Perancangan Mesin Pembersih Isi Perut Ikan dengan
Metode
Quality Function Deployment
1st Maryam Janita Prabuningrum Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta Sleman, Indonesia maryamjanita14@gmail.com
2nd Alvin Noor Fitrian Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta Sleman, Indonesia alvinnoorf@gmail.com
3rd Ismianti Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta Sleman, Indonesia ismianti@upnyk.ac.id Abstrak—UKM X merupakan salah satu Industri Kecil dan
Rumah Tangga di Kotagede, Yogyakarta yang memproduksi ribuan porsi pempek dan siomai berbahan dasar ikan tenggiri. Dalam memproduksi hasil olahannya, UKM X masih membersihkan isi perut ikan secara manual. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan yang tinggi dan ketidaknyamanan bagi para pekerja. Perbaikan sistem kerja dilakukan dengan melakukan perancangan mesin pembersih isi perut ikan. Mesin yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan mitra yaitu salah satu pelaku industri di Kotagede. Perancangan produk dilakukan menggunakan metode Quality Function Deployment yang didukung dengan matriks House of Quality. Terdiri dari dua tahapan perancangan produk yang sudah berhasil dilakukan. Tahap pertama yaitu pembangunan House of Quality yang mendeskripsikan kebutuhan konsumen secara jelas dan tahap kedua yaitu dekomposisi fungsional lain yang ditambahkan untuk mendapatkan analisis yang efektif. Dengan terciptanya mesin pembersih perut ikan yang dapat berjalan secara otomatis diharapkan mampu mengurangi tingkat kelelahan karyawan.
Kata Kunci—Perancangan, pembersih perut ikan, Quality Function Deployment, House of Quality.
I. PENDAHULUAN
Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sektor manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja [1]. Salah satunya adalah industri makanan pempek dan siomai di Kotagede, Yogyakarta. Pempek dan siomai yang diproduksi menggunakan bahan dasar ikan tenggiri. Dalam sehari, UKM ini dapat memproduksi 10.800 buah pempek dan 72.000 buah siomai. Untuk memproduksi siomai dan pempek tersebut, dibutuhkan paling tidak sebanyak 20-30 Kg ikan tenggiri setiap harinya.
Pertumbuhan IKRT di Indonesia tidak lepas dari berbagai kendala dan permasalahan yang harus dihadapi. Kendala pada IKM umumnya berkaitan dengan sumber daya manusia, pemasaran, sumber daya dan inovasi [2]. Dalam kesehariannya, IKRT ini membersihkan isi perut ikan satu per satu secara manual. Cara kerja manual yang dilakukan, yaitu dengan pekerja yang membersihkan isi perut ikan dengan membelah perut ikan menggunakan pisau, kemudian posisi pekerja duduk di lantai menggunakan kursi pendek,
hal tersebut menyebabkan posisi pekerja sedikit
membungkuk. Hal ini tentu saja menjadi tidak efektif. Ketidakefektifan ini salah satunya disebabkan faktor
kelelahan yang tinggi yang dialami pekerja. Data dari ILO menyebutkan bahwa setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelelahan [3]. Masalah yang berkaitan dengan kelelahan kerja tersebut banyak dijumpai pada industri kecil dan menengah dimana pekerjaan dilakukan secara berulang dalam jangka waktu yang lama [4]. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan sistem kerja khususnya untuk mengurangi tingkat kelelahan yang dialami oleh karyawan.
Dalam suatu kegiatan usaha, produktivitas umumnya selalu dikaitkan dengan masalah teknologi produksi, metode kerja, dan masalah ekonomi. Diperlukan suatu teknik yang paling relevan dan berpotensi paling besar meningkatkan produktivitas berupa perbaikan sistem kerja [5]. Perbaikan sistem kerja melalui perancangan desain mesin pembersih isi perut ikan sangat bermanfaat khususnya bagi kemudahan dan kenyamanan pekerja. Pengembangan produk dimana produk tersebut dapat mengurangi tingkat kelelahan yang dialami oleh pekerja. Prinsip kerja mesin ini yakni mengandalkan jepitan yang berputar secara otomatis dan menarik isi perut ikan keluar melalui mulut ikan. Putaran yang dihasilkan mesin ini menggunakan mesin dinamo yang menggerakkan sabuk penggerak. Keuntungan penggunaan mesin ini yang paling jelas terlihat pada efektivitas pekerjaan. Pekerjaan yang semula membutuhkan waktu yang lama dengan tingkat kelelahan yang tinggi dapat diatasi dengan penggunaan mesin ini. Waktu pembersihan yang cepat dan mudah, secara langsung akan memberikan
dampak positif terhadap produktivitas karyawan.
Produktivitas yang tinggi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha, baik dari segi jumlah produksi ataupun hal lainnya.
II. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan perancangan desain produk, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Perancangan mesin pembersih perut ikan yang diperuntukkan bagi UKM X meliputi beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain kebutuhan konsumen, spesifikasi mesin yang sesuai, kompetisi dengan mesin serupa, prospek kedepannya, dan pendapat subjektif bagi UKM X. Berdasarkan faktor-fakktor, tersebut, maka perancangan mesin dilakukan
menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD).
QFD merupakan metode perencanaan dan
konsumen dan mengevaluasinya secara sistematis [6]. QFD merupakan suatu sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, hingga produk tersebut diterima oleh konsumen [7]. Metode QFD terdiri dari beberapa fase dalam pembentukannya. Fase pertama yaitu studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi usaha, proses produksi, masalah dan kebutuhan konsumen, serta informasi pendukung lainnya terkait perancangan produk. Fase kedua
yaitu membangun House of Quality (HOQ). HOQ terdiri
dari beberapa bagian dan sub-matriks yang memuat informasi yang saling berhubungan. Pada bagian horizontal matriks memuat informasi yang berkaitan dengan konsumen sedangkan pada bagian vertikal matriks berisi informasi teknis sebagai respon bagi input konsumen [8]. Dalam membangun HOQ, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, antara lain:
1) Identifikasi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini,
ditetapkan variabel penyusunan alat melalui
kuisioner dan wawancara.
2) Pemeringkatan kebutuhan konsumen. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui skala prioritas
kebutuhan konsumen.
3) Penilaian kompetitif. Penilaian ini dilakukan
terhadap produk dan perusahaan pesaing untuk mengetahui rasio perbaikan yang harus dilakukan oleh perusahaan.
4) Pembangunan karakteristik teknis. Karakteristik ini
digunakan sebagai dasar pembuatan alat.
5) Analisis fitur. Analisis ini dilakukan terhadap
kebutuhan konsumen yang dikelola menjadi matriks
hubungan. Matriks hubungan disusun untuk
mengetahui apakah kebutuhan konsumen memiliki korelasi yang kuat, biasa, atau lemah.
6) Analisis korelasi. Analisis ini dilakukan terhadap
karakteristik teknis untuk mengetahui hbungan keduanya, apakah kuat, biasa, atau lemah.
7) Menetapkan sasaran operasional. Sasaran ini
menerangkan upaya perusahaan yang harus diambil untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
8) Menghitung bobot mutlak dan relatif. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui prioritas karakteristik teknis berdasarkan konsumen, kompetitor, dan internal perusahaan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A Mengumpulkan Suara Konsumen
Tahapan ini merupakan tahap studi pendahuluan dimana dilakukan wawancara dan survei terkait kebutuhan konsumen. Kebutuhan ini meliputi karakteristik dari suatu produk itu sendiri. Karakteristik produk dapat dilihat pada Tabel I.
