• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PERAN TUTOR SEBAYA UNTUK MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SEL DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PERAN TUTOR SEBAYA UNTUK MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SEL DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PERAN TUTOR SEBAYA UNTUK MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SEL

DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Hanifah Hafni Hasibuan

4113341021

Program StudI Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Hanifah Hafni Hasibuan, lahir di Simangambat, Kecamatan Siabu,

Kabupaten Mandailing Natal, pada tanggal 15 Februari 1993. Anak ketiga dari

enam bersaudara pasangan Ali Wardi Hasibuan dan Elida Hafni Nasution.

Jenjang pendidikan yang pernah diikuti penulis yaitu pada tahun 1999,

penulis masuk SD Negeri 1478888 Simangambat, Kecamatan Siabu, dan lulus

pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di MTS Negeri 1

Siabu. Mandailing Natal, dan lulus pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2008,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Siabu, Mandailing Natal dan lulus

pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan. Penulis menyelesaikan perkuliahan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada tahun 2016.

Berbekal pelajaran dan pengalaman yang didapat pada saat perkuliahan di UNIMED, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “ Identifikasi Miskonsepsi dan Peran Tutor Sebaya untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Siswa

pada Materi Sel Di SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan Tahun Pembelajaran

(4)

iii

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PERAN TUTOR SEBAYA UNTUK MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SEL

DI SMA YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Hanifah Hafni Hasibuan (4113341021) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya miskonsepsi siswa terhadap materi sel serta, mengetahui ada tidaknya peran tutor sebaya dalam meminimalisasi miskonsepsi siswa pada materi sel di kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan. Populasi penelitian ini seluruh kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan dengan pengambilan sampel penelitian secara acak dengan sistem pengundian dan terpilih dua kelas, yaitu kelas XI IPA1 dan XI IPA3 dan jumlah seluruh siswa sampel sebanyak 81 siswa. Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen semu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi siswa SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan sebesar 9,89%. Setelah diberi tutor sebaya maka miskonsepsinya berkurang menjadi 1,28%. Berdasarkan hasil pretes dari 5 indikator terdapat dua indikator dengan jumlah miskonsepsi tertinggi yaitu indikator 5 (menjelaskan mekanisme transpor aktif, 14,09%) dan indikator 3 (menjelaskan fungsi organel-organel sel, 12,47%). Berdasarkan tingkat kognitif soal siswa paling banyak mengalami miskonsepsi yaitu pada C4 (analisis, 13,76%), dan C6 (Kreasi, 13,71%). Berdasarkan hasil postes terdapat dua indikator dengan jumlah miskonsepsi tertinggi yaitu pada indikator 5 (Menjelaskan mekansime transpor aktif, 2,47%) dan indikator 3 (Menjelaskan fungsi organel-organel sel, 1,23%). Berdasarkan tingkat kognitif soal, siswa paling banyak mengalami miskonsepsi yaitu pada soal C4 (analisis, 2,01%), dan C3 (penerapan, 1,54%). Dari hasil pengujian hipotesis thitung (21,17) > ttabel (1,66412) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti terdapat peran tutor sebaya dalam meminimalisasi miskonsepsi siswa pada materi sel di kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan.

(5)

iv

IDENTIFICATION MISCONCEPTION AND ROLE OF PEER TUTORING TO MINIMIZE THE STUDENT MISCONCEPTION ABOUT CELL

IN SMA YAYASAN PENDIDIKAN MULIA MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016

Hanifah Hafni Hasibuan (4113341021) ABSTRACT

This research aimed to identify there’s wether a misconception of students about cell material and to know there’s wether tutor of peer into minimize a misconception of students about cells material at class XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan. The population of this research is all of class XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan. With the draw research sample by sampling randomized and selected two class: werw class XI IPA1 and XI IPA3 and the total of all sample student were 81 students this research used two method were description research and quasi experiment research. The result of research incated that occured a misconception of students SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan were 9,89% gave tutor of peer then the misconception were diminished to be 1,28%. Besed on theresult of the pretes of 5 indicators, found two indicators 5 with the highest number of misconceptions were indicator 5 (to explain the mechanism of active transfort, 14,09%) and indicators 3 (to explain the function of cell organelles, 12,47%). Besed on the cognitive level of student about the most experienced misconception were at the C4 (analysis, 13,76%) and C6 (creative, (1,66412) then Ha accepted and Ho rejected meaningful found the role of peer in minimize misconception of students about cell material at class XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan kesempatan

