• Tidak ada hasil yang ditemukan

SisPenA Satuan PAUD dan PNF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SisPenA Satuan PAUD dan PNF"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

SisPenA Satuan PAUD dan PNF

Oleh:

Drs Rusmantara, M.Si

Pamong Belajar BP PAUD dan Dikmas Kalimantan Barat

itegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa Pendidikan Nonformal (PNF) merupakan satu diantara tiga jalur pendidikan pada Sisdiknas, bertujuan antara lain, untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau (the un-reach target) oleh jalur pendidikan formal. Terdapat tiga rumpun Satuan Pendidikan pada jalur PNF dimaksud, yaitu rumpun: Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Satuan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), dan Satuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Ketiga Satuan tersebut digabung dalam istilah ‘Satuan PAUD dan PNF’. Mengenai PNF, terdiri atas Satuan LKP dan PKBM dikenal juga dengan Pendidikan Masyarakat (Dikmas). Sehingga ada Instansi perpanjangan tangan pusat berkedudukan di tingkat Provinsi, yaitu Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) yang selain menjadi perekat hubungan pusat dengan daerah, juga melakukan Pengembangan Model dan Pengembangan (termasuk pemetaan) Mutu Pendidikan jalur nonformal.

A. Jenis Layanan

Berbagai jenis program layanan pada jalur PNF – diperuntukkan bagi masyarakat kurang beruntung khususnya – dalam upaya terpenuhinya ‘ruang’ pendidikan sepanjang hayat (long life education). Wadah yang mengelola hal tersebut (sebagaimana telah disebutkan di atas) adalah Satuan Pendidikan yang merupakan gabungan antara Satuan PAUD dan PNF. Satuan PAUD sendiri memiliki jenis

(2)

2

program layanan: Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Adapun Satuan PNF (Dikmas) terdiri dari Satuan LKP dan Satuan PKBM, masing-maing memiliki jenis program layanan tersendiri. Dalam hal ini, Satuan LKP, memiliki program paling banyak jenisnya dibanding dengan jenis program layanan yang ada di Satuan PAUD maupun pada Satuan PKBM. Jenis program layanan Satuan LKP, antara lain: program Kecakapan Kerja (PKK ) maupun Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Lembaga yang bisa mengajukan akreditasi adalah Lembaga kursus yang programnya pembelajarannya jenis kursus mengacu pada SKL yang dikeluarkan oleh Sementara jenis program layanan pada Satuan PKBM meliputi: Pendidikan Keaksaraan (literacy) dipadukan dengan pembelajaran keterampilan bermatapencaharian (life skills) terfokus pada sasaran masyarakat usia dewasa, yang masih buta aksara, atau belum berkesempatan lulus Sekolah Dasar (SD). Ada pula jenis layanan Pendidikan Kesetaraan (equal education). Sasaran utamanya adalah peserta didik drop out dari sekolah formal: SD, SMP, SMA/ sederajat. Tersedia pula program layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) mencakup di dalamnya layanan buku-buku elektronik (e-books). Payung hukum program layanan PNF tersebut antara lain tertera pada pasal 26 ayat (3) UU Sidiknas No.20 Tahun 2003 bahwa program pendidikan nonformal meliputi: pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, dan pendidikan lain yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik.

B. SKB – PKBM – CLC

Pengelolaan layanan PAUD atau Pendidikan Kesetaraan jenis program: Paket A (setara SD/MI/Ula), Paket B (setara SMP/MTs/Wustho), Paket C (setara SMA/MA/Ulya) yang diselenggarakan pemerintah, proses pembelajarannya bertempat di Satuan Pendidikan Nonformal – Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB)

(3)

3

keberadaannya di hampir seluruh kabupaten/ kota. Adapun jenis layanan serupa yang pengelolaannya: dari, oleh, dan untuk masyarakat, tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) nya disebut Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Mengenai CLC

(Community Learning Center) merupakan Satuan Pendidikan sejenis PKBM, berupa

wadah pembelajaran anak-anak Indonesia di luar negeri. Seperti satuan CLC untuk anak-anak TKI/ TKW di Serawak, Sabah, Saudi Arabia, di bawah pantauan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) setempat. Mengenai pendidik atau guru yang melakukan pendampingan di SKB – umumnya Aparatur Sipil Negara (ASN) – disebut dengan Pamong Belajar, Untuk pendidik di PKBM akrab dengan sapaan Tutor, pendidik di lembaga kursus disebut instruktur / penguji dan pendidik di PAUD Guru serta pendiidk dilembaga CLC berstatus guru kontrak

Dapat dimaknai bahwa baik Satuan SKB, PKBM, maupun CLC, pada dasarnya adalah sama-sama Satuan Pendidikan jalur nonformal. Bedanya, SKB statusnya “plat merah” diselenggarakan oleh aparatur pemerintah, lokasinya di pusat kota/ di ibu kota kabupaten. Sementara Satuan PKBM dikelola masyarakat setempat (swasta) keberadaannya menyebar hingga ke pelosok desa, dapat melayani komunitas yang sulit terjamah (to reach the un-reach). Akan halnya CLC - sudah pasti - hanya ada di luar negeri! Bagaimana pula halnya dengan ‘pengakuan’ legalitas output atau keluaran, alias hasil lulusan tiga Satuan Pendidikan jalur nonformal tersebut di atas? “Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.” (Demikian bunyi pasal 28 ayat (6) UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Lebih terperinci tentang tujuan penilaian atau evaluasi, ditegaskan pada pasal 57 bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal proses penilaian penyetaraan, tergambar dalam implementasi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Secara tegas aturannya bahwa wewenang penyelenggara ujian - jalur PNF- hanya

(4)

4

diberikan kepada Lembaga atau Satuan yang telah terakreditasi. Proses Akreditasinya pun berbasis web yang wajib terkoneksikan dengan Dapodik. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa perlakuan PNF dapat digolongkan setara atau serupa (tidak sama dalam ciri khas) dengan mekanisme dan prosedur yang ditempuh oleh Satuan (Sekolah) jalur pendidikan formal.

Mengenai strategi pelayanan, baik di SKB, maupun pada Satuan PKBM, ataupun di CLC, dapat diimplementasikan secara fleksibel, melalui pendekatan kemasyarakatan, mengingat karakteristik budaya dan adat kebiasaan komunitas sekitar. Begitu pun tentang kelenturan memilah dan memilih variasi metode pembelajaran. Selain harus selektif menetapkan metode – sesuai dengan situasi dan kondisi – sangat disarankan bagi guru PNF untuk mengedepankan pendekatan yang “bernuansa andragogi”. Terutama dalam upaya mendorong partisipasi aktif peserta didik – orang dewasa – yang usianya sudah tidak muda lagi. Jadi, meskipun pengelolaan satuan PNF “terkesan” flexible menyesuiakan dnegan kondisi lingkungan yang ada , akan tetapi pelaksanaannya harus – memenuhi tuntutan minimal (Standar nasional Pendiidkan (SNP) Non Formal . Artinya, indikator “layak tidaknya” pengelolaan layanan suatu Lembaga atau Satuan, tetap merujuk pada status terakreditasi atau tidak! Lebih dalam pemaknaan akreditasi, yaitu penilaian kelayakan Program atau Satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan merupakan bagian dari upaya penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Konsep UNESCO mengenai kinerja penjaminan mutu (quality assurance) dalam Nanang Fattah (2012:2) tertuju pada proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proccess, dan hasil atau outcome sesuai dengan yang diharapkan oleh

stake holders pendidikan. Lebih lanjut tentang contoh stake holders pendidikan, seperti orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah, termasuklah dunia usaha dan dunia industri (DUDI) – selaku users – pihak penerima manfaat.

(5)

5 C. Institusi Akreditasi

Pihak manakah yang berwenang melakukan penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan di negeri ini? Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permen Dikbud RI) No.59 Tahun 2012 berbunyi: akreditasi yang dilakukan pemerintah dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang terdiri atas:

a. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN S/M), b. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), c. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN PNF).

Permen Dikbud RI Nomor 13 Tahun 2018 memuat tentang perubahan (nama) Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (BAN PAUD dan PNF). Dapat disimpulkan bahwa institusi berwenang – yang ditunjuk pemerintah – melakukan penjaminan dan pengendalian mutu Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat ( PAUD dan Dikmas ) di Indonesia adalah BAN PAUD dan PNF (pada jalur nonformal).

Dapat ditegaskan, bahwa Lembaga yang memiliki kewenangan sebagai institusi akreditasi jalur nonformal adalah BAN PAUD dan PNF, dibantu oleh BAN-Provinsi beserta staf sekretariat provinsi bersangkutan. Dengan kata lain, Satuan pendidikan jalur nonformal yang terdiri atas 3 (tiga) rumpun: PAUD, LKP, dan rumpun PKBM, diakreditasi oleh institusi BAN PAUD dan PNF. Selain itu, BAN PAUD dan PNF juga yang berwenang mengakreditasi layanan sejenis yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) seperti: Raudhatul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA), dan Satuan Pondok Pesantren Salafi yang menyelenggarakan jenis layanan ula (setara paket A),

wustho (setara paket B), dan ulya (setara paket C)! Tentu saja Lembaga tersebut baru boleh diproses akreditasinya, setelah melalui sinkronisasi sistem data terpadu di tingkat pusat, antara Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang ditangani oleh Depdikbud dengan EMIS (Education Management Information System) yang dikelola Kemenag.

(6)

6

Kaitannya dengan akreditasi Satuan PKBM (termasuk SKB dan CLC) dan LKP, masih menerapkan skala prioritas, diutamakan untuk mengakreditasi Pendidikan Kesetaraan (program: Paket A, B, C). Dikarenakan adanya proses “pindah kebijakan” dari Akreditasi terhadap Program (dulu) ke Akreditasi terhadap Satuan atau Lembaga (sekarang). Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Ketua BAN PAUD dan PNF No: 193/K/TU/II/2019 tertanggal 14 Februari. Intinya berbunyi: “Seluruh Satun LKP, PKBM, atau bentuk lainnya yang akan mengajukan permohonan akreditasi diwajibkan mendaftarkan dan mengisi EDS-PA seluruh program yang diselenggarakan, maka Asesor wajib pula melaksanakan visitasi terhadap setiap program yang diajukan Asesi dalam SisPenA tersebut”. Sejalan pula dengan Permendikbud No.13 Tahun 2018 pasal 18 ayat (3) dijelaskan bahwa peringkat akreditasi Satuan Pendidikan mencakup kelayakan seluruh program yang diselenggarakan pada saat Akreditasi mulai.

D. SisPenA Berbasis Web

Mulai Tahun 2019, BAN PAUD dan PNF memberlakukan Instrumen Penilaian Akreditasi (IPA) dan telah melalui tahapan uji empiris. Lebih fokus pada

penilain (kinerja) kualitas pembelajaran (performance) dibanding pada pemenuhan syarat berupa kelengkapan administratif (compliance). Adapun kebijakannya bahwa prioritas sasaran Akreditasi meliputi; Satuan PAUD (layanan: TK/RA/BA/KB), Satuan LKP (83 program kursus vokasional), dan Satuan PKBM (program layanan Kesetaraan Paket A, B, C serta Keaksaraan). Berdaarkan Panduan SisPenA BAN PAUD dan PNF (2018:3) bahwa pelaksanaan akreditasi BAN PAUD dan PNF tidak lagi menggunakan dokumen kertas atau borang, sudah beralih ke sistem online. (Hanya saja, dokumen asli berupa hasil print out masih wajib tersedia di Lembaga masing-masing, sebagai arsip). SisPenA terus-menerus diperbaharui (continuous improvement). Kini, mekanisme penyelenggaraan akreditasi sudah melalui SisPenA Versi 2.0. Berupa aplikasi penilaian akreditasi berbasis web, dapat diakses di mana saja, kapan saja dengan syarat terhubung dengan internet. Aplikasi sisPenA

(7)

7

dimaksud, tidak hanya bisa menggunakan laptop atau komputer, tetapi bisa juga memanfaatkan handphone (android) ataupun tablet yang resolusinya lebih kecil.

Implementasi SisPenA Versi 2.0 berupa integrasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan Sistem Akreditasi, yaitu data Dapodik digunakan untuk memberikan status pengesahan pada Satuan yang akan diakreditasi. Proses awal, pihak Lembaga atau Satuan Pendidikan yang dikenal dengan sebutan Asesi, mengajukan akreditasi melalui koneksitas Dapodik yang sudah terekam pada operator Dinas Pendidikan kabupaten/ kota masing-masing. Dengan tujuan agar data akreditasi dapat terintegrasi dengan Hasil Akreditasi – secara sistem – dengan mengacu kepada NPSN (Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional). Dalam hal ini, Dapodik menjadi basis data utama (data base) melalui NPSN agar terjadi konsistensi dan adanya histori data akreditasi.

E. Alur SisPenA Level Lembaga

Langkah-langkah untuk mengakses atau menggunakan aplikasi SisPenA Versi 2.0. Setelah Lembaga atau Asesi dapat memastikan ‘telah terhubung’ dengan jaringan internet, bisa langsung membuka brower dan ketikkan URL atau

banpaudpnf.kemdikbud.go.id/sispena. Selanjutnya untuk masuk Link Evaluasi Diri Satuan-Prasyarat Akreditasi (EDS-PA) pada bagian username dan password

menggunakan NPSN milik Lembaga masing-masing. Apabila berhasil login, maka sistem akan langsung menampilkan jendela Dahsboad Data Profile Satuan Pendidikan yang bersangkutan. (Dashboard berisikan informasi data profil satuan pendidikan yang terintegrasi dengan Dapodik). Maka dari itu, untuk isian identitas sebagian besar hanya berbentuk view karena data sudah diambil dari Dapodik tersebut. Jika ada data yang tidak sesuai atau belum lengkap, maka Lembaga atau Satuan bisa melakukan pemutakhiran data pada (operator) Dapodik.

F. Menu Persyaratan

Langkah Selanjutnya, Asesi menuju ke Menu Persyaratan. Menu Persyaratan disediakan untuk Satuan Pendidikan atau Asesi melengkapi Syarat Umum dan Syarat Khusus. Artinya, sebelum Asesi memulai pengisian Evaluasi Diri

(8)

8

Satuan Prasyarat Akreditasi (EDS-PA), terlebih dahulu harus melengkapi unggahan (upload) Syarat Umum dan Syarat Khusus dimaksud. Adapun Syarat Umum, terdiri dari Surat Permohonan Akreditasi dan Surat Izin Operasional. Sementara Syarat Khusus, terdiri dari Jumlah Peserta Dididk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Sertifikat Kompetensi Pendidik (Guru, Pamong Belajar, Instruktur, atau Tutor). Setelah melengkapi unggahan Menu Persyaratan, lanjut ke EDS-PA. EDS-PA tersebut berupa menu yang diperuntukkan mengisi/melengkapi pertanyaan di setiap butir 8 SNP serta melampirkan dokumen yantg sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Adapun sub menu yang disediakan, yaitu EDS-PA, Form Survey, dan Hasil Penilaian EDS-PA. Setelah itu lanjut ke Feedback. Menu feedback berfungsi agar Satuan Pendidikan memberikan saran/masukan atau mengajukan pertanyaan seputar EDS-PA di SisPenA. Berikut ini keterangan singkat tentang beberapa hal:

a) Permohonan

Permohonan, berupa surat permintaan dari Asesi atau Pimpinan agar Lembaganya diikutsertakan dalam proses Akreditasi, ditandatangani oleh Ketua, dan dibubuhi cap Lembaga, ditujukan kepada: Ketua BAN PAUD dan PNF .u.p. BAN PAUD dan PNF Provinsi.

b) Foto Pendukung

Foto-foto terkait dengan Lembaga, dibatasi 5 (lima) kolom foto, sebagai sampel saja, seperti:

1) Foto papan nama Lembaga, dengan tampak depan Lembaga.

2) Foto sarana belajar di dalam dan di luar ruangan, bahan ajar dan buku-buku. 3) Foto prasarana: gedung, ruang kelas, kantor pimpinan, ruang guru, ruang tamu,

toilet, halaman tempat bermain. 4) Foto proses belajar.

5) Foto prasarana instalasi: listrik, air, alat komunikasi, dan lain-lain.

Catatan:

(9)

9

Langkah selanjutnya adalah mengisi Evaluasi Diri Satuan Prasyarat Akreditasi (EDS-PA) dilakukan oleh Asesi dengan cara Input Evaluasi Diri, sehingga semua butir instumen terisi. Setelah Lembaga mendaftar Akreditasi (selesai isi EDS-PA) dan berhasil masuk (login), berarti selesai sudah tugas Pendaftaran Akreditasi pada Level Lembaga. Selanjutnya tugas Level BAN-P memerosesnya.

G. Tahapan Akreditasi

Sesudah Lembaga atau Satuan PAUD dan PNF – selaku Asesi – selesai mengajukan Permohonan Akreditasi melalui Aplikasi SisPenA. Maka, proses selanjutnya merupakan tugas BAN-P melalui staf sekretariatnya – di setiap provinsi bersangkutan – melakukan Klasifikasi Permohonan Akreditasi (KPA). Yaitu mengecek – item per item – kelengkapan dokumen (dalam aplikasi sispena) yang telah dikirim (upload) oleh Asesi berupa: Surat Pemohonan, Lampiran 8 SNP, Lampiran foto-foto Pendukung, serta isian EDS-PA. Jika telah memenuhi syarat: capaian hasil isian EDS-PA skornya di atas ambang batas minimal akreditasi (memenuhi grade yang telah dipatok pusat) maka BAN-P melakukan approval. Tujuan dilakukan tahapan KPA ini bersifat preventif (mencegah pemborosan biaya dan tenaga) untuk memastikan bahwa Lembaga yang Approval berarti layak untuk diproses lanjut, dan sudah berada pada ‘posisi aman’ hasil akhirnya bakal terakreditasi!

Tahap Akreditasi berikutnya adalah Visitasi - side visite – berkunjung ke lokasi, menggunakan Instrumen Penilaian Akreditasi (IPA) yang fokus untuk menilai kinerja (performance) dengn tidak mengabaikan sama sekali: keberadaan, kelengkapan, dan kesesuaian (ALS) dokumen 8 SNP (compliance). Dilakukan oleh Tim Asesor, yang dibekali “Kode Etik” sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan tugas! Menurut Permendikbud RI No.13 Tahun 2019 pasal 9 bahwa “Tim Asesor terdiri dari tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk diangkat dan ditugasi oleh BAN untuk melakukan penilaian terhadap kelayakan Satuan Pendidikan sebagai bagian dari proses Akreditasi”. Ketika melakukan Visitasi, Tim Asesor terdiri dari dua orang (Asesor A dan Asesor B) – wajib datang - ke Lembaga secara

(10)

10

bersamaan, masing-masing melakukan penilaian secara mandiri, maupun wajib juga adanya penilaian kelompok. Tugas utama visitasi tersebut adalah – secara terpadu – menguji kredibilitas data yang disampaikan Asesi melalui aplikasi SisPenA Versi 2.0, lalu membandingkannya dengan realitas yang ada di lapangan. Aktivitas cek lapangan itu bisa menggunakan triangulasi teknik: wawancara, observasi, studi dokumentasi. Tentang triangulasi teknik, mengacu kepada Suharsimi Arikunto (2014:25) bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan melakukan beberapa teknik berbeda terhadap sumber yang sama.

Proses SisPenA selanjutnya adalah tahapan Validasi dan Verifikasi, dilakukan dalam satu paket: tempat dan waktu bersamaan. Seorang Asesor mengecek (ulang) hasil Sispena Lembaga yang telah melalui proses penilaian Visitasi. Wajib dihadiri oleh Anggota BAN PAUD dan PNF (pusat), kendati pelaksanaannya di provinsi masing-masing. Dalam rangka menghindari terjadinya bias kepentingan (conflict of interest) maka secara tegas aturannya (terformat dalam sistem) bahwa Asesor Visitasi, tidak boleh ditugaskan kembali sebagai Asesor Validasi dan Verifikasi pada Lembaga yang sama. Setelah dilakukan Validasi dan Verifikasi, tahapan berikutnya berupa: Penetapan Hasil Akreditasi, Pengumuman Hasil Akreditasi (melalui website) hingga Penerbitan Sertifikat Akreditasi, sepenuhnya menjadi hak preogratif BAN PAUD dan PNF. Dapat disimpulkan bahwa SisPenA berbasis web Versi 2.0, mengharuskan terkoneksikannya setiap tahapan proses Akreditasi dalam sistem online, mulai dari input data di Level Lembaga, hingga Pengumuman Hasil Akhir di Level pusat. Ditambahkan, tentang adanya kesempatan Banding. Proses Banding dilakukan apabila ada permintaan secara tertulis dari pihak Asesi yang merasa tidak puas dengan Hasil Akrditasi. Rentang waktu mengajukan banding, tersedia 30 (tiga puluh) - hari efektif - dihitung sejak hari diumumkannya Hasil Akreditasi SisPenA.

Demikianlah selayang pandang berkaitan dengan Pelaksanaan Akreditasi Satuan PAUD dan PNF berbasis web. Dimana, Instumen Penilaian Akreditasi (IPA) dirancang untuk fokus penilaian Akreditasi berubah sisttem dari compliance

(11)

11

(ketersediaan dokumen secara administratif) ke titik fokus performance (capaian kinerja). Hasil penilaian maksimal bakal dicapai, apabila terjadi kerja sama kondusif dengan pihak terkait secara sinergis dan koordinasi antara satuan PAUD Dikmas , Dinas Pendidikan Kabuoaten Kota dan asesor terjalin komonikasi dengan optimal efektif .

Referensi

Dokumen terkait

Adakah Pengaruh Prestasi Belajar Aqidah Akhlak terhadap Perilaku Saling Menghargai Siswa Kelas VI di MI Negeri Bugangin Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal Tahun

Kepelbagaian morfologi sel Bacillus cereus kawalan yang normal pada kuasa pembesaran yang berlainan seperti yang dilihat di bawah mikroskop beza fasa Perubahan morfologi

Analisis kadar kolesterol pada daging ayam broiler merupakan parameter penting yang harus dilakukan karena kandungan lemak dan kolesterol dalam daging ayam broiler relatif

Of the several meanings of the legality principle which he has reviewed above, specifically to be discussed in this section is the prohibition of retroactiveness of a

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa desain didaktis dengan strategi Student Teams Achievment Division (STAD) yang dapat mengatasi

DAFTAR PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA/JAMINAN HARI TUA BERKALA SERTA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA

Anak usia sekolah dasar merupakan sasaran utama pengendalian cacingan khususnya siswa kelas 1 karena merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan

iv Esrayanti, 201310225126, Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan Judul skripsi “ Pengembangan Sistem Informasi Rute Bus Transjakarta