• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Demak Tahun Profil Kesehatan Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Demak BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kabupaten Demak Tahun Profil Kesehatan Tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Demak BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan sangat terkait dalam konotasi dipengaruhi dan dapat juga mempengaruhi aspek demografi/kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta keadaan dan perkembangan lingkungan fisik maupun biologik.

Salah satu kebutuhan dalam pelaksanaaan pembangunan dan usaha mencapai tujuan pembangunan kesehatan adalah informasi yang valid dan akurat. Oleh karena itu pengembangan sistim informasi, khususnya di bidang kesehatan dewasa ini perlu semakin dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu bentuk pengembangan sistem informasi dibidang kesehatan adalah menampilkan hasil pembangunan dibidang kesehatan, yang diwujudkan dalam penyajian data keberhasilan pencapaian program-program kesehatan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Demak, yaitu dalam bentuk buku

“ Profil Kesehatan

(2)

Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Demak adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Demak, yang memuat berbagai data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun. Data dan informasi yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil kesehatan ini disajikan secara sederhana dan informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Demak khususnya, dan semua masyarakat pada umumnya.

Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan/kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilakukan selama tahun 2008 dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan, untuk memberikan gambaran tentang pembangunan kesehatan, program dan kebijakan yang dilaksanakan di Kabupaten Demak. sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kegiatan, program dan kebijakan di bidang kesehatan, sekaligus bisa dipakai sebagai bahan evaluasi dalam upaya

“ Mewujudkan

Masyarakat Demak Yang Sehat dan Mandiri “.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2008 adalah tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya Mewujudkan Masyarakat Demak Sehat dan Mandiri.

(3)

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan adalah :

a) Diperolehnya Data / informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data kependudukan dan sosial ekonomi;

b) Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat;

c) Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan. d) Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan;

e) Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan program – program kesehatan;

f) Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit Kesehatan lainnya;

g) Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.

C. SISTEMATIKA

Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya kesehatan dan sumber daya yang ada serta situasi kesehatan secara umum Kabupaten Demak tahun 2008 ini, maka disusunlah Buku Profil Kesehatan yang disusun secara sistematika sebagai berikut :

Bab-1 : Pendahuluan

(4)

Bab-2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

(5)

Lampiran - lampiran

Pada lampiran ini berisi resume / angka pencapaian Kab/Kota dan 73 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.

Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. VISI DAN MISI

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak adalah

Dan Misi Dinas Kesehatan adalah :

1. Meningkatkan dan memberdayakan sumber daya kesehatan secara konsisten dan berkesinambungan.

2. Mengupayakan pembangunan di Demak yang berwawasan kesehatan.

3. Mendorong kemandirian masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup bersih dan sehat.

4. Menjamin pelayanan kesehatan secara prima, komprehensip, profesional dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

5. Menjalin kerja sama dengan mitra / partner. Penjelasan Pernyataan Visi

Yang dimaksud sehat adalah kondisi dimana individu, keluarga, masyarakat Kabupaten Demak tidak mengalami gangguan penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik secara jasmani, rohani dan sosial.

Yang dimaksud mandiri adalah individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak mampu untuk mengatasi dirinya sendiri, keluarga,

TERWUJUDNYA MASYARAKAT DEMAK

YANG SEHAT DAN MANDIRI

(7)

dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Penjelasan Pernyataan Misi

1. Meningkatkan dan memberdayakan sumber daya kesehatan secara konsisten dan berkesinambungan.

Memberdayakan dimaksudkan bahwa sumber daya kesehatan yang dipunyai dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pencapaian program dan kegiatan, Konsisiten dan berkesinambungan dimaksudkan bahwa kebijakan, program, dan kegiatan pemberdayaan sumber daya kesehatan tidak terputus serta saling mendukung satu sama lain.

2. Mengupayakan pembangunan di Demak yang berwawasan kesehatan.

Pembangunan berwawasan kesehatan mengandung makna bahwa setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misi ini dimaksudkan sektor lain dalam mengambil kebijakan, program dan kegiatan selalu mempertimbangkan aspek-aspek kesehatan. Sehingga hasil pembangunan tidak menimbulkan dampak yang memperburuk kesehatan.

3. Mendorong kemandirian masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup bersih dan sehat.

Yang dimaksud mandiri adalah individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak mampu untuk mengatasi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan

(8)

masyarakat tentang hidup bersih dan sehat dimaksudkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari selalu berperilaku bersih dan sehat.

4. Menjamin pelayanan kesehatan secara prima, komprehensip, profesional dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat semaksimal mungkin berdasarkan prinsip jaminan mutu, mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai kualifikasi yang sesuai; dengan tetap memegang prinsip pemerataan pelayanan kesehatan pada seluruh lapisan masyarakat.

5. Menjalin kerja sama dengan mitra / partner.

Misi ini dimaksudkan agar setiap kebijakan, program dan kegiatan semaksimal mungkin melibatkan pihak ketiga ( perusahaan, organisasi profesi, LSM, supplier, sarana kesehatan swasta ).

B. KEADAAN GEOGRAFIS ( GEOGRAPHICAL LOCATION ) 1. Letak Geografi

Demak sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada koordinator 6 43’26” - 7 09’43” Lintang Selatan dan 110 27’58 – 110 48’47” Bujur Timur. Wilayah ini sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan, sebelah Selatan berbatasan denagan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota Semarang. Jarak terjauh dari barat – timur adalah sepanjang 49 Km dan dari utara ke selatan sepanjang 41 KM.

(9)

Tabel..1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Demak Tahun 2008

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) %

1 Mranggen 7222 8,05 2 Karangawen 6695 7,46 3 Guntur 5753 6,41 4 Sayung 7869 8,77 5 Karangtengah 5155 5,74 6 Bonang 8324 9,28 7 Demak 6113 6,81 8 Wonosalam 5788 6,45 9 Dempet 6161 6,87 10 Gajah 4783 5,33 11 Karanganyar 6776 7,55 12 Mijen 5029 5,60 13 Wedung 9876 11,00 14 Kebonagung 4199 4,68 Jumlah 89.743 100,00

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Wedung memeliki daerah yang paling luas yakni sebesar 11,00 % dari luas wilayah Kabupaten Demak ( 89.743 ha ), sedangkan daerah yang paling kecil adalah Kecamatan Kebonagung yang hanya memiliki 4,68 % dari luas wilayah Kabupaten Demak.

Dilihat dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut (elevasi), wilayah Kabupaten Demak terletak mulai dari 0 m sampai dengan 100 m dari permukaan laut.

(10)

PETA KABUPATEN DEMAK

2. Luas Penggunaan Tanah

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Demak adalah 89.743 ha, terdiri atas 14 kecamatan , 243 desa dan 6 kelurahan. Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya bermata pencaharian bercocok tanam, sebagian besar wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 50.087 ha (56,62 %) dan selebihnya adalah lahan kering. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah yang digunakan berpengairan tadah hujan 23,45 %, tehnis 19,22 % dan setengah tehnis 7,60 % . Sedangkan untuk

(11)

lahan kering 15,14 % digunakan untuk kebun/tegal, 14,74 % digunakan untuk bangunan dan halaman serta 6,11 % digunakan untuk tambak.

