• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Untuk Pengolahan Limbah Emas fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Untuk Pengolahan Limbah Emas fix"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Standar untuk pengolahan limbah emas Standar untuk pengolahan limbah emas

Berdasarkan

Berdasarkan peraturan peraturan yang yang telah dibuat, telah dibuat, berikut berikut merupakan merupakan peraturan peraturan dalamdalam pertambangan emas:

pertambangan emas:

(Kep. Men. LH No. 51/Men.LH/10/1995) (Kep. Men. LH No. 51/Men.LH/10/1995) SNI 13

SNI 13 –– 4181 4181 –– 1996 Pengolahan limbah cair dari proses sianida bijih emas secara kimiawi 1996 Pengolahan limbah cair dari proses sianida bijih emas secara kimiawi I.

I. Ekstraksi emasEkstraksi emas

Proses ekstraksi emas adalah memisahkan dan memekatkan emas. Tergantung pada Proses ekstraksi emas adalah memisahkan dan memekatkan emas. Tergantung pada jenis

jenis

mineral emas dan sifatnya, emas dapat dipekatkan dengan pemisahan gravitasi. Akan tetapi , mineral emas dan sifatnya, emas dapat dipekatkan dengan pemisahan gravitasi. Akan tetapi , pada konsentrasi emas yang rendah dan tidak adanya perbedaan kepadatan yang cukup, pada konsentrasi emas yang rendah dan tidak adanya perbedaan kepadatan yang cukup, proses ekstraksi fisik saja tidak layak secara ekonomi maupun kuantitatif. Ketika pemisahan proses ekstraksi fisik saja tidak layak secara ekonomi maupun kuantitatif. Ketika pemisahan fisik tidak dapat dicapai, emas biasanya dipisahkan dari unsur-unsur lain dari bijih

fisik tidak dapat dicapai, emas biasanya dipisahkan dari unsur-unsur lain dari bijih dengandengan pelarutan kimia dalam sianida. Proses ini umum disebut sebagai pelindian, dan sebagai pelarutan kimia dalam sianida. Proses ini umum disebut sebagai pelindian, dan sebagai sianidasi dengan referensi khusus untuk sianida.

sianidasi dengan referensi khusus untuk sianida.

Proses pelarutan emas dengan sianida dilakukan dengan mencampurkan bubur basah Proses pelarutan emas dengan sianida dilakukan dengan mencampurkan bubur basah bijih emas yang ditumbuk halus dengan natrium sianida. Bubur dibuat dalam suasana basa bijih emas yang ditumbuk halus dengan natrium sianida. Bubur dibuat dalam suasana basa dengan penambahan alkali seperti kapur, dan oksigen dit

dengan penambahan alkali seperti kapur, dan oksigen ditambahkan untuk melengkapi reaksi.ambahkan untuk melengkapi reaksi. Leaching Sianida

Leaching Sianida  adalah proses pelindian selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam  adalah proses pelindian selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu,

tertentu yang dapat larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.Zn, Cd, Co dan lain-lain.

Setelah menemukan garam sianida, Carl Wilhelm Scheele membuktikan bahwa emas dapat Setelah menemukan garam sianida, Carl Wilhelm Scheele membuktikan bahwa emas dapat terlarut dalam larutan sianida pada tahun 1783. Melalui karya Bagration (1844), Elsner (1846), terlarut dalam larutan sianida pada tahun 1783. Melalui karya Bagration (1844), Elsner (1846), dan Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap atom emas membutuhkan dua sianida, yaitu dan Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap atom emas membutuhkan dua sianida, yaitu stoikiometri senyawa larut.

stoikiometri senyawa larut. Namun

Namun  ekstraksi emas  ekstraksi emas  dengan menggunakan leaching sianida diterapkan pertama kali oleh  dengan menggunakan leaching sianida diterapkan pertama kali oleh John Stewart Mac Arthur

John Stewart Mac Arthur yang didanai dua bersaudara yang didanai dua bersaudara Dr Robert dan Dr William Forrest, Dr Robert dan Dr William Forrest, di di Glasgow, Scotland tahun 1887. Meto

Glasgow, Scotland tahun 1887. Metode ekstraksi bijih emas dengan sianida yang dide ekstraksi bijih emas dengan sianida yang dikenal sebagaikenal sebagai proses MacArthur-Forrest 

proses MacArthur-Forrest   merupakan proses hidrometalurgi yang paling ekonomis dan  merupakan proses hidrometalurgi yang paling ekonomis dan hingga kini telah diterapkan pada berbagai industri pengolahan emas di dunia. Walau hingga kini telah diterapkan pada berbagai industri pengolahan emas di dunia. Walau sesungguhnya banyak

sesungguhnya banyak lixiviantslixiviants (leaching agen) lain(leaching agen) lainnya yang dapat digunakan, annya yang dapat digunakan, antara lain :tara lain : 

 Bromides ( Acid and Alkaline )Bromides ( Acid and Alkaline ) 

 ChloridesChlorides 

 Iodium-IodidaIodium-Iodida 

 Thiourrea / Thiocarbamide ( CHThiourrea / Thiocarbamide ( CH44NN22S )S ) 

(2)

Untuk keperluan ekstraksi dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat Untuk keperluan ekstraksi dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan pada ekstraksi logam emas. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks. Emas (I) diterapkan pada ekstraksi logam emas. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks. Emas (I) oksida, Au

oksida, Au22O adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnyaO adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi :

persamaan reaksi : 3Au

3Au++(aq)(aq)→ 2Au→ 2Au (s) (s) + Au + Au3+3+(aq)(aq) (Bertrand, 1895).(Bertrand, 1895).

Pada pelindian sianidasi para peneliti sepakat bahwa sebelum membentuk senyawa kompleks Pada pelindian sianidasi para peneliti sepakat bahwa sebelum membentuk senyawa kompleks dengan ion sianida, logam emas harus teroksidasi dahulu menjadi ion emas. Prosesnya dengan ion sianida, logam emas harus teroksidasi dahulu menjadi ion emas. Prosesnya merupakan proses redoks (reduksi-oksidasi) dimana ion sianida membentuk senyawa merupakan proses redoks (reduksi-oksidasi) dimana ion sianida membentuk senyawa kompleks kuat dengan ion Au

kompleks kuat dengan ion Au++  dan diiringi dengan reduksi oksigen di permukaan logam  dan diiringi dengan reduksi oksigen di permukaan logam menjadi hidrogen peroksida atau menjadi hidroksil seperti reaksi berikut ini :

menjadi hidrogen peroksida atau menjadi hidroksil seperti reaksi berikut ini :

Oksidasi :

Oksidasi : Au → AuAu → Au++ + e + e Pembentukan

Pembentukan kompleks kompleks : : AuAu++ + 2CN + 2CN--→ [Au(CN)→ [Au(CN)22]] --Reduksi

Reduksi : : OO22 + 2H + 2H22O + 2e → HO + 2e → H22OO22 + 2OH + 2OH --O

O22 + 2H + 2H22O + 4e → 4OHO + 4e → 4OH --Ada banyak teori tentang

Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai dari Teori Oksigen Elsner, Teori Hpelarutan emas mulai dari Teori Oksigen Elsner, Teori Hidrogen Janin,idrogen Janin, Teori Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai Teori Pembuktian Teori Hidrogen Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai Teori Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori yang paling banyak dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Kinetika dari Habashi. Teori yang paling banyak dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika Habashi.

Pembuktian Kinetika Habashi.

Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai berikut : Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag dengan sianida adalah sebagai berikut : 4Au + 8CN

4Au + 8CN-- + O + O22 + 2 H + 2 H22OO → 4Au(CN) 4Au(CN)22-- + 4NaOH + 4NaOH --4Ag + 8CN

4Ag + 8CN-- + O + O22 + 2 H + 2 H22OO → 4Ag(CN) 4Ag(CN)22-- + 4NaOH + 4NaOH

--Teori Pembuktian Kinetika ( Habashi. 1970 ), reaksi pelarutan Au dan Ag

Teori Pembuktian Kinetika ( Habashi. 1970 ), reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagaiadalah sebagai

berikut :

berikut :

2Au + 4CN

2Au + 4CN-- + O + O22 + 2 H + 2 H22O → 2Au(CN)O → 2Au(CN)22-- + 2OH + 2OH-- + H + H22OO22 2Ag + 4CN

2Ag + 4CN-- + O + O22 + 2 H + 2 H22O → 2Ag(CN)O → 2Ag(CN)22-- + 2OH + 2OH-- + H + H22OO22

Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia. Hidrogen peroksida telah dideteksi Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia. Hidrogen peroksida telah dideteksi dalam larutan sianida dimana emas telah terpisah secara cepat, dan observasi ini menunjukkan dalam larutan sianida dimana emas telah terpisah secara cepat, dan observasi ini menunjukkan bahwa beberapa emas kemungkinan terpisah melalui sepasang reaksi yang melibatkan bahwa beberapa emas kemungkinan terpisah melalui sepasang reaksi yang melibatkan pembentukan pertama hidrogen peroksida .

pembentukan pertama hidrogen peroksida . 2Au + 4CN- + O

2Au + 4CN- + O22 + H + H22O → 2(Au(CN)O → 2(Au(CN)22- + 2OH- + H- + 2OH- + H22OO22 Lalu hidrogen peroksida bereaksi dengan

Lalu hidrogen peroksida bereaksi dengan beberapa emas dan sianida.beberapa emas dan sianida. 2Au + 4CN- + H

(3)

2OH-Proses pengolahan emas dengan sianida

Proses pengolahan emas dengan sianida  terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses  terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan / pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas ( recovery ) dari larutan kaya. pelarutan / pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas ( recovery ) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah

Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium CyanideSodium Cyanide (( NaCNNaCN ),), Potassium Cyanide

Potassium Cyanide ( ( KCNKCN ) , ) , Calcium CyanideCalcium Cyanide [ [ Ca(CN)Ca(CN)22 ], atau ], atau Ammonium Cyanide Ammonium Cyanide ( ( NHNH44CNCN ). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih ). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.

baik dari pelarut lainnya.

Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi dengan menggunakan metode leaching sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan emas dalam skala industri, karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara lain adalah :

efisien, antara lain adalah : a.

a. Heap leachingHeap leaching  ( pelindian tumpukan ) : pelindian emas dengan cara menyiramkan  ( pelindian tumpukan ) : pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida dengan menggunakan

larutan sianida dengan menggunakan sprinklesprinkler padar pada tumpukan batuan emastumpukan batuan emas (( diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air kaya yang diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air kaya yang mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian dialirkan dan ditampung untuk mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian dialirkan dan ditampung untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35

kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35 –– 6565 %.

%. Heap leaching dikenHeap leaching dikenalkan pada tahun 1970-an sebagaalkan pada tahun 1970-an sebagai salah satu metodei salah satu metode pengolahan emas menggunakan sianida dengan biaya rendah.

pengolahan emas menggunakan sianida dengan biaya rendah.

II.

II.  Alternatif penggunaan sianida Alternatif penggunaan sianida

Ada berbagai teknik untuk memisahkan emas dan logam berharga lainnya dari bijih (McNulty Ada berbagai teknik untuk memisahkan emas dan logam berharga lainnya dari bijih (McNulty 2001a), selain dari teknik berbasis gravitasi. Teknik dalam pelarutan emas dalam bijih 2001a), selain dari teknik berbasis gravitasi. Teknik dalam pelarutan emas dalam bijih menggunakan bromin / bromida / asam sul

menggunakan bromin / bromida / asam sulfat, hipoklorit / klorida, amonium tiosulfat / fat, hipoklorit / klorida, amonium tiosulfat / amoniaamonia / tembaga, dan tiourea /

/ tembaga, dan tiourea / feri sulfat / asam sferi sulfat / asam sulfat. Alternatif untuk sianida bulfat. Alternatif untuk sianida bisa layak isa layak secarasecara ekonomis di mana biaya operasional y

ekonomis di mana biaya operasional yang rendah dan / atau ketika harga emaang rendah dan / atau ketika harga emas tinggi. s tinggi. SelainSelain itu, alternatif tersebut bisa sama saja atau bahkan lebih merusak lingkungan daripada sianida. itu, alternatif tersebut bisa sama saja atau bahkan lebih merusak lingkungan daripada sianida. Dari sejumlah proses alternatif, pelindian tiosulfat merupakan proses yang paling menjanjikan Dari sejumlah proses alternatif, pelindian tiosulfat merupakan proses yang paling menjanjikan serta telah diterapkan secara komersial di beberapa Negara. Oleh karena itu, penelitian yang serta telah diterapkan secara komersial di beberapa Negara. Oleh karena itu, penelitian yang mengkaji pelindian tiosulfat ini akan mempunyai peran berharga dalam menjelaskan dan mengkaji pelindian tiosulfat ini akan mempunyai peran berharga dalam menjelaskan dan mensosialisasikan metode ekstrasi emas dengan bahan yang ramah lingkungan, berbiaya mensosialisasikan metode ekstrasi emas dengan bahan yang ramah lingkungan, berbiaya operasional yang kompetitif terhadap metoda sianidasi serta kinerja proses yang sebanding operasional yang kompetitif terhadap metoda sianidasi serta kinerja proses yang sebanding dengan proses sianidasi. Penelitian tahun 2007 merupakan penerapan lebih lanjut proses dengan proses sianidasi. Penelitian tahun 2007 merupakan penerapan lebih lanjut proses optimasi pelindian tiosulfat

optimasi pelindian tiosulfat system batchsystem batch dan penelitian skala dan penelitian skala batchbatch perolehan emas dari larutan perolehan emas dari larutan kaya hasil pelindian menggunakan metode perukaran ion (resin) dan sementasi serta kaya hasil pelindian menggunakan metode perukaran ion (resin) dan sementasi serta perancangan peralatan pelindian skala

perancangan peralatan pelindian skala benchbench. Hasil percobaan menunjukan, pembuatan larutan. Hasil percobaan menunjukan, pembuatan larutan kaya emas tiosulfat sebagai bahan umpan proses pertukaran ion dan sementasi dengan kaya emas tiosulfat sebagai bahan umpan proses pertukaran ion dan sementasi dengan konsentrasi sebesar 5.3 mg/L (ppm) dapat digunakan dengan baik.

konsentrasi sebesar 5.3 mg/L (ppm) dapat digunakan dengan baik.

Proses pertukaran ion yang efektif dengan adanya ion tembaga hanya dapat terjadi Proses pertukaran ion yang efektif dengan adanya ion tembaga hanya dapat terjadi dalam kondisi terbatas karena ketidakstabilan larutan tiosulfat. Dengan kondisi 0,1 m dalam kondisi terbatas karena ketidakstabilan larutan tiosulfat. Dengan kondisi 0,1 m ammonium tiosulfat, 500 ppm tembaga, pH optimum 11, diperoleh adsorpsi emas pada resin ammonium tiosulfat, 500 ppm tembaga, pH optimum 11, diperoleh adsorpsi emas pada resin yang lebih kuat dari pada tembaga.

(4)

Reaksi sementasi emas mengikuti kinetika tingkat pertama dan dengan de-aerasi larutan, dapat Reaksi sementasi emas mengikuti kinetika tingkat pertama dan dengan de-aerasi larutan, dapat meningkatkan perolehan emas. Namun, kehadiran ion feri dalam larutan pelindian dapat meningkatkan perolehan emas. Namun, kehadiran ion feri dalam larutan pelindian dapat menurunkan efisiensi pengendapan emas dari 86 menjadi

menurunkan efisiensi pengendapan emas dari 86 menjadi 78%.78%. III.

III. LIMBAH PADATLIMBAH PADAT

Dalam penambangan emas, menghasilkan hasil samping yang tidak terpakai (waste), Dalam penambangan emas, menghasilkan hasil samping yang tidak terpakai (waste), jika bahan tersebut didiamkan terus menerus akan menghasilkan hasil samping yang akan jika bahan tersebut didiamkan terus menerus akan menghasilkan hasil samping yang akan berbahaya untuk lingkungan dan makhluk hidup. Limbah padat ini dinamakan tailing. Tailing berbahaya untuk lingkungan dan makhluk hidup. Limbah padat ini dinamakan tailing. Tailing secara teknis didefinisikan sebagai material h

secara teknis didefinisikan sebagai material halus, yaitu merupakan mineral yang tersisa setelahalus, yaitu merupakan mineral yang tersisa setelah mineral berharganya diambil dalam suatu proses pengolahan bijih . Dalam kamus istilah teknik mineral berharganya diambil dalam suatu proses pengolahan bijih . Dalam kamus istilah teknik pertambangan

pertambangan umum, umum, tailing tailing diidentikkan dendiidentikkan dengan gan ampas. ampas. Tailing Tailing juga didefinisikan juga didefinisikan sebagaisebagai limbah proses pengolahan mineral yang butirannya berukuran relatif halus. Sementara waste limbah proses pengolahan mineral yang butirannya berukuran relatif halus. Sementara waste adalah material buangan yang berupa batuan yang dipisahkan dari bijih (batuan yang adalah material buangan yang berupa batuan yang dipisahkan dari bijih (batuan yang mengandung logam). Waste dan tailing ini umunya langsung dibuang ke perairan sehingga nanti mengandung logam). Waste dan tailing ini umunya langsung dibuang ke perairan sehingga nanti akan menyebabkan pen

akan menyebabkan pendangkalan. Agar tidak terjdi hal tersebdangkalan. Agar tidak terjdi hal tersebut maka ut maka waste dan tailing yangwaste dan tailing yang udah didapatkan bisa dibuat batu bata. Agar komponen-komponen campuran waste dan tailing udah didapatkan bisa dibuat batu bata. Agar komponen-komponen campuran waste dan tailing dapat terikat maka ditambahkan binder binder waterglass (binder WG) dan binder portland dapat terikat maka ditambahkan binder binder waterglass (binder WG) dan binder portland cement (binder

cement (binder PC), sehingga dapaPC), sehingga dapat dimanfaatkan lt dimanfaatkan lagi. Percontoh agi. Percontoh tailing dikeringkan tailing dikeringkan dalamdalam oven pada temperatur 100-105

oven pada temperatur 100-105◦◦C selama 2 jam untuk menghilangkan kadar airnya, kemudianC selama 2 jam untuk menghilangkan kadar airnya, kemudian dilakukan homogenisasi dan pembagian percontoh Untuk mengetahui distribusi ukuran dilakukan homogenisasi dan pembagian percontoh Untuk mengetahui distribusi ukuran butirnya, waste dan tailing diayak menggunakan ayakan getar (sieve shaker) standar ASTM butirnya, waste dan tailing diayak menggunakan ayakan getar (sieve shaker) standar ASTM (American Society fot Testing and Materials) ukuran 4 mesh, 8 mesh, 16 mesh, 40 mesh, 60 (American Society fot Testing and Materials) ukuran 4 mesh, 8 mesh, 16 mesh, 40 mesh, 60 mesh, 80 mesh, 100 mesh, 140 mesh, dan 200 mesh. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui mesh, 80 mesh, 100 mesh, 140 mesh, dan 200 mesh. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui variasi jumlah (berat) dan ukuran butir masing-masing percontoh. Analisis kimia percontoh variasi jumlah (berat) dan ukuran butir masing-masing percontoh. Analisis kimia percontoh waste dan

waste dan tailing dilakukan untuk tailing dilakukan untuk mengetahui komposisi mengetahui komposisi kimianya,seperti SiO kimianya,seperti SiO , Al, Al22OO33 , , FeFe22OO33,, TiO , MgO, CaO . Na2O, dan K2O. Sementara analisi fisika meliputi analisis besar butir waste dan TiO , MgO, CaO . Na2O, dan K2O. Sementara analisi fisika meliputi analisis besar butir waste dan tailing

tailing serta kuat tekan serta kuat tekan benda uji bata benda uji bata cetak.cetak.

