• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika Dasar Ditinjau Dari Koneksi Matematis Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika Dasar Ditinjau Dari Koneksi Matematis Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DASAR

DITINJAU DARI KONEKSI MATEMATIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

NOOR KHOLIFAH A410160149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DASAR DITINJAU DARI K O N E K S I M A T E M A T I S

PUBLIKASI ILMIAH Oleh:

NOOR KHOLIFAH NIM. A410160149

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

Dra. Sri Sutarni, M.Pd. 0620016502

(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelas terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 23 Juli 2020 Penulis,

NOOR KHOLIFAH A410160149

(5)

1

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DASAR DITINJAU DARI K O N E K S I M A T E M A T I S

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan mahasiswa ditinjau dari tingkat koneksi matematis dalam menyelesaikan soal Matematika Dasar berdasarkan teori Kesalahan Newman dan apa saja penyebab kesalahan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan pada 29 mahasiswa Pendidikan Matematika kelas 1E dan mengambil 6 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan wawancara. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis tinggi melakukan kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi dan kesalahan keterampilan proses karena tidak teliti. Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis sedang melakukan kesalahan kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi dan kesalahan penulisan jawaban akhir karena kurang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis rendah melakukan semua kesalahan yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, kesalahan penulisan jawaban akhir, karena tidak menguasai materi. Kata Kunci: analisis kesalahan, koneksi matematis, matematika dasar, teori newman

Abstract

This research was conducted with the aim of describing the errors made by students in terms of the level of mathematical connection in solving Basic Mathematics problems based on Newman's error theory and what are the causes of these errors. This research is a descriptive qualitative research conducted on 29 students of Mathematics Education class 1E and taking 6 students as research subjects. The data collection techniques used were tests and interviews. The validity of the data used technical triangulation. Data analysis techniques used data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study indicate that students with a high level of mathematical connection make reading errors, understanding errors, transformation errors and processing skills errors because they are not careful. Students with a mathematical connection level are making reading errors, understanding errors, transformation errors and writing errors in the final answer because they do not master the material. Meanwhile, students with a low level of mathematical connection made all the mistakes, namely reading errors, understanding errors, transformation errors, processing skills errors, final answer writing errors, because they did not master the material.

Keywords: error analysis, mathematical connection, basic mathematics, Newman theory 1. PENDAHULUAN

Keberlangsungan suatu negara dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pendidikan. Selain itu, pendidikan termasuk hal yang penting dalam kehidupan. Semakin tinggi mutu pendidikan dalam suatu negara maka semakin tinggi pula sumber daya manusia yang dihasilkan. Dengan sumber daya manusia yang tinggi tersebut, suatu negara dapat bersaing dengan negara lainnya.

(6)

2

Pendidikan matematika termasuk dalam pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika berasal dari kata mathema dari bahasa Yunani Kuno yang mempunyai makna pengkajian, pembelajaran, ilmu yang ruang lingkupnya menyempit (Hw, 2017). Menurut Supatmono (2009) matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.

Salah satu mata kuliah dalam program studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah Matematika Dasar yang wajib yang harus ditempuh oleh semua mahasiswa pendidikan matematika UMS pada semester pertama. Materi-materi perkuliahan Matematika Dasar merupakan materi dasar yang sebelumnya pernah dipelajari disaat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam proses belajar Matematika Dasar kemungkinan terdapat kesalahan yang berbeda antara mahasiswa satu dengan lainnya, tetapi kesalahan tersebut dapat ditelaah secara umum sehingga kesalahan yang ada dapat diatasi dan diharapkan tidak terulang kembali pada pembelajaran berikutnya sehingga dapat meningkatkan nilai mereka. Sejalan dengan penelitian Rushton (2018) yaitu siswa yang diberikan analisis tentang kesalahan mendapat nilai yang lebih tinggi daripada siswa siswa yang hanya diberikan contoh yang benar saja. Menurut Newman (1977) ada lima kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika meliputi: kesalahan membaca, kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, kesalahan penulisan jawaban akhir.

Menurut Sofianingsih dan Kusmanto (2018) karakter matematika tersusun secara berurutan, yang menyebabkan antara materi satu dan lainnya saling berkaitan. Selain itu, tidak jarang juga materi dan konsep matematika digunakan untuk menjelaskan pembelajaran selain matematika, maka dari itu diperlukan kemampuan koneksi matematis yaitu kemampuan mengkaitkan materi dan konsep dalam matematika. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) atau Dewan Nasional Guru Matematika mempopulerkan koneksi matematis yang berasal dari Mathematical Connection.

Menurut Lestari, Rohaeti dan Purwasih (2018) koneksi matematis berasal dari ilmu matematika yang terintegrasi dalam bermacam topik dan tidak saling terikat, namun matematika merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dari ilmu lainnya baik di luar bidang matematika maupun dalam masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan. Menurut Maulida, Suyitno, dan Asih (2019) indikator pada kemampuan koneksi matematis

(7)

3

adalah: 1) Mengidentifikasi dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara topik dalam matematika; 2) Mengidentifikasi dan mengaplikasikan matematika dengan konteks di luar matematika; 3) Koneksi dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan dilakukan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada saat menyelesaikan soal Matematika Dasar ditinjau dari koneksi matematis.

2. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di UMS pada bulan Desember 2020. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa kelas E semester I program studi Pendidikan Matematika UMS. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis berupa soal matematika dasar dan wawancara yang digunakan memuat pertanyaan terbuka dan fleksibel dimana hasil wawancara dijadikan sebagai acuan. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dengan membandingkan data dengan cara yang berbeda. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan tes, diperoleh 5 mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis tinggi, 17 mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis sedang dan 7 mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis rendah. Peneliti mengambil 6 mahasiswa sebagai subjek wawancara, pemilihan subjek tersebut berdasarkan tingkat koneksi matematis mahasiswa dan dipilih dengan memperhatikan kesalahan yang dilakukan. Masing-masing kategori koneksi matematis dipilih 2 mahasiswa, yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan indikator kesalahan menurut Teori Newman, peneliti menjabarkan hasil penelitian sebagai berikut.

(8)

4

Gambar 1. Hasil Deskripsi Penelitian Keterangan :

Tipe 1 : Kesalahan Membaca Tipe 2 : Kesalahan Memahami Tipe 3 : Kesalahan Transformasi

Tipe 4 : Kesalahan Keterampilan Proses Tipe 5 : Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir

() : Mengalami kesalahan pada indikator Kesalahan Newman 3.1 Kesalahan Mahasiswa Tingkat Koneksi Matematis Tinggi

Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis tinggi hanya melakukan kesalahan yang sedikit dan mempunyai kemampuan koneksi dalam matematika cukup baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Ni‟mah, Setiawani dan Oktavianingtyas (2017) yang memaparkan siswa dengan koneksi matematis tinggi mempunyai koneksi matematis sangat baik daripada siswa dengan koneksi matematis sedang dan rendah. Didukung oleh penelitian Zulfa, Yusmin dan Bistari (2018) yang menyatakan siswa dengan kriteria tinggi hampir memenuhi semua indikator koneksi matematis. Dengan memenuhi indikator koneksi matematis, maka siswa tidak banyak melakukan kesalahan, karena ia dirasa telah mampu memahami konsep-konsep matematika.

3.1.1 Kesalahan Membaca

Subjek A tidak mengalami kesalahan membaca pada semua soal, sedangkan subjek B mengalami 2 kali kesalahan membaca yaitu pada nomor soal kedua dan ketiga. Kesalahan ini dikarenakan subjek B belum menuliskan apa yang ditanyakan pada soal. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini terjadi yaitu subjek B tidak terbiasa menuliskan diketahui.

(9)

5

Gambar 1. Hasil Pekerjaan Subjek B nomor 2 3.1.2 Kesalahan Memahami

Subjek A mengalami kesalahan memahami pada soal kedua, sedangkan subjek B mengalami kesalahan memahami pada soal kedua dan ketiga. Subjek B belum menuliskan apa yang ditanyakan pada soal tersebut, hal ini dikarenakan ia lupa, kurang teliti dan hanya menuliskan diketahuinya. Pernyataan ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2016) yang menyatakan bahwa kesalahan memahami soal dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa ketika menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal yang diberikan, yaitu terdapat kata penting yang sering tidak dituliskan siswa.

Gambar 2. Hasil Pekerjaan Subjek B nomor 2 3.1.3 Kesalahan Transformasi

Subjek A mengalami kesalahan transformasi pada soal kedua, sedangkan subjek B tidak mengalami kesalahan ini sama sekali. Pada soal kedua subjek A belum menuliskan jawaban yang lengkap yaitu kurang menuliskan batas x dan batas y nya. Jika dilihat dari kesalahan tersebut, ia hanya melakukan kesalahan yang tidak besar karena lupa, kurang teliti, terburu-buru dan pada dasarnya ia sudah memahami konsep matematika tentang Aritmatika Sosial.

Gambar 3. Hasil Pekerjaan Subjek A nomor 2 P : “Kesimpulan akhir sudah tepat belum sesuai pertanyaan? A : “Masih ada yang kurang.”

(10)

6

A : “Yang kurang batas dan nya karena lupa.” 3.1.4 Kesalahan Keterampilan Proses

Subjek A mengalami kesalahan keterampilan proses pada soal ketiga, sedangkan subjek B tidak mengalami kesalahan ini sama sekali. Subjek A melakukan kesalahan keterampilan proses yaitu kesalahan pada menggambarkan grafik, subjek A belum menuliskan sumbu x dan sumbu y nya. Faktor kesalahan ini dikarenakan subjek A lupa dan tidak teliti.

Gambar 4. Hasil Pekerjaan Subjek A nomor 3 3.1.5 Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir

Subjek A dan subjek B tidak mengalami kesalahan pada tahap penulisan jawaban akhir. 3.2 Kesalahan Mahasiswa Tingkat Koneksi Matematis Sedang

Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis sedang melakukan 3 sampai 4 dari 5 kesalahan, hal ini sejalan dengan penelitian Zulfa, Yusmin dan Bistari (2018) yang menyatakan siswa dengan kriteria sedang hampir memenuhi dua dari tiga indikator koneksi matematis.

3.2.1 Kesalahan Membaca

Subjek C mengalami kesalahan membaca pada soal ketiga, sedangkan subjek D mengalami kesalahan ini pada soal kedua dan ketiga. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini terjadi adalah lupa dan terburu-buru. Subjek C melakukan Kesalahan Membaca karena tidak menuliskan apa yang diketahui.

Gambar 5. Hasil Pekerjaan Subjek C nomor 3 P : “Disini sudah ada tulisan diketahui belum?”

(11)

7 C : “Belum”

P : “Berarti kekurangannya diketahui dan ditanya nya juga belum ada”

C : “Iya mbak. Lupa sama keburu-buru hehe” 3.2.2 Kesalahan Memahami

Subjek C mengalami kesalahan memahami pada soal ketiga, sedangkan subjek D mengalami kesalahan ini pada soal kedua dan ketiga. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini terjadi adalah lupa dan terburu-buru. Subjek D melakukan kesalahan pemahaman karena belum menuliskan apa yang ditanyakan.

Gambar 6. Hasil Pekerjaan Subjek D nomor 2 3.2.3 Kesalahan Transformasi

Subjek C dan subjek D mengalami kesalahan transformasi pada soal kedua dan ketiga. Kesalahan ini dikarenakan subjek kurang lengkap dalam menuliskan jawaban. Seharusnya setiap variabel harus ada batasnya, namun subjek C dan subjek D belum menuliskannya karena lupa dan tidak teliti. Sejalan dengan penelitian Zamzam dan Patricia (2018) yang menyatakan kesalahan yang cukup sering terjadi yaitu pada tahap transformasi, karena siswa kurang memahami prosedur yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Gambar 7. Hasil Pekerjaan Subjek C nomor 2 P : “Kenapa kamu nggak menuliskan batas x dan batas y nya?