TABEL I. KARAKTERISTIK PRODUK
No Karakteristik
1 Mesin yang murah 2 Mesin yang aman digunakan 3 Mesin yang hemat energi 4 Mesin yang bergerk cepat 5 Mesin yang mudah dibersihkan 6 Mesin yang tahan lama 7 Mesin yang higienis 8 Mesin yang ramah lingkungan 9 Mesin yang mudah digunakan 10 Komitmen SDM
11 Komitmen sumber daya R&D 12 Mengurangi cycle time 13 Orientasi pasar
14 Tingkatan respon persaingan 15 Pasar potensial
B Menyusun House of Quality
Metode yang digunakan dalam perancangan alat sesuai dengan kebutuhan konsumen adalah QFD. Langkah yang harus dilaukan antara lain:
1. Penetapan kebutuhan konsumen
Variabel penelitian mengacu pada studi oleh Henard dan
Szymanski1 (2001), sedangkan indikator konsekuensi dari
setiap variabel mengacu kepada 23 indikator dari Cooper2
(1979) dengan dilakukan beberapa perombakan dikarenakan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, yang kemudian
dikelola dalam affinity diagram. Affinity diagram dapat
dilihat pada Tabel II.
TABEL II. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN
Variabel No Indikator
Karakteristik Produk
1.1 Mesin yang murah 1.2 Mesin yang aman digunakan 1.3 Mesin yang hemat energi 1.4 Mesin yang bergerk cepat 1.5 Mesin yang mudah dibersihkan 1.6 Mesin yang tahan lama 1.7 Mesin yang higienis 1.8 Mesin yang ramah lingkungan 1.9 Mesin yang mudah digunakan
Karakteristik Strategi Perusahan
2.1 Komitmen SDM
2.2 Komitmen sumber daya R&D Karakteristik Proses
Perusahaan
3.1 Mengurangi cycle time 3.2 Orientasi pasar
Karakteristik Pasar 4.1 Tingkatan respon persaingan 4.2 Pasar potensial
2. Pemeringkatan kebutuhan konsumen
Skala prioritas kebutuhan konsumen dinilai
menggunakan skor dari 0 (nol) sampai dengan 5 (lima). Skor 0 (nol) menunjukkan indikator tidak begitu penting, sedangkan skor 5 (lima) menujukkan indikator tersebut mutlak penting. Survei dilakukan kepada pemilik dan
TABEL III. PEMERINGKATAN KEBUTUHAN KONSUMEN
Skor Indikator
3,0 Mesin yang murah 5,0 Mesin yang aman digunakan 3,0 Mesin yang hemat energi 3,5 Mesin yang bergerk cepat 2,5 Mesin yang mudah dibersihkan 5,0 Mesin yang tahan lama 3,5 Mesin yang higienis 5,0 Mesin yang ramah lingkungan 5,0 Mesin yang mudah digunakan 4,0 Komitmen SDM
5,0 Komitmen sumber daya R&D 5,0 Mengurangi cycle time 4,0 Orientasi pasar
3,5 Tingkatan respon persaingan 3,5 Pasar potensial
3. Penilaian kompetitif
Penilaian kompetitif dilakukan terhadap produk dan perusahaan pesaing atau produk serupa untuk mengetahui rasio perbaikan yang harus dilakukan oleh perusahaan. Penilaian kompetitif terhadap produk dan perusahaan pesaing dapat dilihat pada Tabel IV.
TABEL IV. PENILAIAN KOMPETITIF Indikator Skor Our Company Fish Scale Remover type FS-60
Mesin yang murah 3,0 2,5
Mesin yang aman digunakan 5,0 4,5
Mesin yang hemat energi 3,0 3,0
Mesin yang bergerk cepat 3,5 4,0
Mesin yang mudah dibersihkan 2,5 2,0
Mesin yang tahan lama 5,0 4,0
Mesin yang higienis 3,5 3,5
Mesin yang ramah lingkungan 5,0 4,0
Mesin yang mudah digunakan 5,0 4,5
Komitmen SDM 4,0 4,0
Komitmen sumber daya R&D 5,0 4,3
Mengurangi cycle time 5,0 4,8
Orientasi pasar 4,0 3,5
Tingkatan respon persaingan 3,5 3,5
Pasar potensial 3,5 3,5
4. Pembangunan karakteristik teknis
Karakteristik teknis digunakan sebagai dasar
perancangan mesin beserta spesifikasi dari alat dan
sparepart yang dibutuhkan. Karakteristik teknis perancangan produk dapat dilihat pada Tabel V.
TABEL V. KARAKTERISTIK TEKNIS
No Karakteristik
1 Bahan baku murah 2 Bahan baku berkualitas 3 Bahan baku ramah lingkungan 4 Bahan baku anti korosi 5 Bahan baku berbasis otomatis 6 Energi yang digunakan 7 Bahan baku ringan 8 SDM perencanaan produk 9 Pertumbuhan permintaan pasar 10 Pemasaran
5. Analisis fitur teknis
Analisis teknis dilakukan terhadap kebutuhan konsumen yang dikelola menjadi matriks hubungan. Matriks hubungan disusun untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen memiliki korelasi yang kuat, biasa, atau lemah. Keterkaitan kuat dilambangkan dengan lingkaran berisi, keterikatan biasa dilambangkan dengan lingkaran kosong, dan keterikatan lemah dilambangkan dengan segitiga penuh. Matriks hubungan antara fitur teknis dengan kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel VI.
TABEL VI. MATRIKS HUBUNGAN
6. Analisis korelasi, penetapan sasaran operasional, dan
perhitungan bobot mutlak dan relatif.
Pada tiga tahap terakhir, dapat secara langsung dilakukan pada saat membangun HOQ. Pembangunan keterikatan pada HOQ sama dengan pembangunan keterikatan pada matriks berhubungan. HOQ dapat dilihat pada Gambar 1.
W e ight /I m por ta nc e B a ha n ba ku m ur a h B a ha n ba ku be rkua li ta s B a ha n ba ku ra m a h li ngk ung a n B a ha n ba ku a nt i kor os i B a ha n ba ku be rba s is ot om a ti s E ne rgi ya ng di gun a ka n B a ha n ba ku ri nga n S D M pe re nc a na a n pr odu k P e rt um buh a n pe rm int a a n pa s a r P e m a s a ra n
3,0 Mesin yang murah 5,0 Mesin yang aman digunakan 3,0 Mesin yang hemat energi 3,5 Mesin yang bergerak cepat 2,5 Mesin yang mudah dibersihkan 5,0 Mesin yang tahan lama 3,5 Mesin yang higienis 5,0 Mesin yang ramah lingkungan 5,0 Mesin yang mudah digunakan 4,0 Komitmen SDM 5,0 Komitmen sumber daya R&D
5,0 Mengurangi cycle time
4,0 Orientasi pasar 3,5 Tingkatan respon persaingan 3,5 Pasar potensial
Quality Characteristics
Demanded Quality
Gambar 1. House of Quality
Setelah diperoleh HOQ, langkah selanjutnya yaitu
membuat rancangan mesin berdasarkan keinginan
konsumen. Desain mesin pembersih isi perut ikan
menggunakan bantuan software SolidWorks. Perancangan
dilakukan sesuai kebutuhan yang telah dikonsultasikan sebelumnya dengan UKM X dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi. Desain yang dibangun dengan software
SolidWorks meliputi desain part dan assembly dengan ukuran bagian atau sparepart yang telah disesuaikan. Rancangan mesin pembersih isi perut ikan dapat dilihat pada Gambar 2.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah kerangka kerja perencanaan pengembangan produk baru yang efektif dan memuaskan untuk diterapkan pada IKRT. Perancangan mesin terdiri dari dua tahapan. Tahapan pertama yaitu pembangunan HOQ. HOQ mendeskripsikan kebutuhan konsumen seara jelas ke dalam konsep teknis, sedangkan tahapan kedua yaitu
dekomposisi fungsional dari konsep teknis dengan pugh
selection matrix. Penambahan dekomposisi fungsional lain ditambahkan untuk mendapatkan analisis yang efektif, dengan diterapkan secara paralel, yaitu dekomposisi konsep
dengan metode function means tree, dan sintesa solusi teknis
dengan metode axiomatic design yang memberikan
informasi terkait posisi domain sarana teknis terhadap
W e ight /I m por ta nc e B a ha n ba ku m ur a h B a ha n ba ku be rkua li ta s B a ha n ba ku ra m a h li ngkunga n B a ha n ba ku a nt i kor os i B a ha n ba ku be rba si s ot om a ti s E ne rgi ya ng di guna ka n B a ha n ba ku ri nga n S D M pe re nc a na a n pr oduk P e rt um buha n pe rm int a a n pa sa r P e m a sa ra n Our C om pany F is h S c a le R e m ove r type F S -60
3,0 Mesin yang murah 3,0 2,5
5,0 Mesin yang aman digunakan 5,0 4,5
3,0 Mesin yang hemat energi 3,0 3,0
3,5 Mesin yang bergerak cepat 3,5 4,0
2,5 Mesin yang mudah dibersihkan 2,5 2,0
5,0 Mesin yang tahan lama 5,0 4,0
3,5 Mesin yang higienis 3,5 3,5
5,0 Mesin yang ramah lingkungan 5,0 4,0
5,0 Mesin yang mudah digunakan 5,0 4,5
4,0 Komitmen SDM 4,0 4,0
5,0 Komitmen sumber daya R&D 5,0 4,3
5,0 Mengurangi cycle time 5,0 4,8
4,0 Orientasi pasar 4,0 3,5
3,5 Tingkatan respon persaingan 3,5 3,5
3,5 Pasar potensial 3,5 3,5 Rp T a hun # # rpm wa tt kg or a ng % # Our Company 10jt 5 100 2200 5 20 10
Fish Scale Remove F5-60
1 4 ,2 jt 3 100 2200 57 10 5 Target 10jt 10 150 1500 5 25 15 Measurement Units Quality Characteristics Demanded Quality X X X X ++ X X X X ++ ++ + + + + ++ + + + + + + + + + +
meningkatkan produktivitas karyawan serta meingkatkan omset secara keseluruhan.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah proses
pengumpulan data voice of customer dapat ditunjang dari
database customer relationship management. Proses pengumpulan data perlu peran aktif dan keterbukaan informasi dari setiap departemen yang ada di perusahaan agar data yang didapatkan lebih akurat dan objektif. Dalam melakukan perancangan produk diperlukan suatu evaluasi dan perbaikan terkait produk itu sendiri, oleh karena itu diperlukan tindak lanjut dalam meneliti apakah faktor kelelahan pekerja berkurang dan juga meningkatkan rasa nyaman, serta apakah terciptanya alat tersebut dapat meningkatkan produktivitas IKRT itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Kuncoro dan K. Widjajanto, “Studi Kasus Di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur,” Ekonomi Pembangunan, vol. 6, no. 1, pp 33–51, 2001. [2] B. W. Hartanto, dan S. Subagyo, “Kerangka Kerja Perencanaan
Pengembangan Produk Sebagai Peningkatan Daya Saing Industri Kecil Menengah,” Jurnal Teknosains, vol. 8, no. 1, pp 26-38, 2018.
[3] P. Markkanen, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia,” ILO,
9 April 2004. [Online]. Tersedia:
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-jakarta/documents/publication/wcms_1205 61.pdf [Diakses 20 Agustus 2020].
[4] A. Boulton, “Data Kecelakaan Kerja di Indonesia,” Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia, Tersedia: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-jakarta/documents/publication/wcms_1205 61.pdf [Diakses 20 Agustus 2020].
[5] A. Manuaba, “Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktifitas,” Bunga Rampai Ergonomi, vol. 1, Denpasar: PS Ergonomi Fisiologi, 1992. [6] E. N. K. H. Cohen, Perancangan Baby Box Multifungsi dengan
menggunakan model Kano dan Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Perancangan Produk, 2015.
[7] I. W. Djati, “Perencanaan dan Pengembangan Produk,” tidak
diterbitkan.
[8] I. Marimin, “Teknik & Apl Pengambilan Keptsn,” tidak diterbitkan.
[9] Szymanski, D. M., & Henard, D. H. (2001). Customer satisfaction: A meta-analysis of the empirical evidence. Journal of the academy of marketing science, 29(1), 16.
[10]Cooper, R. G. (1979). The dimensions of industrial new product success and failure. Journal of marketing, 43(3), 93-103.