3. Keadaan Iklim

Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya, di Kabupaten Demak hanya mengenal dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Menurut Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kabupaten Demak, selama tahun 2008 di wilayah Demak telah terjadi sebanyak 51 sampai dengan 2.547 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi di daerah Buyaran dan paling sedikit di daerah Banyumeneng, sementara curah hujan tertinggi terjadi di daerah Buyaran dan paling rendah di daerah Banyumeneng.

C. PEMERINTAHAN

1. Pemerintah Kabupaten Demak

Demak merupakan salah satu daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Pusat Pemerintahan Kabupaten Demak terletak di komplek Kantor Bupati Demak, yang berada di Jalan Kyai Singkil No. 7 Demak.

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, merupakan salah satu Dinas daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 10 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak.

(12)

Dinas Kesehatan yang berlokasi di Jalan Sultan Hadiwijaya Nomor 44 Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak Kabupaten Demak, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan, yang merupakan unsur pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten , dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :

a. Perumusan Kebijakasanaan Teknis di Bidang Kesehatan. b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum. c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksnana Teknis Dinas di bidang kesehatan.

d. Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas.

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak adalah sebagaimana berikut ini :

a. Kepala Dinas, b. Bagian Tata Usaha,

c. Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Institusi Kesehatan, d. Sub Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta e. Penyehatan Lingkungan (P3PL),

f. Sub Dinas Pembinaan dan Pengendalian Farmasi, g. Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM),

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas penyusunan rencana dan program kesehatan, bidang kepegawaian, keuangan, surat menyurat, perlengkapan, rumah tangga, humas dan protokol, registrasi, akreditasi dan pembuatan laporan kerja dinas.

(13)

Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Institusi Kesehatan mempunyai tugas menyusun rencana pembinaan guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kesehatan keluarga serta pembinaan institusi kesehatan di wilayah Kabupaten Demak. Sub Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Penyehatan Lingkungan (P3PL) mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan kebersihan lingkungan, kebersihan tempat-tempat umum, pengawasan kualitas air dan melaksanakan kegiatan pencegahan, pengamanan, serta pemberantasan penyakit.

Sub Dinas Pembinaan dan Pengendalian Farmasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengendalian obat, alat kesehatan, kosmetik, obat tradisional, makanan minuman berbahaya dalam rangka pelayanan kesehatan dan perlindungan terhadap masyarakat.

Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan program penyuluhan kesehatan masyarakat, institusi serta JPKM melalui promosi dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan evaluasi program. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur penunjang sebagian tugas Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Demak membawahi UPTD yang terdiri dari 26 Puskesmas.

(14)

Susunan Organisasi

Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2008

KEPALA DINAS SUB DINAS KESEHATAN KELUARGA & INSTITUSI KESEHATAN SUB DINAS PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYAKIT SERTA PENYEHATAN LINGKUNGAN SUB DINAS BINDAL FARMASI SUB DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT & JPKM SEKSI INSTITUSI KESEHATAN SEKSI GIZI SEKSI KESEHATAN KELUARGA SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI PENCEGAHAN & PENGAMATAN PENYAKIT SEKSI BINDAL KOSMETIK & ALAT KESEHATAN

SEKSI BINDAL MAKANAN, MINUMAN & BAHAN

BERBAHAYA SEKSI

BINDAL OBAT & OBAT TRADISIONAL SEKSI JPKM & USAHA KESEHATAN SEKOLAH SEKSI PERAN SERTA MASY.

& PENYUL. / BIMB. KESEHATAN SEKSI METHODE & PROMOSI KESEHATAN BAGIAN TATA USAHA SUB BAG. UMUM & KEUANGAN

SUB BAGIAN KEPEG. & TENAGA

KESEHATAN SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM UPTD PUSKESMAS (26 PUSKESMAS) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(15)

2. Banyaknya desa/kelurahan dan Kecamatan

Kabupaten Demak terbagi atas 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan. Menurut klasifikasinya, Wilayah Kabupaten Demak terdiri dari 168 desa/kelurahan swadaya mula dan 81 desa swakarya mula. Menurut tingkat perkembangan LKMD, maka di Kabupaten Demak terdapat 29 desa kategori II dan 220 desa berkategori III.

3. Legislatif

Anggota DPRD Kabupaten Demak hasil Pemilu 2004 masing-masing fraksi tahun 2008 adalah sebanyak 44 orang, terdiri dari Fraksi Kebangkitan Bangsa sebanyak 11 orang, Fraksi PDI-P sebanyak 15 orang, dan Fraksi Persatuan Pembangunan sebanyak 9 orang, Fraksi Pembaharuan sebanyak 9 orang. Dari sejumlah anggota tersebut dibagi menjadi beberapa komisi, yang terdiri dari Komisi A sebanyak 11 orang, Komisi B sebanyak 10 orang, Komisi C sebanyak 10 orang dan Komisi D sebanyak 10 orang.

D. KEADAAN DEMOGRAFI 1. Kependudukan

Jumlah penduduk di Kabupaten Demak dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 selalu mengalami peningkatan terlihat pada grafik di bawah ini :

(16)

Gambar 1.

Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2005 – 2008

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 TAHUN 2005 2006 2007 2008 JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN DEMAK TAHUN 2005 - 2008

1025314 1043111 1073187 1079003

1 2 3 4

Jumlah penduduk Kabupaten Demak berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, pada tahun 2008 berjumlah 1.073.187 orang, yang terdiri dari 534.085 ( 49,50 %) orang laki-laki dan 544.918 ( 50,50 % ) orang perempuan.

Secara berurutan Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Mranggen sejumlah 142.627 orang, Kecamatan Bonang sejumlah 101.652 orang. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Kebonagung sejumlah 39.651 orang, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

(17)

Gambar 2.

Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Demak Per Kecamatan Tahun 2008

1 4 2 .6 2 7 8 2 .7 5 0 7 2 .3 3 9 9 4 .2 7 0 5 8 .1 6 6 1 0 1 .6 5 2 9 8 .1 9 9 7 0 .2 3 6 5 5 .6 7 3 4 7 .5 7 3 7 4 .1 3 5 5 8 .8 8 2 8 2 .8 5 0 3 9 .6 5 1 -20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 M R A N G G E N K A R A N G A W E N G U N T U R S A Y U N G K A R A N G T E N G A H B O N A N G D E M A K W O N O S A L A M D E M P E T G A J A H K A R A N G A N Y A R M IJ E N W E D U N G K E B O N A G U N G

Menurut kelompok umur, sebagian besar penduduk Kabupaten Demak termasuk dalam usia produktif ( 15 – 64 tahun ) sebanyak 698.330 (65,07 %), dan selebihnya sebanyak 375.373 orang (34,98 %) berusia di bawah 15 tahun dan berusia 65 tahun keatas. Dari angka tersebut dapat diketahui angka ketergantungan (dependency ratio) Kabupaten Demak adalah sebesar 0,54. 2. Fertilitas dan Mortalitas

Selama tahun 2008, di Kabupaten Demak terdapat 23.007 kelahiran hidup. Kelahiran tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Karangtengah yaitu sebanyak 1.472 (6,40%) sedangkan tingkat kelahiran terendah terdapat di Kecamatan Kebonagung yaitu sebesar 690 (3,00 %). Seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

(18)

Gambar 3.

Grafik Jumlah Bayi Lahir Hidup Kabupaten Demak Per Puskesmas Tahun 2008

JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP PER PUSKESMAS TAHUN 2008

12 53 85 7 12 12 86 8 10 81 91 3 73 1 10 20 77 5 14 72 13 25 84 9 84 3 61 8 74 2 10 20 67 3 10 05 1042 56 2 49 1 65 0 52 9 11 28 72 8 69 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 M R A N G G E N I M R A N G G E N II M R A N G G E N II I K A R A N G A W E N I K A R A N G A W E N II G U N T U R I G U N T U R II S A Y U N G I S A Y U N G II K A R A N G T E N G A H B O N A N G I B O N A N G II D E M A K I D E M A K II D E M A K II I W O N O S A LA M I W O N O S A LA M II D E M P E T G A JA H K A R A N G A N Y A R I K A R A N G A N Y A R II M IJ E N I M IJ E N II W E D U N G I W E D U N G II K E B O N A G U N G

E. KEADAAN SOSIAL BUDAYA 1. Pendidikan

Kondisi Sosial Budaya di Kabupaten Demak, dapat diketahui dari segi pendidikan yang sangat sangat diperlukan oleh setiap penduduk. Setiap penduduk berhak untuk mengenyam pendidikan, khususnya penduduk usia 7 – 24 tahun. Pada tahun 2008 jumlah penduduk usia 7 – 24 tahun yang masih bersekolah pada SD sebanyak 111.390 orang, SLTP sebanyak 23.296 orang dan SLTA sebanyak 16.632 orang.

(19)

Sarana pendukung dalam bidang pendidikan adalah tersedianya 577 sekolah Dasar (SD), 63 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 45 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sedangkan jumlah guru yang tersedia adalah 5.609 orang untuk SD, 1.573 orang untuk SLTP dan 1.193 orang untuk SLTA.

2. Ekonomi

Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak, selama kurun waktu dua tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tidak lagi negatif. Kinerja ekonomi, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Demak pada tahun 2008 mengalami peningkatan, bila dibanding tahun 2007, yaitu dari 3.977,18 milyard tahun 2007 menjadi 4.337,09 Mlyard tahun 2008, atau mengalami kenaikan 1,09 kali Selama kurun waktu 2 tahun (2007-2008).

3. Agama

Suasana kerukunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan harapan kita bersama. Beragam tempat beribadat merupakan salah satu bukti kerukunan agama diantara umat. Mayoritas penduduk Kabupaten Demak beragama Islam, yang mencapai 99,47 % dari total penduduk. Selebihnya penduduk yang beragama Kristen-katholik sebesar 0.52 % dan yang memeluk agama Hindu/Budha sebesar 0.01 %. Banyaknya tempat peribadatan di kabupaten Demak pada tahun 2008 mencapai 4089 buah, yang terdiri atas masjid dan mushola sebesar 99.44 %, gereja katholik ,protestan dan pure sebesar 0.56 %.

(20)

BAB III

DERAJAT KESEHATAN

Pengertian tentang keadaan sehat dan sakit sangat penting mengingat kita harus dapat menentukan ada/tidaknya permasalahan/penyakit diantara masyarakat dan seberapa banyaknya. Secara sederhana keadaan sakit itu dinyatakan sebagai :

 Penyimpangan dari keadaan normal, baik struktur maupun fungsinya atau

 Keadaan dimana tubuh atau organisme atau bagian dari organisme/populasi yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan patologisnya.

Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani ( mental ) dan social dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah : lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.

Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat.

Di Indonesia, Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan

(21)

Status Gizi. Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu Perilaku Masyarakat, Lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan Faktor Genetika.

Adapun indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat, akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta Indikator proses dan masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait.

Keempat faktor utama ini diintervensi melalui beberapa kegiatan pokok yang mempunyai daya ungkit besar terhadap upaya-upaya percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA dan Peningkatan Status Gizi Masyarakat serta status Angka Kesakitan dan Kondisi Penyakit Menular.

Keberhasilan upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dapat dinilai sebagai indikator output yang cukup signifikan mempengaruhi indikator outcome.

Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan adalah

A. ANGKA KEMATIAN BAYI ( AKB )

Salah satu indikator yang paling menonjol dalam menilai derajat kesehatan adalah Angka Kematian Bayi (AKB = IMR). Angka Kematian Bayi dihitung dari banyaknya kematian bayi berusia kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.

(22)

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu : 1. Rendah jika AKB kurang dari 20.

2. Sedang jika AKB antara 20 – 49. 3. Tinggi jika AKB antara 50 – 99. 4. Sangat Tinggi AKB lebih dari 100.

Angka kematian bayi di Kabupaten Demak menurut data tabel 6 pada tahun 2008 sebanyak 123. Sedangkan jumlah kelahiran hidup tahun 2008 sebanyak 23.007. Jadi IMR Kabupaten Demak pada tahun 2008 adalah sebesar 5,1 perseribu kelahiran hidup. Jika dibandingkan pada tahun 2007 mengalami penurunan, Angka kematian bayi tahun 2007 adalah sebesar 6,8 perseribu kelahiran hidup. Dengan asumsi bahwa bila IMR di suatu wilayah tinggi, maka status kesehatan di wilayah tersebut rendah, begitu juga sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa status kesehatan Kabupaten Demak mengalami peningkatan dengan menurunnya angka kematian bayi pada tahun 2008.

B. ANGKA KEMATIAN BALITA ( AKABA )

Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate ) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1.000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.

Angka Kematian Balita atau disebut juga Child Mortality Rate (CMR) merupakan jumlah kematian anak balita (1-4 tahun) pada suatu wilayah dan periode waktu tertentu per jumlah penduduk usia 1-4 tahun pada pertengahan tahun dalam wilayah yang sama kali 1.000 (Konstanta).

(23)

Manfaat dari CMR ini adalah untuk mengetahuinya gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita, tingkat pelayanan dan keberhasilan kegiatan KIA/ Posyandu serta untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan, kesehatan anak balita seperti gizi, penyakit menular dan kecelakaan.

Angka Kematian balita di Kabupaten Demak dalam beberapa tahun terakhir terlihat mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 sebanyak 3 Balita, tahun 2006 tidak ada kematian Balita, Tahun 2007 sebanyak 6 Balita, tahun 2008 sebanyak 13 balita.

C. ANGKA KEMATIAN IBU ( AKI )

Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu.

Angka Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh : keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric.

Untuk Kabupaten Demak pada tahun 2008 adalah sebesar 90 / 100.000 kelahiran hidup. Dengan asumsi bahwa tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric rendah, maka dapat dikatakan terjadi penurunan angka MMR, yang berarti terjadi peningkatan tingkat derajat kesehatan.

(24)

D. ANGKA KESAKITAN ( MORBIDITAS )

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility

based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Tabel.2

Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Demak Tahun 2008.

No Penyakit BARU LAMA JUMLAH

1 Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas 49552 25812 75364

2 Rheumatoid arthritis lain 29323 25912 55235

3 Penyakit lain-lain 24243 24902 49145

4 Nasopharingitis akuta (common cold) 24660 13920 38580

5 Gastritis 20432 15937 36369

6 Influenza, virus tak teidentifikasi 19780 11660 31440

7 Diare dan gastroenteritis non spesifik 22870 4209 27079

8 Hipertensi primer 9842 14786 24628

9 Tonsilitis 7308 13090 20398

10 Pharingitis 15889 3201 19090

Gambar 4

Grafik Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Demak Tahun 2008

Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Demak Tahun 2008

7 5 3 6 4 5 5 2 3 5 4 9 1 4 5 3 8 5 8 0 3 6 3 6 9 3 1 4 4 0 2 7 0 7 9 2 4 6 2 8 2 0 3 9 8 1 9 0 9 0 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 In fe k s i a k u t l a in p d s a l.p e rn p s n b a g .a ta s R h e u m a to id a rt h ri tis la in P e n y a k it la in -l a in N a s o p h a ri n g iti s a k u ta (c o m m o n c o ld ) G a s tr iti s In flu e n z a , v ir u s ta k te id e n tif ik a s i D ia re d a n g a s tr o e n te ri tis n o n s p e s ifi k H ip e rt e n s i p ri m e r T o n s ili tis P h a ri n g iti s

(25)

Tabel.3

Rekapitulasi Kunjungan Rawat Jalan di Puskesmas dan Jaringannya Kabupaten Demak Tahun 2008.

Kode Nama Penyakit

Total Kunjungan 2008 Rawat Jalan di Puskesmas

Baru Lama Jumlah

0101 Kolera 79 1 80

0102 Typus perut 2724 753 3477

0103 Inf. Bakteri lain, mis. disentri basiler 2572 474 3046 0104 Inf. protozoa lain, mis.disentri amoeba 2202 264 2466 0105 Diare dan gastroenteritis non spesifik 22870 4209 27079

0201 Tuberkulosis Paru BTA (+) 617 890 1507

0202 TB Relaps 70 80 150

0203 TB Katagori I 363 865 1228

0204 Tuberkulosis Klinis (suspect) BTA (-) 2042 769 2811

0205 TB Relaps 149 157 306 0206 TB Katagori I 303 539 842 0207 TB Katagori II 86 346 432 0208 TB Katagori III 130 348 478 0209 TB Extra paru 24 41 65 0301 Anthrax 2 89 91 0302 Leptospirosis 19 3 22 0303 Pes 0 5 5 0304 Kusta PB 23 46 69 0305 Kusta MB 84 352 436 0306 Difteria 6 14 20 0307 Batuk Rejan 158 173 331

0308 Tetanus Obstreticus pd kehamilan/persaln 0 0 0

0309 Tetanus lain, misal dewasa tidak hamil 0 0 0

0401 Trakhoma 29 7 36

0402 Poliomyelitis Akut 4 0 4

0403 Peny. Gila Anjing (Rabies) 0 0 0

0404 Dengue Fever 6 0 6 0405 DHF 439 10 449 0406 Herpes Simplex 1827 467 2294 0407 Varicella 2782 757 3539 0408 Herpes Zoster 1732 574 2306 0409 Campak 65 38 103 0411 Hepatitis A akuta 22 13 35 0412 Hepatitis B akuta 8 2 10 0416 Parotitis 77 7 84

0501 Malaria Tropika (P.Falciparum) 0 0 0

(26)

0505 Toxoplasmosis 0 0 0

0601 Sifilis Conginetal 11 1 12

0602 Sifilis tahap awal 26 1 27

0603 Sifilis tahap lanjut 0 0 0

0604 Infeksi Gonokok 5 0 5

0605 Non Gonokok 0 0 0

0701 Penyakit Kulit karena jamur 9113 4234 13347

0702 Frambusia M 0 0 0

0703 Cacing pita 1 0 1

0704 Filariasis 39 8 47

0705 Cacing tambang 4 1 5

0706 Ascariasis (cacing gelang) 4 2 6

0707 Cacing kremi 134 47 181

0708 Scabies 3889 1567 5456

0801 GAKI :Gondok Endemik => derajad 1 69 22 91

0802 Hipotiroidisme conginetal : kretin 1 0 1

0803 Hipotiroidisme sub klinik 5 1 6

0804 Hipertiroidisme 9 7 16

0805 Lambat belajar (tdk naik kelas, dikatrol) 0 1 1

0806 Kencing manis 1266 2795 4061 0807 Type 1 : IDDM 193 146 339 0808 Type 2 : NIDDM 38 250 288 0901 Kwashiorkor 0 0 0 0902 Marasmus 0 0 0 0907 Defisiensi vitamin A 9 2 11

0908 Defisensi thiamine (vitamin B1) 101 25 126

1001 Penyalahgunaan alkohol 0 1 1 1002 Penyalahgunaan tembakau 1 0 1 1003 Penyalahgunaan Narkoba 0 0 0 1004 Gangguan Neurotik 5 1 6 1005 Gangguan kepribadian 1 19 20 1006 Gangguan Psikotik 123 67 190 1007 Retardasi Mental 2 27 29

1008 Gangguan bermula pada bayi, anak/remaja 0 0 0

1101 Meningitis 0 0 0

1102 Enchepalitis 0 4 4

1103 Epilepsi 140 127 267

1104 Migraine 494 258 752

1201 Hordeulum (Bintilan) 844 186 1030

1202 Radang saluran kelenjar mata 2378 620 2998

1203 Konyungtifitis 10771 3970 14741

1204 Pterigium 387 148 535

1207 Iridocyclitis termasuk uveitis 90 68 158

1208 Katarak 482 364 846

1209 Glaukoma 102 32 134

1301 Otitis Externa 1230 314 1544

(27)

1303 Tuli 48 19 67

1304 Ggg telinga lain, mis. Cerumen 1847 607 2454

1401 Angina Pectoris 170 50 220

1402 Ggg irama jantung 95 57 152

1403 Gagal jantung 53 40 93

1500 Demam Rematik & Peny.Jantung Rematik 216 199 415

1601 Hipertensi primer 9842 14786 24628

1603 Hypotensi 485 171 656

1701 Wasir (Hemorhoid) 759 290 1049

1702 Varises 279 124 403

1703 Phlebitis 4206 3119 7325

1801 Nasopharingitis akuta (common cold) 24660 13920 38580

1802 Pharingitis 15889 3201 19090

1803 Tonsilitis 7308 13090 20398

1804 Infeksi akut lain pd sal.pernpsn bag.atas 49552 25812 75364

1805 Influenza, virus tak teidentifikasi 19780 11660 31440

1806 Penyakit lain pd sal pernafasan bag. atas 8269 5034 13303

1901 Laringitis & Rachitis 138 13 151

1902 Pneumonia 1402 22 1424

1903 Bronkhitis akuta 768 365 1133

1904 Bronkhitis kronik 590 615 1205

1905 asma 2777 6811 9588

1906 Pleuritis 218 259 477

1907 Peny lain dari sal pernafasan bag bawah 1061 719 1780

2001 Gangguan pertumbuhan gigi dan erupsi 5210 1409 6619

2002 Impacted 289 98 387

2003 Carries Gigi 4403 1446 5849

2004 Calculus dan deposit lain 768 195 963

2005 Peny. Pulpa & jaringan Periapikal 4648 1689 6337 2006 Peny. Gusi & jaringan periodental, abses 6602 2745 9347

2007 Kelainan dento fasial termasuk mal-oklus 207 17 224

2008 Konsultasi & tidak ada kelainan 342 191 533

2101 Tukak lambung 2046 1552 3598 2102 Gastritis 20432 15937 36369 2103 Dyspepsia 1756 1050 2806 2104 Apendicitis akuta 52 0 52 2105 Apendiditis lain 18 1 19 2106 Hernia inguinal 41 22 63 2107 Hernia femoral 25 6 31 2108 Hernia abdominal 17 0 17

(28)