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Identifikasi Miskonsepsi dan Peran Tutor Sebaya untuk Meminimalisasi

Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel Di SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan

Tahun Pembelajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh Bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis

mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Hj. Fauziyah Harahap, Msi, selaku

dosen pembimbing skripsi dengan kebaikan hatinya meluangkan waktunya, sabar

dalam membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat, sehingga penulis

mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis

ucapkan kepada Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd, Bapak Wasis Wuyung

Wisnu Brata, S.Pd, M.Pd, dan Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution, M.Si,

selaku dosen penguji yang yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai

dari perencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution,

M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi dukungan

kepada penulis. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Drs. Asrin Lubis,

M.Pd selaku Dekan FMIPA dan stafnya. Kepada Bapak Drs.H. Hasruddin, M.Pd

selaku Ketua Jurusan, Bapak dan Ibu dosen serta pegawai di jurusan Biologi

FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan dalam

penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih. kepada Kepala

Sekolah, Ibu Dra. Roslili Suriani, M.pd, Ibu Dra. Sugianingsih, M.Pd selaku guru

Biologi yang mengajar di SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan, serta kepada

siswa/siswi SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan yang telah banyak

(7)

vi

Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda (Ali Wardi

Hasibuan) dan Ibunda tercinta (Elida Hafni Nasution), Abang (Ahmadan Saputra

Hasibuan, S.Pd), kakak (Mira Hafni Hasibuan, SP), adik (Taufiq Hamdani

Hasibuan, Ilham Akbar Hasibuan dan Ahmad Fadly Hasibuan) dan sanak

keluarga yang sudah berdoa dan memberi dorongan kepada saya dalam

menyelesaikan studi di Unimed. Juga khususnya kepada Bayu Sugara, Devi

Novita, Dewi, Ermina, Inge serta kepada teman-teman Ekstensi A 2011 serta

sahabat PPL I4L yang tak henti-hentinya memberi semangat, dorongan moral

maupun spiritual dan menemani sampai skripsi ini terselesaikan serta seluruh

teman pada umumnya.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia

pendidikan.

Medan, Maret 2016

Penulis,

(8)

vii

2.1.1 Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi 8

2.1.2 Miskonsepsi 11

2.1.3 Ciri-ciri Miskonsepsi 14

2.1.4 Faktor Penyebab Miskonsepsi 14

2.1.5 Dampak Miskonsepsi 20

2.1.6 Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi 21

(9)

viii

3.7.1. Menghitung Persentasi Miskonsepsi 49 3.7.2. Menentukan Pokok Bahasan Materi yang Mengalami Miskonsepsi 49

3.7.3. Uji Normalitas 49

3.7.4. Uji Hipotesis 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 53

4.1.1. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel 53 4.1.2. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel

Berdasarkan Indikator Pembelajaran 54 4.1.3. Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel Berdasarkan

Tingkat Kognitip Soal 53

4.1.4. Peran Tutor Sebaya dalam Meminimalisasi Miskonsepsi 54 4.1.5. Deskripsi Hasil Uji Normalitas 55 4.1.6. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis 56

4.2. Pembahasan 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

52. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

(10)

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Struktur Sel Escherichia Coli 27 Gambar 2.2. Struktur Sel Eukariotik pada Tumbuhan 29 Gambar 2.3. Osmosis Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan 31

Gambar 3.1. Desain Penelitian 44

Gambar 4.1. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel 51 Gambar 4.2. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Sel

Setelah Tutor Sebaya 52

Gambar 4.3. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Pembelajaran 52 Gambar 4.4. Miskonsepsi Siswa Setelah Tutor Sebaya Berdasarkan

Indikator Pembelajaran 53

Gambar 4.5. Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Soal 54 Gambar 4.6. Miskonsepsi Berdasarkan Tingkat Kognitif Soal

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Miskonsepsi pada Sel 12

Tabel 2.2. Penyebab Miskonsepsi 19 Tabel 3.1. Penjabaran Sampel Siswa SMA Yayasan Pendidikan Mulia 43 Tabel 3.2. Penilaian Terhadap Tes Diagnostik Dua Dimensi 46 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Test Diagnosik Dua Dimensai Pada Materi Sel 46

Tabel 3.4. CRI dan Kriterianya 48

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tes Diagnostik 64

Lampiran 2. Kunci Jawaban Tes Diagnostik 74 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) 75 Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa 78 Lampiran 5. Silabus Pembelajaran 79 Lampiran 6. Modul Konsep Materi Sel 82 Lampiran 7. Data Hasil Tes Diagnostik Dua Dimensi Siswa (Pretes) 94 Lampiran 8. Data Hasil Tes Diagnostik Dua Dimensi Siswa

(Tutor Sebaya) 99

Lampiran 9. Data Tes Diagnostik Dua Dimensi (Pretes) Siswa

Berdasarkan Indikator Pembelajaran 103 Lampiran 10. Data Tes Diagnostik Dua Dimensi (Postes)

Siswa Berdasarkan Indikator Pembelajaran 105 Lampiran 11. Data Tes Diagnostik Dua Dimensi (Pretes)

Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Soal 107 Lampiran 12. Data Tes Diagnostik Dua Dimensi (Postes)

Siswa Berdasarkan Tingkat Kognitif Soal 109 Lampiran 13. Data Hasil Belajar Siswa Pretes Dan Postes 111 Lampiran 14. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, Varians

Data Pretes Dan Postes 115

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Pretes 117 Lampiran 16. Uji Normalitas Data Postes 119

Lampiran 17. Uji Hipotesis 121

Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 126 Lampiran 19. Tabel Kurva Standar Normalitas 127 Lampiran 20. Titik Persentase Distribusi T 129

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar

sangatlah penting, karena dapat berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik

terhadap suatu materi pelajaran. Secara keseluruhan dalam proses pembelajaran,

konsep merupakan dasar berpikir untuk memecahkan masalah dalam proses

belajar. Apabila konsep yang dimiliki oleh peserta didik menyimpang bahkan

bertentangan dengan konsep ilmiah maka hal ini menyebabkan terjadinya

hambatan terhadap penerimaan konsep-konsep baru yang akan dipelajari,

pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah

inilah yang dikenal dengan istilah miskonsepsi (Gultom, 2011).

Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan siswa

dalam mempelajari biologi. Pembelajaran yang tidak mempertimbangkan

pengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsi-miskonsepsi siswa semakin

kompleks. Miskonsepsi dipandang sebagai faktor penting penghambat bagi siswa

dalam pembelajaran Suratno dalam Rahayu (2011).

Miskonsepsi yang dialami siswa dapat berasal dari pengalaman

sehari-hari ketika siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Miskonsepsi pada diri siswa

juga dapat berasal dari konsep salah yang diajarkan guru pada jenjang pendidikan

sebelumnya. Adanya miskonsepsi ini tentu akan menghambat proses belajar siswa

(Rahayu, 2011).

Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus dapat

mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak

memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan

bermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka. Pandangan tradisional yang

menganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru

ke pikiran siswa perlu digeser menuju pandangan konstruktivisme yang berasumsi

(14)

2

Miskonsepsi pada siswa disebabkan oleh persepsi yang diterima siswa

tidak sama dengan persepsi guru yang memberikan materi. Miskonsepsi juga

disebabkan oleh pengalaman dan pengetahuan guru itu sendiri dalam menentukan

konsep mana yang harus diajarkan. Dalam menentukan konsep pembelajaran,

guru harus memperhatikan kemampuan konseptual siswa dan perkembangan

bahasa siswa. Adanya miskonsepsi tersebut menyebabkan siswa mengalami

kebingungan dalam membuat alternatif-alternatif dalam memutuskan suatu hal.

Jika hal ini dibiarkan terus maka dapat menyebabkan miskonsepsi yang

berkelanjutan (Fadillah, 2014).

Menurut Dahar (2011), dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator

dan mediator pembelajaran, pada saat muncul miskonsepsi, guru menyajikan

konflik kognitif sehingga terjadi ketidakseimbangan (disekualibrasi) pada diri

siswa. Konflik kognitif yang disajikan guru, diharapkan dapat menyadarkan siswa

atas kekeliruan konsepsinya dan pada akhirnya mereka merekonstruksi

konsepsinya menuju konsepsi ilmiah.

Pembelajaran biologi bertujuan agar siswa dapat memahami materi

pembelajaran yang berhubungan dengan struktur dan fungsi makhluk hidup,

begitu pula dengan sel. Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pembahasan

tentang sel semakin mendalam, bukan hanya konsep pengenalan saja, tetapi sudah

meliputi struktur dan fungsi sel (Gultom, 2011).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang

berhubungan dengan sel, sering mengalami miskonsepsi. Gultom (2011),

menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pemahaman konsep terutama

berhubungan dengan perkembangan teori sel, perbedaan sel prokariotik dengan

sel eukariotik, plasmolisis, dan endositosis, karena konsep bersifat abstrak

sehingga siswa sulit memahaminya. Sinaga (2010), menyatakan pada umumnya

siswa mengalami kesulitan untuk menguasai materi sel serta difusi osmosis

disebabkan konsep yang tidak tepat. Jika miskonsepsi tidak dihilangkan,

miskonsepsi akan berdampak negatif pada pembelajaran selanjutnya Pabucu dan

(15)

3

Menurut banyak penelitian, miskonsepsi dapat terjadi di semua bidang

pembelajaran sains, seperti fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Penelitian

mengenai miskonsepsi dalam bidang biologi telah banyak dilakukan. Beberapa

diantaranya mengenai miskonsepsi pada vertebrata dan invertebrata (Braund,

1998 dalam Tekkaya, 2002), biologi sel (Kara dan Yesilyurt, 2008), fotosintesis

(Kose, 2008), respirasi pada tanaman (Boo, 2007) respirasi pada manusia

(Michael et al., 1999) , sistem saraf (Odom, 1993), difusi dan osmosis (Tarakci,

Hatipogul, dan Ozden, 1999), genetika (Pashley, 1994 dalam Tekkaya, 2002),

sistem respirasi dan sistem ekskresi (Oktarina, 2012), jaringan tumbuhan

(Khairati, 2011).

Berdasarkan observasi peneliti yang dilaksanakan pada kelas XI IPA-1

SMA Yayasan Pendidikan Mulia teridentifikasi bahwa memang terjadi

miskonsepsi pada materi sel. Guru bidang studi biologi mengungkapkan bahwa

banyak dari siswa yang tidak mengerti konsep tentang sel terutama pada proses

terjadinya difusi, osmosis dan plasmolisis dan perbedaan sel hewan dan

tumbuhan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gultom (2011), bahwa adanya

miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMA se-Kabupaten Deliserdang pada materi

sel sebanyak 36, 36%. Peneliti mengatakan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada

siswa terdapat pada 4 konsep, yaitu: perkembangan teori sel, perbedaan sel

prokariotik dengan sel eukariotik, plasmolisis, dan endositosis.

Penyelesaian masalah miskonsepsi yang dihadapi guru dan dialami siswa

tentu tidak lepas dari peran strategi pembelajaran yang digunakan selama proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan siasat atau taktik yang harus

direncanakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi

pada siswa diantaranya ialah dengan mengunakan tes diagnostik yang disertai

alasan terbuka, diskusi dalam kelas, dan lain sebagainya. Banyak cara yang bisa

dilakukan untuk membantu siswa dalam mengatasi miskonsepsi. Secara umum

(16)

4

mencari bentuk kesalahan dari siswa tersebut, mencari sebab-sebabnya, dan

menemukan cara yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut.

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam meminimalisasi miskonsepsi

tersebut adalah dengan menggunakan atau menerapakan metode pembelajaran

yang sesuai untuk meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah metode

pembelajaran tutor sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat

belajar siswa pada Mata Pelajaran Biologi dari rendah menjadi tinggi.

