• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Data Primajasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Data Primajasa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Perusahaan

PT Primajasa Perdanarayautama (Primajasa) berdiri sejak tanggal 6 September 1991 dengan dipimpin oleh H. Amir Mahpud, SE. sebagai Direktur Utama. Sejak tahun 1991 telah melayani masyarakat di bidang transportasi. Lebih dari 15 tahun melayani masyarakat di Propinsi Jawa Barat, DKI, dan Banten. Menjadi sahabat dan mitra sejati didalam perjalanan. Primajasa merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang Angkutan Umum (Public Transportation) yang meliputi Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP), Taksi, Tour&Travel dan Angkutan Pemadu Moda.

Primajasa berafiliasi dengan perusahaan besar yaitu Group Mayasari Bhakti Utama sebagai salah satu pelopor perusahaan Angkutan Umum Bus Kota di Jakarta sejak tahun 1967 dan yang terbesar sampai dengan sekarang.

Kantor pusat Primajasa berkedudukan di Jakarta yaitu Jl. Mayjen Sutoyo No. 32 Cililitan, Jakarta Timur, serta memiliki kantor cabang di Bandung, Cikarang, Garut dan Tasikmalaya. Logo Primajasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Data Primajasa

Primajasa memiliki ratusan armada bus dengan ciri khas warna putih dengan strip merah ditengahnya dan memiliki 23 jurusan dari dan menuju jabodetabek ke kota – kota yang ada di Jawa Barat.

(2)

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi PT Primajasa yang tercantum dalam dokumen Company Profile adalah:

Visi

“Prima dalam kerja & Terdepan dalam pelayanan” Misi

a. Ekonomis memberi harga disemua kalangan. b.Tepat waktu/On Time dalam keberangkatan.

c. Aman memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penumpang. 1.1.3 Skala Usaha, Perkembangan Usaha dan Strategi Secara Umum

a. Skala Usaha

Primajasa untuk sekarang ini masih menjalankan bisnisnya dalam skala nasional. Primajasa memiliki 50 pool atau tempat pemberhentian yang tersebar diseluruh wilayah Jakarta, Provinsi Banten dan Jawa Barat. Primajasa memiliki 1000 unit bus untuk mengantarkan penumpang ke berbagai tujuan dan armada taksi berjumlah sekitar 500 unit. Primajasa melalui 23 rute perjalanan, dimana 90 persen merupakan rute baru yang jarang dilewati kompetitor, salah satu contohnya adalah rute Bandung ke Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan bus Pemadu Moda, sedangkan 10 persen sisanya adalah rute yang dilayani bersama-sama dengan kompetitor yang melakukan bisnis transportasi untuk wilayah Jakarta, Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa Barat.

b. Perkembangan Usaha

Primajasa mengawali kegiatan usaha pada tahun 1991 melayani masyarakat dibidang transportasi antar kota dengan modal kendaraan 25 unit bus. Primajasa mengawali trayeknya dengan jurusan Bogor ke Tangerang via Jakarta. Terobosan yang diciptakan oleh seorang Amir Mahfud, Direktur sekaligus pemilik PT Primajasa, menciptakan rute yang belum pernah ada dan jarang disentuh oleh perusahaan bus pesaingnya, menyebabkan Primajasa mengalami booming dengan banyaknya penumpang yang menggunakan jasa Primajasa.

(3)

Sekitar tahun 2001 Primajasa membuka trayek ditempat keramaian seperti mall, bukan dari terminal ke terminal karena Primajasa menganalisa penumpang yang naik bus dari terminal ke terminal akan mengalami titik jenuh. Pada saat pemerintah membangun jalan Tol Cipularang, Primajasa sudah memiliki desain trayek baru yang melalui tol Cipularang dengan membuka trayek Jababeka-Bandung, Kota Harapan Indah-Bandung dan Bandung-Bandara Soekarno Hatta.

Pada tahun 2011 jumlah armada yang dimiliki mencapai 750 unit armada, dengan jumlah trayek sebanyak 23 trayek. Primajasa semakin meyakinkan menjadi sebagai perusahaan jasa transportasi yang dipercaya oleh masyarakat dengan cepat dan tepat waktu. Sehingga pada tahun 2012 Primajasa menambah 250 unit armada bus dan beberapa trayek baru. c. Strategi Secara Umum

Primajasa didirikan pada dasarnya adalah menciptakan perbedaan dari kompetitor lainnya. Primajasa melayani perjalanan dengan rute-rute baru yang menarik minat konsumen yang menjadikan sebagai perusahaan yang dipercaya masyarakat. Sesuai visi dan misi Primajasa adalah prima dalam kerja dan terdepan dalam pelayanan, Primajasa menggunakan strategi dengan selalu menjaga kualitas pelayanan guna menjaga konsistensinya di dunia bisnis transportasi. Strategi lain yang di tempuh adalah sedikit demi sedikit menggeser pasar Primajasa ke arah menengah ke atas. Itu sebabnya Primajasa selalu menjaga kualitas pelayanan agar menciptakan kepuasan pelanggan (Sumber: http://www.majalahpengusaha.com, diakses pada tanggal 22 September 2017).

1.1.4 Struktur Organisasi

Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu manajemen dalam mengelola organisasi. Artinya, manajemen harus bisa berperan sebagai pelaksana dari semua kebijakan mulai dari yang bersifat strategis hingga teknis yang diambil organisasi. Struktur organisasi dapat menggambarkan pembagian kegiatan pekerjaan sesuai dengan spesialisasi sebuah pekerjaan. Sehingga pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dapat dengan mudah di kontrol dan di evaluasi per unit kerja. Berdasarkan Company Profile Primajasa maka struktur organisasi dari perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut :

(4)

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Primajasa Sumber: Data Primajasa 1.2 Latar Belakang Penelitian

Persaingan dunia transportasi di Indonesia sekarang ini sangatlah ketat terutama transportasi darat, seperti jasa taxi, travel, kereta api dan bus. Ditambah dengan adanya transportasi umum yang berbasis online mengharuskan para wirausaha untuk memikirkan strategi usaha yang baru agar bisnis di bidang transportasi mereka tetap bertahan pada era global saat ini. Primajasa merupakan salah satu perusahaan yang mengelola jasa transportasi massal sejak 1991. Perusahaan yang berpusat di Jakarta ini awalnya hanya mengelola beberapa armada dan hanya melayani beberapa rute tujuan. Namun seiring berjalannya waktu perusahaan ini terus mengembangkan usahanya sehingga saat ini Primajasa telah memiliki lebih dari 1000 jumlah armada.

Pada era global seperti saat ini tidak dipungkiri jika perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis sangat lah cepat ditambah lagi dengan adanya kemajuan

(5)

teknologi yang pesat semakin memicu persaingan antar perusahaan sehingga menimbulkan pergeseran situasi bisnis salah satunya dibidang transportasi. Aspek sumber daya manusia (SDM) masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan menciptakan inovasi dimasa yang akan datang.

Menurut Gaol (2015:44), menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah orang, individu-individu, dan kelompok-kelompok yang membantu organisasi menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dari sebuah organisasi. Manusia memberikan bakat, keahlian, pengetahuan, dan pengalaman untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Menurut Sutrisno (2014:3), karyawan merupakan satu-satunya sumberdaya yang memiliki perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, drongan, daya, dan karya (rasio, rasa, karsa).

Salah satu strategi keberhasilan suatu perusahaan akan mudah dicapai apabila perusahaan tersebut memiliki sumber daya manusia yang berpotensi baik dan melakukan perencanaan SDM melalui manajemen SDM yang berguna untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Menurut Gaol (2015:80) perencanaan sumber daya manusia harus selalu dilakukan agar dapat menampung segala perkembangan kebutuhan dan tuntutan di masyarakat yang semakin meningkat, baik dalam jumlah ataupun mutu yang diinginkan.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Asisten General Over PT Primajasa pada tanggal 19 September 2017, bahwa ada beberapa fenomena yang terjadi didalam perusahaan seperti karyawan tidak bekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan, karyawan sering izin dalam pekerjaannya, karyawan kurang bersemangat dalam bekerja, serta kesalahan fatal adalah apabila karyawan melanggar peraturan perusahaan dengan menaikan penumpang didalam perjalanan. Fenomena-fenomena tersebut jika dibiarkan tentu dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang, karena karyawan merupakan aset penting bagi suatu perusahaan.

Berikut disajikan rekapitulasi daftar absensi karyawan PT Primajasa mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2016:

(6)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Absensi Karyawan Tahun 2016

Sumber : Data Primajasa yang telah diolah

Data tingkat absensi periode bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016 pada tabel 1.1 mengindikasikan karyawan yang tidak hadir atau tidak memenuhi kewajibannya di perusahaan. Keterangan mengenai jumlah ketidakhadiran para karyawan tersebut berarti mengurangi waktu kerja mereka untuk dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Karena jika karyawan dapat melaksanakan pekerjaan melebihi target, maka karyawan tersebut akan mendapatkan penghargaan dari Primajasa berupa bonus yaitu uang tunai secara langsung.

Selain itu, perilaku dari karyawan dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Salah satu peristiwa yang sering terjadi dalam perilaku karyawan adalah keputusan karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Berikut disajikan data tingkat turnover karyawan PT Primajasa periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2017:

Bulan KaryawanJumlah JumlahHadir (Karyawan) Jumlah Tidak Hadir (Karyawan) Jumlah Tidak Hadir (%)

Januari 50 48 Orang 2 Orang 4% Februari 50 45 Orang 5 Orang 10%

Maret 50 46 Orang 4 Orang 8% April 50 45 Orang 5 Orang 10%

Mei 50 44 Orang 6 Orang 12% Juni 50 42 Orang 8 Orang 16% Juli 50 45 Orang 5 Orang 10% Agustus 50 48 Orang 2 Orang 4% September 50 47 Orang 3 Orang 6% Oktober 50 48 Orang 2 Orang 4% November 50 48 Orang 2 Orang 4% Desember 50 48 Orang 2 Orang 4%

(7)

Tabel 1.2

Data Tingkat Turnover Karyawan Periode Tahun 2015-2017

Sumber : Data Primajasa yang telah diolah

Data tingkat turnover karyawan pada periode tahun 2015-2017 pada tabel 1.2 mengindikasikan fluktuatifnya perputaran karyawan dalam setiap bulannya walaupun tidak terlalu signifikan. Dampak dari naik turunnya angka turnover mengharuskan perusahaan untuk mencari serta merekrut kembali karyawan baru untuk menggantikan karyawan lama, hal tersebut akan menimbulkan biaya tambahan untuk rekruitasi dan pelatihan. Hasil wawancara dengan beberapa awak bis pada tanggal 22 September 2017 diketahui karyawan yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan dikarenakan ketidakpuasan dalam bekerja, gaji yang tidak sesuai, dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di luar. Menurut Handoko (2012:26) mengemukakan bahwa penurunan absensi karyawan dan penurunan perputaran tenaga kerja (turnover) dapat menjadi komponen-komponen yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan.

Dari fenomena tersebut pihak perusahaan berusaha melakukan strategi berupa pendekatan dalam membina karyawan yang lebih rajin dan semangat dalam bekerja dengan cara memotivasi, mendidik dan melatih karyawan baik secara internal maupun eksternal. Primajasa juga mendidik crew bus secara internal dua kali dalam kurun waktu satu bulan dan mengirimkan secara terbatas pengemudi untuk ikut serta dalam pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Selain itu, Primajasa juga bekerja sama dengan produsen untuk pengembangan keahlian teknis bagi karyawan teknik.

Dalam wawancara selanjutnya bersama Staff bagian Operasional pada tanggal 25 September 2017, bahwa dalam kegiatan operasional bus ada sekitar 6 armada yang melakukan perbaikan setiap harinya. Dalam hal perbaikan tersebut melibatkan 6 karyawan yang dibagi dalam 2 shift jam kerja. Masih terdapat tingkat kerusakan

Tahun KaryawanJumlah KaryawanJumlah Keluar Persentase Turnover Karyawan 2015 44 Orang 3 Orang 6,81% 2016 50 Orang 4 Orang 8,00% 2017 50 Orang 3 Orang 6,00%

(8)

berat untuk armada setiap bulannya sebesar 1 sampai dengan 2% dan masih adanya jumlah kecelakaan bus kurang dari 10 unit setiap tahunnya.

Dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara dengan tiga orang pelanggan dari primajasa sendiri pada tanggal 5 Oktober 2017 dan mendapatkan kesimpulan yaitu pelayanan primajasa sudah baik walau masih terdapat adanya keterlambatan jam keberangkatan bus yang diakibatkan oleh jam sibuk lalu lintas dan administrasi perjalanan yang belum siap. Kekurangan dari Primajasa lainnya yaitu bagi pelanggan yang terlambat atau ketinggalan bus tidak diberi kompensasi apapun karena hal tersebut dianggap merupakan kelalaian dari diri pelanggan. Pelanggan masih mengharapkan toleransi dari pihak perusahaan mengenai hal itu.

Kegiatan operasional bus Primajasa tentunya tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan karyawan yang kompeten karena kontribusi karyawan sangatlah penting bagi perusahaan. Pihak manajemen Primajasa dengan sistem kekeluargaannya menjalin hubungan dengan karyawan melalui pengajian rutin seminggu sekali untuk karyawan dan pengemudi, buka puasa dan tarwih bersama saat bulan ramadhan, mengarahkan minat olahraga dan memberikan fasilitasnya (badminton dan sepak bola), rekreasi bersama keluarga karyawan.

Menurut Kaswan (2012:145), salah satu paradigma prinsip pengelolaan sdm yang efektif adalah pengelolaan dengan orientasi karyawan. Hal ini membutuhkan kepuasan kerja yang didapat dari terpenuhinya kebutuhan dan keinginan SDM. Lalu dengan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan SDM, dampak positifnya adalah meningkatnya kepuasan kerja mereka yang pada gilirannya menimbulkan produktivitas, meningkatkan kinerja, retensi, dan komitmen pekerja yang lebih besar terhadap organisasi.

Dalam pengelolaan sumber daya manusia, Primajasa juga melakukan penilaian kinerja karyawan dengan indikator terdiri dari prestasi kerja, kerajinan, kinerja di lapangan dan kehadiran. Dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 3 (1 terendah 3 terbaik) selama periode tahun 2017, diperoleh nilai rata-rata kinerja karyawan seperti gambar 1.3 berikut:

(9)

Gambar 1.3

Nilai Kinerja Rata-Rata Karyawan Primajasa Sumber: Data Primajasa

Nilai kinerja rata-rata karyawan periode Juni sampai dengan Desember tahun 2017 pada gambar 1.3 mengindikasikan kinerja yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya masih belum memuaskan. Keterangan mengenai naik turunnnya nilai kinerja berarti menyangkut penentuan tingkat kontribusi karyawan atas kinerja yang diekspresikan dalam penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penilaian yang dilakukan tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan dalam menentukan karyawan terbaik demi perbaikan kinerja dalam mengevaluasi produktivitas kerja karyawan setiap tahunnya. Produktivitas kerja karyawan Primajasa dapat terlihat dari bus yang berangkat setiap harinya yaitu 37 bus dari 40 bus yang ditargetkan beroperasional sesuai dengan izin dari Kementrian Perhubungan dan sesuai dengan Standard Operating Procedures (SOP) Primajasa. Menurut Handoko (2014:135) evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan gaji, pemberian bonus, dan bentuk kompensasi lainnya.

Pemberian kompensasi pada umumnya berdasarkan kualifikasi dari pekerjaan serta sesuai dengan prestasi kerja karyawan. Marwansyah (2012:269) mengatakan bahwa: “kompensasi yang meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk maslahat tambahan (benefit) dan pelayanan, dan insentif untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebih tinggi”.

1,5 3 2,5 2 1 0,5 0

(10)

Dalam wawancara yang dilakukan dengan salah satu staff pada tanggal 7 Oktober 2017 mengatakan bahwa kompensasi di Primajasa terdiri dari kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Menurut Sunyoto (2012) kompensasi finansial merupakan sesuatu yang diterima oleh karyawan dalam bentuk seperti gaji, upah, bonus, premi, tunjangan hari raya, tunjangan hari tua, pengobatan atau jaminan kesehatan, asuransi dan lain-lain yang sejenis yang dibayarkan oleh organisasi. Sedangkan kompensasi non finansial merupakan sesuatu yang diterima karyawan dalam bentuk selain uang.

Berikut merupakan data kompensasi berdasarkan jenis kompensasi yang didapat oleh karyawan Primajasa:

Tabel 1.3

Data Kompensasi Karyawan

No Kompensasi Finansial Kompensasi Non Finansial

1. Gaji Kebijakan Perusahaan

2. Bonus Promosi Jabatan

3. Uang Makan Apresiasi Karyawan terbaik 4. Uang Kontrakan Sistem Kekeluargaan

5. Tunjangan Hari Raya (THR) Rekan Kerja Menyenangkan 6. Tunjangan Kesehatan dan

Ketenagakerjaan

-7. Seragam

-Data kompensasi karyawan pada tabel 1.3 mengindikasikan jenis kompensasi finansial dan kompensasi non finansial yang diterapkan di Primajasa belum memadai. Hal tersebut didukung dengan pernyataan karyawan yang menyatakan bahwa belum puas dengan kompensasi finansial tersebut. Karyawan masih mengharapkan adanya jenis kompensasi finansial lainnya seperti: tunjangan keluarga yang nantinya akan digunakan sebagai jaminan kesejahteraan keluarga, tunjangan pensiun sebagai tabungan masa tua dan asuransi sebagai jaminan yang dapat meringankan beban jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan. Karyawan akan memperoleh bonus secara langsung ketika dapat menyelesaikan pekerjaannya melebihi 22 hari kerja dan bonus yang didapatkan bagi karyawan yang ikut melaksanakan piket pada waktu hari raya. Selain itu, karyawan merasakan bahwa dengan adanya bonus tersebut mampu

(11)

membuatnya lebih bersemangat dalam mencapai target kerja. Setiap hari raya karyawan yang mau berkontribusi lebih terhadap perusahaan jumlahnya belum sesuai yang diharapkan tetapi karyawan menginginkan kontribusinya tersebut bisa dihargai oleh perusahaan dan dapat menunjang karir karyawan untuk kedepannya. Sedangkan mengenai kompensasi non finansial, karyawan merasa nyaman dalam bekerja dikarenakan adanya sistem kekeluargaan yang diterapkan dalam perusahaan serta kebijakan perusahaan dianggap baik sehingga terciptanya lingkungan pekerjaan yang menyenangkan. Kompensasi finansial dan kompensasi non finansial diberikan kepada para karyawan agar di dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan maka sudah selayaknya karyawan yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi memperoleh kompensasi yang lebih besar.

Dari beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa Penggajian, sistem penilaian, pelatihan, seleksi, desain pekerjaan, dan kompensasi adalah aktivitas sumber daya manusia yang berkaitan langsung dengan produktivitas (Sedarmayanti, 2014:31). Pendapat ini menjelaskan bahwa kompensasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan di dalam suatu perusahaan. Ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Fila Agustina, dkk (2016) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja pada PT Bintang Sido Raya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan dari kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan bagian loster pada PT Bintang Sido Raya di Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung”.

(12)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kompensasi finansial PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

2. Bagaimana kompensasi non finansial PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

3. Bagaimana produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

4. Seberapa besar kompensasi finansial secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

5. Seberapa besar kompensasi non finansial secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

6. Seberapa besar kompensasi finansial dan kompensasi non finansial secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Kompensasi finansial PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

2. Kompensasi non finansial PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

3. Produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

4. Pengaruh kompensasi finansial secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

5. Pengaruh kompensasi non finansial secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

(13)

6. Pengaruh kompensasi finansial dan kompensasi non finansial secara simultan terhadap produktivitas karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan bidang SDM, khususnya yang terkait dengan kompensasi dan produktivitas karyawan. Selain itu, beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan masukan bagi perusahaan terutama untuk meningkatkan produktivitas karyawan yang lebih efektif dan efisien.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai dengan November 2017. Penelitian ini dilakukan di PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No.181, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat 40223 dan objek penelitian adalah karyawan PT Primajasa Perdanarayautama.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Primajasa Perdanarayautama Cabang Soekarno-Hatta Bandung”. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat, tentang isi penelitian. Isi bab ini meliputi : objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, waktu dan periode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini memuat rangkuman secara jelas, ringkas dan padat tentang hasil tinjauan pustaka terkait dengan topik dan variabel penelitian yang dijadikan sebagai

(14)

dasar/rujukan dalam penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan harus diuraikan secara sistematis sesuai dengan identifikasi masalah serta tujuan penelitian. Dalam pembahasan hasil pengolahan data, cakupan penelitian dan batasan penelitian serta benang merah interpretasi harus tampak jelas. Pembahasan dapat dilakukan dengan menggunakan sub judul.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V disajikan kesimpulan hasil analisis data dalam kaitannya dengan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Serta saran berupa masukan yang diberikan oleh peneliti berkaitan dengan hasil penelitian.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: Data Primajasa

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan konsumen untuk membeli roti Cari Rasa dibandingkan dengan produk roti bakar dari produsen lain karena roti Cari Rasa karena menyajikan perpaduan kelembutan tekstur roti

Selain itu, pemilik usaha perlu melakukan penilaian kinerja karyawan yang sudah dilakukan misalnya kedisiplinan datang dan pulang kerja, kedisiplinan dalam mengerjakan

Selain itu Imam Optik juga bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sebagai penyedia alat bantu penglihatan untuk wilayah Kabupaten

Tentunya harga dari masing-masing produk yang dijual oleh bradermaker memiliki kualitas yang sesuai dengan harganya, karena dari visi misi brader maker sendiri

Salah satunya adalah dengan mengadakan event- event sponsorship, dan membuat iklan di media cetak maupun elektronik yang sesuai dengan pasar sasaran, karena jika

Sesuai dengan data tabel 1.2 diatas Peneliti tertarik untuk memilih Momochi yang berasal dari Kota Bogor sebagai objek penelitian ini karena mempunyai 16 Outlet yang tersebar

Dalam dunia bisnis word of mouth ialah tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari sesorang kepada orang lain (antarpribadi ,baik merek,

Dari 30 orang responden 17 orang atau 56,7% berpendapat tidak setuju bahwa fitur pada aplikasi gopay berjalan dengan baik, 21 orang atau 70% berpendapat tidak setuju