Kalau disini kan kamu memisalkan dengan a sama b nya. Berarti batas gelang motif dan polos minimal harus ada berapa? Nol kan? Berarti x nya kalau kamu disini a nya itu?”

C : “Lupa mbak, nggak teliti soal batasnya. Itu jadinya .” P : “Terus yang polos atau yang b?”

(12)

8 3.2.4 Kesalahan Keterampilan Proses

Subjek C dan subjek D tidak mengalami kesalahan pada tahap keterampilan proses. 3.2.5 Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir

Subjek C mengalami kesalahan penulisan jawaban akhir pada soal pertama dan ketiga, sedangkan subjek D mengalami kesalahan ini pada soal ketiga. Kesalahan pada soal pertama dikarenakan subjek C hanya menuliskan titik tiga sebagai pengganti “jadi” atau sebagai kesimpulan jawaban dari soal. Kesalahan berikutnya yaitu subjek C dan subjek D terbalik dalam meng-input titik ke koordinat kartesius dan juga belum menuliskan nama sumbu dalam koordinat. Sejalan dengan penelitian Ferdianto dan Yesino (2019) yang menyatakan bahwa kesalahan siswa mengerjakan soal SPLDV adalah kesalahan membuat grafik dari model matematika yang sudah ada. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini yaitu kurang teliti.

Gambar 8. Hasil Pekerjaan Subjek A nomor 3 P : “Coba dilihat dulu, ( ) sama ( ). Letak ( )

dimana?” C : “Oiya”

P : “( ), berarti letaknya di… ya” (sambil menunjukkan letak yang benar pada grafik)

C : “Iya mbak.”

P : “Nah ini berarti apa? Ketuker?” C : “Ketuker, iya.”

(13)

9

C : “Nggak fokus mbak. Cepet-cepet mengerjakannya”

3.3 Kesalahan Mahasiswa Tingkat Koneksi Matematis Rendah

Berdasarkan hasil deskripsi penelitian, dapat dijelaskan bahwa mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis rendah melakukan banyak kesalahan bahkan hampir keseluruhan kesalahan, hal ini sejalan dengan penelitian Zulfa, Yusmin dan Bistari (2018) yang menyatakan siswa dengan kriteria rendah belum mampu memenuhi indikator koneksi matematis. Penelitian Sholekah, Anggreini dan Waluyo (2017) juga menyatakan bahwa siswa dengan kemampuan koneksi matematis rendah mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal seperti kesulitan mempelajari konsep, menerapkan prinsip dan menyelesaikan masalah verbal.

3.3.1 Kesalahan Membaca

Subjek E dan subjek F melakukan kesalahan membaca pada semua nomor. Hal ini dikarenakan tidak menuliskan apa yang diketahui dalam soal. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini adalah karena lupa dan tidak terbiasa menuliskan apa yang diketahui dalam soal.

Gambar 9. Hasil Pekerjaan Subjek F nomor 2 P : “Apa saja yang diketahui dalam soalnya?”

F : “Yang diketahui itu persamaan pertama sama persamaan kedua”

P : “Terus ini jawabanmu disini kenapa belum ada tulisan diketahuinya?”

F : “Lupa mbak” 3.3.2 Kesalahan Memahami

Subjek E dan subjek F melakukan kesalahan membaca pada semua nomor. Hal ini dikarenakan tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. Sejalan dengan penelitian Junaedi, Suyitno, Sugiharti dan Eng (2015) mengemukakan kesalahan yang cukup banyak terjadi pada tahap pemahaman. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini adalah karena lupa, terburu-buru dan tidak terbiasa menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal.

(14)

10

Gambar 10. Hasil Pekerjaan Subjek F nomor 1 P : “Apakah sudah ada tulisan ditanyakan?”

F : “Belum ada mbak”

P : “Kenapa belum menuliskan diketahui dan ditanyakan tersebut?” F : “Karena kemarin langsung saja gitu”

3.3.3 Kesalahan Transformasi

Subjek E mengalami kesalahan transformasi pada soal ketiga, sedangkan subjek F mengalami kesalahan transformasi pada soal kedua. Kesalahan ini karena tidak menuliskan batas untuk variabel x dan y nya. Faktor yang menyebabkan kesalahan ini adalah ketidaktelitian dan kurang menguasai materi.

Gambar 11. Hasil Pekerjaan Subjek E nomor 3 P : “Batas x dan batas y nya belum ada?”

E : “Belum.” P : “Alasannya?”

(15)

11 3.3.4 Kesalahan Keterampilan Proses

Subjek E dan subjek F melakukan kesalahan keterampilan proses pada semua nomor. Penelitian Susanti dan Taufik (2019) juga menyatakan jenis kesalahan yang paling sering dilakukan siswa adalah tipe kesalahan keterampilan proses. Hal ini dikarenakan langkah yang digunakan oleh subjek adalah langkah yang tidak tepat, mengalami kesalahan rumus yaitu terbalik dalam menggunakan rumus „untung‟. Seperti penelitian Sisman dan Aksu (2016) mengungkapkan kesalahan langkah/prosedural yaitu terbalik dalam menggunakan rumus. Faktor penyebab kesalahan ini terjadi adalah karena subjek kurang menguasai materi. Sejalan dengan penelitin Amir (2015) yang menyatakan salah satu faktor penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang memahami materi.

Gambar 12. Hasil Pekerjaan Subjek F nomor 2 F : “Itu berarti harga masing-masing tadi ditambah keuntungan

masing-masing itu sama dengan 195.000.”

P : “Harganya ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan nilai modalnya?”

F : “Ditambah.” P : “Benar ditambah?” F : (mengangguk)

P : “Jawabannya harusnya dikurangi, karena bu Tami menjualnya 5.000 lalu keuntungannya 2.000. Berarti beliau modalnya harusnya?”

F : “3000.”

3.3.5 Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir

Subjek E dan subjek F melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir pada semua nomor. Kesalahan ini terjadi karena subjek tidak menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal. Faktor penyebab kesalahan ini adalah subjek belum menguasai konsep/materi dalam matematika.

(16)

12 4. PENUTUP

Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis tinggi sudah mampu mengerjakan soal Matematika Dasar secara tepat, mampu menguasai konsep-konsep dalam matematika, hanya saja masih melakukan sedikit kesalahan karena ketidaktelitian mahasiswa dan tergesa-gesa saat mengerjakan. Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis sedang belum mampu menguasai beberapa konsep dalam Matematika Dasar seperti menggambar grafik dikarenakan kurang menguasai materi dan masih sering tidak menuliskan jawaban secara runtut dan sistematis dikarenakan ketergesa-gesaan saat menjawab dan ketidaktelitian. Mahasiswa dengan tingkat koneksi matematis rendah belum mampu mengerjakan soal Matematika Dasar dengan tepat, masih banyak kesalahan yang dilakukan karena belum sepenuhnya menguasai konsep-konsep pada matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. F. (2015). Analisis Kesalahan Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linier. Jurnal Edukasi, 1 (2), 131-145.

Ferdianto, F., dan Yesino, L. (2019). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi SPLDV Ditinjau dari Indikator Kemampuan Matematis. Supremum Journal of Mathematics Education, 3(1), 32-36.

Hidayah, S. (2016). Proceedings from Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016: Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV Berdasarkan Langkah Penyelesaian Polya. Universitas Kanjuruhan Malang.

Hw, S. (2017). Filsafat Matematika. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Junaedi, I., Suyitno, A., Sugiharti, E., dan Eng, C. K. (2015). Disclosure Causes of Students Error in Resolving Discrete Mathematics Problems Based on NEA as A Means of Enhancing Creativity. International Journal of Education, 7(4), 31-42.

Lestari, R. S., Rohaeti, E. E., dan Purwasih, R. (2018). Profil Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kemampuan Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(1), 51-58.

Maulida, A. R., Suyitno, H., dan Asih, T. S. N. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis pada Pembelajaran CONINCON (Contructivism, Integratif and Contextual) untuk Mengatasi Kecemasan Siswa. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2, 724-731.

Newman, M. A. (1977). An analysis of sixth-grade pupils‟ errors on written mathematical tasks. Victorian Institute for Educational Research Bulletin, 39, 31-43.

Ni‟mah, A. F., Setiawani, S., dan Oktavianingtyas, E. (2017). Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kelas IX A MTs Negeri 1 Jember Subpokok Bahasan Kubus dan Balok. Jurnal Edukasi, 4(1), 30-33.

(17)

13

Rahmawati, D., dan Permata, L. D. (2018). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Program Linier dengan Prosedur Newman. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 5(2), 173-185.

Rushton, S. J. (2018). Teaching and Learning Mathematics through Error Analysis. Journal of Cheminformatics, 3(4), 1-12.

Sholekah, L. M., Anggreini, D., dan Waluyo, A. (2017). Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Koneksi Matematis Materi Limit Fungsi. Wacana Akademika, 1(2), 151-164.

Sisman, G. T. dan Aksu, M. (2016). A Study on Sixth Grade Students‟ Misconceptions and Errors in Spatial Measurement: Length, Area, and Volume. International Journal of Science and Mathematics Education, 14, 1293–1319.

Sofianingsih, A., dan Kusmanto, B. (2018). Proceedings from Seminar Nasional Etnomatnesia 2018: Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kretek. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Supatmono, C. (2009). Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.

Susanti, R. D., dan Taufik, M. (2019). Analysis Students‟ Mistakes of Teacher Professional Education In Completing Story Problems Based on Newman Procedures. International Journal of Trends in Mathematics Education Research, 2(2), 72-75. Zamzam, K. F., dan Patricia, F. A. (2018). Error Analysis of Newman to Solve the Geometry

Problem in Terms of Cognitive Style. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 160, 24-27.

Zulfa, A., Yusmin, E., dan Bistari. (2018). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bilangan Bulat di SMP Negeri 2 Sungai Raya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(7), 1-12.

Gambar

Gambar 1. Hasil Deskripsi Penelitian  Keterangan :
Gambar 1. Hasil Pekerjaan Subjek B nomor 2  3.1.2 Kesalahan Memahami
Gambar 4. Hasil Pekerjaan Subjek A nomor 3  3.1.5 Kesalahan Penulisan Jawaban Akhir
Gambar 8. Hasil Pekerjaan Subjek A nomor 3  P  :  “Coba dilihat dulu, (      ) sama (     )
+3

Referensi

Dokumen terkait

a) Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan reciprocal teaching terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar matematika. b) Untuk mengetahui kemampuan

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) untuk pekerjaan yang pernah dilaksanakan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) (asli dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain metode pembelajaran kooperatif seca-ra online yang lebih efektif adalah pembagian kelompok, kuliah tatap muka dengan

UOBM mempunyai hak untuk menambah, memadam, menggantung atau mengubah terma dan syarat Kempen, dari semasa ke semasa, secara keseluruhan atau sebahagiannya, mengikut

Data (4) di atas dibangun dengan kalimat yang cukup panjang tetapi tidak memiliki pokok pikirang yang jelas.Oleh karena itu data (4) tersebut dapat diformulassikan

Pada tahap awal Define peneliti menganalisis kebutuhan siswa untuk mengidentifikasi masalah Selanjutnya pada tahapan Design, yaitu menyiapkan dan merancang bahan ajar

• Untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan, harus ada sebuah proses yang mendeskripsikan nilai atau perangkat nilai keselarasan, manfaat finansial dan non-finansial,

Pengambilan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) Persiapan alat dan bahan, (2) Model uji diposisikan dengan sudut 75 o , (3) Kipas dihidupkan dan diatur