2201 Nephotic Syndrome 127 70 197

2202 Glomerulo Nefritis akuta 57 0 57

2203 Nefritis akuta 43 334 377

2204 Nefritis kronika 38 104 142

2205 Gagal ginjal akuta 2 0 2

2206 Gagal ginjal kronik 0 0 0

2207 Batu ginjal & ureter 6 2 8

2208 Batu kandung kemih 7 1 8

2301 Hypertrofi prostate 2 0 2

2302 Hydrocele 0 0 0

2303 Orrchitis 4 8 12

2500 Keguguran 13 0 13

2601 Pendarahan dlm masa kehamilan 10 0 10

2602 Keracunan kehamilan 2 0 2

2603 Placenta previa 0 0 0

2604 Solutio placenta 2 0 2

2605 Pendarahan ante partum lain 1 0 1

2606 Rintangan persalinan : induksi gagal 0 0 0

2607 Rintangan persalinan : Partus lama 18 1 19

2608 Rintangan persalinan : Malposisi 19 0 19

2609 Rintangan persalinan : Rintangan lain 50 0 50

2610 Pendarahan post partum 8 0 8

2611 Infeksi masa hamil, persalinan & nifas 45 0 45

2613 Hyperemesis gravidarum 186 0 186

2701 Supervisi kehamilan normal K1 3647 94 3741

2702 Antenatal Skrining : K4 2539 943 3482

2703 Hasil persalinan tunggal 2026 159 2185

2704 Lahir hidup menurut penolong nakes 2959 6 2965

2705 Lahir hidup mnrt penolong bkn nakes 272 3 275

2706 Perawatan Postpartum 1624 405 2029

2707 Kunjungan ulang ibu hamil 1513 989 2502

2708 Kunjungan K2 689 702 1391

2709 Kunjungan K3 686 609 1295

2801 Risti Anemia : Hb < 10 g% 80 53 133

2802 Risti jarak antar anak < 2 thn 93 5 98

2803 Risti tinggi badan < 145 cm 26 2 28

2804 Risti penyakit kronis 13 1 14

2805 Multiparitas > 3 anak 72 46 118

2806 Primi tua > 35 tahun 154 5 159

2807 Primi muda < 2o tahun 217 12 229

2808 Risti masalah sosial : JPS, Gakin 18 2 20

(29)

2810 Tekanan darah tinggi S >140 & D>90 85 1 86

2811 Persalinan spontan 1785 1 1786

2812 Persalinan vacum 81 0 81

2813 Persalinan SC 23 4 27

2814 Persalinan dengan bantuan lain 1 0 1

2815 Melahirkan ganda 2 0 2 2901 Konseling KB 85 1 86 2902 KB IUD 26 1 27 2903 KB lestari : Tubektomi 4 0 4 2904 KB Vasektomi 3 0 3 2905 KB Suntik 1261 5530 6791 2906 KB pil 420 8584 9004 2907 KB kondom 87 164 251 2908 KB inplant 137 5 142 2909 Papaniculou smear 0 0 0 3001 BCG 1698 1 1699 3002 TT : calon pengantin 936 0 936 3003 TT : Ibu hamil 1125 380 1505 3004 TT : anak sekolah 2805 1172 3977 3005 Difteria 5 0 5 3006 Poliomyelitis Akut 0 0 0

3007 Viral encephalitis (haji) 65 130 195

3008 Campak bayi 1473 801 2274 3009 Viral hepatitis 880 329 1209 3010 Influenza 912 486 1398 3011 DPT 3504 1076 4580 3012 DPT + Polio 4052 1282 5334 3101 DT anak sekolah 811 0 811

3306 Cleft lip : bibir sumbing 0 0 0

3401 Trauma lahir 70 0 70

3402 Asfiksia 0 0 0

3403 Tetanus neonatorum 6 0 6

3503 Tumor Ganas: Payudara 20 2 22

3511 Tumor Jinak: Payudara 14 3 17

3513 Tumor Jinak Lain - lain 9 8 17

3514 CA Hepar 0 0 0

3601 Kecelakaan 1196 298 1494

3611 Trauma tdk disebut bag tubuh 515 272 787

3612 Luka Bakar 65 55 120

3701 Anemia : Deff. Fe 815 497 1312

3702 Anemia : Deff. B12 267 86 353

3703 Anemia : Deff. Asam Folat 245 131 376

3704 Anemia lain 2746 563 3309

3801 Impetigo 265 118 383

3802 Abses, Furuncle, Carbuncle 2766 1183 3949

3803 Cellulitis 202 188 390

3804 Lymphadenitis akuta 18 45 63

(30)

3807 Penyakit kontak alergi 1660 1728 3388 3808 Pruritis 284 115 399 3809 Dermatitis lain 5421 2506 7927 3810 Psoriasis 605 133 738 3811 Urticaria 1698 132 1830 3812 Acne vulgaris 111 11 122 3813 Ulcus dicubitus 42 5 47 3901 Stroke 535 513 1048

4001 Rheumatoid arthritis lain 29323 25912 55235

4002 Gout 2398 1406 3804

4005 Osteoporosis dgn / tanpa fraktur 290 113 403

4102 Nyeri perut dan panggul 10294 4097 14391

4103 Mual dan muntah 4189 925 5114

4104 Nyeri ulu hati 5969 927 6896

4105 Dysphagia 883 222 1105

4106 Ikterik 129 49 178

4107 Asites 177 60 237

4108 Rash kulit 11 4 15

4109 Masa lokal di kulit / bawah kulit 1 0 1

4113 Demam 3034 2949 5983

4114 Pusing 1603 1744 3347

4115 Nyeri tak jelas 136 54 190

4116 Letih Lesu 251 241 492

4125 HIV 0 0 0

4127 Proteinurea 0 0 0

4201 Kematian Kehamilan 0 0 0

4202 Kematian Persalinan 0 0 0

4203 Kematian pasca persalinan 1 0 1

4301 Tetanus neonatorum 0 0 0 4302 Infeksi lain 1476 352 1828 4303 Neoplasma 0 0 0 4304 Malnutrisi 1 2 3 4305 Infeksi pernafasan 1064 750 1814 4309 Cacat conginetal 191 72 263 4400 Penyakit lain-lain 24243 24902 49145

4601 Kunjungan Ibu Menyusui 4055 13886 17941

Jumlah 431630 270576 702206

E. STATUS GIZI BALITA

Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan di posyandu. Pada tahun 2008 di Kabupaten Demak menunjukkan

(31)

jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 23.007 bayi dan jumlah Balita yang ada (S) sebesar 91,916 anak. Untuk kasus bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2008 yaitu sebanyak 147 bayi (0,64%), menurun dari tahun sebelumnya yaitu 768 bayi (3,20%). Sedangkan jumlah Balita yang datang dan ditimbang (D) di posyandu dari seluruh balita yang ada 91.916 anak (S) yaitu sejumlah 75,658 anak (80,82%) dengan rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 57,324 anak (80,17%) dan Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 1.105 anak (1,55 %).

Permasalahan gizi yang masih tetap ada dan jumlah cenderung menurun adalah masalah gizi buruk. Gizi Kurang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang kurang, keadaan sosial ekonomi dan kejadian penyakit. Sedangkan untuk kasus gizi buruk ditemukan sebanyak 46 kasus. Sedangkan tahun 2006 sebanyak 74 kasus. Dari seluruh kasus gizi buruk tersebut juga telah dilakukan intervensi khususnya upaya perbaikan gizi masyarakat dalam bentuk kegiatan pemberian PMT pemulihan selama 180 hari, perawatan serta pengobatan baik di puskesmas maupun di Rumah Sakit dengan bantuan dana program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dan APBD II.

Hasil pemantauan status gizi lima tahun terakhir yaitu tahun 2004, 2005,2006 dan tahun 2008 terlihat dalam grafik di bawah ini:

Tabel. 4

Status Gizi Balita Kabupaten Demak Tahun 2004-2008

No Status Gizi 2004 2005 2006 2007 2008 1 Gizi Lebih 1,96 % 2,59% 2,04% 1’86 % 1,11 % 2 Gizi Baik 78,32 % 77,74% 80,13% 80,67 % 82,84 % 3 Gizi Kurang 17,98 % 17,80% 15,98% 15,52 % 14,70 % 4 Gizi Buruk 1,74 % 1,86% 1,84% 1,95 % 1,71% Jumlah 100 % 100% 100% 100% 100%

(32)

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa pravalensi gizi baik balita pada tahun 2008 mengalami peningkatan. Bila dibanding dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada tahun 2010, yaitu sebesar 80 %, maka dapat dikatakan balita di Kabupaten Demak pada tahun 2008 termasuk kategori baik masih diatas indikator Indonesia sehat 2010. Sedangkan kondisi balita gizi buruk, terdapat penurunan prosentase balita gizi buruk, yaitu 1,95 % pada tahun 2007 menjadi 1,71 % pada tahun 2008. Seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Gambar .5

Persentase Gizi Buruk Balita Kabupaten Demak Tahun 2004 – 2008

1,74 1,86 1,84 1,95 1,71 1,55 1,6 1,65 1,7 1,75 1,8 1,85 1,9 1,95 2 2004 2005 2006 2007 2008

Dengan interpretasi bahwa bila di suatu daerah kondisi balita dengan gizi buruknya lebih dari 0,05 % disebut daerah yang rawan pangan, dapat disimpulkan bahwa untuk Kabupaten Demak merupakan daerah rawan pangan karena balita dengan kondisi gizi buruknya sebesar 1,71 %. Hal ini mungkin disebabkan karena masih rendahnya tingkat kemampuan dan pengetahuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi, meningkatnya harga sembako, khususnya pada balita,

(33)

kurangnya tenaga gizi di puskesmas, dan masih adanya 9 kecamatan yang rawan pangan dan gizi.

(34)

BAB IV

UPAYA KESEHATAN

Tujuan dari dilaksanakannya pembangunan kesehatan adalah untuk mencapai Kabupaten Demak Sehat dan mandiri, melalui pemberian pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat dan juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya kelompok rentan, yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui.

A. PELAYANAN KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil

Manfaat diketahuinya cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah a. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil b. Untuk mengukur atau menilai pengetahuan, sikap dan perilaku

ibu hamil.

c. Untuk mengukur pelayanan KIA.

Yang dapat dinterpretasikan bahwa semakin besar persentase cakupan dan jangkauan kesejahteraan ibu hamil dan anak, yang juga dapat menunjukkan sikap dan perilaku ibu hamil yang semakin baik dan mutu pelayanan KIA yang semakin baik.

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 di Kabupaten Demak tahun 2008 sebesar 95,91 % dan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 sebesar 91,34 %. Pencapaian tersebut jika bibandingkan dengan target SPM untuk cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 95 %, maka dapat disimpulkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil di kabupaten demak masih belum memenuhi target

2. Pelayanan Persalinan dan Nifas.

Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes) merupakan salah satu upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.

(35)

Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih dan tidak terlatih).

Yang dapat di interpretasikan bahwa semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga terlatih, semakin tinggi tingkat pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat terhadap persalinan.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 di Kabupaten Demak adalah sejumlah 22.623 persalinan (92,87%). Sedangkan sisanya dilakukan oleh dukun terlatih. Dibandingkan tahun 2007 persalinan nakes sebesar 98,74 %, maka terjadi penurunan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa menurunnya cakupan persalinan oleh tenaga terlatih, maka semakin rendah tingkat pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat terhadap persalinan.

Gambar 6

Grafik Persentase Persalinan Oleh Nakes Kabupaten Demak Tahun 2005-2008

90,36 96,18 98,74 92,87 86 88 90 92 94 96 98 100

(36)

3. Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Pra Sekolah).

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Pra Sekolah) dapat di gunakan untuk melihat mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak, untuk melihat kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan fasilitas pelayanan KIA di Puskesmas, untuk menilai tingkat kemudahan pencapaian fasilitas pelayanan kesehatan.

Semakin tinggi frekuensi kunjungan anak Balita, semakin tinggi pula mutu pelayanan, kesadaran serta tingkat kemudahan pencapaian fasilitas pelayanan kesehatan.

Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita ( Pra sekolah ) di Kabupaten Demak tahun 2008 sebesar 32,27 % jika di banding tahun 2007 sebesar 55,96 % berarti mengalami penurunan.

Gambar 7

Grafik Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita ( Pra Sekolah ) Tahun 2006 - 2008 23,28 55,96 32,27 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 2006 2007 2008

4. Kunjungan Neonatus (0 – 28 hari)

Cakupan kunjungan neonatus tingkat Kabupaten Demak tahun 2008 sebesar 22.909 (99,27%), dimana jumlah ini menurun apabila

(37)

dibandingkan dengan tahun 2007 sebanyak 23.976 anak (100,00%). Apabila dibandingkan dengan target Renstra Tahun 2008 yaitu 99,3%, maka angka ini sudah mencapai target tersebut. Keberhasilan pencapaian ini disebabkan : meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan neonatus, peningkatan pelayanan kesehatan terutama kesehatan anak (neonatus, bayi, balita) di Puskesmas, dan adanya pemeriksaan kunjungan ke rumah oleh tenaga kesehatan bagi neonatus yang tidak dapat berkunjung ke puskesmas serta sistem pencatatan dan pelaporan (PWS KIA) yang sudah berjalan dengan baik.

5. Kunjungan Bayi (1 - 12 bulan)

Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (1 – 12 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali. Hasil cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2008 sebesar 19.453 (84,30%) dimana jumlah ini mengalami penurunan dari tahun 2007 yaitu 19.934 bayi (83,14%), capaian ini masih dibawah target Renstra Kabupaten Demak Tahun 2008 sebesar 99,25 %.

6. Pelayanan Keluarga Berencana.

Peserta Keluarga Berencana aktif di Kabupaten Demak selama tahun 2006 jumlah peserta KB aktif sebanyak 164.274 peserta, tahun 2007 jumlah peserta KB aktif sebanyak 168.934 peserta, sedangkan tahun 2008 jumlah peserta KB aktif sebanyak 172.893 peserta, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Demak seperti pada grafik di bawah ini :

(38)

Gambar. 8

Jumlah Persentase KB Aktif Kabupaten Demak Tahun 2006 – 2008

96,44 78,94 74,57 0 20 40 60 80 100 120 2006 2007 2008

Peserta Keluarga Berencana baru di Kabupaten Demak selama tahun 2006 jumlah peserta KB baru sebanyak 28.318 peserta, tahun 2007 jumlah peserta KB baru sebanyak 29.625 peserta, tahun 2008 jumlah peserta KB baru sebanyak 50.369 peserta hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah peserta KB baru di Kabupaten Demak seperti pada grafik di bawah ini :

Gambar 9

Grafik Persentase Peserta KB Baru Kabupaten Demak Tahun 2006 – 2008

16,62 13,95 21,73 0 5 10 15 20 25 2006 2007 2008

(39)

7. Pelayanan Imunisasi

Dari lampiran tabel 23 dapat diketahui bahwa bayi yang telah diimunisasi BCG adalah sebesar 98,11 %, DPT 1 sebesar 98,25 %, DPT 3 sebesar 93,25 %, Polio 3 sebesar 93,25 %, Campak sebesar 92,77 % dan Hepatitis B3 sebesar 93,25 %.

Dari gambar di bawah terlihat bahwa cakupan UCI desa selalu mengalami peningkatan mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, walaupun pernah terjadi penurunan dari tahun 2004 kedengan tahun 2005.

Gambar 10

Cakupan UCI Desa Kabupaten Demak Tahun 2004 – 2008

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI TAHUN 2004 - 2008

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI TAHUN 2004 - 2008

73,68 61,1 86,75 96,79 99,60

2004 2005 2006 2007 2008

Capaian Pelayanan Imunisasi pada WUS untuk TT1 sebesar 0,86 % , TT2 sebesar 1,26 %, TT3 sebesar 2,06 %, TT4 sebesar 2,06

(40)

8. Upaya Kesehatan Khusus.

a. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat.

Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat yang dapat diakses oleh masyarakat di Kabupaten Demak pada tahun 2008 sebanyak 9 sarana kesehatan ( 31,03 % ) yaitu 3 Rumah Sakit Umum, dan 6 puskesmas. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 29. Apabila dibandingkan dengan target SPM 2005 (40%), maka jumlah ini belum mencapai target tersebut.

b. Pelayanan Kesehatan Jiwa

Selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara umum, sarana kesehatan yang ada juga memberikan pelayanan terhadap kesehatan jiwa.

Pelayanan kesehatan jiwa pada Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Demak pada tahun 2008 menunjukkan pencapaian sebesar 0,42%. Pelayanan kesehatan jiwa di Kabupaten Demak pada umumnya belum memenuhi target yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu :

1). Kurangnya pendidikan dan pelatihan kemampuan dokter dan tenaga medis dalam pelayanan kesehatan jiwa.

2). Petugas kesehatan belum memiliki pengetahuan dan kemampuan melakukan deteksi dini dari gejala yang menjurus pada gangguan kejiwaan.

3). Perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi program kesehatan jiwa.

4). Belum adanya klinik kesehatan jiwa di sarana kesehatan (Rumah Sakit Umum).

(41)

b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan di puskesmas pada tahun 2008 yaitu tumpatan gigi tetap sebanyak 3.284 dan pencabutan gigi tetap sebanyak 3.918, dengan rasio untuk tambal dibandingkan pencabutan gigi sebesar 0,84 %.

Di dalam pelayanan UKGS di sekolah dasar, dilaksanakan pemeriksaan kesehatan gigi pada 8.995 siswa (7,40 %), terdapat 8.995 siswa perlu perawatan dan yang telah mendapatkan perawatan sebanyak 254 siswa (2,82%).

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2008 perbandingan tumpatan dan pencabutan gigi tetap minimal > 1, maka pencapaian pelayanan kesehatan gigi dan mulut belum mencapai target. Hal ini disebabkan kesehatan gigi dan mulut masih belum menjadi alasan penting masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selain itu pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih belum terlaksana dengan baik sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pelaporannya. Untuk itu perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan gigi mulut khususnya pada upaya kesehatan secara promotif dan preventif, peningkatan kemampuan tenaga kesehatan serta peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan yang ada.

c. Pelayanan Transfusi Darah

Hasil kegiatan pelayanan transfusi darah di Kabupaten Demak pada tahun 2008 sebesar 1.308 kantong darah. Dari jumlah tersebut semua ( 100 % ) dilakukan scrinning terhadap

(42)

HIV-AIDS dan yang posotif HIV/HIV-AIDS adalah sebanyak 2 pendonor (0,15 % ).

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Jaringanya dapat dilihat dari lampiran tabel 42 dapat diketahui jumlah penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Demak khususnya di Puskesmas, untuk rawat inap sebanyak 886 kunjungan dan rawat jalan sebanyak 1.101.618 kunjungan. Yang terdiri dari kunjungan baru sebanyak 229.923 dan kunjungan lama 898.049.

Cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan jaringannya di Kabupaten Demak tahun 2008 sebesar 21,42 %, sedangkan kunjungan rawat inap di Puskesmas perawatan sebesar 0,24 %. Jika di banding dengan tahun 2007 cakupan kunjungan di Puskesmas mengalami penurunan, pada tahun 2007 Cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan jaringannya sebesar 24,12 %, sedangkan kunjungan rawat inap di Puskesmas perawatan sebesar 1,16 %.

C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

sedangkan untuk RS milik pemerintah, rawat jalan sebanyak 17.747 kunjungan dan rawat inap sebanyak 7.866 kunjungan. Dan untuk RS Swasta, rawat jalan RSU Pelita Anugerah sebanyak 18.704 kunjungan dan rawat inap sebanyak 3.734 kunjungan, rawat jalan RSI NU Demak sebanyak 7.836 kunjungan dan rawat inap sebanyak 4.799 kunjungan. D. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

1. Penyakit Bersumber Binatang

a. Pemberantasan Penyakit Malaria ( P2 Malaria )

Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat muncul kembali setelah dilakukan upaya eradikasi maupun eliminasi (Re-emerging desease) dan masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat Asia Tenggara, begitu juga

(43)

di Indonesia penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di seluruh kawasan Indonesia, namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa-Bali, bahkan di beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut hasil pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis Malaria.

Pada tahun 2008 jumlah penduduk yang terkena malaria sebanyak 3 orang, yaitu di kecamatan karangtengah sebanyak 1 orang, Kecamatan Mranggen sebanyak 1 orang, Kecamatan Bonang sebanyak 1 orang.

b. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (P2DBD).

Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kepanikan masyarakat karena perjalanan penyakitnya yang cepat dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Hingga kini masalah surveilans DBD masih dihadapkan banyak permasalahan karena kasus-kasus yang dilaporkan tidak semua didukung dengan pemeriksaan laboratorium ( penurunan trombosit dan hematokrit ) sehingga terjadi kecenderungan “ over diagnosa “. Hal ini menyebabkan tidak dilakukan pengelompokkan penderita antara demam dengue ( DD ), demam berdarah dengue ( DBD ) dan dengue shock syndrome.

(44)

Vektor yang berperan dalam penularan DBDB dan Chikungunya adalah nyamuk Aedes Aegypti dan vektor potensialnya nyamuk Aedes Albopictus.

Jentik Aedes Aegypti banyak ditemukan di bak mandi, drum, tempat penampungan air dispenser, tempat penampungan air refrigerator, ban bekas, vas bunga, talang rumah, kolam ikan hias yangterbelengkalai / tidal di gunakan lagi, sedangkan untuk larva Aedes Albopictus lebih banyak ditemukan di luar rumah seperti pada ketiak pohon, lubang-lubang pohon, potongan bambu dan pada berbagai barang-barang bekas yang berada di luar rumah.

Pada tahun 2008 Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 585 kasus ( IR : 54,51 ). Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang berjumlah 425 kasus dan tahun 2006 yang berjumlah 141 kasus.

Gambar 11

Grafik Jumlah Kejadian Penyakit DBD Kabupaten Demak Tahun 2005-2008 65 141 425 585 0 100 200 300 400 500 600 700 2005 2006 2007 2008

(45)

Dari gambar diatas terlihat bahwa Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 selalu mengalami peningkatan. Namun berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan kejadian DBD di Kabupaten Demak antara lain, dengan : Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ), Pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi DBD, Fogging fokus dan lain – lain.

Gambar 12

Grafik Cakupan Rumah/Bangunan Bebas Jentik Kabupaten Demak Tahun 2005-2008 88,42 83,31 75,20 49,63 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2005 2006 2007 2008

Kalau melihat angka bebas jentik yang masih rendah, sangat wajar kalau di Kabupaten Demak masih menghadapi masalah dengan Demam Berdarah. Angka yang diharapkan adalah minimal 95 % sesuai Standar Pelayanan Minimal.

Upaya pencegahan telah dilakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk, Keberhasilan gerakan ini dapat

(46)

terjadi. Tampaknya Kabupaten Demak kurang berhasil dalam melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk ini.

c. Leptospirosis

Penyakit Leptospira merupakan penyakit zoonosa yang dapat menular ke manusia dan sering menimbulkan kejadian luar biasa. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena terjadi kerusakan organ tubuh yang penting ( ginjal, lever, jantung ) dan kelompok yang terserang adalah mereka yang mempunyai perilaku tidak bersih, serta sangat erat kaitannya dengan riwayat kontak dengan air kotor.

Kecenderungan penyakit leptospira terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan karena terjadinya banjir atau meningkatnya genangan air yang tercemar urine tikus reservoir kuman leptospira.

Di wilayah Kabupaten Demak pada tahun 2008 kasus leptospirosis sebanyak 72 kasus, dan semua telah mendapatkan perawatan. Dari sejumlah kasus tersebut meninggal 8 orang (11,11%). Dan kasus terbanyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Bonang I yaitu sebanyak 14 kasus.

d. Avian Influenza

Avian Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipa A (H5N1), yang ditularkan oleh unggas dan dapat menyerang manusia.

Kasus suspek adalah seseorang dengan gejala demam/panas 38 ≥ 38° C, dengan disertai gejala : batuk, sakit tenggorokan, pilek, napas pendek / sesak napas, dan harus disertai satu atau lebih keaadaan dibawah ini :

(47)

1) 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas kontak dengan unggas (ayam, itik, burung, dll...) sakit/mati mendadak yang belumm diketahui penyebabnya dan babi serta produk mentahnya (pupuk kandang, telur yang masih kotor/terkontaminasi).

2) 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas pernah tinggal di daerah yang terdapat kematian unggas yang tidak biasa.

3) 7 hari terakhir sebelum timbul gejala diatas pernah kontak dengan specimen Avian Influensa H5N1 (bekerja di laboratorium untuk Avian Influenza).

4) Pemeriksaan darah menunjukkan leukopeni ≤ 5000

ul dan atau trombositopenia ( trombosit ≤150.000 )

5) Ditemukan adanya titer antibodi terhadap H5 dengan pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA test untuk influenza A tanpa subtipe.

6) 7 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas pernah kontak dengan penderita Avian Influenza konfirmasi.

Kematian akibat Acute respiratory Distress Syndrome ( ARDS ) dengan salah satu atau lebih keadaan di bawah ini :

1) lekopenia atau limfopenia (relatif / Diff. Count ) atau trombositopenia.

2) Foto thorax serial menggambarkan pneumonia atipikal atau infiltrat di kedua sisi paru yang makin meluas.

Di wilayah Kabupaten Demak pada tahun 2008 sebanyak 5 kasus suspek flu burung, dari sejumlah kasus tersebut tidak ada yang meninggal. Dari 5 kasus tersebut 2 kasus menjalani rawat jalan, dan 3 kasus mendapat perawatan di RSUP DR Karyadi

(48)

e. Pemberantasan Penyakit Filariasis ( P2 Filariasis )

Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ”The Global Goal of Elimination of

Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”.

Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain

Mansonia, Anopheles dan Culex.

Di Indonesia, sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar ke 30 provinsi pada lebih dari 231 kabupaten dengan jumlah kasus kronis 6.635 orang. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 species cacing filaria, yaitu

Wucherecia bancrofti, Brugia Malayi dan Brugia Timori.

Di kabupaten Demak meskipun pada tahun 2008 penyakit Filariasis kasusnya menurun bila dibandingkan pada tahun sebelumnya, Jumlah kasus penyakit filaria pada tahun 2008 sebanyak 2 kasus sedangkan tahun 2007 hanya 4 kasus. Kasus ini merupakan kasus lama.

Program P2 Filariasis masih harus diperhatikan karena mengingat tidak menutup kemungkinan penyebarannya akan meluas ke wilayah lainnya jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan.

(49)

a. Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru (P2 TB Paru) WHO memperkirakan pada saat ini, Indonesia merupakan negara penyumbang kasus TB terbesar ke-3 di dunia, yang setiap tahunnya diperkirakan terdapat penderita baru TB menular sebanyak 262.000 orang (44,9% dari 583.000 penderita baru TB) dan 140.000 orang diperkirakan meninggal karena penyakit TBC. Angka tersebut diyakini sangat memungkinkan, apalagi bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan perumahan, sosial ekonomi masyarakat, serta kecenderungan peningkatan penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini.

Di Kabupaten Demak pada tahun 2008, menurut data laporan dari 26 Puskesmas jumlah suspek sebanyak 4.390 orang. Menurut laporan tersebut penderita yang dinyatakan positif menderita TB Paru tercatat sebanyak 596 orang dan penderita yang diobati sebanyak 596 orang (100%). Jumlah penderita yang di obati dan sembuh pada tahun 2007 sebanyak 540 orang ( 92,78 % ).

Wilayah kerja Puskesmas yang terbanyak penderitanya adalah Puskesmas Wedung 1 yaitu 46 kasus dan terendah adalah Puskesmas Sayung 1 yaitu 7 kasus.

Angka ini bila dibandingkan dengan Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA positif sesuai Indikator Sehat 2010 (85%) dapat dikatakan telah mencapai target. Keadaan tersebut disebabkan karena adanya kegiatan sosialisasi, peran serta lintas program dan lintas sektor dalam

(50)

b. Pemberantasan Penyakit Kusta (P2 Kusta)

Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini, sebagian besar penderita dan mantan penderita kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

Tahun 2008, jumlah penderita Kusta sebanyak 89 orang yang terdiri 11 orang penderita PB dan 63 orang penderita MB.

c. Pemberantasan Penyakit Diare (P2 Diare)

Perkembangan penderita Diare di Kabupaten Demak mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.

Gambar 13

Grafik Jumlah Kejadian Penyakit Diare Kabupaten Demak Tahun 2005-2008

27 .81 5 736 7 25 15 8 21 86 2 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 2005 2006 2007 2008

Gambar

Grafik Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Demak Tahun 2008
Grafik  Persentase Peserta KB Baru Kabupaten Demak  Tahun 2006 – 2008

Referensi

Dokumen terkait

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setelah persoalan ganti rugi keuangan berakhir diatasi, Sultan HB VII merasakan bahwa dirinya kini berhak kembali memegang kendali pemerintahan seutuhnya. Ia menyadari bahwa

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

Mengukur efektivitas penggunaan listrik pra-bayar untuk dapat memastikan bahwa suatu produk yang diadakan tersebut efektif atau tidak, maka harus dilakukan dengan

Pembelajaran dengan model Teams Games Tournament adalah salah satu model dalam belajar kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengajar untuk menyelesaikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai