• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan meliputi tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Dari sub judul tersebut akan di uraikan satu-persatu. Yang pertama pada deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil belajar siswa sebelum diadakannya tindakan penelitian. Sub judul yang kedua yaitu deskripsi siklus I, pada deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Sub judul yang ketiga yaitu deskripsi siklus II, pada deskripsi siklus II ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan di SD N Salatiga 09 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, pada siswa kelas IV sebanyak 44 siswa pada mata pelajaran Matematika materi KPK dan FPB menggunakan model Quantum Teaching.

4.1.1 Deskripsi Prasiklus

Hasil belajar Matematika pada kondisi awal diketahui jumlah siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM ada 28 siswa (63%) dari jumlah siswa keseluruhan dan yang belum memenuhi KKM ada 16 siswa (36%) dari jumlah siswa keseluruhan. Pada kondisi awal diperoleh juga nilai rata-rata kelas 62,68 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 0.

Pada deskripsi prasiklus ini dijelaskan kondisi proses dan hasil belajar Matematika sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi mengenai hasil belajar pada pelajaran Matematika di SD N Salatiga 09 yang beralamat di Jl. Diponegoro No 12 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Observasi tersebut dilakukan pada bulan Januari 2017 di kelas IV SD N Salatiga 09. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD N Salatiga 09 Semester II Tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 44 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

(2)

Pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SD N Salatiga 09 berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, ada permasalahan dalam proses pembelajaran. Salah satu masalahnya adalah proses pembelajaran yang kurang mendukung untuk ketercapaian tujuan, hasil belajar Matematika rendah, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tentang materi, kemudian mengerjakan soal latihan di buku tugas atau buku LKS yang dimiliki siswa. Hal tersebut dirasa kurang tepat di dalam pembelajaran karena siswa akan merasa bosan. Selain pembelajaran yang monoton, alat peraga/media kurang memadai juga menyebabkan kurang berhasilnya tujuan pembelajaran, sehingga hal ini menghambat pada proses belajar mengajar Matematika.

Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Akibatnya siswa menjadi kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan, siswa cenderung pasif dalam kelas dan beberapa siswa menjadi berbicara sendiri yang mengakibatkan suasana dan kondisi kelas jadi kurang kondusif. Selain itu, faktor tersebut juga sangat mempengaruhi perolehan hasil belajar Matematika di kelas IV. Berikut ini adalah tabel perolehan hasil belajar Matematika pada saat prasiklus :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Prasiklus Siswa Kelas IV SD N Salatiga 09

Tahun Pelajaran 2016/2017 No. Ketuntasan

Belajar

Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Tuntas 28 63% 2. Tidak Tuntas 16 36% Jumlah 44 100% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 0 Nilai Rata-Rata 62,68

(3)

Berdasarkan data diatas dapat diuraikan bahwa sebelum dilakukan tindakan dari 44 jumlah siswa, terdapat 28 siswa yang tuntas dan 16 siswa yang tidak tuntas, dengan melihat nilai siswa yang tertinggi yaitu 100 dan terendah 0. Dari hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh guru belum menerapkan model pembelajaran yang menarik minat siswa, guru hanya menjelaskan materi lalu pemberian tugas. Sehingga siswa banyak yang mengantuk dan kurang tertarik dengan pembelajaran Matematika. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar Matematika rendah dengan nili rata-rata 62,68 dan belum sesuai dengan KKM Matematika yaitu 65.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Siklus I berupa tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi. Pada kegiatan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti membuat rencana sebagai berikut :

1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji, sesuai dengan KD 3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghitung/mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan berkaitan, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan sekurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3) menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua

(4)

bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor, 4) menentukan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dan KPK.

3. Konsultasi dengan guru kelas tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, alat/bahan belajar dan alat evaluasi.

4. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.

5. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes yang sudah tervalidasi. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus. Satu siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk membahas materi dan satu pertemuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yaitu melalui tes evaluasi. Adapun seluruh kegiatan meliputi :

Pertemuan I

Kegiatan Awal : Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan

(Lagu FPB : Lirik lagu “Becak”) “Ayo kawan bersama, mari hitung FPB

Ayo hitung faktornya, pelan tak usah buru-buru Ambil faktor yang sama dengan pangkat terendah Kalikan, semua! Aku dapat FPB”

Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kemudian guru menjelaskan mengenai manfaat yang akan diperoleh siswa saat mempelajari materi FPB (TUMBUHKAN)

(5)

Kegiatan Inti : Siswa mengamati dan guru menjelaskan tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) dan langkah-langkah menentukannya melalui dua cara, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami dan siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami. Guru menjelasakan pertanyaan siswa dengan menunjukan langkah-langkahnya. Guru menanyakan kepada siswa “Apakah ada cara lain mencari FPB selain dengan menggunakan Pohon Faktor dan Tabel faktor” lalu siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) (ALAMI). Siswa membandingan cara 1 dan cara 2 dalam mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) (NAMAI). Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan bimbingan guru dan memberikan tambahan atau pembenaran apabila terdapat kesalahan pada penjelasan siswa. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) melalui dua cara yang telah dijelaskan, contoh; “Tentukan FPB dari 6 dan 8 dengan menggunakan cara 1 dan cara 2 !”. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut dengan cara 1 dan cara 2 secara individu. Beberapa siswa maju kedepan untuk mengerjakan soal dari guru tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) (DEMONSTRASIKAN). Guru kembali meminta menyelesaikan konsep pemfaktoran menggunakan 20 lembar daun. Guru membimbing siswa untuk membagikan daun-daun tersebut secara adil maupun tidak kemudian meminta siswa melakukan pekerjaan membagi daun-daun untuk memahami konsep pemfaktoran (ALAMI). Guru meminta siswa menuliskannya pada buku mereka masing-masing dan membuat daftarnya

(6)

(NAMAI). Guru meminta beberapa siswa untuk mendemonstrasikan didepan teman-temannya (DEMONSTRASIKAN). Guru memberikan Lembar Kerja Siswa kemudian siswa mengerjakan soal Lembar Kerja Siswa (ULANGI). Siswa menyampaikan manfaat belajar faktor persekutuan terbesar (FPB) di depan kelas. Guru memberikan pujian kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran dan memberikan reward (RAYAKAN)

Kegiatan Akhir : Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari faktor persekutuan terbesar (FPB). Guru menyampaikan pesan moral diakahir pembelajaran dengan bijak lalu pemberian salam dan do’a penutup.

Tahap Refleksi

Pada pertemuan pertama siswa belum menguasai pelajaran yang berkaitan dengan konsep FPB. Masih ada beberapa siswa belum mengikuti pembelajaran secara optimal. Hal tersebut terlihat dari siswa yang ramai ketika guru menjelaskan materi dan siswa masih kebingungan dalam menghitung FPB. Berdasakan refleksi dari pertemuan pertama akan dijadikan bahan kajian untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

Tindak Lanjut

Disinilah penanaman konsep tentang materi FPB perlu diperjelas oleh guru. Terkait dengan hal tersebut guru memberikan sebuah lagu dipertemuan pertama berkaitan dengan FPB supaya siswa tertarik mengikuti pelajaran. Sebaiknya guru melakukan pengelompokan supaya siswa dapat bekerjasama dengan temannya dan mengalaminya sendiri. Berdasarkan pertemuan pertama terlihat tujuan pembelajaran belum berhasil secara maksimal.

Pertemuan II

Kegiatan Awal :Dalam kegiatan awal guru memberikan salam dan mengajak siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Selanjutnya melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

(7)

Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan yaitu ;

(Lagu KPK : Lirik lagu seperti lagu “Balonku”) “Aku suka KPK

Mari hitung faktornya

Ambil semua faktor, yang sama dan yang tidak Jika faktornya sama, ambil pangkat terbesar Kalikan semua faktor, lalu dapat KPK”.

Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian Guru menjelaskan mengenai manfaat yang akan diperoleh siswa saat mempelajari materi KPK, TUMBUHKAN. Kegiatan Inti :Guru menjelaskan tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK)

dengan menggunakan dua cara. Cara pertama dengan kelipatan, cara kedua dengan pohon faktor lalu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Siswa mencoba menghitung KPK dengan cara 1 dan cara 2 bergantian dengan temannya (misal ; barisan kanan pohon faktor, barisan kiri tabel faktor) ALAMI. Siswa membandingan cara 1 dan cara 2 dalam mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) NAMAI. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang aturan permainan tepuk tangan, yakni guru akan menghitung 20 bilangan asli, dan setiap guru sampai pada bilangan 2 dan kelipatannya, siswa harus bertepuk tangan dan melakukan permainan yang diarahkan oleh guru (ALAMI). Guru bertanya kepada siswa kapan mereka bertepuk tangan secara bersama-sama? (NAMAI). Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan bimbingan guru, DEMONSTRASIKAN. Guru memberikan tambahan atau pembenaran apabila terdapat kesalahan pada penjelasan siswa. Kemudian siswa diberikan beberapa soal untuk mencari

(8)

kelipatan persekutuan terkecil (KPK), ULANGI. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas, beberapa siswa kedepan kelas untuk mengerjakan soal dari guru tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan guru memberikan reward kepada peserta didik atas keaktifannya dalam proses pembelajaran, RAYAKAN.

Kegiatan Akhir:Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dilanjutkan dengan membuat kesimpulan bersama siswa.

Tahap Refleksi

Pertemuan kedua guru menjelaskan mengenai cara menghitung KPK. Siswa dituntut untuk aktif menjawab pertanyan dari guru maupun dari temannya. Siswa saling bertukar informasi dengan teman sebangku berkaitan dengan cara menghitung dengan mudah menggunakan cara cepat, cara pohon faktor, dan dengan kelipatan. Guru memberi permainan dengan berepuk tamgan. Mulai banyak siswa yang tertarik dengan materi KPK dan FPB dan berani mendemonstrasikan didepan kelas. Guru pun terus memberi motivasi dan memberi reward baik berupa tepuk tangan, pujian maupun hadiah kecil kepada siswa. Hal tersebut dirasa menjadikan siswa lebih giat dan mau berlatih sampai siswa menguasai materi dengan baik. Namun guru perlu memperbaiki lagi pada siklus II.

Tindak Lanjut

Untuk selanjutnya guru perlu memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan cara pemberian alternatif rumus materi agar siswa mudah mengingatnya. Dengan demikian setelah penanaman konsep di pertemuan sebelumnya berhasil hal ini juga menunjang keberhasilan siswa dalam memahami materi KPK dan FPB dengan baik.

Pertemuan III

Kegiatan Awal : Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, guru melakukan komunikasi

(9)

tentang kehadiran siswa. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi siswa dan melakukan apersepsi dengan cara : Guru mengingatkan kembali materi pelajaran sebelumnya. Menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa akan dilakukan Tes evaluasi tentang FPB dan KPK. Kegiatan Inti :Siswa mengamati penjelasan guru tentang kisi-kisi dan

aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh sisw. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai aturan mengerjakan soal evaluasi yang akan dilaksanakan. Siswa menanyakan kepada guru mengenai hal yang belum di pahami oleh siswa lalu guru menjelasakan pertanyaan siswa dan membagikan soal-soal kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal latihan yang telah diberikan secara individu. Setelah usai mengerjakan siswa mengumpulkan hasil soal yang telah dikerjakan kepada guru untuk dikoreksi.

Kegiatan Akhir :Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi untuk menambah semangat belajar siswa. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak dan pemberian salam dan do’a penutup.

Tahap Refleksi

Pada pertemuan terakhir dalam siklus I. Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dengan baik. Hanya saja beberapa siswa masih ada yang belum benar dalam mendemonstrasikan hasil pekerjaan mereka. Beberapa siswa terlihat aktif, namun beberapa lainnya masih pasif. Hal inilah yang akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Tindak Lanjut

Siklus I perlu adanya perbaikan mulai dari pertemuan I, pertemuan II, maupun pertemuan ke III, yang mana guru dapat memberikan perbaikan dan perubahan pada pelaksanaan pembelajaran dan terlebih melakukan kegiatan sesuai

(10)

dengan langkah-langkah model Quantum Teaching supaya pembelajaran dapat berhasil diterapkan.

4.1.2.3Refleksi

Dilihat dari hasil pelaksanaan siklus I, diketahui bahwa selama guru mengajar siswa masih belum aktif dan belum berani mendemonstrasikan pekerjaan mereka di depan kelas. Pemahaman siswa tentang mata pelajaran belum terlaksana dengan baik. Guru harus bisa memberikan penanaman konsep di awal pembelajaran agar kegiatan selanjutnya dapat sesuai yang diharapkan. Kegiatan kelas pun harus dibuat senyaman mungkin agar siswa tidak terkesan bosan dan ramai sendiri yang membuat suasana kelas menjadi gaduh. Guru harus membuat siswa terlibat aktif menggunakan media yang ada dan memberikan beberapa permainan sederhana yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

4.1.3 Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi prasiklus dengan jumlah 44 siswa. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas IV SD N Salatiga 09

Tahun Pelajaran 2016/2017 No. Ketuntasan

Belajar

Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Tuntas 30 68% 2. Tidak Tuntas 14 31% Jumlah 44 100% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 0 Nilai Rata-Rata 72,68

(11)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada siklus I Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 14 siswa dari 30 siswa yang mengalami ketuntasan. Siswa yang belum mencapai KKM akan diperbaiki melalui perbaikan di siklus II.

4.1.4 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x35 menit, dan pertemuan ketiga berlangsung selama 4x35 menit.

4.1.4.1 Tahap perencanaan

Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Dalam tahap perencanaan rencana yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas IV yaitu dengan mengkaji Kompetensi Dasar dan mencari sumber-sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tiga kali pertemuan sesuai dengan sintaks metode pembelajaran dan indikator yang telah dikaji. KD 4.6 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Indikator 1) menghiung/ mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan menggunakan himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor, 2) mencari FPB dari bilangan yang ditentukan sekurang-kurangnya dua bilangan dengan menggunakan himpunan faktor persekutuan dan pohon faktor, 3) siswa mampu menyelasaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK, 4) siswa mampu menghitung/mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dari tiga bilangan berkaitan, 4) siswa mampu

(12)

menghitung/mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan berkaitan.

3. Konsultasi dengan guru kelas tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, alat/bahan belajar dan alat evaluasi.

4. Menyiapkan media atau alat peraga dan reward yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung.

5. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes yang sudah tervalidasi. 4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu dengan menggunakan model Quantum Teaching. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama maka perlu menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Quantum Teaching.

Pertemuan I

Kegiatan Awal : Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan. Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan menjelaskan mengenai manfaat yang akan diperoleh siswa saat mempelajari materi KPK dan FPB (TUMBUHKAN).

Kegiatan Inti : Siswa mengamati dan guru menjelaskan tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) Dengan pohon faktor untuk mencari FPB 3 bilangan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami lalu guru menjelasakan pertanyaan siswa dengan menunjukan langkah-langkahnya. Guru menjelaskan tentang kelipatan persekutuan

(13)

terkecil(KPK) Dengan pohon faktor untuk mencari KPK 3 bilangan. Guru meminta siswa barisan kanan menyelesaikan soal FPB 3 bilangan dan barisan kiri menyelesaikan soal KPK 3 bilangan. Siswa mencari keunggulan penyelesain dengan cara pohon faktor. (ALAMI). Siswa mengerjakan soal FPB dan KPK dengan cara yang dianggapnya lebih praktis (NAMAI). Guru memberikan rumus cepat cara menyelesaikan persoalan FPB dan KPK. Beberapa siswa berlatih di bukunya msing-masing. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mencari FPB dan KPK. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut berkaitan dengan games yang diberikan (ULANGI). Guru mengajak siswa untuk bermain talking stik namun menggunakan bola kecil, permainan dimulai dengan siswa yang berada di barisan depan dan melemparkan ke teman sampingnya, begitu seterusnya sambil menyanyikan lagu anak-anak (ALAMI). Setelah lagu selesai dan bola berhenti di salah satu siswa, siswa perlu menyelesaikan soal dari guru dan mengerjakannya didepan. Beberapa siswa mulai menyukai permainan dan mengikuti dengan lancar lalu guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menyimpulkan tentang pembelajaran materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (DEMONSTRASI). Guru memberikan tambahan atau pembenaran apabila terdapat kesalahan pada penjelasan siswa. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa, siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa kemudian siswa mengumpulkan hasil Lembar Kerja kepada guru. Guru memberikan reward kepada siswa atas keaktifannya dalam proses pembelajaran (RAYAKAN).

Kegiatan Akhir : Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari faktor persekutuan terbesar (FPB). Guru mengapresiasi hasil kerja siswa

(14)

dan memberikan motivasi. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan bijak, dan pemberian salam dan do’a penutup.

Tahap Refleksi

Pada siklus ini setelah guru berhasil memberikan penanaman konsep lebih lanjut kepada siswa, siswa menjadi lebih mudah dalam mengerjakan soal KPK dan FPB siswa tertarik dengan pembelajaran yang tidak membosankan, hal tersebut sejalan dengan Kompetensi Dasar itu sendiri yaitu implementasi KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menarik minat siswa dan membuat siswa aktif ketika pembelajaran berlangsung, perhatian siswa tertuju dengan pembelajaran yang diberikan guru, sehingga membuat siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II pertemuan pertama, untuk lebih membuat siswa antusias dalam mengikuti pelajaran dan dalam pembelajaran selanjutnya guru hanya perlu membimbing siswa dengan sabar supaya semua siswa terlibat didalam pembelajaran dan mendekatkan diri lagi kepada siswa, supaya siswa tidak canggung terhadap gurunya, namun pembelajaran yang berlangsung sudah menarik minat siswa dan dapat membantu siswa memahami materi KPK dan FPB.

Pertemuan II

Kegiatan Awal : Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa dan mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan kemudian guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan dilakukan pada hari ini, TUMBUHKAN.

Kegiatan Inti : Guru memberikan contoh soal dengan menggunakan permen dan makanan ringan sebanyak 12 permen dan 4 makanan ringan, guru meminta siswa untuk membagikan secara adil dan

(15)

menghitung berapa teman yang seharusnya diberikan permen dan makanan ringan secara adil, ALAMI. Siswa berfikir tentang soal cerita FPB yang diaplikasikan dalam keseharian, NAMAI. Guru menunjuk siswa untuk maju dan menjelaskan hasilnya tentang soal cerita FPB yang diaplikasikan dalam keseharian, DEMONSTRASI. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan dari ateri yang belum dipahami lalu beberapa siswa menanyakan materi soal cerita yang belum di pahami. Guru menjelasakan pertanyaan siswa dengan memberikan langkah-langkahnya. Guru memberikan beberapa soal cerita FPB kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas. Guru bertanya sejauh materi FPB apakah siswa ada yang merasa kesulitan, setelah semua paham , guru memberikan soal aplikasi KPK dalam keseharian. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal cerita tersebut beserta langkah-langkahnya secara individu . Guru menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan hasil pekerjaanya didepan kelas. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannnya kepada teman-temanya tentang soal cerita KPK dalam keseharian kemudian guru membagikan lembar kerja siswa untuk menguatkan pemahaman siswa tentang soal cerita FPB dan KPK, ULANGI. Guru memberikan reward kepada atas keaktifannya selama proses pembelajaran, RAYAKAN. Siswa menyampaikan manfaat belajar soal cerita KPK yang diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Kegiatan Akhir : Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari soal cerita KPK dan FPB dalam keseharian. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi dan juga menyampaikan pesan moral dengan bijak.

(16)

Tahap Refleksi

Pada pertemuan kedua siklus II guru dan siswa sudah menerapkan model Quantum Teaching dengan baik. Guru dituntut untuk mempunyai kreatifitas tinggi jika menerapkan model Quantum Teaching agar siswa juga terlibat aktif didalam pembelajaran, hal tersebut membuat siswa mudah menyerap materi yang diberikan oleh guru, dan kerjasama anatara guru dan siswa pun terlihat berjalan dengan lancar. Siswa terlihat antusias dan memperhatikan guru ketika guru memberikan benda nyata yang biasa dilihat oleh siswa. Dari sinilah pembelajaran menarik minat siswa sehingga membuat siswa aktif.

Tindak Lanjut

Pertemuan selanjutnya guru membimbing siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan media yang lebih kreatif lagi, agar siswa terlibat aktif di dalam kelas dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga langkah-langkah penerapan model Quantum Teaching dapat terlaksana sesuai yang diharapkan.

Pertemuan III

Kegiatan Awal : Guru memberikan salam dan mengajak berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing dan melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa, kemudian mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan. Guru memberi motivasi dan kegiatan untuk menambah konsentrasi siswa juga pemberian apersepsi : Guru mengingatkan kembali materi pelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa akan dilakukan Tes evaluasi tentang FPB dan KPK

Kegiatan Inti : Siswa mengamati penjelasan guru tentang kisi-kisi dan aturan- aturan yang harus dilaksanakan oleh siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai aturan mengerjakan soal evaluasi yang akan dilaksanakan. Siswa menanyakan kepada guru mengenai hal yang belum di pahami oleh siswa dan guru menjelasakan pertanyaan siswa. Guru

(17)

membagikan soal-soal kepada setiap siswa, mereka mengerjakan soal latihan yang telah diberikan secara individu, setelah selesai siswa mengumpulkan hasil soal yang telah dikerjakan kepada guru untuk dikoreksi.

Kegiatan Akhir : Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi untuk menambah semangat belajar siswa. Guru menyampaikan pesan moral dengan bijak, pemberian salam dan do’a penutup. Tahap Refleksi

Pada siklus ini terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan siklus I, terlihat dari siswa yang aktif bertanya dan bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan keadaan kelas pun cukup nyaman dan kondusif. Siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan dengan lancar sehingga hasil yang diperoleh pun sangat baik. Penerapan model Quantum Teaching dikatakan berhasil diterapkan pada materi KPK dan FPB di kelas IV.

Tindak Lanjut

Selanjutnya untuk lebih mematangkan model Quantum Teaching siswa perlu diselingi dengan beberapa game yang tentunya masih berkaitan dengan pelajaran yang akan disampaikan, karena siswa selalu tertarik dengan permainan sehingga tidak mudah bosan dan mengantuk. Model ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, tidak hanya terfokus pada materi KPK dan FPB.

4.1.4.3 Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini di lakukan setelah melakukan tahap tindakan dan tahap observasi. Pada kegiatan refleksi ini pembelajaran dikatakan sudah sesuai yang diharapkan peneliti. Siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dikatan baik, karena terlaksananya langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching. Hal tersebut juga dapat dilihat dari adanya peningkatan pembelajaran dibandingkan siklus sebelumnya.

(18)

4.1.5 Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari jumlah 44 siswa. Dapat dilhat pada tabel berikut ini

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II Siswa Kelas IV SD N Salatiga 09

Tahun Pelajaran 2016/2017 No. Ketuntasan

Belajar

Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Persentase (%)

1. Tuntas 36 81% 2. Tidak Tuntas 8 18% Jumlah 44 100% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 0 Nilai Rata-Rata 80,82

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada siklus II Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 8 siswa dari 36 siswa yang mengalami ketuntasan, atau setara dengan 81%.

4.2 Analisis Data

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching, hasil belajar mata pelajaran Matematika yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 65 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD N Salatiga 09 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

(19)

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Prasiklus Siklus I dan Siklus II

Hasil Belajar Prasiklus Siklus I Siklus II

Skor Rata-rata 62 72 80

Skor Minimal 0 30 50

Skor Maksimal 100 100 100

Data pada tabel 4.4 menunjukkan perbandingan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD N Salatiga 09 mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

4.3 Pembahasan

Model Quantum Teaching merupakan model yang tepat digunakan untuk mgningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB kelas IV SD N Salatiga 09. Dengan model Quantum Teaching siswa dapat belajar dengan hal yang menyenangkan dan bermain sambil belajar, sehingga membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran dan tidak merasa bosan, hal tersebut sejalan sesuai dengan asas Quantum Teaching “bawalah dunia kita ke dunia mereka” dunia mereka yang dimaksud adalah dunia anak yang senang bermain, sehingga dalam pelaksanaannya siswa diajak bermain sambil belajar.

Model pembelajaran Quantum Teaching membuat siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran sehingga dalam penerapannya pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika untuk menanamkan konsep pada siswa. Selain itu model Quantum Teaching membuat siswa dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana yang

(20)

menyenangkan dan menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam penerapan model Quantum Teaching dalam penelitian ini diperkuat oleh adanya penelitian yang dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya milik Siti Kharirokh (2013). Penelitian ini lebih menekankan konsep pemahaman kepada siswa supaya siswa mudah mengingat, dengan menggunakan benda-benda yang ada disekitar siswa atau yang sering dijumpai oleh siswa, hasil penelitian ini juga sejalan dengan Penelitian Ibnu Chabib (2013) dan Handiyani (2013) , dimana terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model Quantum Teaching. Model Quantum Teaching dirasa tepat digunakan karena dapat menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui kegiatan-kegiatan yang penuh dengan teknik yang menyenangkan dan mampu menggali potensi siswa.

Namun ada juga kendala yang ditemukan peneliti saat pelaksanaan yaitu di dalam penerapannya kurang dapat mengontrol siswa, beberapa siswa terlihat tidak aktif tetapi sebagian lainnya aktif. Model pembelajaran Quantum Teaching juga memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan, sehingga model ini belum tentu berhasil diterapkan untuk mata pelajaran lain.

Keberhasilan pada peningkatan hasil belajar Matematika dikarenakan penerapan model Quantum Teaching dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dengan cara bermain dan menunjukkan contoh asli kepada siswa, sehingga siswa menemukan sendiri kesimpulan materi yang diharapkan guru dengan mengikuti kata kunci, konsep, model, rumus, strategi yang telah disediakan, siswa juga dituntut untuk mendemonstrasikan hasil penemuannya di depan kelas, dan pemberian penghargaan kepada siswa berupa pujian, tepuk tangan, pengakuan kekuatan, dan kejutan sehingga membuat siswa belajar terasa dihargai dan menyenangkan.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan deteksi dini DM dilakukan pada kedua anak pasien yang ada di rumah dan didapatkan hasil Gula darah puasa 88 mg/dL dan 88 mg/dl yaitu kadar gula

Danau mati (oxbow lake) adalah tubuh air yang terbentuk karena prose salami dari perpotongan aliran meander dan dapat.. ditemukan

[r]

Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa nilai pengorbanan yang dirasakan berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna produk

Pemikiran dasar untuk strategi pelaksanaan dan pengembangan agroindustri di daerah dengan membangun kemitraan kerja dan kesepadanan bagi hasil antara petani dan koperasi, perusahaan

dalam pembelajaran IPA. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas terlebih dahulu guru mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan serta terlebih dahulu

puskesmas kota kupang. Sampel dalam penelitian ini adalah vaksin imunisasi pada Puskesmas Oepoi dan Puskesmas Kupang Kota. Teknik sampling yang digunakan dalam

4) use case Penilaian dengan aktor Wali Kelas yang melakukan proses input nilai akademik siswa. Berikut langkah-langkahnya: a) Wali Kelas memilih menu nilai akademik untuk