Metode Tutor Sebaya merupakan metode pembelajaran yang dilakukan

oleh siswa untuk membimbing siswa yang lain. Tutor adalah siswa yang ditunjuk

atau ditugaskan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan belajar kerena

hubungan antara guru dan siswa. Metode tutor sebaya diterapkan oleh guru

supaya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan

dan mendorong siswa untuk memiliki minat belajar yang tinggi. Dengan demikian

metode tutor sebaya dapat dijadikan sebagai salah satu variasi pembelajaran yang

menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa (Susilowati, 2012).

Adapun keunggulan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu: (1) Bagi

siswa yang memiliki rasa takut terhadap gurunya maka hasil belajarnya akan lebih

baik; (2) bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang

sedang dibahas, dan (4) mempererat hubungan antar siswa. Sedangkan

kekurangan metode pembelajaran tutor sebaya yaitu: (1) siswa yang dibantu

sering kali kurang serius, (2) siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya

kepada kawannya, (3) pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan, dan (4) bagi guru

sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diketahui bahwa

miskonsepsi sangat sering terjadi pada mata pelajaran biologi terutama pada

materi sel. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian dengan judul ” Identifikasi

Miskonsepsi Dan Peran Tutor Sebaya Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Siswa

(17)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan, dapat diidentifikasi

beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Adanya miskonsepsi pada siswa terhadap materi sel dalam pembelajaran

biologi.

2. Siswa kurang mampu mengaitkan konsep-konsep sel yang dipelajari.

3. Siswa kurang memahami konsep materi tentang sel

4. Metode tutor sebaya dapat meminimalisasi miskonsepsi pada

pembelajaran bioogi.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari pemahaman yang salah, maka penulis perlu

membatasi permasalahan diatas yakni:

1. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi sel.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas XI IPA SMA

Yayasan Pendidikan Mulia Setia Budi Medan Tahun pembelajaran

2015/2016.

3. Mengidentifikasi ada atau tidaknya miskonsepsi yang terjadi pada siswa

kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia pada materi sel.

4. Mengidentifikasi peran tutor sebaya dalam megatasi atau meminimalisasi

miskonsepsi pada materi sel siswa kelas XI IPA SMA Yayasan

Pendidikan Mulia Setia Budi Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar tingkat persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa

kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia?

2. Pada indikator pembelajaran apa saja siswa kelas XI IPA mengalami

miskonsepsi pada materi sel di SMA Yayasan Pendidikan Mulia?

3. Pada tingkat kognitif tes apa saja siswa kelas XI IPA yang paling banyak

mengalami miskonsepsi pada materi sel di SMA Yayasan Pendidikan

(18)

6

4. Adakah peran tutor sebaya dalam meningkatkan pembelajaran siswa

untuk meminimalisasi miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Yayasan

Pendidikan Mulia?

1.5Tujuan Penelitian

Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas

XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia?

2. Untuk mengetahui indikator pembelajaran apa saja siswa kelas XI IPA

mengalami miskonsepsi pada materi sel di SMA Yayasan Pendidikan

Mulia?

3. Untuk mengetahui pada tingkat kognitif tes dimana siswa kelas XI IPA

yang paling banyak mengalami miskonsepsi pada materi sel di SMA

Yayasan Pendidikan Mulia?

4. Untuk mengetahui peran tutor sebaya dalam meminimalisasi miskonsepsi

siswa kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia?

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari sudut teoritik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan baru yang berkaitan dengan analisis miskonsepsi siswa SMA Yayasan

Pendidikan Mulia dalam materi sel sehingga menambah ilmu khususnya dalam

dua kependidikan, meningkatkan kompetensi guru dalam mempelajari biologi dan

dapat memperkaya kepustakaan ilmiah.

2. Manfaat Praktis

Dari sudut praktis, diharapkan penelitin ini dapat memberikan kontribusi

positif khususnya bagi guru biologi yang ingin melakukan proses pembelajaran

materi sel dapat dijadikan sebagai solusi bagi guru untuk meminimalisasi

miskonsepsi dan sebagai penambah alternatif. Dan bagi peneliti lain dapat

dijadikan sebagai acuan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan

(19)

7

1.7Defenisi Operasional

1. Miskonsepsi adalah kesalahan konsep yang terjadi pada siswa yang

mengalami perbedaan konsep sel yang dimilikinya dengan konsep yang

sebenarnya.

2. Tutor sebaya adalah siswa yang telah dilakukan evaluasi lebih dahulu dan

lebih memahami materi sel mengajari temannya yang masih kurang paham

dalam materi pelajaran sel.

3. Sel dalam penelitian ini adalah materi tentang struktur dan fungsi

membran sel, sitoplasma, dan inti sel, sel prokariotik dan sel eukariotik,

(20)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat miskonsepsi pada siswa kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan

Mulia Medan terhadap materi sel sebesar 9,89%.

2. Miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan

terhadap materi sel paling banyak terjadi pada indikator pembelajaran

menjelaskan mekansime transpor aktif (14,99%), dan setelah tutor sebaya

indikator pembelajaran menjelaskan mekansime transpor aktif tetap

mengalami miskonsepsi tertinggi (2,47%).

3. Miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan

terhadap materi sel paling banyak terjadi pada saat menjawab soal dengan

tingkat kognitif soal C4 (analisis, 13,76%) dan setelah tutor sebaya

menjadi C4 (analisis, 2,01%).

4. Terdapat peran tutor sebaya dalam meminimalisasi miskonsepsi siswa

kelas XI IPA SMA Yayasan Pendidikan Mulia Medan pada materi sel dari

9,89% menjadi 1,28%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberap saran yang perlu

disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya bimbingan atau penyuluhan kepada guru dalam memperoleh

konsep yang benar sesuai konsep pembelajaran yang dilaksanakan,

sehingga menghindari terjadinya miskonsepsi, serta dapat menggunakan

tutor sebaya dalam meminimalisasi miskonsepsi apabila terjadi

miskonsepsi pada siswa.

2. Untuk siswa hendaknya memahami konsep materi pelajaran yang benar

dengan memperoleh referensi dari berbagai buku ilmiah untuk

(21)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati N.P., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi, Jawa Tengah, Universitas Negeri Semarang. 

Arikunto S., (2013), Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

Arjanggi R, dan Suprihatin, T., (2010), Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi-Diri, Semarang, Unissula.

Chen, C., dan Liu, C.C., (2010), A Case Study of Peer Tutoring Program in Higher Education, Research in Higher Educational Journal.

Dahar R.W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Erlangga.

Djamarah, S.B, dan Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.

Fadillah N., (2014), Identifikasi Faktor Penyebab Miskonsepsi Siswa Tentang Materi Biologi Di SMA Se- Kota Langsa, Medan, Tesis PPs, UNIMED.

Ferdinand F., (2009), Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Fransiska., (2008), Implementasi Strategi Peta Konsep Dalam Cooperatif Learning Sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Bioteknologi Di SMP Negeri 8 Surakarta, Skripsi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Gultom, H.S., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru dan Siswa tentang Materi Sel di SMA Negeri Se-Kabupaten Deli Serdang, Tesis PPs, UNIMED

Hafizah E., (2013). Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Di Kelas V Sekolah Dasar Kota Pontianak, Pontianak, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.

Handayani, A.D., Sahala, S., dan Arsyid, S.B., (2013), Remediasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Berbantuan Tutor Sebaya pada Materi Cermin, FKIP, UNTAN.

Hanum., (2009), Biologi. Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Haris, V., (2013), Identifikasi Miskonsepsi Materi Mekanika Dengan

(22)

62

Sipahutar, H., Gaol, A.Y.D.L., (2015), Koreksi Miskonsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Biologi Sel dengan Media Pembelajaran Berbasis Video, Prosiding Semirata, Medan, FMIPA Universitas Negeri Medan.

Hutagaol, B.T., (2010), Koreksi Miskonsepsi Mahasiswa PSPB FMIPA Unimed Pda Mata Kuliah Biologi Sel Dengan Menggunakan Modul dan Program Simulasi Komputer, Skripsi Skripsi FMIPA. UNIMED

Indriani, Y., (2013), Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Bojongsari Tahun 2012/2013, Jawa Tengah, FKIP Universitas Sebelas Maret.

Kaur, G., (2013), A Review of Selected Literature on Causative Agens and Identification Strategies of Students’ Misconceptions, Educationia Cofab 2(11): 79-94.

Klymkowsky, M.W., Taylor, L.B,. Spindler, S.R., dan Garvin, R.K., (2006), Two Dimensional, Implicit Comfidence Test as a Tool for Recognizing Student Misconceptions, Journal of College Science Teaching.

Lestari, E.S., (2009), Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Lidyawati., (2014), Penggunaan Peta Konsep untuk Menganalisis Miskonsepsi Siswa, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Mahardika, R., (2014), Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis pada Konsep Sel. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Odom, A.L., dan Borrow. L.H. 1993. Freshman Biology Non – Majors Misconception abaout Diffusion and Osmosis. Kansas City. Missouri USA: 1-27.

Purba, S.T., (2012), Analisis Miskonsepsi Biologi Sel Pada Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unuversitas Simalungun Pematangsiantar, Tesis PPs UNIMED, Medan (Tidak dipublikasikan).

Purnomo, (2009), Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(23)

63

Rochmah, S.N., (2009), Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rachmawati F, dkk., (2009). Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Santrock J.W., (2004), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Kencana.

Sinaga, A., (2010), Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FMPIA UNIMED Terhadap Mata Kuliah Biologi Sel. Skripsi FMIPA. UNIMED.

Sugiarto S., (1993), Statistika, Jakarta, Andi Offset.

Suhirman., (1998), Prakonsepsi Miskonsepsi dan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Teknologi Pembelajaran: Teori dan Penelitian.

Sudjana, A., (2002), Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo, Jakarta.

Suparno, P., 2005, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, Jakarta, Grasindo.

Suwarno., (2009), Panduan Pembelajaran Biologi, Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tambunan E.P.S., (2011), Identifikasi Miskonsepsi Guru IPA Biologi dan Siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota Pada Materi Pokok Fotosintesis, Tesis PPs UNIMED, Medan (Tidak dipublikasikan).

Yustin Y., (2006), “Upaya peningatan aktifitas dan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Peta Konsep pada siswa Kelas II4 SMP Negeri 2

Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005”. (Jurnal Biogenesis Universitas

Riau Pekanbaru Vol. 2).

Gambar

Gambar 2.1.  Struktur Sel                                                                     Halaman Escherichia Coli  Gambar 2.2
Tabel 2.1. Miskonsepsi pada Sel                                                                                                                      Halaman 12

Referensi

Dokumen terkait

Menunjuk Surat Ketua Pokja ULP Nomor : 03/USL-TAP/FSK/POKJA PA.Msh/II/APBN/2016 tanggal 26 Mei 2016 Perihal Penetapan Pelelangan Pemilihan Langsung Paket : Pekerjaan Renovasi

Ini sebuah kenyataan yang di buat oleh penulis untuk melihat bagaimana pemerolehan kemampuan pengucapan pada empat peserta yang berusia antara 3 ½ – 4 tahun dari sekolah taman

Di dalam tangki pembentukan biogas ini disakarida dan monosakarida tadi dicampur dengan starter bakteri metanogenik 10% (v/v) dan dilakukan penambahan limbah sebagai

Aktor pembuat kebijakan tidak hanya birokrat tetapi termasuk pemimpin kunci kelompok kepentingan tertentu seperti business and trade union

Daripada perbincangan dalam Subtopik 1.1 hingga 1.3, didapati bahawa, globalisasi telah menyumbang kepada perkembangan permintaan pengajian tinggi yang seterusnya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinesio Taping ditambah dengan NDT maupun hanya KT saja dapat meningkatkan kemampuan fungsional duduk pada anak cerebral palsy spastik

2 Biaya Umum dan  Administrasi a. Biaya pegawai b. Biaya administrasi  kantor. c. Biaya pemeliharaan

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat