• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sdn 005 Bagan Barat Kec.bangko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sdn 005 Bagan Barat Kec.bangko"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

TYPE OF STUDENT ACHIEVEMENT DIVISION TEAMS (STAD)

LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV

SDN 005 WEST CHART KEC.BANGKO

Agustam, Mahmud Alpusari, hendri Marhadi

Agustam1@yahoo.com. Mahmud-131079@yahoo.co.id. Hendri-m29@yahoo.co.id Cp.081267109522

Study program Elementary School Teacher Department of Education Faculty of Teacher Training and Education

University of Riau, Pekanbaru

Abstarak: The problem in this research is the lack of ability of science teaching in the fourth grade primary school 005 Chart of the West can be seen on the symptoms of the inability in learning the influence of the natural appearance and sky, low ability students in learning the effects of nature and the sky in the life of the community in accordance with the Their life. Lack of knowledge of students both morally and materially to the creativity peruhan nature. lack of skills in understanding concepts, reasoning, and problem solving, about science teaching fourth grade. Based on the problems it is necessary to find a way to solve the problem. Among them change the models of learning. Therefore in this study, researchers will implement cooperative learning model STAD learning. This study is classroom action research conducted by two cycles each cycle consisting of two meetings. The implementation of cooperative learning model STAD knowingly engage students to engage actively and creatively. Subjects in this study were students of class IV SDNegeri 005 West Bagan Semester II. This research data collection instruments consisted of the observation sheet activities of teachers and students and a test sheet to repeat the cycle end. This research is a classroom action research (PTK), the study aims to increase students' appreciation second semester Elementary School 005 West Bagan. The results of this study show that the implementation of cooperative learning model STAD can improve students' learning science appreciation Elementary School 005 West Bagan, with the average value becomes a value 90.8 42.9 early in the second cycle. The average value of teacher activity also increased from an average of 75.00 into 91.66. Activities of students also increased from an average of 70.83% in the first cycle to 91.66%. Thus the research hypothesis if applied local wisdom approach the learning ability of students IPA Class IV Elementary School 005 West Bagan increased, proven.

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD)

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SDN 005 BAGAN BARAT KEC.BANGKO

Agustam, Mahmud Alpusari, hendri Marhadi

Agustam1@yahoo.com. Mahmud-131079@yahoo.co.id. Hendri-m29@yahoo.co.id Cp.081267109522

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pembelajaran IPA pada kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat yang dapat dilihat pada gejala gejala ketidak mampuan dalam pembelajaran pengaruh dari kenampakan alam dan langit, rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran pengaruh alam dan langit dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kehidupan mereka. Kurangnya pengetahuan siswa baik moril maupun materil terhadap kreatifitas peruhan alam. rendahnya kemampuan dalam pemahaman konsep, penalaran, dan memecahkan masalah, tentang pembelajaran IPA kelas IV. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dicari jalan untuk memecahkan masalah. Diantaranya adalah dengan merubah model- model pembelajaran. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD melibatkan siswa secara sadar untuk terlibat aktif dan kreatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDNegeri 005 Bagan Barat Semester II. Instrumen pengumpulan data penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas Guru dan siswa dan lembar tes untuk ulangan akhir siklus. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi siswa semester II SD Negeri 005 Bagan Barat. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kemampuan apresiasi pembelajaran IPA siswa SD Negeri 005 Bagan Barat, dengan nilai rata-rata awal 42.9 menjadi nilai 90.8 pada siklus II. Nilai rata-rata aktivitas guru juga meningkat dari rata-rata 75.00 menjadi 91.66. Aktivitas siswa juga meningkat dari rata-rata 70.83% pada siklus I menjadi 91.66%. Dengan demikian hipotesis penelitian jika diterapkan pendekatan kearifan lokal maka kemampuan Pembelajaran IPA siswa Kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat meningkat, terbukti.

(3)

PENDAHULUAN

Menurut Ibrahim (2000,2) menyatakan semua model mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan (Reward). Struktur tujuan dan hadiah dua-duanya mengacu pada tingkat kooperasi atau kompotensi yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan dan hadiah penghargaan.

Menurut Ibrahim (2000:11) kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi : sering kali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan kedalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan member penghargaan terhadap usaha-usah kelompok maupun individu.

Menurut Slavin (2005:8) Inti dari pembelajaran kooperatif adalah dalam pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Sama halnya dengan Ibrahim (2000:6) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri, Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok di bentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda. Penghargaan lebih beroreantasi kelompok ketimbang individu.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat bekerja dalam kelompok yang heterogen dan setiap siswa dituntut agar dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya.

Menurut Slavin (2005: 143) Student Team Achievement Division (STAD).STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Penjabaran STAD terdiri atas lima komponen utama, kerja kelompok, presentasi kelas, kuis, skor kemajuan individual dan kelompok serta rekognisi tim.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang secara heterogen. Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Menurut Slavin (2005:144) setiap tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh karakteristik siswa dalam kelas seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, suku/ras/etnisitas, dll. Fungsi utama dari dibentuknya tim ini adalah unuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar.

Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah agar peserta didik dapat belajar berkelompok dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan gagasan dengan cara menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Model pembelajaran ini juga dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan secara penuh dalam suasana terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, tapi juga bias berperan sebagai tutor sebaya bagi teman-temannya.

(4)

Menurut Ibrahim dkk (2000:10) Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit,model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama. Penghargan bisa diberikan berupa sertifikat, pengumuman di kelas, atau pengumuman di majalah dinding. Sebelum memberikan penghargaan kelompok terlebih dahulu dilakukan perhitungan skor individu dan skor kelompok. Skor kelompok dihitung berdasarkan skor perkembangan individu. Berikut ini standar untuk menghitung skor perkembangan individu. Sebelum menghitung nilai perkembangan individu kita perlu lembar daftar skor. Tujuan utama skor dasar dan skor perkembangan adalah supaya siswa dapat mencapai nilai sebaik-baiknya pada setiap materi sehingga nilainya lebih baik dari yang sebelumnya. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing skor perkembangan individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian penghargan didasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.

Menurut Slavin (2005;160) kriteria tersebut dapat di ubah. menjadi tiga, yaitu 27% kelompok kemampuan tinggi, 46% kelompok kemampuan sedang dan 27% kelompok kemampuan rendah. Berdasarkan pengelompokan di atas, maka penghargaan kelompok dapat di rubah menjadi: menyatakan rata-rata skor perkembangan individu, maka dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: rata-rata tertinggi setiap kelompok 30 dan rata-rata terendahnya 5, dengan rentang rata-rata 30 – 25 = 5 maka terdapat tiga tingkatan kelompok. Slavin (2005:159) mengatakan setelah berakhir satu siklus pembelajaran (disesuaikan dengan kondisi, materi pokok dll) setiap skor hasil tes siswa dijadikan skor dasar pada pembelajaran disiklus berikutnya.Namun Perubahan Kelompok juga untuk menjaga semangat siswa dalam belajar, setelah lima atau enam minggu (jika dalam satu minggu satu pertemuan) di ahir siklus pembelajaran, kelompok atau tim dapat disusun kembali menjadi kelompok yang baru. Hal ini bertujuan supaya ada perubahan suasana belajar dan pembelajaran tetap menyenangkan. Untuk mengurutkan kembali siswa yang berkemampuan tinggi sampai rendah dalam perubahan kelompok, didasarkan pada skor tes individu, bukan berdasarkan skor perkembangan atau skor kelompok. Dalam penelitian ini perubahan kelompok dilakukan di akhir siklus pertama atau setelah dua pertemuan.

Menurut Sobry Sutikno(2009;3) belajar adalah proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perobahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syarifudin (2009;26) mengatakan definisi belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam proses belajar mempunyai macam-macam belajar yakni belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar sosial, belajar pemecahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi dan belajar pengetahuan. Winataputra (2006;26) mengatakan hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, keterampilan dan penguasaan sikap. Hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah (kawasan) yaitu; pengetahuan (kognitif),keterampilan motorik (psikomotorik) dan penguasan nilai-nilai atau sikap (afektif).

Menurut Sudjana (1989;22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Sudjana (1989;22) mengemukakan bahwa hasil belajar dibagi tiga ranah, Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar Intlektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan pemahaman aplikasi analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah Efektif, berkenaan

(5)

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni peneriman jawaban atau reaksi penilaian, organisasi dan Internalisasi. Ranah Psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari lima aspek yaitu gerak reflek, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual keharmonisan, ketetpatan serta gerak keteerampilan kompleks.

Menurut Syarifuddin (2009;49) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang ingin dicapai oleh siswa dipengaruhi Faktor interen, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.Faktor eksteren, merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor pendekatan belajar, merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru dalam melakukan pelajaran.

Mengoptimalkan prestasi belajar siswa, peran guru sangat penting terutama dalam menentukan strategi mengajar yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidik, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah (BNSP, 2007). Penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara fariodik untuk menilai atau mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih (BNSP, 2007).

Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua perserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Konpetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh kepandaian. Standar konpetensi dan konpetensi dasar IPA dalam dokumen ini disusun sebgai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa.

Oleh karena itu salah satu tujuan belajar IPA sekolah dasar yaitu agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep IPA dalam pemecahan masalah (Depdiknas 2007,11).

Model pembelajaran IPA menurut (Gatot Muhsetyo, 2010,13) yang berkembang didasarkan pada teor-teori belajar. Hakikat dari teor-teori belajar yang sesuai dengan pembelajaran IPA perlu dipahami sungguh-sungguh sehingga tidak keliru dalam penerapannya. Pembelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran yang diikuti oleh siswa sekoalah dasar, dengan demikian hasil belajar IPA dalam penilitian ini adalh tingkat ketuntasan belajar berdasarkan skor ulangan harian setelah siswa mengikuti proses belajar IPA melalui model penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dikelas IV SDN 005 Bagan Barat.

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru. Seorang guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan berkesan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPA guru bisa melakukan banyak cara sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar IPA siswa.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penyelengaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru dalam proses belajar. Dalam belajar siswa berusaha untuk mengetahui, memahami serta mengerti sesuatu yang menyebabkan pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA,

(6)

guru bisa melakukan banyak cara sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar IPA siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dalam kelompok–kelompok yang heterogen.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dapat mengembangkan pengetahuan dengan berinteraksi dengan guru dan siswa lain yang lebih bermakna sehingga timbul sikap bekerja sama dan bebas mengeluarkan pendapat serta mengembangkan daya nalarnya. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami makna dan kegunaan IPA.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 005 Bagan Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. waktu penelitian ini dilakukan mulai pada tanggal 6 April 2016 s/d 13 April 2016 pada semester genab tahun ajaran 2015/2016.rancangan penelitian tindakan kelas ini melalui dua siklus yang dilakukan dalam satu semester dan antara siklus I dan siklus II harus ada kesinambungan.Kemudian dilakukandalam empat tahap yaitu perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Refleksi. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, hand out, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan, lembar angket respon siswa, lembar obsevasi pelaksanaan pembelajaran STAD dan pedoman wawancara yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.kemudian melaksanakan tindakan yang harus dilakukan berupa upaya perbaikan, peningkatan kemampuan siswa yang diinginkan,merancang strategi dan skanario penerapan pembelajaran denga suasana belajar yang wajar seperti biasanya.serta dilakukan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar obsevasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. hal-hal yang diamati selama proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran.dan dilakukan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru.Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. adapun subjek pada peneliti ini adalah kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat terdiri 34 siswa,Laki-laki 20 orang dan perempuan 14 orang.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan 2 instrumen, yaitu perangkat pembelajaran dan pengumpulan data. Silabus disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, yang memuat: identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indicator,penilaian yangmeliputi teknik penilaian, bentuk instrument, dan contoh instrument, alokasi waktu dan sumber bahan/ alat. Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yangmenggambarprosedur dan pengorganisasian pembelajaranuntuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lembarkerja siswa adalah salah satusarana yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Lembar evaluasi digunakan peneliti untuk mendapatkan gambaran peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teknik observasi yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran, selain itu juga

