• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 dan 31 DESEMBER 2010 SERTA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 dan 31 DESEMBER 2010 SERTA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30 SEPTEMBER 2011 dan 31 DESEMBER 2010 SERTA UNTUK

PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

(2)

PT PANORAMA SENTRAWISATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

DAFTAR ISI

Posisi Keuangan Konsolidasian 1

Laporan Laba Rugi Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekutias Konsolidasian 4

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember

2010 serta untuk periode yang berakhir pada 30 September 2011 dan 2010

Laporan Perubahan Ekutias Konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6

Lampiran

Salinan Surat Pernyataan Direksi atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Panorama Sentrawisata Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 serta untuk periode yang yang berakhir 30 September 2011 dan 30 September 2010.

(3)
(4)

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010

Catatan 30 September 2011 (Tidak diaudit) 31 Desember 2010 (Diaudit) 1 Januari 2010 Rp '000 Rp '000 Rp '000 ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 3 56.977.722 67.314.352 73.490.850

Deposito yang dibatasi pencairannya 4 3.660.587 10.543.509 14.586.294

Piutang usaha

Pihak yang berelasi 5 2.578.611 1.206.921 1.052.799

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu 117.717.219 102.131.881 75.455.092

Piutang lain-lain 6 12.971.809 12.775.231 7.370.699

Persediaan 7 4.016.995 996.273 733.643

Pajak Pertambahan Nilai Dibayar Dimuka - bersih 8 12.606.483 11.732.716 906.347

Uang muka 9

Pihak yang berelasi 4.689.382 5.445.107 12.452.962

Pihak ketiga 38.183.267 39.197.803 28.921.020

Uang Jaminan 10 4.319.875 2.030.769 4.494.877

Biaya dibayar dimuka 11 8.036.119 5.651.868 3.901.449

Piutang kepada pihak yang berelasi 12 2.394.488 3.825.567 5.563.273

Total Aset Lancar 268.152.558 262.851.997 228.929.305

ASET TIDAK LANCAR

Biaya dibayar dimuka - jangka panjang 11 1.389.654 1.389.654 1.267.271

Aset pajak tangguhan 26 3.387.331 3.109.542 1.240.508

Investasi pada perusahaan asosiasi 13 12.041 12.041 808.934

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 179,917,522 ribu Tahun 2011

dan Rp 148.197.139 ribu tahun 2010 14 337.640.073 303.679.796 207.146.567

Aset tetap - dalam rangka bangun, kelola dan alih setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 15,493,985 ribu tahun 2011 dan

Rp 14.251.756 ribu pada tahun 2010 14 14.529.411 15.774.639 17.050.190

Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 785,900 ribu tahun 2011 dan

sebesar Rp 750.916 tahun 2010 14 1.093.507 1.128.491 1.198.462

Uang jaminan jangka panjang 15 1.569.414 1.974.993 1.090.083

Goodwill - bersih 16 75.775 75.775 175.581

Aset lain-lain 17 35.078.703 28.500.605 27.007.235

Total Aset Tidak Lancar 394.775.908 355.645.536 256.984.831

TOTAL ASET 662.928.466 618.497.533 485.914.136

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(5)

PT PANORAMA SENTRAWISATA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010

Catatan 30 September 2011 (Tidak diaudit)

31 Desember 2010

(Diaudit) 1 Januari 2010

Rp '000 Rp '000 Rp '000

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 18 66.281.882 60.716.683 68.400.974

Utang usaha 19

Pihak yang berelasi (0) 1.445.450 269.483

Pihak ketiga 100.064.091 95.999.951 68.103.701

Utang lain-lain - pihak ketiga 20 8.444.506 12.834.693 9.092.594

Utang pajak 21 6.288.553 5.165.531 3.802.623

Biaya yang masih harus dibayar 22 6.206.823 8.285.692 6.137.009

Pendapatan diterima dimuka 23 11.844.202 19.510.070 9.439.227

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Utang bank 24 19.166.605 22.577.536 10.087.303

Utang pembelian aset tetap 25 15.884.670 18.117.207 8.350.808 Utang kepada pihak yang berelasi 606.600 630.000 531.894

Total Liabilitas Jangka Pendek 234.787.932 245.282.813 184.215.616

LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang jangka panjang - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Utang bank 24 97.249.545 80.599.731 44.063.538

Utang pembelian aset tetap 25 44.803.602 27.627.133 8.095.221

Kewajiban pajak tangguhan 26 15.216.680 11.805.703 7.681.390

Cadangan imbalan pasti pasca kerja 27 11.114.947 9.869.962 7.404.677

Goodwill 16 2.165 2.165 2.383

Kewajiban lain-lain 28 6.967.426 3.686.052 3.379.204

Total Liabilitas Jangka Panjang 175.354.366 133.590.746 70.626.413

TOTAL LIABILITAS 410.142.298 378.873.559 254.842.029 EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 50 pada tahun 2011 dan 2010

Modal dasar - 3.000.000.000 saham pada tahun 2011 dan 2010

Modal ditempatkan dan disetor - 1.200.000.000

saham pada tahun 2011 dan 2010 30 60.000.000 60.000.000 60.000.000

Tambahan Modal Disetor - bersih 31 38.013.055 38.013.055 38.013.055

Selisih nilai transaksi restruktuisasi entitas

sepengendali 32 933.787 933.787 472.236

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 33 19.418.631 19.418.631 19.418.631

Selisih transaksi atas penambahan modal anak perusahaan (686.198) (686.198)

-Saldo laba 55.731.680 48.054.857 42.249.474

173.410.955 165.734.132 160.153.396

Kepentingan non pengendali 29 79.375.214 73.889.842 70.918.711

Total Ekuitas 252.786.168 239.623.974 231.072.107

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 662.928.466 618.497.533 485.914.136

(0) 0 0

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(6)

2011 2010 Catatan (sembilan bulan) (sembilan bulan)

Rp '000 Rp '000

PENDAPATAN USAHA 34 # 1.638.681.454 1.288.113.830 ###

BEBAN POKOK PENJUALAN 35 # 1.484.665.138 1.172.636.265 ###

LABA BRUTO # 154.016.316 115.477.565 ###

PENDAPATAN LAINNYA

Selisih kurs 41 2.490.068 2.149.926

Bunga 37 529.906 302.621

Keuntungan penjualan aset tetap - bersih 14 - 355.372

BEBAN

Pemasaran 36 (11.892.422) (11.407.783)

Umum dan administrasi 36 (106.042.686) (87.951.666)

Bunga 38 (17.416.456) (13.788.087)

Lainnya (1.456.206) (292.152)

Amortisasi goodwill - bersih 16 - (118.280)

LABA SEBELUM PAJAK # 20.228.521 4.727.516 ###

BEBAN PAJAK 21

Pajak kini 3.321.297 1.849.001

Pajak tangguhan 2.461.031 (1.614.675)

5.782.327

234.326 LABA PERIODE BERJALAN 14.446.194 4.493.190 Pendapatan komprehensif lain - -TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF PERIODE

BERJALAN 14.446.194 4.493.190

LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :

Pemilik entitas induk 8.960.822 2.715.241

Kepentingan non pengendali 29 5.485.372 1.777.949

14.446.194 4.493.190

JUMLAH LABA RUGI KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :

Pemilik entitas induk 8.960.822 2.715.241

Kepentingan non pengendali 29 5.485.372 1.777.949

14.446.194 4.493.190

LABA PER SAHAM DASAR 30

(dalam Rupiah penuh) 12,04 3,74

(7)

Selisih Selisih Selisih nilai transaksi transaksi

transaksi perubahan atas penambahan Kepentingan Saldo laba

Tambahan restrukturisasi ekuitas modal Non Pengendali

Modal disetor modal entitas anak anak Jumlah

dan ditempatkan disetor sepengendali perusahaan perusahaan ekuitas

Saldo per 1 Januari 2010 60.000.000 38.013.055 472.236 19.418.631 - 70.918.711 42.249.474 231.072.107

Dividen (1.869.163) (1.869.163)

Laba bersih periode berjalan 2.178.210 2.715.240 4.893.450

Saldo per 30 September 2010 60.000.000 38.013.055 472.236 19.418.631 - 73.096.921 43.095.551 234.096.394

Selisih Selisih

Selisih nilai transaksi transaksi

transaksi perubahan atas penambahan Kepentingan Saldo laba

Tambahan restrukturisasi ekuitas modal Non Pengendali

Modal disetor modal entitas anak anak Jumlah

dan ditempatkan disetor sepengendali perusahaan perusahaan ekuitas

Saldo per 1 Januari 2011 60.000.000 38.013.055 933.787 19.418.631 (686.198) 73.889.842 48.054.857 239.623.974

Deviden Tunai (1.284.000) (1.284.000)

Laba bersih periode berjalan 5.485.372 8.960.822 14.446.194

Saldo per 30 September 2011 60.000.000 38.013.055 933.787 19.418.631 (686.198) 79.375.214 55.731.679 252.786.168 Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2010

Rp '000

Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2011 Rp '000

(8)

2011 2010

(sembilan bulan) (sembilan bulan)

Rp '000 Rp '000

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 1.614.058.558 790.514.813 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (1.573.576.784) (752.618.307) Kas dihasilkan dari operasi 40.481.774 37.896.506 Pembayaran bunga dan beban keuangan (17.416.456) (8.110.579) Pembayaran pajak penghasilan badan (2.427.711) (1.049.034)

Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi 20.637.607 28.736.893

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan (pembayaran) piutang kepada

pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.431.079 3.088.761 Penurunan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya 6.882.922 -Pembayaran uang muka - aset lain-lain (6.578.098) (39.461.236) Pembayarn deviden tunai (1.284.000) (1.869.163) Penerimaan bunga 529.906 366.417 Perolehan aset tetap (3.737.672) (34.365.302)

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (2.755.864) (72.240.523)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANUS S S

Penerimaan (pembayaran) hutang kepada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa (23.400) (531.894) Penerimaan hutang bank 32.536.308 34.746.426 Pembayaran hutang bank (51.673.926) (13.900.949) Pembayaran hutang pembelian aktiva tetap (9.057.356) (4.959.661)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (28.218.374) 15.353.922

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (10.336.631) (28.149.708)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 67.314.352 73.273.303

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 56.977.721 45.123.595

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas :

Perolehan aset tetap melalui :

Hutang pembelian aset tetap 24.001.288 13.671.094 Hutang bank 37.941.700 -Reklasifikasi Uang Muka - Aset Lain-lain - 17.600.000

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.

(9)

1. Umum

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Panorama Sentrawisata Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 71 tanggal 22 Juli 1995 dari Sugiri Kadarisman, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-13.272.HT.01.01.Th.95 tanggal 19 Oktober 1995, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 17 Juli 2001, Tambahan No. 4630. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 9 tanggal 7 Januari 2008 dari Tse Min Suhardi, S.H., notaris pengganti dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan disesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, termasuk perubahan nilai nominal saham dari semula sebesar Rp 150 per saham menjadi sebesar Rp 50 per saham. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-02505.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 Januari 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.46 tanggal 6 Juni 2008, Tambahan No. 8151.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang Jasa konsultan pariwisata, meliputi penyampaian pandangan, saran, penyusunan studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, manajemen dan penelitian di bidang kepariwisataan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1998. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Tomang Raya No. 63, Jakarta Barat.

Perusahaan memperoleh izin untuk memberikan Jasa konsultasi Pariwisata berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 25/JP/1/1.758.37 tanggal 30 Mei 2001.Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panorama Leisure.

Sesuai dengan Akta No.116 Tanggal 25 Januari 2011, PT. Tirta Putra Wisata (TPW) telah berubah namanya menjadi PT. Panorama Tours Indonesia (PTI). Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No AHU.06886.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 10 Pebruari 2011

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 5 September 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK) dengan surat No. S-2182/PM/2001 untuk melakukan penawaran umum atas 120.000 ribu saham perusahaan seharga Rp 500 per saham. Pada tanggal 18 September 2001,seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) .

Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010,seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.200.000 ribu dan 400.000 ribu saham telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia.

(10)

1. Umum (lanjutan)

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan

Perusahaan memiliki bagian kepemilikan pada anak perusahaan berikut:

Anak Perusahaan Domisili Jenis Usaha Persentasi Kepemilikan Tahun Jumlah AKtiva 30 Sept

2011 30 Des 2010 Komersial 30 Sept 2011 (Rp.’000) 30 Des 2010 (Rp.’000) PT DwiRatna Pertiwi (DRP) Jakarta Biro Perjalanan

Wisata 60,00% 60,00% 1981 13.903.158 6.073.015 PT Panorama Prima Kencana

Transport (PPKT) Bali Jasa Transportasi 66,23% 66,23% 1996 13.045.858 14.121.241 PT Citra Wahana Tirta Indonesia

(CWTI) Jakarta Biro Perjalanan Wisata 49,50% 49,50% 1999 37.065.526 30.591.329 PT Panorama Tours Indonesia

(PTI) Jakarta Biro Perjalanan Wisata 99,00% 99,00% 1999 258.352.213 155.043.289 PT Destinasi Tirta Nusantara

Tbk (DTN) Jakarta Biro Perjalanan Wisata 62,94% 62,94% 2000 230.554.672 233.968.381 PT Panorama Convex Indah

(PCI) Jakarta Jasa Konvensi 99,00% 99,00% 2000 9.702.605 13.327.834 PT Panorama Transportasi Tbk

(PTRANS) Jakarta Jasa Transportasi 66,90% 66,90% 2001 259.290.756 193.110.190 PT Chan Brothers Travel

Indonesia (CBTI) Jakarta Biro Perjalanan Wisatai 49,50% 49,50% 2002 9.114.384 8.427.598 PT Destinasi Garuda Wisata

(DGW) Jogjakarta Biro Perjalanan Wisatai 32,10% 32,10% 2002 7.363.813 1.935.071 PT Kencana Transport (KT) Jogjakarta Jasa Transportasii 34.12% 34,12% 2002 15.886.056 8.176.774 PT Rhadana Primakencana

Transindo (RPKT) Bali Jasa Transportasii 33.12% 33,12% 2005 317.268 334.275 PT Sejahtera AO Kencana Sakti

(SAOKS) Jogjakartai Jasa Transportasii 17.06% 17,06% 2005 972.764 1.008.094 PT Duta Chandra Kencana

(DCK) Jakartai Perdagangan Umumi 80,97% 80,97% 2007 51.469.943 52.549.445 PT Panorama Mitra Sarana

(PMS) Jakartai Jasa Transportasii 46.83% 46,83% 2007 9.142.275 6.529.479 PT Smart Travelindo Perkasa

(STP) Jakartai Bro Perjalanan Wisataii 49.50% 49,50% 2007 13.039.589 12.804.936 PT Daytrans Jakartai Jasa Transportasii 66.88% 66,88% 2007 44.139.726 19.436.942 PT Andalan Sekawan Transcab

(11)

1. Umum (lanjutan)

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan

Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 22 dan 23 tanggal 9 Maret 2007 dari Singgih Susilo, S.H., notaris di Jakarta, Para pemegang saham PTRANS, anak perusahaan, memutuskan antara lain pemberian persetujuan kepada PTRANS untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan cara mengeluarkan saham baru dan menawarkannya kepada masyarakat melalui penawaran umum perdana dan mencatatkan semua saham PTRANS termasuk saham baru yang dikeluarkan itu di Bursa Efek Indonesia serta perubahan status PTRANS dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka.

Pada tanggal 22 Mei 2007, PTRANS memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan Surat No. S.2406/BL/2007 untuk melakukan penawaran kepada masyarakat atas sejumlah 128.000 ribu saham seharga Rp. 245 per saham dengan 25.600 ribu waran pada harga pelaksanaan sebesar Rp. 300 per saham. Pemegang satu waran dapat menggunakan hak untuk membeli satu saham dalam periode lima tahun sampai dengan 30 Mei 2012. Jika konversi Waran tidak dilaksanakan oleh pemegang waran,maka waran menjadi kadaluarsa dan tidak mempunyai nilai. Pada tanggal 31 Mei 2007, seluruh saham PTRANS telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 136 tanggal 24 Oktober 2007 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham DTN memutuskan antara lain memberikan persetujuan kepada DTN untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan cara melakukan Penawaran umum perdana saham atau emisi saham kepada masyarakat (Go Public) dan; melakukan perubahan seluruh Anggaran Dasar DTN dalam rangka perubahan status DTN dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Akta tersebut di atas telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-0175.HT.01.04.TH2007 tanggal 31 Oktober 2007.

Pada tanggal 25 Juni 2008, DTN memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S4091/B2/2008 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas sejumlah 215.000 ribu saham seharga Rp. 200 per saham dan telah dicatatkan pada PT. Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 2008.

Laporan keuangan CBTI, CWTI dan STP dikonsolidasikan ke PTI karena PTI memiliki kendali dalam kepengurusan masing-masing anak perusahaan dan bertanggungjawab atas manajemen dan operasional masing-masing anak perusahaan tersebut.

Laporan keuangan DGW dan DCK dikonsolidasikan karena DTN memiliki kendali dalam kepengurusan masing-masing anak perusahaan tersebut.

Laporan keuangan RPT dan SAOKS dikonsolidasikan karena PPT dan KT masing-masing memiliki kendali dalam kepengurusan masing-masing anak perusahaan yang bersangkutan.

(12)

1. Umum (lanjutan)

d. Karyawan, Direktur dan Komisaris

Pada tanggal 15 Juni 2011, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Akta No. 112 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Adhi Tirtawisata Komisaris Independen : Royke Djakarya

Komisaris : Satrijanto Tirtawisata Direktur Utama : Budijanto Tirtawisata

Wakil Direktur Utama : Dharmayanto Tirtawisata

Direktur : Rocky Wisuda Praputranto

: Royanto Handaya

: Daniel Martinus

Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam (sekarang Bapepam dan LK). Komite Audit Perusahaan terdiri dari 2 Orang anggota,dimana Royke Djakarya yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit.

Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak perusahaan (tidak diaudit) adalah 2.200 karyawan untuk tahun 2011 dan 1.800 karyawan untuk tahun 2010.

Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru kepada dewan komisaris, direksi dan komite audit Perusahaan masing-masing sebesar Rp 463.802 ribu tahun 2011 dan Rp 602.943 ribu tahun 2010.

Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT. Panorama Sentrawisata Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 28 Oktober 2011 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.

2. Kebijakan Akuntansi

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp).

(13)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi

PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang diterapkan terhadap neraca konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan tidak berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.

c. Prinsip Konsolidasi dan Akuntansi Penggabungan Usaha

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan, dimana Perusahaan memiliki 50% atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan atau dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Induk Perusahaan.

Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri selama suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

(14)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

c. Prinsip Konsolidasi dan Akuntansi Penggabungan Usaha (lanjutan) Prinsip Konsolidasi

Akuisisi anak perusahaan dari pihak ketiga diperhitungkan dengan menggunakan metode pembelian sesuai dengan PSAK 22 “Akuntansi Penggabungan Usaha”. Selisih lebih harga perolehan dari nilai wajar kepemilikan perusahaan yang teridentifikasi atas aset bersih yang diperoleh dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun. Aset dan kewajiban yang diperoleh harus dibukukan secara terpisah pada tanggal akuisisi jika besar kemungkinan bahwa segala manfaat terkair pada masa depan akan mengalir ke atau dari perusahaan pengakuisisi, dan tersedia suatu ukuran yang andal sehubungan dengan biaya perolehan atau nilai wajarnya.

Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan kewajiban yang ditransfer dicatat pada nilai bukunya seperti penggabungan usaha yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Dalam penerapan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan pada periode terjadinya transaksi restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban, atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas

Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” baru.

(15)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

c. Prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha(lanjutan) Prinsip Konsolidasi (lanjutan)

Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri selama suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.

Akuntansi Penggabungan Usaha

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemengan saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya.

Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus telebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

(16)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan)

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah:

(1)Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies,

subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

(2)Perusahaan asosiasi;

(3)Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan perusahaan jika : - memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas perusahaan

- memiliki pengaruh signifikan atas perusahaan

- merupakan personil manajemen kunci perusahaan atau induk perusahaan

(4)Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.

(5)Perusahaan yang merupakan anggota dari kelompok usaha yang sama. Pihak-pihak berikut yang tidak berelasi adalah:

(1)Perusahaan yang hanya karena memiliki direktur atau karyawan kunci yang sama atau karena karyawan kunci dari perusahaan mempunyai pengaruh pada perusahaan lain.

(2)Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen umum dengan siapa perusahaan mengadakan transaksi usaha dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan enonomis yang diakibatkan oleh keadaan

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

(17)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) h. Instrumen Keuangan

Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca konsolidasi jika, dan hanya jika. Perushaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui apda tanggal penyelesaian.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan atau yang diterima. Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk intrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui pelaporan laba rugi, termasuk biaya transaksi.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika dan hanya jika Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum unutk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut, dan berniat untuk meneylesaikan secara neto atau untuk merealisasikan ast dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.

Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

Deposito berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau dibatasi pencairannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

(18)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) i. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Penyisihan persediaan usang dan penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk untuk penyesuaian nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.

Besarnya penyisihan persediaan usang diakui berdasarkan telaah manajemen terhadap kondisi masing-masing kategori persediaan pada akhir tahun.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Properti Investasi

Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada. Investasi pada tanah diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi kerugian penurunan nilai, jika ada, dan tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari – hari properti investasi.

Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada. Investasi pada tanah diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi kerugian penurunan nilai, jika ada, dan tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi

Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikelurakan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis dimasa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasanan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukan dengan berakhrinya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhrinya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

(19)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) l. Aset Tetap

Pemilikan Langsung

Aktiva tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Semua aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Peralatan dan perlengkapan 2 - 8

Kendaraan bermotor 4 - 8

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kenerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehaan aset tetap .

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya sinspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.

Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannnya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat economis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannnya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

(20)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) l. Aset Tetap (lanjutan)

Aset dalam Penyelesaian

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan dan disusutkan pada saat selesai dan siap digunakan.

m. Aset Tetap Dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build,Operate and Transfer / BOT)

Aset tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian BOT, yaitu 20 tahun.

n. Sewa

Perusahaan / anak perusahaan sebagai lessor. Sewa dimana perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset dikalsifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.

Perusahaan / anak perusahaan sebagai Lessee. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

o. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

p. Penurunan Nilai Aset

Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aktiva.

Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak terjadi lagi.

Penurunan (pemulihan) nilai aktiva diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

(21)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) q. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa kepada pelanggan.

Pendapatan sewa diakui sejalan dengan berlalunya waktu atau selama periode sewa atau penggunaan aset yang bersangkutan.

Uang muka yang diterima dari pelanggan diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

r. Imbalan Kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi tahun konsolidasi berjalan.

Imbalan pasca-kerja

Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.

s. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Final

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.5 tanggal 23 Maret 2003, efektif sejak 1 Mei 2003 pajak penghasilan untuk pendapatan sewa bersifat final sebesar 10% dari nilai pendapatan.

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.

Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.

(22)

2. Kebijakan Akuntansi (lanjutan) s. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terUtang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka dan pajak yang masih harus dibayar.

Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding tersebut telah ditetapkan.

t. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode bersangkutan.

u. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan kompenen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan resiko dan imbalan pada kompenen yang

(23)

3. Kas dan Setara Kas 30 September 31 Desember 2011 2010 Rp '000 Rp'000 Kas Rupiah 1.726.136 1.077.661

Mata uang asing

Dolar Amerika Serikat 5.625.268 2.754.170

Euro 2.408.454 418.244

Dolar Singapore 120.948 503.333

Lain-lain (kurang dari Rp 200 Juta) 461.576 1.243.820

Jumlah Kas 10.342.382 5.997.228

Bank Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 4.873.618 7.905.026

PT Bank Mandiri Tbk 1.380.879 696.790

PT CIMB Niaga Tbk 441.622 720.271

PT Bank UOB Tbk 291.633 331.570

PT Bank Internasional Indonesia 148.417 381.624

Citiibank 143.136 847.408

PT Bank Danamon Tbk 78.599 213.442

PT Bank Windu Kentjana Tbk 42.736

-PT Bank Permata 20.443

-Lain-lain (kurang dari Rp 200 Juta) 900.890 516.474

Jumlah 8.321.974 11.612.605

Mata uang asing Dolar Amerika Serikat

Citibank 5.147.176 4.975.200

DBS Bank 4.942.342

-PT Bank Internasional Indonesia 3.712.093 3.703.532

PT Bank Central Asia Tbk 1.760.955 8.352.991

ANZ Bank 1.612.765 1.826.786

PT Bank Danamon Tbk 1.433.661 1.969.039

HSBC Bank 720.900 1.286.736

PT Bank Mandiri Tbk 676.424 1.265.684

Bank of Tokyo 415.957 219.021

PT Bank CIMB Niaga Tbk 185.827 234.344

Lain-lain (kurang dari Rp 200 Juta) 269.651 202.369

Aud

PT Bank Central Asia Tbk 94.398 372.178

ANZ Bank 22.192 23.604

Euro

PT Bank Central Asia Tbk 9.212.379 134.972

ANZ Bank 20.062 4.365.756

Dolar Singapura

PT Bank Central Asia Tbk 922.986 240.275

PT Bank Danamon Tbk 60.180 42.487

(24)

-3. Kas dan Setara Kas (lanjutan) 30 September 31 Desember 2011 2010 Rp'000 Rp'000 Deposito Berjangka Rupiah HSBC Bank 1.149.042 1.105.093 PT Bank Danamon Tbk 590.548 566.292 PT Bank Central Asia Tbk 3.765.000 17.196.314 Dolar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri Tbk 211.686 211.685 PT Bank Central Asia Tbk 1.376.673 1.400.519

Jumlah 7.092.948 20.479.903

Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka

Rupiah 5% - 6,5% 5% - 6,5%

Dolar Amerika Serikat 0,5% - 1,0% 0,5% - 1,0%

4. Investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek Perusahaan dan anak perusahaan terdiri atas :

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Deposito Berjangka Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 134.222 1.013.814

DBS Bank 2.123.865 1.402.500

HSBC

-Danamon

-Mandiri

-Dolar Amerika Serikat

PT Bank Central Asia Tbk

-DBS Bank 1.402.500 8.127.195

Jumlah 3.660.587 10.543.509

Deposito berjangka dengan tingkat bunga per tahun sebesar 6,5 % per tahun untuk deposito dalam mata uang rupiah dan 1,5% per tahun untuk deposito dalam mata uang Dolar Amerika Serikat tahun

(25)

5. Piutang Usaha

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

a. Berdasarkan pelanggan Pihak yang berelasi

PT Asian Trail Indonesia 2.311.814 661.097 Lain-lain (kurang dari Rp 200 juta) 266.798 545.824

Jumlah 2.578.611 1.206.921

Pihak ketiga

Pelanggan dalam negeri 82.537.818 76.284.197 Pelanggan luar negeri 36.134.966 26.965.055

Jumlah 118.672.785 103.249.252

Penyisihan piutang ragu-ragu (955.565) (1.117.371) Jumlah - besih pihak ketiga 117.717.219 102.131.881 Jumlah - bersih berdasarkan pelanggan 120.295.831 103.338.802 b. Berdasarkan Umur

Belum jatuh tempo 4.148.431 12.841.390 Sudah jatuh tempo

1 - 30 hari 69.150.867 51.396.620

31 - 60 hari 29.365.572 21.602.447

61 - 90 hari 13.261.871 8.941.354

91 - 120 hari 3.789.106 4.010.579 Lebih dari 120 hari 1.535.549 5.663.783

Jumlah 121.251.396 104.456.173

Penyisihan piutang ragu-ragu (955.565) (1.117.371) Jumlah - besih berdasarkan umur 120.295.831 103.338.802 c. Berdasarkan Mata Uang

Rupiah 34.767.626 40.278.260

Dolar Amerika Serikat 69.908.210 54.588.356 Dolar Singapore 493.332 564.554

Euro 13.664.056 8.353.704

Mata Uang Asing Lainnya 2.418.172 671.299

Jumlah 121.251.396 104.456.173

Penyisihan piutang ragu-ragu (955.565) (1.117.371) Jumlah - bersih berdasarkan mata uang 120.295.831 103.338.802

(26)

5. Piutang Usaha (lanjutan)

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha dari pihak ketiga.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas Utang bank jangka pendek dan Utang bank jangka panjang.

Piutang usaha dari pihak yang berelasi diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga.

6. Piutang lain-lain

Pada tahun 2011 dan 2010 merupakan piutang karyawan dan piutang atas pengembalian tiket. Piutang dari karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji bulanan.

Piutang atas pengembalian tiket merupakan tagihan kepada pihak airlines sehubungan dengan adanya pembatalan pemesanan tiket oleh pihak pelanggan.

7. Persediaan

Akun ini merupakan persediaan suku cadang kendaraan dan barang promosi. Tidak terdapat resiko kerugian penurunan nilai persediaan.

8. Pajak Dibayar Dimuka

Merupakan Pajak Pertambahan Nilai Masukan dan merupakan Pajak Pertambahan Nilai Masukan Barang Mewah yang timbul dari pembelian import armada kendaraan bermotor.

(27)

9. Uang Muka

Uang muka merupakan pembayaran dimuka untuk mendapatkan kepastian pemesanan dan harga yang lebih rendah dengan perincian sebagai berikut:

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Pihak yang berelasi

Hotel dan Investasi 4.689.382 4.311.040 Perjalanan Wisata - 1.628

Promosi - 1.132.439

Jumlah 4.689.382 5.445.107

Pihak ketiga

Hotel dan Tour 23.739.264 15.574.559

Maskapai penerbangan 11.159.590 15.159.602 Promosi 152.794 629.154 Perijinan 314.576 620.000 Jasa Konvensi - 4.168.617 Lain-lain 2.817.042 3.045.871 Jumlah 38.183.267 39.197.803

Transaksi dengan pihak yang berelasi dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

10. Uang Jaminan

Akun ini merupakan uang jaminan yang ditempatkan kepada rekanan hotel, pihak yang berelasi dan pihak ketiga, sebagai jaminan atas ketersediaan kamar hotel sepanjang tahun. Penempatan uang jaminan ini berjangka waktu 3 bulan sampai 12 bulan yang setelah akhir periode jaminan dapat dikembalikan. Penempatan uang jaminan dilakukan sebagai suatu persyaratan oleh pihak hotel sehubungan dengan makin meningkatnya volume transaksi dengan pihak hotel.

(28)

11. Biaya Dibayar Dimuka

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Asuransi 2.450.392 2.788.633

Sewa tanah bangunan 5.693.456 3.155.258

Perijinan 808.747 783.515

Iklan dan Promosi 137.143 165.801 Lain-lain (kurang dari Rp 200 juta) 336.035 148.315

Jumlah 9.425.773 7.041.522

Dikurangi biaya dibayar dimuka jangka pendek 8.036.119 5.651.868 Biaya dibayar dimuka jangka panjang 1.389.654 1.389.654

Asuransi dibayar dimuka merupakan asuransi untuk kendaraan bermotor, gedung dan perabot peralatan kantor dengan jangka waktu 1 tahun.

Sewa tanah bangunan dibayar dimuka merupakan sewa tanah di Bali (Aset tetap dalam rangka bangun kelola dan alih) dan di Jakarta yang memiliki jangka waktu sampai tahun 2026.

12 . Piutang dari dan Utang kepada Pihak yang berelasi

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Piutang

Direksi perusahaan dan anak perusahaan 1.483.312 1.349.077

PT Graha Tirta Lestari 992.074

PT Panorama Hotel Development 431.367

Lain - lain (kurang dari Rp 200 juta) 911.176 1.053.049

(29)

12 .Piutang dari dan Utang kepada Pihak yang berelasi (lanjutan)

Piutang dari Direksi Perusahaan dan anak perusahaan merupakan piutang karyawan yang diberikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang dilunasi melalui pemotongan gaji.

Piutang dan Utang kepada pihak yang berelasi lainnya di atas, kecuali piutang dari Direksi Perusahaan dan Anak perusahaan, terutama timbul dari beban-beban Perusahaan dan anak

13. Investasi pada Perusahaan Asosiasi

Pada tahun 2002, PTI, anak perusahaan, membeli 90 saham (45% dari jumlah saham beredar) PT. Dunia Wisatama Nuansa Bahari atau DWNB. Investasi pada DWNB bersaldo Nihil pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2008 karena akumulasi bagian rugi bersih DWNB telah melebihi niliai Investasi PTI.. Pada tahun 2007, PTI, anak perusahaan , melakukan penempatan dan penyetoran modal sebanyak 500 lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 500.000 ribu pada PT Raja Kamar Indonesia,berdasarkan akta Pendirian PT Raja Kamar Indonesia No. 111 tanggal 25 Januari 2007 dari Edison Jingga, S.H., notaris di Jakarta. Atas penempatan tersebut, PTI memperoleh hak kepemilikan sebesar 25%.

Pada tahun 2008, PTI,anak perusahaan,melakukan penempatan dan penyetoran modal sebanyak 625 lembar saham dengan nominal sebesar Rp 625.000 ribu pada PT Smartravelindo Perkasa(STP), berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Smartravelindo Perkasa No. 24 tanggal 17 Maret 2008 dari Ukon Kusumajaya,S.H., Sp.N., notaris di Jakarta. Atas penempatan tersebut,PTI memperoleh hak kepemilikan sebesar 50%. Pada Tahun 2010 laporan keuangan STP telah dikonsolidasikan ke dalam Laporan Keuangan PTI, anak perusahaan.

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

PT Raja Kamar Indonesia 12.041 12.041

(30)

14. Aset Tetap, Aset Tetap Dalam Rangka Bangun Kelola & Alih, dan Properti Investasi

Pengurangan

1 Januari 2011 Penambahan / Reklasifikasi 30 Sept 2011

Rp ’000 Rp ’000 Rp ’000 Rp ’000

Biaya Perolehan

Aset Tetap

Tanah 15.761.106 986.649 - 16.747.755

Bangunan dan Prararana 71.658.270 175.919 - 71.834.189

Perabotan Perlengkapan 28.200.733 3.792.998 - 31.993.731 Kendaraan Bermotor 336.256.826 60.725.094 - 396.981.920

Bangunan dalam

Penyelesaian - - - -

Jumlah Aset Tetap 451.876.935 65.680.660 - 517.557.595

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 30.026.395 - - 30.026.395

Properti Investasi

Tanah 480.000 - - 480.000

Bangunan 1.399.407 - - 1.399.407.

Jumlah Properti Investasi 1.879.407 - - 1.879.407

Jumlah Biaya Perolehan 483.782.737 65.680.660 - 549.463.397

Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap

Bangunan dan Prararana 17.393.508 2.179.026 - 19.572.534 Perabotan Perlengkapan 20.518.757 2.362.286 - 22.881.043 Kendaraan Bermotor 110.284.874 27.179.071 - 137.463.945 Jumlah Aset Tetap 148.197.139 31.720.383 - 179.917.522

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 14.251.756 1.245.229 - 15.496.985

Properti Investasi

Bangunan 680.945 104.955 - 785.900

Jumlah Properti Investasi 680.945 104.955 - 785.900

Jumlah Akumulasi 163.129.840 33.070.567 - 196.200.407

Nilai Buku

Aset Tetap 303.679.796 337.640.073

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 15.774.639 14.529.410

Properti Investasi 1.198.462 1.093.507

(31)

14. Aset Tetap, Aset Tetap Dalam Rangka Bangun Kelola & Alih, dan Properti Investasi (lanjutan)

Pengurangan

1 Januari 2010 Penambahan / Reklasifikasi 31 Des 2010

Rp ’000 Rp ’000 Rp ’000 Rp ’000

Biaya Perolehan

Aset Tetap

Tanah 15.761.106 - - 15.761.106

Bangunan dan Prararana 68.890.818 3.822.573 (1.055.121) 71.658.270 Perabotan Perlengkapan 25.766.327 3.402.774 (968.368) 28.200.733 Kendaraan Bermotor 208.248.055 130.183.257 (2.174.486) 336.256.826

Bangunan dalam

Penyelesaian 316.753 - (316.753) -

Jumlah Aset Tetap 318.983.059 137.408.604 (4.514.728) 451.876.935

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 29.709.642 316.753 - 30.026.395

Properti Investasi

Tanah 480.000 - - 480.000

Bangunan 1.399.407 - - 1.399.407

Jumlah Properti Investasi 1.879.407 - - 1.879.407

Jumlah Biaya Perolehan 350.572.108 137.725.357 (4.514.728) 483.782.737

Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap

Bangunan dan Prararana 14.536.418 3.912.211 (1.055.121) 17.393.508 Perabotan Perlengkapan 17.764.477 3.711.871 (957.591) 20.518.757 Kendaraan Bermotor 79.535.597 32.033.181 (1.283.904) 110.284.874 Jumlah Aset Tetap 111.836.492 39.657.263 (3.296.616) 148.197.139

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 12.659.452 1.592.304 - 14.251.756

Properti Investasi

Bangunan 680.495 69.971 - 750.916

Jumlah Properti Investasi 680.945 69.971 - 750.916

Jumlah Akumulasi 125.176.889 41.319.538 (3.296.616) 163.199.811

Nilai Buku

Aset Tetap 207.146.567 303.679.796

Bangunan dan prasarana

dalam rangka BOT 17.050.190 15.774.639

Properti Investasi 1.198.462 1.128.491

(32)

14. Aset Tetap, Aset Tetap Dalam Rangka Bangun Kelola & Alih Dan Properti Investasi (lanjutan)

Perusahaan PTI, DTN dan DCK, anak perusahaan, memiliki beberapa bidang tanah dan bangunan yang terletak di Jakarta, Lombok dan Bali dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan. Sertifikat Hak Guna Bangunan tersebut akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2032. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Tanah termasuk:

• 3 bidang tanah (SHGB No. 1222,1223 dab 1231) dikenal sebagai daerah Rawa Bokor, Tangerang, Milik PTRANS, anak perusahaan, yang digunakan sebagai tempat usaha. Tanah tersebut digunakan sebagai jamina atas Utang bank PTRANS dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. • 5 bidang tanah (SHGB No. 2052 dan 2053 atas nama DTN, serta SHGB No. 87,87 dan 89 atas

nama Perusahaan) yang digunakan sebagai jaminan atas Utang bank PTI dan DTN dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk.

• 4 bidang tanah(SHGB No. 2784,2785 dan 2786 atas nama Perusahaan, serta SHGB No. 259 atas nama PTI yang digunakan sebagai jaminan atas Utang bank PTI dari PT. Bank Mandiri Tbk. • 1 bidang tanah (SHGB No. 3405 atas nama DCK) yang digunakan sebagai jaminan atas Utang

bank DTN,DCK dan PTIdari PT. Bank Central Asia Tbk .

Bangunan dan prasarana dalam rangka BOT terdiri dari bangunan dan prasarana di atas tanah sewa yang merupakan bangunan dan prasarana kantor serta pool kendaraan operasional milik DTN dan PTRANS, anak perusahaan. Perjanjian sewa menyewa ini dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali atas persetujuan kedua belah pihak.

Nilai wajar property investasi adalah sebesar Rp 2.259.000 ribu ditentukan berdasarkan laporan penilai independen dengan laporan penilaian tertanggal 16 Juni 2009.

Aset tetap, aset tetap dalam rangka bangun kelola dan alih, serta property investasi telah diasuransikan dengan nilai yang mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian.

Manajeman berpendapat bahwa tidak terdapat perubahan siginfikan atas nilai wajar aset, tetap, aset tetap dalam rangka bangun kelola dan alih, serta properti investasi sejak tanggal penilaian terakhir sampai dengan tanggal 30 September 2011.

(33)

14. Aset Tetap, Aset Tetap Dalam Rangka Bangun Kelola & Alih Dan Properti Investasi (lanjutan)

Bangunan dan prasarana dalam rangka BOT terdiri dari bangunan dan prasarana di atas tanah sewa yang merupakan bangunan dan prasarana kantor serta pool kendaraan operasional milik DTN dan PTRANS, anak perusahaan. Bangunan dan prasarana kantor milik DTN didirikan di atas tanah yang disewa di kelurahan Sesetan, kecamatan Denpasar Selatan, Bali dengan jangka waktu 20 tahun sejak tahun 2000 sampai dengan 2020. Bangunan dan prasarana pool kendaraan operasional dan kantor milik PTRANS didirikan di atas tanah yang disewa di Rawa Bokor, Tangerang dengan jangka waktu 9 tahun sejak tahun 2002 sampai dengan 2011. Bangunan dan prasarana tersebut akan diserahkan pada pemilik tanah pada saat berakhirnya masa sewa. Perjanjian sewa menyewa ini dapat dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali atas persetujuan kedua belah pihak.

Bangunan dalam penyelesaian terutama merupakan akumulasi biaya konstruksi bangunan yang sedang dibangun oleh DCK,anak perusahaan.Konstruksi bangunan telah selesai pada bulan Juni 2007.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, seluruh aktiva tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT. Asuransi Central Asia, PT. Astra Internasional,PT Asuransi Astra Sedaya Finance, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi AIU Indonesia,PT.Asuransi Astra Buana, PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Buana Independent,PT Asuransi Central Asia,PT Asuransi Himalaya Pelindung,PT Asuransi Indo Trisaka , PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Jaya Indonesia, PT. Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Multi Artha Guna,PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Umum Bumiputera 1967 dan PT. Asuransi Umum Mega Insurance .

Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat bahwa jumlah pertanggungan cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva dipertanggungkan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aktiva tetap.

15. Uang Jaminan Jangka Panjang

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Gedung dan Telepon 1.128.841 1.303.701

Lain-lain 440.573 671.292

Jumlah 1.569.414 1.974.993

Uang Jaminan kepada IATA untuk pembelian tiket pesawat, tiket kapal pesiar, dan penyeleggaraan jasa pariwisata, dan keanggotaan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA).

(34)

16. Goodwill

Goodwill positif timbul akibat perolehan saham AST dan DTS, anak perusahaan sedangkan goodwill negative timbul akibat perolehan saham PTI, anak perusahaan.

17. Aset lain-lain

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Uang muka pembelian aset tetap 31.783.392 27.402.640 Uang muka renovasi 3.121.611 654.162

Lainnya 173.700 443.803

Jumlah 35.078.703 28.500.605

Uang muka renovasi merupakan uang muka yang dibayarkan kepada kontraktor, seluruhnya pihak ketiga untuk pembangunan kantor dan pool armada.

18. Utang Bank Jangka Pendek

30 September 31 Desember

2011 2010

Rp'000 Rp'000

Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 27.770.954 29.107.196 PT Bank CIMB Niaga Tbk 14.051.874 13.881.719 PT Bank Windu Kencana Tbk 10.569.999 10.573.831

Citibank N.A 4.725.082

PT. Bank Sinar Mas 3.950.000 -PT Bank Mandiri Tbk 2.988.918 3.448.372 PT Bank Mitraniaga 2.200.000 -PT Bank International Indonesia Tbk 25.056 3.705.565

(35)

18. Utang Bank Jangka Pendek (lanjutan)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA

Pinjaman diterima oleh DTN

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 10 tanggal 05 Maret 2008 dari Sri Buena Brahmana, SH, M.Kn, Notaris di Jakarta, DTN memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebesar Rp. 10.000.000 ribu. Fasilitas berjangka waktu satu tahun sampai dengan tanggal 05 Maret 2009, dan telah beberapa kali mengalami perpanjanngan, terakhir sampai dengan tanggal 05 Maret 2011. Berdasarkan Surat Pemberian Kredit No. : 1704/SOK/WXII/2011 tanggal 24 Mei 2011, Pinjaman Rekening Koran (PRK) mengalami kenaikan plafond dari Rp. 10.000.000 ribu menjadi Rp. 20.000.000 ribu dan fasilitas pinjaman diperpanjang sampai dengan 05 Maret 2012 serta memperoleh tambahan fasilitas baru berupa Pinjaman Rekening Koran (PRK-USD) sebesar USD 500 ribu untuk jangka waktu sampai dengan 05 Maret 2012.

Pinjaman ini dijamin dengan Tanah dan Bangunan (SHGB 3405) dan jaminan Piutang Dagang sebesar Rp. 20.000.000 ribu. Jaminan paripasu dengan fasilitas pinjaman Kredit Investasi atas nama DCK

Pinjaman diterima oleh PTI

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.12 tanggal 05 Maret 2008 dari Sri Buena Brahmana, S.H., M.Kn., notaries di Jakarta, PTI memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) sebesar Rp. 25.000.000 ribu dan USD 2.000.000 serta Bank Garansi sebesar Rp. 10.000.000 ribu yang diambil dari fasilitas PRK, yang kemudian ditingkatkan menjadi Rp. 15.000.000 ribu. Fasilitas berjangka waktu satu tahun sampai dengan tanggal 05 Maret 2009, dan telah beberapa kali mengalami perpanjangan, terakhir sampai dengan tanggal 05 Oktober 2011. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 588 tanggal 26 Juli 2010 dari Sri Buena Brahmana, S.H, M.Kn, noatris di Jakarta, Bank Garansi sebesar Rp. 15.000.000 ribu yang merupakan sublimit fasilitas PRK dicabut dan digantikan dengan fasilitas baru yang didapat yaitu Bank Garansi I sebesar USD 5.000.000 dan Bank Garansi II sebesar Rp. 17.000.000 ribu. Pinjaman dijamin dengan Piutang Usaha sebesar Rp. 50.000.000 ribu PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga)

Pinjaman diterima oleh PTRANS

PTRANS memperoleh pinjaman dari CIMB Niaga, pada bulan November 2006, berupa fasilitas pinjaman rekening koran (PRK), PTX-OD dan PTX masing-masing sebesar Rp 2.500.000 ribu, Rp 5.000.000 ribu dan Rp 3.550.000 ribu. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 49 tanggal 20 November 2006 dari Edison Jingga, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas PRK dan PTX-OD digunakan untuk mengambil-alih pinjaman PTRANS dari PT Bank Permata Tbk dan untuk keperluan modal kerja usaha. Fasilitas PTX digunakan untuk mengambil-alih fasilitas pembiayaan kendaraan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan yang diberikan kepada PTRANS, PPT dan KT. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 1 tahun sampai dengan 22 November 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Prevalence of hepatitis A virus, hepatitis B virus, hepatitis C virus, hepatitis D virus and hepatitis E virus as causes of acute viral hepatitis in North India: a hospital

Subjek hukum dalam bab 2 Pasal 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yaitu seseorang dipandang memiliki kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum dalam hal telah

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) menunjukan bahwa sebesar 59,5% minat mahasiswa unbara menabung saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BI) bisa

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM).. HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN

Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa Penggajian, sistem penilaian, pelatihan, seleksi, desain

Dari kedua hasil penelitan tersebut diatas penulis tertarik ingin mencoba menggunakan macromedia dreamweaver MX 2004 (web design berbasis HTML) design dalam penyajian

Alat ini dapat dipasang (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk

Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk membayar retribusi atas pelayanan yang tersebut pada Pasal 4