

Yokoyama, M., Takeuchi, T., Park, G.S. and Nakazoe, J.2001. Hepatic

cysteinesulphinate decarboxylase activity in fish. Aquaculture Research 32, 216–220.

Yuan, Y.C., Gong, S.Y., Yang, H.J., Lin, Y.C., Yu, D.H. and Luo, Z. 2011. Effects of supplementation of crystalline or coated lysine and/or methionine on growth performance and feed utilization of the Chinese sucker,

Myxocyprinus asiaticus. Aquaculture 316:31-36.

Yuasa, K., Koesharyani, I., Roza, D., Johnny, F., and Zafran. 2001. Manual for PCR procedure; rapid diagnosis on viral nervous necrosis (VNN) in grouper. Lolitkanta – JICA Booklet No 13: 35 pp.

.

Zafran, I., Koesharyani, F., Johnny, K., Yuasa, T., Harada. and Hatai, K., 2000. Viral nervous necrosis in hampback grouper Cromileptes altivelis larvae and juveniles in Indonesia. Fish Pathol, 35(2), 95-96.

Zhou, Q.C., Wu, Z.H., Tan, B.P., Chi, S.Y. and Yang, Q.H. 2006. Optimal dietary methionine requirement for juvenile cobia (Rachycentron canadum).

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian  Suplementasi metionin dalam pakan ikan kobia
Gambar 2. Morfologi Ikan kobia (Rachycentron canadum)
Gambar 3. Tata letak KJA penelitian P1.2 P2.1 Kontrol.1 P1.1 P2.3  Kontrol.2 Kontrol.3 P2.2 P1.3
Gambar 4. Pemberian pakan sesuai ukuran mulut ikan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebuah client yang menjalankan method pada remote server object sebenarnya menggunakan stub atau proxy yang berfungsi sebagai perantara untuk menuju remote server object

Pembuatan aplikasi PMCS ini disesuaikan dengan tahapan-tahapan manajemen proyek tersebut dimana aplikasi ini diharapkan sebagai solusi untuk membantu manajer

Perbandingan antara sitokinin dan auksin yang tinggi akan mendorong pembentukan tunas, sedangkan perbandingan sitokinin dan auksin rendah akan mendorong pembentukan akar,

Menurut Arend, Model pembelajaran langsung adalah Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang

Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sampai 1% dalam air minum masih tetap menjaga stabilitas profil lemak darah ayam

Tarimiat aents unuimiata juarmanumn irutkamunam tura unuimiatainiam “Isabek Wampash, MOSEIBjai takakmaki winiají, tarímiat aentsu matsamtairi, unuimiamunam uchi nua tura