(7)

dikumpulkan data tentang hasil belajar IPA siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Teknik tes tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa berupa tes Ulangan Harian (UH) yang dilakukan sebanyak dua kali setelah proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berakhir pada masing-masing siklus. Dokumentasi diperlukan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dilakukannya tindakan sehingga dapat mrenentukan tindakan yang akan dilakukan dan dipergunakan untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang terjadi sebelumnya.

Teknik Analisis Data

Data aktivitas guru dan siswa yang dilakukan dengancara penskoran,kemudian dihitung persentaseaktivitasnya yaitu perbandingan skor aktivitas yang diperoleh dengan skor aktivitas yang sesuai, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

NR= x 100 % (KTSP 2007 dalam Syahrilfuddin, 2011 : 114)

Keterangan :

NR = Persentase rata-rata aktivitas (guru/dan siswa) JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan

SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/ siswa

Tabel.1 Kategori Aktivitas Guru dan Siswa

Persentase Interval Karegori

81 - 100 61 - 80 51 - 60 < - 50 Sangat Baik Baik Cukup Kurang b) Ketuntasan Individu

Untuk menenetukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):

KB = x 100%

Di mana: KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = jumlah skor total

(8)

Ketuntasan Klasikal

Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal siswa, juga dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

PK = x 100 % Purwanto (dalam Syahrilfuddin,2011 : 116)

Keterangan :

PK = Ketuntasan klasikkal

ST = Jumlah siswa Tuntas

N = Jumlah seluruh siswa

d) Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan rumus : P = x 100 % Zainal Aqib. (2008 : 53)

Keterangan :

P = Persentase Peningkatan

Posrate = Nilai Sudah Diberikan Tindakan

Baserate = Nilai Sebelum Tindaka

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil isian lembar observasi aktivitas guru yang dilakukan oleh observer pada setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II dalam melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka perkembangan kualitas proses aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif STAD dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh melaluai lembaran pengamatan(lampiran ) yang dianalisis.

Tabel 2 Hasil Aktivitas Guru Setiap Pertemuan Siklus I dan II

No Aspeks Siklus

I II

P1 P2 P1 P2

Jumlah 75.00 79.16 83.33 91.66 Prentase Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik

(9)

Dari tabel di atas Pengamatan pertama , Aktivitas guru belum sesuai dengan perencanaan pada RPP b1 masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti guru belum dapat menggunakan waktu seperti yang direncanakan sehingga ada yang tidak terlaksana seperti Kurang memahami materi yan dibahas dan memberi latihan serta memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari.Pengamatan kedua, aktivitas guru sudah mulai sesuai dengan apa yang direncanakan pada RPP b2 Cuma kurang jelas dalam menyampaikan materi.Pengamatan Ketiga, Aktivitas guru telah terlaksana sesuai dengan perencanaan dan mulai baik serta lebih ditingkatkan lagi dalam menyampaikan materi agar bisa memahami materi dengan lebih baik lagi.Pengamatan keempat, Aktivitas guru telah terlaksana sesuai dengan perencanaan dan sudah lebih baik dalam menyampaikan materi dan sudah memahami materi yang disampaikan .Selama proses penelitian observer juga mencatat kualitas aktivitas siswa. Dari hasil pengamatan observer, kulaitas aktivitas siswa juga meningkat pada setiap pertemuan pembelajaran. Hasil lembar observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3 Hasil Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan Siklus I dan II

No Aspeks Siklus

I II

P1 P2 P1 P2

jumlah 70.83 75.00 87.5 91.66

Prentase Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik

Dari tabel di atas Pengamatan pertama, Aktivitas siswa masih ada siswa yang diam dan tidak memberi tanggapan terhadap materi yang sedang dikerjakan ini terjadi pada siswa yang kemampuan rendah dan siswa yang pemalu. Sedangkan bagi siswa yang lainnya sudah sesuai dengan RPP b1. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa siswa belum terbiasa dengan sistem belajar kooperatif yang sifatnya setiap siswa harus berani memberikan pandangan atau pendapat.

Pengamatan kedua, Aktivitas siswa Masih belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan karena masih ada beberapa orang siswa yang kemampuan rendah belum memberikan pendapat atau pandangannya terhadap materi yang dikerjakan dan menunggu hasil dari siswa yang lain dalam kelompok sehingga yang pintar masih mendominasi kerja kelompok tersebut. Dalam menyajikan hasil kerja kelompok siswa masih belum bisa berbicara yang lancer dan jelas dan kelompok yang lain belum ada yang memberikan atas jawaban yang sampaikan oleh kelompok di depan kelas. Untuk itu memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari.

Pengamatan ketiga, aktivitas siswa sudah mulai berjalan dengan baik, dimana sebagian besar siswa sudah dapat memberikan pandangan dan pendapatnya tentang materi yang dibahas pada RRP b3 dalam Percobaan yang dibuat oleh guru.Walaupun masih ada kelompok yang belum sempurna dalam menyimpulkan materi tersebut. Dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas,kelompok yang telah ditunjuk sudah mampu berbicara dengan baik dan jelas serta sudah ada kelompok yang memberikan tanggapan atas hasil kerja kelompok tersebut.

(10)

Pengamatan keempat, semua aktivitas siswa sudah sesuai dengan perencanaan. Siswa sudah mengerti dengan sistem pembelajaran, setiap kelompok mampu bekerja dengan baik dalam mengerjakan percobaan yang diberikan oleh guru

Berdasar uraian di atas, secara umum dapat disimppulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif teknik keliling kelompok terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan.

Tabel 4 Hasil Belajar

No Aspek Skor dasar UH1 UH 2

Jumlah 2267 1461.7 3088

Rata-rata 68.69 42.9 90.8

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa belum terjadi peningkatan dari skor dasar. Rata-rata hasil belajar pada skor dasar adalah 68.69 dengan kategori rendah sebesar 30 % pada ulangan harian siklus I 42.9. belum terjadingkatan penikarena pada siklus I ini siswa belum mulai menikmati model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga materi yang disampaikan guru belumh mulai dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Hasil belajar siklus I ini juga belum terlepas dari peningkatan aktivitas guru maupun siswa sehingga hasil belajar siswa pun belum meningkat. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 100% dari skor dasar menjadi 90.8. Peningkatan hasil belajar pada siklus II ini karena siswa sudah sepenuhnya menikmati pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga siswa mudah menerima materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga dapat disimpulkan jika model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan baik maka hasil belajar siswa meningkat.Sedangkan untuk melihat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tabel 5.Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal

No Data Ketuntasan KKM Ketuntasan

Klasikal Keterangan T TT 1 Skor Dasar (SD) 21 13 70 30 % Tidak Tuntas 3 UH I 2 32 70 5.8 % Tidak Tuntas 4 UH II 34 - 70 100 % Tuntas

Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada ulangan harian I dan Ulangan harian II. Pada skor dasar siswa yang tuntas ada 21 orang siswa, sedangkan 13 orang siswa lagi tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 30% (Tidak tuntas). Belum ada peningkatan pada hasil ulangan harian siklus I siswa yang tuntas cuma 2 orang siswa, dan 32 orang siswa yang tidak tuntas. Dengan ketuntasan klasikal 5,8% (Tidak tuntas). Pada hasil ulangan harian siklus II mengalami peningkatan ketuntasan siswa, pada hasil ulangan harian siklus II ini

(11)

siswa yang tuntas 34 orang dan tidak ada tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal 100% (Tuntas).

Pembahasan

Dari analisis data aktivitas siswa dan guru dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan guru telah sesuai perencanaan. Analisis data nilai perkembangan siswa menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sesudah tindakan. Pada analisis data tentang penghargaan pada kelompok siklus I tidak ada kelompok yang mendapat penghargaan sebagai kelompok super. Dari tujuh kelompok hanya mendapat kelompok baik. Pada siklus II semua kelompok meningkat kinerjanya dan satu kelompok dapat prediket sanat baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadinya peningkatan skor perkembangan individu berarti siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang akhirnya memberiakan dampak positif terhadap kinerja kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000;6)

Tentang ketercapaian KKM diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesudah tindakan bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum tindakan. Namun peningkatan itu tidak mencapai 100%. Namun demikian penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Tahun pelajaran 2015/ 2016.

Aktivitas guru dan siswa juga terus mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Peningkatan ini dikarenakan guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran observer yang selalu memberikan masukan pada peneliti untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas guru dan siswa ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Terbukti dengan meningkatnya aktivitas guru dan siswa pada setiap pertemuan, hasil belajar siswa juga meningkat pada setiap ulangan harian yang dilaksanakan.

Dari hasil penelitian tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA menunjukan hasil yang positif. Pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh positif pada hasil belajar siswa terutama hubungan dengan teman sekelompok maupun kawan antar kelompok (Slavin, 1995). Peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dinilai berhasil karena siswa dilibatkan untuk melakukan hubungan sosial dengan memunculkan saling ketergantungan sehingga memungkinkan siswa belajar lebih efektif. Berarti siswa lebih banyak belajar melaui kegiatan berdiskusi dengan berdiskusi kawan-kawannya.

Dengan memperhatikan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 005 Bagan Barat Kecamatan Bangko.

(12)

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan

1. Hasil belajar siswa raata-rata hasil belajar pada skor dasar adalah 68.69, ulangan harian siklus I 42.9. siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar menjadi 90.8.

2. Persentase aktivitas guru meningkat setelah penerapan model pembelajaran tipe STAD yaitu; persentase aktivitas guru pertemuan pertama siklus I sebesar 75% dengan kategori baik, meningkat pada pertemuan kedua siklus I menjadi 79.16% dengan kategori baik. Selanjutnya pada pertemuan pertama siklus II persentase sebesar 83.3% dengan kategori amat baik menjadi 91,66% dengan kategori amat baik pada pertemuan kedua siklus II. 2) Persentase aktivitas siswa meningkat setelah penerapan model pembelajaran tipe STAD yaitu; persentase aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I sebesar 70.83% dengan kategori baik, meningkat pada pertemuan kedua siklus I menjadi 75% dengan kategori baik. Selanjutnya pada pertemuan pertama siklus II persentase sebesar 87.5% dengan kategori amat baik menjadi 91.66% dengan kategori amat baik pada pertemuan kedua siklus II.

Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas maka penulis merekomendasikan sebagai berikut: 1) Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya serta bisa juga diujikan untuk mata pelajaran lainnya, sebagai alternatif pembelajaran di sekolah-sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. 2) Mengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan dua siklus, maka peneliti/guru lain dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan yang lebih signifikan. 3) Dapat sebaiknya menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sebagai suatu alternatif model yang disarankan pada semua guru di sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim (2000,2) Muslim, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Unesa – University Press, Surabaya.

Slavin (2005: 143) Student Team AchievementDivision (STAD).

Ibrahim dkk (2000:10) dkk., 2000, Pembelajaran Koopeartif, Surabaya University Press, Surabaya.

(13)

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning: theory, research and practice (N. Yusron. Terjemahan). London: Allymand Bacon. Buku asli diterbitkan tahun 2005.

M. Sobry Sutikno , (2009). Belajar dan Pembelajaran , Prospect. Bandung, 2009

Sudjana (1989;22) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2008), h. 3.

Gambar

Tabel 2 Hasil Aktivitas Guru Setiap Pertemuan Siklus I dan II  No  Aspeks  Siklus
Tabel 5.Peningkatan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal  No  Data  Ketuntasan  KKM  Ketuntasan

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR