• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Len Industri (Persero) Sumber:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Len Industri (Persero) Sumber:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT Len Industri (Persero)

Gambar 1.1 Logo PT Len Industri (Persero) Sumber: www.len.co.id

PT Len didirikan sejak tahun 1965, Len (Lembaga Elektronika Nasional) kemudian bertransformasi menjadi sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pada tahun 1991.

Sejak saat itu, Len bukan lagi kepanjangan dari Lembaga Elektronika Nasional (LEN), tetapi telah menjadi sebuah entitas bisnis profesional dengan nama PT Len Industri. Saat ini Len berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN. Selama ini, Len telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana, serta menunjukkan pengalaman dalam bidang:

1. Broadcasting, selama lebih dari 30 tahun, dengan ratusan Pemancar TV dan Radio yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia.

2. Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah terpencil.

(2)

2

3. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara.

4. Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera.

5. Sistem Elektronika Daya untuk kereta api listrik.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia.

PT Len Industri (Persero) memiliki 3 anak perusahaan seperti PT Eltran Indonesia yang bergerak dibidang sistem dan peralatan navigasi, railway telecommunication, oil dan gas berlokasi di jalan Soekarno Hatta gedung Samaun Samadikun (C) lantai 1, Bandung. PT Surya Energi Indotama yang bergerak dibidang Renewable Energy berlokasi di jalan Soekarno Hatta gedung Samaun Samadikun (C) lantai 2, Bandung. Dan PT Len Railway Systems yang bergerak dibidang Railway Transportation berlokasi di jalan Soekarno Hatta gedung Girl Suseno (T), Bandung.

Sebagai perusahaan yang bergerak secara global, PT Len Industri (Persero) memiliki beberapa mitra kerja dibeberapa negara seperti: Aerodata (Jerman), ALSTOM (Prancis), ALTPRO (Kroasia), Aselsan (Turki), Airspan (United Kingdom), Bombardier (Belgia), CAE (Kanada), Hitachi (Jepang), Runcom (Amerika Serikat), Vialis Railway System (Belanda), Westinghouse (Australia), ZTE Corp (Cina) dan masih banyak lagi.

Berbagai penghargaan pernah dicapai oleh PT Len Industri (Persero) selama menjalankan bisnisnya, penghargaan yang pernah dicapai PT Len baru-baru ini yaitu: Penghargaan energi (2015), BUMN Marketing Award (2014), BIMA Award (2014).

(3)

3 1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Arah pengembangan PT Len Industri (Persero) dijelaskan dalam visi perusahaan yaitu:

Visi

“Menjadi perusahaan elektronika kelas dunia”.

Misi

“Meningkatkan kesejahteraan stakeholder melalui inovasi produk elektronika industri dan prasarana”.

1.1.3 Struktur Organisasi

Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Nomor: 009/SKEP/DU/I/2015 tanggal 30 Januari 2015. Struktur organisasi PT Len Industri (Persero) dapat dilihat pada lampiran 1.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lombardi dan Laurano (2013) di Boston, Amerika Serikat mengenai Human Capital Management Trends, menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting bagi kelangsungan perusahaan/organisasi dalam melakukan bisnis dan tanpa adanya peran dari SDM tersebut, maka akan berpengaruh ke penurunan performansi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Selain itu, peran teknologi merupakan faktor pendukung dalam mencapai tujuan perusahaan. Hanya saja, walaupun teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan teknologi paling canggih namun tidak dapat digunakan secara maksimal oleh orang-orang di dalamnya, maka teknologi yang mendukung aktivitas bisnis tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak berjalan seiring dengan kualitas SDMnya. Hal ini dikarenakan SDM merupakan alat yang menggerakkan proses operasional dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan,

(4)

4

seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Fedderke (2005) di Afrika Selatan. Maka dari itu peran dari SDM dan kemajuan teknologi harus berjalan secara bersamaan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Salah satu cara agar karyawan memiliki keterampilan dan wawasan yang luas adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan kepada orang-orang yang berada di lingkungan perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dirani (2012) di Georgia, Amerika Serikat.

Penelitian yang dilakukan oleh Naweed dan Ambrosetti (2015) di Australia, menunjukkan bahwa peserta trainee yang telah dimentoring berdampak pada peningkatan pembelajaran mereka dan kurangnya mentoring merupakan cara untuk menjelaskan suatu permasalahan industri. Voegtlin et al. (2015) di Swiss menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan perusaaan berpengaruh sebesar 68% terhadap pemberdayaan karyawannya. Dan hal serupa yang disimpulkan pada penelitian yang dilakukan oleh Merwe dan Sloman (2014) di Afrika Selatan, yang menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan kepada peserta trainee memberikan dampak yang signifikan terhadap kompetensi dan benefit untuk organisasi mereka.

Berkaitan dengan fenomena global di atas, di Indonesia hal yang menekan konteks mengenai pelatihan dan kompetensi salah satunya terdapat pada Undang Undang Ketenagakerjaan Pasal 1 Ayat 9 Undang-Undang No. 13 tentang ketenagakerjaan tahun 2003, menguraikan tentang pentingnya pelatihan sebagai berikut, “pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan”. Selanjutnya pada pasal 12 ayat 1 yang berbunyi “pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi pekerjanya melalui pelatihan kerja”.

(5)

5

Di Indonesia, aspek SDM juga adalah aspek penting dalam organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah dikenal dan sangat berperan dalam perkembangan dan pencapaian organisasi bisnis (Setyaningdyah dkk., 2013). Pemberdayaan SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Isrorina dan Setyowati, 2009). Selain itu, SDM juga merupakan aset yang tidak pernah tergantikan pada organisasi dalam mengoperasikan teknologi yang mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan (Sunarta, 2008).

Begitu juga dengan penerapan pelatihan yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memandang bahwa SDM akan memiliki kualitas yang lebih baik jika suatu organisasi memberikan program pelatihan kepada para pegawainya. Hal ini didukung oleh penelitian Zuana dkk. (2014) yang menyatakan bahwa pelatihan kerja akan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, dan diperkuat dengan penelitian dari Kandou (2013) yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif sebesar 86% antara pelatihan dengan produktivitas kerja karyawan.

Hanya saja, tidak sedikit bahwa pegawai-pegawai yang mengikuti pelatihan memiliki sertifikasi internasional atau bahkan sama sekali tidak memiliki sertifikasi. Hal ini diungkapkan oleh mantan kepala BNP2TKI, Moh. Jumhur Hidayat bahwa “banyak orang-orang kita yang pandai dan terampil di negeri ini, hanya saja mereka tidak tersertifikasi.” Padahal persaingan dunia kerja sekarang sangat ketat dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sehingga, sertifikasi merupakan modal utama dalam meningkatkan daya saing antar pegawai ketika akan melamar pekerjaan. (merdekaonline, 2014)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh firma konsultasi kelas dunia, The Boston Consulting Group (BCG), survei yang bertajuk BCG ASEAN Economic Integration Survey. Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang menghasilkan persepsi responden bahwa MEA sebagai suatu ancaman yang serius dalam proporsi yang cukup signifikan yaitu sebesar 42% (Syam, 2015).

(6)

6

Salah satu perusahaan yang menganggap bahwa pelatihan SDM merupakan modal yang paling berharga dalam pencapaian visi dan misi perusahaan yaitu PT Len Industri (Persero) atau yang sekarang ini sering disebut dengan PT Len. Baru-baru ini PT Len melakukan peningkatan kualitas SDM pegawai dengan mengadakan pendidikan yang telah diselenggarakan 72 program pelatihan yang diikuti 604 peserta selama 1362 hari pelatihan dari semua level fungsional. Pelatihan ditujukan sebagai bentuk implementasi kebijakan perusahaan yang ingin memiliki SDM yang berkualitas dan berkompeten dibidang masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara sebagai studi awal dengan bagian PIC (Person In Charge) atau penanggungjawab pendidikan dan pelatihan (diklat) didapatkan fakta bahwa PT Len sudah memiliki sertifikasi beberapa karyawannya baik sertifikasi secara nasional maupun internasional. Selain itu, dari hasil diskusi yang dilakukan bahwa untuk saat ini PT Len masih belum memiliki kompetitor untuk perusahaan yang sejenis di Indonesia melainkan kompetitor PT Len lebih ke arah global dan tergantung dari proyek yang dikerjakannya, karena tiap-tiap proyek yang akan dikerjakan oleh PT Len akan berbeda pula kompetitornya. Walaupun PT Len belum memliki kompetitor di Indonesia, bukan berarti mereka merasa aman dalam melakukan bisnisnya. Hal ini dikarenakan PT Len terkadang belum mendapatkan tender ketika ingin mendapatkan kontrak bisnis, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya sertifikasi dari PT Len sehingga gagal untuk mendapatkan tender. Walaupun begitu, PT Len tetap berusaha untuk meningkatkan kompetensi karyawannya dengan mengadakan beberapa pelatihan untuk bisa bersaing secara global. Pelatihan yang dilakukan seperti melakukan kunjungan ke luar negeri untuk belajar dan berbagi pengetahuan, serta terkadang PT Len juga mendatangkan instruktur dari luar negeri untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya.

Dalam menilai kompetensi karyawannya, PT Len telah membuat SKI (Sasaran Kerja Individu) yang mencakup hasil kerja dan proses kerja. Untuk hasil kerja, beberapa indikator yang dinilai oleh PT Len yaitu pengetahuan kerja,

(7)

7

kualitas kerja, kelengkapan, kecepatan, ketelitian kerja dan ide-ide. Sedangkan pada proses kerja, indikator yang dinilai yaitu integritas, inisiatif, kerjasama, kemandirian, organisasi kerja dan pemanfaatan waktu.

Tabel 1.1 berikut adalah kriteria SKI yang telah dilakukan oleh PT Len Industri (Persero) Bandung.

Tabel 1.1 Kriteria SKI PT Len Industri (Persero) Bandung

Kriteria Predikat

0% – 64% Cukup

65% - 84% Baik

85% - 94% Sangat Baik

95% - 100% Istimewa

Sumber: Data Internal PT Len Industri (Persero) Bandung 2016

Pada tabel 1.1 di atas berikut merupakan penilaian SKI dari pegawai yang ada di PT Len Industri (Persero) Bandung yang dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2 Penilaian SKI Pegawai PT Len Industri (Persero) Bandung

Tahun Kriteria Total Pegawai Tidak Mengumpulkan Belum

Masuk Cukup Baik

Sangat

Baik Istimewa

2013 13 67 0 3 274 13 370

2014 13 6 0 5 318 28 370

2015 6 7 1 4 325 27 370

Sumber: Data Internal PT Len Industri (Persero) Bandung 2016

Pada data di atas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai PT Len Industri (Persero) Bandung tahun 2013 sampai tahun 2015 tidak mengalami perubahan

(8)

8

yaitu sebanyak 370 pegawai. Jumlah pegawai yang belum mengumpulkan penilaian SKI ditahun 2013 tergolong cukup banyak yaitu sebesar 67 pegawai (18,11%), namun angka ini bisa ditekan oleh PT Len Industri ditahun 2014 menjadi 6 pegawai (1,62%) yang belum mengumpulkan penilaian SKInya. Dan di tahun 2015 jumlah pegawai yang belum mengumpulkan SKI meningkat sebanyak 1 (satu) pegawai dari tahun sebelumnya sehingga total pegawai yang belum mengumpulkan SKI ditahun 2015 sebanyak 7 pegawai.

Kriteria pegawai PT Len Industri secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2 dimana jumlah pegawai berkriteria sangat baik dari tahun 2013 hingga 2014 mengalami peningkatan sebesar 11,89% dan ditahun 2015 meningkat sebesar 1,89%.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pelatihan terhadap Kompetensi Karyawan PT Len Industri (Persero) Bandung”.

1.3 Perumusan Masalah

Sistem penerapan pelatihan yang dilakukan organisasi kepada para pegawainya telah mampu memberikan dampak yang positif terhadap kompetensi dan kinerja karyawannya. Namun, masih cukup sedikit penelitian yang meneliti antara penerapan pelatihan dengan kompetensi karyawan. Banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memberikan program pelatihan kepada para pegawainya dalam meningkatkan kualitas dan skill mereka. Hanya saja masih banyak diantara mereka yang sudah melakukan pelatihan tapi tidak memiliki sertifikasi khusus baik secara nasional maupun internasional.

Komponen-komponen yang menjadi pertimbangan perusahan-perusahaan dalam memberikan pelatihan kepada pegawainya berbeda-beda sesuai dengan apa yang hendak ingin dicapai oleh organisasi tersebut dan masing-masing organisasi yang memberikan pelatihan tentunya akan memberikan pengaruh yang berbeda kepada organisasi tersebut. Dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti

(9)

9

yaitu sejauh mana penerapan pelatihan yang telah dilakukan berdampak terhadap kompetensi karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Penerapan pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan kompetensi karyawan yang baik. Namun, di PT Len Industri, beberapa orang masih cenderung sulit untuk diajak pelatihan tapi kompetensi kerjanya cukup baik ketika melakukan pekerjaannya. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pelatihan yang dilakukan oleh PT Len Industri serta pengaruhnya terhadap kompetensi karyawannya.

Namun berdasarkan hasil dari diskusi yang telah dilakukan dengan penanggungjawab pelatihan PT Len Industri (Persero) bahwa pengelompokkan kompetensi pegawainya hanya mencakup 4 komponen saja yaitu traits, self concepts, knowledge dan skill. Dengan demikian pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana dimensi pelatihan yang terdiri dari tujuan dan sasaran pelatihan, kualitas pelatih, materi pelatihan, metode pelatihan dan peserta pelatihan di PT Len Industri (Persero) Bandung?

2) Bagaimana kompetensi karyawan pada PT Len Industri (Persero) Bandung? 3) Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi tujuan dan

sasaran pelatihan, kualitas pelatih, materi pelatihan, metode pelatihan dan peserta pelatihan terhadap kompetensi karyawan PT Len Industri (Persero) Bandung?

(10)

10 1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dimensi pelatihan yang terdiri dari tujuan dan sasaran pelatihan, kualitas pelatih, materi pelatihan, metode pelatihan dan peserta pelatihan di PT Len Industri (Persero) Bandung.

2. Mengetahui bagaimana kompetensi karyawan pada PT Len Industri (Persero) Bandung.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi tujuan dan sasaran pelatihan, kualitas pelatih, materi pelatihan, metode pelatihan dan peserta pelatihan terhadap kompetensi karyawan PT Len Industri (Persero) Bandung.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis

Secara teoritis, manfaat dengan adanya penelitian ini yaitu agar dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu manajemen sumber daya manusia tentang pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan PT Len Industri (Persero).

1.6.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan terutama dalam hal pelatihan terhadap kompetensi karyawan PT Len dan bagi pihak lain diharapkan dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tentang bagaimana penerapan pelatihan yang diterapkan oleh PT Len Industri (Persero) terhadap para pegawainya dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi kerjanya. Secara khusus, penelitian ini

(11)

11

hanya dilakukan di PT Len Industri saja terkait dengan pelatihan yang dilakukan oleh PT Len Industri, mengingat bahwa pelatihan merupakan aspek penting perusahaan dalam mencapai visi misinya.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dari para pegawai-pegawai yang sedang atau pernah diberikan program pelatihan yang diselanggarakan oleh perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari hasil kuesioner yang telah diolah dan beberapa data yang didapatkan dari pihak perusahaan.

1.8 Sistematika Tugas Akhir

Untuk memberikan gambaran jelas mengenai penelitian ini, maka perlu adanya sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai hal-hal yang dibahas pada tiap-tiap bab. Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum mengenai objek penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini merupakan bagian yang berisi mengenai landasan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung solusi dari permasalahan, serta berisi penelitian-penelitian terdahulu yang serupa sebagai bahan referensi.

(12)

12 BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian yang dilakukan, variabel operasional penelitian, tahap penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik menganalisis data.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi mengenai kesimpulan penelitian dan saran dari penelitian ini.

Gambar

Tabel 1.1 Kriteria SKI PT Len Industri (Persero) Bandung

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perkembangan pembangunan industri di indonesia juga dapat membantu membuka lapangan pekerja bagi masyarakat semakin luas ,kegiatan tersebut juga

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada

Pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap parameter polong berisi.Ini disebabkan karena pengolahan tanah menyebabkan perubahan struktur tanah menjadi gembur sehingga

Hal ini sesuai dengan penelitian Kovelis pada 17 pasien PGK yang mendapatkan bahwa dari delapan subjek dengan penyakit restriksi paru ringan sebelum HD, sebanyak

Pengajaran Mikro/ PPL I (Micro Teaching) dilaksanakan pada semester VI di kampus FE UNY. Kegiatan ini merupakan latihan pengajaran dalam skala kecil yaitu baik dalam

• rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus?. • pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHANAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah .... Aspek