LIMBAH CAIR TAMBANG EMAS

LIMBAH CAIR TAMBANG EMAS

Kandungan mineral alam di bumi Indonesia beraneka macam dan besar jumlahnya. Salah Kandungan mineral alam di bumi Indonesia beraneka macam dan besar jumlahnya. Salah satunya adalah deposit emas, perak dan tembaga yang keberadaannya sebagai urat kuarsa di satunya adalah deposit emas, perak dan tembaga yang keberadaannya sebagai urat kuarsa di  pegunungan Pongkor, Bogor,

 pegunungan Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Identifikasi lokasi Jawa Barat. Identifikasi lokasi keberadaakeberadaan mineral tn mineral tersebut ditemukanersebut ditemukan oleh PT. Aneka

oleh PT. Aneka Tambang, Tbk dengan Tambang, Tbk dengan hasil analisis perkiraan kandungan emasnya hasil analisis perkiraan kandungan emasnya berkisar 5,4 jutaberkisar 5,4 juta ton dengan kadar Au rata-rata 12,31 gram/ton dan Ag 135,20 gram/ton. Pelaksanaan eksploitasi yang ton dengan kadar Au rata-rata 12,31 gram/ton dan Ag 135,20 gram/ton. Pelaksanaan eksploitasi yang meliputi kegiatan eksplorasi dan proses pengolahan bijih dilakukan di lokasi yang sama sehingga meliputi kegiatan eksplorasi dan proses pengolahan bijih dilakukan di lokasi yang sama sehingga merupakan industri terpadu yang mudah pengawasannya. Penambangan dilakukan di kedalaman merupakan industri terpadu yang mudah pengawasannya. Penambangan dilakukan di kedalaman tanah lebih dari 10 m di bawah permukaan tanah dan menerapkan metode cut and fill stopping, tanah lebih dari 10 m di bawah permukaan tanah dan menerapkan metode cut and fill stopping, sehingga kelesta

sehingga kelestarian lingkungan di atas perian lingkungan di atas permukaan tamrmukaan tambang tidak terganggu. bang tidak terganggu. Metode cut and fillMetode cut and fill stopping adalah metode penambangan dengan mengembalikan padatan sisa pengolahan ke dalam stopping adalah metode penambangan dengan mengembalikan padatan sisa pengolahan ke dalam lobang bekas penambangan dan perlakuan tersebut merupakan reklamasi dini lahan bekas lobang bekas penambangan dan perlakuan tersebut merupakan reklamasi dini lahan bekas

(5)

 penambang

 penambangan. an. Pengolahan bijiPengolahan bijih h emas hasil emas hasil penambapenambangan ngan dilakukan dilakukan dengan dengan proses proses sianidasi, sianidasi, yaituyaitu  pengambilan logam

 pengambilan logam emas emas dengan dengan cara ekstraksi cara ekstraksi memmemakai akai pelarut pelarut sianida. sianida. Metode sianidasi Metode sianidasi tersebuttersebut dipakai karena prose

dipakai karena prosesnya memsnya memberikan nilai recovery (peroberikan nilai recovery (perolehan kembali) relatlehan kembali) relatif besar, yaitu if besar, yaitu 90-9790-97 %. Diagram alir proses pengolahan bijih emas seperti pada Gambar 1.

%. Diagram alir proses pengolahan bijih emas seperti pada Gambar 1.

Sianida adalah senyawa yang termasuk B-3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sehingga pada Sianida adalah senyawa yang termasuk B-3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sehingga pada  pemaka

 pemakaiannya sebagai pelarut proses pengambilan logam emas, konsentrasinya dibatasi sampai 1500iannya sebagai pelarut proses pengambilan logam emas, konsentrasinya dibatasi sampai 1500  ppm. Dari proses p

 ppm. Dari proses pengolahan bijih secaengolahan bijih secara sianidasi akra sianidasi akan ditimbulkan limbaan ditimbulkan limbah cair yang dikenh cair yang dikenal sebagaial sebagai tailling effluent y

tailling effluent yang mengang mengandung sianida andung sianida sehingga sehingga harus diolah harus diolah agar tidak agar tidak berbahaya bberbahaya bagiagi lingkungan. Iklim global yang cenderung naik temperaturnya, mengakibatkan kesulitan mendapatkan lingkungan. Iklim global yang cenderung naik temperaturnya, mengakibatkan kesulitan mendapatkan sumber mata air baru untuk kehidupan masyarakat dan industri. Sehubungan dengan program sumber mata air baru untuk kehidupan masyarakat dan industri. Sehubungan dengan program  peningkatan kapasitas produksi

 peningkatan kapasitas produksi industri pertambangan emas industri pertambangan emas Pongkor yang Pongkor yang tentu tentu akan meningkatkanakan meningkatkan  jumlah

 jumlah limbah limbah tailing tailing effluent effluent yang yang harus harus diolah, diolah, maka maka dibutuhkan dibutuhkan tambahatambahan n pasokan pasokan air air atauatau meningkatka

meningkatkan kapan kapasitas tasitas tailing dam iling dam untuk muntuk mengolah engolah limbahnya. limbahnya. Kendala Kendala tersebut tersebut dapat dapat diatasidiatasi dengan cara mengurangi semaksimal mungkin kandungan/kadar sianida dalam limbah. Oleh dengan cara mengurangi semaksimal mungkin kandungan/kadar sianida dalam limbah. Oleh karenanya, maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengurangi kandungan/ kadar sianida karenanya, maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengurangi kandungan/ kadar sianida dalam limbah.

dalam limbah. Sesuai b

Sesuai baku muaku mutu tu air limbaair limbah kategori h kategori II (Kep. II (Kep. Men. LH Men. LH No. 51/Men.No. 51/Men.LH/10/1995)LH/10/1995) keberadaan sianida dalam limbah cair dibatasi tidak boleh melebihi konsentrasi 0,5 ppm. Untuk keberadaan sianida dalam limbah cair dibatasi tidak boleh melebihi konsentrasi 0,5 ppm. Untuk memenu

memenuhi baku hi baku mutu tersebut, PT. Aneka Tammutu tersebut, PT. Aneka Tambang, Tbk sebagai pengebang, Tbk sebagai pengelola industri pertambanglola industri pertambanganan emas pongkor melakukan pengolahan limbah tailling effluent nya dengan proses penguraian secara emas pongkor melakukan pengolahan limbah tailling effluent nya dengan proses penguraian secara alamiah. Proses

alamiah. Proses reduksi reduksi kandungan sianidanya kandungan sianidanya terjadi karena terjadi karena adanya proses adanya proses biodegradasi olehbiodegradasi oleh mikroorganisme dan biota air. Berkaitan dengan banyaknya limbah yang ditimbulkan maka untuk mikroorganisme dan biota air. Berkaitan dengan banyaknya limbah yang ditimbulkan maka untuk mengolahnya diperlukan fasilitas penampungan yang besar, sehingga dibangun sebuah tailing dam mengolahnya diperlukan fasilitas penampungan yang besar, sehingga dibangun sebuah tailing dam yang berkapasitas besar, terbuka sehingga memungkinkan kehidupan mikroorganisme dan

(6)

Foto visual tailing

Foto visual tailing dam, tailling edam, tailling efluent dan fluent dan salah sasalah satu sumber tu sumber air pengenceair pengenceran serta ran serta pengendalianpengendalian dispersi hasil pengolahannya dapat dilihat pada Gambar : 2,3,4 dan 5. Gambar 2 menunjukkan aliran dispersi hasil pengolahannya dapat dilihat pada Gambar : 2,3,4 dan 5. Gambar 2 menunjukkan aliran tailing effluent yang masuk fasilitas dam, Gambar 3 adalah salah satu sumber air untuk pengenceran tailing effluent yang masuk fasilitas dam, Gambar 3 adalah salah satu sumber air untuk pengenceran maksimum dan Gambar 4 mengambarkan besarnya daya tampung fasilitas tailing dam serta Gambar 5 maksimum dan Gambar 4 mengambarkan besarnya daya tampung fasilitas tailing dam serta Gambar 5 adalah kolam pengendalian limbah olahan yang siap dispersi ke aliran sungai. Kemudian untuk adalah kolam pengendalian limbah olahan yang siap dispersi ke aliran sungai. Kemudian untuk menjaga supaya proses penguraian berjalan optimal, konsentrasi sianida (tailling dam input) diatur menjaga supaya proses penguraian berjalan optimal, konsentrasi sianida (tailling dam input) diatur dengan cara pengenceran sehingga konsentrasinya turun dari ± 500 ppm menjadi ± 125 ppm. Proses dengan cara pengenceran sehingga konsentrasinya turun dari ± 500 ppm menjadi ± 125 ppm. Proses  penguraian

 penguraian alamiah alamiah (biodegradas(biodegradasi) i) yang yang terjadi terjadi di di tailling tailling dam dam dirancang dirancang mampu mampu menurunkamenurunkann kandungan sianida hingga konsentrasinya (over flow) ± 10 ppm. Kemudian untuk memenuhi nilai kandungan sianida hingga konsentrasinya (over flow) ± 10 ppm. Kemudian untuk memenuhi nilai  baku

 baku mutu mutu di di atas, atas, limbah limbah keluaran keluaran tailling tailling dam dam dioksidasi dioksidasi dengan dengan HH22OO22  sehingga konsentrasinya  sehingga konsentrasinya turun dari ± 10 ppm menjadi < 0,1 ppm yang selanjutnya dapat didispersikan ke aliran Sungai turun dari ± 10 ppm menjadi < 0,1 ppm yang selanjutnya dapat didispersikan ke aliran Sungai (Cikaniki).

(Cikaniki).

Jika kapasitas produksi ditingkatkan, maka akan menimbulkan tambahan sejumlah limbah Jika kapasitas produksi ditingkatkan, maka akan menimbulkan tambahan sejumlah limbah yang harus diolah. Pada keadaan tersebut, permasalahan yang dihadapi adalah meningkatnya beban yang harus diolah. Pada keadaan tersebut, permasalahan yang dihadapi adalah meningkatnya beban sianida di tailing

sianida di tailing dam yang dapat mengakibatkan turunnya laju dam yang dapat mengakibatkan turunnya laju pertumbuhapertumbuhan atau penyebab matinyan atau penyebab matinya mikroorganism

mikroorganisme dan e dan biota air. biota air. Kondisi tersebut mengakibatkan proses penguraian alamiah berjalanKondisi tersebut mengakibatkan proses penguraian alamiah berjalan lambat bahkan dapat berhenti tidak

lambat bahkan dapat berhenti tidak seperti yang diharapkan. Bila perlakuan pengenceran diintensifkanseperti yang diharapkan. Bila perlakuan pengenceran diintensifkan sampai batas yang ditentukan, maka debit aliran limbah yang masuk ke talling dam akan bertambah sampai batas yang ditentukan, maka debit aliran limbah yang masuk ke talling dam akan bertambah  besar dan be

 besar dan berakibat pada rakibat pada turunnya wakturunnya waktu tinggal limbah di talling tu tinggal limbah di talling dam. Pada dam. Pada kejadian terskejadian tersebut prosesebut proses  penguraian

 penguraian secara secara alamiah alamiah berjalan berjalan tidak tidak optimal optimal dan dan mengakmengakibatkan ibatkan rendahnyrendahnya a penurunan penurunan kadarkadar sianida dalam limbah. Kedua

sianida dalam limbah. Kedua keadaan tersebut akan mempengaruhi proses selanjutnya, yaitu oksidasikeadaan tersebut akan mempengaruhi proses selanjutnya, yaitu oksidasi secara kimia dengan H

secara kimia dengan H22OO22. Permasalahan lain yang akan dihadapi adalah semakin sulitnya. Permasalahan lain yang akan dihadapi adalah semakin sulitnya mendapatkan sumber mata air baru untuk tambahan pengenceran.

mendapatkan sumber mata air baru untuk tambahan pengenceran.

Tindakan penyelesaian yang harus dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas Tindakan penyelesaian yang harus dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas

(7)

tampung tailing dam sehingga waktu

tampung tailing dam sehingga waktu tinggal limbahnya tidak berubah atau tinggal limbahnya tidak berubah atau menurunkmenurunkan konsentrasian konsentrasi kandungan sianida limbah keluaran sistem prosesnya. Penyelesaian dengan cara meningkatkan kandungan sianida limbah keluaran sistem prosesnya. Penyelesaian dengan cara meningkatkan kapasitas tailling dam akan menemui kendala oleh keterbatasan lahan dan membutuhkan biaya yang kapasitas tailling dam akan menemui kendala oleh keterbatasan lahan dan membutuhkan biaya yang sangat besar karena lokasi keberadaannya di daerah pegunungan. Upaya untuk menurunkan sangat besar karena lokasi keberadaannya di daerah pegunungan. Upaya untuk menurunkan kandungan sianida limbah awal (fresh waste) adalah merupakan salah satu solusi yang harus kandungan sianida limbah awal (fresh waste) adalah merupakan salah satu solusi yang harus dilakukan, sehingga dibutuhkan berbagai penelitian untuk mereduksi konsentrasi sianida limbah. dilakukan, sehingga dibutuhkan berbagai penelitian untuk mereduksi konsentrasi sianida limbah.

Metode iradiasi dipandang efisien untuk penguraian sianida dalam limbah yang keluar dari Metode iradiasi dipandang efisien untuk penguraian sianida dalam limbah yang keluar dari  proses (fresh was

 proses (fresh waste) karena volumte) karena volumenya relatif masenya relatif masih kecil. Fenomena peih kecil. Fenomena pembentukan ion-ion radikal airmbentukan ion-ion radikal air yang reaktif oleh akibat interaksi iradiasi akan menyebabkan penguraian molekul sianida. Pada yang reaktif oleh akibat interaksi iradiasi akan menyebabkan penguraian molekul sianida. Pada  penelitian

 penelitian awal awal dilakukan dilakukan iradiasi iradiasi limbah limbah simulasi simulasi KCN KCN menggunamenggunakan kan sumber sumber Ra-226 Ra-226 bekasbekas terkapsulisasi dengan laju dosis 760 mSv/jam hasil pengolahan PTLR. Tujuan penelitian awal ini terkapsulisasi dengan laju dosis 760 mSv/jam hasil pengolahan PTLR. Tujuan penelitian awal ini adalah untuk mempelajari pengaruh efek iradiasi Ra-226 terhadap senyawa sianida dalam limbah. adalah untuk mempelajari pengaruh efek iradiasi Ra-226 terhadap senyawa sianida dalam limbah.

Pengolahan bijih tambang emas

Pengolahan bijih tambang emas dan pengolahan limbahnyadan pengolahan limbahnya

Bijih hasil

Bijih hasil penambapenambangan diolah untuk ngan diolah untuk mengammengambil lbil logam emasnya dengan proses sianidasi.ogam emasnya dengan proses sianidasi. Fasilitas

Fasilitas proses sianproses sianidasi Pongkor I dirancidasi Pongkor I dirancang mamang mampu mengolah bijih sebapu mengolah bijih sebanyak 182.500 ton/th,nyak 182.500 ton/th, dengan kadar Au 15 g/ton dan Ag 156 g/ton dengan recovery Au 97 % dan Ag 79,5 %. Kapasitas dengan kadar Au 15 g/ton dan Ag 156 g/ton dengan recovery Au 97 % dan Ag 79,5 %. Kapasitas  produksi

 produksi tersebut tersebut dapat dapat menghasilkamenghasilkan n emas emas sekitar sekitar 2,3 2,3 ton/ ton/ th th dan dan perak perak 23 23 ton/th. ton/th. KemudianKemudian mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sianida adalah besar, maka pemakaiannya sebagai mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sianida adalah besar, maka pemakaiannya sebagai  pelarut

 pelarut ekstraksi ekstraksi konsentrasinya konsentrasinya dibatasi dibatasi sampai sampai 1500 1500 ppm, ppm, karena karena di di atas atas konsentrasi tkonsentrasi tersebut ersebut dandan  berada

 berada di di udara tudara terbuka erbuka akan akan menimbulkmenimbulkan an gas gas HCN HCN yang yang tingkat tingkat bahayanya pada bahayanya pada manusia sangatmanusia sangat  besar. Untuk mengolah limbah tailling effluent yang besar jumlahnya dan me

 besar. Untuk mengolah limbah tailling effluent yang besar jumlahnya dan mengandung sianida, makangandung sianida, maka dibangun sebuah fasilitas pengolahan dengan proses sederhana tetapi memerlukan biaya mahal. dibangun sebuah fasilitas pengolahan dengan proses sederhana tetapi memerlukan biaya mahal. Fasilitas pengolahan tersebut terdiri dari sistem penampungan berupa dam, sistem oksidasi kimia Fasilitas pengolahan tersebut terdiri dari sistem penampungan berupa dam, sistem oksidasi kimia dengan H

dengan H22OO22 dan  dan sistem penjernsistem penjernihan limbah dengaihan limbah dengan proses koagulasi dan flokulan proses koagulasi dan flokulasi, seperti Gambsi, seperti Gambarar 6.

(8)

Senyawa sianida bersifat mudah terdegradasi secara alamiah (degradable compound), Senyawa sianida bersifat mudah terdegradasi secara alamiah (degradable compound), sehingga oleh karakteristik tersebut sistem utama pengolahan sianida dilakukan dengan cara sehingga oleh karakteristik tersebut sistem utama pengolahan sianida dilakukan dengan cara menampung dan diupayakan tinggal lama di fasilitas dam untuk mengalami proses degradasi secara menampung dan diupayakan tinggal lama di fasilitas dam untuk mengalami proses degradasi secara alamiah. Untuk mengoptimalkan proses tersebut, maka kapasitas tampung dam (tailling dam) dibuat alamiah. Untuk mengoptimalkan proses tersebut, maka kapasitas tampung dam (tailling dam) dibuat sangat besar sehingga mampu menurunkan konsentrasi sianida dari ± 125 ppm menjadi ± 10 ppm. sangat besar sehingga mampu menurunkan konsentrasi sianida dari ± 125 ppm menjadi ± 10 ppm. Tailing dam tersebut dibuat di antara bukit sehingga menyerupai danau yang besar dengan kedalaman Tailing dam tersebut dibuat di antara bukit sehingga menyerupai danau yang besar dengan kedalaman 42 m. Setelah berproses destruksi alamiah di tailing dam, cairan luapan (over flow) dijernihkan 42 m. Setelah berproses destruksi alamiah di tailing dam, cairan luapan (over flow) dijernihkan dengan proses koagulasi-flokulasi dan selanjutnya dioksidasi secara kimia dengan H

dengan proses koagulasi-flokulasi dan selanjutnya dioksidasi secara kimia dengan H22OO22 . Selanjutnya . Selanjutnya hasil pengo

hasil pengolahan lahan limbah limbah cair cair dengan dengan konsentrasi konsentrasi sianidanya sianidanya < 0,1 < 0,1 ppm ppm tersebut tersebut dapat didispedapat didispersikanrsikan ke lingkungan melalui aliran sungai karen

ke lingkungan melalui aliran sungai karena di bawah nilai a di bawah nilai baku mutu limbah yang dipersyabaku mutu limbah yang dipersyaratkan.ratkan.

Metode Radiolitik Untuk Penguraian Sianida. Metode Radiolitik Untuk Penguraian Sianida.

(9)

Radium adalah sumber radiasi pemancar α dan γ dengan energi E(α) 4,602 Mev dan 4,784 Radium adalah sumber radiasi pemancar α dan γ dengan energi E(α) 4,602 Mev dan 4,784 Mev dan E(γ) pada 186 keV dan berumur paro 1600 tahun. Pasca pengolahan proses kapsulasi, Mev dan E(γ) pada 186 keV dan berumur paro 1600 tahun. Pasca pengolahan proses kapsulasi, keadaan/sif

keadaan/sifat at sumber sumber radium radium berubah berubah menjadi menjadi sumber sumber tertututertutup p yang yang mengakibatmengakibatkan kan tertahannyatertahannya  berkas radiasi α

 berkas radiasi α sehingga yang tersisa dan sehingga yang tersisa dan masih potensial dimanfaatkamasih potensial dimanfaatkan adalah berkas energi n adalah berkas energi radiasiradiasi γ nya. Tingkat energi radiasi γ dari Ra

γ nya. Tingkat energi radiasi γ dari Ra-226 relatif kecil untuk dipakai sebagai iradiator jika-226 relatif kecil untuk dipakai sebagai iradiator jika dibandingkan Co-60, akan tetapi jumlahnya yang besar dan terproteksi dalam kapsul SS 304 yang dibandingkan Co-60, akan tetapi jumlahnya yang besar dan terproteksi dalam kapsul SS 304 yang mudah di tangani maka akan lebih menguntungkan untuk dipakai sebagai iradiator. Kapsul radium mudah di tangani maka akan lebih menguntungkan untuk dipakai sebagai iradiator. Kapsul radium hasil pengolahan relatif kecil dan sifat pancaran radiasinya ke semua arah, sehingga dengan cara hasil pengolahan relatif kecil dan sifat pancaran radiasinya ke semua arah, sehingga dengan cara  perendam

 perendaman an akan akan menambamenambah h efektifitas efektifitas proses proses iradiasi. iradiasi. Pengaturan Pengaturan jarak jarak antara antara sumber sumber dengandengan limbah dapat d

limbah dapat diatur sedekiatur sedekat mungkin. at mungkin. Untuk pemaUntuk pemanfaatannya nfaatannya sebagai sumsebagai sumber radiolitik limbaber radiolitik limbahh tailing effluent yang besar volumenya, maka diperlukan kajian penempatannya dengan tailing effluent yang besar volumenya, maka diperlukan kajian penempatannya dengan memperhatikan faktor kecepatan destruksi dan debit alirannya. Besaran parameter proses tersebut memperhatikan faktor kecepatan destruksi dan debit alirannya. Besaran parameter proses tersebut akan didapatkan dari tes pengujian di laboratorium dan dari pengukuran besaran proses yang akan didapatkan dari tes pengujian di laboratorium dan dari pengukuran besaran proses yang  beroperasi.

 beroperasi.

Mekanisme destruksi molekul sianida oleh pengaruh ira

Mekanisme destruksi molekul sianida oleh pengaruh iradiasi γ yang terjadi sangat komplekdiasi γ yang terjadi sangat komplek karena pengaruh banyaknya jenis dan besarnya kandungan senyawa kimia yang ada di limbah karena pengaruh banyaknya jenis dan besarnya kandungan senyawa kimia yang ada di limbah tersebut. Semua senyawa di limbah tersebut

tersebut. Semua senyawa di limbah tersebut ikut teriradiasi dan ikut teriradiasi dan masing-masmasing-masing berkemampuan untuking berkemampuan untuk mengabsorpsi energi radiasi γ sesua

mengabsorpsi energi radiasi γ sesuai i dengan dengan besarnya besarnya faktor faktor penyerapannya. penyerapannya. Molekul Molekul yangyang teraktivasi cenderung tidak stabil ikatannya sehingga reaktivitasnya meningkat dan menyebabkan teraktivasi cenderung tidak stabil ikatannya sehingga reaktivitasnya meningkat dan menyebabkan terdestruksinya senyawa. Berbagai pengaruh interaksi energi pada molekul dan jenis perubahannya terdestruksinya senyawa. Berbagai pengaruh interaksi energi pada molekul dan jenis perubahannya terlihat pada Tabel 1.

terlihat pada Tabel 1.

Kemudian karena pelarut yang dipakai adalah air yang

Kemudian karena pelarut yang dipakai adalah air yang keberadaakeberadaannya di linnya di limbah adalah besar,mbah adalah besar, maka mekanisme destruksinya dominan dikarenakan terbentuknya ion-ion hidroksil radikal yang maka mekanisme destruksinya dominan dikarenakan terbentuknya ion-ion hidroksil radikal yang terjadi oleh molekul air yang teraktivasi. Mekanisme tersebut dapat dilihat pada persamaan reaksi di terjadi oleh molekul air yang teraktivasi. Mekanisme tersebut dapat dilihat pada persamaan reaksi di  bawah :

(10)

Proses oksidasi sianida di sistem pengolahan limbah tailling effluent dilakukan di akhir proses Proses oksidasi sianida di sistem pengolahan limbah tailling effluent dilakukan di akhir proses dengan menggunakan oksidator H2O2 dan CuSO

dengan menggunakan oksidator H2O2 dan CuSO44  , yaitu untuk mengoksidasi sianida sisa menjadi  , yaitu untuk mengoksidasi sianida sisa menjadi sianat. Pada proses tersebut terjadi penurunan konsentrasi sianida dari ± 10 ppm menjadi < 0,5 ppm sianat. Pada proses tersebut terjadi penurunan konsentrasi sianida dari ± 10 ppm menjadi < 0,5 ppm sehingga memenuhi baku mutu limbah yang dapat didispersi ke sungai. Reaksi oksidasi yang terjadi sehingga memenuhi baku mutu limbah yang dapat didispersi ke sungai. Reaksi oksidasi yang terjadi adalah seperti pada persamaan reaksi (6).

adalah seperti pada persamaan reaksi (6).

Kemudian apabila proses oksidasi tersebut dilakukan bersamaan dengan proses iradiasi (mix Kemudian apabila proses oksidasi tersebut dilakukan bersamaan dengan proses iradiasi (mix treatment) maka diharapkan laju distruksi sianida limbahnya meningkat karena terbentuknya O

treatment) maka diharapkan laju distruksi sianida limbahnya meningkat karena terbentuknya Onn bebas bebas yang teraktivasi. Reaksi pembentukannya seperti pada persamaan reaksi (8). Reaksi pembentukan yang teraktivasi. Reaksi pembentukannya seperti pada persamaan reaksi (8). Reaksi pembentukan hidroksil radikal dengan keberadaan oksidator H

hidroksil radikal dengan keberadaan oksidator H22OO22

Untuk mengawali pengkajian aplikasi iradiasi reduksi sianida limbah di tailling effluent Untuk mengawali pengkajian aplikasi iradiasi reduksi sianida limbah di tailling effluent keluaran industri pertambangan emas, maka dilakukan percobaan destruksi sianida dengan sampel keluaran industri pertambangan emas, maka dilakukan percobaan destruksi sianida dengan sampel limbah simulasi KCN. Percobaan iradiasi dilakukan dengan cara merendamkan kapsul radium hasil limbah simulasi KCN. Percobaan iradiasi dilakukan dengan cara merendamkan kapsul radium hasil  pengolahan

 pengolahan PTLR PTLR ke ke dalam dalam sampel sampel selama selama selang selang waktu waktu iradiasi iradiasi tertentu tertentu guna guna menurunkamenurunkann konsentrasi sianida. Besarnya nilai penurunan konsentrasi sianida tersebut mengindikasikan potensi konsentrasi sianida. Besarnya nilai penurunan konsentrasi sianida tersebut mengindikasikan potensi kemungkinan penerapan metode tersebut dipakai untuk mereduksi kandungan sianida limbah kemungkinan penerapan metode tersebut dipakai untuk mereduksi kandungan sianida limbah sehingga beban sianida sistem tailling dam dapat diatur dan mekanisme proses destruksi secara sehingga beban sianida sistem tailling dam dapat diatur dan mekanisme proses destruksi secara alamiah yang diharapkan dapat

alamiah yang diharapkan dapat berjalan optimal.berjalan optimal.

Upaya meningkatkan kapasitas produksi pengolahan bijih emas secara sianidasi terkendala Upaya meningkatkan kapasitas produksi pengolahan bijih emas secara sianidasi terkendala oleh bertambah besarnya volume limbah cair berupa tailing effluent yang mengandung sianida. oleh bertambah besarnya volume limbah cair berupa tailing effluent yang mengandung sianida. Sampai batas konsentrasi tertentu, senyawa sianida mudah terdegradasi secara alamiah sehingga Sampai batas konsentrasi tertentu, senyawa sianida mudah terdegradasi secara alamiah sehingga  proses

 proses pengolahan pengolahan tailing tailing effluent effluent ekonomis ekonomis dilakukan dilakukan dengan dengan cara cara mengkondisikamengkondisikan n cairan cairan limbahlimbah dengan pengenceran sampai batas konsentrasi sianida tertentu dan ditampung dalam tailling dam dengan pengenceran sampai batas konsentrasi sianida tertentu dan ditampung dalam tailling dam untuk mengalami proses distruksi alamiah. Oleh berbagai kendala yang muncul, diantaranya untuk mengalami proses distruksi alamiah. Oleh berbagai kendala yang muncul, diantaranya kesulitannya mendapatkan tambahan pasokan air untuk pengenceran dan keterbatasan lahan untuk kesulitannya mendapatkan tambahan pasokan air untuk pengenceran dan keterbatasan lahan untuk mengembangkan sistem penampungannya, maka program peningkatan produksi sulit untuk mengembangkan sistem penampungannya, maka program peningkatan produksi sulit untuk direalisasikan. Pembata

direalisasikan. Pembatasan konsentrasi pemakaian sianida pada san konsentrasi pemakaian sianida pada 1500 ppm 1500 ppm untuk mencegah terjadinyauntuk mencegah terjadinya gas HCN yang sangat berbahaya bagi manusia (persamaan reaksi 1) dan tidak tersedianya sistem gas HCN yang sangat berbahaya bagi manusia (persamaan reaksi 1) dan tidak tersedianya sistem regenerasi molekul sianida adalah faktor

regenerasi molekul sianida adalah faktor utama penyebab besarnya volume limbah.utama penyebab besarnya volume limbah.

Berkaitan dengan hal tersebut maka dibutuhkan adanya proses tambahan yang dapat Berkaitan dengan hal tersebut maka dibutuhkan adanya proses tambahan yang dapat mengurangi kandungan sianida yang terdapat pada limbah awal (fresh waste) sehingga dengan mengurangi kandungan sianida yang terdapat pada limbah awal (fresh waste) sehingga dengan keterbatasan pasokan air pengenceran tidak menghambat/mematikan proses destruksi alamiah di keterbatasan pasokan air pengenceran tidak menghambat/mematikan proses destruksi alamiah di tailling dam. Metode radiolitik dengan mekanisme proses pembentukan ion-ion radikal air dipandang tailling dam. Metode radiolitik dengan mekanisme proses pembentukan ion-ion radikal air dipandang dapat dipakai sebagai solusi proses menurunkan kandungan sianida limbah. Tingkat efisiensi dapat dipakai sebagai solusi proses menurunkan kandungan sianida limbah. Tingkat efisiensi destruksi ditentukan oleh lama waktu iradiasi dan jarak dari sumber.

(11)

Penguraian limbah simulasi KCN dengan iradiator radium terkapsulasi Penguraian limbah simulasi KCN dengan iradiator radium terkapsulasi

Hasil percobaan iradiasi 700 ml sampel limbah simulasi larutan KCN dengan konsentrasi Hasil percobaan iradiasi 700 ml sampel limbah simulasi larutan KCN dengan konsentrasi awal

awal

1500 ppm dan diira

1500 ppm dan diiradiasi selamdiasi selama 33 hari denga 33 hari dengan sumbean sumber Ra-226 terkapsulasi r Ra-226 terkapsulasi berlaju dosis 760berlaju dosis 760 mSv/jam dapat dilihat pada Tabel. 2. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan kandungan sianida mSv/jam dapat dilihat pada Tabel. 2. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan kandungan sianida dari 1500 ppm menjadi 22 ppm. Hasil percobaan awal tersebut mengindikasikan adanya proses dari 1500 ppm menjadi 22 ppm. Hasil percobaan awal tersebut mengindikasikan adanya proses  penguraian

 penguraian molekul molekul sianida sianida yang yang diakibatkan diakibatkan oleh oleh interaksi interaksi iradiasi iradiasi energi energi γ γ pada pada sampel. sampel. PadaPada irradiasi dengan waktu panjang menyebabkan penurunan konsentrasi sianida semakin besar, kejadian irradiasi dengan waktu panjang menyebabkan penurunan konsentrasi sianida semakin besar, kejadian tersebut dapat dipahami dengan semakin besarnya dosis radiasi yang diserap (dose absorbed) maka tersebut dapat dipahami dengan semakin besarnya dosis radiasi yang diserap (dose absorbed) maka tingkat radiolitiknya menjadi besar dan

tingkat radiolitiknya menjadi besar dan proses penguraian sianida yang diakibatkannya menjadproses penguraian sianida yang diakibatkannya menjadi besari besar  pula.

 pula. Pada Pada hubungan hubungan antara antara besarnya besarnya dosis dosis terpancar terpancar terhadap terhadap konsentrasi konsentrasi sianida, sianida, (Gambar. (Gambar. 7)7) didapatkan adanya hubungan secara linier antara besarnya dosis terserap dengan penurunan didapatkan adanya hubungan secara linier antara besarnya dosis terserap dengan penurunan konsentrasi sianida yang diakibatkannya. Kemudian apabila yang diharapkan adalah konsentrasi konsentrasi sianida yang diakibatkannya. Kemudian apabila yang diharapkan adalah konsentrasi sianida 0,5 ppm sesuai dengan batas baku mutu limbah kategori II maka diperlukan iradiasi dengan sianida 0,5 ppm sesuai dengan batas baku mutu limbah kategori II maka diperlukan iradiasi dengan waktu selama ± 40 hari. Kebutuhan waktu iradiasi tersebut dapat diperkecil dengan cara waktu selama ± 40 hari. Kebutuhan waktu iradiasi tersebut dapat diperkecil dengan cara meningkatkan besaran laju dosis iradiator yang dipakai. Selanjutnya apabila diterapkan pada limbah meningkatkan besaran laju dosis iradiator yang dipakai. Selanjutnya apabila diterapkan pada limbah sesungguhnya maka diperlukan dosis yang lebih besar lagi mengingat keberadaan polutan di limbah sesungguhnya maka diperlukan dosis yang lebih besar lagi mengingat keberadaan polutan di limbah sungguhan adalah besar. Sangat dimungkinkan terjadinya mekanisme proses lain

sungguhan adalah besar. Sangat dimungkinkan terjadinya mekanisme proses lain sehubungan dengansehubungan dengan  bertambahny

 bertambahnya kandungan senyawa di limbah. Untuk mea kandungan senyawa di limbah. Untuk menelusuri proses yang terjadi masih diperlukannelusuri proses yang terjadi masih diperlukan analisis secara kuanti-kualitatif dengan berbagai metode seperti spektrofotom

analisis secara kuanti-kualitatif dengan berbagai metode seperti spektrofotometer IR eter IR dan UV.dan UV.

Sumberdaya dan kelayakan pemakaian Sumberdaya dan kelayakan pemakaian

Lokasi fasilitas pengolahan bijih tambang yang berada di perbukitan dan tertutup untuk Lokasi fasilitas pengolahan bijih tambang yang berada di perbukitan dan tertutup untuk umum

umum merupaka

merupakan faktor n faktor yang menguntungkayang menguntungkan jin jika metode aplikasi iradiasi diterapkan di ka metode aplikasi iradiasi diterapkan di sistem pengolahansistem pengolahan limbahnya. Jauh dari pemukiman penduduk dan merupakan daerah terpencil dengan akses jalan limbahnya. Jauh dari pemukiman penduduk dan merupakan daerah terpencil dengan akses jalan transportasi yang hanya mengarah ke fasilitas industri

transportasi yang hanya mengarah ke fasilitas industri tersebut adalah gambaran untuk memudahktersebut adalah gambaran untuk memudahkanan monitoring yang harus dilakukan. Faktor

monitoring yang harus dilakukan. Faktor ketersediaketersediaan akan sumber bekas Ra-226 an akan sumber bekas Ra-226 terkapsulasi yangterkapsulasi yang masih dapat dimanfaatkan relatif besar, apalagi jika ditunjang

masih dapat dimanfaatkan relatif besar, apalagi jika ditunjang dengan sumber jenis lain dengan sumber jenis lain seperti Co-60,seperti Co-60, Iridium dan Cesium yang j

Iridium dan Cesium yang juga banyak jumlahnya. Ketentuan dan peraturan yang mengatur uga banyak jumlahnya. Ketentuan dan peraturan yang mengatur terhadapterhadap  pemaka

(12)

KESIMPULAN KESIMPULAN

Sumber Ra-226 beka

Sumber Ra-226 bekas yang tersimpan di PTLR relatif banyak jumlahnys yang tersimpan di PTLR relatif banyak jumlahnya a dan setelahdan setelah dikapsulasi dengan isolator bahan baja tahan

dikapsulasi dengan isolator bahan baja tahan karat jenis SS.304 masih karat jenis SS.304 masih berpotensi untuk dimanfaatkanberpotensi untuk dimanfaatkan sebagai iradiator γ karena umur parohnya

sebagai iradiator γ karena umur parohnya panjang. Pada percobaan iradiasi limbah simulasi KCNpanjang. Pada percobaan iradiasi limbah simulasi KCN menggunakan sumber jenis tersebut dengan laju dosis 760 mSv/jam pada jarak 1 m mampu

menggunakan sumber jenis tersebut dengan laju dosis 760 mSv/jam pada jarak 1 m mampu menurunka

menurunkan konsentrasi sianida dari 1500 ppm n konsentrasi sianida dari 1500 ppm menjadi 22 ppm dalam waktu iradiasi 33 harimenjadi 22 ppm dalam waktu iradiasi 33 hari

PENANGANAN LIMBAH UDARA INDUSTRI

PENANGANAN LIMBAH UDARA INDUSTRI PERTAMBANGANPERTAMBANGAN

Limbah udara merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh industri Limbah udara merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh industri  pertambangan.

 pertambangan. Limbah Limbah tersebut tersebut dihasilkan dihasilkan sebagai sebagai emisi emisi atmosferik atmosferik dari dari industri industri tersebut.tersebut. Jenis komponen yang termasuk ke dalam emisi tersebut di antaranya adalah

Jenis komponen yang termasuk ke dalam emisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :sebagai berikut : a. Debu atau partikulat

a. Debu atau partikulat  b. Gas yang diprodu

 b. Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, COksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO22, NOx, SO, NOx, SO22

c. Gas alam, seperti metan, yang banyak dihasilkan pertambangan batu bara dan sedikit c. Gas alam, seperti metan, yang banyak dihasilkan pertambangan batu bara dan sedikit

 pertambangan logam  pertambangan logam

d. Coolants, seperti CFCs, yang berasal dari air-c

d. Coolants, seperti CFCs, yang berasal dari air-c onditionersonditioners

Pada umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan Pada umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan yang tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta yang tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta  pembukaan lahan pertambangan. Adapun

 pembukaan lahan pertambangan. Adapun penanganan debu tersebut dapat dibagi menjadi duapenanganan debu tersebut dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap awal dan akhir, berdasarkan besar partikel d

tahap, yaitu tahap awal dan akhir, berdasarkan besar partikel d ebu yang dipisahkan.ebu yang dipisahkan. 1.

1. Penanganan Limbah Udara Tahap AwalPenanganan Limbah Udara Tahap Awal

Penanganan tahap awal dikhususkan untuk menangani partikel debu yang berukuran Penanganan tahap awal dikhususkan untuk menangani partikel debu yang berukuran cukup besar berskala milimeter. Alat yang sering digunakan untuk menangani debu pada cukup besar berskala milimeter. Alat yang sering digunakan untuk menangani debu pada tahap awal adalah settling chamber (ruang pengendapan) dan siklon, yang dijelaskan sebagai tahap awal adalah settling chamber (ruang pengendapan) dan siklon, yang dijelaskan sebagai  berikut.

 berikut. a)

a) Settling chamber Settling chamber 

Alat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah diterapkan sejak lama. Prinsip Alat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah diterapkan sejak lama. Prinsip dari alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Alat ini terdiri dari sebuah dari alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Alat ini terdiri dari sebuah chamber (kamar/ruang) besar yang terintegrasi dalam aliran pipa gas pertambangan yang chamber (kamar/ruang) besar yang terintegrasi dalam aliran pipa gas pertambangan yang mengandung partikel debu yang akan dipisahkan. Keberadaan ruang tersebut akan mengandung partikel debu yang akan dipisahkan. Keberadaan ruang tersebut akan mengurangi kecepatan gas yang melewatinya sehingga partikel debu yang cukup besar akan mengurangi kecepatan gas yang melewatinya sehingga partikel debu yang cukup besar akan terendapkan di dasar chamber tersebut. Partikel debu yang dapat dipisahkan oleh alat ini terendapkan di dasar chamber tersebut. Partikel debu yang dapat dipisahkan oleh alat ini  berukuran lebih besar dari 60 mm. Alat inipun kemudian difungsikan sebag

 berukuran lebih besar dari 60 mm. Alat inipun kemudian difungsikan sebagai pembersih awalai pembersih awal (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk mempersingkat waktu pengendapan partikel debu sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk mempersingkat waktu pengendapan partikel debu yang akan dipisahkan sehingga efisiensi pemisahan dan pengumpulan debu menjadi lebih yang akan dipisahkan sehingga efisiensi pemisahan dan pengumpulan debu menjadi lebih  besar.

(13)

memiliki efisiensi pengumpulan debu overall yang cukup rendah. Berikut ini adalah skema memiliki efisiensi pengumpulan debu overall yang cukup rendah. Berikut ini adalah skema operasi settling chamber yang pada umumnya digunakan oleh industri pertambangan.

operasi settling chamber yang pada umumnya digunakan oleh industri pertambangan.  b)

 b) Cyclone (siklon)Cyclone (siklon)

Alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan debu dari gas Alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan debu dari gas yang akan dihasilkan kegiatan pertambangan. Alat ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang akan dihasilkan kegiatan pertambangan. Alat ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang rendah, serta memiliki dimensi yang relatif kecil untuk mendukung efisiensinya. yang rendah, serta memiliki dimensi yang relatif kecil untuk mendukung efisiensinya. Keuntungan tersebut membuat siklon banyak digunakan industri pertambangan untuk Keuntungan tersebut membuat siklon banyak digunakan industri pertambangan untuk mengumpulkan partikel debu yang akan menimbulkan pencemaran udara. Siklon yang mengumpulkan partikel debu yang akan menimbulkan pencemaran udara. Siklon yang  berdiameter

 berdiameter kecil kecil akan akan memberikan gamemberikan gaya sentrifya sentrifugal sampai ugal sampai 2500 kali 2500 kali dibandingkan dengandibandingkan dengan gaya gravitasi pada settl

gaya gravitasi pada settling chamber. Efisiensi siklon dapat ing chamber. Efisiensi siklon dapat ditingkatkan dengan penguranganditingkatkan dengan pengurangan diameter, penambahan panjang siklon, dan penambahan rasio siklon terhadap diameter diameter, penambahan panjang siklon, dan penambahan rasio siklon terhadap diameter keluaran gas. Contoh industri yang menggunakan siklon ini adalah Ampol Lytton, industri keluaran gas. Contoh industri yang menggunakan siklon ini adalah Ampol Lytton, industri  petroleum refinery di Bri

 petroleum refinery di Brisbane, Queensland, dan Alcoa, industri refsbane, Queensland, dan Alcoa, industri refinery bauksit di Kwinana,inery bauksit di Kwinana, Western Australia.

Western Australia. 2.

2. Penanganan Limbah Udara Tahap AkhirPenanganan Limbah Udara Tahap Akhir

Penanganan tahap akhir digunakan untuk menangani partikel debu berukuran lebih kecil Penanganan tahap akhir digunakan untuk menangani partikel debu berukuran lebih kecil dan tidak dapat dipisahkan pada tahap awal akan ditangani pada tahap akhir. Tahap ini dapat dan tidak dapat dipisahkan pada tahap awal akan ditangani pada tahap akhir. Tahap ini dapat menangani partikel debu berukuran diameter kurang dari 5 mm. Alat atau metode yang pada menangani partikel debu berukuran diameter kurang dari 5 mm. Alat atau metode yang pada umumnya digunakan pada tahap ini adalah electrostatic precipitator, fabric flter (bag-house), umumnya digunakan pada tahap ini adalah electrostatic precipitator, fabric flter (bag-house), dan wet collector (scrubber). Berikut ini penjelas

dan wet collector (scrubber). Berikut ini penjelasannya.annya. a)

a) Electrostatic PrecipitationElectrostatic Precipitation

Alat ini memiliki teknik pemisahan partikel padat dan tetesan kecil cairan dari gas Alat ini memiliki teknik pemisahan partikel padat dan tetesan kecil cairan dari gas terpolusi yang paling efisien. Gas yang mengandung partikel debu dilewatkan melalui daerah terpolusi yang paling efisien. Gas yang mengandung partikel debu dilewatkan melalui daerah yang dialiri listrik bertegangan 50.000 Volt antara dua elektroda dengan polaritas yang dialiri listrik bertegangan 50.000 Volt antara dua elektroda dengan polaritas  berlawanan.

 berlawanan. Efesiensi Efesiensi alat alat ini ini dipengaruhi dipengaruhi oleh oleh laju laju alir alir gas gas yang yang melalui melalui sistem sistem elekroda,elekroda, temperatur gas, konsentrasi debu, dan ukuran partikel. Alat ini mampu memisahkan partikel temperatur gas, konsentrasi debu, dan ukuran partikel. Alat ini mampu memisahkan partikel  berdiameter di bawah 10

 berdiameter di bawah 10 nm dengan efisiensi menm dengan efisiensi mencapai 99,5%. Walaupun biaya instalasi ncapai 99,5%. Walaupun biaya instalasi dandan  pemeliharaan

 pemeliharaan alat alat ini ini cukup cukup mahal, mahal, namun namun biaya biaya operasinya operasinya murah murah karena karena menggunakanmenggunakan konsumsi energi yang rendah. Rasio kebutuhan energi untuk electrostatic precipitator konsumsi energi yang rendah. Rasio kebutuhan energi untuk electrostatic precipitator mendekati 50% apabila dibandingkan dengan sistem wet scrubbing dan 25% apabila mendekati 50% apabila dibandingkan dengan sistem wet scrubbing dan 25% apabila dibandingkan dengan sistem bag filter. Electrostatic precipitation ini digunakan di dibandingkan dengan sistem bag filter. Electrostatic precipitation ini digunakan di  pertambangan

 pertambangan emas emas Kalgoorlie Kalgoorlie Consolidated, Consolidated, Australia Australia Barat Barat (gas (gas mengalir mengalir melaluimelalui electrostatic precipitation sebelum dilepaskan ke atmosfer), di pabrik refinery alumina Alcoa electrostatic precipitation sebelum dilepaskan ke atmosfer), di pabrik refinery alumina Alcoa di Kwinana, Australia Barat, dan sejumlah daerah internasional lai

di Kwinana, Australia Barat, dan sejumlah daerah internasional lai nnya.nnya.  b)

 b) Fabric filtersFabric filters

Alat ini sering digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan kain atau Alat ini sering digunakan sebagai unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan kain atau tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk menahan partikel debu yang masih tenun yang digunakan pada alat ini berfungsi untuk menahan partikel debu yang masih terkandung didalam gas. Walaupun memiliki efisiensi cukup tinggi, alat ini memiliki terkandung didalam gas. Walaupun memiliki efisiensi cukup tinggi, alat ini memiliki  beberapa

(14)

yang melewati medium filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di permukaan filter yang melewati medium filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di permukaan filter yang akan mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat bahan filter tersebut.

yang akan mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat bahan filter tersebut. c)

c) Wet collector (scrubber)Wet collector (scrubber)

Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari gas Venturi Scrubber menghilangkan partikel debu dan kontaminan gas tertentu dari gas aliran dengan memaksanya melewati aliran cair, menghasilkan cairan yang teratomisasi. aliran dengan memaksanya melewati aliran cair, menghasilkan cairan yang teratomisasi. Tinggi kecepatan diferensial di antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel Tinggi kecepatan diferensial di antara gas kotor dan cairan droplets menyebabkan partikel  bertumbukan,

 bertumbukan, kemudian kemudian akan akan berkelompok berkelompok untuk untuk membentuk membentuk tetesan tetesan yang yang lebih lebih besar.besar. Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah dan gas bersih pun Terakhir, tetesan cair tersebut dilemparkan pada dinding alat pemisah dan gas bersih pun dikeluarkan melalui puncak scrubber. Sebelum gas kotor dilepaskan ke dalam scrubber, suhu dikeluarkan melalui puncak scrubber. Sebelum gas kotor dilepaskan ke dalam scrubber, suhu harus direndahkan di bawah 100

harus direndahkan di bawah 100 ooC, dan gas bersih harus dipanaskan kembali sebelumC, dan gas bersih harus dipanaskan kembali sebelum dikeluarkan.

dikeluarkan.

Air dipompakan kembali melewati sistem ketika scrubber tidak mampu lagi menahan Air dipompakan kembali melewati sistem ketika scrubber tidak mampu lagi menahan  partikel

 partikel debu debu dan dan bahan bahan yang yang terlarut. terlarut. Proses Proses ini ini beroperasi beroperasi dengan dengan efisiensi efisiensi 85% 85% untukuntuk  pemidahan

 pemidahan sulfur sulfur dioksida dioksida (SO(SO22), 30% untuk pe Proses ini membedah efisiensi sebanyak), 30% untuk pe Proses ini membedah efisiensi sebanyak

sekitar 85% untuk pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen oksida (NO), sekitar 85% untuk pemisahan dioksida belerang, 30% untuk pemisahan nitrogen oksida (NO), dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat.

dan 99% untuk pemisahan debu/partikulat.

Sejauh ini, teknologi untuk mengontrol pencemaran sebagian besar didesain unuk Sejauh ini, teknologi untuk mengontrol pencemaran sebagian besar didesain unuk memisahkan partikel debu dari emisi gas. Pemisahan polutan gas yang lain pun penting memisahkan partikel debu dari emisi gas. Pemisahan polutan gas yang lain pun penting dilakukan dengan teknologi yang spesifik. Misalnya pada pemisahan sulfur oksida (SO dilakukan dengan teknologi yang spesifik. Misalnya pada pemisahan sulfur oksida (SO22),),

injeksi batu kapur sangat umum digunakan. Proses tersebut dilakukan di mana batu kapur injeksi batu kapur sangat umum digunakan. Proses tersebut dilakukan di mana batu kapur digiling dengan batubara dan dimasukkan ke dalam tungku perapian. Gas polutan dipanaskan digiling dengan batubara dan dimasukkan ke dalam tungku perapian. Gas polutan dipanaskan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tungku perapian, dimana batu kapur akan bereaksi terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tungku perapian, dimana batu kapur akan bereaksi dengan belerang dioksida (SO

dengan belerang dioksida (SO22) dan oksigen (O) dan oksigen (O22)untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO)untuk menghasilkan kalsium sulfat (CaSO44

atau gips). Proses ini dapat memisahkan sekitar 20-30% sulfur oksida. Senyawa sulfat, abu atau gips). Proses ini dapat memisahkan sekitar 20-30% sulfur oksida. Senyawa sulfat, abu terbang, dan kapur yang tidak bereaksi mengalir melalui pre-heater sebelum memasuki wet terbang, dan kapur yang tidak bereaksi mengalir melalui pre-heater sebelum memasuki wet scrubber, agar senyawa tersebut dapat mengalami kontak dengan air. Efisiensi pemisahan scrubber, agar senyawa tersebut dapat mengalami kontak dengan air. Efisiensi pemisahan yang dapat tercapai adalah sebesar 80% untuk SO

(15)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

sutoto, 2007,

sutoto, 2007, studi efek iradiasi radium untuk pengola studi efek iradiasi radium untuk pengolahan limbah sianida induhan limbah sianida industristri  pertambangan emas

 pertambangan emas, Jurnal Teknologi Pengolahan Limbah, 10, 2, pusat te, Jurnal Teknologi Pengolahan Limbah, 10, 2, pusat te knologiknologi limbah radioaktif, BATAN.

limbah radioaktif, BATAN.

Widodo ,Priyo,Hartanto, Danang Nor Arifin, Firman Arifianto, 2012,

Widodo ,Priyo,Hartanto, Danang Nor Arifin, Firman Arifianto, 2012, Pemanfaatan “Waste DanPemanfaatan “Waste Dan Tailing” untuk Pembuatan Bata Cetak dari Keg

Tailing” untuk Pembuatan Bata Cetak dari Kegiatan Pertambangan Bijih Emas Daerahiatan Pertambangan Bijih Emas Daerah Cineam Kabupaten Tasikmalaya dan Waluran Kabupaten Sukabumi

Cineam Kabupaten Tasikmalaya dan Waluran Kabupaten Sukabumi, Buletin Geologi Tata, Buletin Geologi Tata Lingkungan, 22, 2, 63-74, LIPI.

Lingkungan, 22, 2, 63-74, LIPI. Donato, D, 1999,

Donato, D, 1999, Bird Usage P Bird Usage Patterns on Northeatterns on Northern Territorrn Territory Mining Water Tay Mining Water Tailings and theirilings and their  Management to R

 Management to Reduce Moreduce Mortalitiestalities, Public Report, 1999, Darwin, Northern Territory,, Public Report, 1999, Darwin, Northern Territory, Departme

Department of Mines nt of Mines and Energy. hal. 179.and Energy. hal. 179. Donato, D, Noller, B, Moore, M.

Donato, D, Noller, B, Moore, M. PossinghamPossingham, H, Ricci, , H, Ricci, P, Bell, C P, Bell, C & Nicholls, O,& Nicholls, O, ‘Cyanide use,‘Cyanide use, wildlife protection and

wildlife protection and the International Cyanide Management Code: An the International Cyanide Management Code: An industry brokeredindustry brokered approach’ 

approach’ , in , in Inaugural Global Sustainable Development Conference, Melbourne, MineralsInaugural Global Sustainable Development Conference, Melbourne, Minerals Council of Australia.

Council of Australia. Donato, D

Donato, D Griffiths, SGriffiths, SR 2005, R 2005, ‘‘Wildlife cyanosis: managing the risks, in workshop on GoodWildlife cyanosis: managing the risks, in workshop on Good  Practice of C

 Practice of Cyanide Managemyanide Management in the Gold Indent in the Gold Industryustry, Perth, ACMER., Perth, ACMER. Smith, GB & Donato, DB, 2007, ‘

Smith, GB & Donato, DB, 2007, ‘Wildlife cyanide toxicosis: monitoring of Wildlife cyanide toxicosis: monitoring of cyanide-bearincyanide-bearingg tailing and heap l

tailing and heap leach facilities compliance with the International Cyanide Management Coeach facilities compliance with the International Cyanide Management Co in World Gold

Gambar

Foto  visual  tailing

Referensi

Dokumen terkait

Bandar Lampung terbilang cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nasabah funding (penyimpan) yang meningkat di setiap tahunnya. Dan Terdapat beberapa faktor

Cakupan perancangan tugas akhir karya desain ini adalah lantai satu dan lantai dua pada gedung terminal Bandara Internasional Lombok (BIL) yang terdiri dari area Check-in

Temuan yang didapatkan (1) peran kepala sekolah sebagai supervisor meningkatkan keberhasilan keseluruhan program pembelajaran sekolah dengan membantu guru memecahkan

Pikeun medar data strukturalisme jeung étnopedagogik dibutuhkeun téhnik panalungtikan anu pungsina pikeun maluruh jeung nganalisis data nu nyampak dina novél barudak

Kontraktor konstruksi harus mengungkapkan metode pengakuan pendapatan, dasar yang digunakan untuk mengklasifikasikan aktiva dan kewajiban sebagai aktiva lancar (sifat dan lamanya

Pada metode ini, dimulai dengan adanya perkembangan teknologi pengelasan pada pembangunan kapal, yakni dengan melakukan proses pembuatan seksi-seksi atau

Dalam penelitian ini ada empat tahap metode sejarah yang digunakan yaitu, Heuristik (Observasi, Wawancara, Dokumentasi), Kritik (Verifikasi) yang meliputi kritik

Non Performing Financing (NPF)dari hasil analisis penelitian uji t diketahui bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh tidak signifikan terhap Return On Asset